PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis
dan berkesinambungan. (Marmi, 2015). Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan
kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar
kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu
membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup
sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2015).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena
pelayanan kesehatan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di
memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan pelayanan kesehtan tersebut
tenaga kesehatan seperti bidan, perawat dan dokter dapat memantau dan
memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak
305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian Ibu maternal
paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar (49,5%), kematian waktu hamil
(26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000
KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal paling banyak
asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan
kongenital (2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015).
Berdasarkan data di atas masih banyak masalah yang terjadi pada proses
kehamilan sampai dengan keluarga berencana, penyebab tingginya AKI dan AKB
di Indonesia sendiri dikarenakan beberapa factor, salah satunya adalah tidak
dilakukannya asuhan secara berkesinambungan yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi, komplikasi yang tidak ditangani ini
menyebabkan kematian yang berkontribusi terhadap peningkatannya Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Dalam menyikapi tingginya AKI di Indonesia sendiri pemerintah membentuk
suatu program yaitu Safe Motherhood Initiatif yang terdiri dari 4 pilar yang
diantaranya adalah Keluarga Berencana, Asuhan Antenatal, Persalinan yang
Aman atau Bersih serta Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial atau Emergensi
(Prawirohardjo, 2016). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan sendiri yang bersifat menyeluruh dan
bermutu untuk ibu dan bayi dalam lingkup keperawatan adalah melakukan
asuhan keperawatan secara komprehensif (continuity of care). Dengan rencana
yang sesuai strategis ini, ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB)
(Kemenkes, 2014). Diharapkan dengan dilakukan asuhan keperawatan secara
continuity of care dapat mencegah sedini mungkin terjadinya komplikasi dan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi dari masa kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir, dan kontrasepsi berencana.
Berdasarkan uraian di atas, kelompok tertarik untuk menyusun Asuhan
Keperawatan Pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana secara continuty of care dengan menggunakan pendekatan
managemen keperawatan dan di dokumentasikan dengan pendekatan metode
SOAP.
B. Rumusan Penelitian
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny. T Dengan H-39-40 Minggu di Ruang
Ponek RSUD Palembang BARI
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny.T Dengan
G1A0P0 Hamil 39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan analisa data dan menegakkan diagnosa keperawatan
prioritas pada Ny.T Dengan G1A0P0 Hamil 39-40 Minggu di Ruang
Ponek RSUD Palembang BARI
b) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada Ny.T dengan
G1A0PO Hamil 39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang
BARI
c) Mampu melakukan implementasi pada Ny.T Dengan G1A0P0 Hamil 39-
40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
d) Mampu melakukan evaluasi tindakan pada Ny.T dengan G1A0P0 Hamil
39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
e) Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.T dengan
G1A0P0 Hamil 39-40 Minggu di Ruang Ponek RSUD Palembang BARI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS/BIODATA
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama :
Saat masuk RS : Mau melahirkan anak ke 1
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan cemas baru mau melahirkan
pertama kali
Masalah keperawatan : Ansietas
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan
HPHT : 17-02-2022
Taksiran partus : 24 November 2021 (39 Minggu)
Kode Kehamilan : G1P0A0
ANC
Frekuensi :
Tempat : Bidan
Keluha :
Trimester I : Mengeluh mual dan muntah setiap pagi hari
Trismester II : Tidak ada keluhan
Trimester III : Mengeluh pegal-pegal dan sering buang air
kecil
Imunisasi : ( ✔ )Tidak Ada
Imunisasi minggu I : tidak ada
Imunisasi minggu I : tidak ada
b. Riwayat Persalinan
IBU
: 26% 35 - 47
Hemostasis
Kecemaasan
DS : Klien mengatakan nyeri Proses persalinan Nyeri melahirkan b.d
di bagian bawah dilatasi serviks
DO :
1 Klien tampak meringis
2 Klien tampak
memegang bagian yang
terasa nyeri
3 Klien tampak mencari
posis yang bias
meringankan nyeri
II. MASALAH KEPERAWATAN:
1 Ansietas
2 Nyeri Melahirkan
3 Pola Nafas Tidak Efektif
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal dan Waktu Implementasi Respon TTD
Pola nafas tidak efektif b.d 1. Memonitor pola napas
penurunan energy 2. Memonitor bunyi napas
tambahan
3. Mempertahankan kepatenan
jalan napas
4. Memberikan minum hangat
5. Memberikan oksigen
6. Mengajarkan Teknik batuk
efektuf
Nyeri Melahirkan b.d dilatasi 1. Mengidentifikasi skala nyeri
seviks 2. Mengidentifikasi respon nyeri
non verbal
3. Memberikan terapi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
5. Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
6. Berkolaborasi pemberian
analgetik
Ansietas b.d krisis situasional Sabtu, 22 sabtu Manajemen Kecemasan 1. Pasien mengatakan
DS : Oktober 2022 Pukul Mengkaji tanda verbal dan non cemas karena mau
2) Pasien mengatakan cemas 08.45 WIB verbal ansietas melahirkan anak
karena mau bersalin. Mendampingi klien dan lakukan pertama
DO : tindakan bila klien menunjukan 2. Pasien mengatakan
3. Pasien terlihat cemas perilaku merusak baru pertama kali
4. TTV : Memulai lakukan tindakan untuk bersalin
TD : 120 / 80 mmHg mengurangi kecemasan 3. Pasien tampak
N : 80 x / menit Memberikan lingkungan yang nyaman dan tidak
RR : 20 x / menit tenang dan suasana penuh terlihat cemas
S : 36,5 0C istirahat kembali
A. Kesimpulan
1. Persalinan adalah suatu kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan yang kemudian, disusul
dengan pengeluaran placenta dan selaput janin. Dalam proses persalinan
dapat terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit
pinggang dan perut bahkan sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas
dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa takut kalau apabila terjadi
bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut yang dihubungkan dengan
pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada
persalinan yang lalu (Rinata, 2018).
2. Ny. P berusia 22th pada tanggal 22 Oktober 2022 masuk Rumah Sakit
dengan keluhan mau melahirkan anak ke-1. TD : 120/80mmHg, RR :
29x/menit, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,5 C
3. Diagnosa
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang
dan gelisah.
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
3. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai
dengan mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri
6, klien tampak memegang area nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari menyenangkan
sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan persalinan
4. Intervensi
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Pola nafas tidak efektif merupakan Inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat D.0005 (SDKI 2019) Intervensi yang
dilakukan yaitu monitor pola nafas, monitor bunyi nafas tambahan,
pertahankan kepatenan jalan nafas berikan minuman hangat, berikan
oksigen dan ajarkan teknik batuk efektif.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang
dan gelisah.
Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Intervensi yang
dilakukan yaitu kaji tanda verbal dan non verbal ansietas, damping
klien dan lakukan tindakan bila klien menunjukan prilaku merusak,
beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat, kontrol
sensasi klien dalam mengurangi ketakutan dengan memberikan
informasi tentang keadaan klien.
3. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai
dengan mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri
6, klien tampak memegang area nyeri
Pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi dari menyenangkan
sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan persalinan
D.0079 (SDKI 2019) Intervensi yang dilakukan yaitu indentifikasi
skala nyeri, indentifikasi respon nyeri non verbal, berikan terapi non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri jelaskan strategi meredakan
nyeri, anjurkan memonitor nyeri secara mandiri dan kolaborasi
pemberian analgesik.
5. Implementasi
1. Pola Nafas Tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy
ditandai dengan
Penanganan untuk nafas tidak efektif yaitu Indentifikasi pola nafas.
Tindakan keperawatan utama yang dilakukan yaitu melakukan
observasi TTV, melakukan monitoring pernafasan, melakukan
fisioterapi dada dengan metode postural drainase, mengkaji
pengurangan kecemasan dan melakukan hasil kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian terapi.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai dengan
klien khawatir terjadi sesuatu pada bayinya, klien tampak tegang
dan gelisah.
Penanganan untuk ansietas menurut SIKI yaitu Identifikasi saat tingkat
ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor) dan Monitor tanda
ansietas (verbal dan non verbal). Tindakan utaman pada klien nyeri
melahirkan G1A0P0 adalah ansietas yaitu kecemasan kliet saat mau
melahirkan. Indentifikasi kecemasan dengan ciptakan suasana
terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, Menjelaskan prosedur
serta sensasi mungkin dialami, Menganjurkan menganbil posisi
nyaman, dan Mendemonstrasikan dan melatih teknik relaksasi (napas
dalam) Mendemonstrasikan dan melatih teknik relaksasi (napas
dalam)
3. Nyeri Persalinan berhubungan dengan dilatasi servik ditandai
dengan mengeluh nyeri wajah klien tampak meringis, skala nyeri
6, klien tampak memegang area nyeri
Penanganan untuk nyeri persalinan yaitu indentifikasi masalah tingkat
nyeri yang di rasakan, dapat berubah. Tindakan utama pada klien mau
melahirkan G1A0P0 adalah mengurangi tingat nyeri yang dirasakan,
yaitu dengan mengidentifikasi masalah emosional dan spiritual,
memberikan posisis yang nyaman, mengajarkan terapi relaksasi dan
mengkolaborasi pemberian analgesic, antipruritus dan antihisramin
jika perlu.
6. Evaluasi
Dari mulai diagnosa, intervensi, serta implementasi keperawatan yang sudah
disusun serta telah diterapkan kepada pasien maka hasil dari evaluasinya
pasien mengalami peningkatan kesehatan serta masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien berkurang dan teratasi dengan baik. Sehingga dalam
hal ini pasien dapat kembali lingkungannya lagi dengan kondisi yang
lebih optimal dan baik.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan mampu memahami pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
pasien yang dirawat diRumah Sakit khususnya pada perawatan pasien ibu
dalam persalinan yaitu dengan melakukan pemberian oksigen dan lainnya
2. Bagi RSUD Palembang Bari
Diharapkan kepada seluruh perawat atau bidan di RSUD Palembang Bari,
dalam pemberian oksigen ataupun tindakan lainnya menggunakan
handscoone.
3. Bagi Institusi
Agar lebih mengarahkan dan membimbing para mahasiswa untuk lebih
terampil dalam keterampilan dasar praktik kllinik.