Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

PADA NY.R DENGAN DIAGNOSA TUBERCULOSIS PARU


DI RUANG PARU-PARU RSUD PALEMBANG BARI

Oleh

Triani Putri Pratiwi 21219079

Tunak Meyla Tiara 21219080

Tuti Maharani 21219081

Vilia resa Augustine 21219082

Vionnie Reccy A.D 21219083

Waode Raniati 21219084

Werly Eka Saputri 21219085

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2019


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit TB Paru adalah penyakit infeksi dan menular yang menyerang
paru-paru yang disebabkan oleh kuman Micobacterium Tuberkulosis. Saat ini
secara epidemilogi menurut WHO terdapat 10 – 12 juta penderita TB Paru dan
mempunyai kemampuan untuk menular, dengan angka kematian 3 juta penderita
tiap tahun, dan keadaan tersesebut 75 % terdapat di Negara yang sedang
berkembang dengan sosial ekonomi rendah seperti Indonesia. Di Indonesia
penyakit TB Paru merupakan penyakit rakyat nomor satu dan penyebab kematian
nomor tiga.Prevalensi BTA positif adalah 0,3 % (1982).Prevalensi pasien di dunia
saat ini adalah sekitar 20 juta orang dan terdapat 3 juta pasien yang meninggal
setiap tahunnya karena TB Paru, dan pada survey kesehatan rumah tangga
(SKRT) Depkes RI 1986TB Paru menduduki urutan 10 morbiditas dan urutan ke-
4 mortalitas. Pada SKRT tahun 1992 mortalitas ini meningkat ke urutan ke-2.
Berdasarkan informasi dari WHO tahun 1998, program TB Paru di
Indonesia masih menempati rangking ke-3 di dunia setelah India dan RRC. Hal
ini bisa dilihat dari angka kematian yang masih cukup tinggi yaitu sekitar 2,2 per-
1000 penduduk. Dari angka tersebut setiap tahun di Indonesia muncul sejumlah
kasus baru sekitar 436.000 kasus. Jika hal ini tidak mendapat perhatian dan
penanganan yang tepat,cepat,segera dan intensif, maka prevalensi penyakit ini
akan terus meningkat serta resiko penularan pun semakin tinggi. Oleh karena itu,
diperlukan adanya asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mempercepat
proses penyembuhan penyakit TB paru.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru di Ruang
Kenanga RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata, Purbalingga.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian TB paru
2) Mengetahui etiologi TB paru
3) Mengetahui faktor predisposisi TB paru
4) Mengetahui patofisiologi TB paru
5) Mengetahui tanda gejala TB paru
6) Mengetahui pemeriksaan penunjang TB paru
7) Mengetahui pathway TB paru
8) Mengetahui pengkajian pada klien dengan TB paru
9) Mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien dengan TB paru
10) Mengetahui rencana asuhan keperawatan pada klien dengan TB paru
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Profil RSUD Palembang BARI
1. Selayang Pandang
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsru
penunjang pemerintah daerah dibidang pelayanan kesehatan yang merupakan
satu-satunya rumh sakit milik pemerintah kota palembang. Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI terletak diajalan Panca Usaha No. 1
Kleurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I dan berdiri diatas tanah seluas
4/5 H.
Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari jalan raya jurusan
Kertapati, sejak tahun 2001, dibuat jalan alternatif dari jalan Jakabaring
menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.

2. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan


a. Visi Menjadi rumah sakit unggul, amanah, dan percaya di Indonesia.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesui standar mutu berdasarkan pada etika
profesionalisme yang menangkau seluruh lapisan masyarakat.
2) Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3) Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
c. Motto
Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
d. Tujuan
1) Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai standar
mutu.
2) Menyelanggarakan pelayanan kesehatan yang menjangkau seluruh
6
lapisan masyarakat.
a) Menciptakan pelayanan kesehatan dan berkualitas dan mampu
saing di era pasar bebas.
b) Meningkatkan kemampuan SDM yang berkompeten
dibidangnya.
c) Menyelenggarakan manajemen pengelolahan rumah sakit yang
kondusif dan profesional.
3. Sejarah
a. Sejarah Berdirinya
Pada tahun 1986 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI
merupakan gedung poli Klinik/Puskesmas Panca Usaha. Seiring dengan
perkembangan sarana dan prasarana, pada tanggal 19 juni 1995
diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI dengan SK Depkes Nomor
1326/XI/1997. Dan tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah
Sakit Umum daerah Palembang BARI kelas C.Kemenkes RI Nomor:
HK.00.06.2.2.4646 Tentang Pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat
Dasar kepada RSUD Palembang BARI, tanggal 7 November 2003.
Kemenkes RI Nomor: Y.M.01.10/13/334/08 tentang pemberian Status
Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut kepada RSUD Palembang BARI,tanggal
5 November 2008.
Telah ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI
berdasarkan kepurtusan wali Kota palembang No.915B Tahun 2008
tentang penetapan rsud Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang
merupakan pola pengelolahan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secera
penuh.Kemudian dengan SK Depkes Nomor: 241/Menkes/SK/IV/2009,
tanggal 2 April 2009 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B. KAKS-SERT/363/5/2012 tentang status Akreditasi Lulus tingkat
Lengkap Kepada RSUD Paelmbang BARI tanggal 25 Januari 2012.
Pada tanggal 2 April 2015 RSUD Palembang BARI telah
terakredetasi Tingkat Paripurna dengan Sertifikat Akredetasi Rumah Sakit
Nomor: KARS/SERT/99/IV/2015
1) Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
a) Tahun 1986 s.d 1994 : dr jane Lidya Yitahelu sebagai Kepala
Polikliik Panca Usaha.
b) Tanggal 1 Juli 1995 s.d Juni 2000: dr. Eddy Monasir,Sp,OG sebagai
Direktur RSUD Palembang BARI.
c) Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr.H.Dachlan
Abbas, Sp.B.
d) Bulan Desember 2000 s.d Februarin 2001; Pelaksana Tugas dr.
M.Faisal Saleh, Sp.DP.
e) Tanggal 14 November 2000 s/d Januari 2012; dr. Hj. Indah
Puspita.. H.A. Mars sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
f) Bulan Januari 2012 s.d Sekarang : dr. Hj. Makiani, SH, M., MARS
sebagai direktur RSUD Palembang BARI.

2) Fasilitas dan Pelayanan


a) Fasilitas
1. Instalasi Gawat Darurat 24 jam
2. Farmasi/Apotik 24 jam
3. Rawat Jalan/ Poliklinik
4. Rawat Inap
5. Bedah Sentral
6. Rehabilitasi Medik
7. Radiologi 24 jam
8. Laboratorium Klinik 24 jam
9. Patologi Anatomi
10. Bank Darah
11. Hemodialisa
12. Medikal Check Up
13. ECG/ EEG
14. USG 4 Dimensi
15. Endoscopy
16. Kamar Jenazah
17. CT Scan 64 Slices

b) Pelayanan Rawat Jalan


1. Klinik Penyakit Dalam
2. Klinik Bedah
3. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4. Klinik Spesialis Anak
5. Klinik Spesialis Mata
6. Klinik Spesialis THT
7. Klinik Saraf
8. Klinik Kulit dan Kelamin
9. Klinik Spesialis Jiwa
10.Klinik Rehabilitasi Jantung
11.Klinik Spesialis Jantung
12.Klinik Spesialis Gigi
13.Klinik Spesialis Psikologi
14.Klinik Spesialis Terpadu
15.Klinik PKBRS

c) Fasilitas Kendaraan Operasional


1. Ambulance 118
2. Ambulance Bangsal
3. Ambulance Siaga Bencana
4. Ambulance Trauma Center
5. Mobil Jenazah

d) Pelayanan Rawat Inap


1. Perawatan VIP dan VVIP
2. Perawatan Kelas I, II dan III
3. Perawatan Penyakit Dalam Perempuan
4. Perawatan Penyakit Dalam Laki-laki
5. Perawatan Anak
6. Perawatan Bedah
7. Perawatan ICU
8. Perawatan Kebidanan
9. Perawatan Neonatus/Nicu/Picu

e) Pelayanan Penunjang
1. Instalasi Laboratorium Klinik
2. Instilasi Radiologi
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Farmasi (Apotek)
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Laundry
7. Central Sterilized Suplay Departemen (CSSD)
8. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS RS)
9. Instalasi Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
10.Bank Darah
11.Kasir
12.Hemodialisa
13.Instalasi Rehabilitasi Medis

f) Profil Ruang Bedah


Ruang perawatan bedah adalah ruang perawatan bagi pasien
dengan kasus pre operasi dan post operasi atau dengan kasus luka
lainnya yang Non operasi seperti (Luka Bakar, Luka digigit
binatang). Ruang perawatan bedah masih berada dibawah
kepemimpinan kepala instalasi rawat inap yaitu Dr. Syarifah
Farida dan ruangan ini dikepalai oleh Ibu Diana Novita Sari,
S.Kep. Kapasitas tempat tidur yang ada di ruang perawatan bedah
ada sebanyak 25 tempat tidur.
Ruang Bedah memiliki Fasilitas :
- 1 Ruang Informasi / Jaga Perawat
- 1 Ruang Obat / Tindakan
- 2 Ruang Bedah Laki – Laki
- 2 Ruang Bedah Perempuan
- 1 Ruang Isolasi
- 1 Gudang
- 1 spolhock
- 1 Kamar Mandi
B. DEFINISI
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian bersar kuman
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya
(Depkes, 2008). Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh
mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput
otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC
(Chandra,2012)
C. ETIOLOGI
Agen infeksius utama, M. Tuberculosis adalah batang aerobic tahan asam
yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar matahari. M.
Bovis dan M. Avium adalah kejadian yang jarang yang berkaitan dengan
terjadinya infeksi tuberkulosis (Wijaya & Putri, 2017).
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium Tuberculosa. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam Mycobacteria Tuberculosis yaitu tipe Human dan
tipe Bovin. Basil tipe Human bisa berada dibercak ludah (droplet) dan di udara
yang berasal dari penderita TBC, dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila
menghirupnya. (Amin & Hardhi, 2015).
Mycobacterium tuberculosister masuk famili Mycobacteriaceace yang
mempunyai berbagai genus, salah satunya adalah Mycobateriumdan salah satu
speciesnya adalah M. tuberculosis. Bakteri ini berbahaya bagi manusia dan
mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam. Bakteri ini memerlukan
waktu untuk mitosis 12 –24 jam. M. Tuberculosis sangat rentan terhadap sinar
matahari dan sinar ultraviolet sehingga dalam beberapa menit akan mati. Bakteri
ini juga rentan terhadap panas –basah sehingga dalam waktu 2 menit yang berada
dalam lingkungan basah sudah mati bila terkena air bersuhu 1000 C. Bakteri ini
juga akan mati dalam beberapa menit bila terkena alkhohol 70% atau Lysol 5%
(Danusantoso, 2016 ).
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang berwarna merah dengan
ukuran panjang 1-10 mikron, dan lebar 0,2-0,6 mikron. Kuman mempunyai sifat
tahan asam tehadap pewarnaan metode Ziehl Neelsen. Memerlukan media khusus
untuk biakan contoh media lowenstein jensen dan media ogawa.Tahan terhadap
suhu rendah dan dapat mempertahankan hidup dalam jangka waktu lama bersifat
dorment ( tidur dan tidak berkembang ) pada suhu 4o C sampai –70 Co.Kuman
bersifat sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet. Jika
terpapar langsung dengan sinar ultraviolet, sebagain besar kuman akan mati
dalam waktu beberapa menit.Kuman dalam dahak pada suhu antara 30 –70 oC
akan mati dalam waktu kurang lebih 1 minggu(Kementerian Kesehatan RI, 2014)
D. ANATOMI FISIOLOGI
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paru-paru adalah
berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya
berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan
dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri
mempunyai dua lobus. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian,
terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.
Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh sebuah ruang yang
disebut mediastinum (Evelyn, 2015).

Gambar 2.1 Anatomi paru-paru

Sumber : Evelyn (2015)


Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama
pleura.Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental.Pleura
viseralis yaitu selaput tipis yang langsung membungkus paru, sedangkan
pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara
kedua pleura terdapat rongga yang disebut cavum pleura (Guyton, 2017).

Gambar 2.2 Paru-paru manusia

Sumber : Evelyn (2015)

Menurut Alsagaff (2015) sistem pernafasan manusia dapat dibagi ke


dalam sistem pernafasan bagian atas dan pernafasan bagian bawah.
a. Pernafasan bagian atas meliputi hidung, rongga hidung, sinus paranasal,
dan faring.
b. Pernafasan bagian bawah meliputi laring, trakea, bronkus, bronkiolusdan
alveolus paru.
Menurut Alsagaff (2015)sistem pernapasan terbagi menjadi dari dua
proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer
ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke
atmosfer. Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang
baik pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis
eksterna,sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
b. Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis internus.
1. Fisiologi Paru
Paru-paru dan dinding dada mempunyai struktur yang elastis. Dalam
keadaan normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding
dada sehingga paru-paru dengan mudah bergeser pada dinding dada karena
memiliki struktur yang elastis. Tekanan yang masuk pada ruangan antara
paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer (Guyton,
2017).
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah
dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan
karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan
metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat berjalan agar
pasokan kandungan oksigen dan karbon dioksida bisa normal (Guyton, 2017).
Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem berupa
pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua
belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembung-
gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir
dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah
mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia dan
bersifat elastis. Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh
bahan kimia surfaktan yang dapat menetralkan kecenderunganalveoli untuk
mengempis (Guyton, 2017).
Menurut Guyton (2017) untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu :
a. Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan keluarnya udara
antara alveoli dan atmosfer.
b. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.
c. Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan
cairan tubuh ke dan dari sel.
d. Pengaturan ventilais pada sistem pernapasan.
Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot-otot pernapasan
berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam proses yang pasif.
Ketika diafragma menutup, penarikan nafas melalui isi rongga dada kembali
memperbesar paru-paru dan dinding badan bergerak hingga diafragma dan
tulang dada menutup dan berada pada posisi semula (Evelyn, 2015).
Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. Selama bernafas
tenang, tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih tinggi terhadap
atmosfer. Pada permulaan, inspirasi menurun sampai -6mmHg dan paru-paru
ditarik ke posisi yang lebih mengembang dan tertanam dalam jalan udara
sehingga menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke dalam paru-paru. Pada
akhir inspirasi, recoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi dimana
tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang. Tekanan dalam jalan
pernafasan seimbang menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar
dari paru-paru (Algasaff, 2015).
Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat
elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus
relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam
rongga toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume
toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal.
Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga
udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir
menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi(Miller et al, 2014).
Proses setelah ventilasi adalah difusi yaitu, perpindahan oksigen dari
alveoli ke dalam pembuluh darah dan berlaku sebaliknya untuk
karbondioksida.Difusi dapat terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke
tekanan rendah. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada difusi gas dalam
paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor sirkulasi.Selanjutnya
adalah proses transportasi, yaitu perpindahan gas dari paru ke jaringan dan
dari jaringan ke paru dengan bantuan aliran darah (Guyton, 2017).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru manusia
adalah sebagai berikut :
a. Usia Kekuatan otot maksimal paru-paru pada usia 20-40 tahun dan
dapat berkurang sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama proses
penuan terjadi penurunan elastisitas alveoli, penebalan kelenjar
bronkial,penurunan kapasitas paru.
b. Jenis kelamin Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 20-
25% dari pada funsgi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru
pada laki-laki lebih besar dibandingkan wanita. Selain itu, aktivitas
laki-laki lebih tinggi sehingga recoil dan compliance paru sudah
terlatih.
c. Tinggi badan Seorang yang memiliki tubuh tinggi memiliki fungsi
ventilasi lebih tinggi daripada orang yang bertubuh kecil pendek
(Juarfianti, 2015).
2. Volume dan kapasitas paru
Menurut Evelyn (2015) volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasipada
setiap kali pernafasan normal. Nilai dari volume tidal sebesar ± 500 ml
pada rata-rata orang dewasa.
b. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi
setelah volume tidal, dan biasanya mencapai maksimal ± 3000 ml
c. Volume Cadangan Ekspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum pada akhir ekspirasi normal,
pada keadaan normal besarnya adalah ± 1100 ml.
d. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-
paru setelah ekspirasi kuat. Nilainya sebesar ± 1200 ml.
Menurut Yunus (2017) kapasitas paru merupakan gabungan dari
beberapa volume paru-paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan
inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat
dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan
mengembangkan paru sampai jumlah maksimum.
b. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi
+ volume residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara
yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal.
c. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal
+ volume cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan
jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah
terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan kemudian
mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
d. Kapasitas Vital paksa (KVP) atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah
volume total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi
maksimum yang diikuti oleh ekspirasi paksa minimum. Hasil ini
didapat setelah seseorang menginspirasi dengan usaha maksimal dan
mengekspirasi secara kuat dan cepat.
e. Volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1) atau Forced Expiratory
Volume in One Second (FEV1) adalah volume udara yang dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum per satuan detik. Hasil ini
didapat setelah seseorang terlebih dahulu melakukakan pernafasan
dalam dan inspirasi maksimal yang kemudian diekspirasikan secara
paksa sekuat-kuatnya dan semaksimal mungkin, dengan cara ini
kapasitas vital seseorang tersebut dapat dihembuskan dalam satu detik.
f. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu.
Besarnya ±5800ml, adalah volume maksimal dimana paru
dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa.Volume dan
kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 – 25% lebih kecil daripada
pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada
orang yang bertubuh kecil dan astenis.

E. FATOFISIOLOGI
Menurut Somantri (2008), infeksi dimulai karena seseorang menghirup
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri akan menyebar melalui jalan napas
menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain paru
(lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks serebri) dan area lain dari paru lobus
atas).selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan
reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melkukan aksi fagositosis (menelan
bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan)
basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu
setelah tekena bakteri. Interaksi antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi sebuah massa jaringan baru yang disebut
granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi
oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi
masa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle.
Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang
selanjutnya membentuk materi yang berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa).
Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen,
kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awal jika respon sistem imun
tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah
dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali
menjadi aktif, pada kasus ini, ghon mengalami ulserasi sehingga menghasilkan
necrotizing caseosa di dalam bronkus. Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi
sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini
berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang baik di dalam sel.
Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu
membentuk sel tuberkel epieloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-
20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi dikelilingi sel
epiteloid dan fibroblas akan memberikan respon berbeda kemudian pada akhirnya
akan membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel
F. PATHWAY
Mycobacterium Tuberculosis
Bakteri menyebar melalui jalan nafas

Basil menuju alveoli


Perubahan cairan
pada intrapleura Terjadi reaksi inflamasi Reaksi sistematis

Sesak Nafas Infeksi awal (Granuloma) Anoreksia


Menjadi massa jaringan fibrosa BB menurun
Pola Napas Ghon tubercle
Tidak Efektif Terbentuk necrotizing caseosa Nutrisi Kurang
Dari
Produksi secret meningkat
Kebutuhan
Batuk Produktif Tubuh

Menjadi batuk berdahak

Ketidakefektifan
Bersihn Jalan Nafas

G. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala tuberkulosis adalah:
1. Demam
2. Malaise
3. Anoreksia
4. Penurunan berat badan
5. Batuk ada atau tidak (berkembang secara perlahan selama berminggu–
minggu sampai berbulan – bulan)
6. Peningkatan frekuensi pernapasan
7. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
8. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
9. Demam persisten
Manifestasi gejala yang umum: pucat, anemia, kelemahan, dan penurunan berat
badan

H. KOMPLIKASI
Komplikasi Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
komplikasi. Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita Tb paru
dibedakan menjadi dua, yaitu komplikasi dini seperti pleuritis, efusi pleura,
empiema, laryngitis, usus dan komplikasi pada stadium lanjut sebagai berikut:
1. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik
2. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
3. Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
4. Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yang pecah
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis
adalah:
1. Sputum Culture
2. Ziehl neelsen: Positif untuk BTA
3. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch)
4. Chest X-ray
5. Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium tuberculosis
6. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya selsel besar
yang mengindikasikan nekrosis
7. Elektrolit
8. Bronkografi
9. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah

J. PENATALAKSAAN
Pengobatan TB paru bertujuan untuk menyembuhkan penderita, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
Pengobatan terhadap penderita Tuberkulosis dilakukan dengan prinsip -prinsip
sebagai berikut :
1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis ob
2. Obat dalam jumlah yang cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan.
3. Untuk menjamin kepatuhan penderita minum obat, dilakukan pengawasan
langsung oleh seorang Pengawas Minum Obat (PMO).
4. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap Intensif yaitu penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Jika pengobatan intensif
diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam
kurung waktu dua minggu. Sebagian besar penderita TB BTA (+) menjadi BTA
(-) konversi dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan yaitu penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalamjangka waktu yang lebih lama. Pada tahap ini pentung untuk membunuh
kuman sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Kombinasi obat
1. obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan
etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa
biasanya 5
2. 10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian
15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis
retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Efek samping INH
yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, H dan.Mukty.H.Abdul.(2015), hal.110-121, Dasar-Dasar Ilmu Penyaki


Paru, Airlangga University Press, Surabaya.
Amin, dan Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Danusantoso, H., 2016, Buku Saku Ilmu Penyakit Paru, Hipokrates, Jakarta.
Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis,Cetakan kedua puluh Sembilan.
Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama,2015.p. 141-142.
Guyton, A.C.Ventilasi Paru-paru. In:Buku Teks Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC,
2017 .p. 1-13
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.Jakarta : Kemenkes RI; 2015
Miller et al C.A. 2014. Nursing for Wellness in Older Adults. 6th ed. Philadelphia:
Lippincott Wiliams & Wilkins.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2017. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

DAPUS ETIOLOGI ANFIS

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6, EGC,


Jakarta

Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta

Johnson, Marion& Maas, Meidean. 2000. Nursing Outcome Classification. New


York : Mosby.
Mccloskey, Joanne& Bulechek, Gloria. 1996. Nursing Intervention Clasification.
New York: Mosby.

Mosby, NANDA, 2005, Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta, Prima Medika

Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,


EGC, Jakarta

Smelzer,Suzanne.C,2001.buku ajar keperawatan medikal bedah brunner dan


suddarth.Ed 8.Jakarta : EGC.

Soedarsono (2000), Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis dan Terapi, Lab.


Ilmu Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, BP FKUI, Jakarta.


FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama Mahasiswa : ………………………………


Tempat Praktek : RSUD Palembang Bari

Tanggal Praktek : 30 September s/d 11 Oktober 2019

Pengkajian Dilakukan Tanggal 01 Oktober 2019 jam 11:00 WIB

1. Identitas Klien
Inisial : Ny. Roniah No RM : 36.25.64
Usia : 64 Tahun Tgl Masuk : 30-09- 19
Jenis : Perempuan Tgl Pengkajian : 01- 10-19
Kelamin : Perempuan Sumber Informasi : Keluarga
Alamat : Sebrang ulu 1 Keluarga Terdekat : Anak
No Telepon : 081368679959 status : Anak
Status : Menikah Alamat : ulu 1
Agama : Islam No Telepon :081368679959
Suku : Palembang Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Wiraswasta

Lama :- Bekerja :Wiraswasta

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Kurang lebih 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sesak napas, pasien
mengeluh batuk berdahak, keluarga mengatakan pasien mengalami
penurunan BB dalam 3 bulan terakhir, keluarga mengatakan bahwa pasien
sering berkeringat pada malah hari, keluarga mengatakan bahwa kurang
lebih 3 tahun yang lalu pasien menderita TB Paru.
b. Keluhan utama (saat pengkajian)
Pasien tampak melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan
keluarga. Hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa keadaan umum sedang,
GCS 11, TD: 120/80, N: 83, RR: 26, T: 37.5
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Kurang lebih 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sesak napas, pasien
mengeluh batuk berdahak, keluarga mengatakan pasien mengalami
penurunan BB dalam 3 bulan terakhir, keluarga mengatakan bahwa pasien
sering berkeringat pada malah hari, keluarga mengatakan bahwa kurang
lebih 3 tahun yang lalu pasien menderita TB Paru. Pasien tampak melakukan
aktivitas sehari-hari dengan bantuan keluarga. Hasil pemeriksaan fisik
diketahui bahwa keadaan umum sedang, GCS 11, TD: 120/80, N: 83, RR:
26, T: 37.5.
d. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami:
a. Kecelakaan :-
b. Operasi (jenis dan waktu) :-
c. Penyakit (kronis dan akut) : TB Paru
d. Terakhir masuk RS : 4 Tahun yang lalu
2. Alergi (obat, makanan, plester, dsb)
Keluarga mengatakan bahwa klien tidak memiliki alergi obat, makanan
dll.
3. Imunisasi (tambahan; flu, pneumonia, tetanus, dll)
Keluarga mengatakan bahwa klien tidak memiliki imunisasi tambahan
4. Kebisasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok Tidak ada - -
b. Kopi Tidak ada - -
c. Alkohol Tidak ada - -

5. Obat-obatan yang digunakan


Jenis Lamanya Dosis
Obat Anti Tuberkulosis 4 Tahun yang lalu -
…………………….. ………………...……… ……………
…….……

3. Riwayat Keluarga
Keluarga mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita Tb
paru, hanya Ny.R yang menderita penyakit tersebut

4. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang


rawat sampai pengambilan kasus kelolaan)
Seorang perempuan berusia 64 tahun dirawat dirumah sakit RSUD Palembang
Bari selama 2 hari. Kurang lebih 3 bulan yang lalu, pasien mengeluh sesak
napas, pasien mengeluh batuk berdahak, keluarga mengatakan pasien
mengalami penurunan BB dalam 3 bulan terakhir, keluarga mengatakan bahwa
pasien sering berkeringat pada malah hari, keluarga mengatakan bahwa kurang
lebih 3 tahun yang lalu pasien menderita TB Paru, perawat menanyakan
keluhan pasien. Pasien mengatakan masih sesak nafas, Pasien tampak
melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan keluarga. Hasil pemeriksaan
fisik diketahui bahwa keadaan umum sedang, GCS 11, TD: 120/80, N: 83, RR:
26, T: 37.5 .

5. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)


Intruksi: Beri tanda cek () pada istilah yang tepat/ sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom
data tambahan bila perlu.

1. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Keluarga mengatakan bahwa klien tidak mengetahui tenttang penyakitnya,
hal ini di buktikan klien di bawa ke RS setelah menderita batuk berdahak
selama 3 bulan terakhir.
Masalah keperawatan:
Kurang pengetahuan

2. Nutrisi
a. Mulut
Trismus (√), Halitosis ( )

Bibir: lembab (√), pucat( ),sianosis (√) ,labio/palatoskizis( ),


stomatitis

( )

Gusi: ( ), plak putih (√), lesi( )

Gigi: Normal( ), Ompong (√), Caries (√), Jumlah gigi 4

Lidah: bersih ( ), kotor/ putih (√), jamur ( )

b. Leher
Kaku Kuduk ( ) Simetris (√),Benjolan ( ) Tonsil ( )

Kelenjar Tiroid : normal (√), pembesaran ( )

Tenggorok : kesulitan menelan (√),

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


BB sebelum sakit: 46 kg BB sakit: 34 kg

Program Diit RS : Bubur Biasa

Makanan yang disukai : Makanan yang mengandung santan

Selera makan : Tidak nafsu makan

Alat makan yang digunakan : Oral

Pola makan( x/ hari) : 3 x/hari

Porsi makan yang dihabiskan :1/4 porsi makan

Pola Minum 2 gelas/hari) jenis air minum : air mineral

Intake Makanan : 700 cc/hari

Intake Cairan : 200 cc/hari

c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris (√), tidak simetris( ), kembung( ),
asites( ),

Palpasi : massa ( ), nyeri ( )

Kuadran I : -

Kuadran II : -

Kuadran III : -

Kuadran IV : -

Auskultasi : bising usus 30 x/mnt

Perkusi : Timpani (√), redup ( )


BAB : warna kuning Frekuensi 1 x/hari

Konsisitensi: padat, lendir ( ), darah ( ), ampas ( )

Konstipasi (-)

Data Tambahan :

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Eliminasi dan Pertukaran


a. BAK : 9 x/hari
b. Warna : kuning pekat
c. Konsistensi : cair
d. Frekuensi : 9 x/ hari
e. Urine Output : 200 cc
f. Penggunaan Kateter : tidak menggunakan kateter
g. Vesika Urinaria: Membesar tidak ada Nyeri tekan tidak ada
h. Gangguan; Anuaria ( ), Oliguria ( ), Retensi Uria ( ), nokturia (√),
Inkontinensia Urin ( ), Poliuria ( ), Dysuria ( ) jalan nafas: Sputum
(√), warna sputum (√), konsisitensi kental
Batuk (√), frekuensi: sering

Dada

Bentuk: Simetris (√), Barrel chest/dada tong( ), pigeon chest/dada


burung ( ) benjolan( ), dll………………..
Paru-paru:

Inspeksi: RR 29 x/ min,

Palpasi: Normal (√), ekspansi pernafasan (√), taktil fremitus( )

Perkusi: Normal/ Sonor (√), redup/pekak( ), hiper sonor( )

Auskultasi: irama( ), tidak teratur (√),

Suara nafas: vesicular( ), bronkial (√), Amforik ( ), Cog Wheel Breath


Sound

( ) metamorphosing breath sound ( )

Suara Tambahan: Ronki (√), pleural friction( )

Data Tambahan:

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
................................................................................................

Masalah keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Gangguan pertukaran gas

4. Aktivitas/Istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur,dll):
Kebiasaan Tidur siang: 1 jam/hari
Skala Aktivitas:

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum √
Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi/ROM √

0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

Persendian:

Nyeri Sendi ( √ ), pergerakan sendi: tidak mampu menggerakan ekstremitas

ROM ( Range Of Motion):

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....................................................................

Kekuatan Otot :

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....................................................................

Kelainan Otot:

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
..................................................................
Tonus/aktifitas
Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
Menagis keras ( )lemah ( √ ) melengking ( ), Sulit menangis ( )

Ekstremitas
Amelia ( ), Sindaktili ( ), Polidaktili( )
Reflek Pat0logis :
Babinsky : + ( ), - (√ )
Kernig : + ( ), - (√ )
Brudzinsky : + ( ), - ( √)

Reflek Fisiologis

Biceps : + ( √ ), - ( )
Triceps : + (√ ), - ( )
Patella : + ( ), - (√ )

Jantung
Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi: kardiomegali( )
Perkusi: redup( √ ), pekak( )
Auskultasi: HR 80 x/mnt. Aritmia( ),Disritmia( ) , Murmur ( )

Mandi : 1 x/mnt

Sikat gigi : 1 x/mnt

Ganti Pakaian : 1 x/mnt

Memotong kuku : 1 x/seminggu

DATA TAMBAHAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..........................................................................................

Masalah keperawatan:

5. Persepsi/Kognitif
Kesan Umum

Tampak Sakit: ringan ( ),sedang( ),berat ( √ ), pucat (√ ), sesak ( √ ),

kejang( )

1. Kepala
a. Rambut: warna putih, mudah dicabut ( √ ), ketombe( ), kutu( )
b. Kelainan bentuk kepala: Tidak ad

2. Mata
Mata: jernih( √ ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus: 6/6( ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil: Isokor( √ ), anisokor( ), miosis( ), midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( √ ), negatif( ),kiri negatif( )
positif( √ ),
alat bantu: kacamata( ), Softlens( )

Conjungtiva: merah jambu( ), anemis(√ )

Sklera: Putih( ), Ikterik( √ )

3. Bibir, Lidah
a. Bibir : normal ( √ ) sumbing ( )
b. Sumbing langit-langit/palatum ( )
c. Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
4. Telinga, Hidung, Tenggorok
a. Telinga: Normal ( √ )Abnormal ( ) Sekret( )
b. Hidung: Simetris ( √ )Asimetris ( ) Sekret ( ) Nafas cuping
hidung ( )
c. Tenggorok: Tonsil( √ ), radang( )

Data Tambahan

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
................................................................................................

Masalah keperawatan:

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
................................................................................................

6. Persepsi Diri
Perasaaan klien terhadap penyakit yang dideritanya: sedih
Persepsi klien terhadap dirinya: mengaggap bahwa dirinya tidak berdaya
Konsep diri: kurang percaya diri
Tingkat kecemasan: sedang
Citra Diri/Bodi image:.................................................................................
Data tambahan

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

7. Peran Hubungan
Budaya: palembang
Suku: palembang
Agama yang di anut: Islam
Bahasa yang digunakan : daerah
Masalah sosial yang penting: lingkungan
Hubungan dengan orang tua: baik
Hubungan dengan saudara kandung: baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar: baik

Data Tambahan

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

8. Seksualitas Dan Reproduksi


Genitalia dan Anus

Laki-laki

Penis: normal/ada ( ), Abnormal…………………,

Scrotum dan testis: normal( ), hernia( ), hidrokel( )


Anus ; normal/ada ( ), atresia ani( )

Perempuan

Vagina: sekret( ), warna( )

Anus: normal/ada ( √ ), atresia ani( )

Riwayat kehamilan dan kelahiran :

Data Tambahan

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..........................................................................................

Masalah keperawatan:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

9. Toleransi/Koping Stress
GCS : 10
E :3

V :3

M :4

Data Tambahan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
..............................................................................................

10. Prinsip Hidup


Budaya : kuat akan budaya
Spritual / Religius : berpegang kuat dengan agama
Harapan : sedikit putus asa
Psikososial : kurang percaya diri
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya : putus asa karena menderita
penyakit tersebut
b. Reaksi saat interaksi
Kooperatif………… Tidak kooperatif √
c. Status emosional
Tenang…….. Cemas……. Marah…….. Menarik Diri √
Tidak sabar…… lainnya:…………..
Data Tambahan

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
..............................................................................................
11. Keselamatan/Perlindungan
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( ), Apatis ( ), Somnolen (√ ), Sopor
( ),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu 37,5 O C, Nadi 116 x/min, TD 100/70 mmHg, RR 28 x/menit

Warna kulit :

Sianosis ( ), I kterus ( ), eritematosus rash ( ), discoid lupus ( ), oedema( ),

Bula ( ), Ganggren ( ), nekrotik jaringan ( ), Hiperpigmentasi ( )

Echimosis ( ), Petekie ( )

Turgor Kulit: elastis ( ), tidak elastis ( √ )

Data Tambahan

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

12. Kenyamanan
Provaiking :
Quality :
Regio :
Scala :
Time :

Data Tambahan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................

Masalah keperawatan:

.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
...................................................................................

Terapi

Tanggal Terapi :

Cara
N Nama Do Golongan
Pembe Indikasi Kontra Indikasi
o Terapi sis Obat
rian
Ceftria 2x Injeksi Antibiotik sefa Mengobati dan pada individu
xone 1 losporin mencegah infeksi dengan riwayat
bakteri hipersensitivitas
terhadap obat ini
atau golongan
sefalosporin
lainnya
Curcu 3x Oral suplemen meningkatkan na
 Memiliki
ma 2 makanan dari fsu makan serta
hipersensitif
tab ekstrak memperbaiki
atau alergi terhad
let temulawak fungsi hati.
ap kandungan
suplemen ini.
Omz 2x Injeksi Proton Pump yang jika terjadi reaksi
1 Inhibitor (PPI) menghambat alergi terhadap
produksi asam obat.
lambung. Obat in
i umumnya
digunakan dalam
penanganan
penyakit seperti
Gastroesophageal
Reflux Disease
(GERD), tukak
lambung, dan
Sindrom
Zollinger-Ellison

Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium ( 30 september 2019 )

USG ( Tanggal Pemeriksaan )

EKG ( 30 sepetember 2019 )

Rontsen ( Tanggal Pemeriksaan )

EEG ( Tanggal Pemeriksaan )

Dll........................................................................................................................
.............................................................................................................................
.................................................................................................

VIII. FORMAT ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny.Roniah

Umur : 64 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


No RM : 36.25.64

Data (Symptoms) Kemungkinan Penyebab Masalah (Problems)


(Etiology)
penurunan BB dalam 3 Penyebaaran hematogen dan Ketidakseimbangan
bulan terakhir lifogen nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.

Peritoneum dan difusi O2

Asam lambung meningkat

Mual, Anorexia

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari Kebutuhan
tubuh

Batuk berdahak selama Produksi sekret berlebihan Ketidak efektifan


3 bulan terakhir, bersihan jalan nafas
pernafasan 29x/mnt
Sekret susah di keluarkan

Ketidak efektifan
bersihan jalan nafas
pernafasan 29x/mnt Mengalami perkejuan Gangguan pertukaran
ekspansi dinding dada gas

Klasifikasi

Mengganggu perfusi

Gangguan pertukaran gas


IX.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun
2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi
pulmonal, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan
penurunan curah jantung

X. FORMAT PERENCANAAN

DIAGNOSA NIC NOC


Ketidakseimbangan setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi

nutrisi kurang dari tindakan keperawatan makanan

kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam 2. Kolaborasi dengan

berhubungan dengan diharapkan nutrisi pada ahli gizi untuk

intake nutrisi yang pasien terpenuhi. menentukan jumlah

tidak adekuat akibat Kriteris hasil : kalori dan nutrisi

mual dan nafsu 1. Adanya peningkatan yang dibutuhkan

makan yang berat badan pasien

menurun. 2. Mampu 3. Anjurkan pasien

mengidentifikasi untuk meningkatkan

kebutuhan nutrisi intake zat besi

3. Tidak ada tanda – Rasional: agar tubuh


tanda malnutrisi pasien tidak lemah

4. Tidak ada penurunan 4. Anjurkan pasien

berat badan yang untuk meningkatkan

berarti protein dan vitamin

5. Berikan substansi

gula

6. Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Buka jalan napas,


bersihan jalan nafas
tindakan keperawatan gunakan teknik chin
berhubungan dengan
ketidakmampuan selama 3 x 24 jam, lift atau jaw trust bila

untuk mengeluarkan bersihan jalan napas perlu


sekresi pada jalan
kembali normal. 2. Posisikan pasien untuk
napas
Kriteria hasil : memaksimalkan

1. Mendemonstrasikan ventilasi Rasional:

batuk efektif dan memudahkan pasien

suara napas yang untuk bernapas

bersih, tidak ada 3. Identifikasi perlunya

sianosis dan dyspneu pemasangan alat jalan

(mampu napas buatan


mengeluarkan Rasional: dilakukan

sputum, mampu pemasangan alat jika

bernapas dengan pasien kesulitan

mudah, tidak ada bernapas

pursed lips). 4. Lakukan fisioterapi

2. Menunjukkan jalan dada jika perlu

napas yang paten 5. Keluarkan secret

(klien tidak merasa dengan batuk efektif

tercekik, irama dan atau suction Rasional:

frekuensi napas dalam mengeluarkan sekret

rentang normal, tidak agar jalan napas bersih

ada suara napas 6. Auskultasi suara

abnormal). napas, catat adanya

3. Mampu suara tambahan

mengidentifikasi dan 7. Monitor repirasi status

mencegah faktor yang O2

dapat menghambat

jalan napas.
Gangguan pertukaran Tujuan: setelah 1. Kaji tipe pernapasan
gas berhubungan
dilakukan tindakan pasien
dengan kongesti
paru, hipertensi keperawatan selama 3 x 2. Evaluasi tingkat

pulmonal, penurunan 24 jam, diharapkan kesadaran, adanya


perifer yang
gangguan pertukaran gas sianosis, dan
mengakibatkan
asidosis laktat dan teratasi perubahan warna

penurunan curah Kriteria hasil: kulit


jantung
1. Menunjukkan
3. Tingkatkan
perbaikan ventilasi dan
istirahat dan batasi
O2
aktivitas
2. Bebas dari gejala dan
4. Kolaborasi medis
distress pernapasan
pemeriksaan ACP

dan pemerian

oksigen

X. FORMAT IMPLEMENTASI & EVALUASI

Hari/tgl/ Jam Nomor Diagnosa Implementasi Evaluasi


1 oktober 1 1. mengkaji adanya S : klien
2019 mengeluh
alergi makanan
tidak nafsu
2. mengkolaborasi makan
dengan ahli gizi O :klien tampak
pucat dan
untuk
lemah
menentukan A: masalah
jumlah kalori dan belum
teratasi
nutrisi yang
P: lanjutkan
dibutuhkan intervensi

pasien

3. menganjurkan

pasien untuk

meningkatkan

intake zat besi

Rasional: agar

tubuh pasien

tidak lemah

4. menganjurkan

pasien untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

5. memberikan

substansi gula

6. Memonitor
jumlah nutrisi dan

kandungan kalori

1 oktober 2 1. Membuka jalan S : klien


2019 mengeluh
napas, gunakan
sesak nafas
teknik chin lift atau O: klien tampak

jaw trust bila perlu terpasang


oksigen
2. memposisikan
nasal canul
pasien untuk A: masalah

memaksimalkan belum
teratasi
ventilasi Rasional:
P:lanjutkan
memudahkan intervensi

pasien untuk

bernapas

3. mengidentifikasi

perlunya

pemasangan alat

jalan napas buatan

Rasional:

dilakukan

pemasangan alat

jika pasien
kesulitan bernapas

4. Melakukan

fisioterapi dada

jika perlu

5. mengeluarkan

secret dengan

batuk efektif atau

suction Rasional:

mengeluarkan

sekret agar jalan

napas bersih

6. Mengauskultasi

suara napas, catat

adanya suara

tambahan

7. memonitor repirasi

status O2
1 Oktober 3 1. Mengkaji tipe S : Klien
2019 mengeluh
pernapasan pasien
sesak nafas
2. mengevaluasi O: klien tampak
tingkat kesadaran, kesulitan
bernafas
adanya sianosis,
dengan
dan perubahan
warna kulit ekspansi
dinding
3. meningikatkan dada

istirahat dan A: masalah


belum
batasi aktivitas
teratasi
P: intervensi
4. mengkolaborasi
lanjutkan
medis

pemeriksaan

ACP dan

pemerian

oksigen

Hari/tgl/ Jam Nomor Implementasi Evaluasi


Diagnosa
2 oktober 1 1. mengkaji adanya S : klien
2019 mengeluh
alergi makanan
tidak nafsu
2. mengkolaborasi makan
dengan ahli gizi O :klien tampak
pucat dan
untuk menentukan
lemah
jumlah kalori dan A: masalah

nutrisi yang belum


teratasi
dibutuhkan pasien
P: lanjutkan
3. menganjurkan pasien intervensi

untuk meningkatkan

intake zat besi

Rasional: agar tubuh

pasien tidak lemah

4. menganjurkan pasien

untuk meningkatkan

protein dan vitamin C

5. memberikan

substansi gula

6. Memonitor jumlah

nutrisi dan kandungan

kalori
2 oktober 2 1. Membuka jalan S : klien
2019 mengeluh
napas, gunakan
teknik chin lift atau sesak nafas
O: klien tampak
jaw trust bila perlu
terpasang
2. memposisikan pasien oksigen
untuk nasal canul
A: masalah
memaksimalkan
belum
ventilasi Rasional: teratasi

memudahkan pasien P:lanjutkan


intervensi
untuk bernapas

3. mengidentifikasi

perlunya pemasangan

alat jalan napas

buatan Rasional:

dilakukan

pemasangan alat jika

pasien kesulitan

bernapas

4. Melakukan fisioterapi

dada jika perlu

5. mengeluarkan secret

dengan batuk efektif

atau suction Rasional:

mengeluarkan sekret
agar jalan napas

bersih

6. Mengauskultasi suara

napas, catat adanya

suara tambahan

7. memonitor repirasi

status O2
2 Oktober 3 1. Mengkaji tipe S : Klien
2019 mengeluh
pernapasan pasien
sesak nafas
2. mengevaluasi tingkat O: klien tampak

kesadaran, adanya kesulitan


bernafas
sianosis, dan
dengan
perubahan warna ekspansi

kulit dinding
dada
3. meningikatkan
A: masalah
istirahat dan batasi belum

aktivitas teratasi
P: intervensi
4. mengkolaborasi
lanjutkan
medis pemeriksaan

ACP dan pemerian

oksigen
Hari/tgl/ Jam Nomor Diagnosa Implementasi Evaluasi
3 oktober 1 1. mengkaji adanya S : klien
2019 mengeluh
alergi makanan
nafsu
2. mengkolaborasi makan
dengan ahli gizi sedikit
bertambah
untuk menentukan
O :klien tampak
jumlah kalori dan lemah

nutrisi yang A: masalah


teratasi
dibutuhkan pasien
sebagian
3. menganjurkan P: lanjutkan

pasien untuk intervensi

meningkatkan

intake zat besi

Rasional: agar

tubuh pasien tidak

lemah

4. menganjurkan

pasien untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

5. memberikan

substansi gula
6. Memonitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori
3 oktober 2 1. Membuka jalan S : klien
2019 mengeluh
napas, gunakan
sesak nafas
teknik chin lift berkurang
atau jaw trust bila O: klien tampak
terpasang
perlu
oksigen
2. memposisikan nasal canul

pasien untuk A: masalah


teratasi
memaksimalkan
sebagian
ventilasi Rasional: P:lanjutkan

memudahkan intervensi

pasien untuk

bernapas

3. mengidentifikasi

perlunya

pemasangan alat

jalan napas buatan

Rasional:

dilakukan

pemasangan alat

jika pasien
kesulitan bernapas

4. Melakukan

fisioterapi dada

jika perlu

5. mengeluarkan

secret dengan

batuk efektif atau

suction Rasional:

mengeluarkan

sekret agar jalan

napas bersih

6. Mengauskultasi

suara napas, catat

adanya suara

tambahan

7. memonitor repirasi

status O2
3 Oktober 3 1. Mengkaji tipe S : Klien
2019 mengeluh
pernapasan pasien
sesak nafas
2. mengevaluasi O: klien tampak
tingkat kesadaran, kesulitan
bernafas
adanya sianosis,
dengan
dan perubahan
warna kulit ekspansi
dinding
3. meningikatkan
dada
istirahat dan batasi A: masalah
aktivitas belum
teratasi
4. mengkolaborasi
P: intervensi
medis lanjutkan

pemeriksaan ACP

dan pemerian

oksigen

Palembang,………………………………

Perawat Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai