Kimia Klinik Friska
Kimia Klinik Friska
NIM :51120010
MK : KIMIA KLINIK
SEMSETER/TK :5/3
PEMBIMBING PRAKTIKUM:dr.Verdiansah,Sp,PK
V. Prosedur Kerja
A. Prosedur kerja pengamatan urine secara mikroskopik
1. Mencuci air dengan 6 langkah dengan sabun di air mengalir
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Kocoklah dahulu urin dalam botol.
4. Jika keruh karena fosfat (reaksi alkalis) asamkanlah sedikit dengan
asam asetat encer, jika keruh karena urat ( reaksi asam) panasilah
sebentar hingga kembali jernih.
5. Kocok botol urin sekali lagi
6. Masukkanlah 12-15 ml urin ke dalam tabung centrifuge.
7. Putarlah dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5 menit
8. Buanglah semua urin dengan pelan-pelan kecuali beberapa tetes
terakhir guna mensuspensi sedimen
9. Pindahkan dengan pipet tetes 1-2 tetes suspensi ke kaca benda yang
bersih, tutuplah masing-masing tetesan tersebut dengan hati-hati tak
terjadi gelembung-gelembung udara
10. Periksalah di bawah mikroskop dengan kuantum cahaya yang
minimun dan mulailah memeriksa dengan pembesaran kecil
dilanjutkan dengan pembesaran besar
VI. Hasil
VII. Pembahasaan
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga hemostatis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.
Warna Urine Urin normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai
sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin.
Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urin; urin encer hampir tidak
berwarna, urin pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Bau Urine Urine
baru, pada umumnya tidak berbau keras. Baunya disebut pesing, disebabkan
karena adanya asam-asam yang mudah menguap. Bau urine dapat dipengaruhi
oleh makanan/ minuman yanga dikonsumsi. Apabila urine dibiarkan lama, maka
akan timbul bau amonia, sebagai hasil pemecahan ureum. Aceton memberikan
bau manis dan adanya kuman akan memberikan bau busuk pada urine. Pada
orang dewasa, normal produksi urine sekitar 1,5 L dalam 24 jam. Jumlah ini
bervariasi tergantung pada : luas permukaan tubuh, konsumsi cairan, dan
kelembaban udara/ penguapan. Kekeruhan pada Urine Urine baru dan normal
pada umumnya jernih. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau
pengendapan urat (dalam urin asam) atau fosfat (dalam urin basa). Kekeruhan
juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.
Glukosa urine adalah pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan dasar yang
dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Secara rutin
pemeriksaan glukosa urine ditekankan terhadap kemungkinan adanya glukosa
dalam urine atau glukosuria. Glukosa dalam urine dapat deteksi dengan cara
yang berbeda-beda. Pada pemeriksaan glukosa urine sebaiknya penderita jangan
makan zat reduktor vitamin C. karena zat tersebut dapat memberikan hasil positif
palsu dengan cara reduksi. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui perbedaan
kadar glukosa urine metode benedict, fehling, dan stick pada urine setelah
ditambahkan vitamin C.
VIII. Kesimpulan
Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan yang dipakai untuk mengetahui
adanya kelainan di dalam saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya,
kelainan yang terjadi di luar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolit obat
seperti zat narkoba dan mendeteksi adanya kehamilan (Gardjito, 2008).
Pemeriksaan urin terdiri dari pemeriksaan mikroskopik, makroskopik dan kimia
urin.
Sedimen urin dapat memberi informasi penting bagi klinisi dalam
membantu menegakkan diagnosis dan perjalanan penyakit dengan kelainan
ginjal dan saliran kemih. Pemeriksaan sedimen yang diperiksa adalah zat sisa
metabolisme yang berupa kristal, granula termasuk juga bakteri. Dengan
pemeriksaan sedimen maka keberadaan suatu benda normal atau tidak normal
yang terdapat dalam urin akan dapat menunjukkan keadaan organ tubuh. Urin
yang ditemukan jumlah eritrosit jauh di atas angka normal bisa menunjukkan
terjadinya perdarahan di saluran kemih bagian bawah.
Pemeriksaan glukosa urine metode Benedict memanfaatkan sifat glukosa
sebagai pereduksi. Prinsip pemeriksaan Benedict adalah glukosa dalam urin akan
mereduksi cuprisulfat menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna
dari larutan Benedict. Hasil positif ditunjukkan dengan adannya kekeruhan dan
perubahan warna dari biru menjadi hijau kekuningan sampai merah bata.
Kelemahan metode ini antara lain reagen yang dibutuhkan lebih banyak, untuk
mendapatkan hasil diperlukan waktu yang agak lama, metode ini juga tidak
spesifik untuk mendeteksi glukosa urin saja. Kelebihan metode ini biayannya
murah, membutuhkan urin yang lebih sedikit (Gandasoebrata, 2017)
IX. Referenai
Setyawati, T. (2018). Medika tadulako , Jurnal Ilmiah Kedokteran , Vol . 1 No .
2. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(2), 36–44.
Lewandroski K. 2019. Clinical Chemistry laboratory management & Clinical
Corellations.
Lewandroski K. 2019. Clinical Chemistry laboratory management & Clinical
Corellations. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. From P, Bieganiec
B, Ehrentich Z, Barak M. 2020. Stability of Common Analytes in urine
Refrigerated for 24 h Before Automated Analysis by Test Strips. Clinica
Chemistry : 49:9
Mengko.R.2019. Instrumen Labolatorium Klinik.Bandung
Ripani,Ahmad. 2020. Penuntu praktikum klinik SMK UNGGULAN Husada
Banjarmasin. Jurusan analisis kesehatan