Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

OLEH :

Nirmalah
NPM. 21149011010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

1. Definisi
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit  yang disebabkan oleh virus Dengue

(arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides aegypti.

Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus

dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak, disertai

manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kematian

(Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 1, 2013).

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang

dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk

setelah dua hari pertama ( www. ppni-klaten.com )

Demam dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan virus dengue yang

disebarkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi dengan virus dengue

tersebut. (Riyadi Sujono dan suharsono .  2010 )

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aedypti. (Suriadi

dan Rita Yuliani, edisi 2, 2010)

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue hemoragic fever)

adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis

demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopenia dan diathesis hemoragic. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang

ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di

rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syok syndrome) adalah demam
berdarah yang ditandai oleh renjatan/syok (Sudowo et al, 2009).

2. Etiologi
Demam dengue dan Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang

termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan virus

dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat

molekul 4x 106.

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang semuaya

dapat menyebabkan demam dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan

DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype dengue

dengan flavivirus lain sperti yellow fever, japanhese encephalitis dan west nile virus.

Dalam laboratorium virus dengue dapat beraplikasi pada hewan mamalia seperti

tikus, kelinci, anjing kelelawar dan primate. Survey epidemiologi pada hewan ternak

didapatkan antibody terhadap virus dengue pada hewan kuda, sapi dan babi. Penelitian

pada artopoda menunjukkan virus dengue dapat beraplikasi pada nyamuk genus aedes

(stegomyia) dan toxorhyncites (Sudowo et al, 2009).

3. Tanda dan Gejala

Menurut Khair 2013, tanda dan gejala pada anak adalah :

1. Demam disertai ruam-ruam makulopapular

2. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa bisa dimulai dengan demam ringan/

demam tinggi (> 39 C) yang tiba-tiba dan berlangsung selama 2-7 hari, disertai sakit

kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dan muntah dan

ruam-ruam

3. Bintik-bintik pendarahan dikulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik

pendarahan di farings dan konjungtiva


4. Penderita juga sering mengeluhnyeri menelan, dan tidak enak di ulu hati, nyeri

tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut

5. Kadang-kadang demam mencapai 40-41 C dan terjadi kejang demam pada bayi.

4. Patoflow

Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides aegipty dan

kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody,

dalam sirkulasi akan mengaktivasi system complement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan

dilepas C3a dan C5a, 2 peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan

merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh

darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trombositopeni, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor

koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X, dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab

terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia, dan

diathesis hemoragik. Rennjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersama dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding

pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila

tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic, kematian


Patway
5. Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap : 
a. hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat 20 % / lebih ),
b. Trombositopenia 100.000/mmᶾ atau kurang .
c. Hemoglobin meningkat lebih dari 20%.
d. Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga.
e. Masa perdarahan memanjang.
f. Protein rendah (hipoproteinemia)
g. Natrium rendah (hiponatremia)
h. SGOT/SGPT bisa meningkat
i. Astrup : Asidosis metabolic
2. Serologi                       : uji HI ( hemoaglutination inhibition test )
3. Rontgen thoraks          : Efusi pleura
4. Urine                            : Kadar albumin urine positif (albuminuria)  

6.      Penatalaksaan
Demam berdarah dengue tanpa disertai syok, pengobatannya hanya bersifat

simptomatis dan suportif.

a. Pemberian cairan yang cukup

Cairan diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat demam tinggi,

anoreksia dan muntah. Penderita perlu diberi minum sebanyak mungkin (1-2 liter

dalam 24 jam) sebaiknya oralit, tetapi dapat juga air teh dengan gula, jus buah,

minuman ringan, (soft drink), sirup, atau susu. Pada beberapa penderita dapat

diberikan oralit.

b. Antipiretik

Seperti golongan asetaminofen (paracetamol) jangan berikan golongan salisilat

karena dapat menyebabkan bertambahnya perdarahan.

c. Surface cooling.
d. Antikonvulsan.

Bila penderita kejang dapat diberikan : Diazepam (valium). Fenobarbital

(luminal).

6. Masalah keperawatan dan data pendukung

a. Hipovolemik

Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES), dan

dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, perdarahan

sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada

hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan

frekuensi jantug, kontraksi jantung, dan tekanann vaskuler), rasa haus, pelepasan

hormon ADH dan Aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat

menimbulkan gagal ginjal akut.

Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan

mental, konstipasi dan oliguria, penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu

meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.

Tanda-tanda penurunan berat badan akut, mata cekung, pengosongan vena

jugularis. Pada bayi dan anak-anak adanya penurunan jumlah air mata. Pada

pasien syok tampak pucat,HR cepat dan halus, hipotensi dan oliguria.

b. Hipervolemi

Adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :

a. Stimulasi kronis ginjal untuk mmenahan natrium dan air

b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air

c. Kelebihan pemberian cairan.

d. Perpindahan cairan intertisial ke plasma.

Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena jugularis, dan irama

gallop.

7. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,

perdarahan, muntah, dan demam

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual,muntah, tidak ada nafsu makan .
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus .
4. Nyeri Akut b/d Agen injuri fisik (DHF), viremia, nyeri otot dan sendi
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan .
6. Resiko syok ( hipovolemik ) berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
7. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat
spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi .

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

1. Defisit volume cairan NOC : NIC :


berhubungan dengan a. Fluid balance Fluid management
peningkatan b. Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
permeabilitas kapiler , c. Nutritional Status : Food and diperlukan
perdarahan, muntah, fluid Intake 2. Pertahankan catatan intake dan
dan demam Kriteria Hasil : output yang akurat
1. Mempertahankan urine 3. Monitor status  hidrasi
output sesuai dengan usia ( kelembaban membrane mukosa,
dan BB,BJ urine normal,HT nadi adekuat, tekanan darah
normal ortostatik ) ; jika diperlukan
2. Tekanan darah,nadi dan suhu 4. Monitor hasil lab yang sesuai
tubuh dalam batas normal dengan retensi cairan ( BUN, Hmt,
3. Tidak ada tanda osmolalitas urine )
dehidrasi,Elastisitas turgor 5. Monitor vital sign
kulit baik, membrane 6. Monitor masukan makanan atau
mukosa lembab,tidak ada cairan dan hitung intake kalori
rasa haus berlebihan . harian .
7. Kolaborasi pemberian cairan IV
8. Monitor status nutrisi
9.  Berikan cairan
10. Berikan Diuretik sesuai interuksi
11. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
12. Dorong masukan oral
13. Berikan penggantian nasogatrik
sesuai output
14. Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan .
15. Tawarkan snack ( jus buah , buah
segar )
16. Kolaborasikan dokter jika tanda
cairan berlebih muncul memburuk
17. Atur kemungkinan transfuse
18. Persiapan untuk transfusi
2. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari a. Nutrisional status : Food and 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Fluid Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan b. Nutrisional status : nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi
mual,muntah, tidak ada intake yang dibutuhkan pasien
nafsu makan . c. Weight control 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
Kriteria Hasil : 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
1. Adanya peningkatan berat badan protein dan vitamin C
sesuai tujuan 5. Berikan subsasi gula
2. Berat badan ideal sesuai dengan 6. Yakinkan diet yang dimakan
tinggi badan mengandung tinggi serat untuk
3. Mampu mengidentifikasi mencegah konstipasi
kebutuhan nutrisi 7. Berikan makanan yang terpilih
4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi (sudah dikonsltasikan dengan ahli
5. Menunjukkan peningkatan fungsi gizi)
pengecapan dari menelan 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat
6.  Tidak terjadi penurunan berat catatan makanan harian.
badan yang berarti 9. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
.

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitoring adanya penurunan berat
badan
3. Monitoring tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitoring interaksi anak dan
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake nutrisi
16. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik,papilla lidah dan cavitas
oral
17. Catat jika lidah berwarna
magenta ,scarlet

3. Hipertermia NOC : NIC :


berhubungan dengan Thermoregulasi Fever Treatment
proses infeksi virus Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu sesering mungkin
1. Suhu tubuh dalam rentang 2. Monitor IWL
normal 3. Monitor warna dan suhu kulit
2. Nadi dan RR dalam rentang 4. Monitor tekanan darah, Nadi dan RR
normal 5. Monitor penurunan tingkat kesadaran
3. Tidak ada perubahan warna kulit 6. Monitor  WBC, Hb dan Hct
dan tidak ada pusing 7. Monitor intake dan output
8. Berikan antipireutik
9. Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
10. Selimuti pasien
11. Lakukan Tapid sponge
12. Kolaborasi pemberian cairan
intravena
13. Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila
14. Tingkatkan sirkulasi udara
15.  Berikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperatur regulation
1. Monitor suhu tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD,nadi dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor tanda hipotermi dan
hipertermi
6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negative dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
11. Berikan Antipireutik jika perlu

Vital sign Monitoring


1. Monitor tekanan darah,nadi , suhu
dan respirasi
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk atau berdiri
4. Auskultasi tekanan darah pada kedua
lengan dan bandingkan
5. Monitor tekanan darah,nadi,respirasi
sebelum,selama,dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernafasan abnormal
10.Monitor suhu, warna dan kelembaban
kulit
11.Monitor sianosis perifer
12.Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
13.  Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
4. Nyeri Akut b/d Agen NOC : NIC :
injuri fisik (DHF), a. Pain level Pain Management
viremia, nyeri otot dan b. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
sendi c. Comfort level komperehensif termasuk lokasi,
Kriteria Hasil : karakteristik ,durasi,frekuensi,kualit
1. Mampu mengontrol nyeri ( tahu as termasuk lokasi, karakteristik dan
penyebab nyeri, mampu faktor presipitasi
menggunakan tehnik 2.  Observasi reaksi nonverbal dari
nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, mencari 3. Gunakan teknik komunikasi
bantuan ) terapeutik untuk mengetahui
2. Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien.
berkurang dengan 4.  Kaji kultur yang mempengaruhi
menggunakan manajemen nyeri respon nyeri
. 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
3. Mampu mengenali nyeri lampau
( skala, intensitas, frekuensi dan 6. Evaluasi bersama pasien dan
tanda nyeri ) timkesehatan yang lain tentang
4. Menyatakan rasa nyaman ketidakefektifan control nyeri masa
setelah nyeri berkurang lampau
5. Tanda vital  dalam rentang 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
normal mencari dan menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
9.  Kurangi faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
( farmakologi, nonfarmakologi dan
interpersonal )
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang tehnik
nonfarmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan control nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
Analgetic Administration
1. Tentukan
lokasi,karakteristik,kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian
obat
2. Cek intruksi dokter tentang jenis
obat,dosis,dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgetik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
5.  Tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgetik pilihan,rute
pemberian,dan dosis yang optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV,IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
pertama kali
9. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
5. Ketidakefektifan perfusi NOC : NIC :
jaringan perifer a. Circulation status Peripheral Sensation Management
berhubungan dengan b. Tissue perfusion : cerebral ( Management sensasi perifer )
perdarahan . Kriteria Hasil : 1. Monitor daerah tertentu yang hanya
Mendemonstrasikan status sirkulasi peka terhadap
yang ditandai dengan : panas/dingin/tajam/tumpul
1. Tekanan systole dan diastole 2. Monitor adanya paretes
dalam rentang yang diharapkan 3. Intruksikan keluarga untuk
2. Tidak adata ortostatik hipertensi mengobservasi kulit jika ada isi atau
3. Tidak ada tandai – tanda laserasi
peningkatan tekanan intracranial 4. Gunakan sarung tangan untuk
( tidak lebih dari 15 mmHg ) proteksi
5. Batasi gerakan pada kepala,leher dan
Mendemonstrasikan kemampuan punggung
kognitif yang ditandai dengan : 6. Monitor kemampuan BAB
1. Berkomunikasi dengan jelas dan 7. Kolaborasi pemberian analgetik
sesuai dengan kemampuan 8. Monitor adanya tromboplebitis
2. Menunjukkan 9. Diskusikan mengenai penyebab
perhatian,konsentrasi, dan perubahan sensasi
orientasi
3. Memproses informasi
4. Membuat keputusan dengan
benar
5. Menunjukkan fungsi sensori
motori cranial yang utuh : tingkat
kesadaran membaik, tidak ada
gerakan-gerakan involunter ,

6 Resiko syok NOC NIC :


( hipovolemik ) 1. Syok prevention Syok prevention
berhubungan dengan 2. Syok management 1. Monitor status sirkulasi BP, warna
perdarahan yang Kriteria Hasil : kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR,
berlebihan, pindahnya 1. Nadi dalam batas yang dan ritme, nadi perifer, dan kapiler
cairan intravaskuler ke diharapkan refill
ekstravaskuler 2. Irama jantung dalam batas yang 2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi
diharapkan jaringan
3. Frekuensi nafas dalam batas yang 3. Monitor suhu dan pernafasan
diharapkan 4. Monitor input dan output
4. Natrium serum dbn 5. Pantau nilai laboratorium :
5. Kalium serum dbn HB,HT,AGD dan elektrolit
6. Klorida serum dbn 6. Monitor hemodinamik invasi yang
7. Kalsium serum dbn Magenesium sesuai
serum dbn 7. Monitor tanda dan gejala asites
8. PH darah serum dbn 8. Monitor tanda awal syok
9. Tempatkan pasien pada posisi
Hidrasi Indikator supine,kaki elevasi untuk
1. Mata cekung tidak ditemukan peningkatan preload dengan tepat
2. Demam tidak ditemukan 10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan
3. TD dbn nafas
4. Hematokrit dbn 11. Berikan cairan iv dan atau oral yang
tepat
12. Berikan vasodilator yang tepat
13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang
tanda dan gejala datangnya syok
14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang
langkah untuk mengatasi gejala syok
Syok management
1. Monitor fungsi neurologis
2. Monitor fungsi renal ( e.g. BUN dan
Cr lavel )
3. Monitor tekanan nadi
4. Monitor status cairan,input output
5. Catat gas darah arteri dan oksigen
dijaringan
6. Memonitor gejala gagal pernafasan
( misalnya,rendah PaO₂ peningkatan
PaO₂ tingkat,kelelahan otot
pernafasan)
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA AN. F DENGAN

DHF PADA ANAK DI RS BHAYANGKARA MOH HASAN PALEMBANG

OLEH :

EKA YULIANTO HADI


NPM. 21149011132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK G
DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RS
BHAYANGKARA MOH HASAN PALEMBANG

Nama mahasiswa : Eka Yulianto Hadi


NPM : 21149011132
Tempat Praktek : RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang

Pengkajian dilakukan tgl 08-01-22 Jam 09.00 WIB


1. Identitas data
a. Inisial nama : An. G
b. TTL : Muara sungai, 28 Januari 2016
c. Usia : 5 tahun
d. Nama ayah/ibu : Tn. K/ Ny. C

2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan utama : An.G masuk Puskesmas Cambai pada
tanggal 8 Januari 2022 dengan
keluhan Demam
b. b. Riwayat kehamilan dan kelahiran :
1. Prenatal ibu mengatakan ia hamil selama 9 bulan
tidak ada keluhan apapun selama masa
kehamilan dan sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan dengan rutin

2. Intranatal Ibu mengatakan anak G lahir di


puskesmas dengan normal, persalinan
didampingi oleh suami dan ditolong oleh
bidan, menangis kuat, dengan BBL 3300
gr, PB 50 cm, Apgar Score 8/9 dan tidak
ada kelainan kongenital.

3. Postnatal Ibu mengatakan An. G minum ASI hari


pertama sampai dengan usia ± 2 tahun
dan telah diimunisasi lengkap yaitu
BCG, DPT, Polio dan Campak.

c. Riwayat masa lampau


1. Penyakit waktu kecil : Tidak ada
2. Pernah dirawat di RS : Pernah sakit Diare
3. Obat-obatan yang digunakan : Paracetamol, oralit
4. Tindakan (operasi) :-
5. Alergi :Tidak ada
6. Kecelakaan :-
7. Imunisasi :
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah Pemberian

1. BCG Pada usia 6 bulan Membentuk abses 1-2 bulan


2. DPT (I, II, III, 1V) Usia 3,4,5 bulan Demam 1 hari
3. Polio (I, II, III, 1V) Usia 3,4,5 bulan Tidak ada reaksi
4. Campak - -
5. Hepatitis Usia 0 bulan Tidak ada reaksi

d. Riwayat keluarga (disertai genogram)

(a) Genogram
Ayah Ibu

1 Thn

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meningal
: Hubungan Pernikahan
: Hubungan saudara
…… : Serumah
: Pasien

c. Riwayat sosial
An. G diasuh oleh kedua orang tuanya dan
1. Yang mengasuh
tinggal dirumah yang sama.
Rumah
Hubungan dalam keluarga baik
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan rumah tempat tinggal tidak
3. Hubungan dengan teman sebaya
mempunyai tangga
Hubungan anggota keluarga baik
4. Pembawaan secara umum
Rumah tempat tinggal An. G jauh dari
5. Lingkungan rumah
sekolah dan tidak ada tempat bermain

3. Kebutuhan Dasar
a. Makanan yang disukai/tidak disukai :
Selera : tidak nafsu makan
Alat makan yang dipakai : Sendok
Pola makan/jam : Baik/3 jam
b. Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur :
Tidur siang : 2-3 jam
Mandi : Baik
c. Aktivitas bermain : Baik
d. Eliminasi :

4. Keadaan kesehatan saat ini


a. Diagnosa medis : Demam berdarah dengue
b. No RM :
c. Tgl MRS/Puskesmas : 08 Januari 2022
d. Tindakan operasi :-
e. Status nutrisi :
f. Status cairan :
g. Obat-obatan :
h. Aktivitas :
i. Tindakan keperawatan :
j. Hasil laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Trombosit 37.000 (40-150)
Leukosit 4.30 g/dl (14.5-45.0)
Hemoglobin 10.3 g/dl (11.5-15.5)
Hematokrit 3 2.1 % (35-45)
k. Hasil rontgen :
l. Data tambahan :

5. Pengkajian fisik
̌̌
Data klinis : TB: 113cm BB(aktual/perkiraan): 15 ̌̌kg, kesadaran :  CM Apatis
◻ somonolen  sopor  soporocoma  coma, GCS.... M : 6V : 5 E : 4,
Suhu 380C, nadi 124x/min .  kuat  lemah

 teratur  tidak teratur, tekanan darah : lengan kanan ..... mmHg,


lengan kiri.... mmHg, duduk. mmHg,
tidur.....mmHg.
a. Kesan Umum
Tampak sakit :  ringan  sedang  berat  tidak sakit  pucat
sesak  kejang  lain-lain ..........................................................................
b. Kulit
Warna :  pucat  sianosis  kelabu  kuning  lain-lain …….................
Suhu :  hangat  dingin, turgor :  buruk,  lesi  petechie  lain-lain
..........................................................................................................................
c. Kepala
Bentuk : normal  hematoma  luka
Rambut : warna  hitam,  lain-lain ...........................................................
d. Mata
Mata :  jernih  mengalir  kemerahan  lain-lain ........................
Visus :  6/6  6/60  6/300  6/tak terhingga  anopsia
Pupil :  isokor  unisokor miosis  midriasis, reaksi
terhadap cahaya : ka  positif  negatif, kiri :  positif  negatif
 ptosis
exopthalmus  glaukoma  katarak, conjunctiva :  merah jambu
anemis  sklera putih  ikterik,  lain-lain ................................................
e. Telinga
simetris  lain-lain ….  peradangan  gemrebeg  keluar cairan/darah
rinne test  webber test  schwabach tes pendengaran :  berkurang
lain-lain ........................................................................................................
f. Hidung
simetris  lain-lain …..concha :  membesar  tidak 
septum nasi sentral  pilek  epistaksis  lain-lain
........................................................
g. Mulut
Bibir :  pucat  sianosis  labio/palatoschizis  stomatitis
Gusi :  plak putih  lesi  lain-lain ...............................................................
Gigi :  garies  lain-lain ................................................................................
h. Tenggorok
Tonsil / pharinx :  meradang  dan lain-lain .................................................
i. Leher
Simetris  Nodul  desakan Vena  trakea disentral  struma  JVP
..
lain ................................................................................................................
j. Dada
Bentuk :  simetris  barrel chest  funnel chest  pigeone chest
kifoskoliosis torakik  flail chest  benjolan  lain-lain .............................
Paru-paru :
Inspeksi :  stridor  RR : 36x/min, irama pernapasan :  takipnea
hiperventilasi  cheyne stoke  biots  dyspnea  retraksi
intercostal/ supra : sternal  d’effort inspirasi/ekspirasi  orthopnoe
Palpasi  NT  ekspansi pernapasan  taktil
fremitus Perkusi :  sonor  redup  pekak 
timpani
Auskultasi : irama  teratur  suara napas  vesicular  brokho-
vesikular  bronkhial  trakeal  vokal resonans 
bronchophony  pectoniloquy  egophony, suara tambahan 
rales halus/ sedang/ kasar  ronchi kering/ basah  pleural
friction rub.
Jantung :
Infeksi : ictus cordis  melebar  lain-lain .....................................................
Palpasi : perabaan ictus cordias :  melebar  lain-lain ............................
HR........x/min,  thrill
Perkusi : Redup  pekak, batas jantung ....................................................
Auskultasi : irama  teratur  tidak, SI :  normal  abnormal...., S II : 
normal  abnormal......,  murmur grade 1 2 3 4 5 6  gallops,  lain-lain
..............................................................................................................
k. Abdomen
Bentuk  simetris  tidak  defence muskuler  kembung 
acties  H/L
teraba ...........................................................................................
...........
Peristaltik :  ada ....... x/min  tidak ada  borborygmi  BT  strie 
spider nevi  lain-lain ......................................................................................
l. Genitalia dan anus
Penis :  fimosis  hipospadia  discharge ................................................
Scrotum dan testis  hernia  hidrokel  orkitis  peidedemitis  varikokel
lain-lain ........................................................................................................
Vagina  sekret, warna.........,  lain-lain ........................................................
Anus  pelebaran vena ani  prolap recti  fissura  fistula  atresia ani 
lain-lain ............................................................................................................
m. Ekstremitas
Superior interior
Warna / /
Edema -/- -/-
Luka -/- -/-
Tremor -/- -/-
Clubing -/- -/-
Sensibilitas -/- -/-
Spastik -/- -/-
Flacids -/- -/-
Parese -/- -/-
ROM / /
Lain-lain / /

6. Pemeriksaan tingkat perkembangan (DDST)

a. Kemandirian dan bergaul Normal, anak mampu berdiri dengan


dipegangi orang tua
Normal ,dibuktikan anak mampu
b. Motorik Halus mencoret coret dikertas
Normal, dibuktikan anak mampu menggunakan
c. Kognitif dan bahasa sendok saat makan

d. Motorik Kasar Normal, dibuktikan anak mampu menyebutkan


mama papa itu dengan
Spesifik
7. Informasi lain :
8. Ringkasan Riwayat Keperawatan :

ANALISA DATA

Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD


Jenis Kelamin : Perempuan
No. Medis Record : 75441
No. Kamar Bed :
Hari/tanggal : jumat, 8 Januari 2022

Nama
Masalah dan
No Data Senjang Etiologi
Keperawatan Paraf
Perawat
1. DS : Virus, Dengue Hipertermia
1. Ibu mengatakan nafsu
makan anaknya
berkurang Melalui gigitan nyamuk
2. Ibu mengatakan sesekali
anak mual dan muntah Re infection oleh virus
3. Nafsu makan anak dengue
berkurang
DO :
1. Nafsu makan nak Bereaksi dengan antibody
berkurang
2. Anak tampak mual dan Menimbulkan
muntah respon
3. Porsi makan tidak peradangan
dihabiskan
4. Anak gelisah
5. BB : 15 Kg
Hipertermia

3 DS : Virus, Dengue Ketidakseimbangan


1. Ibumengatakan suhu badan nutrisi kurang dari
anaknya tinggi pada sore
hari dan turunpagihari Melalui gigitan nyamuk
kebutuhan tubuh
2. Ibu mengatakan anak tidak
mau makan Re infection oleh virus
3. Ibu mengatakan anak dengue
lemas
Bereaksi dengan antibody
DO :
1. Keadaan umum :lemah
Menimbulkan
2. Kesadaran composmentis
respon
3. S :38 ˚c
peradangan
4. N : 124 x / menit
5. RR : 36 x / menit
Stimulasi
6. Mukosa bibir kerng dan
mebulla vomiting
pucat
7. Lidah klien tampak kotor
Mual dan
muntah

Anoreksia

Intake nutrisi
kuang

Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Ds : Virus, Dengue Kekurangan volume


1. ibu klien mengatakan cairan
anaknya demam terus
menerus Melalui gigitan nyamuk
sejak
3 Re infection oleh virus
hari dengue
yang lalumeningkat dimalam
hari, batuk-
2. Ibu mengatakan anaknya Bereaksi dengan antibody
Ibu mengatakan anak F
makan 3 kali sehari Terbentuk kompleks
sebelum sakit, dan sejak antibodi dalam sirkulasi
sakit nafsu makan
darah
menurun, ia hanya
mmakan makanan yang
diinginkan seperti Pengaktifan sistem
rambutan, dan snack. komplement dan
3. Ibu mengatakan An F dilepaskan anvvilaktoksin
minum ±5-6 gelas per C3a dan C5a
hari, namun selama sakit
An. F kurang minum dan
hanya minum ±1 gelas per Melepaskan histamine
hari. yang bersifat vasoaktif
4. ibu mengatakan sebelum
sakit An. F biasanya BAB Pemeabilitas dinding
2x sehari, selama di rumah pembuluh darah
sakit belum bab dan BAK
4-5x/hari berwarna kuning
khas. Kekurangan volume
cairan
Do :
1. pasien nampak lemah,
mukosa bibir kering,
konjungtiva anemis,
turgor kulit kering, test
rumple leed (+),
tampak pathekie ≥20
pada lengan.
2. GCS 15 (E4, V5, M6)
3. Nadi : 124x per menit
4. suhu : 380 C
5. pernafasan : 36x per
menit
6. berat badan: 15 kg
7. Trombosit 37 ribu (nilai
normal 40-150), Leukosit
4.30 g/dl (nilai normal
14.5- 45.0), Hemoglobin
10.3 g/dl (nilai normal
11.5-15.5), dan
Hematokrit 32.1 % (nilai
normal 35-45).

DAFTAR MASALAH
Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD
Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 75441
No. Kamar Bed : Hari/tanggal : jumat, 08 Januari 2022

1. Hipertermia
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kekurangan volume cairan
PRIORITAS MASALAH
Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD
Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 75441
No. Kamar Bed : Hari/tanggal : jumat 08 Januari 2022

1. proses infeksi virus


2. mual,muntah, tidak ada nafsu makan .
3. peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Medis Record : 75441
No. Kamar Bed :
Hari/tanggal : jumat 8 januari 2022

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah, tidak ada nafsu makan
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,
perdarahan, muntah, dan demam

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD


Jenis Kelamin : Perempuan
No. Medis Record : 75441
No. Kamar Bed :
Hari/tanggal : juamt 8 Januari 2022

Nama
Diagnosa
No Jam Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) dan TT
Keperawatan
perawat
1 Hipertermia NOC : NIC :
berhubungan dengan Thermoregulasi Fever Treatment
proses infeksi virus Kriteria Hasil : 1. Monitor suhu sesering
1. Suhu tubuh dalam mungkin
rentang normal 2. Monitor IWL
2. Nadi dan RR dalam 3. Monitor warna dan suhu
rentang normal kulit
3. Tidak ada perubahan 4. Monitor tekanan darah,
warna kulit dan tidak Nadi dan RR
ada pusing 5. Monitor penurunan
tingkat kesadaran
6. Monitor  WBC, Hb dan
Hct
7. Monitor intake dan
output
8. Berikan antipireutik
9. Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam
10.Selimuti pasien
11.Lakukan Tapid sponge
12.Kolaborasi pemberian
cairan intravena
13.Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
14.Tingkatkan sirkulasi
udara
15.  Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperatur regulation
1. Monitor suhu tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
3. Monitor TD,nadi dan RR
4. Monitor warna dan suhu
kulit
5. Monitor tanda hipotermi
dan hipertermi
6. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
9. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negative dari
kedinginan
10.Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
11.Berikan Antipireutik jika
perlu

Vital sign Monitoring


1. Monitor tekanan
darah,nadi , suhu dan
respirasi
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien
berbaring,duduk atau
berdiri
4. Auskultasi tekanan darah
pada kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor tekanan
darah,nadi,respirasi
sebelum,selama,dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari
nadi
7. Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernafasan
abnormal
10.Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
11.Monitor sianosis perifer
12.Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
13.  Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
2 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari a. Nutrisional status : 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh Food and Fluid makanan
berhubungan dengan Intake 2. Kolaborasi dengan ahli
mual,muntah, tidak b. Nutrisional status : gizi untuk menentukan
ada nafsu makan . nutrient intake jumlah kalori dan nutrisi
c. Weight control yang dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
1. Adanya peningkatan 4. Anjurkan pasien untuk
berat badan sesuai meningkatkan protein
tujuan dan vitamin C
2. Berat badan ideal sesuai 5. Berikan subsasi gula
dengan tinggi badan 6. Yakinkan diet yang
3. Mampu dimakan mengandung
mengidentifikasi tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah konstipasi
4. Tidak ada tanda tanda 7. Berikan makanan yang
malnutrisi terpilih (sudah
5. Menunjukkan dikonsltasikan dengan
peningkatan fungsi ahli gizi)
pengecapan dari 8. Ajarkan pasien
menelan bagaimana membuat
6.  Tidak terjadi penurunan catatan makanan harian.
berat badan yang berarti 9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
10.Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
11.Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan .

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitoring adanya
penurunan berat badan
3. Monitoring tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
4. Monitoring interaksi
anak dan orangtua
selama makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan
kesukaan
13. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
14. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan
intake nutrisi
16. Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik,papilla
lidah dan cavitas oral
17. Catat jika lidah
berwarna
magenta ,scarlet

3 Defisit volume cairan NOC : NIC :


berhubungan dengan a. Fluid balance Fluid management
peningkatan b. Hydration 1. Timbang
permeabilitas c. Nutritional Status : popok/pembalut jika
kapiler , perdarahan, Food and fluid diperlukan
muntah, dan demam Intake 2. Pertahankan catatan
Kriteria Hasil : intake dan output yang
1. Mempertahankan akurat
urine output sesuai 3. Monitor status  hidrasi
dengan usia dan ( kelembaban
BB,BJ urine membrane mukosa,
normal,HT normal nadi adekuat, tekanan
2. Tekanan darah,nadi darah ortostatik ) ; jika
dan suhu tubuh diperlukan
dalam batas normal 4. Monitor hasil lab yang
3. Tidak ada tanda sesuai dengan retensi
dehidrasi,Elastisitas cairan ( BUN, Hmt,
turgor kulit baik, osmolalitas urine )
membrane mukosa 5. Monitor vital sign
lembab,tidak ada 6. Monitor masukan
rasa haus berlebihan makanan atau cairan
. dan hitung intake kalori
harian .
7. Kolaborasi pemberian
cairan IV
8. Monitor status nutrisi
9.  Berikan cairan
10. Berikan Diuretik sesuai
interuksi
11. Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
12. Dorong masukan oral
13. Berikan penggantian
nasogatrik sesuai
output
14. Dorong keluarga untuk
membantu pasien
makan .
15. Tawarkan snack ( jus
buah , buah segar )
16. Kolaborasikan dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk
17. Atur kemungkinan
transfuse
18. Persiapan untuk
transfusi

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Medis Record :
No. Kamar Bed :
Hari/tanggal : jumat 8 Januari 2022
Nama
Nomor Tindakan
No Jam Respon dan TT
Diagnosa Keperawatan
Perawat
1 Dx. 1 1. Monitor suhu tubuh 1. Ibu klien mengatakan
2. Identifikasi penyebab panas badan anaknya
hipertermi berkurang
3. Monitor tanda dan gejala 2. Ibu mengatakan
akibat hipertermi mengerti penyebab
4. Sediakan lingkungan yang hipertermi,
hangat (mis. atur suhu 3. Nampak klien nyaman
ruangan) 4. Ibu memberi minum
5. Anjurkan makan/minum hangat kuku pada
hangat anaknya
5. Ttv:
BB : 15 kg
S : 38 C
N : 124x/menit
R : 36x/menit
2 Dx 2 1. Mengkaji adanya alergi 1. Keluarga mengatakan
makanan anaknya sudah mulai mau
2. Melakukan Kolaborasi makan tetapi porsi masih
dengan ahli gizi untuk sedikit
menentukan jumlah kalori 2. Ibu mengatakan anaknya
dan nutrisi yang dibutuhkan tidak ada alergi makanan
3. Memonitor adanya 3. Ibu mengatakan akan
penurunan bb dan gula bamyak memberi minum
darah air putih anaknya
4. Memonitor lingkungan 4. Klien sudah mulai mau
selama makan makan
5. Memonitor turgor kulit 5. Porsi makan masih sedikit
6. Memonitor mual dan muntah
7. Memonitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
8. Memonitor intake nuntrisi
9. Menginformasikan pada
klien dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
10. Menganjurkan banyak
minum
3 Dx. 3 1. Mengobservasi tanda- tanda 1. Ibu mengatakan terapi diet,
vital, hasil : dihabiskan setengah porsi.
2. Monitor status hidrasi 2. Ibu mengatakan anaknya
(kelembapan membran banyak minum
mukosa, nadi adekuat, 3. Mukosa bibir kering
tekanan darah ortostatik jika 4. Nadi : 124x permenit,
diperlukan) Pernafasan : 36x permenit
3. Memonitor status cairan Suhu : 380C, berat badan
termasuk intake dan :15 kg, Trombosit 37 ribu,
output, menganjurkan Leukosit 4.30 g/dl,
pasien agar minum yang Hemoglobin 10.3 g/dl, dan
cukup kurang lebih 1000 cc Hematokrit 32.1 %
per hari 5. Sanmol peroral Cefotaxime
4. Mendorong keluarga untuk peroral
membantu pasien makan
6. Mendorong pasien
meningkatkan masukan
oral
7. Berkolaborasi dengan
dokter pemberian terapi
Antipiretik dan Antibiotik

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. G Diagnosa Medis : DBD
Jenis Kelamin : Perempuan No. Medis Record : 75441
No.Kamar Bed : Hari/Tanggal : jumat 8 Januari 2022
Dx. Keperawatan Tanggal & Jam Evaluasi Paraf
Hipertermia berhubungan 8.01.22 S:
dengan proses infeksi 1. Ibu klien mengatakan
virus panas badan anaknya
berkurang
2. Ibu mengatakan
mengerti penyebab
hipertermi,

O:
1. Nampak klien nyaman
2. Ibu memberi minum
hangat kuku pada
anaknya
3. Ttv:
BB : 15 kg
S : 38 C
N : 124x/menit
R : 36x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilamjutkan

Ketidakseimbangan 8.01.22 S:
nutrisi kurang dari 1. Keluarga mengatakan
kebutuhan tubuh anaknya sudah mulai mau
berhubungan dengan makan tetapi porsi masih
mual,muntah, tidak ada sedikit
nafsu makan . 2. Ibu mengatakan anaknya
tidak ada alergi makanan
3. Ibu mengatakan akan
bamyak memberi minum air
putih anaknya

O:
1. Klien sudah mulai mau
makan
2. Porsi makan masih
sedikit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
Defisit volume cairan 8.01.22 S:
berhubungan dengan 1. Ibu mengatakan terapi diet,
peningkatan dihabiskan setengah porsi.
permeabilitas kapiler , 2. Ibu mengatakan anaknya
perdarahan, muntah, dan banyak minum
demam O:
1. Mukosa bibir kering
2. Nadi : 124x permenit,
Pernafasan : 36x permenit
Suhu : 380C, berat badan :15
kg, Trombosit 37 ribu,
Leukosit 4.30 g/dl,
Hemoglobin 10.3 g/dl, dan
Hematokrit 32.1 %
3. Sanmol peroral Cefotaxime
peroral
A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilamjutkan

Anda mungkin juga menyukai