Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DHF ( Dangue haemorrhagic fever )

RSUD LABUANG BAJI

OLEH :

NURKHAFIFAH

14220190068

C1 LAHAN C1 INSTITUSI

NELLY , AMK Andi Mappanganro, S.KEP.,NS.,M.KEP

PROGRAM STUDI ILMUKEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020/2021
A. KONSEP MEDIS

1. DEFENISI DHF ( Dengue Haemorrhagic Fever )


Dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang diseratai dengan
adanya manifestasi perdarahan, yang yang bertendensi mengakibatkan rejatan yang dapat
menyebabkan kematian (Arief Mansjoer & Suprohaita, 2007). Dengan DHF adalah infeksi
akut yang disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes albopictus ( Ngastiyah, 2011). Adapun klasifikasi menurut WHO sebagai berikut :
a. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan.
b. Derajat II
Derajat ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
c. Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmHg, kilit
dingin, lembab, gelisah, hipotensi )
d. Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur.

2. ETIOLOGI
a. Virus dengue
Penyakit ini termasuk kedalam arbovirus grup B, terapi dari 4 tipe yaitu virus dangue
tipe 1, 2, 3, 4 dan keempat tipe virus dengan dangue tersebut terdapat di Indonesia dan
dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dangue yang termasuk
dalam genus flavivirus ini diameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik
pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel mamalia miasalnya
sel BHK (babby homster kidney ) maupun sel-sel arthopoda misalnya sel aedes
albipictus.

b. Vector
Virus dangue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yg ditularkan melaliu vector yaitu nyamuk aedes
aegypti, nyamuk aeds albopictus, aedes polynesiebsis dan beberapa spesies
lainmerupakan vector yg kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbilkan antibody seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya.

c. Host
Jika seorang mendapat virus dangue yang sama tipenya maupun virus dangue tepe
lainnya. Dangue haemoragic fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah
mendapatkan infeksi virus dangue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua
kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dangue
untuk pertama kalinya jika ia telah menapat imunitas terhadap dangue dari ibunya
melalui plasenta.

3. PATOFISIOLOGI

Virus dangue yg telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal
tersebut menyebabkan pengaktifan complemen sehingga terjadi komplek imun antibody virus
penyaktifan tersebut akan membentuk dan melepaskan zat (3a, C5a, bradykinin, serotonin,
thrombin, histamine ). Yg akan merangsang PGE2 di Hipotalamus sehingga terjadi
termolegurasi instabil yaitu hipertermia yang akan meningkatkan reabsorpsi Na + dan air
sehingga terjadi hepovolemi. Hepovolemi juga dapat disebabkan peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran plasma. Adanya komplek imun
antibody-virus juga meneimbulkan agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi
trambosit, trombositopeni, coagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan
berlebihan yang jika berlanjut terjadi shock dan jika shock tidak teratasi terjadi hypoxia
jaringan dan akhirnya terjadi asidosis metabolic. Asidosis metabolic juga disebabkan karena
kebocoran plasma yang akhirnya terjadi hypoxia jaringan.

Masa virus dangue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup dalam
sel yang hidup, sehngga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam kebutuhan
protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh manusia. Sebagai reaksi
terhadap infeksi terjadi (1) aktifitas system complement sehingga dikeluarkan zat
anafilaktosin yang menyebabkan peningkatan permebilitas kapiler sehingga terjadi
perembasan plasma dari ruang intravaskuler ke ekstravaskuler, (2) agregasi trombosit
menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombisit sebagai
akibatnya akan terjadi mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan
sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau mengaktifasi factor pembekuan. Ketiga
factor tersebut akan menyebabkan (1) peningkatan permeabilitas kapiler; (2) kelainan
hemostatis, yang disebabkan oleh vaskulopati ; trombositopenia ; dan kuagilopati (Arief
Mansjoer & Suprihaita, 2007 ).
4. PATHWAY / PENYIMPANGAN KDM

Arbovirus

Beredar dialiran darah

Infeksi virus

Mengaktifasi system komplemen Hepatomegali

Membentuk dan melepaskan C3a dan C5a Nyeri

Hypothalamus

Hipertermi
Resiko syok hipovolemik

Reabsorpsi Na+ + H2O


Terjadi renjatan dan hipotensi

Permeabilitas kapiler
Kebocoran plasma

Trombositopenia Resiko perdarahan


Ke ekstravaskuler

Trombosit dalam darah


Abdomentatasites

Perdarahan
Mual, muntah, anoreksia Difisit volume cairan

Hb dalam darah
Perubahan nutrisi kurang
dari keburuhan tubuh Kurang pengetahuan
Suplai O2

Gangguan perfusi jaringan


5. MANIFESTASI KLINIK
1. Dengue fever
Anak < 15 tahun biasanya memiliki gejala demam nonspesifik mungkin juga disertai
maculopapular rash, juga disertai gejala sebagai berikut :
a. Nyeri seluruh badan
b. Demam tinggi > 39 derajat celcius
c. Sakit kepala
d. Nyeri daerah belakang mata
e. Limfadenopati
f. Maculopapular rash yang terjadi pada awal demam sampai akhir demam
g. Gejala-gejala lain yang melibatkan saluran nafas dan bawah
h. Faringtis, muntah dan diare
i. Tidak nafsu makan

Masa inkubasi antara 3-14 hari, umumnya 4-6 hari. Puncak masa demam dan nyeri
berlangsung 2-7 hari dan diikuti periode membaik perlahan. Masa penyembuhan
berlangsung selama 2 minggu.
a. Test tourniquet (+), ptechiae, epistaxis, gusi berdarah, hematuria, hypermenorrhea
mungkin timbu, DF dengan komplikasi perdarahan harus dibedakan dengan DHF.
b. Lab : CBC – normal / leucopenia, trombosit – biasanya normal, proprombin time –
normal, serologi – normal, liver enzyme – normal /meningkat.
c. DD / berbagai infeksi virus/bakteri/parasite/ricttsia.

2. Dangue haemorrhagic fever


Gejala hamper sama dengan demam dengue karena infeksi yang lain. Ketika demam
terjadi pada 2-7 hari tanda ekstravasasi plasma mulai tampak, kesan mendiagnosa DHF
biasanya dalam 24 jam sebelum dan sesudah demam.

Menurut WHO mendiagnosa DHF memiliki 4 kriteria :


1. Demam tinggi mendadak
2. Manifestasi perdarahan seperti hemoconsentrasi, trombositopenia, uji torniket positif
3. Kegagalan sirkulasi sebagai tanda dari gangguan permeabilitas pembuluh darah,
seperti hopoproteinemia, effusions.
4. Hepatomegaly

Jadi DHF memiliki ciri klinis sebagai berikut :


a. Lebih sering terjadi pada anak yang lebih besar
b. Gejala hamper sama dengan demam dengue
c. Plashing pada daerah muka
d. Nyeri epigastrium, anoreksia dan muntah
e. Hepatomegaly
f. Kemungkinan perdarahan – petechiae, hematuria, hematemesis, epistaksis, melena,
perdarahan gusi.
g. Uji rumple lee (+)
h. Komplikasi merupakan fase kritis yang terjadi setelah demam turun yang bila tidak
memdapat penanganan dan pengawasan ketat akan menyebabkan gangguan sirkulasi
– DSS.

3. Dengue shock syndrome


DSS timbul sebagai komplikasi dari DHF yang tidak ditangani dengan baik. Gejala
umum akan terjadinya shock yaitu nyeri perut, muntah dan lemas. Pasien juga memiliki
gejala yang berhubungan dengan kegagalan sirkulasi.
Tanda :
1. Hari demam ke 4-5
2. Suhu turun
3. Nadi cepat tanpa demam
4. Hipotensi
5. Leucopenia < 5000/mm3

6. KOMPLIKASI

Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :


1. Perdarahan luas.
2. Shock atau renjatan.
3. Effuce pleura.
4. Penurunan kesadaran

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Ig.G Dengue positif
b. Trombositopenia
c. Hemoglobin meningkat
d. Menokonsentrasi ( hematocrit meningkar )
e. Hasil pemeriksaan kimia darah : hopoproteinemia, hyponatremia dan hipokalamia.
f. Pada hari kedua dan ketiga terjadi leukopenia, neutropenia, aneosinophilia,
peningkatan limposit, monosit dan basophil.
g. SGOT atau SGPT darah mungkin meningkat
h. Ureum dan Ph darah mungkin meningkat
i. Waktu pendarahan memanjang
j. Pada pemeriksaan analisa gas darah arteri menunjukkan asidosis metabolic : PCO 2 <
35-40 mmHg, HCO3 rendah.
2. Pemeriksaan serologi
Pada pemeriksaan ini dilakukan pengukuran literantibodi pasien dengan cara
haemaglutination nibitron test (HIT test) atau dengan uji peningkatan komplemen pada
pemeriksaan serologi dibutuhkan dua bahan pemeriksaan yaitu pada masa akut atau
demam dan masa penyembuhan (104 minggu setelah awal gejala penyakit) untuk
pemeriksaan serologi ini diambil darah vena 2-5 ml.
3. Pemeriksaan sianosis yg menunjang antara lain foto thorak mungkin dijumpai pleural
effusion, pemeriksaan USG hepatomegaly dan splenomegaly.

8. PENATALAKSANAAN
1. MEDIK
a. DHF tanpa renjatan
1) Beri minum banyak (1/2 liter / hari )
2) Obat antiperitik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
3) Jika kejang maka dapat diberi luminal untuk anak >1 th dosis 50 mg IM dan
untuk anak >1 th IM dan untuk anak >1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang
belum teratasi, beri lagi luminal dengan dosis 3 mg / kg BB anak <1 th dan
pada anak >1 th diberikan 5 mg /kg BB
4) Berikan infus jika terus muntah dan hematocrit meningkat
b. DHF dengan renjatan
1) Pasang infus RL
2) Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20-30 ml / kg
BB )
3) Transfusi jika Hb dan Ht turun

9. PROGNOSIS
Renjatan yg terjadi pada saat demam, prognosisnya buruk. Dengan sifatnya yang self-
limiting disease, angka kematian DF kurang dari 1% . angka kematian untuk kasus DHF yang
tertangani medis adalah 2-5 %. Bila DHF tidak diobati, angka kematiannya meningkat
sampai 50 % . penderita yg sembuh biasanya tanpa sekuele dan tubuhnya akan membuat
imunitas terhadap secoripe virus yang menjangkitnya.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian pada pasien dengan “ DHF
“ dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun
tahap-tahapannya meliputi :
a. Mengkaji dat dasar, keburuhan bio-psiko-sosial-spritual pasien dari berbagai sumber
(pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
c. Kaji riwayat keperawatan.
d. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda perdarahan, mual, mumtah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hati, nyeri otot sendiri, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah,
hipotensi, kulit dengan dingin dan lembab terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisa,
penurunan kesadara).

2. Diagnosis keperawatan

Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

3. Intervensi

NO Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan Keperawatan

1 Hipertermia NOC NIC - Untuk mengetahui


berhubungan Setelah dilakukan tingkat keparahan suatu
Manajemen hipertermia
dengan Proses tindakan penyakit
infeksi virus Keperawatan Observasi : - Untuk mengetahui
dengue diharapkan 1. Identifikasi penyebab kenaikan suhu tubuh
Termoregulasi hipertermia secara tiba-tiba
pasien membaik 2. Monitor suhu tubuh - Menentukan perubahan
dengan kriteria sesering mungkin deficit neurologic lebih
hasil : 3. Monitor tingkat lanjut.
1. Suhu tubuh kesadaran - Untuk memonitor
membaik 4. Memonitor TTV terjadinya peningkatan
2. Suhu kulit 5. Menghitung balance suhu tubuh dan untuk
membaik cairan merencanakan intervensi
3. Kulit merah Terapeutik : yang dilakukan untuk
menurun 1. Berikan cairan oral mengatasi masalah
4. Tidak pusing 2. Lakukan pendinginan klien.
eksternal (kompres - Kompres hangat dapat
hangat pada dahi) menyebabkan dilatasi
Edukasi : dapat meningkatkan
penguapan yang
1. Anjurkan tirah baring
mempercepat penurunan
2. Memberikan posisi
suhu tubuh
nyaman
- Membantu

Kolaborasi : mengidentifikasi factor

1. Kolaborasi pemberian yg memperberat

cairan dan pemberian ketidaknyamanan

antipireutik dengan memberikan


posisi senyaman
mungkin.
- Antiperitik
menyebabkan
hipotalamus
menurunkan suhu tubuh
4.Evaluasi

Nama pasien : Tn. A Diagnisa keperawatan : Hipertermi

Umur : 26 Th 10 Bl 28 Hr No rekam medik : 077584

Jenis kelamin : laki-laki Hari tangga : 01-06-2021

Diagnosa medis : DHF

Tanggal/Pukul Implementasi Evaluasi

01-06-2021

10.00 - Pemasangan infus RL 30 tpm S : Klien mengatakan masih demam


- Melakukan pengkajian awal
- Mengukur TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 70 X/mnt O : Llien lemas
S : 39,40C
P : 20X/mnt
A : Masalah belum terasi
- Operan
21.00 - Memantau keadaan umum
- Menganjurkan klien istrahat
P : Lanjutkan terapi Intervensi
- Mengobserfasi vital signt
06.00 TD : 130/80 mmHg
N : 70 X/mnt
S : 36,40C
P : 20X/mnt
- Melayani obat
- Inj, nevrogion 1 amp
- Inj, ceftriaxone 1 gr
- Inj, ranitiding 50 mg
08.00
- Operan jaga
- Memantau KU klien (ku lemah, infus
RL, demam (-)
- Menganjurkan lien minum banyak

02-06-2021 S : Klien mengatakan masih demam

14.00
- Memantau keadaan umum pasien (KU
masih lemas) O : Llien mulai membaik

14.10
- Menganjurkan untuk banyak minum
A : Masalah belum terasi

18.00
- Penatalaksanaan terapi
- Inj. Atoraxone qr/ru P : Lanjutkan terapi Intervensi
- Inj. Ranitidin

03-06-2021

21.00 - Operan S : Klien mengatakan suhu tubuhnya sudah


- Vicite vasien membaik
- Mengedukasi klien tentang kondisi
saat ini (membaik)
- Mengancurkan klien untuk istrahat
malam yang cukup. O : Llien sudah membaik

- Mengobservasi vital sign


06.00 - TD : 132/80 mmHg
- N : 70 X/mnt A : Masalah teratasi
- S : 36,10C
- P : 20X/mnt

- Melayani pemberian Obat P : Intervensi dihentikan


07.00
- Inj. Ceftriaxone 1 gr
- Inj. Ranitidine 50 mg
DAFTAR PUSTAKA

http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/204894/B4751.pdf?sequence=1

https://id.scribd.com/doc/311221235/LP-DHF

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/demam-dengue/edukasi-dan-
promosi-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai