Anda di halaman 1dari 6

PROFIL RSJ Prof Dr.

SOEROYO MAGELANG
A. Sejarah berdirinya RSJP Prof Dr. Soeroyo Magelang
Pada tahun 1916, Scholtens merencanakan membangun Krankzinnigengesticht
(Rumah Sakit Jiwa) di Jawa tengah dengan kapasitas 1400 tempat tidur. Magelang ditetapkan
sebagai lokasi oleh Pemerintah Belanda. Rumah Sakit disebut sebagai krankzinnigengesticht
Kramat, sesudah kemerdekaan, namanya menjadi Rumah Sakit Jiwa Magelang.
Dalam perkembangannya Rumah Sakit Jiwa Magelang menjadi Rumah Sakit Vertikal
milik Departemen Kesehatan sesuai dengan SK Menkes RI Nomor :
135/MenKes/SK/IV/1978 RS. Jiwa Magelang adalah Rumah sakit jiwa kelas A sebagai
Rumah Sakit Jiwa Pendidikan. Keppres No.38/1991 tentang Unit Swadana, rumah sakit
menjadi unit pelayanan yang mampu bergerak cepat dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan menggunakan dana operasional yang didapat dari pendapatannya.
Rumah sakit Jiwa Magelang dengan SK Menteri Kesehatan ditunjuk sebagai Instansi
Pengguna PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) guna untuk memperlancar tugas dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Menjadi Instansi Pemerintah dibawah
Dep.Kes.RI dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK
BLU) berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.278/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007
dan keputusan Menteri Kesehatan RI No.756/Men.Kes/SK/VI/2007 tanggal 26 juni 2007.
Kapasitas tempat tidur saat ini 800 tempat tidur dengan jumlah bangunan 2,7 Ha
terdiri dari bangsal Rawat inap 26 unit, NAPZA 1 unit, Rawat Jalan dan IGD masing
masing 1 unit. Rumah Sakit Prof.dr.Soeroyo Magelang atau disingkat RSSM sebagai core
bisnisnya jiwa dengan ditunjang pelayanan umum.
B. Visi RSJP Prof Dr. Soeroyo Magelang
Visi RSSM adalah menjadi Rumah Sakit yang mandiri dalam pelayanan kesehatan jiwa yang
komprehensif untuk kesejahteraan bersama.

C. Misi RSJP Prof Dr. Soeroyo Magelang


Misi yang diemban oleh RSSM sesuai dengan program pemerintah menuju Indonesia sehat
2010 baik secara fisik dan jiwa adalah:
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa prima
2. Melaksanakan pelayanan ketergantungan NAPZA Prima
3. Melaksanakan pelayanan umum prima sebagai penunjang pelayanan Kesehatan jiwa
4. Melaksanakan pelayanan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta melakukan
penelitian di bidang kesehatan.

D. Motto
Sejahtera untuk semua

E. Gambaran umum RSJP Prof Dr. Soeroyo Magelang


1. Lokasi
a. Rumah sakit JIwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang terletak di Kelurahan Kramat Utara,
Magelang Selatan Kabuoaten Magelang, tepatnya jalan A Yani No 169 Magelang
b. Luas tanah : 409.450 m2
c. Luas bangunan : 27.724 m2
d. Bangsal rawat inap : 26 unit
e. Instalasi NAPZA : 1 unit
f. Instalasi rawat jalan : 1 unit
g. IGD : 1 unit

2. Tingkat Hunian
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik, menunjukkan bahwa RSSM memiliki
jumlah tempat tidur sebanyak 800 TT.
3. Penghitungan BOR
a. BOR tahun 2005 rata-rata 62.22% (standart 70%-80%) berarti termasuk dalam kategori
kurang efisien
b. BOR tahun 2006 rata-rata 82.45% (standart 70%-80%) berarti termasuk dalam kategori
efisien
c. BOR tahun 2007 rata-rata 80% (standart 70%-80%) berarti termasuk dalam kategori efisien
4. Jenis layanan
Pelayanan medis di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. Soeroyo Magelang (RSSM) di bagi menjadi
beberapa sub pelayanan, yaitu :
a. Pelayanan medis :
1) Rawat Jalan, yang meliputi :
a) Poliklinik Umum
b) Poliklinik Spesialis, terbagi menjadi :
- Spesialis Jiwa
- Spesialis Anak
- Spesialis Gigi
- Spesialis Obsgin
- Spesialis Saraf
- Spesialis Penyakit Dalam
- Spesialis bedah
c) Poliklinik tumbuh kembang anak
d) Poliklinik Napza
e) Poliklinik Psikologi
f) Instalasi Gawat Darurat
g) Poliklinik Psikologi
2) Rawat inap jiwa dan umum
b. Pelayanan penunjang
Pelayanan penunjang di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. Soeroyo Magelang di bagi menjadi
beberapa sub bagian pelayanan, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Patologi Klinik,
Elektromedik / Fisioterapi, Rontgen, Farmasi.
c. Instalasi Sistem Informasi
Terdiri dari tiga sub bagian, yakni: Sub bagian Perangkat Keras (Hardware), Sub bagian
Perangkat Lunak (Software), Sub bagian Litbang
5. Tenaga
a. Dokter spesialis yang terdiri dari :
1) Spesialis kesehatan jiwa : 17 orang
2) Spesialis syaraf : 2 orang
3) Spesialis anestesiologi : 2 orang
4) Spesialis radiologi : 1 orang
5) Spesialis bedah : 2 orang
6) Spesialis obgin : 2 orang
7) Rehabilitasi medik : 1 orang
b. Dokter umum 12 orang
c. Dokter gigi 3 orang
d. Psikologi 6 orang
e. Perawat 393 orang
f. Paramedis dan non perawatan
8) Pekerja sosial 7 orang
9) Fisioterapis 3 orang
10) Ahli madya radiologi 3 orang
g. Administrasi 259 orang
h. Apoteker 4 orang
II. PROFIL WISMA IRAWAN
A. Sejarah berdirinya Wisma Irawan
Latar belakang berdirinya Wisma Irawan berawal dari peningkatan jumlah rawat inap
bangsal pria yang melebihi kapasitas, maka untuk menyelesaikan masalah tersebut maka
didirikan bangsal wisma Irawan yang berdiri secara resmi pada tanggal 1 Agustus 2007.
Gedung wisma irawan dulunya adalah gedung bekas rehabilitasi yang tidak terpakai lagi dan
nama irawan diambil dari nama salah satu tokoh pewayangan yang disosialisasikan sebagai
nama bangsal sejak Agustus 2009.
B. Lokasi Wisma Irawan
Batas-batas bangsal wisma Irawan :
Sebelah utara : Ruang rehabilitasi kerja pria dan P16
Sebelah selatan : Ruang rehabilitasi kesenian wanita
Sebaleh barat : Lapangan bola
Sebelah timur : Perumahan dinas pegawai
Bentuk bangunan bangsal lurus memanjang dengan lebar 6 meter, panjang 45 meter,
yang terdiri dari 6 ruangan yaitu: gudang, kamar mandi, ruang kerja perawat, ruang makan
pasien, ruang tempat tidur pasien, musolah. Bangsal merupakan potensi yang sangat besar
untuk dijadikan MPKP, ditinjau dari lingkungan bangsal Wisma Irawan mempunyai letak
yang cukup nyaman jauh dari kebisingan
C. Visi Wisma Irawan
Menggunakan pendekatan MPKP dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
gangguan jiwa sehingga menjadi individu yang produktif dan mandiri sesuai kemampuan
yang dimiliki.
D. Misi Wisma Irawan
a. Mendorong klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pemenuhan hidup sehari-
hari

b. Melibatkan peran serta keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya dalam bidang keperawatan jiwa

III. MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL JIWA DI RSJ Prof. Dr.


SOEROYO MAGELANG.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang
sehingga perlu menerapkan manajemen, yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989). Pelayanan
prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan profesional
(MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit
Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain.
Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen (management
approach) sebagai pilar praktek professional yang pertama. Oleh karena itu proses
manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan
kepada pasien atau keluarga merupakan praktek yang professional.
Tujuan pembentukan MPKP Jiwa meliputi: menyediakan pelayanan dan asuhan
keperawatan yang berkualitas dan profesional, memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan yang berkesinambungan dalam konteks keluarga, memberikan pelayanan
kesehatan jiwa secara tim (perawat, dokter, psikolog), sebagai model yang dapat diunggulkan
bagi rumah sakit jiwadan unit keperawatan jiwa di dalam maupun di luar negeri, dan sebagai
tempat belajar bagi perawat yang akan mengambil spesialis keperawatan jiwa. Untuk
mencapai tujuan maka pengembangan di ruang MPKP pendekatan manajemen didasarkan
pada empat pilar profesionalisme pelayanan keperawatan yaitu:
A. Management approach :
1. Perencanaan (planning) (modul IA)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-
hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 1990).
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah
dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencaaan strategis
yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku
sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu
tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,
kebijakan dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).
Dalam perencanaan, yang menjadi fokus adalah pada asuhan keperawatan. Untuk hal
ini maka dibagi atau telah dirumuskan rincian tugas (job description) yang harus dimiliki
masing-masing orang adalah sebagai berikut :
a. Koordinator atau kepala ruang :
o Menyusun visi, misi dan filosofi ruangan
o Menyusun rencana jangka pendek : harian, bulanan dan tahunan
o Bekerja sama dengan unit lain yg terkait seperti UPI, UGD dan sebagainya
b. Ketua tim (Perawat Primer / PN)
o Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian dan rencana bulanan)
c. Perawat pelaksana (Perawat Asosiet/PA)
o Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)

Anda mungkin juga menyukai