Anda di halaman 1dari 41

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) KIMIA KLINIK URIC ACID DI

INSTALASI LABORATORIUM RSUD PALEMBANG BARI


TAHUN 2024

MAKALAH
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Klinik Teknologi Laboratorium
Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

KELOMPOK III :

1. FRISKA NOVITA SARI (51120010)


2. HANDRIYAN MAHENDRA (51120011)
3. HENI RESINTA AGUSTIN (51120012)
4. INTAN PUTRI PERMATA (51120013)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN 2024
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL: PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) KIMIA KLINIK URIC ACID


DI INSTALASI LABORATORIUM RSUD PALEMBANG BARI TAHUN
2024

Palembang, 14 Maret 2024

Menyetujui

Pembimbing Klinik (CI) Dosen Pembimbing

Istikomah, S.Tr.Kes.,S.Km Bastian, S.Si.T.,M.Biomed


NIP. 198208262006042022 NIP. 1319320

Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

Bembi Farizal, S.ST.Pi., M.M


NIP. 198707012010011001
VISI, MISI DAN MOTTO RSUD PALEMBANG BARI

A. Visi
Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
B. Misi:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan pada
etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
C. Motto:
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
Tujuan:
1. Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai standar mutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjangkau yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
D. Sejarah
1. Sejarah Berdirinya
RSUD Palembang BARI dulunya adalah Poliklinik/Puskesmas Panca
Usaha yang dibangun pada Tahun 1986. Poliklinik/ Puskesmas Panca
Usaha diresmikan menjadi RSUD kelas C tanggal 19 Juni 1995. Kemudian
ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B tahun 2009 melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 241/MENKES/SK/IV/2009 tanggal
2 April 2009 tentang Peningkatan Kelas RSUD Palembang BARI milik
Pemerintah Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Penetapan nama
menjadi RSUD Palembang BARI atas dasar surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.07.06/III/2044/09 tanggal 5 Juni 2009 tentang
Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah dengan nama
“Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI” Pemerintah Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
RSUD Palembang BARI terletak di Kecamatan Seberang Ulu I, Jalan
Panca Usaha No.1, Kelurahan 5 Ulu darat. Luas area RSUD Palembang
BARI ± 45,605 m2, sebagian besarnya merupakan rawa-rawa dengan
kedalaman air mencapai 50 cm–50 cm. Keadaan ini mempengaruhi
pengembangan rumah sakit karena area tersebut harus ditimbun terlebih
dahulu sebelum dilakukan pembangunan.
Saat ini untuk menuju RSUD Palembang BARI dapat ditempuh melalui
dua akses utama. Pertama melalui Jalan Panca Usaha yang terhubung
langsung ke Instalasi Poliklinik dan Kantor Administrasi RSUD Palembang
BARI. Kedua melalui Jalan Gubernur H. Bastari yang terhubung langsung
ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palembang BARI. Akses kedua
RSUD Palembang BARI ini sebenarnya telah dibangun sejak Januari 2001
oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) Kota Palembang.
Namun saat ini akses tersebut baru bisa dilalui satu jalur saja, sedangkan
jalur lainnya belum dilanjutkan pembangunannya.
Selain sebagai rumah sakit rujukan yang memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat, RSUD Palembang BARI juga merupakan
rumah sakit pendidikan sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/2313/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang Penetapan Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI sebagai Rumah Sakit Pendidikan.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai rumah sakit pendidikan RSUD
Palembang BARI telah bekerjasama dengan beberapa institusi pendidikan
di bidang kesehatan seperti FK Muhammadiyah, FK UNSRI, Akademi
Kebidanan, dan Akademi Keperawatan di wilayah Palembang dan
sekitarnya. Fasilitas-fasilitas yang disediakan RSUD Palembang BARI
seperti tempat praktek, perpustakaan, dan ruang pertemuan diharapkan
bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin mengembangkan ilmu dan
pengetahuannya di bidang kesehatan.
2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
a. Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poli klinik
atau Puskesmas Panca Usaha.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG sebagai
Direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr. H. Dahlan
Abbas, SpB.
d. Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari 2001: Pelaksana Tugas
dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
e. Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah Puspita, H.
A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
f. Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani,
S.H.,M.M.,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

1. Fasilitas dan Pelayanan


a. Fasilitas
1) Instalasi Gawat Darurat 24 jam
2) Rawat jalan / Poliklinik
3) Rawat Inap
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi Rehab Medik
6) Perawatan ICU
7) Perawatan ICCU
8) Perawatan Neonatus / NICU
9) Perawatan PICU
10) Perawatan Covid-19
11) Medical Check Up
12) Graha Eksekutif
b. Pelayanan Medis
1) DokterUmum
2) Dokter Gigi
3) DokterSpesialis / Sub Spesialis
• Klinik Penyakit Dalam
• Klinik Bedah
• Klinik Kebidanan & Penyakit Kandungan
• Klinik Anak
• Klinik Mata
• Klinik THT
• Klinik Syaraf
• Klinik Terpadu
• Klinik Kardiologi
• Klinik Kulitdan Kelamin
• Klinik Jiwa
• Klinik Rehabilitasi Medik
• Klinik Jantung
• Klinik Gigi
• Klinik Geriatri
• Klinik Anestesi
• Klinik Alergi Imunologi
• Klinik Gizi
• Klinik VCT
• Klinik Bedah Orthopedi
• Klinik Bedah Digestif
• Klinik Bedah Plastic
• Klinik Bedah Thorax dan Kardiovaskuler
• Klinik Bedah Anak
• Psikologi
• Tumbuh Kembang
• Klinik Paru
c. Pelayanan Penunjang
1) Farmasi / Apotek 24 jam
2) Radiologi 24 jam
3) Laboratorium Klinik 24 jam
4) Patologi Anatomi
5) Bank Darah
6) Haemodialisa
7) ECG / EEG
8) USG 4 Dimensi
9) Endoscopy
10) Kamar Jenazah
11) CT Scan 128 Slices
12) Echocardiography & Treadmill
13) Laparoskopi
14) Fibroscan
15) Phacoemulsifikasi
16) Gen Xpert
17) PCR
18) Bronkoskopi
19) Kateterisasi Jantung (On Progress)

2. Prestasi RSUD Palembang BARI


Penghargaan yang diterima RSUD Palembang BARI antara lain adalah:
1) Tahun 2012 → Penghargaan dari Menteri Kesehatan Republik
Indonesia yaitu Tanda Penghargaan Institusi Kesehatan Berprestasi atas
jasanya dalam memberikan Pelayanan Jamkesmas Terbaik.
2) Tahun 2013 → Pemenang Utama Lomba RSSIB (Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi) Tingkat Provinsi Sumatera Selatan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
3) Tahun 2013 → Penghargaan atas partisipasi dalam memberikan
Pelayanan Kesehatan dan Mensukseskan Program Berobat Gratis
“JAMSOSKES SUMSEL SEMESTA”.
4) Tahun 2013 → Pemenang I Layanan Pelayanan Jamkesmas terbaik dan
lomba Akreditasi Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Tingkat Provinsi
Sumatera Selatan, yang ditetapkan melalui Keputusan Gubernur
Sumatera Selatan Nomor 756/KPTS/DINKES/2013 Tentang Pemenang
Lomba Akreditasi Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Tingkat Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2013. Program ini merupakan salah satu upaya
yang dilakukan untuk penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi adalah dengan program RSSIB (Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi).
5) Tahun 2014 → Peringkat III Cakupan Pelaporan SIRS Tahun 2013.
6) Tahun 2014 → Pemenang Utama Lomba RSSIB (Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi) Tingkat Provinsi Sumatera Selatan dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Pemberdayaan Anak Republik Indonesia.
7) Tahun 2014 → Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Unit
Pelayanan Umum Rumah Sakit.
8) Tahun 2014 → Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Unit
Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit.
9) Tahun 2015 → Mendapatkan penghargaan sebagai Unit Kerja yang
berkategori Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
10) Tahun 2016→ Salah satu Role Model dari 5 RSUD di Indonesia terkait
dengan pelayanan publik.
11) Tahun 2016 → Mendapatkan Pengahargaan WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian dari BPK Kota Palembang.
12) Tahun 2016 → Mendapat penghargaan Penilaian Terbaik dari Auditor
Ekstrenal dengan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
13) Tahun 2017 → Penghargaan Role Model Pelayanan Publik kategori
“Sangat Baik” dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
14) Tahun 2017 → Penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari
BPK Kota Palembang.
15) Tahun 2017 → Penghargaan Penilaian Terbaik dengan Opini WTP
(Wajar Tanpa Pengecualian) dari Auditor Eksternal.
16) Tahun 2018 → Penghargaan Role Model Pelayanan Publik kategori
“Sangat Baik” dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
17) Tahun 2018 → Penghargaan Rumah Sakit Rujukan Dalam
Menyukseskan Penyelenggaraan Asian Games XVIII dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
18) Tahun 2019 → Penghargaan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
Kategori Sangat Baik dari Menteri PAN-RB.
19) Tahun 2019 → Juara I Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) dari
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
20) Tahun 2019 → Penghargaan Role Model Pelayanan Publik kategori
“Sangat Baik” dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
21) Tahun 2019 → Sertifikasi Rumah Sakit Pendidikan dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
22) Tahun 2019 → Penghargaan FKRTL Teladan Kelas B Tahun 2019 dari
BPJS Kesehatan.
23) Tahun 2019 → Sertifikasi lulus tingkat Paripurna Bintang Lima
Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
24) Tahun 2020 → Penghargaan Rumah Sakit Paling Berkomitmen Dalam
Memberikan Pelayanan Terbaik bagi Peserta JKN-KIS Kategori RS
Kelas B dari Deputi Wilayah Sumsel Babel Beng.
25) Tahun 2021 → Sertifikasi lulus tingkat Paripurna Bintang Lima
Akreditasi Rumah Sakit dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
26) Tahun 2021 → Penghargaan atas Pelayanan Vaksinasi COVID-19
dalam Mendukung Percepatan Vaksinasi Covid-19 bagi Masyarakat
Kota Palembang dari Pemerintah Kota Palembang.
27) Tahun 2021 → Penghargaan Atas Percepatan Vaksinasi COVID-19 di
Provinsi Sumatera Selatan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
28) Tahun 2021 → Penghargaan TOP 5 Inovasi Pelayanan Publik atas
Inovasi BARI Mobile dari Walikota Palembang.
29) Tahun 2021 → Penghargaan TOP 10 Inovasi Pelayanan Publik atas
Inovasi Anjungan Laundry Mandiri “ALMARI” dari Walikota
Palembang.
30) Tahun 2021 → Penghargaan TOP CEO BUMD Awards dari Institut
Otonomi Daerah.
31) Tahun 2021 → Penghargaan dan Trophy TOP BUMD Awards Institut
Otonomi Daerah.

3. LABORATORIUM
a. Visi
Menjadi Laboratorium Unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Laboratorium dengan berorientasi
pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan
pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
2. Meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium.
3. Menjadikan Laboratorium RSUD Palembang BARI sebagai
Laboratorium pendidikan dan pelatihan.
c. Motto
Ketepatan hasil dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
d. Maksud dan Tujuan
1. Meningkatkan kualitas hasil laboratorium dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat
2. Meningkatkan citra pelayanan laboratorium kepada masyarakat.
3. Menghasilkan tenaga professional dalam bidang kelaboratoriuman
yang berkualitas dan bermoral tinggi

4. BANK DARAH
a. FALSAFAH
Pelayanan darah secara profesional dan bermutu untuk transfusi darah
yang aman, cepat dan akurat.

b. VISI
Terwujudnya pelayanan transfusi darah yang aman dan cepat di RSUD
Palembang BARI.

c. MISI
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu.

2. Pemilihan metode pemeriksaan dan instrumentasi yang bermutu


tinggi.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan staf dan petugas Unit
Bank Darah yang profesional dalam memberikan pelayanan
transfusi darah.
4. Terjaminnya penyediaan darah yang tepat dan aman.
d. MOTTO
Darah kita dapat menyelamatkan nyawa anda.
e. TUJUAN
1. Unit Bank Darah Rumah Sakit dapat membantu penyediaan darah
untuk transfusi.

2. Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kesehatan.


STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

RSUD PALEMBANG BARI

DIREKTUR
dr. Hj. Makiani, SH., MM.,
MARS

Wakil Direktur Pelayanan


dr. Amalia, M.Kes.

Plh. Kepala Instalasi Laboratorium


dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., Sp.PK.

Kepala Ruangan
Sri Yuwati, S.T.

Pj. Administrasi Pj. Logistik Pj. Operasional


Dasniar, S.TP. Herwanto, AMAK. Istikomah, AMAK., SKM.

Ka. Unit Laboratorium Klinik Ka. Unit Bank Darah RS Ka. Unit Patologi
dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., dr. Daniel Susilo Anatomi
Sp.PK. dr. Reallyani, Sp.PA.

Ka.Tim Bank Darah Ka.Tim Patologi Anatomi


Yunita, AMAK. Dewi Rizki Paluse, AMAK.

Analis Analis
Pelaksana Pelaksana

Ka.Tim Hematologi Ka.Tim Kimia Klinik Ka.Tim Urinalisa Ka.Tim Imuno-Serologi Ka.Tim Mikrobiologi
Nurhidayah, AMAK. Bella Dwi Novia, S.ST. Dewi Riana, AMAK. Baindan Ermalasari, AMAK. Nyimas Aida Aryani, A.Md.AK.

Analis Analis Analis Analis Analis


Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik
klinik dengan judul Pengambilan Darah Vena Pada Pasien Lanjut Usia di Instalasi
Laboratorium RSUD Palembang BARI tepat pada waktunya
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menjalankan praktik klinik program studi Sarjana Terapan Teknologi
Laboratorium Medis di RSUD Palembang BARI
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Hj. Makiani, S.H., MM., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
2. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes sebagai Rektor Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Zairinayati, SKM.,M.Kes sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
IKesT Muhammadiyah Palembang.
4. Dr. Amalia,M.Kes sebagai Wakil Direktur pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
5. Dr. Alfarobi,M.Kes sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI.
6. Bembi Farizal,S.ST.Pi.,MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
7. Ibu. dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., Sp.PK selaku Kepala
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Palembang BARI
8. Bety Maryanti, SKM., M.Kes sebagai Kepala Sub Bagian Kerjasama dan
Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
9. Bapak Beni Murdani, AMF.,SKM.,M.Kes sebagai koordinator Pembimbing
Klinik Non Keperawatan dan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
10. Ibu Sri Yuwati, A.Md.kes,S.T sebagai Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
11. Bapak Bastian, S.Si.T.,M.Biomed sebagai Ka Prodi DIV Teknologi
Laboratorium Medis IKesT Muhammadiyah Palembang.
12. Ibu Istikomah, S.Tr.Kes.,S.Km sebagai Pembimbing klinik ruangan
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
13. Ibu Nurhidayanti, S.Si.,M.Kes Pembimbing Akademik Institut Ilmu Kesehatan
Dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
14. Seluruh karyawan dan karyawati Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI.
15. Seluruh dosen dan staff Institusi Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang
Kami menyadari laporan praktik klinik ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian saran dan kritik yang sangat membantu kami harapkan dan kami
terima dengan senang hati. Kami berharap semoga laporan kasus ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya.

Palembang, 14 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data WHO (World Health Organization), prevelensi asam urat
di seluruh dunia adalah 34,2%. Penyakit asam urat sering terjadi di salah satu
negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai 26,3% dari total
penduduk. Penderita asam urat mencapai 230 juta dan angka tersebut
diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun 2020. Indonesia adalah salah
satu negara terbesar keempat di dunia dengan populasi asam urat. 35%
penyakit asam urat terjadi pada pria diatas 45 tahun. Pravelensi asam urat umur
65-74 tahun sebanyak 51,9% dan umur 75 tahun sebanyak 54,8%. Angka
kejadian asam urat berdasarkan diagnosa medis di Indonesia sebesar 7,3% dan
berdasarkan diagnosa atau gejala sebesar 24,7% (Riskesdas, 2018).
Gejala asam urat sering kali ditandai dengan rasa pegal, nyeri, pegal dan
kesemutan pada persendian. Serangan pertama umumnya terjadi pada sendi di
pangkal jari kaki, kemudian sendi membengkak dan kulit di atasnya berwarna
merah atau ungu, kencang dan licin, panas saat disentuh dan nyeri, kulit di atas
sendi, nyeri di punggung. bersama dengan dingin, demam, menggigil dan
kelemahan. merasa sakit dan memiliki detak jantung yang cepat pada gejala
asam urat (Widyalestari, 2020).
Asam urat merupakan senyawa sukar larut dalam air yang merupakan hasil
akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman
berupa sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa daging, jeroan,
dan ikan sarden, juga dalam minuman beralkohol dan makanan kaleng. Kadar
asam urat normal untuk pria berkisar 3,5-7,0 mg/dl dan untuk wanita 2,6-6,0
mg/dl. Kadar asam urat tinggi apabila >7,0 mg/dL pada laki-laki dan >6,0
mg/dL pada perempuan, kadar asam urat rendah apabila < 3,5 mg/dL pada laki-
laki dan <2,6 mg/dl pada perempuan. Dalam pemeriksaan Asam urat peran ahli
teknologi laboratorium medis (ATLM) sangat lah penting untuk pemeriksaan
suatu spesimen didalam laboratorium haruslah memiliki skill yang sangat kuat
untuk menganalisa, mendiagnosa suatu penyakit. Termasuk didalamnya adalah
untuk menentukan pemantapan mutu internal laboratorium pada pemeriksaan
kadar asam urat (Silpiyani,dkk.2023).
Ada 3 tahapan penting dalam proses pemantapan mutu internal laboratorium
yaitu tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Kegiatan pemantapan mutu
internal didalam laboratorium mencakup: persiapan pasien sebelum diambil
sampelnya, pengiriman sampel, proses pemeriksaan sampel, penilaian atau
interprestasi hasil pemeriksaan dan pencatatan atau pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium, dimana penyimpanan sampel pemeriksaan
merupakan salah satu tindakan pada tahap pra analitik, pemeriksaan kadar
asam urat bukan 2 merupakan pemeriksaan rutin, tetapi dikehendaki oleh
klinisi pada saat ada keluhan tertentu atau sebagai pendukung pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan laboratorium terutama menggunakan serum darah
haruslah segera dilakukan pemeriksaan baik pemeriksaan asam urat atau
pemeriksaan yang lain, karena apabila serum darah disimpan semakin lama
maka akan mempengaruhi hasil kadar pemeriksaan (Urbaningrum
Vidya.2023).

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemantapan mutu internal
kimia klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
B. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Pengendalian Mutu Internal (PMI) pada
pemeriksaan uric acid

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapangan
(PKL) mahasiswa IKesT Muhammadiyah Palembang di RSUD Palembang
BARI, berlangsung selama kurang lebih 4 minggu mulai dari tanggal 19
Februari sampai dengan 17 Maret 2024
B. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan dilakukan di Instalasi Laboratorium Rumah
Sakit Umum Daerah Palembang BARI
Refrensi:

Widyalestari, S. (2020). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Usia 50 tahun


Keatas di RSU Bundha Thamrin. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 4,
Issue.1).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian RI Tahun 2018.

Silpiyani,dkk.2023. karakteristik responden lansia penderita asam urat di


desa pengrajin kecamatan cilongok. Jurnal riset ilmiah,Vol 2(5)

Urbaningrum Vidya.2023.pemeriksaan kadar asam urat didusun III desa


dangeune kec.kinovaro.jurnal pengabdian masyarakat,Vol 1(2)
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pemantapan Mutu Laboratorium
Pemantapan mutu adalah seluruh kegiatan yang melibatkan
laboratorium dan untuk menjamin hasil uji yang dilakukan bermutu baik.
Jaminan mutu merupakan suatu sistem yang disusun secara
berkesinambungan untuk meningkatkan reliabilitas dan efisiensi
laboratorium lainnya. Setiap komponen di dalam pemantapan mutu tidak
berdiri sendiri tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling
terkait satu sama lain. Laboratorium yang akan melaksanakan
pemantapan mutu eksternal tanpa melakukan pemantapan mutu internal
dengan baik (mendeteksi terjadinya kesalahan secara dini) maka usaha
tersebut akan sia-sia.
Kimia klinik merupakan ilmu kuantitatif yang berhubungan dengan
pengukuran sejumlah zat penting dalam cairan tubuh (yang disebut
dengan analit) secara biologis untuk tujuan diagnostik, terapetik,
monitoring, dan prognosis. Cairan tubuh yang dapat digunakan adalah
darah (darah utuh, serum, dan plasma), urin, cairan serebrospinal, cairan
synovial, dan lain-lain.
A. Komponen Pemantapan Mutu Laboratorium
1. Pemantapan mutu internal: biasa disebut quality control,
merupakan program yang dilakukan setiap laboratorium untuk
melakukan pengujian mutu ujinya sendiri.
2. Pemantapan mutu eksternal: disebut juga quality assesment di
mana kinerja laboratorium dinilai oleh suatu instansi lain yang
lebih kompeten.
3. Peningkatan mutu: disebut juga quality improvement
merupakan tindak lanjut secara terus menerus dari kegiatan
pemantapan mutu internal dan eksternal untuk meningkatkan
mutu laboratorium (Suprapti, 2020)
Peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan dilaksanakan
melalui berbagai upaya, antara lain peningkatan kemampuan
manajemen dan kemampuan teknis tenaga laboratorium kesehatan,
peningkatan teknologi laboratorium, peningkatan rujukan dan
peningkatan kegiatan pemantapan mutu. Pemantapan mutu
laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium,
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, antara lain melalui metode
yang tepat, pengambilan spesimen yang benar, pelaksanaan
pemeriksaan laboratorium oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan
pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal serta eksternal.
Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium
secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan
teliti. Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan mulai dari
tahap pra analitik, tahap analitik, sampai tahap pasca analitik.
A. Tahap pra analitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien,
menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengambil
spesimen, mengirim spesimen, menyimpan spesimen sampai
menguji kualitas air reagen/antigen/antisera dengan melakukan
verifikasi.
1. Persiapan pasien
a) Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada
keadaan basal/ puasa
b) Menghindari obat-obat sebelum spesimen diambil
c) Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen
diambil Untuk kenormalan keseimbangan cairan tubuh dari
berdiri ke duduk, dianjurkan pasien duduk tenang
sekurangnya 15 menit Memperhatikan efek postur
d) Memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit
sepanjang hari) pemeriksaan yang dipengaruhi variasi
diurnal. Pemeriksaan ACTH, Renin, Aldosteron
2. Pemberian identitas spesimen
Pemberian Identitas pasien atau speimen merupakan hal
penting, baik saat pengisian formulir, pendaftaran, pengisian
label wadah. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
sebaiknya memuat :
a) Tanggal permintaan
b) Tanggal dan jam pengambilan specimen
c) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang)
termasuk Rekam medis
d) Identitas pengirim nama,alamat, no tlp.
e) Nomor Laboratorium
f) Diagnose klinik
g) Obat yang telah diberikan dan lama pemberian
h) Pemeriksaan laboratorium yang diminta
i) Jenis specimen
j) Lokasi pengambilan specimen
k) Volume specimen
l) Transpor media/pengawet yang digunakan
m)Nama pengambil specimen
n) Label wadah yang dikirim ke laboratorium memuat :
Tanggal pengambilan specimen, Nama dan nomor pasien
Jenis spesimen.
3. Pengambilan dan penampungan spesimen.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen
adalah
a.) Tehnik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus
dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating
procedure (SOP) yang ada.
b.) Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
1) Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai
kapasitas), jangan ada yangmenempel pada bagian luar
tabung untuk menghindari bahaya infeksi.
2) Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam
posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.
4. Pengiriman spesimen
Persyaratan pengiriman antara lain adalah Waktu
pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen, tidak
terkena sinar matahari langsung, kemasan harus memenuhi syarat
keamanan kerja laboratorium dengan berlabel, suhu pengiriman
memenuhi syarat.
1) Pengolahan dan persiapan spesimen
a.) Serum
1. Darah dibiarkan suhu kamar selama 20-30 menit, sentrifuse
4000 rpm selama 20 menit.
2. Pemisahan serum dilakukan 2 jam setelah pengambilan
spesimen.
3. Serum yang memenuhi syarat tidak merah dan tidak keruh.
B. Tahap analitik
yaitu tahap mulai dari mengolah spesimen, mengalibrasi peralatan
laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian/ketepatan(Ginting, 2019)
C. Tahap Pasca Analitik.
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik yaitu
sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
a. Penulisan hasil
b. Interpretasi hasil
c. Pelaporan Hasil.

Seperti pada tahap analitik, tingkat kesalahan tahap pasca analitik


hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil
jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra analitik, tetapi tetap
memegang peranan yang penting. Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis
terhadap pasiennya.Kesalahan dalam menginterpretasikan dan
melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat berbahaya bagi pasien.
(Siregar, Wulan, Setiawan, & Nuryati, 2018)
2.1.2. Uji Ketelitian dan Ketepatan
Secara umum kontrol kualitas dilakukan dengan memeriksa bahan
kontrol yang kadarnya telah diketahui dan membandingkan hasil
pemeriksaan dengan rentang kadar bahan kontrol tersebut. Idealnya
penanggung jawab laboratorium mengetahui nilai benar (true value) dari
bahan kontrol yang digunakan. Namun, sangat sulit untuk mengetahui nilai
benar tersebut, sehingga cukup menggunakan nilai yang dapat diterima
(acceptable true value) sebagai patokan baik buruknya pemeriksaan alat
yang digunakan.
Dalam kontrol kualitas tahap analitik hal yang perlu diperhatikan untuk
menjamin hasil pemeriksaan valid dan dapat digunakan untuk mengambil
keputusan klinis antara lain sebagai berikut.
1) Presisi (ketelitian) adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang
sama pada setiap pengulangan pemeriksaan. Secara kuantitatif,
presisi disajikan dalam bentuk impresisi yang diekspresikan dalam
ukuran koefisien variasi
2) Akurasi (ketepatan) adalah kesesuaian antara hasil pemeriksaan
dengan true value yang tidak harus selalu sama rentangnya karena
ada nilai rentang yang dapat digunakan sebagai standar. Uji
ketepatan dapat digunakan untuk mengenali adanya kesalahan
sistemik.
3) Presisi dan akurasi adalah independen satu dengan yang lain
4) Daftar batas minimum presisi pada setiap parameter pemeriksaan

2.1.3. Macam-macam kesalahan di Laboratorium


Dalam proses analisis dikenal 3 jenis kesalahan yaitu :
1) Inherent Random Error merupakan kesalahan yang hanya
disebabkan oleh limitasi metodik pemeriksaan
2) Systematic Shift (kesalahan sistematik) yaitu suatu kesalahan yang
terus menerus dengan pola yang sama hal ini dapat disebabkan oleh
standar, kalibrasi atau instrumentasi yang tidak baik. kesalahan ini
berhubungan dengan akurasi (ketepatan)
3) Random Error (kesalahan acak) yaitu suatu kesalahan dengan pola
yang tidak tetap yang disebabkan oleh ketidakstabilan, misalnya
pada penangas air, reagen, pipet, dan lain-lain. Kesalahan ini
berhubungan dengan presisi (ketelitian)
2.1.4. Bahan Kontrol
Usaha pemantapan mutu bertujuan untuk memperoleh mutu
pemeriksaan laboratorium dengan dilakukan pemantapan kualitas uji
laboratorium. Salah satu sarana dalam mencapai tujuan tersebut yakni
penyediaan bahan kontrol. Bahan kontrol dipakai sebagai sediaan untuk
penentuan reabilitas suatu progress analisis terutama akurasi dan presisi
suatu pemeriksaan laboratorium untuk dapat dijadikan sebagai bahan
kontrol pemeriksaan.
a. Pengertian Bahan Kontrol Bahan kontrol adalah bahan yang
digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di
laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-
hari.
b. Syarat Bahan Kontrol Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (2010),
untuk dapat digunakan sebagai bahan kontrol suatu pemeriksaan,
bahan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Memiliki komposisi sama atau mirip dengan specimen
2) Komponen yang terkandung di dalam bahan kontrol harus stabil,
artinya selama masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami
perubahan
3) Hendaknya disertai dengan sertiikat analisis yang dikeluarkan oleh
pabrik yang berdangkutan pada bahan kontrol jadi (komersial)

2.1.5. Dasar-dasar Statistik


Dalam Sukorini, dkk (2010), upaya pemantapan mutu suatu
pemeriksaan memerlukan adanya uji presisi (ketelitian) dan akurasi
(ketepatan) kontrol kualitas. Untuk melakukan uji presisi dan akurasi
diperlukan perhitungan statistik sebagai berikut.
a. Rata-rata (Mean)
Rata-rata adalah hasil pembagian sejumlah nilai hasil pemeriksaan
dengan jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Ratarata biasanya
digunakan sebagai nilai target dari kontrol kualitas.
b. Standar Deviasi (SD)
Standar Deviasi (SD) adalah pengukuran variasi dalam serangkaian
hasil pemeriksaan. Standar Deviasi sangat berguna untuk laboratorium
dalam menganalisis hasil pengendalian mutu Rumus untuk
menghitung Standar Deviasi adalah √ (𝑥 − x̅) 2 𝑛 – 1
Keterangan :
∑ = Penjumlahan
x = Nilai individu dalam sampel
x̅ = Rata-rata sampel
n = Jumlah sampel/jumlah pemeriksaan

c. Koefisien Variasi (CV)


Koefisien Variasi (CV) adalah standar deviasi (SD) yang
dinyatakan sebagai persentase mean (rata-rata). Koefisien Variasi
menggambarkan perbedaan hasil yang diperoleh setiap kali melakukan
pengulangan pemeriksaan pada sampel yang sama. Idealnya, nilai CV
harus kurang dari 5%. Rumus untuk menghitung CV adalah:
Koefisien Variasi (CV) = 𝑆𝐷/𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100%

d. Nilai Bias (d%)


Nilai bias (d%) adalah perbedaan antara hasil pengukuran dengan
nilai benar (true value) bahan kontrol yang dijadikan indikator inakurasi
pemeriksaan Semakin kecil nilai bias (d%) maka semakin tinggi tingkat
akurasi pemeriksaan yang dilakukan. Nilai bias dapat positif atau negatif.
Nilai positif menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai benar,
sedangkan nilai negatif menunjukkan nilai yang lebih rendah dari nilai
benar

e. Total Eror
Total Eror (TE) atau Total Analytical Error (TAE) merupakan
kesalahan keseluruhan yang mungkin terjadi dalam hasil tes karena
impresisi (random error) dari prosedur pengukuran (Westgard, 2008).
Total Eror dihitung dengan rumus : TE = % Bias + (1,96 x % CV)
Penggunaan Total Eror untuk menggambarkan kesalahan
maksimum yang mungkin terjadi dalam hasil pengujian yang diperoleh
dari suatu pengukuran.

f. TEa (Total Error allowed)


TEa adalah persyaratan kualitas analitik yang menetapkan batas untuk
impresisi (random error) dan bias (systematic error) yang dapat ditoleransi
dalam pengukuran tunggal atau hasil tes tunggal (Westgard, 2008)

g. Rentang
Rentang merupakan penyebaran antara nilai hasil pemeriksaan
terendah hingga pemeriksaan tertinggi. Rumus Rentang = nilai tertinggi –
nilai terendah

h. Grafik Levvey-Jenning
merupakan grafik kontrol yang digunakan dalam mendeteksi
kesalahan yang sifatnya sistematik sehingga mengikuti suatu pola yang pasti.
Kesalahan sistematik mengakibatkan setiap pengukuran cenderung ke salah
satu kutub, selalu lebih tinggi atau selalu lebih rendah. Terdapat dua tipe
kesalahan sistematik, yaitu kesalahan sistematik konstan dan kesalahan
sistematik proporsional. Sedangkan kesalahan analitik acak merupakan
suatu kesalahan yang tidak mengikuti pola yang dapat diprediksi. Agar lebih
mudah dalam mendeteksi kesalahan analitik, perlu membuat grafik kontrol
yang sering digunakan yaitu grafik Levvey-jenning
i. Aturan Westgard Multirule
Aturan westgard atau aturan kontrol merupakan suatu kriteria
keputusan untuk menilai apakah pemeriksaan yang dilakukan berada dalam
kendali atau di luar kendali. Beberapa contoh dari aturan kontrol, antara lain
(Westgard, 2016):

1) 12s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan dua
bahan kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu X ± 2S
(Siregar, 2018).
2) 13s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu
bahan kontrol melewati batas X ± 3S. Merupakan ketentuan
penolakan yang menggambarkan adanya kesalahan acak.
3) 22s
Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan adanya
kesalahan sistemattik. Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan 2
kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu X ± 2SD.

4) R4s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila perbedaan antara 2 hasil
kontrol yang berturut-turut melebihi 4 SD (+2SD lainnya di bawah -
2SD). Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan
kesalahan acak.

5) 41s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila 4 hasil kontrol yang
berturut-turut keluar dari batas yang sama baik X + SD maupun X –
SD. Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan kesalahan
acak dan kesalahan sistematik.

6) 10x
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila 10 kontrol berturut-turut
berada pada pihak yang sama dari nilai rata-rata. Merupakan
ketentuan penolakan yang menggambarkan kesalahan sistematik
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI) Kimia Klinik Urid Acid di Instalasi
Laboratorium Rsud Palembang BARI
1. Prosedur Kerja Pengambilan Darah Vena
a. Pra Analitik
1) Gunakan alat pelindung diri digunakan seperti masker, jas laboratorium
dan handscoon) yang sesuai dengan standar protokol kesehatan
2) Sebelum melakukan pengambilan sampel darah vena, flebotomis harus
memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada pasien
3) Flebotomis menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan serta menjelaskan manfaat dan tujuan dari pemeriksaan
4) Flebotomis melakukan identifikasi pasien seperti nama, umur, tempat
tanggal lahir, no. rekam medis, dan lain sebagainya
5) Alat dan bahan disiapkan
Alat :
1. APD
2. Tourniquet
3. Spuit
4. Plaster
5. Alkohol swab
6. Tabung merah
7. Kapas Kering (Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium
Medis. 2020).
b. Analitik
1. Sapa pasien dengan perkenalan diri, sambil mengkonfirmasi identitas pasien
pada formulir permintaan sebelum pengambilan darah.
2. Persiapkan pasien pada posisis yang siap untuk pengambilan darah.
3. Teliti jenis pemeriksaan dan verifikasi persiapan pasien bila ada, seperti
puasa dan lain-lain.
4. Siapkan jenis tabung pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan.
5. Siapakan venous collection system, kapas alcohol, kasa steril, pembendung,
dan plaster.
6. Gunakan sarung tangan.
7. Pasang torniquet/ karet pembendung pada lengan atas 7-10 cm (4 jari) diatas
fossa cubiti.
8. Pastikan vena yang akan ditusuk.
9. Disifeksi dengan kapas alcohol 70% secara sirkuler dari arah dalam keluar,
tunggu sampai kering (30 detik) ( hindari meraba Kembali daerah yang
sudah didisinfeksi dan jarum yang akan ditusuk.
10.Memegang lengan pasien menggunakan ibu jari agar tertarik
11.Lakukan pengambilan darah dengan memasukka jarum pada vena pasien,
jarum harus membentuk sudut 15-30 ° di atas permukaan lengan
12.Lepaskan tourniquet atau karet pemendung sesegera mungkin saat darah
mulai mengalir ke dalam tabung.
13.Lepaskan jarum jika sudah mencapai volume yang dibutuhkan dengan
gerakan mundur yang cepat
14. Meletakkan kapas steril pada bagian yang ditusuk, berikan penekanan yang
cukup untuk menghindari terjadinya hematoma, khususnya pada pasien yang
memiliki vena kecil
15.Buang jarum pada tempatnya.
16.Masukan darah dalam tabung merah, dan biarkan hingga beku.
17.Tempelkan label nama pada tabung yang akan diisi spesimen darah
kemudian diperlihatkan kepada pasien.
18.Perhatikan luka tempat pengambilan darah, yakinkan perdarahan telah
berhenti dan ditutup dengan plester steril (Program Studi Sarjana Terapan
Teknologi Laboratorium Medis. 2020).

c. Post Analitik
1. Melakukan pelabelan nama pada sampel
2. Memastikan kondisi pasien stabil setelah proses pengambilan darah, seperti
tidak adanya pendarahan pada daerah vena yang telah ditusuk, atau
terjadinya sinkop
3. Pendistribusian sampel ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan
(Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis. 2021).

2. Prosedur kerja QC alat pemeriksaan kimia klinik (Dialab)


a. Prosedur pengenceran reagen kontrol dan kalibrasi
1) Prosedur pengenceran kontrol
a) Siapkan reagen diacon sebanyak 5ml yang sudah di encerkan
b) Diamkan selama 30 menit
c) Bagi reagen 300µ kedalam tube serum
2) Prosedur pengenceran kalibrasi
a) Siapkan reagen diacal sebanyak 3ml yang sudah di encerkan
b) Diamkan selama 30 menit
c) Bagi reagen 300µ kedalam tube serum
b. Prosedur kontrol dan kalibrasi alat
1) Siapkan posisi qc pada alat
2) Letakkan reagen kontrol dan kalibrasi pada alat
3) Klik menu program and runs control
4) Klik menu pemeriksaan standar auto control
5) Klik run
6) Alat akan melakukan QC
7) Untuk liat hasil klik menu view result for control
8) Catat hasil control di buku catatan QC harian
9) Jika hasil tidak masuk terus diulang sampai hasil masuk
10) Jika hasil masih belum masuk lakukan kalibrasi
11) Jika hasil masih tidak masuk setelah melakukan kalibrasi, cek banyaknya
reagen pemeriksaan pada alat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanggal Hasil QC urid acid


19/02/2024 4,86
20/02/2024 4,67
21/02/2024 4,72
22/02/2024 4,65
23/02/2024 4,92
24/02/2024 4,9
25/02/2024 4,88
26/02/2024 4,94
27/02/2024 4,71
28/02/2024 4,74
29/02/2024 4,6
1/03/2024 4,47
2/03/2024 4,39
3/03/2024 4,42
4/03/2024 4,1
5/03/2024 4,24
6/03/2024 4,06
7/03/2024 4,54

Table 1.4 nilai QC tanggal 19 februari – 07 maret 2024


(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari 2024)
-1SD -2SD -3SD X 1SD 2SD 3SD QC
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,86
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,67
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,72
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,65
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,92
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,9
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,88
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,94
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,71
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,74
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,6
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,47
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,39
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,42
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,1
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,24
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,06
4,33 4,05 3,78 4,6 4,87 5,15 5,42 4,54

Table 2.4 Nilai 1SD, 2SD, 3SD, -1SD, -2SD, dan -3SD dari nilai QC urid acid
(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari)
Chart Title
5.4

5.13
4.92 4.94
4.9 4.88
4.86
4.86
4.72 4.71 4.74
4.67 4.65
4.6
4.54
4.59 4.47
4.39 4.42

4.32 4.24

4.1
4.06
4.05

3.78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

-1SD -2SD -3SD X 1SD 2SD 3SD QC

Gambar 1,1 Grafik QC aturan Wesgard


(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari)

Berdasarkan grafik pemantapan mutu internal kimia klinik Urid Acid di instalansi
laboratorium RSUD Palembang Bari, pada hari ke 5-8 tanggal 23-26 februari 2024 hasil
ditolak dikarenakan 4 data nilai QC berada diluar batas 1SD di sisi yang sama dan
terjadinya kesalahan sistematik, kemudian pada hari ke 17 tanggal 6 maret 2024 hasil
pemeriksaan masih bisa dikeluarkan namun ada peringatan dikarenakan 1 data nilai QC
berada diluar batas 2SD dan terjadinya kesalahan random.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan bermutu dilakukan
suatu kegiatan mutu laboratorium kesehatan yang bertujuan dalam menjamin ketelitian
dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium pada hasil ketelitian dan ketepatan
pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan hasil Quality control kimia klinik Urid Acid di instalansi laboratorium
RSUD Palembang Bari, pada hari ke 5-8 tanggal 23-26 februari 2024 hasil ditolak
dikarenakan 4 data nilai QC berada diluar batas 1SD di sisi yang sama dan terjadinya
kesalahan sistematik, kemudian pada hari ke 17 tanggal 6 maret 2024 hasil pemeriksaan
masih bisa dikeluarkan namun ada peringatan dikarenakan 1 data nilai QC berada diluar
batas 2SD dan terjadinya kesalahan random.
5.2 Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Harapan pihak akademik dapat menyediakan riset-riset menambah dan referensi
agar dapat menambah wawasan mahasiwa mengenai Teknologi Laboratorium Medis
khususnya pada Pemantapan Mutu Internal (PMI) pemeriksaan hemoglobin dan
mengaplikasikannya dengan baik dan benar saat praktek dilapangan.
b. Bagi Rumah Sakit
Bagi RSUD Palembang BARI khususnya di Instalasi Laboratorium diharapkan
petugas kesehatan agar dapat meningkatkan peran sertanya di Rumah Sakit dalam
memberikan infomasi berupa pernyuluhan terkait Pemeriksaan Hemoglobin yang baik
sesuai SOP, sehingga klien dan keluarga dapat mengerti dan mau bekerja sama untuk
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dan mau mengikuti proses
pengobatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan lagi proses pemantapan mutu internal khususnya
pada pemeriksaan laboratorium hemoglobin baik secara teoritis maupun secara klinis
agar pada saat menerapkan atau dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dapat
berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Widyalestari, S. (2020). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Usia 50 tahun Keatas di RSU
Bundha Thamrin. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 4, Issue.1).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI Tahun 2018.
Silpiyani,dkk.2023. karakteristik responden lansia penderita asam urat di desa pengrajin
kecamatan cilongok. Jurnal riset ilmiah,Vol 2(5)
Urbaningrum Vidya.2023.pemeriksaan kadar asam urat didusun III desa dangeune
kec.kinovaro.jurnal pengabdian masyarakat,Vol 1(2)
LAMPIRAN

Alat kimia klinik Autolyser

Catatan harian Quality control


Hasil pemeriksaan Urit Acid pada alat autolyser

Hasil Quality control Urit Acid

Anda mungkin juga menyukai