Anda di halaman 1dari 42

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) KIMIA KLINIK URIC ACID DI

INSTALASI LABORATORIUM RSUD PALEMBANG BARI


TAHUN 2024

MAKALAH
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Klinik Teknologi Laboratorium
Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

KELOMPOK III :

1. FRISKA NOVITA SARI (51120010)


2. HANDRIYAN MAHENDRA (51120011)
3. HENI RESINTA AGUSTIN (51120012)
4. INTAN PUTRI PERMATA (51120013)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG TAHUN 2024
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL: PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) KIMIA KLINIK URIC ACID


DI INSTALASI LABORATORIUM RSUD PALEMBANG BARI TAHUN
2024

Palembang, 14 Maret 2024

Menyetujui

Pembimbing Klinik (CI) Dosen Pembimbing

Istikomah, S.Tr.Kes.,S.Km Bastian, S.Si.T.,M.Biomed


NIP. 198208262006042022 NIP. 1319320

Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Bembi Farizal, S.ST.Pi., M.M


NIP. 198707012010011001
VISI, MISI DAN MOTTO RSUD PALEMBANG BARI

A. Visi
Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
B. Misi:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan pada
etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
C. Motto:
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
Tujuan:
1. Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai standar mutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjangkau yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
D. Sejarah
1. Sejarah Berdirinya
RSUD Palembang BARI dulunya adalah Poliklinik/Puskesmas Panca
Usaha yang dibangun pada Tahun 1986. Poliklinik/ Puskesmas Panca
Usaha diresmikan menjadi RSUD kelas C tanggal 19 Juni 1995.
Kemudian ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B tahun 2009 melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 241/MENKES/SK/IV/2009
tanggal 2 April 2009 tentang Peningkatan Kelas RSUD Palembang BARI
milik Pemerintah Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Penetapan
nama menjadi RSUD Palembang BARI atas dasar surat Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.07.06/III/2044/09 tanggal 5 Juni 2009
tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah
dengan nama “Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI”
Pemerintah Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
RSUD Palembang BARI terletak di Kecamatan Seberang Ulu I, Jalan
Panca Usaha No.1, Kelurahan 5 Ulu darat. Luas area RSUD Palembang
BARI ± 45,605 m2, sebagian besarnya merupakan rawa-rawa dengan
kedalaman air mencapai 50 cm–50 cm. Keadaan ini mempengaruhi
pengembangan rumah sakit karena area tersebut harus ditimbun terlebih
dahulu sebelum dilakukan pembangunan.
Saat ini untuk menuju RSUD Palembang BARI dapat ditempuh
melalui dua akses utama. Pertama melalui Jalan Panca Usaha yang
terhubung langsung ke Instalasi Poliklinik dan Kantor Administrasi
RSUD Palembang BARI. Kedua melalui Jalan Gubernur H. Bastari yang
terhubung langsung ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palembang
BARI. Akses kedua RSUD Palembang BARI ini sebenarnya telah
dibangun sejak Januari 2001 oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
(PUBM) Kota Palembang. Namun saat ini akses tersebut baru bisa dilalui
satu jalur saja, sedangkan jalur lainnya belum dilanjutkan
pembangunannya.
Selain sebagai rumah sakit rujukan yang memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat, RSUD Palembang BARI juga merupakan
rumah sakit pendidikan sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.02.03/I/2313/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI sebagai Rumah Sakit
Pendidikan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai rumah sakit
pendidikan RSUD Palembang BARI telah bekerjasama dengan beberapa i
nstitusi pendidikan di bidang kesehatan seperti FK Muhammadiyah, FK
UNSRI, Akademi Kebidanan, dan Akademi Keperawatan di wilayah
Palembang dan sekitarnya. Fasilitas-fasilitas yang disediakan RSUD Pale
mbang BARI seperti tempat praktek, perpustakaan, dan ruang pertemuan
diharapkan bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin mengembangkan
ilmu dan pengetahuannya di bidang kesehatan.
2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
a. Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poli klini
k atau Puskesmas Panca Usaha.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG sebaga
i Direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr. H. Dahlan A
bbas, SpB.
d. Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari 2001: Pelaksana Tugas
dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
e. Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah Puspita,
H. A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
f. Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani,
S.H.,M.M.,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

1. Fasilitas dan Pelayanan


a. Fasilitas
1) Instalasi Gawat Darurat 24 jam
2) Rawat jalan / Poliklinik
3) Rawat Inap
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Rehab Medik
6) Perawatan ICU
7) Perawatan ICCU
8) Perawatan Neonatus / NICU
9) Perawatan PICU
10) Perawatan Covid-19
11) Medical Check Up
12) Graha Eksekutif
b. Pelayanan Medis
1) DokterUmum
2) Dokter Gigi
3) DokterSpesialis / Sub Spesialis
• Klinik Penyakit Dalam
• Klinik Bedah
• Klinik Kebidanan & Penyakit Kandungan
• Klinik Anak
• Klinik Mata
• Klinik THT
• Klinik Syaraf
• Klinik Terpadu
• Klinik Kardiologi
• Klinik Kulitdan Kelamin
• Klinik Jiwa
• Klinik Rehabilitasi Medik
• Klinik Jantung
• Klinik Gigi
• Klinik Geriatri
• Klinik Anestesi
• Klinik Alergi Imunologi
• Klinik Gizi
• Klinik VCT
• Klinik Bedah Orthopedi
• Klinik Bedah Digestif
• Klinik Bedah Plastic
• Klinik Bedah Thorax dan Kardiovaskuler
• Klinik Bedah Anak
• Psikologi
• Tumbuh Kembang
• Klinik Paru
c. Pelayanan Penunjang
1) Farmasi / Apotek 24 jam
2) Radiologi 24 jam
3) Laboratorium Klinik 24 jam
4) Patologi Anatomi
5) Bank Darah
6) Haemodialisa
7) ECG / EEG
8) USG 4 Dimensi
9) Endoscopy
10) Kamar Jenazah
11) CT Scan 128 Slices
12) Echocardiography & Treadmill
13) Laparoskopi
14) Fibroscan
15) Phacoemulsifikasi
16) Gen Xpert
17) PCR
18) Bronkoskopi
19) Kateterisasi Jantung (On Progress)

2. Prestasi RSUD Palembang BARI


Penghargaan yang diterima RSUD Palembang BARI antara lain adalah:
1) Tahun 2012 → Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik
Indonesia yaitu Tanda Penghargaan Institusi Kesehatan Berprestasi
atas jasanya dalam memberikan Pelayanan Jamkesmas Terbaik.
2) Tahun 2013 → Pemenang Utama Lomba RSSIB (Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi) Tingkat Provinsi Sumatera Selatan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
3) Tahun 2013 → Penghargaan atas partisipasi dalam memberikan
Pelayanan Kesehatan dan Mensukseskan Program Berobat Gratis
“JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA”.
4) Tahun 2013 → Pemenang I Layanan Pelayanan Jamkesmas terbaik
dan lomba Akreditasi Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Tingkat
Provinsi Sumatera Selatan, yang ditetapkan melalui Keputusan
Gubernur Sumatera Selatan Nomor 756/KPTS/DINKES/2013 Tentang
Pemenang Lomba Akreditasi Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
Tingkat Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013. Program ini
merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk penurunan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah dengan program
RSSIB (Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi).
5) Tahun 2014 → Peringkat III Cakupan Pelaporan SIRS Tahun 2013.
6) Tahun 2014 → Pemenang Utama Lomba RSSIB (Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi) Tingkat Provinsi Sumatera Selatan dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Pemberdayaan Anak Republik Indonesia.
7) Tahun 2014 → Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Unit
Pelayanan Umum Rumah Sakit.
8) Tahun 2014 → Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Unit
Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit.
9) Tahun 2015 → Mendapatkan penghargaan sebagai Unit Kerja yang
berkategori Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
10) Tahun 2016→ Salah satu Role Model dari 5 RSUD di Indonesia terkait
dengan pelayanan publik.
11) Tahun 2016 → Mendapatkan Pengahargaan WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian dari BPK Kota Palembang.
12) Tahun 2016 → Mendapat penghargaan Penilaian Terbaik dari Auditor
Ekstrenal dengan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
13) Tahun 2017 → Penghargaan Role Model Pelayanan Publik kategori
“Sangat Baik” dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
14) Tahun 2017 → Penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari
BPK Kota Palembang.
15) Tahun 2017 → Penghargaan Penilaian Terbaik dengan Opini WTP
(Wajar Tanpa Pengecualian) dari Auditor Eksternal.
16) Tahun 2018 → Penghargaan Role Model Pelayanan Publik kategori
“Sangat Baik” dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
17) Tahun 2018 → Penghargaan Rumah Sakit Rujukan Dalam
Menyukseskan Penyelenggaraan Asian Games XVIII dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
18) Tahun 2019 → Penghargaan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
Kategori Sangat Baik dari Menteri PAN-RB.
19) Tahun 2019 → Juara I Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB)
dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
20) Tahun 2019 → Penghargaan Role Model Pelayanan Publik kategori
“Sangat Baik” dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
21) Tahun 2019 → Sertifikasi Rumah Sakit Pendidikan dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
22) Tahun 2019 → Penghargaan FKRTL Teladan Kelas B Tahun 2019
dari BPJS Kesehatan.
23) Tahun 2019 → Sertifikasi lulus tingkat Paripurna Bintang Lima
Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
24) Tahun 2020 → Penghargaan Rumah Sakit Paling Berkomitmen Dalam
Memberikan Pelayanan Terbaik bagi Peserta JKN-KIS Kategori RS
Kelas B dari Deputi Wilayah Sumsel Babel Beng.
25) Tahun 2021 → Sertifikasi lulus tingkat Paripurna Bintang Lima
Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
26) Tahun 2021 → Penghargaan atas Pelayanan Vaksinasi COVID-19
dalam Mendukung Percepatan Vaksinasi Covid-19 bagi Masyarakat
Kota Palembang dari Pemerintah Kota Palembang.
27) Tahun 2021 → Penghargaan Atas Percepatan Vaksinasi COVID-19 di
Provinsi Sumatera Selatan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
28) Tahun 2021 → Penghargaan TOP 5 Inovasi Pelayanan Publik atas
Inovasi BARI Mobile dari Walikota Palembang.
29) Tahun 2021 → Penghargaan TOP 10 Inovasi Pelayanan Publik atas
Inovasi Anjungan Laundry Mandiri “ALMARI” dari Walikota
Palembang.
30) Tahun 2021 → Penghargaan TOP CEO BUMD Awards dari Institut
Otonomi Daerah.
31) Tahun 2021 → Penghargaan dan Trophy TOP BUMD Awards Institut
Otonomi Daerah.

3. LABORATORIUM
a. Visi
Menjadi Laboratorium Unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Laboratorium dengan
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu
berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium.
3. Menjadikan Laboratorium RSUD Palembang BARI sebagai
Laboratorium pendidikan dan pelatihan.
c. Motto
Ketepatan hasil dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
d. Maksud dan Tujuan
1. Meningkatkan kualitas hasil laboratorium dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat
2. Meningkatkan citra pelayanan laboratorium kepada masyarakat.
3. Menghasilkan tenaga professional dalam bidang kelaboratoriuman
yang berkualitas dan bermoral tinggi

4. BANK DARAH
a. FALSAFAH
Pelayanan darah secara profesional dan bermutu untuk transfusi darah
yang aman, cepat dan akurat.

b. VISI
Terwujudnya pelayanan transfusi darah yang aman dan cepat di RSUD
Palembang BARI.

c. MISI
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu.

2. Pemilihan metode pemeriksaan dan instrumentasi yang bermutu


tinggi.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan staf dan petugas Unit
Bank Darah yang profesional dalam memberikan pelayanan
transfusi darah.
4. Terjaminnya penyediaan darah yang tepat dan aman.
d. MOTTO
Darah kita dapat menyelamatkan nyawa anda.
e. TUJUAN
1. Unit Bank Darah Rumah Sakit dapat membantu penyediaan darah
untuk transfusi.

2. Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kesehatan.


STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

RSUD PALEMBANG BARI

DIREKTUR
dr. Hj. Makiani, SH., MM.,
MARS

Wakil Direktur Pelayanan


dr. Amalia, M.Kes.

Plh. Kepala Instalasi Laboratorium


dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., Sp.PK.

Kepala Ruangan
Sri Yuwati, S.T.

Pj. Administrasi Pj. Logistik Pj. Operasional


Dasniar, S.TP. Herwanto, AMAK. Istikomah, AMAK., SKM.

Ka. Unit Laboratorium Klinik Ka. Unit Bank Darah RS Ka. Unit Patologi
dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., dr. Daniel Susilo Anatomi
Sp.PK. dr. Reallyani, Sp.PA.

Ka.Tim Bank Darah Ka.Tim Patologi Anatomi


Yunita, AMAK. Dewi Rizki Paluse, AMAK.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik
klinik dengan judul Pengambilan Darah Vena Pada Pasien Lanjut Usia di Instalasi
Laboratorium RSUD Palembang BARI tepat pada waktunya
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menjalankan praktik klinik program studi Sarjana Terapan Teknologi
Laboratorium Medis di RSUD Palembang BARI
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Hj. Makiani, S.H., MM., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
2. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes sebagai Rektor Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Zairinayati, SKM.,M.Kes sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
IKesT Muhammadiyah Palembang.
4. Dr. Amalia,M.Kes sebagai Wakil Direktur pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
5. Dr. Alfarobi,M.Kes sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
6. Bembi Farizal,S.ST.Pi.,MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
7. Ibu. dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., Sp.PK selaku Kepala
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Palembang BARI
8. Bety Maryanti, SKM., M.Kes sebagai Kepala Sub Bagian Kerjasama dan
Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
9. Bapak Beni Murdani, AMF.,SKM.,M.Kes sebagai koordinator Pembimbing
Klinik Non Keperawatan dan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
10. Ibu Sri Yuwati, A.Md.kes,S.T sebagai Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
11. Bapak Bastian, S.Si.T.,M.Biomed sebagai Ka Prodi DIV Teknologi
Laboratorium Medis IKesT Muhammadiyah Palembang.
12. Ibu Istikomah, S.Tr.Kes.,S.Km sebagai Pembimbing klinik ruangan
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
13. Ibu Nurhidayanti, S.Si.,M.Kes Pembimbing Akademik Institut Ilmu
Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
14. Seluruh karyawan dan karyawati Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI.
15. Seluruh dosen dan staff Institusi Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang
Kami menyadari laporan praktik klinik ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian saran dan kritik yang sangat membantu kami harapkan dan kami
terima dengan senang hati. Kami berharap semoga laporan kasus ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya.
Palembang, 14 Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………..
VISI, MISI DAN MOTTO RSUD PALEMBANG BARI…………………………
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM KLINIK RSUD
PALEMBANG BARI………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan……………………………………………..
BAB II TINJAU PUSTAKA……………………………………………………
2.1 Pemantapan Mutu Laboratorium……………………………………………
2.2 Uji Ketelitian dan Ketepatan…………………………………………………
2.3 Macam Macam Kesalahan di Laboratorium………………………………
2.4 Bahan Kontrol………………………………………………………………
2.5 Dasar-dasar Statistik…………………………………………………………..
BAB III TINJAU PUSTAKA……………………………………………………
3.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI) Kimia Klinik Urid Acid di Instalasi
Laboratorium Medis RSUD Palembang Bari……………………………………
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
……………………………………………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
5.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
LAMPIRAN……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data WHO (World Health Organization), prevelensi asam
urat di seluruh dunia adalah 34,2%. Penyakit asam urat sering terjadi di salah
satu negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai 26,3% dari total
penduduk. Penderita asam urat mencapai 230 juta dan angka tersebut
diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun 2020. Indonesia adalah salah
satu negara terbesar keempat di dunia dengan populasi asam urat. 35%
penyakit asam urat terjadi pada pria diatas 45 tahun. Pravelensi asam urat
umur 65-74 tahun sebanyak 51,9% dan umur 75 tahun sebanyak 54,8%.
Angka kejadian asam urat berdasarkan diagnosa medis di Indonesia sebesar
7,3% dan berdasarkan diagnosa atau gejala sebesar 24,7% (Riskesdas, 2018).
Gejala asam urat sering kali ditandai dengan rasa pegal, nyeri, pegal dan
kesemutan pada persendian. Serangan pertama umumnya terjadi pada sendi di
pangkal jari kaki, kemudian sendi membengkak dan kulit di atasnya berwarna
merah atau ungu, kencang dan licin, panas saat disentuh dan nyeri, kulit di
atas sendi, nyeri di punggung. bersama dengan dingin, demam, menggigil dan
kelemahan. merasa sakit dan memiliki detak jantung yang cepat pada gejala
asam urat (Widyalestari, 2020).
Asam urat merupakan senyawa sukar larut dalam air yang merupakan hasil
akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman
berupa sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa daging, jeroan,
dan ikan sarden, juga dalam minuman beralkohol dan makanan kaleng. Kadar
asam urat normal untuk pria berkisar 3,5-7,0 mg/dl dan untuk wanita 2,6-6,0
mg/dl. Kadar asam urat tinggi apabila >7,0 mg/dL pada laki-laki dan >6,0
mg/dL pada perempuan, kadar asam urat rendah apabila < 3,5 mg/dL pada
laki-laki dan <2,6 mg/dl pada perempuan. Dalam pemeriksaan Asam urat
peran ahli teknologi laboratorium medis (ATLM) sangat lah penting untuk
pemeriksaan suatu spesimen didalam laboratorium haruslah memiliki skill
yang sangat kuat untuk menganalisa, mendiagnosa suatu penyakit. Termasuk
didalamnya adalah untuk menentukan pemantapan mutu internal laboratorium
pada pemeriksaan kadar asam urat (Silpiyani,dkk.2023).
Ada 3 tahapan penting dalam proses pemantapan mutu internal
laboratorium yaitu tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Kegiatan
pemantapan mutu internal didalam laboratorium mencakup: persiapan pasien
sebelum diambil sampelnya, pengiriman sampel, proses pemeriksaan sampel,
penilaian atau interprestasi hasil pemeriksaan dan pencatatan atau pelaporan
hasil pemeriksaan laboratorium, dimana penyimpanan sampel pemeriksaan
merupakan salah satu tindakan pada tahap pra analitik, pemeriksaan kadar
asam urat bukan 2 merupakan pemeriksaan rutin, tetapi dikehendaki oleh
klinisi pada saat ada keluhan tertentu atau sebagai pendukung pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan laboratorium terutama menggunakan serum darah
haruslah segera dilakukan pemeriksaan baik pemeriksaan asam urat atau
pemeriksaan yang lain, karena apabila serum darah disimpan semakin lama
maka akan mempengaruhi hasil kadar pemeriksaan (Urbaningrum
Vidya.2023).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemantapan mutu internal
kimia klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
B. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Pengendalian Mutu Internal (PMI) pada
pemeriksaan uric acid

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapangan (PK
L) mahasiswa IKesT Muhammadiyah Palembang di RSUD Palembang B
ARI, berlangsung selama kurang lebih 4 minggu mulai dari tanggal 19 Feb
ruari sampai dengan 17 Maret 2024
B. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan dilakukan di Instalasi Laboratorium Rumah Sak
it Umum Daerah Palembang BARI
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pemantapan Mutu Laboratorium
Pemantapan mutu adalah seluruh kegiatan yang melibatkan laborator
ium dan untuk menjamin hasil uji yang dilakukan bermutu baik. Jaminan
mutu merupakan suatu sistem yang disusun secara berkesinambungan unt
uk meningkatkan reliabilitas dan efisiensi laboratorium lainnya. Setiap ko
mponen di dalam pemantapan mutu tidak berdiri sendiri tetapi merupaka
n bagian yang tidak terpisahkan dan saling terkait satu sama lain. Laborat
orium yang akan melaksanakan pemantapan mutu eksternal tanpa melaku
kan pemantapan mutu internal dengan baik (mendeteksi terjadinya kesala
han secara dini) maka usaha tersebut akan sia-sia.
Kimia klinik merupakan ilmu kuantitatif yang berhubungan dengan
pengukuran sejumlah zat penting dalam cairan tubuh (yang disebut denga
n analit) secara biologis untuk tujuan diagnostik, terapetik, monitoring, d
an prognosis. Cairan tubuh yang dapat digunakan adalah darah (darah utu
h, serum, dan plasma), urin, cairan serebrospinal, cairan synovial, dan lai
n-lain.
A. Komponen Pemantapan Mutu Laboratorium
1. Pemantapan mutu internal: biasa disebut quality control, meru
pakan program yang dilakukan setiap laboratorium untuk mela
kukan pengujian mutu ujinya sendiri.
2. Pemantapan mutu eksternal: disebut juga quality assesment di
mana kinerja laboratorium dinilai oleh suatu instansi lain yang
lebih kompeten.
3. Peningkatan mutu: disebut juga quality improvement merupaka
n tindak lanjut secara terus menerus dari kegiatan pemantapan
mutu internal dan eksternal untuk meningkatkan mutu laborato
rium (Suprapti, 2020)

Peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan dilaksanakan


melalui berbagai upaya, antara lain peningkatan kemampuan
manajemen dan kemampuan teknis tenaga laboratorium kesehatan,
peningkatan teknologi laboratorium, peningkatan rujukan dan
peningkatan kegiatan pemantapan mutu. Pemantapan mutu
laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium,
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, antara lain melalui metode
yang tepat, pengambilan spesimen yang benar, pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan
pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal serta eksternal.
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium
secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan
teliti. Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan mulai dari
tahap pra analitik, tahap analitik, sampai tahap pasca analitik.
A. Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, meneri
ma spesimen, memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, m
engirim spesimen, menyimpan spesimen sampai menguji kualitas a
ir reagen/antigen/antisera dengan melakukan verifikasi.
1. Persiapan pasien
a) Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaa
n basal/ puasa
b) Menghindari obat-obat sebelum spesimen diambil
c) Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen dia
mbil Untuk kenormalan keseimbangan cairan tubuh dari ber
diri ke duduk, dianjurkan pasien duduk tenang sekurangnya
15 menit Memperhatikan efek postur
d) Memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepa
njang hari) pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurnal. P
emeriksaan ACTH, Renin, Aldosteron
2. Pemberian identitas spesimen
Pemberian Identitas pasien atau speimen merupakan hal pentin
g, baik saat pengisian formulir, pendaftaran, pengisian label wa
dah. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya
memuat :
a) Tanggal permintaan
b) Tanggal dan jam pengambilan specimen
c) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) t
ermasuk Rekam medis
d) Identitas pengirim nama,alamat, no tlp.
e) Nomor Laboratorium
f) Diagnose klinik
g) Obat yang telah diberikan dan lama pemberian
h) Pemeriksaan laboratorium yang diminta
i) Jenis specimen
j) Lokasi pengambilan specimen
k) Volume specimen
l) Transpor media/pengawet yang digunakan
m)Nama pengambil specimen
n) Label wadah yang dikirim ke laboratorium memuat : Tangg
al pengambilan specimen, Nama dan nomor pasien Jenis sp
esimen.
3. Pengambilan dan penampungan spesimen.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adala
h
a.) Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dil
akukan dengan benar sesuai dengan standard operating procedu
re (SOP) yang ada.
b.) Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
1) Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasi
tas), jangan ada yangmenempel pada bagian luar tabung unt
uk menghindari bahaya infeksi.
2) Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posis
i berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
4. Pengiriman spesimen
Persyaratan pengiriman antara lain adalah Waktu pengirima
n jangan melampaui masa stabilitas spesimen, tidak terkena sinar
matahari langsung, kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerj
a laboratorium dengan berlabel, suhu pengiriman memenuhi syarat.
1) Pengolahan dan persiapan spesimen
a.) Serum
1. Darah dibiarkan suhu kamar selama 20-30 menit, sentrifuse
4000 rpm selama 20 menit.
2. Pemisahan serum dilakukan 2 jam setelah pengambilan spes
imen.
3. Serum yang memenuhi syarat tidak merah dan tidak keruh.
B. Tahap analitik
yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengalibrasi peralatan l
aboratorium, sampai dengan menguji ketelitian/ketepatan(Ginting, 201
9)
C. Tahap Pasca Analitik.
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik yaitu
sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
a. Penulisan hasil
b. Interpretasi hasil
c. Pelaporan Hasil.

Seperti pada tahap analitik, tingkat kesalahan tahap pasca analitik


hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil
jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra analitik, tetapi tetap
memegang peranan yang penting. Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis
terhadap pasiennya.Kesalahan dalam menginterpretasikan dan
melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat berbahaya bagi pasien.
(Siregar, Wulan, Setiawan, & Nuryati, 2018)

2.1.2. Uji Ketelitian dan Ketepatan


Secara umum kontrol kualitas dilakukan dengan memeriksa bahan kon
trol yang kadarnya telah diketahui dan membandingkan hasil pemeriksaan d
engan rentang kadar bahan kontrol tersebut. Idealnya penanggung jawab lab
oratorium mengetahui nilai benar (true value) dari bahan kontrol yang digun
akan. Namun, sangat sulit untuk mengetahui nilai benar tersebut, sehingga c
ukup menggunakan nilai yang dapat diterima (acceptable true value) sebagai
patokan baik buruknya pemeriksaan alat yang digunakan.
Dalam kontrol kualitas tahap analitik hal yang perlu diperhatikan untuk
menjamin hasil pemeriksaan valid dan dapat digunakan untuk mengambil ke
putusan klinis antara lain sebagai berikut.
1) Presisi (ketelitian) adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang
sama pada setiap pengulangan pemeriksaan. Secara kuantitatif, presi
si disajikan dalam bentuk impresisi yang diekspresikan dalam ukura
n koefisien variasi
2) Akurasi (ketepatan) adalah kesesuaian antara hasil pemeriksaan den
gan true value yang tidak harus selalu sama rentangnya karena ada n
ilai rentang yang dapat digunakan sebagai standar. Uji ketepatan da
pat digunakan untuk mengenali adanya kesalahan sistemik.
3) Presisi dan akurasi adalah independen satu dengan yang lain
4) Daftar batas minimum presisi pada setiap parameter pemeriksaan

2.1.3. Macam-macam kesalahan di Laboratorium


Dalam proses analisis dikenal 3 jenis kesalahan yaitu :
1) Inherent Random Error merupakan kesalahan yang hanya disebabk
an oleh limitasi metodik pemeriksaan
2) Systematic Shift (kesalahan sistematik) yaitu suatu kesalahan yang
terus menerus dengan pola yang sama hal ini dapat disebabkan oleh
standar, kalibrasi atau instrumentasi yang tidak baik. kesalahan ini
berhubungan dengan akurasi (ketepatan)
3) Random Error (kesalahan acak) yaitu suatu kesalahan dengan pola
yang tidak tetap yang disebabkan oleh ketidakstabilan, misalnya pa
da penangas air, reagen, pipet, dan lain-lain. Kesalahan ini berhubu
ngan dengan presisi (ketelitian)
2.1.4. Bahan Kontrol
Usaha pemantapan mutu bertujuan untuk memperoleh mutu pemeriksaa
n laboratorium dengan dilakukan pemantapan kualitas uji laboratorium. Sa
lah satu sarana dalam mencapai tujuan tersebut yakni penyediaan bahan ko
ntrol. Bahan kontrol dipakai sebagai sediaan untuk penentuan reabilitas su
atu progress analisis terutama akurasi dan presisi suatu pemeriksaan labora
torium untuk dapat dijadikan sebagai bahan kontrol pemeriksaan.
a. Pengertian Bahan Kontrol Bahan kontrol adalah bahan yang digunaka
n untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di laboratorium atau u
ntuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari.
b. Syarat Bahan Kontrol Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (2010),
untuk dapat digunakan sebagai bahan kontrol suatu pemeriksaan, baha
n tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Memiliki komposisi sama atau mirip dengan specimen
2) Komponen yang terkandung di dalam bahan kontrol harus stabil, ar
tinya selama masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami p
erubahan
3) Hendaknya disertai dengan sertiikat analisis yang dikeluarkan oleh
pabrik yang berdangkutan pada bahan kontrol jadi (komersial)

2.1.5. Dasar-dasar Statistik


Dalam Sukorini, dkk (2010), upaya pemantapan mutu suatu pemeriksaa
n memerlukan adanya uji presisi (ketelitian) dan akurasi (ketepatan) kontrol
kualitas. Untuk melakukan uji presisi dan akurasi diperlukan perhitungan sta
tistik sebagai berikut.
a. Rata-rata (Mean)
Rata-rata adalah hasil pembagian sejumlah nilai hasil pemeriksaan
dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Ratarata biasanya diguna
kan sebagai nilai target dari kontrol kualitas.
b. Standar Deviasi (SD)
Standar Deviasi (SD) adalah pengukuran variasi dalam serangkaian
hasil pemeriksaan. Standar Deviasi sangat berguna untuk laboratorium
dalam menganalisis hasil pengendalian mutu Rumus untuk menghitun
g Standar Deviasi adalah √ (𝑥 − x̅ ) 2 𝑛 – 1
Keterangan :
∑ = Penjumlahan
x = Nilai individu dalam sampel
x̅ = Rata-rata sampel
n = Jumlah sampel/jumlah pemeriksaan

c. Koefisien Variasi (CV)


Koefisien Variasi (CV) adalah standar deviasi (SD) yang dinyataka
n sebagai persentase mean (rata-rata). Koefisien Variasi menggambarkan
perbedaan hasil yang diperoleh setiap kali melakukan pengulangan peme
riksaan pada sampel yang sama. Idealnya, nilai CV harus kurang dari 5%.
Rumus untuk menghitung CV adalah:
Koefisien Variasi (CV) = 𝑆𝐷/𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100%

d. Nilai Bias (d%)


Nilai bias (d%) adalah perbedaan antara hasil pengukuran dengan n
ilai benar (true value) bahan kontrol yang dijadikan indikator inakurasi p
emeriksaan Semakin kecil nilai bias (d%) maka semakin tinggi tingkat ak
urasi pemeriksaan yang dilakukan. Nilai bias dapat positif atau negatif. N
ilai positif menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai benar, sedangka
n nilai negatif menunjukkan nilai yang lebih rendah dari nilai benar

e. Total Eror
Total Eror (TE) atau Total Analytical Error (TAE) merupakan kesa
lahan keseluruhan yang mungkin terjadi dalam hasil tes karena impresisi
(random error) dari prosedur pengukuran (Westgard, 2008). Total Eror di
hitung dengan rumus : TE = % Bias + (1,96 x % CV)
Penggunaan Total Eror untuk menggambarkan kesalahan maksimu
m yang mungkin terjadi dalam hasil pengujian yang diperoleh dari suatu
pengukuran.

f. TEa (Total Error allowed)


TEa adalah persyaratan kualitas analitik yang menetapkan batas untuk im
presisi (random error) dan bias (systematic error) yang dapat ditoleransi dala
m pengukuran tunggal atau hasil tes tunggal (Westgard, 2008)

g. Rentang
Rentang merupakan penyebaran antara nilai hasil pemeriksaan terenda
h hingga pemeriksaan tertinggi. Rumus Rentang = nilai tertinggi – nilai tere
ndah

h. Grafik Levvey-Jenning
merupakan grafik kontrol yang digunakan dalam mendeteksi kesalaha
n yang sifatnya sistematik sehingga mengikuti suatu pola yang pasti. Kesala
han sistematik mengakibatkan setiap pengukuran cenderung ke salah satu ku
tub, selalu lebih tinggi atau selalu lebih rendah. Terdapat dua tipe kesalahan
sistematik, yaitu kesalahan sistematik konstan dan kesalahan sistematik prop
orsional. Sedangkan kesalahan analitik acak merupakan suatu kesalahan yan
g tidak mengikuti pola yang dapat diprediksi. Agar lebih mudah dalam men
deteksi kesalahan analitik, perlu membuat grafik kontrol yang sering diguna
kan yaitu grafik Levvey-jenning

i. Aturan Westgard Multirule


Aturan westgard atau aturan kontrol merupakan suatu kriteria keputus
an untuk menilai apakah pemeriksaan yang dilakukan berada dalam kendali
atau di luar kendali. Beberapa contoh dari aturan kontrol, antara lain (Westg
ard, 2016):

1) 12s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan k
eluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan dua baha
n kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu X ± 2S (Sire
gar, 2018).
2) 13s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan k
eluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu baha
n kontrol melewati batas X ± 3S. Merupakan ketentuan penolakan yan
g menggambarkan adanya kesalahan acak.
3) 22s
Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan adanya kesala
han sistemattik. Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar
dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan 2 kontrol bertu
rut-turut keluar dari batas yang sama yaitu X ± 2SD.

4) R4s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan k
eluar dari kontrol (out of control), apabila perbedaan antara 2 hasil ko
ntrol yang berturut-turut melebihi 4 SD (+2SD lainnya di bawah -2S
D). Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan kesalahan
acak.

5) 41s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan k
eluar dari kontrol (out of control), apabila 4 hasil kontrol yang berturu
t-turut keluar dari batas yang sama baik X + SD maupun X – SD. Mer
upakan ketentuan penolakan yang menggambarkan kesalahan acak da
n kesalahan sistematik.

6) 10x
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan kelu
ar dari kontrol (out of control), apabila 10 kontrol berturut-turut berad
a pada pihak yang sama dari nilai rata-rata. Merupakan ketentuan pen
olakan yang menggambarkan kesalahan sistematik
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI) Kimia Klinik Urid Acid di Instalasi
Laboratorium Rsud Palembang BARI
1. Prosedur Kerja Pengambilan Darah Vena
a. Pra Analitik
1) Gunakan alat pelindung diri digunakan seperti masker, jas
laboratorium dan handscoon) yang sesuai dengan standar protokol
kesehatan
2) Sebelum melakukan pengambilan sampel darah vena, flebotomis
harus memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada pasien
3) Flebotomis menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan serta menjelaskan manfaat dan tujuan dari
pemeriksaan
4) Flebotomis melakukan identifikasi pasien seperti nama, umur,
tempat tanggal lahir, no. rekam medis, dan lain sebagainya
5) Alat dan bahan disiapkan
Alat :
1. APD
2. Tourniquet
3. Spuit
4. Plaster
5. Alkohol swab
6. Tabung merah
7. Kapas Kering (Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Laboratorium Medis. 2020).

b. Analitik
1. Sapa pasien dengan perkenalan diri, sambil mengkonfirmasi
identitas pasien pada formulir permintaan sebelum pengambilan
darah.
2. Persiapkan pasien pada posisis yang siap untuk pengambilan darah.
3. Teliti jenis pemeriksaan dan verifikasi persiapan pasien bila ada,
seperti puasa dan lain-lain.
4. Siapkan jenis tabung pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan.
5. Siapakan venous collection system, kapas alcohol, kasa steril,
pembendung, dan plaster.
6. Gunakan sarung tangan.
7. Pasang torniquet/ karet pembendung pada lengan atas 7-10 cm (4
jari) diatas fossa cubiti.
8. Pastikan vena yang akan ditusuk.
9. Disifeksi dengan kapas alcohol 70% secara sirkuler dari arah dalam
keluar, tunggu sampai kering (30 detik) ( hindari meraba Kembali
daerah yang sudah didisinfeksi dan jarum yang akan ditusuk.
10.Memegang lengan pasien menggunakan ibu jari agar tertarik
11.Lakukan pengambilan darah dengan memasukka jarum pada vena
pasien, jarum harus membentuk sudut 15-30 ° di atas permukaan
lengan
12.Lepaskan tourniquet atau karet pemendung sesegera mungkin saat
darah mulai mengalir ke dalam tabung.
13.Lepaskan jarum jika sudah mencapai volume yang dibutuhkan
dengan gerakan mundur yang cepat
14. Meletakkan kapas steril pada bagian yang ditusuk, berikan
penekanan yang cukup untuk menghindari terjadinya hematoma,
khususnya pada pasien yang memiliki vena kecil
15.Buang jarum pada tempatnya.
16.Masukan darah dalam tabung merah, dan biarkan hingga beku.
17.Tempelkan label nama pada tabung yang akan diisi spesimen darah
kemudian diperlihatkan kepada pasien.
18.Perhatikan luka tempat pengambilan darah, yakinkan perdarahan
telah berhenti dan ditutup dengan plester steril (Program Studi
Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis. 2020).

c. Post Analitik
1. Melakukan pelabelan nama pada sampel
2. Memastikan kondisi pasien stabil setelah proses pengambilan
darah, seperti tidak adanya pendarahan pada daerah vena yang telah
ditusuk, atau terjadinya sinkop
3. Pendistribusian sampel ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan
pemeriksaan (Program Studi Sarjana Terapan Teknologi
Laboratorium Medis. 2021).

2. Prosedur kerja QC alat pemeriksaan kimia klinik (Dialab)


a. Prosedur pengenceran reagen kontrol dan kalibrasi
1) Prosedur pengenceran kontrol
a) Siapkan reagen diacon sebanyak 5ml yang sudah di encerkan
b) Diamkan selama 30 menit
c) Bagi reagen 300μ kedalam tube serum
2) Prosedur pengenceran kalibrasi
a) Siapkan reagen diacal sebanyak 3ml yang sudah di encerkan
b) Diamkan selama 30 menit
c) Bagi reagen 300μ kedalam tube serum
b. Prosedur kontrol dan kalibrasi alat
1) Siapkan posisi qc pada alat
2) Letakkan reagen kontrol dan kalibrasi pada alat
3) Klik menu program and runs control
4) Klik menu pemeriksaan standar auto control
5) Klik run
6) Alat akan melakukan QC
7) Untuk liat hasil klik menu view result for control
8) Catat hasil control di buku catatan QC harian
9) Jika hasil tidak masuk terus diulang sampai hasil masuk
10) Jika hasil masih belum masuk lakukan kalibrasi
11) Jika hasil masih tidak masuk setelah melakukan kalibrasi, cek
banyaknya reagen pemeriksaan pada alat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanggal Hasil QC urid acid


19/02/2024 4,86
20/02/2024 4,67
21/02/2024 4,72
22/02/2024 4,65
23/02/2024 4,92
24/02/2024 4,9
25/02/2024 4,88
26/02/2024 4,94
27/02/2024 4,71
28/02/2024 4,74
29/02/2024 4,6
1/03/2024 4,47
2/03/2024 4,39
3/03/2024 4,42
4/03/2024 4,1
5/03/2024 4,24
6/03/2024 4,06
7/03/2024 4,54
Table 1.4 nilai QC tanggal 19 februari – 07 maret 2024
(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari 2024)

-1SD -2SD -3SD X 1SD 2SD 3SD QC


4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,86
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,67
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,72
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,65
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,92
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,9
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,88
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,94
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,71
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,74
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,6
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,47
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,39
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,42
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,1
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,24
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,06
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,54

Table 2.4 Nilai 1SD, 2SD, 3SD, -1SD, -2SD, dan -3SD dari nilai QC urid acid
(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari)
Chart Title
5.4

5.13
4.92 4.94
4.9 4.88
4.86
4.86
4.72 4.71 4.74
4.67 4.65
4.6
4.59 4.54
4.47
4.39 4.42

4.32 4.24

4.1
4.06
4.05

3.78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

-1SD -2SD -3SD X 1SD 2SD 3SD QC

Gambar 1,1 Grafik QC aturan Wesgard


(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari)

Berdasarkan grafik pemantapan mutu internal kimia klinik Urid Acid di


instalansi laboratorium RSUD Palembang Bari, pada hari ke 5-8 tanggal 23-26
februari 2024 hasil ditolak dikarenakan 4 data nilai QC berada diluar batas 1SD di
sisi yang sama dan terjadinya kesalahan sistematik, kemudian pada hari ke 17
tanggal 6 maret 2024 hasil pemeriksaan masih bisa dikeluarkan namun ada
peringatan dikarenakan 1 data nilai QC berada diluar batas 2SD dan terjadinya
kesalahan random.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan bermutu


dilakukan suatu kegiatan mutu laboratorium kesehatan yang bertujuan dalam
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium pada hasil
ketelitian dan ketepatan pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan hasil Quality control kimia klinik Urid Acid di instalansi laboratorium
RSUD Palembang Bari, pada hari ke 5-8 tanggal 23-26 februari 2024 hasil ditolak
dikarenakan 4 data nilai QC berada diluar batas 1SD di sisi yang sama dan terjadinya
kesalahan sistematik, kemudian pada hari ke 17 tanggal 6 maret 2024 hasil
pemeriksaan masih bisa dikeluarkan namun ada peringatan dikarenakan 1 data nilai
QC berada diluar batas 2SD dan terjadinya kesalahan random.
5.2 Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Harapan pihak akademik dapat menyediakan riset-riset menambah dan
referensi agar dapat menambah wawasan mahasiwa mengenai Teknologi
Laboratorium Medis khususnya pada Pemantapan Mutu Internal (PMI)
pemeriksaan hemoglobin dan mengaplikasikannya dengan baik dan benar saat
praktek dilapangan.
b. Bagi Rumah Sakit
Bagi RSUD Palembang BARI khususnya di Instalasi Laboratorium diharapkan
petugas kesehatan agar dapat meningkatkan peran sertanya di Rumah Sakit
dalam memberikan infomasi berupa pernyuluhan terkait Pemeriksaan
Hemoglobin yang baik sesuai SOP, sehingga klien dan keluarga dapat mengerti
dan mau bekerja sama untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah
dan mau mengikuti proses pengobatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang lebih baik.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan lagi proses pemantapan mutu internal
khususnya pada pemeriksaan laboratorium hemoglobin baik secara teoritis
maupun secara klinis agar pada saat menerapkan atau dalam melaksanakan
pemeriksaan laboratorium dapat berjalan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Widyalestari, S. (2020). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Usia 50 tahun Keatas di RSU
Bundha Thamrin. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 4, Issue.1).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI Tahun 2018.
Silpiyani,dkk.2023. karakteristik responden lansia penderita asam urat di desa pengrajin
kecamatan cilongok. Jurnal riset ilmiah,Vol 2(5)
Urbaningrum Vidya.2023.pemeriksaan kadar asam urat didusun III desa dangeune
kec.kinovaro.jurnal pengabdian masyarakat,Vol 1(2)

LAMPIRAN
Alat kimia klinik Autolyser

Catatan harian Quality control


Hasil pemeriksaan Urit Acid pada alat autolyser

Hasil Quality control Urit Acid

Anda mungkin juga menyukai