Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PERSENTASI AWAL

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN (PPKM)


DIRUANG KENANGA
RSUD DR. SOEMARNO SOSROATMODJO KUALA KAPUAS

Oleh :
KELOMPOK 6 B

1 Annisa 2214901210097
2 Fuji Astuti 2214901210113
3 Radiah 2214901210141
4 Sabariah 2214901210147
5 Sahibunnisa 2214901210149
6 Siti Rahmah 2214901210150
7 Putu Partini 2214901210140
8 Ika Rianty 2214901210119
9 Nurul Musfaida 2214901210138
10 Astri Dwi Oktovia 2214901210099
11 Warie Kristina Miasie 2214901210154
12 Aulia Fatimah 2214901210101
13 Dwi Satya Pramudianto 2214901210105

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PRESENTASI AWAL

1.1 PROFIL / GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


1.1.1 Sejarah Singkat
Dalam sejarah perkembangannya Rumah Sakit Umum Kuala
Kapuas pada awalnya berada di Kampung Barimba Kecamatan Kapuas
Hilir dengan nama “Rumah Sakit Hanggulan Sinta” yang didirikan oleh
Zending Basle misionaris agama Kristen Protestan.
Sejak tahun 1931 sampai dengan 1966 rumah sakit tersebut
dipimpin Dr. Carl Mattheus Vischer (1931-1943). RS Hanggulan Sinta
yang dibangun oleh Bassel Mission melayani masyarakat dari kawasan
Sungai Kapuas dan Kahayan.
Banyak hal-hal baru yang diajarkan oleh petugas kesehatan
kepada masyarakat, contohnya sunat dengan cara yang steril. Kegiatan
pelayanan kesehatan oleh dr. Vischer dapat dilihat pada gambar dimana
beliau sedang melayani pasien di poliklinik.
Pada saat dokter Vischer berlibur ke Basel pada tahun 1937-
1938, dia digantikan oleh Dr. Howeler (dari Belanda). Pada saat dr.
Vischer menjadi direktur, Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo (Namanya
yang diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum di Kuala Kapuas)
ditempatkan di rumah sakit ini pada tahun 1939; Dr. C. Maillola (1939),
Dr. Hasberg (1947), Dr. Druchmyer (1947-Juli 1949), Dr. Arnoud H.
Klokke (Juli 1949 - 1952), Dr. P. Hoogenkamp (1952 - 1953) Dr. Arnoud
H. Klokke (1954 - 1956), Dr. JJ Findenik (1957), Dr. Med Batke (1957),
Dr. Med Kahvelt (1958), Dr. Ang Tiong Guan (1958), Dr. Hery Darsono
(1962).
Sejak tahun 1966, Basel Mission ingin memakai bangunan
mereka, maka Pemerintah Daerah memindahkan rumah sakit dari
Barimba ke Jl. Kapten Pierre Tendean Kelurahan Selat Hilir Kecamatan
Selat menempati tanah seluas 60.000 m2 yang berfungsi sejak Mei 1966
yang dipimpin oleh Dr. Hery Darsono dimana hanya khusus melayani
pasien rawat jalan.
Selanjutnya pada tahun 1966 berpindah tempat ke Jl. Piere
Tendean hanya melayani rawat jalan, Sejak tahun 1966, Zending Basle
ingin memakai bangunan mereka, maka Pemerintah Daerah
memindahkan rumah sakit dari Barimba ke Jl. Kapten Pierre Tendean
Kelurahan Selat Hilir Kecamatan Selat menempati tanah seluas 60.000
m2 yang berfungsi sejak Mei 1966 dengan dipimpin oleh Dr. Hery
Darsono khusus hanya melayani pasien rawat jalan. Pada tahun 1969
dengan pelayanan rawat jalan yang sudah ada dibawah pimpinan Dr.
Irum J Sawong (1969-1972) membuka pelayanan rawat inap dengan
kapasitas 20 tempat tidur yang melayani penduduk kota Kuala Kapuas
dan sekitarnya.
Kemudian pada tahun 1990 atas bantuan dana Loan Asian
Developmant Bank dibangunlah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas di atas tanah dengan ukuran
30.000 M2 yang terletak di jalan Tambun Bungai No. 16 seperti sekarang
ini masih dengan klasifikasi type D. Pada pada tanggal 6 Februari 1993
RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo menempati gedung baru yang ada
di Jl. Tambun Bungai No. 16 Kuala Kapuas diresmikan oleh Menteri
Kesehatan RI.
Pada tanggal 10 Mei 1997 Organisasi RSUD Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo ditetapkan sebagai rumah sakit kelas C dengan pelayanan
4 spesialis dasar dan pelayanan kesehatan dasar UGD 24 jam berdasarkan
SK Menteri Kesehatan RI Nomor: 487/ MENKES/ SK/ V/ 1997.
Kedudukan RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas diatur
dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo
Kuala Kapuas.
Pada tanggal 11 Pebruari 2013 melalui Keputusan Bupati
Kapuas Nomor 85/ RSUD Tahun 2013 RSUD Dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) dengan harapan mutu pelayanan kesehatan dapat lebih
ditingkatkan. Berdasarkan Perda nomor 146 Tahun 2008 RSUD Dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas sebagai Badan Layanan Umum
Daerah mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara
berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pemberian nama Rumah Sakit diambil dari nama seorang tokoh
yang bernama Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo, nama beliau diabadikan
sebagai nama Rumah sakit karena beliau adalah dokter orang Indonesia
pertama yang memimpin rumah sakit di RS Hanggulan Sinta Barimba di
Kuala Kapuas.
Dr. Soemarno Sosroatmodjo lahir di Rambipuji, Jember Jawa
Timur pada tanggal 24 April 1911. Beliau adalah salah satu mantan
Gubernur DKI Jakarta yang pernah menjabat dalam dua periode yaitu
periode 1960–1964 dan periode 1965– 1966. Selain berasal dari militer ia
juga adalah seorang dokter. Sebelum zaman Kemerdekaan, ia pernah
menjadi direktur Rumah Sakit Hanggulan Sinta yang berlokasi di
kampung Barimba, kecamatan Kapuas Hilir, Kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah pada tahun 1939.
Dr. Soemarno Sosroatmodjo tutup usia di kediamannya, Jalan
Pasir Putih IV/5, Ancol, Jakarta Utara pada tanggal 9 Januari 1991 pada
usia 79 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri, tujuh anak, 22
cucu, dan 3 cicit. Dia dimakamkan di TPU Karet, Jakarta Pusat.
Namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit dikawasan Kabupaten
Kapuas, Kalimantan Tengah, hal ini karena Soemarno sempat memimpin
rumah sakit tersebut pada era prakemerdekaan.

2.1 Motto, Visi, Misi


2.1.1 Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Prima RSUD Yang Maju dan
Mandiri
2.1.2 Misi
2.1.2.1 Peningkatan performance pelayanan RSUD yang berbasis pada
keunggulan sumber daya manusia, kecukupan alat dan
profesionalisme manajemen pelayanan untuk pelayanan yang
mudah, murah dan berkualitas.
2.1.2.2 Menjadikan RSUD sebagai wadah Pendidikan dan pelatihan
khususnya bidang Kesehatan untuk peningkatan kualitas
layanan kesehatan
2.1.3 Motto
Bajenta dan Pamasi (Ramah dan siap menolong)

3.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi


Tugas dan fungsi rumah sakit diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dari Rumah
Sakit. Tugas Pokok Rumah Sakit adalah: Rumah sakit mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang paripurna.
Sedangkan Fungsi rumah sakit menurut Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 ada 4 (empat) yaitu : 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; 2.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; 3.
Penyelenggaran pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan 4.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan
3.1.1 Jenis Pelayanan Kesehatan
3.1.1.1 Rawat Jalan
Poliklinik teridri dari Poli Umum dan Spesialis sebagai berikut:
a. Klinik Penyakit Dalam
b. Klinik Bedah Umum
c. Klinik Syaraf/Neurologi
d. Klinik Kebidanan
e. Klinik gigi
f. Klinik VCT
g. Klinik Jiwa
h. Klinik Mata
i. Klinik Psikologi
j. Klinik Gizi
k. Klinik Kulit Kelamin
l. Klinik THT
3.1.1.2 Rawat Inap
a. Ruang Kenanga
b. Ruang Dahlia
c. Ruang Mawar
d. Ruang Tanjung
e. Ruang Teratai
f. Ruang Anggrek
g. Ruang Perinatologi
h. Ruang Cempaka
i. Ruang VK
j. Ruang ICU
k. Ruang VIP
3.1.1.3 Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan PONEK
Intalasi Gawat Darurat dan kamar terima pasien yang dapat
memberikan perlayanan kegawatdaruratan selama 24 jam penuh
termasuk pasien-pasien yang ingin opname dengan dokter jaga
yang stand by dengan fasilitas: EKG, Nebulier, Suction,
Defribiliator (Dc Shoch), Ruangan tindakan Bedah, Ruangan
Observasi Emergency (ROE), Peralatan Resusitasi, Syringe
pump, Infus Pump, Bedside Monitor, serta saran penunjang lain
yang siap pakai.
3.1.1.4 Penunjang Medik
a. Instalasi Hemodialisa
b. Instalasi Radiologi
c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Gizi
e. Instalasi Rehabilitas Medik
f. Instalasi Rekam Medis
g. Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD)

4.1 Analisa Situasi berdasarkan Fungsi Manajemen Ruang Perawatan


4.1.1 Input
4.1.1.1 Data Umum Ruangan
Ruang Kenanga merupakan rawat inap penyakit dalam yang
melayani semua spesialis penyakit dan masalah kesehatan yang
mempengaruhi organ-organ bagian dalam orang dewasa dan
dengan prognosis dubia.

4.1.1.2 Karakteristik Unit


a. Visi Ruangan Perawatan Kenanga
Terwujudnya pelayanan asuhan keperawatan diruang kenanga
yang komprehensif
4.1.1.3 Misi Ruangan Perawatan Kenanga
a. Melaksanakan pelayanan yang berpusat kepada pasien (Patient
Centered Care)
b. Berorientasi pada peningkatan performance pelayanan ruang
kenanga yang berbasis pada keunggulan SDM yang cepat
tanggap dan professional dalam memberi asuhan keperawatan
4.1.1.4 Sifat Kekaryaan Ruang
a. Fokus Telaah
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang kenanga tidak
memfokuskan pada kasus penyakit, dikarenakan ruang kenanga
menangani seluruh jenis penyakit dalam pria dan wanita secara
umum.
b. Lingkup Garapan
Dalam bidang pelayanan lingkup garapan ruang keperawatan
kenanga adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Berdasarkan fokus telaah, maka lingkup garapan ruang Kenanga
adalah memberikan pelayanan secara terpadu dari berbagai multi
disiplin ilmu secara aman, berkualitas dan berkesinambungan
dengan segala aktivitas untuk mengatasi gangguan/hambatan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan
kualitas hidup yang terjadi akibat masalah/gangguan fisiologis
pada satu atau berbagai sistem tubuh yang dialami pasien.
Secara umum lingkup garapan ruang rawat inap kenanga
meliputi penyakit dalam.
c. Basis Intervensi
Basis intervensi ruang rawat Kenanga merupakan salah satu
bagian dari pelayanan umum bagi pasien penyakit dalam pria
dan Wanita, seperti:TB Paru, DM, HT, CHF, Demam Tipoid,
GEA, Dispepsia, CKD, anemia dan lain-lain. Sehingga
memerlukan penanganan yang baik dan benar agar kualitas
hidup pasien meningkat.

4.2.1 Manusia (Man)


4.2.1.1 Tenaga
Tenaga perawat di Ruang Kenanga berjumlah 15 orang, sudah
termasuk Kepala Ruangan, Perawat Assosiate dan Perawat
Primer.
a. Berdasarkan jenis, tingkat Pendidikan dan jenjang karier
Jumlah perawat yang berada di Ruang Kenanga berdasarkan
tingkat pendidikan, jenis tenaga dan jenjang karir, sebagai
berikut :

Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan


No Jenis Tenaga P.Tetap TKK Jumlah %
Medis
Dokter Spesialis Anak : 5
1 - -
Dokter Umum : 4
2 Keperawatan
a. Perawat Profesional (Ners) 3 - 3 20%
b. Perawat Profesional (S.Kep) - - -
c. Perawat Mahir (DIII-SKM) - - -
d. Perawat Mahir (DIII) 12 - 12 80%
e. Perawat Kesehatan (SPK-
- - -
SKM)
f. Perawat Kesehatan (SPK) - - -
g. Bidan - - -
h. Perawat Gigi - - -
Non Keperawatan
Asisten : -
3 Administrasi : - -
Cleaning Service : 3
Prakarya : 3
Total 15 100%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah Ners hanya


3 orang dan lebh dominan tenaga D-III berjumlah 12 orang
sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perawat di ruang
kenanga merupakan perawat pelaksana.
Berdasarkan jenjang karir

No Jenis Tenaga Jumlah %


1 Pra Perawat Klinis (0 – 1 tahun) 2 13%
2 Perawat Klinis I (1 – 5 tahun) 5 33%
3 Perawat Klinis II (5 – 10 tahun) 1 7%
4 Perawat Klinis III (> 10 tahun) 3 20%
5 Perawat Klinis IV (>13 tahun) 4 27%
TOTAL 15 100%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 15 orang


perawat mayoritas perawat di ruang kenanga merupakan
Perawat Klinis I dengan jumlah 5 orang dengan pengalaman
kerja 1-10 tahun, Pra Perawat Klinis 2 orang dengan
pengalaman kerja 0-1 tahun, Perawat Klinis III 3 orang dengan
pengalaman kerja >10 tahun, Perawat Klinis IV 4 orang
dengan pengalaman kerja >13 tahun.

b. Berdasarkan pelatihan yang diikuti


Tabel 1.2 Penghitungan Tenaga berdasarkan Pelatihan yang
Pernah di ikuti
No Jenis Pelatihan Jumlah %
BTCLS (Basic Trauma Cardiac
1 4 27%
Life Support)
2 Bantuan Hidup Dasar 15 100%
3 In House Training (IHT) 15 100%
Pencegahan dan Pengendalian
4 15 100%
Infeksi
TOTAL 49 22%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 4 orang perawat di


ruang kenanga memiliki pelatihan wajib yang harus diikuti
yaitu, pelatihan BTCLS

c. Berdasarkan perhitungan tenaga kesehatan


Perkiraan kebutuhan perawat harus memperhatikan kategori
klien yang dirawat, ratio perawat dan metode penugasan.
Terdapat beberapa formula dalam perhitungan kebutuhan
tenaga, yaitu:
1) DOUGLAS
Perawatan minimal: 1-2 jam/ 24 jam
Jumlah bed: 25 tempat tidur
Pagi: 0,17 x 25 = 4,25
Sore: 0,14 x 25 = 3,5
Malam: 0,07 x 25 = 1,75
Dengan hasil keseluruhan dari jumlah perhitugan Douglas
didapatkan hasil 9,5 dengan kesimpulan sebanyak 9 orang
jumlah kebutuhan tenaga perawat.

Perawatan parsial: 3-4 jam/ 24 jam


Pagi: 0,27 x 25 = 6,75
Sore: 0,15 x 25 = 3,75
Malam: 0,10 x 25 = 2,5
Dengan hasil keseluruhan dari jumlah perhitugan Douglas
didapatkan hasil 13 dengan kesimpulan sebanyak 13 orang
jumlah kebutuhan tenaga perawat

2) PPNI
BOR: 37%
Jumlah TT: 25 buah
Jam kerja perawatan/hari: 7 jam
Kebutuhan tenaga perawat
BOR x Jumlah TT x Rata-rata jam perawatan jam kerja/
hari
0,37 x 25 = 9 TT
4.2.1.2 Pasien
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian diruang
Kenanga pada bulan November 2022 – Januari 2023, yaitu
berjumlah 502 orang dengan klasifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.3 Daftar 10 penyakit terbanyak diruang Kenanga
No Penyakit Jumlah Presentasi
1. CHF 100 24,88 %
2. CKD 75 18,66 %
3. DM 54 13,43 %
4. Hipokalemia 37 9,20 %
5. Anemia 33 8,21%
6. Suspect TB 32 7,96%
7. GEA 22 5,47%
8. HT 21 5,22%
9. Pneumonia 17 4,23%
10. DHF 11 2,74 %
Jumlah 402 100 %

Sumber: Laporan Bulanan Ruang Kenanga Rumah Sakit Dr.H.


Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.

Berdasarkan tabel jumlah penyakit 10 terbanyak diatas, dapat


disimpulkan bahwa jumlah pasien dari bulan kebulan selalu
mengalami peningkatan, terutama yang paling signifikan adalah
penyakit CHF sebanyak 24,88 %
4.3.1 Sarana/ Prasarana (Material)
4.3.1.1 Peralatan, sarana dan prasarana yang ada di Ruangan Kenanga
RSUD Dr. Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dapat
tergambar dalam tabel-tabel berikut :
Tabel 2.4 Alat-alat kesehatan yang tersedia diruang Kenanga
RSUD Dr. Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas
Keadaan Barang Ket
N Jumlah
Jenis/ Nama Barang Baik Kurang Rusak
o Barang
Baik Berat
1 Ekg 2 √
2 Tensimeter digital + 2
2 √
manual
3 Spo2 2 √
4 Stastoskop 2 √
5 Infus pump 1 √
6 Siring pump 3 √
7 Nebulizer 2 √
8 Suction 2 √
9 Temp digital 4 √
10 Glocosa check 1 √
11 Gunting perban biasa 2 √
12 Senter 2 √
13 Piala ginjal/ bengkok 3 √
14 Tong spatel 1 √
15 Klem anotomis 2 √
16 Nedl holder 1 √
17 Gunting anotomis 1 √
18 Bad instrumen 1 √
19 Gunting perban 1 √
20 Pimset sirugis 2 √
21 Timbangan manual 2 √
22 Bedside monitor 6 
Tabel 2.5 Bahan habis pakai di ruang Kenanga
RSUD Dr. Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas
No Nama Barang
1 Handsrub
2 Handwash
3 Kasa gulung
4 Cairan alcohol
5 Kapas alcohol
6 Plester (kuning)
7 Hipapix
8 Spuit dan needle
9 Handscoon
10 Masker
11 Betadine
12 Cairan antiseptic
13 Infus set
14 Masker O2

Tabel 2.6 Daftar alat non kesehatan di Ruang Kenanga


RSUD Dr. Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas

Jumlah Keadaan Barang


Jenis Barang/ Barang Kurang Rusak
No Ket
Nama Barang Register Baik Baik Berat
1 Lampu baca 1 1 0 0
rontgen
2 Kursi roda 4 2 0 0
3 Kipas Angin 16 16 0 0
4 Kursi Kayu 0 0 0 0
5 Kursi plastic 10 5 5 0
6 Kulkas kecil 4 4 0 0
7 Meja 3 3 0 0
8 Brankar 2 2 0 0
9 CCTV 1 1 0 0
Berdasarkan data daftar barang kesehatan maupun barang non
kesehatan di Ruang Kenanga di atas menunjukan bahwa material
atau fasilitas yang berada di ruangan Kenanga sudah cukup baik.

Denah Ruangan :

4.3.1.2 Adminitrasi Penunjang


Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 16 Februari 2023
diketahui bahwa sarana dan prasarana di Daftar Alat Rumah
Tangga Ruang Kenanga sudah cukup baik. Fasilitas penunjang
seperti kamar mandi/WC kondisinya cukup baik namun tidak
terdapat pegangan untuk pasien. Setiap pagi ruangan dibersikan
oleh petugas CS dan kondisi ruangan cukup terang. Kondisi
administrasi penunjang cukup baik, terdiri atas : 1 buku laporan
harian, 1 buku tanda-tanda vital, 1 buku visit dokter, dan lain-lain.

4.4.1 Pembiayaan (Money)


Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Rumah Sakit dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas merupakan rumah sakit umum yang sumber
dananya berasal dari dana BLU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soemarno
Sosroatmodjo, JKN dan Umum.

4.5.1 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (Methode)


4.5.1.1 Model Asuhan Keperawatan
Model asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang Kenanga
adalah MPKP dengan metode modifikasi keperawatan primer
(perpaduan antara perawat primer dan associate). Model praktik
keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan
pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada
sejumlah pasien. Setiap metoda memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing.
Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan, yaitu penugasan fungsional, penugasan tim ,
penugasan primer.
a. Penugasan Keperawatan Fungsional :
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat
pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan khusus
untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk
mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital,
dan sebagainya. Tindakan ini didistribusikan berdasarkan
tingkat kemampuan masing-masing perawat pelaksana. Oleh
karena itu kepala Ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi
tingkat kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan
perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan
yang dimaksudkan. Setiap perawat pelaksana bertanggung
jawab langsung kepada kepala Ruangan. Tidak ada perawat
pelaksana yang bertanggung jawab penuh untuk asuhan
keperawatan pada seorang pasien.
Keuntungan :
- Menyelesaikan banyak pekerjaaan dalam waktu singkat.
- Tepat metoda ini bila ruang rawat memiliki
keterbatasan/kurang tenaga keperawatan professional
- Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan
langsung dan selalu berulang-ulang dikerjakan.

Kerugian :

- Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing


perawat
- Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.
- Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk
- Pelayanan tidak professional
- Pekerjaan monoton, kurang tantangan.
b. Penugasan Keperawatan Tim :
Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian
asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi
perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang
diketuai oleh seorang perawat professional/berpengalaman.
Metoda ini digunaklan bila perawat pelaksana terdiri dari
berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan
dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan metoda
penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan
yang berpusat kepada pasien. Ketua Tim melakukan
pengkajian dan menyusun rencana keperawatan pada setiap
pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan
asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan
yang telah dibuat. Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-
sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan
pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim)
guna membahas kejadian-kejadian yang dihadapi dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Keuntungan :
- Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan
pasien
- Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang
dapaty dipertanggung jawabkan.
- Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem
penugasan lain
- Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan
professional.
Kerugian :

- Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.


- Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan
pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi
dalam shift.
- Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas,
dibandingkan dengan anggota tim.
c. Penugasan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat perofesional bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian
pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan
keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga
pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat
primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
Keperawat primer ini akan menciptakan kesepakatan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana
asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien.
Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien
di bawah tanggung jawab perawat primer , dan perawat asosiet
yang akan mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan
dalam timdakan keperawatan.
Keuntungan :
- Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung
jawab dan tanggung gugat meningkat
- Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
- Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien
- Terciptanya kolaborasi yang baik
- Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat
perbantuan
- Metoda ini mendukung pelayanan professional
- Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian :
- Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat
pelaksana harus perawat professional
- Biaya yang diperlukan banyak.
4.5.1.2 Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan pada bagian pengkajian didapatkan
bahwa sebesar 95 % dokumentasi pengkajian dinyatakan baik.
b. Diagnosa
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan
didapatkan sebesar 70 % dokumentasi keperawatan dinyatakan
kurang baik.
c. Perencanaan
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan pada bagian perencanaan
keperawatan didapatkan sebesar 65% dokumentasi keperawatan
dinyatakan kurang baik.
d. Tindakan
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan pada bagian tindakan keperawatan
didapatkan sebesar 75 % dokumentasi keperawatan dinyatakan
kurang baik.
e. Evaluasi
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan
didapatkan sebesar 85 % dokumentasi keperawatan dinyatakan
baik.
f. Dokumentasi
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan pada bagian dokumentasi
keperawatan didapatkan sebesar 78 % dokumentasi keperawatan
dinyatakan baik.

Jadi berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian studi


dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan di ruang
Kenanga, dapat dikatakan sudah cukup optimal, namun terdapat
beberapa masalah, yaitu :
- Diagnosa keperawatan yang tidak berubah dari pasien masuk
sampai keluar
- Tujuan keperawatan yang ingin dicapai tidak dicantumkan
- Respons terhadap tindakan tidak dokumentasikan
- Format hanya sampai SOAP, tanpa IER
- Dinas Sore dan Dinas Malam tidak menuliskan pengkajian
secaara lengkap, hanya implementasi saja
- Tidak maksimalnya pelaksanaan discharge planning

4.6.1 Pemasaran (Marketing)


Berdasarkan data yang di dapat dari wawancara dengan kepala ruangan
dari Bagian Promosi Kesehatan dan bagian pemasaran Rumah Sakit
Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo mengadakan acara bakti sosial seperti
operasi katarak gratis yang mana dari itu rumah sakit dapat melakukan
promosi untuk mengenalkan rumah sakit dan fasilitas yang tersedia.
Rumah Sakit Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo juga telah melakukan kerja
sama dengan BPJS melalui promosi media sosial. Rumah Sakit
Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo juga melakukan kerja sama dengan Dokter
Praktik, dimana pasien yang berobat di dokter praktik apabila disarankan
untuk rawat inap langsung di rujuk ke Rumah Sakit Dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Ruangan Kenanga adalah ruangan yang memiliki ruangan
dan bed yang banyak terdapat ruangan kelas 1, 2 dan 3 sehingga dapat
menampung pasien yang banyak dengan kasus penyakit yang banyak juga.

5.1 Proses
5.1.1 Fungsi Perencanaan (Planning)
No Aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
1 Dalam melaksanakan tugas, saya
sesuaikan dengan dengan visi dan 8 6 1 0
misi Rumah Sakit
53% 40% 7% 0
2 Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan saya berpedoman pada 10 4 1 0
Panduan asuhan keperawatan (PAK)
67% 27% 6% 0
3 Dalam melaksanakan prosedur
keperawatan saya berpedoman pada 12 3 0 0
standar operasional prosedur (SOP)
80% 20% 0 0
4 Dalam bekerja saya berdasarkan
peraturan yang ada di rumah Sakit 12 3 0 0
80% 20% 0 0
5 Saya berusaha konsisten dalam
bekerja dengan mengikuti standart 11 4 0 0
kinerja di rumah Sakit
73% 27% 0 0
53 x 4 = 20 x 3 = 2x2=
Total 0
212 60 4
Persentase 77 % 22 % 1% 0
Ket :
Selalu = 4 Poin
Sering = 3 poin
Kadang-kadang = 2 poin
Tidak Pernah = 1 poin
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan dari 15 responden didapatkan hasil bahwa rata-rata pada
pelaksanaan fungsi perencanaan selalu 77%, sering 22% dan kadang-
kadang 1%.

5.1.2 Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


No Aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah

1 Sistem pemberian asuhan keperawatan


yang digunakan di ruangan ini dengan 7 8 0 0
MPKP

47 % 53 % 0 0
2 Saya memahami struktur organisasi yang
ada di ruangan 11 4 0 0
73 % 27 % 0 0
3 Dalam bekerja saya melakukan tugas
sesuai dengan uraian tugas yang 11 3 1 0
ditentukan oleh ruangan

73 % 20% 7% 0
4 Jumlah tenaga keperawatan yang ada
diruangan telah sesuai dengan beban 1 6 8 0
kerja
7% 40 53 % 0
5 Pengaturan shif yang ada dalam ruangan
saya berdasarkan dari tingkat 4 7 4 0
ketergantungan klien
26.5 % 47% 26.5 % 0
Total 34 x 4 = 28 x 3 = 13 x 2 =
0
136 84 26
Persentase 55 % 34 % 11 % 0
Ket :
Selalu = 4 Poin
Sering = 3 poin
Kadang-kadang = 2 poin
Tidak Pernah = 1 poin
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian fungsi pengorganisasian didapatkan bahwa rata-
rata pada 15 responden yang selalu melakukan fungsi pengorganisasian
55%, sering melakukan fungsi pengorganisasian 34%, dan kadang-kadang
melakukan fungsi pengorganisasian keperawatan yaitu 11%.

5.1.3 Fungsi Pengaturan (Staffing)


No Aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
1 Di ruangan ini dilaksanakan orientasi Staf
pada setiap perawat yang baru 11 4 0 0

73% 27% 0 0
2 Pengaturan jadwal dinas di ruangan ini
dilakukan dengan musyawarah dan 4 5 6 0
fleksibel
27% 33% 40% 0
3 Perhitungan kebutuhan tenaga yang
digunakan oleh kepala ruangan ini sudah 2 8 5 0
sesuai standar
13 53 33 0
17 x 4 = 17 x 3 = 11 x 2 =
Total 0
68 51 22
Persentase 48 % 36 % 16 % 0
Ket :
Selalu = 4 Poin
Sering = 3 poin
Kadang-kadang = 2 poin
Tidak Pernah = 1 poin
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian pengaturan staf didapatkan bahwa rata-rata pada
15 responden 48% selalu melakukan fungsi pengaturan staf, 36% sering
melakukan fungsi pengaturan staf, dan kadang-kadang melakukan fungsi
pengaturan staf yaitu sebanyak 16%.

5.1.4 Fungsi Pengarahan (Actuating)


No Aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah

1 Didalam bekerja saya tenang karena


setiap saat ada kegiatan supervisi untuk 6 4 4 1
menunjukan yang baik kepada kami

40% 27% 27% 6%


2 Saya tahu betul pekerjaan saya karena
setiap dinas ada program operan antar 11 4 0 0
shift yang jelas
73% 275 0 0
3 Saya tahu betul pekerjaan saya sebagai
perawat pelaksana karena sebelum
dinas ada pre konferen dari kepala tim 7 4 4 0
untuk menjelaskan pekerjaan yang akan
kita lakukan

46% 27% 27% 0


4 Saya mengetahui pekerjaan dengan baik
karena setiap hari ada program post
conferen dari kepala tim untuk 7 4 3 1
menjelaskan evaluasi pekerjaan kita
lakukan
46% 27% 20% 7%
5 Ruangan melakukan kegiatan ronde
keperawatan di ruangan untuk
5 2 5 3
menyelesaikan kasus kompleks
diruangan
33% 14% 33% 20
36 x 4 = 18 x 3 = 17 x 2 = 5x1=
Total
144 54 34 5
Persentase 61% 23% 14% 2%
Ket :
Selalu = 4 Poin
Sering = 3 poin
Kadang-kadang = 2 poin
Tidak Pernah = 1 poin
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian pengarahan pada 15 responden didapatkan bahwa
61% selalu melakukan fungsi pengarahan, 23% sering melakukan fungsi
pengarahan, 14% kadang-kadang melakukan fungsi pengarahan, dan tidak
pernah melakukan fungsi pengarahan sebanyak 2%.

5.1.5 Fungsi Pengendalian (Controlling)


No Aspek yang dinilai Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
1 Tiap tiga bulan sekali diruangan saya
dilakukan evaluasi terhadap kinerja
perawat diruangan masing-masing yang 3 2 10 0
dilakukan oleh ketua tim dan perawat
pelaksana
20% 13% 67% 0
2 Tiap bulan di ruangan saya dilakukan
audit mutu dengan cara menghitung 3 3 7 2
BOR
20% 20% 47% 13%
3 Tiap bulan diruangan saya dilakukan
audit mutu dengan cara menghitung 2 3 6 4
ALOS
13% 20% 40% 27%
4 Tiap bulan diruangan saya dilakukan
audit mutu dengan cara menghitung TOI 3 2 5 6

14% 13% 33% 40%


5 Tiap bulan diruangan saya dilakukan
audit mutu dengan cara menghitung 2 4 7 2
kejadian infeksi nosocomial

13% 27% 47% 13%


6 Tiap bulan diruangan saya dilakukan
audit mutu dengan cara menghitung 4 5 6 0
kejadian jatuh
27% 33% 40% 0
7 Di ruangan kami seluruh perawat
mengidentifikasi pasien 10 4 1 0
67% 27% 6% 0
8 Di ruangan kami telah dilaksanakan
penggunaan komunikasi efektif
menggunakan SBAR saat pelaporan via 13 2 0 0
telepon dan timbang terima

87% 13% 0 0
9 Di ruangan kami sudah dilakukan
pengelolaan obat high alert dengan baik 10 5 0 0

67% 33% 0 0
10 Upaya memastikan Lokasi Pembedahan
pasien operasi Sign In, Sign Out, Time 5 3 6 1
Out telah dilakukan di ruangan kami
33% 20% 40% 7%
11 Pelaksanaan Hand Hygeine five moment
sudah dilakukan dengan baik 11 3 0 1
73% 20% 0 7%
65 x 4 = 36 x 3 = 48 x 2 = 16 x 1 =
Total
260 108 96 16
Persentase 54% 23% 20% 3%
Ket :
Selalu = 4 Poin
Sering = 3 poin
Kadang-kadang = 2 poin
Tidak Pernah = 1 poin
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian pengendalian didapatkan bahwa 54% selalu
melakukan fungsi pengendalian, 23% sering melakukan fungsi
pengendalian, 20% kadang-kadang melakukan fungsi pengendalian, 3%
tidak pernah melakukan fungsi pengendailian.

6.1 Output
6.1.1 Indikator pelayanan Efisiensi Ruangan
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

Jumlah Pasien Harian


BOR = x 100%
Bed x Priode

BOR = 33,33 % (Normalnya 70-85%)

ALOS ( Average Length Of Stay)

Jumlah lama di rawat


ALOS =
Pasien Keluar RS (hidup+ mati)/bulan

28.524
ALOS =
8.459/3

ALOS = 10 hari (Normalnya 7-10 hari)

BTO (Bed Turn Over)

Pasien Keluar RS (hidup+ mati)


BTO =
Jumlahtempat tidur

8.459
BTO =
144

BTO = 58,9 kali (Normalnya 4-45 hari)

TOI (Turn Over Invertal)

( Jumlah TT X Priode )−Hari Perawatan


TOI =
Jumlah pasien keluar RS( Hidup+ Mati)

TOI = 2,76 hari (Normalnya 1-3 hari)

NDR (Net Death Rate

jumlah pasien mati >48 jam


NDR =
Jumlah pasienkeluar RS ( Hidup+ Mati)

NDR = 11,35 %

GDR (Gross Death Rate)

Jumlah Pasien Mati Seluruhnya


GDR = x 1000
Jumlah pasienkeluar RS ( Hidup+ Mati)
237
GDR = x 1000
8.459

GDR = 28,02 %

6.1.2 Instrumen ABC Pelaksana SAK


6.1.2.1 Instrumen Dokumentasi (Instrumen A)
Tabel 2.12 Aspek Pengkajian
KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
sesuai dengan pedoman
pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio – 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
psiko - sosial – spiritual)
3 Data dikaji sejak pasien 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
measuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan dengan
norma dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
TOTAL 38
PRESENTASE 95 %
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar
asuhan keperawatan pada bagian pengkajian didapatkan bahwa
sebesar 95 % dokumentasi pengkajian dinyatakan baik. Data paling
rendah pada data dikaji pada pasien masuk dan pulang. Saran dan
masukan : pengisian status baru masuk dikaji ulang dan dilakukan
langsung di hadapan pasien.

Tabel 2.12 Aspek Diagnosa


KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B. DIAGNOSA
1 Diagnosa keperawatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan
2 Merumuskan diagnosa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keperawatan aktual dan resiko
3 diagnose keperawatan risiko 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0
dirumuskan
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
TOTAL 21
PRESENTASE 70 %

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar


asuhan keperawatan pada bagian diagnosa didapatkan bahwa
sebesar 70 % dokumentasi dilakukan. Akan tetapi, pada diagnose
keperawatan, ditemukan bahwa diagnosa tidak berubah dari pasien
masuk sampai akhir observasi ( saat pulang) dan terdapat banyak
diagnosa keperawatan tidak merumuskan diagnosa resiko.

Tabel 2.13 Aspek Perencanaan


KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
C. PERENCANAAN
1 Berdasarkan diagnosa 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
keperawatan
2 Rencana disusun menurut 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
urutan prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
komponen pasien/subyek,
perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau waktu
4 Rencana tindakan mengacu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pada tujuan dengan kalimat
perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga
6 Rencana tindakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
menggambarkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain
SUB TOTAL 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3
TOTAL 39
PRESENTASE 65 %

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar


asuhan keperawatan pada bagian perencanaan didapatkan nilai 65
%.

Tabel 2.14 Aspek Tindakan


KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
C. TINDAKAN
1 Tindakan dilaksanakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mengacu pada rencana
keperawatan
2 Perawat mengobservasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
respon pasien terhadap
tindakan perawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
hasil evaluasi
4 Semua tindakan yang telah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dilaksanakan dicatat ringkas
dan jelas
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 30
PRESENTASE 75 %
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar
asuhan keperawatan, tindakan keperawatan pada bagian perawat
mengobservasi respon pasien terhadap tindakan perawatan tidak
diisi (nilai 0), sehingga menyebabkan nilai yang didapat hanya 75
%, dimana hal ini dikategorikan tidak memenuhi target yang
seharusnya yaitu 100 %.

Tabel 2.15 Aspek Evaluasi


KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
E. EVALUASI
1 Evaluasi Mengacu pada tujuan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Hasil Evaluasi didokumentasikan 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2
TOTAL 17
PRESENTASE 85 %

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar


asuhan keperawatan pada bagian evaluasi, didapatkan pada poin
evaluasi mengacu pada tujuan tidak diisi (nilai 0), sehingga
menyebabkan nilai yang didapat hanya 85 %, dimana hal ini
dikategorikan tidak memenuhi target yang seharusnya yaitu 100 %.

Tabel 2.16 Aspek Catatan

KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN


NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
F. CATATAN
1 Menulis pada format yang baku 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Pencatatan dilakukan sesuai 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
dengan tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan jelas, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ringkas, istilah yang baku dan
benar
4 Setiap melakukan 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
intervensi/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama
jelas, tanggal dan jam
dilakukannya tindakan
5 Berkas catatan keperawatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
SUB TOTAL 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
TOTAL 39
PRESENTASE 78 %

Dari hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian catatan didapatkan bahwa sebesar 78 %
dokumentasi catatan asuhan keperawatan termasuk kategori baik. Data
nilai paling rendah adalah pencatatan di tulis dengan jelas ringkas,
baku dan benar.

Tabel 2.17 Hasil pelaksanaan evaluasi penerapan standar asuhan


keperawatan di Ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno Sosroatmodjo
Kuala Kapuas

Rata-rata
No Apek yang dinilai Keterangan
Jml Presentase
1 Pengkajian keperawatan 38 95% Baik
2 Diagnosa Keperawatan 21 70% Cukup
3 Perencanaan Keperawatan 39 65% Cukup
4 Tindakan Keperawatan 30 75% Cukup
5 Evaluasi Keperawatan 17 85% Baik
6 Catatan Asuhan Keperawatan 39 78% Baik
Pencapaian rata-rata 78 %

Jadi data yang didapat dari hasil pengkajian studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan di ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas mendapatkan baik dengan pencapaian rata-
rata 78 % karena nilai standar pendokumentasiaan askep dinyatakan baik
bila > 75 %.

6.1.2.2 Instrumen Kepuasan pasien (Instrumen B)


1) Kepuasan Pasien
Tabel 2.17 Instrumen Kepuasan Pasien
Jawaban Jumlah
No Pertanyaan Peserta
Ya % Tidak %
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 5 50 % 5 50% 10 orang
2 Apakah perawat melarang anda/pengunjung 8 100% 2 20% 10 orang
merokok di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 1 100% 0 0 10 orang
nafsu makan anda
4 Apakah perwat pernah menanyakan pantangan 5 50% 5 50% 10 orang
dalam hal makanan kepada anda
5 Apakah perawat menanyakan atau 6 60% 4 40% 10 orang
memperhatikan berapa jumlah makanan dan
makanan yang anda habiskan
6 Apabila anda/keluarga anda tidak mampu 2 20% 8 80% 10 orang
makan sendiri apakah perawat membantu
menyuapi
7 Pada saat anda/keluarga anda dipasang infuse, 10 100% 0 0 10 orang
apakah perawat selalu memeriksa cairan
infuse/tetesannya dan area sekitar pemasangan
jarum infuse
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami 10 100% 0 0 10 orang
kesulitan buang air besar apakah perawat
menganjurkan makan buah-buahan, sayuran,
minum yang cukup dan banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu ada/keluarga anda 7 70% 3 30% 10 orang
buang air besar/buang air kecil, apakah perawat
memasang sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela. Mempersilahkan pengunjung
keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda/keluarga anda selalu 10 100% 0 0 10 orang
dijaga kebersihannya dengan disapu/dipel setiap
hari
11 Apakah lantai kamar mandi/wc selalu bersih, 6 60% 4 40% 10 orang
tidak licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu 2 20% 8 80% 10 orang
mandi dalam keadaan istirahat total apakah
dimandikan oleh perawat
13 Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh 1 10% 9 90% 10 orang
perawat jika tidak mampu memgosok gigi,
membersihkan mulut atau mengganti pakaian
atau menyisir rambut
14 Apakah alat tenun seperti seprei, selimut diganti 9 90% 10 10% 10 orang
setiap kotor
15 Apakah perawat memberikan penjelasan akibat 6 60% 4 40% 10 orang
dari kurang bergerak, atau berbaring terlalu
lama
16 Pada saat anda/keluarga anda masuk rumah 7 70% 3 30% 10 orang
sakit, apakah perawat memberikan penjelasan
tetang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaanya. Peraturan/tat tertib yang berlaku
di rumah sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 10 100% 0 0 10 orang
apakah perawat memanggil nama dengan benar
18 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 9 90% 10 10% 10 orang
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pada pagi sore maupun malam hari
19 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 10 100% 0 0 10 orang
apakah perawat memberi bantuan bila
diperlukan.
20 Apakah perawat bersikap sopan, ramah 9 90% 1 10% 10 orang
21 Apakah anda/keluarga anda mengetahui 8 80% 2 20% 10 orang
perawat yang bertanggung jawab setiap kali
pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu member penjelasan 9 90% 1 10% 10 orang
sebelum melakukan tindakan
perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan 10 100% 0 0 10 orang
dan memperhatikan setiap keluhan
anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 4 40% 6 60% 10 orang
membantu menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anda/keluarga anda dirawat apakah 10 100% 0 0 10 orang
diberikan penjelasan tentang
perawatan/pengobatan/pemeriksaan lanjutan
setelah andakeluarga anda diperbolehkan
pulang
Total 183 73% 67 27% 100

Dari hasil survey persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan,


didapatkan nilai 89,3 %, berarti dapat dikatakan baik atau puas.

Berdasarkan instrument kuesioner diatas, didapatkan ketidakpuasan pasien


yang tertinggi adalah pada poin “Apakah anda/keluarga anda dibantu oleh
perawat jika tidak mampu menggosok gigi membersihkan mulut atau
mengganti pakaian atau menyisir rambut”, yaitu sebanyak 90 % pasien
mengatakan tidak puas. Serta pertanyaan “Selama anda/keluarga anda
belum mampu mandi dalam keadaan istirahat total apakah dimandikan
oleh perawat” sebanyak 80 % dan sebanyak 80% menyatakan tidak puas
pada pertanyaan” apakah anda/ keluarga anda tidak mampu makan sendiri
apakah perawat membantu menyuapi?”.

6.1.2.3 Kepuasan Kerja Karyawan (Wawancara Mendalam/angket/dll)


Tabel 2.18 Instrumen Kepuasan Kerja Karyawan
No Pertanyaan SP P CP TP STP
1 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan
1 6 5 3
yang saudara lakukan
2 Sistem pengkajian yang dilakukan institusi tempat
9 6
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima dibandingkan
1 5 8 1
pendidikan saudara
4 Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi
1 4 8 2
atau kerja ekstra
5 Tersedianya peralatan dan perlengkapan yang
1 3 11
mendukung pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar
1 2 12
mandi, kantin, parker
7 Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan
1 10 3 1
ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau keselamatan
2 7 5 1
kerja
9 Perhatian institusi rumah sakit terhadap saudara 4 9 2
10 Hubungan antara karyawan dalam kelompok kerja 2 11 2
11 Kemampuan dalam bekerja sama antar karyawan 4 10 1
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap saudara 4 10 1
13 Kesesuaian anatara pekerjaan dan latar belakang
15
pendidikan saudara
14 Kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja
10 5
dengan penugasan yang diberikan
15 Kemampuan supervise/pengawas dalam membuat
8 6 1
keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja disini 3 12
17 Kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri
8 6 1
dalam menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
8 7
kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan posisi lebih
10 5
tinggi
20 Kesempatan membuat suatu prestasi dan
8 7
mendapatkan kenaikan pangkat
Total 10 137 113 27 6
Total : SP = 10 (3,41 %) P = 137 (46,8 %) CP = 113 (38,6 %)
TP = 27 (9,21%) STP = 6 (2,05 %)

Berdasarkan hasil kuesioner tanggal 16-17 Februari 2023 kepada 15


orang perawat dapat disimpulkan, bahwa 46,8 % perawat merasa
cukup puas terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan yang
terendah 2,05 % merasa tidak puas terhadap lingkungan pekerjaannya.

6.1.2.4 Instrumen SOP.


Tabel 2.20 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Injeksi IV infus di
Ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas
Observasi Ket
Kegiatan Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
Injeksi IV a. Persiapan Alat
Infus 1. Siapkan obat injeksi sesuai 1 1 1 1 1
prinsip benar obat
2. APD 1 1 1 1 1
3. Kapas alkohol 1 1 1 1 1
4. Spuit sesuai kebutuhan 1 1 1 1 1
5. Cairan pelarut obat 1 1 1 1 1
6. Baki tempat obat 1 1 1 1 1
7. Alat dokumentasi 1 1 1 1 1

b. Persiapan pasien
1. Berikan salam, identifikasi dan 0 1 0 0 1
panggil nama klien
2. Cek gelang pasien 0 0 0 0 0
3. Perawat memperkenalkan diri 0 0 0 1 1
4. Menjelaskan prosedur dan 0 0 0 0 0
tujuan pemberian obat

c. Pelaksanaan
1. Cek program pemberian obat 1 1 1 1 1
2. Dekatkan alat ke pasien 1 1 1 1 1
3. Cuci tangan 0 0 0 0 0
4. Gunakan APD 1 1 1 1 1
5. Ambil obat pada tempatnya 1 1 1 1 1
6. Cari temapt penyuntikan pada 1 1 1 1 1
selang infus
7. Desinfekstan area yang akan 0 0 0 0 0
disuntik
8. Bila selang infus hanya selang 0 1 1 1 1
karet, tusuk jarum, ke selang
infus dan masukan obat secara
perlahan sampai habis, Apabila
selangn infus terdapat wadah
untuk memberi injeksi, lepas
jarum dari spuit kemudian
masukan tanpa jarum ke wadah
tersebut dan masukan obat
secara perlahan

Sub total 12 14 13 14 15 68
Total 68
Presentase 71 %

Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan
Berdasarkan observasi pelaksanaan Pemberian injeksi IV infus pada 5 orang
perawat, didapatkan hasil 71 % telah melaksanakan tindakan sesuai SOP.
Adapun 29 % yang tidak sesuai prosedur.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan SOP
Pemberian injeksi IV infus, sudah memenuhi target mengenai kepatuhan
perawat terhadap SOP yang sudah ditentukan.

Tabel 2.21 Observasi Pelaksanaan Tindakan Mengganti Cairan Infus di


Ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas

Observasi Ket
Kegiatan Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
Mengganti A. Persiapan Alat
cairan infus 1. Persiapan alat 1 1 1 1 1
a. Cairan infus yang diperlukan 1 1 1 1 1
b. Jam tangan 1 1 1 1 1
2. Persiapan pasien 1 0 0 0 0
a. Memperkenalkan diri 1 0 0 0 0
b.Identifikasi pasien dengan 1 0 0 1 0
membaca gelang identitas dan
memanggil nama pasien
c. Menjelaskan tujuan prosedur 1 1 1 1 1
yang akan dilakukan

B. Tahapan Kerja
1. Cuci tangan 1 0 0 1 0
2. Dekatkan alat kesamping tempat 1 1 1 1 1
tidur, jaga kesterilan alat
3. Matikan klem infus set, ambil botol 1 1 1 1 1
habis yang terpaang
4. Ambil botol cairan yang baru, buka 1 1 1 1 1
tutupnya, jika ada obat yang perlu
di drip dalam cairan sekalian
dimasukkan dengan spuit melalui
mulut botol infus
5. Tusukkan alat penusuk pada infus 1 1 1 1 1
set kemulut botol infus dari arah
atas dengan posisi botol tegak
lurus
6. Gantung kantung/botol cairan 1 1 1 1 1
7. Periksa adanya udara diselang, dan
pastikan selang infus terisi cairan
8. Atur kembali tetesan sesuai 1 1 1 1 1
program
9. Evaluasi respon pasien dan amati 1 0 0 1 0
area sekitar penusukan infus
10. Rapikan pasien 1 0 0 0 0
11. Rapikan alat-alat dan kembalikan 1 1 1 1 0
pada tempatrnya
12. Cuci tangan 1 0 1 1 0
13. Dokumentasikan tindakan 1 0 0 1 0

Sub total 20 11 11 15 10
Total 67
Presentase 67 %

Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan
Berdasarkan observasi pelaksanaan tindakan Mengganti Cairan Infus pada 5
orang perawat, didapatkan hasil 67 % telah melaksanakan tindakan sesuai
SOP. Adapun 33 % yang tidak sesuai prosedur.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan SOP


Mengganti Cairan Infus, sudah memenuhi target mengenai kepatuhan perawat
terhadap SOP yang sudah ditentukan.
Tabel 2.22 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Oksigen Nasal Kanul di
Ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas
Observasi Ket
Kegiatan Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
Pemberian a. Persiapan Alat
oksigen 1. Tabung oksigen lengkap dengan 1 1 1 1 1
nasal kanul flow meter dan humidifier
2. Nasal kanul, masker oksigen 1 1 1 1 1
simple (simple face mask), non
rebreathing mask, rebreathing mask
3. Plester dan gunting jika diperlukan 1 1 1 1 1
4. Tissue 0 0 0 0 0

b. Perawat
5. Memperkenalkan diri 0 0 0 0 0
6. Identifikasi klien dengan 0 1 0 0 0
membaca gelang identitas dan
memanggil nama klien
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur 0 1 0 0 1
yang akan dilakukan

c. Pelaksanaan
8. Untuk pemberian Nasal Kanul (1-
6 liter)
9. Bawa alat ke dekat pasien 1 1 1 1 1
10. Cuci tangan 0 0 0 1 0
11. Periksa flow meter dan 1 1 1 1 1
humidifier
12. Isi tabung humidifier dengan 1 1 1 1 1
water for irrigation/air bersih
sesuai
batas yang tertera
13. Hubungkan flow meter dengan 1 1 1 1 1
tabung oksigen/sentral oksigen
14. Atur posisi pasien 1 1 1 0 0
15. Hubungkan kanul nasal dengan 0 0 0 0 0
tabung oksigen
16. Atur aliran oksigen sesuai dengan 1 1 1 1 1
program pemberian (Nasal kanul
1-6 liter/menit)
17. Cek aliran kanul nasal dengan 1 1 1 1 1
menggunakan punggung tangan
untuk mengetahui ada tidaknya
aliran oksigen
18. Pasang kanul nasal pada lubang
hidung pasien dan fiksasi 0 0 0 0 0
19. Tanyakan pada klien apakah
oksigen telah mengalir sesuai 1 1 1 1 1
yang diinginkan
20. Rapikan pasien
21. Dokumentasikan tindakan 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1

Sub total 16 17 16 15 12
Total 76
Presentase 76 %
Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan
Berdasarkan observasi pelaksanaan tindakan Pemberian Oksigen Nasal Kanul
pada 5 orang perawat, didapatkan hasil 76, % telah melaksanakan tindakan
sesuai SOP. Adapun 24 % yang tidak sesuai prosedur.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan SOP Pemberian


Oksigen Nasal Kanul, sudah memenuhi target mengenai kepatuhan perawat
terhadap SOP yang sudah ditentukan.
Tabel 2.23 Observasi Pelaksanaan Tindakan Cuci Tangan di Ruang Kenanga
RSUD Dr. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas

Kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi Ket


1 2 3 4 5
Mencuci 1. Membuka perhiasan yang 1 1 1 1 1
tangan digunakan, basahi tangan dengan
air mengalir
2. Tuang sabun ke tepalak tangan 3- 0 1 1 1 1
5 cc
1 1 1 1 1
3. Gosok kedua telapak tangan
hingga merata
1 1 1 1 1
4. Gosok punggung dan sela-sela
jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya 1 1 1 1 1
5. Gosok kedua telapak tangan dan
1 1 1 1 1
sela-sela jari
6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan
saling mengunci dan saling
1 1 1 1 1
digosokkan
7. Gosok ibu jari kiri dengan
Gerakan berputar dalam
genggaman tangan kanan dan 1 1 1 1 1
lakukan sebaliknya
8. Gosok telapak tangan kiri dengan
1 1 1 1 1
memutar ujung jari-jari kanan
dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air 1 1 1 1 1
mengalir, dan lakukan enam
Langkah cuci tangan 1 1 1 1 1
10. Keringkan kedua tangan dengan
1 1 1 1 1
tissue sekali pakai
11. Gunakan bekas tissue tersebut
untuk menutup kran air
Sekarang tangan sudah aman
(prosedur dilakukan 40-60 detik)

Sub total 11 12 12 12 12
Total 59
Presentas 98 %
e
Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan
Berdasarkan observasi pelaksanaan tindakan Cuci tangan pada 5 orang
perawat, didapatkan hasil 98 % telah melaksanakan tindakan sesuai SOP.
Adapun 2 % yang tidak sesuai prosedur.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan SOP tindakan
cuci tangan, sudah memenuhi target mengenai kepatuhan perawat terhadap
SOP yang sudah ditentukan.

Tabel 2.23 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital di


Ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas

Tanda-tanda vital
No Aspek yang dinilai Observasi Ket
1 2 3 4 5
Pengukuran tekanan darah dengan
1 tensimeter digital 1 1 1 1 1
Persiapan alat:

Jam tangan yang memiliki detik


a 1 1 1 1 1

b Buku catatan 1 1 1 1 1
Alat tulis
c 1 1 1 1 1
Persiapkan pasien:

a
Memperkenalkan diri 1 0 0 0 0
Identifikasi pasien dengan membaca
b gelang identitas dan memanggil nama
pasien 1 1 0 0 0

c Menjelaskan prosedur dan tujuan


tindakan yang akan dilakukan 0 0 0 0 0
Cara kerja

a Singsingkan lengan baju pasien


keatas, luruskan tangan pasien dengan
telapak tangan menghadap keatas
1 1 1 1 1
b Letakkan manset dengan tepat berada
di atas pembuluh darah pada lengan
kanan atau kiri pasien dengan jarak
2,5 atau 3 jari di atas fosa kubiti
jangan memasang manset terlalu ketat
atau terlalu longgar
1 1 1 1 1
c Tekan tombol Start, dapatkan hasil
pengukuran tekanan darah dari panel
layar digital
1 1 1 1 1
Catat hasil
d
1 1 1 1 1
c
Lepaskan manset dari lengan pasien 1 1 1 1 1
Rapikan pasien
d
0 0 0 0 0
e
Kembalikan alat pada tempatnya 1 1 1 1 1
Cuci tangan (Handwash)
f
0 1 1 1 1
g
Dokumentasikan tindakan yang sudah
dilakukan 1 1 1 1 1
Pengukuran frekuensi Pernapasan
2 1 1 1 1 1
Persiapan alat:
1 1 1 1 1
Jam tangan yang memiliki detik
A 1 1 1 1 1

B Buku catatan 1 1 1 1 1
Alat tulis
C 1 1 1 1 1
Persiapkan pasien:

a
Memperkenalkan diri 0 0 0 0 0
Identifikasi pasien dengan membaca
b gelang identitas dan memanggil nama
pasien 1 1 0 0 0

c Menjelaskan prosedur dan tujuan


tindakan yang akan dilakukan 0 0 0 0 0
Tahapan kerja:

a
Cuci tangan (Handwash) 0 0 0 0 0
Atur posisi pasien
b
1 0 0 1 1
c Hitung frekuensi pernapasan selama 1
menit dengan melihat naik turunnya
dada 0 0 0 0 0
d Sebaiknya pasien tidak diajak
berbicara selama pengukuran
pernapasan 0 0 0 0 0
e
Amati kedalaman, irama dan bunyi
pernapasan 0 0 0 0 0
Catatan hasil
f
1 1 1 1 1
g
Dokumentasikan hasil pengukuran
pernapasan 1 1 1 1 1
Pengukuran nadi
3 1 1 1 1 1
Persiapan alat:

Jam tangan yang memiliki detik


A 1 1 1 1 1

B Buku catatan 1 1 1 1 1
Alat tulis
C 1 1 1 1 1
Persiapkan pasien:

a
Memperkenalkan diri 1 0 0 0 0
b Identifikasi pasien dengan membaca
gelang identitas dan memanggil nama
pasien 0 0 0 0 0
c
Menjelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan 0 0 0 0 0
Mengukur nadi secara palpasi:
Cuci tangan
a
1 1 0 0 0
b
Atur posisi pasien 0 0 0 1 1
Letakkan kedua tangan terlentang
c disisi tubuh 1 1 1 1 1

Raba nadi dengan meletakkan tiga jari


d (jari telunjuk, jari tengah dan jari
manis) diatas nadi, tekan sedikit 0 0 0 0 0
e
Hitung denyut nadi selama 1 menit,
perhatikan volume (denyut keras/
lemah), irama (teratur/ tidak) 0 0 0 0 0
f Catat hasil jumlah denyut nadi dalam
1 menit, volume dan irama denyut
nadi 0 0 0 0 0
g
Bereskan dan kembalikan peralatan
ketempat semula 1 1 1 1 1
i
Cuci tangan 1 1 1 0 0
h
Dokumentasikan tindakan yang sudah
dilakukan 1 1 1 1 1

4 Pengukuran suhu axila 1 0 0 0 0


Persiapan alat:

Jam tangan yang memiliki detik


A 1 1 1 1 1

B Buku catatan 1 1 1 1 1
Alat tulis
C 1 1 1 1 1
Persiapkan pasien:

a
Memperkenalkan diri 0 0 0 0 0
b Identifikasi pasien dengan membaca
gelang identitas dan memanggil nama
pasien 0 0 0 0 0
c
Menjelaskan prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan 0 0 0 0 0

Tahapan kerja:
a
Cuci tangan 1 1 0 0 0
b
Buka lengan baju pasien, bersihkan
daerah ketiak dengan tisu 0 0 0 0 0
c Turunkan termometer di bawah suhu
34-35°C 0 0 0 0 0
d Pasang termometer pada daerah
ketiak, pastikan reservoir tepat
ditengah ketiak 0 0 0 0 0
e
Silangkan tangan pasien diatas dada 1 0 0 0 1
f
Angkat dan baca termometer setelah
5-10 menit 1 1 1 1 1
g
Turunkan suhu termometer pada skala
siap pakai 1 1 1 1 1
h Bersihkan termometer kedalam
tempatnya 0 0 0 0 0
i
Kembalikan alat pada tempatnya 0 0 0 0 0
j
Bereskan dan kembalikan peralatan
ketempat semula 1 1 1 1 1
k
Cuci tangan 1 0 0 0 1
l Dokumentasikan tindakan yang
dilakukan 1 0 0 0 1

Subtotal 43 37 33 34 36

Total 183
 Persentas
i 55 %

Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan
Berdasarkan observasi pelaksanaan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital
pada 5 orang perawat, didapatkan hasil 55 % telah melaksanakan tindakan
sesuai SOP. Adapun 45 % yang tidak sesuai prosedur.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan SOP tindakan


pemeriksaan tanda-tanda vital, hanya sebagian memenuhi target mengenai
kepatuhan perawat terhadap SOP yang sudah ditentukan.

Tabel 2.24 Hasil Observasi kepatuhan perawatan melaksanakan tindakan sesuai SOP
No Judul SOP Presentase
1. Pemberian injeksi IV melalui Infus 71 %
2. Mengganti cairan infus 67 %
3. Pemberian oksigen nasal canul 76 %
4. Tindakan cuci tangan 98 %
5. Pemeriksaan TTV 55 %
Total 73,4 %

Analisis Swot (Analisis Masalah)


Tabel 2.25 Analisa Masalah di Ruang Kenanga RSUD Dr. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas
NO KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
1 M1( Ketenagaan)
 Seluruhnya perawat  Belum meratanya  Sebagian besar  Makin tingginya
mengetahui visi, pelatihan BTCLS bagi perawat mempunyai kesadaran
misi ,rumah sakit semua karyawan. kemauan untuk masyarakat akan
maupun  Perawat yang memiliki meningkatkan adanya
keperawatan di Pendidikan ners hanya pendidikan kejenjang perlindungan
tempat kerja 3 orang (20%) yang lebih tinggi hukum terhadap
 Jenis ketenagaan di  Kurangnya motivasi  Adanya kesempatan tindakan
ruangan melakukan supervisi melanjutkan kesehatan yang di
S-1 Kep, Ners : 3  Kurangnya jumlah pendidikan kejenjang berikan
Orang tenaga untuk melakukan yang lebih tinggi  Adanya tuntutan
S-1 Kep : - supervisi  Adanya kebijakan tinggi dari
D-3 Kep : 12 Orang rumah sakit tentang masyarakat untuk
 Adanya pelatihan profesionalisasi pelayanan yang
meningkatkan perawat lebih profesional
kompetensi  Adanya
perawat(BTCLS 4 pertanggung
orang, IHT 15 jawaban legalitas
orang, 15 orang bagi pasien
BHD)
2 M2 (Material)
 Mempunyai sarana  Di ruangan pasien  Adanya kesempatan  Adanya tuntutan
dan prasarana yang sudah terdapat handrub untuk penggantian dari masyarakat
memadai untuk disetiap depan kamar alat-alat yang tidak tentang kesediaan
pasien pasien layak pakai sarana dan
 Mempunyai 25  Ada beberapa alat  Adanya pengadaan prasarana yang
tempat tidur pasien kesehatan yang kurang sarana dan prasarana memadai
 Semua perawat baik. yang rusak dari  Adanya tuntutan
mengerti cara  Belum adanya bentuk bagian pengadaan tinggi dari
menggunakan alat- modifikasi PAK yang barang masyarakat untuk
alat perawatan memudahkan perawat  Adanya peluang melengkapi sarana
ruangan dalam untuk memperbaiki dan prasarana
melakukan dan membenahi  Keterbatasan dana
pendokumentasian keadaan ruangan untuk sarana dan
tersebut prasarana
3 M3 (Metode)
Penerapan MPKP
 Rumah Sakit  Masih adanya perawat  Adanya UU No.19  Persaingan
memiliki visi, misi yang melakukan tahun 2002 dengan rumah
dan mutu sebagai tindakan tidak sesuai keperawatan pasal sakit swasta
acuan SOP yang berhubungan yang semakin
melaksanakan  Masih adanya perawat dengan MPKP ketat
kegiatan pelayanan yang melakukan  Adanya mahasiswa  Makin tinggi
 Sudah ada model dokumentasi asuhan Ners keperawatan kesadaran
MPKP dengan keperawatan tidak praktek manajemen masyarakat
metode Modular sesuai dengan PAK keperawatan akan hukum
 Mempunyai SOP  Makin tinggi
dan PAK kesadaran
masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
 Bebas pers yang
dapat langsung
menyebarkan
informasi yang
cepat
Timbang Terima
 Pelaksanaan  Penurunan motivasi  kebijakan RS (bidang  Adanya
timbang terima di untuk pelaksanaan keperawatan) tentang tuntutan yang
dalam ruangan timbang terima timbang terima lebih tinggi dari
sudah dilakukan  Adanya kesempatan masyarakat
sesuai dengan untuk meningkatkan untuk
format SBAR kemampuan mendapatkan
 Adanya laporan kompetensi pelayanan
jaga setiap shift keperawatan
 Timbang terima yang
sudah merupakan profesional
kegiatan rutin yang
telah dilaksanakan
 Adanya kemauan
perawat untuk
melakukan timbang
terima

Ronde Keperawatan
 Bidang  Belum terlaksananya Adanya pelatihan  Adanya
perawatan dan ronde keperawatan manajemen bangsal tuntutan yang
ruangan diruangan Adanya kesempatan lebih tinggi dari
mendukung dari kepala ruangan masyarakat
adanya kegiatan untuk mengadakan untuk
ronde perawatan ronde keperawatan mendapatkan
pada perawat dan pelayanan yang
mahasiswa praktik profesional
Adanya mahasiswa
Ners keperawatan
yang praktik
manajemen
keperawatan
Supervisi
 Perawat mengerti  Belum adanya Adanya teguran dari  Tuntutan pasien
tentang supervisi dokumentasi kepala ruangan bagi sebagai
supervise perawat yang tidak konsumen
 Supervisi belum melaksanakan tugas untuk
dilakukan secara dengan baik mendapatkan
maksimal di ruangan Hasil supervise dapat pelayanan yang
Kenanga, baik secara dilakukan sebagai professional
langsung maupun pedoman untuk daftar
tidak langsung penilaian prestasi
pegawai
Adanya mahasiswa
Ners keperawatan
yang praktik
manajemen
keperawatan
Dokumentasi Kurang optimalnya Adanya program Tingkat kesadaran
Keperawatan perawat dalam mengisi pelatihan masyarakat (pasien
 Tersedianya status status dokumentasi Peningkatan kualitas dan keluarga) akan
pasien yang baku keperawatan secara pendokumentasian tanggungjawab dan
 78 % pengisian lengkap, meliputi : lewat pengawasan tanggung gugat
dokumentasi sudah 1. Pengkajian
dilakukan sesuai keperawatan
prosedur 2. Diagnosa
keperawatan yang
tidak berubah dari
pasien masuk sampai
keluar
3. Tujuan keperawatan
yang ingin dicapai
tidak dicantumkan
secara spesifik dan
tidak memiliki
Batasan waktu yang
jelas
4. Format hanya sampai
SOAP, tanpa IER
5. Evaluasi dilakukan
tidak lengkap hanya
menyebutkan Tanda-
tanda Vital dan
Sebagian/ beberapa
tindakan yang sudah
dilakukan
6. Dinas Sore dan Dinas
Malam tidak
menuliskan
pengkajian secara
lengkap, hanya
implementasi saja
4. M4 (Money)
Dana operasional  Keterbatasan Ada kesempatan untuk  Adanya
ruangan Kenanga anggaran untuk menggunakan tuntutan yang
diperoleh dari pengadaan alkes, instrument medis lebih tinggi dari
dana BLUD sarana dan prasarana dengan re-use masyarakat
RSUD dr. H. lainnya. sehingga menghemat untuk
Soemarno  Tidak adanya sistem pengeluaran mendapatkan
Sosroatmodjo reward dan Adanya kerjasama pelayanan
Kuala Kapuas. punishment terhadap pendanaan dengan kesehatan yang
pengisian pihak ketiga (BPJS) lebih
dokumentasi dalam hal pembiayaan professional
keperawatan sehingga
membutuhkan
pendanaan yang
lebih besar
untuk mendanai
sarana dan
prasarana
5 M5
(Marketing/Mutu)  Perawat kurang Adanya survey 1. Adanya tuntutan
 Adanya variasi memberikan informasi kepuasan pasien dari
karakteristik dari kepada pasien tentang Adanya SOP keluarga/pasien
pasien (BPJS, segala tindakan untuk
JKN, dan keperawatan yang akan mendapatkan
Umum) Sebagai dilaksanakan pelayanan
lahan praktik  Sebagian perawat tidak keperawatan
 Sudah memiliki memberitahu dengan yang
SOP jelas tentang hal-hal professional
yang harus dipatuhi 2. Adanya
dalam perawatan pasien peningkatan
 Tingginya beban kerja standar
perawat diruangan kesehatan
masyarakat yang
harus di penuhi

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengkajian desiminasi awal di Ruang Kenanga RSUD Dr.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, didapatkan beberapa masalah, yaitu :

Tabel 3.2 Identifikasi Masalah di Ruang Kenanga


No Kategori Masalah
1 Ronde keperawatan a) Belum terlaksananya ronde keperawatan diruangan
2. Dokumentasi b) Kurang optimalnya perawat dalam mengisi status
Keperawatan
dokumentasi keperawatan secara lengkap

B. Prioritas Masalah
Tabel 3.3 Prioritas Masalah Manejemen keperawatan di Ruang Kenanga
Rumah Sakit Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo
No. Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas
1. Ronde keperawatan 5 5 4 4 5 2000 I
2. Dokumentasi keperawatan 4 4 4 4 4 1024 II

Metode pembobotan di atas menghasilkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor


yang paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya dan
kewenangan. Urutan masalah sesuai prioritas adalah :
1. Kurang optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan
2. Kurang optimalnya pengisian dokumentasi keperawatan
INDIKATOR PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN WAKTU
KEBERHASILAN JAWAB
1. Mensosialisasikan tentang pentingnya Meningkatnya pemahaman
KURANGN perawat tentang ronde
ronde keperawatan
YA keperawatan
2. Melakukan simulasi ronde keparawatan
PEMAHA
MAN DAN
3. Menyarankan kepala ruangan untuk
80 %
TENTANG memotivasi perawat untuk
PENTING melaksanakan ronde keperawatan
NYA
RONDE
KEPERAW
ATAN

1. Menyusun konsep pengajuan sop Terbentuknya sop ronde


TIDAK keperawatan yang dapat
pelaksanaan ronde keparawatan
ADA SOP
TENTANG 2. Mengusulkan sosialisasi sop diterapkan diruangan
PELAKSA pelaksanaan ronde keperawatan
NAAN 99,99 %
3. Melakukan penerapan sop pelaksanaan
RONDE
KEPARA ronde keperawatan
WATAN 4. Melakukan evaluasi sop pelaksanaan
ronde keperawatan
Perawat dapat memahami
KURANG
1. Mensosialisasikan atau
tentang ronde keparawatan
NYA menginformasikan ronde keperawatan
SOSIALIS 2. Mengusulkan peningkatan pengetahuan 85 %
ASI tentang ronde keperawatan dengan
KEPADA
menyajikan format studi kasus
PERAWA
T
3. Mengusulkan roleplay (pelaksanaan
TENTANG ronde keprawatan)
RONDE 4. Menganjurkan pelaksanakan pelatihan
KEPERA ronde keperawatn secara berkala
WATAN

Mengusulkan kepala ruangan untuk membuat Terlaksananya


TIDAK ADANYA proposal ronde keperawatan ronde keperawatan
ANGGARAN
TERKAIT 100%
PELAKSANAAN
RONDE
KEPERAWATAN

Membuat format evaluasi tentang Terkoordinirnnya


TIDAK pengembangan keterampilan ronde proses pelaksanaan
PERNAH keperawatan ronde keperawatan
DIADAKA
N NYA
80 %
EVALUASI
UNTUK
MENGEM
BANGKAN
KETERAM
PILAN
KEPERAW
ATAN
DALAM
HAL
RONDE
KEPERAW
ATAN
INDIKATOR PENANGGUNG
No MASALAH KEGIATAN WAKTU
KEBERHASILAN JAWAB
TIM 1. Mendiskusikan bersama kepala ruangan, Terbentuknya tim supervise dalam
PENGENDA ketua tim, dan staf tentang uraian tugas menjalankan uraian tugas sesuai
LI MUTU diruangan dengan pembagian tugas masing-
DIRUANGA 2. Menganjurkan pembentukan tim supervise masing
N BISA diruangan
DIKATAKA 3. Mendiskusikan bersama kepala ruangan 100%
N TIDAK tentang pendokumentasian supervisi
JALAN

TIDAK 1. Mendiskusikan bersama kepala ruangan Terlaksananya supervise dengan


TERSEDIA tentang format baku dalam pelaksanaan standar yang sudah baku
NYA FORM supervise
SUPERVISI 2. Menyusun konsep format supervisi 90%
YANG Strategi
BAKU Penyelesaian
Masalah
1. Mensosialisasikan kepada kepala ruangan Proses dan pelaksanaan supervisi
TIDAK ADA dan staf lainnya tentang perlunya instrument terdokumentasi dengan baik
Dengan
PENDOKU supervise untuk setiap tindakan keperawatan
MENTASIA sesuai standar keperawatan 90 % adanya
N berbagai
SUPERVISI macam
KEPALA
masalah yang
RUANGAN
DAN
KETUA TIM

RUANG 1. Menyusun konsep pengajuan sop Tersedianya SOP baru


KENANGA yang telah
pelaksanaan supervisi
MEMILIKI diperbaharui
2. Mengusulkan sosialisasi sop
SOP
TINDAKAN
pelaksanaan supervisi 100%
TETAPI 3. Melakukan penerapan sop
muncul dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka kelompok membuat perencanaan untuk pemecahan masalah sesuai dengan prioritas masalah sebagai
berikut :

Tabel. Planning Of Action (POA)

INDIKATOR PENANGGUNG
No MASALAH TUJUAN KEGIATAN WAKTU BIAYA
KEBERHASILAN JAWAB
1. Kurang optimalnya 1. Pemahaman 1. Mensosialisasikan tentang 1. Meningkatnya 23 Februari Mahasiswa
pelaksanaan ronde perawat tentang pentingnya ronde keperawatan pemahaman perawat – 8 Maret
keperawatan di ronde 2. Menjalin hubungan baik tentang ronde 2023
keperawatan dengan perawat ruangan dan keperawatan (80%)
ruangan Kenanga
meningkat tim medis lain untuk 2. Terbentunya SOP
(Penyakit dalam) 2. SOP ronde mengoptimalkan kegiatan Ronde Keperawatan
RSUD dr. H. keperawatan dapat ronde keperawatan yang dapat
Soemarno dibentuk dan 3. Menyusun konsep pengajuan diterapkan
Sosroatmodjo Kuala diterapkan SOP Pelaksanaan Ronde diruangan (99,99%)
Kapuas 3. Terlaksananya Keperawatan 3. Ronde keperawatan
ronde 4. Mensosialisasikan SOP tentan dapat terlasana
keperawatan ronde keperawatan secara terus menerus
secara terus 5. Melaksanakan role play tentang dan terjadwal
menerus dan ronde keperawatan (100%)
terjadwal. 6. Melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan untuk membahas
permasalah keperawatan yang
belum terpecahkan
2. Kurang optimalnya 1. Dokumentasi 1. Sosialisasikan model 1. Sosialisasi 23 Februari Mahasiswa
pengisian dokumentasi keperawatan keperawatan pada perawat pendokumentasian – 8 Maret
keperawatan di dilakukan secara ruang kenanga keperawatan berjalan 2023
optimal 2. Sosialisasikan asuhan dengan baik
ruangan Kenanga
keperawan yang benar 2. Perawat dapat
(Penyakit dalam) mengimplementasika
RSUD dr. H. n diruangan
Soemarno
Sosroatmodjo Kuala
Kapuas

Anda mungkin juga menyukai