Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis
dan berkesinambungan. (Marmi, 2015). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan
kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar
kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2015).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena
pelayanan kesehatan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di
memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan pelayanan kesehtan tersebut
tenaga kesehatan seperti bidan, perawat dan dokter dapat memantau dan
memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak
305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian Ibu maternal
paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar (49,5%), kematian waktu hamil
(26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000
KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak
asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan
kongenital (2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).
Berdasarkan data di atas masih banyak masalah yang terjadi pada proses
kehamilan sampai dengan keluarga berencana, penyebab tingginya AKI dan AKB
di Indonesia sendiri dikarenakan beberapa factor, salah satunya adalah tidak
dilakukannya asuhan secara berkesinambungan yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi, komplikasi yang tidak ditangani ini
menyebabkan kematian yang berkontribusi terhadap peningkatannya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Dalam menyikapi tingginya AKI di Indonesia sendiri pemerintah membentuk
suatu program yaitu Safe Motherhood Initiatif yang terdiri dari 4 pilar yang
diantaranya adalah Keluarga Berencana, Asuhan Antenatal, Persalinan yang
Aman atau Bersih serta Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial atau Emergensi
(Prawirohardjo, 2016). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan sendiri yang bersifat menyeluruh dan
bermutu untuk ibu dan bayi dalam lingkup keperawatan adalah melakukan
asuhan keperawatan secara komprehensif (continuity of care). Dengan rencana
yang sesuai strategis ini, ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB)
(Kemenkes, 2014). Diharapkan dengan dilakukan asuhan keperawatan secara
continuity of care dapat mencegah sedini mungkin terjadinya komplikasi dan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi dari masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, dan kontrasepsi berencana.
Berdasarkan uraian di atas, kelompok tertarik untuk menyusun Asuhan
Keperawatan Pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana secara continuty of care dengan menggunakan pendekatan
managemen keperawatan dan di dokumentasikan dengan pendekatan metode
SOAP.
B. Rumusan Penelitian
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny. T Dengan H-39-40 Minggu di Ruang
Ponek RSUD Palembang BARI
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny.T Dengan
G1A0P0 Hamil 39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan analisa data dan menegakkan diagnosa keperawatan
prioritas pada Ny.T Dengan G1A0P0 Hamil 39-40 Minggu di Ruang
Ponek RSUD Palembang BARI
b) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada Ny.T dengan
G1A0PO Hamil 39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang
BARI
c) Mampu melakukan implementasi pada Ny.T Dengan G1A0P0 Hamil 39-
40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
d) Mampu melakukan evaluasi tindakan pada Ny.T dengan G1A0P0 Hamil
39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
e) Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.T dengan
G1A0P0 Hamil 39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil RSUD Palembang BARI


Rumah Sakit umum Daerah palembang BARI merupakan unsur penunjang
pemerintah daerah di bidang kota pelayanan kesehatan yang merupakan satu -
satunya Rumah sakit milik pemerintah kota palembang BARI terletak di jalan
panca usaha N0.1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan seberang Ulu 1 dan berdiri diatas
tanah seluas 4,5 H. Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari jalan raya
jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001, dibuat jalan alternatif dari Jakabaring
menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.
1. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
a. Visi
Menjadi rumah sakit unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada
etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat
2) Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan
3) Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
c. Motto
Kesembuhan dan kupuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami
2. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
Pada awal berdiri di tahun 1986 sampai dengan 1994 dahulunya
merupakan gedung Poliklinik/Puskesmas Panca Usaha, kemudian diresmikan
menjadi RSUD Palembang BARI tanggal 19 Juni 1995 dengan SK Depkes
Nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997 lalu ditetapkan menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah kelas C pada tanggal 10 November 1997. Berdasarkan
Kepmenkes RI Nomor : HK.00.06.2.2.4646, RSUD Palembang BARI
memperoleh status Akreditasi penuh tingkat dasar pada tanggal 7 November
2003 kemudian di tahun berikutnya 2004 dibuat Master Plan oleh Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Pembangunan gedung dimulai
dimulai pada tahun 2005 yakni Gedung Bedah Central dan dilanjutkan lagi
pada tahun berikutnya (2006) pembangunan Gedung Bank Darah. Pada tahun
2007 dilanjutkan dengan pembangunan : Gedung Administrasi, Gedung
Pendaftaran, Gedung Rekam Medik, Gedung Farmasi, Gedung
Laboratorium, Gedung Radiologi, Gedung Perawatan VIP, dan Cafetaria.
Pada5februari 2008, berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
YM.01.10/III/334/08 RSUD Palembang BARI memperoleh status Akreditasi
penuh tingkat lanjut . Serta Ditetapkan sebagai BLUDSKPD RSUD
Palembang BARI berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No. 915.b
tahun 2007 penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang
yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara
penuh. Adapun pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi
Gedung Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung
Instalai Gizi (Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD,
Gedung ICU, Gedung Genset dan IPAL.
Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di tetapkan sebagai Rumah
Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 241/MENKES/SK/IV/2009
tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
milik pemerintah kota palembang provinsi sumatera selatan tanggal 2 april
2009. Adapun pembangunan gedung yang berlangsung di tahun 2009
meliputi : Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung Rehabilitasi
Medik serta Gedung Hemodialisa. Selanjutnya pembangunan gedung yang
berlangsung di tahun 2010-2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III, Kamar
Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan Musholah.
a. Pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1994 Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI merupakan geduang Poliklinik atau Puskesmas Panca
Usaha.
b. Pada tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI. Maka dengan SK Depkes Nomor
1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 10 November 1997 di tetapkan
menjadi Rumah Sakit Umum kelas C.
c. Kepmenkes RI Nomor: HK.00.06.2.2.4646 tentang pemberian statu
akreditas penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI, tanggal 07 November 2003.
d. Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian status
akreditasi penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI, tanggal 05 Februari 2008.
e. Kepmenkes RI Nomro: 24l/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan
kelas Rumah Sakit Umum Daerah PalembangBARI menjadi kelas B,
tanggal 02 April 2009.
f. Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD Rumah Sakit Umum Daerah
palembang BARI berdasarkan keputusan wali kota Palembang No. 915 B
tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD
Palembang yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK-
BLUD) secara penuh.
g. KARS-SERT/363/1/2012 tentang status akreditas lulus tingkat lengkap
kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 25
Januari 2012
3. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
a. Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poliklinik
atau Puskesmas Panca Usaha.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG sebagai
Direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr. H. Dahlan
Abbas, SpB.
d. Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari 2001: Pelaksana Tugas
dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
e. Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah Puspita, H.
A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
f. Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani, S.H., M.M.,
MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
4. Fasilitas dan Pelayanan
a. Fasilitas
1) Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 Jam
2) Farmasi atau Apotek 24 Jam
3) Rawat Jalan atau Poliklinik Spesialis
4) Bedah Sentral
5) Central Sterilized Suplay Separtemen (C S SD)
6) Unit Rawan Intensif (PICU, NICU & CICU)
7) Rehabilitation Medik
8) Radiologi 24 jam
9) Laboratorium Klinik 24 Jam
10) Patologi Anatomi
11) Bank Darah
12) Hemodialisa
13) Medical Check Up
14) ECG dan EEG
15) USG 4 Dimensi
16) Endoskopi
17) KamarJenazah
18) Ct Scan 64 Slides
b. Pelayanan
1) Pelayanan Rawat Jalan (Spesialis)
2) Poliklinik Spesialis Penyakit dalam
3) Poliklinik Spesialis Bedah
4) Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5) Poliklinik Spesialis Anak
6) Poliklinik Spesialis Mata
7) Poliklinik Spesialis THT
8) Poliklinik Spesialis Syaraf
9) Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin
10) Poliklinik Spesialis Jiwa
11) Poliklinik Jantung
12) Poliklinik Gigi
13) Poliklinik Psikologi
14) Poliklinik Terpadu
15) Poliklinik Akupuntur
16) Poliklinik Rehabilitasi Medik
c. Pelayanan Rawat Inap
1) Rawat Inap VIP dan VVIP
2) Rawat Inap Kelas I, II, dan III
3) Rawat Inap Penyakit Dalam Perempuan
4) Rawat Inap Penyakit Dalam Laki-Laki
5) Perawatan Anak
6) Perawatan Bedan
7) Perawatan ICU
8) Perawatan Kebidanan
9) Perawatan Neonatus/Nicu/PICU
d. Instalasi Gawat Darurat
1) Dokter j aga 24 jam
2) Ambulans 24 Jam
e. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Laboratorium Klinik
2) Instalasi Radiologi
3) Instalasi Farmasi
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Gizi
6) Bank Darah
7) Instalasi Pemulasan Jenazah
8) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
9) Instalasi Laundry
10) Central Sterilized Suplay Departement (CS SD)
11) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
12) Kasir
13) Hemodialisa
f. Fasilitas kendaraan operasional
1) Ambulance 118
2) Ambulance bangsal
3) Ambulance siaga
4) Ambulance trauma center
5) Mobil jenazah
B. Tinjauan Teori
1. Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri)yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain
(Diana,2019). Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya
serviks sehinggajanin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal merupakanproses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42minggu) dengan adanya kontraksi rahim pada ibu.
Prosedur secara ilmiah lahirnya bayi dan plasenta dari rahim melalui
proses yang dimulai dengan terdapat kontraksi uterus yang menimbulkan
terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut rahim (Irawati, Muliani, &
Arsyad, 2019).
Persalinan adalah suatu kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang kemudian, disusul
dengan pengeluaran placenta dan selaput janin. Dalam proses persalinan
dapat terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit
pinggang dan perut bahkan sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas
dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa takut kalau apabila terjadi
bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut yang dihubungkan dengan
pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada
persalinan yang lalu (Rinata, 2018).
2. Jenis-jenis Persalinan
Menurut Kusumawardani (2019) jenis-jenis persalinan dibagi menjadi tiga,
diantaranya:
a. Persalinan yang spontan adalah suatu proses persalinan secara
langsung
menggunakan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan adalah suatu proses persalinan yang berlangsung
dengan bantuan atau pertolongan dari luar, seperti: ekstraksi forceps
(vakum) atau dilakukan operasi section caesaerea (SC).
c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi ketika bayi sudah
cukup mampu bertahan hidup diluar rahim atau siap dilahirkan. Tetapi,
dapat muncul kesulitan dalam proses persalinan, sehingga
membutuhkan bantuan rangsangan dengan pemberian pitocin atau
prostaglandin (Kusumawardani,2019).
3. Tanda-tanda Persalinan
Menurut (Rosyati, 2017) tanda dan gejala persalinan yaitu sebagai
berikut :
a. Tanda Inpartu
1) Penipisan serta adanya pembukaan serviks.
2) Kontraksi uterus yang menyebabkan berubahnya serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
3) Keluar cairan lendir yang bercampur dengan darah melalui vagina
b. Tanda-tanda persalinan
1) Ibu merasa ingin meneran atau menahan napas bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada bagian rectum
dan
vagina.
3) Perineum mulai menonjol.
4) Vagina dan sfingter ani mulai membuka.
5) Pengeluaran lendir yang bercampur darah semakin meningkat
4. Fase-fase Dalam Persalinan
a. Fase Persalinan Kala I
Menurut Girsang beberapa jam terakhir dalam kehamilan ditandai
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks,
dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir normal. Persalinan kala
satu disebut juga sebagai proses pembukaan yang dimulai dari
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10cm) (Girsang, 2017).
Kala satu persalinan terdiri dari 2 fase, yaitu sebagai berikut :
1) Fase Laten
Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang regular
sampai terjadi dilatasi serviks yang mencapai ukuran diameter 3
cm. Fase ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam. Pada fase ini
dapat terjadi perpanjangan apabila ada ibu yang mendapatkan
analgesic atau sedasi berat selama persalinan. Pada fase ini terjadi
akan terjadi ketidaknyamanan akibat nyeri yang berlangsung secara
terus- menerus.
2) Fase Aktif
Selama fase aktif persalinan, dilatasi serviks terjadi lebih cepat,
dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi serviks
dengan diameter kurang lebih 4 cm sampai dengan 10 cm. Pada
kondisi ini merupakan kondisi yang sangat sulit karena kebanyakan
ibu merasakan ketidaknyamanan yang berlebih yang disertai
kecemasan dan kegelisahan untuk menuju proses melahirkan.
b. Fase Persalinan Kala II
Kala dua disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) hingga bayi lahir. Proses ini berlangsung
selama kurang lebih 2 jam pada ibu primigravida dan kurang lebih 1
jam pada ibu multigravida. Adapun tanda dan gejala yang muncul pada
kala dua adalah
sebagai berikut:
1) Kontraksi (his) semakin kuat, dengan interval 2-3 menit dengan
durasi 50-100 detik.
2) Menjelang akhir kala satu, ketuban akan pecah yang ditandai
dengan pengeluaran cairan secara mendadak dan tidak bisa
dikontrol.
3) Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap dengan
diikuti rasa ingin mengejan.
4) Kontraksi dan mengejan akan membuat kepala bayi lebih terdorong
menuju jalan lahir, sub occiput akan berindak sebagai hiomoklion,
kemudian bayi lahir secara berurutan dari ubun-ubun besar, dahi,
hidung, dan seluruhnya.
c. Fase Persalinan Kala III
Kala tiga disebut juga kala persalinan plasenta. Lahirnya plasenta dapat
diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Uterus menjadi bundar
2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah
Rahim
3) Tali pusat bertambah panjang
4) Terjadi perdarahan (adanya semburan darah secara tiba-tiba)
5) Biasanya plasenta akan lepas dalam waktu kurang lebih 6-15
menit setelah bayi lahir.
d. Persalinan Kala IV
Kala empat adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan
plasenta lahir yang bertujuan untuk mengobservasi persalinan terutama
mengamati keadaan ibu terhadap bahaya perdarahan postpartum. Pada
kondisi normal tidak terjadi perdarahan pada daerah vagina atau organ
setelah melahirkan plasenta.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut (Saragih, 2017), ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
persalinan normal yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu: Power, Passage,
Passenger,Psikis ibu bersalin, dan Penolong persalinan yang dijelaskan
dalam uraian berikut.
a. Power (Tenaga)
Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin untuk
lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu
primer dan sekunder.
1) Primer : berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang
berlangsung sejak muncul tanda-tanda persalinan hingga
pembukaan lengkap.
2) Sekunder : usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah
pembukaan lengkap.
b. Passenger (Janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,
yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus),
serta jumlah janin. Pada persalinan normal yang berkaitan dengan
passenger antara lain: janin bersikap fleksi dimana kepala, tulang
punggung, dan kaki berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang
di dada. Taksiran berat janin normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ
normal yaitu 120-160x/menit.
c. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
panggul,vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul
harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
d. Psikis Ibu Bersalin
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai
kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya persalinan dianggap
hal yang menakutkan karena disertai nyeri hebat, bahkan terkadang
menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Nyeri
merupakan fenomena yang subjektif, sehingga keluhan nyeri
persalinan setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang
samapun tingkat nyeri persalinannya tidak akan sama dengan nyeri
persalinan yang sebelumnya. Sehingga persiapan psikologis sangat
penting dalam menjalani persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan
memahami proses persalinan maka ibu akan mudah bekerjsama dengan
petugas kesehatan yang akan menolong persalinannya.
Dalam proses persalinan normal, pemeran utamanya adalah ibu yang
disertai dengan perjuangan dan upayanya. Sehingga ibu harus
meyakini bahwa ia mampu menjalani proses persalinan dengan lancar.
Karena jika ibu sudah mempunyai keyakinan positif maka keyakinan
tersebut akan menjadi kekuatan yang sangat besar saat berjuang
mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu tidak semangat atau
mengalami ketakutan yang berlebih maka akan
membuat proses persalinan menjadi sulit.
e. Penolong Persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah petugas
kesehatan yang mempunyai legalitas dalam menolong persalinan,
antara lain: dokter,bidan, perawat maternitas dan petugas kesehatan
yang mempunyai kompetensi dalam pertolongan persalinan,
menangani kegawataruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan.
Petugas kesehatan yang memberi pertolongan persalinan dapat
menggunakan alat pelindung diri, serta melakukan cuci tangan untuk
mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien. Pemanfaatan
pertolongan persalinan oleh tenaga professional di masyarakat masih
sangat rendah dibandingkan dengan target yang diharapkan. Pemilihan
penolong persalinan merupakan faktor yang menentukan terlaksananya
proses persalinan yang aman (Nurhapipa, 2015).

BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS/BIODATA

Nama : Ny.T Nama Suami : Tn.L


Umur : 22 Tahun Umur : 28 Tahun
Suku/Bangsa : Sumatera Suku/Bangsa : Sumatera
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Palembang Alamat : Palembang
Tanggal MRS : 22-10-2022 Pukul : 15 : 20
Tanggal Pengkajian : 23-10-2022 Pukul : 16 : 00
No.Register : 62XXXX
Ruangan : Ruangan Ponek

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama :
 Saat masuk RS : Mau melahirkan anak ke 1
 Saat Pengkajian : Pasien mengatakan cemas baru mau melahirkan
pertama kali
Masalah keperawatan : Ansietas
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan
HPHT : 17-02-2022
Taksiran partus : 24 November 2021 (39 Minggu)
Kode Kehamilan : G1P0A0
ANC
Frekuensi :
Tempat : Bidan
Keluha :
Trimester I : Mengeluh mual dan muntah setiap pagi hari
Trismester II : Tidak ada keluhan
Trimester III : Mengeluh pegal-pegal dan sering buang air
kecil
Imunisasi : ( ✔ )Tidak Ada
Imunisasi minggu I : tidak ada
Imunisasi minggu I : tidak ada
b. Riwayat Persalinan
IBU

Tanggal persalinan : 22/10/2022 waktu : 06.25


Tempat Persalinan : RSUD Bari ditolong oleh : Dokter
Jenis Peralinan :( ) Operasi Sectio Cesarea
Perdarahan :
Plasenta :
Dilahirkan dengan : ( ✔ ) Spontan
Keadaan plasenta : ( ✔ ) lengkap
Sisa plasenta : ( ✔ )Tidak Ada
Ukuran diameter : 22 cm
Berat : 500 gram
Kelainan : tidak ada
Ketuban :
Warna : ( ✔ ) Jernih
Bau : ( ✔ )Tidak
BAYI
Jenis Kelamin : ( ✔ ) laki-laki
BBL : 3000 gram PB : 48 cm
APGAR SCORE : 9 dari 10
A = 2 poin = Warna kulit kemerahan pada tubuh dan ekstremitas
P = 2 poin = >100 kali/menit.
G = 2 poin = Bayi menangis, batuk atau bersin
A = 1 poin = Banyak gerakan
R = 2 poin = Pernapasan baik dan teratur, menangis kuat
Anus : ( ✔ ) Ada
Masa Gestrasi : 38 Minggu
Cacat Bawaan : ( ✔ )Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Pengkajian Post Partum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaaran : composmentis
c. Riwayat Keluarga Berencana : (✔) Ya
Jenis (Sebutkan) : Suntik
d. Aspek Psikososial Kultural
1) Konsep Diri ( fase taking in – taking on )
 Ideal Diri :
Pasien mengatakan ingin menjadi Ibu dan Isteri yang baik bagi
anak dan suaminya.
 Gambaran Diri :
Pasien mengatakan bahwa dia menerima bentuk dan penampilan
tubuhnya sekarang.
 Identitas Diri :
Pasien mengatakan merasa sudah menjadi wanita sesungguhnya
karena telah berhasil melahirkan anak yang lucu.
 Harga Diri :
Pasien mengatakan dia telah menjadi ibu sekaligus istri yang ideal
bagi suami dan anaknya.
 Peran Diri :
Pasien mengatakan sangat senang akan perannya bertambah bukan
hanya menjadi istri saja tetapi sekarang telah menjadi ibu.
Keterangan (Jelaskan):
 Fase taking in : ibu mengatakan pada hari pertama partus ibu
merasa Kelelahan dan nyeri, serta berfokus ke diri nya sendiri.
 Fase taking on : Pasien mengatakan merasa senang dalam
mengurus bayinya dan Dapat menerima tanggung jawab.
 Letting go : Pasien mengatakan menerima tanggung jawab
akan peran yang baru sebagai ibu.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

c. Penerimaan bayi oleh :


 Ibu: ibu menerima keadaan bayinya.
 Suami, keluarga dan lingkungan :
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
d. Pengalaman melahirkan dan perawatan anak sebelumnya (letting go):
Ibu mengatakan ini kelahiran pertama.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
e. Koping terhadap masalah : ibu mengatakan dapat menyesuaikan diri
dengan keadaannya.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
f. Faktor Sosial dan Keterikatan kekeluargaa
 Tipe keluarga: Keluarga pasien Ny. S termasuk tipe keluarga inti
yang terdiri dari suaminya, Ny. T, dan 1 anaknya.
 Hubungan pasien dengan kepala keluarga: Pasien mengatakan
hubungannya dengan suaminya baik dan selalu harmonis.
 Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : Pasien
mengatakan pengambilan keputusan dalam anggota keluarganya
adalah suami.
 Kegiatan yang dilakukan di masyarakat: pasien mengatakan tidak
terlalu aktif dalam kegiatan masyarakat.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
g. Faktor nilai budaya dan gaya hidup
 Bahasa yang digunakan : Sumatera
 Kebiasaan membersihkan diri : pasien mengatakan mandi pagi jam
08.00 dan mandi sore jam 17.00.
 Kebiasaan makan : ibu mengatakan setelah melahirkan ibu selalu
makan sayuran dan buah buahan.
 Makan pantangan yang berkaitan dengan kondisi sakit : ibu
mengatakan tidak terlalu sering makan makanan luar seperti bakso,
mie ayam dll.
 Sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan : televisi dan hp
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
h. Persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari : pasien
mengatakan kelelahan saat melakukan aktivitas sehari hari saat hamil
trimester ke 3.
i. Faktor ekonomi
Sumber biaya pengobatan : Mandiri
j. Faktor pendidikan
 Tingkat pendidikan keluarga: baik
 Jenis pendidikan: SMA
k. Aspek Psikospiritual.
Komponen mental, emosional dan spiritual : baik
 Konsep diri : Pasien mengatakan sangat senang sekali dengan
kelahiran anak, pasien mengatakan jika keluarganya sangat senang
sekali dengan kelahiran anak, pasien beragama islam dan rajin
menunaikan sholat 5 waktu dan rajin berdoa.
 Kepuasan sexualitas : ibu mengatakan Kepuasan sexualitas baik
 Praktek keagamaan : pasien beragama islam dan rajin
menunaikan sholat 5 waktu dan rajin berdoa.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
l. Kebutuhan Dasar Khusus
Pola Nutrisi
 Frekuensi makan: 3x sehari
 Nafsu makan : (✔) baik
 Jenis makanan rumah : nasi, lauk dan sayur
 Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: - Pola Eliminasi: baik
Pola Personal Hygiene : baik
Pola Istirahat dan Tidur: tidur jam 22.00 wib
Pola aktifitas dan latihan: baik
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
4. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
BB Hamil : 55 kg
BB sekarang : 48 kg
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
a. Wajah
Oedema : ( ✔) Tidak Ada
Conjungtiva : ( ✔) Anemis
Sklera : ( ✔ ) Tidak Ikterik
b. Leher
Pembesaran Kelenjar tiroid : ( ✔) Tidak ada
Peningkatan vena jungularis : ( ✔) Tidak ada
c. Dada
 Payudara
Kesan umum :
Bentuk payudara : ( ✔) Simetris
Puting susu : ( ✔) Menonjol
Hiperpegmentasi : ( ✔) Ada
Colostrum : ( ✔) Keluar
Kebersihan : ( ✔) Cukup
Kelainan : ( ✔) Tidak ada
Data tambahan : ASI keluar dan bayi mau menghisap dan menelan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
d. Abdomen
Bekas luka /operasi : ( ✔) ada
Keadaan luka operasi : ( ✔) Kering ( ✔) Tidak ada PUS
Gavidarum striae : ( ✔ ) Ada
Auskultasi abdomen
Bising Usus : ( ✔ ) < 15 x/mnt
Data Tambahan : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
e. Genatalia
Vulva dan Vagina
Varises : ( ✔) Tidak ada
Luka : ( ✔) Tidak ada
Kemerahan : ( ✔) Tidak ada
Nyeri : ( ✔) Tidak
Kebersihan : ( ✔) Cukup
f. Eliminasi
Berapa jam setelah post partum :
BAB : Frekuensi : 1 x sehari
Konsistensi : padat
Warna : kekuningan
Keluhan : tidak ada
Hemoroid : ( ✔ ) tidak
BAK : Frekuensi : 3 kali
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
Data Tambahan : pasien mengatakan dia mulai BAB pada
tanggal 22 November 2021 pukul 10.00 WIB
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
g. Ekstermitas
Oedema tangan / jari : ( ✔ )Tidak Ada
Oedema Kaki : ( ✔ )Tidak Ada
Varises Tungkai :( ✔ )Tidak Ada
Tromboplebitis : ( ✔ )Tidak Ada
Data Tambahan : Tidak Ada
Masalah keperawatan : Tidak Ada
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Satuan: Rujukan:
Hemoglobin : 10.7 g/dL 12 - 14
Eritrosit : 4,1 106/Ul 4,0 – 5,0

Leukosit : 11.4 106/uL 5 - 10

Trombosit : 296 103/mm3 150 – 400

: 26% 35 - 47

Hemostasis

Masa perdarahan (BT) : 3 menit

Masa pembekuan (CT) : 9 menit

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.

I. ANALISA MASALAH KEPERAWATAN

DATA ETIOLOGI ANALISA MASALAH


DS : Air Ketuban Berlebih Ansietas b.d. krsis
1. Klien mengatakan situasional
cemas/khawatir terjadi Tali Pusar Panjang
sesuatu pada bayinya
DO : Ketuban pecah

1. Klien tampak gelisah


Kontraksi abdomen
dan tegang
2. TTV :
TD : 120 / 80 mmHg
Nyeri abdomen
N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit Merangsang Area Sensorik
S : 36,5 C
0
Motorik

Kecemaasan
DS : Klien mengatakan nyeri Proses persalinan Nyeri melahirkan b.d
di bagian bawah dilatasi serviks
DO :
1 Klien tampak meringis
2 Klien tampak
memegang bagian yang
terasa nyeri
3 Klien tampak mencari
posis yang bias
meringankan nyeri
II. MASALAH KEPERAWATAN:
1 Ansietas
2 Nyeri Melahirkan
3 Pola Nafas Tidak Efektif

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 Ansietas b.d krisis situasinonal
2 Nyeri melahirkan b.d Dilatasi Serviks
3 Pola Nafas Tidak Efektif b.d penurunan energy

IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan


INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/SLKI Intervensi
Pola nafas tidak efektif b.d Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Napas (I.01011)
penuruan energy Setelah dilakukan tindakan  Monitor pola napas
keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam  Monitor bunyi napas tambahan
pola napas pasien dapat membaik  Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan kriteria hasil sebagai  Berikan minum hangat
berikut :  Berikan oksigen
a. Penggunaan otot bantu napas  Ajarkan Teknik batuk efektuf
2 5
Ket.
2: Cukup meningkat
5: menurun
b. FrekuensI Napas
c. Kedalam napas
2 5
Ket.
2: Cukup memburuk
5: membaik
I Nyeri Melahirkan b.d dilatasi Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
seviks Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi skala nyeri
keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
tingkat nyeri pasien dapat menurun 3. Berikan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi
dengan kriteria hasil sebagai rasa nyeri
berikut : 4. Jelaskan strategi meredakan nyeri
a. Keluhan nyeri 5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
b. Meringis 6. Kolaborasi pemberian analgetik
c. gelisah
2 5
Ket. 2. Cukup meningkat
1. Menurun

2 Ansietas berhubungan dengan Kontrol Kecemasan Manajemen Kecemasan


krisis situasional Setelah dilakukan tindakan  Kaji tanda verbal dan non verbal ansietas
DS : keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam  Dampingi klien dan lakukan tindakan bila klien
1) Pasien mengatakan cemas kecemasan pasien dapat menurun menunjukan perilaku merusak
karena mau bersalin. dengan kriteria hasil sebagai  Mulai lakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan
DO : berikut :  Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh
1. Pasien terlihat cemas a. Keluhan cemas berkurang istirahat
2. TTV : b. Skala berkurang (0-2)  Kontrol sensasi klien dalam mengurangi ketakutan
TD : 120 / 80 mmHg c. Pasien tanpak rileks dengan memberikan informasi tentang keadaan klien
N : 80 x / menit 2 5
RR : 20 x / menit Ket. 2. Cukup meningkat
S : 36,5 0C 2. Menurun

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal dan Waktu Implementasi Respon TTD
Pola nafas tidak efektif b.d 1. Memonitor pola napas
penurunan energy 2. Memonitor bunyi napas
tambahan
3. Mempertahankan kepatenan
jalan napas
4. Memberikan minum hangat
5. Memberikan oksigen
6. Mengajarkan Teknik batuk
efektuf
Nyeri Melahirkan b.d dilatasi 1. Mengidentifikasi skala nyeri
seviks 2. Mengidentifikasi respon nyeri
non verbal
3. Memberikan terapi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
5. Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
6. Berkolaborasi pemberian
analgetik

Ansietas b.d krisis situasional Sabtu, 22 sabtu Manajemen Kecemasan 1. Pasien mengatakan
DS : Oktober 2022 Pukul  Mengkaji tanda verbal dan non cemas karena mau
2) Pasien mengatakan cemas 08.45 WIB verbal ansietas melahirkan anak
karena mau bersalin.  Mendampingi klien dan lakukan pertama
DO : tindakan bila klien menunjukan 2. Pasien mengatakan
3. Pasien terlihat cemas perilaku merusak baru pertama kali
4. TTV :  Memulai lakukan tindakan untuk bersalin
TD : 120 / 80 mmHg mengurangi kecemasan 3. Pasien tampak
N : 80 x / menit  Memberikan lingkungan yang nyaman dan tidak
RR : 20 x / menit tenang dan suasana penuh terlihat cemas
S : 36,5 0C istirahat kembali

 Mengkontrol sensasi klien dalam


mengurangi ketakutan dengan
memberikan informasi tentang
keadaan klien
EVALUASI KEPERAWATAN
No Tanggal dan Diagnosa Evaluasi TTD
Waktu
1
2 Nyeri Melahirkan b.d dilatasi
seviks  Klien mengatakan nyeri yang di rasakan
berkurang dari 7 menjadi 2
 Klien mengatakan lebih tenang dan nyaman
O:
 Klien tampak berkurang nyerinya
 Klien tampak tenang
 Klien tampak lebih kooperatif
A: Nyeri Melahirkan
P: Intervensi dilanjutkan

3 Sabtu, 22 Ansietas berhubungan dengan


S:
oktober 2022 krisis situasional  Pasien mengatakan cemasnya berkurang dan
Pukul 08.45 DS : terkadang tidak ada
WIB 3) Pasien mengatakan cemas  Pasien tidak tampak cemas lagi
karena mau bersalin. TD : 120 / 80 mmHg
DO : N : 80 x / menit
5. Pasien terlihat cemas RR : 20 x / menit
6. TTV : S : 36,5 0C
TD : 120 / 80 mmHg A : Nyeri Akut
N : 80 x / menit P : Intervensi Dilanjutkan (Manajemen Nyeri )
RR : 20 x / menit
S : 36,5 0C
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan.


Pengkajian yang kami lakukan dalam asuha keperawatan pada klien Ny.T dengan
keluhan nyeri ingin melahirkan anak ke 1 yang dilakukan di ruang Ponek Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI meliputi, biodata, keluhan utama (saat masuk
RS), riwayat kehamilan dan persalinan, pengkajian post partum, kebutuhan dasar
khusus, hingga pemeriksaan fisik sampai data penunjang. Pengkajian kami lakukan
dengan menggunakan instrumen sebagai pedoman yaitu menurut 12 domai NANDA.
Data pengkajian yang kami lakukan pada studi kasus pada klien Ny. T dengan nyeri
ingin melahirkan persalinan normal yang dilakukan di ruang ponek Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI, data-data yang kami temukan diantaranya adalah
klien cemas karna baru mau melahirkan pertama kali G1P0A0, pada saat trimester 1
klien mengatakan mual dan muntah setiap pagi, di trimester ke 2 tidak ada apa-apa
dan saat di trimester ke 3 klien mengatakan pegal-pegal saat melakukan aktivitas dan
sering ingin buang air kecil. Klien jg mengatakan pola nafsu makan dari awal
kehamilan sampai saat ini baik, klien makan 3x sehari dengan jenis makanan sayur
nasi dan lauk. Personal hygiene baik klien selalu membersihkan diri dan lingkungan.
Dengan pemeriksaan fisik yaitu TD: 120/80, Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu
36,5 C, BB hamil 55 kg dan BB sekarang 48 kg.
Dari uraian pengkajian diatas maka tidak ada masalah keperawatan yang serius, maka
kami mengambil 3 diagnosa yaitu Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
ditandai dengan klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang dan
gelisah dan Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai dengan
mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri 6, klien tampak memegang
area nyeri dan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
A. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat D.0005 (SDKI 2019) Intervensi yang dilakukan
yaitu monitor pola nafas, monitor bunyi nafas tambahan, pertahankan
kepatenan jalan nafas berikan minuman hangat, berikan oksigen dan ajarkan
teknik batuk efektif.
Penanganan untuk nafas tidak efektif yaitu Indentifikasi pola nafas. Tindakan
keperawatan utama yang dilakukan yaitu melakukan observasi TTV,
melakukan monitoring pernafasan, melakukan fisioterapi dada dengan metode
postural drainase, mengkaji pengurangan kecemasan dan melakukan hasil
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

B. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan klien


khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang dan gelisah.
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Intervensi yang dilakukan yaitu kaji tanda verbal dan non verbal ansietas,
damping klien dan lakukan tindakan bila klien menunjukan prilaku merusak,
beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat, kontrol sensasi klien
dalam mengurangi ketakutan dengan memberikan informasi tentang keadaan
klien.
Penanganan untuk ansietas menurut SIKI yaitu Identifikasi saat tingkat
ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor) dan Monitor tanda ansietas
(verbal dan non verbal). Tindakan utaman pada klien nyeri melahirkan
G1A0P0 adalah ansietas yaitu kecemasan kliet saat mau melahirkan.
Indentifikasi kecemasan dengan ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan, Menjelaskan prosedur serta sensasi mungkin
dialami, Menganjurkan menganbil posisi nyaman, dan Mendemonstrasikan
dan melatih teknik relaksasi (napas dalam) Mendemonstrasikan dan melatih
teknik relaksasi (napas dalam)
C. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai dengan
mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri 6, klien
tampak memegang area nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari menyenangkan
sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan persalinan D.0079
(SDKI 2019)
Intervensi yang dilakukan yaitu indentifikasi skala nyeri, indentifikasi respon
nyeri non verbal, berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
jelaskan strategi meredakan nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
dan kolaborasi pemberian analgesik.
Penanganan untuk nyeri persalinan yaitu indentifikasi masalah tingkat nyeri
yang di rasakan, dapat berubah. Tindakan utama pada klien mau melahirkan
G1A0P0 adalah mengurangi tingat nyeri yang dirasakan, yaitu dengan
mengidentifikasi masalah emosional dan spiritual, memberikan posisis yang
nyaman, mengajarkan terapi relaksasi dan mengkolaborasi pemberian
analgesic, antipruritus dan antihisramin jika perlu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Persalinan adalah suatu kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang kemudian, disusul
dengan pengeluaran placenta dan selaput janin. Dalam proses persalinan
dapat terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit
pinggang dan perut bahkan sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas
dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa takut kalau apabila terjadi
bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut yang dihubungkan dengan
pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada
persalinan yang lalu (Rinata, 2018).
2. Ny. P berusia 22th pada tanggal 22 Oktober 2022 masuk Rumah Sakit
dengan keluhan mau melahirkan anak ke-1. TD : 120/80mmHg, RR :
29x/menit, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,5 C
3. Diagnosa
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang
dan gelisah.
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
3. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai
dengan mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri
6, klien tampak memegang area nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari menyenangkan
sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan persalinan
4. Intervensi
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat D.0005 (SDKI 2019) Intervensi yang
dilakukan yaitu monitor pola nafas, monitor bunyi nafas tambahan,
pertahankan kepatenan jalan nafas berikan minuman hangat, berikan
oksigen dan ajarkan teknik batuk efektif.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang
dan gelisah.
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Intervensi yang
dilakukan yaitu kaji tanda verbal dan non verbal ansietas, damping
klien dan lakukan tindakan bila klien menunjukan prilaku merusak,
beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat, kontrol
sensasi klien dalam mengurangi ketakutan dengan memberikan
informasi tentang keadaan klien.
3. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai
dengan mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri
6, klien tampak memegang area nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari menyenangkan
sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan persalinan
D.0079 (SDKI 2019) Intervensi yang dilakukan yaitu indentifikasi
skala nyeri, indentifikasi respon nyeri non verbal, berikan terapi non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri jelaskan strategi meredakan
nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri dan kolaborasi
pemberian analgesik.
5. Implementasi
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Penanganan untuk nafas tidak efektif yaitu Indentifikasi pola nafas.
Tindakan keperawatan utama yang dilakukan yaitu melakukan
observasi TTV, melakukan monitoring pernafasan, melakukan
fisioterapi dada dengan metode postural drainase, mengkaji
pengurangan kecemasan dan melakukan hasil kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang
dan gelisah.
Penanganan untuk ansietas menurut SIKI yaitu Identifikasi saat tingkat
ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor) dan Monitor tanda
ansietas (verbal dan non verbal). Tindakan utaman pada klien nyeri
melahirkan G1A0P0 adalah ansietas yaitu kecemasan kliet saat mau
melahirkan. Indentifikasi kecemasan dengan ciptakan suasana
terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, Menjelaskan prosedur
serta sensasi mungkin dialami, Menganjurkan menganbil posisi
nyaman, dan Mendemonstrasikan dan melatih teknik relaksasi (napas
dalam) Mendemonstrasikan dan melatih teknik relaksasi (napas
dalam)
3. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai
dengan mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri
6, klien tampak memegang area nyeri
Penanganan untuk nyeri persalinan yaitu indentifikasi masalah tingkat
nyeri yang di rasakan, dapat berubah. Tindakan utama pada klien mau
melahirkan G1A0P0 adalah mengurangi tingat nyeri yang dirasakan,
yaitu dengan mengidentifikasi masalah emosional dan spiritual,
memberikan posisis yang nyaman, mengajarkan terapi relaksasi dan
mengkolaborasi pemberian analgesic, antipruritus dan antihisramin
jika perlu.
6. Evaluasi
Dari mulai diagnosa, intervensi, serta implementasi keperawatan yang sudah
disusun serta telah diterapkan kepada pasien maka hasil dari evaluasinya
pasien mengalami peningkatan kesehatan serta masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien berkurang dan teratasi dengan baik. Sehingga dalam
hal ini pasien dapat kembali lingkungannya lagi dengan kondisi yang
lebih optimal dan baik.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan mampu memahami pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
pasien yang dirawat diRumah Sakit khususnya pada perawatan pasien ibu
dalam persalinan yaitu dengan melakukan pemberian oksigen dan lainnya
2. Bagi RSUD Palembang Bari
Diharapkan kepada seluruh perawat atau bidan di RSUD Palembang Bari,
dalam pemberian oksigen ataupun tindakan lainnya menggunakan
handscoone.
3. Bagi Institusi
Agar lebih mengarahkan dan membimbing para mahasiswa untuk lebih
terampil dalam keterampilan dasar praktik kllinik.

Anda mungkin juga menyukai