PENGERTIAN
1. NILAI NILAI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa Nilai adalah suatu kadar, ukuran atau mutu
2. SOSIAL
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa social adalah berkenaan dengan masyarakat
3. BUDAYA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa budaya adalah Pikiran, akal budi atau hasil
4. MASYARAKAT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang yang
hidup bersama pada suatu tempat atau wilayah dengan ikatan aturan tertentu.
5. NILAI NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
Jadi disimpulkan bahwa nilai nilai sosial budaya masyarakat adalah suatu ukuran atau
peraturan yang disepakati bersama sebagai buah pikir dalam sekumpulan orang yang hidup
bersama pada suatu tempat atau wilayah tertentu.
6. PRILAKU
bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003
hal 114)
2.1 Hubungan Perkembangan Nilai Budaya Dengan Kesehatan Masyarakat
Kebudayaan atau disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup manusia sebagai
warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya. Pengetahuan tentang suatu
kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk meramalkan berbagai kepercayaan dan perilaku
anggotanya. Untuk itu petugas kesehatan perlu mempelajari kebudayaan sebagai upaya
mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga dapat turut berperan serta
memperbaiki status kesehatan di masyarakat tersebut.
Dalam tiap kebudayaan terdapat berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan.
Di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang amis-amis (misalnya : Ikan)
karena menurut kepercayaan akan membuat jahitan perineum sulit sembuh dan darah nifas tidak
berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena justru ikan harus dikonsumsi
karena mengandung protein sehingga mempercepat pemulihan ibu nifas. Disinilah peran petugas
kesehatan untuk meluruskan anggapan tersebut.
Di daerah Langkat, Sumatera Utara ada kebudayaan yang melarang ibu nifas untuk
melakukan mobilisasi selama satu minggu sejak persalinan. Ibu nifas harus bedrest total selama
seminggu karena dianggap masih lemah dan belum mampu beraktivitas sehungga harus istirahat
di tempat tidur. Mereka juga menganggap bahwa dengan ilmu pengetahuan saat ini bahwa
dengan beraktivitas maka proses penyembuhan setelah persalinan akan terhambat. Hal ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan saat ini bahwa ibu nifas harus melakukan mobilisasi dini
agar cepat pulih kondisinya. Dengan mengetahui kebudayaan di daerah tersebut, petugas
kesehatan dapat masuk perlahan-lahan untuk memberi pengertian yang benar kepada
masyarakat.
Di sisi lain ada kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam arti kebudayaan
yang berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling mendukung dengan aspek kesehatan.
Dalam hal ini petugas kesehatan harus mendukung kebudayaan tersebut. Tetapi kadangkala
rasionalisasinya tidak tepat sehingga peran petugas kesehatan adalah meluruskan anggapan
tersebut. Sebagai contoh, ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau
agar rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan karena banyak mengandung
vitamin B yang berguna bagi metabolisme tubuh. Petugas kesehatan mendukung kebiasaan
minum air kacang hijau tetapi meluruskan anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat
tetapi karena memang air kacang hujau banyak vitaminnya. Ada juag kebudayaan yang
menganjurkan ibu menyusui untuk amakan jagung goring (di Jawa disebut marning) untuk
melancarkan air susu. Hal ini tidak bertentangan dengan kesehatan. Bila ibu makan jagung
goring maka dia akan mudah haus. Karena haus dia akan minum banyak. Banyak minum inilah
yang dapat melancarkan air susu.
Dalam makalah ini kita mempelajari tentang perkembanagn nilai budaya dan kaitannya
dengan kesehatan masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pentingnya petugas kesehatan
mempelajari kebudayaan di suatu wilayah agar dapat memperbaiki status kesehatan masyarakat
di daerah tersebut.
Untuk menganalisis secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di
masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa
konsep. Konsep- konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat
dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik
sosial (social dynamic). Konsep-konsep penting tersebut antara lain internalisasi
(internalization), sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation). Kemudian ada juga
evolusi kebudayaan ( cultural evolution) yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia
dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks. Proses lain
adalah proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu proses
akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akhirnya ada proses pembaharuan atau
inovasi (innovation), yang berhubungan erat dengan penemuan baru (discovery dan invention).
3. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
a. Proses Internalisasi
Manusia mempunyai diri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagia macam perasaan,
hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat
dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan
budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang
individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
b. Proses Sosialisasi
Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sitem sosial.
Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola
tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang menduduki
beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
c. Proses Enkulturasi
Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
dengan adat istiadat, sistem norma, serta peratuaran-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Kata enkulturasi dalam bahasa Indonesia juga berarti pembudayaan. Seorang individu dalam
hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan
nilai budaya yang meberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam
kepribadiannya.
d. Proses Evolusi Sosial
1) Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses sosial dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti
seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya
dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi
sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang penelitiuntuk berbagai
macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap
masyarakat di dunia.
2) Proses-Proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam sebuah lingkungan atau suatu adat dimana
aktivitas yang dilakukan terus berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang
menyimpang atau di luar kehendak perilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi
aktivitas tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupannya sehari-hari disetiap masyarakat.
Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi, karena terbiasa dengan
penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyarakat terpaksa memberi konsesinya, dan
adat serta aturan diubah sesuai dengan keperluan baru dari individu-individu di dalam
masyarakat.
3) Proses Mengarah daKebudayaan dalam Evokusi Kebudayaan
Dengan mengambil jangka perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah
(directional) dari sejarah perkembangan masuarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
Sebagai contoh misalnya misalnya tingkat kebudayaan manusia yang berawal dari Neolitik,
kemudian berubah menjadi Mesolitik dan akhirnya berubah menuju Paleolitik.
e. Proses Difusi
1) Penyebaran Manusia
Ilmu Paleontropologi memperkirakan bahwa manusia terjadu di daerah Sabana tropical di Afrika
Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hamper seluruh permukaan bumi ini. Hal ini
dapat diterangkan dengan adanya proses pembiakan dan gerakan penyebaran atau migrasi-
migrasi yang disertai dengan proses adaptasi fisik dan social budaya.
2) Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut
pula tersebar unsure-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsure penyebaran
kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion). Salah satu bentuk difusi
dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpa adanya migrasi, tetapi
karena ada individu-individu yang membawa unsure-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah
para pedagang dan pelaut.
f. Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi
1) Akulturasi
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga
unsure-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diteima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
2) Asimilasi
Proses social yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama,
sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan
juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsure-unsur kebudayaan yang
campuran.
g. Pembaruan (Innovasi)
1) Inovasi dan Penemuan
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal,
pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat
erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Daam suatu penemuan baru biasanya
membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan
invention. Discovery atau penemuan adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang
baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian
dari beberapa individu dalam masyarakat bersangkuta. Discovery baru menjadi invention apabila
masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
2) Pendorong Penemuan Baru
Faktor-faktor pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan
mengembangkan penemuan-penemuan baru antara lain:
a) Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan.
b) Mutu dan keahlian dalam suatu kebudayaan.
c) Sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, anatara wujud kebudayaan yang satu tidak bias
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur
dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
2.5 Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga
mencakup barang-barang, seperti televise, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung
pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi
kegenerasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
2.6 Hubungan antara Unsur-unsur Kebudayaan
Komponen-komponen atau unsure-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
1. Peralatan dan Perlengakapan Hidup (Teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara
atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan .
teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam
memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian
paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga system peralatan dan
unsur kebudayaan fisik), yaitu:
a. Alat-lata produktif
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat-alat menyalakan api
e. Makanan
f. Pakaian
g. Tempat berlindung dan perumahan
h. Alat-alat transportasi.
2. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Perhatikan para ilmuan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah
mata pencaharian tradisional aja, di anataranya:
a. Berburu dan meramu
b. Berternak
c. Bercocok tanam di ladang
d. Menangkap ikan
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem Kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan sturktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari bebrapa keluarga yang memiliki hubungan
darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu,
cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi antropologi,
ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar
seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga
mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan
keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hokum maupun yang tidak berbadan hokum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
4. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa
isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku,
tata karma masyrakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk
masyrakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan
fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi
dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi soaial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus
adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra),
mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk
yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari
yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
6. Sistem Kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam
menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia rahasia alam sangat terbatas. Secara
bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagat raya ini, yang
juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik
secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau
sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya sering kali terintegrasi dengan
kebudayaan. Agama (bahasa inggris:Religion, yang berasal dari bahasa latin religare, yang
berarti menambatkan), adalah sebuah unsur kebidanan yang penting dalam sejarah umat
manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (kamus filosopi dan agama) mendefinisikan
Agama sebagai berikut :
Sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan bisa berkumpul bersama
untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan
sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagian sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti10 Firman dalam agama
keristen 5 rukun Islam dalam Agama islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem
pemerintahan , seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian.