Dosen pengampu:
Disusun oleh:
402018016
BANDUNG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN DHF
A. Definisi
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albocpictus.
Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa dengan manifestasi
klinis demam, nyeri otot atau sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
Derajat III Ditandai oleh gejala kegagalan sirkulasi yaitu nadi lemah dan
Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk genus flavivirus dari
keluarga falviviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Infeksi dari salah satu serotipe menimbulkan antibodi terhadap virus yang
Seorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3/4 serotipe
yang berbeda selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan
di berbagai daerah di Indonesia (Sudoyo Aru dkk, 2009 dalam Nurarif dan
Kusuma, 2015).
Gejala klinis utama pada DHF adalah demam dan perdarahan baik yang
timbul secara spontan maupun setelah uji tourniquet (Soegeng, 2006). Adapun
berdasarkan kriteria WHO 1997 dalam Nurarif dan Kusuma (2015) tanda dan
- Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik
atau melena.
- Trombositopenia <100.00/ul
- Kebocoran plasma yang ditandai dengan peningkatan nilai hematokrit >20%
dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin dan ditandai dengan
PGE2 Hipothalamus
Hipertermi
Hipoksia jaringan
Paru-paru Hepar Abdomen
1. Prosedur diagnostik
- Trombositopeni
- Asidosis
Menurut WHO dan Depkes RI (2000), uji tourniquet dilakukan dengan cara
memompakan manset sampai ketitik antara tekanan sistolik dan diastolik selama
lima menit. Hasil dipastikan positif bila terdapat 10 atau lebih ptekie per 2,5 cm².
Pada DHF biasanya uji tourniquet memberikan hasil positif kuat dengan dijumpai
20 ptekie atau lebih. Uji tourniquet bias saja negatif atau hanya positif ringan
selama masa shok, dan menunjukkan hasil positif bila dilakukan setelah masa
d. Isolasi virus
e. Radiologi foto thorak: 50% ditemukan efusi fleura, efusi pleura dapat terjadi
h. USG : hematomegali-splenomegal
2. Farmakoterapi
a. Ciprofloxasin
Golongan fluorkuinolon dengan spektrum kerja yang luas sebaiknya obat ini
digunakan sebagai obat untuk menghindari resistensi dengan pesat. Obat golongan
bakterial yang bertanggung jawab terhadap proses pembukaan dan supercoil DNA
saluran kencing. Efek samping: mual muntah, kadang-kadang terjadi neuritis. Zat
b. Paracetamol
Derivat asetanilida ini adalah metabolit dari fenasitin yang dahulu banyak
digunakan sebagai analgetikum, tetapi pada tahun 1978 telah ditarik dari
analgetik dan antipiretik, tetapi tidak antiradang. Dewasa ini dianggap sebagai zat
Berdaya k.l 20% lebih kuat dari prednisolon (1956) dengan berbagai cara
penggunaan oral dan parentral. Efek Samping: retensi Na, dan cairan, gangguan
d. Metoklopramid
gelisah, hipertensi.
e. Imboos Force
Komposisi Pertablet imboos force: echinacea 250 mg, Zn, picolinate 10 mg.
f. Infus RL
mEq/L, Laktat 28 mEq/L (NaCl 6 gram), KCl (0,3 g. CaCl2 0,2 g, Na Laktat 3,1
Tujuan diet pada pasien DHF adalah memberikan makanan dan cairan
komplikasi pendarahan. Menurut Almatsier (2004) syarat diet pada pasien DHF
c. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
d. Rendah serat terutama serat tidak larut air. Pemberian serat ditingkatkan
secara bertahap
pembekuan.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
perorangan)
g. Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut, baik total, maupun
suplemen
dipuasakan
1. Pengkajian
verifikasi, komunikasi dan data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari dua
tipe yaitu data subyektif dan persepsi tentang masalah kesehatan mereka dan data
a. Aktivitas/ Istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Pencernaan
2. Diagnosa Keperawatan
abdomen)
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
intravaskuler ke ekstravaskuler
3. Intervensi Keperawatan
Keperawatan
normal
obat analgetik
sesuai indikasi
anti mual
hasil: kusmaul
pengeluaran cairan
6. Pertahankan dengan
memberikan cairan
distensi lambung,
8. Observasi adanya
kelelahan yang
meningkat, edema,
tidak teratur
tanpa dextrose
10.Pantau pemeriksaan
Na, K),
- Trombosit 150.000-
400.000