Anda di halaman 1dari 37

JURNAL HASIL PERKULIAHAN

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI

DOSEN PENGAMPU :

ADILITA PRAMANTI

ANGGA PRASETYO ADI

NAMA : FATHIMAH RAIDATUL JANNAH

NIM : P21331119027

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 2

JAKARTA 2020
PERTEMUAN I
PENGANTAR SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI

► Perbedaan Antropologi dan Sosiologi :


 Antropologi
Komunikasi masyarakat dengan melihat budaya yang terkandung di
dalamnya atau melihat kebiasaan yang ada di masyarakat itu sendiri.
Contoh :
Mengapa orang surabaya suka makan pedas? Yaitu karena budaya telah
menjadi kebiasaan dan faktor lingkungan turut mempengaruhi.
 Sosiologi
Komunikasi masyarakat yang dipengaruhi oleh interaksi antara individu
dengan individu maupun individu dengan kelompok dan modernisasi.
Contoh :
Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi (modernisasi). Di
Jombang mengkonsumsi cincau, Di Jakarta mengkonsumsi boba

► Kenapa harus mempelajari Sosiologi dan Antropologi Gizi?


Karena masih rendahnya nilai gizi masyarakat di daerah, serta tingginya
tingkat kemiskinan yang dipengaruhi oleh sosial budaya, ekonomi, kesehatan,
kebiasaan, kesukaan, pendidikan atau pengetahuan.
Makna : Pendidikan berpengaruh pada faktor ekonomi dan pengetahuan itu
mempengaruhi nilai gizi masyarakat (pola pikir atau logika itu sendiri).

► Kaitan Antropologi dengan Gizi Masyarakat?


“Kebudayaan dan kebiasaan masyarakat mengenai persepsi.”
Hal yang mempengaruhi gizi masyarakat, yaitu faktor lingkungan, faktor
ekonomi, dan faktor pendidikan.
Pentingnya Antropologi dalam mempelajari gizi masyarakat. Kita harus
mengetahui budaya setempat atau budaya ketika masih kecil. Budaya konsumsi
yang mempengaruhi gizi masyarakat “Kota dan Desa” dipengaruhi oleh sistem
kerja, sistem ekonomi, dan transportasi. Contoh :
Kota : Tuntunan pekerjaan. Jadi harus cepat (lebih modernisasi)
Desa : Tidak ada McD, KFC, dll. Oleh karena itu semua tidak dituntut cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi masyarakat perkotaan dan
pedesaan dikemukakan oleh ahli kesehstan, HL. Blum, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan, dan herediter (keturunan).

Tokoh-Tokoh Sosiologi dan Antropologi


► Tokoh Sosiologi
1. August Comte “Evolusi Sosial”
Cenderung melihat bahwa perubahan sosial yang terjadi merupakan
proses yang linear, artinya semua masyarakat berkembang melalui urutan
perkembangan yang sama dan bermula dari tahap perkembangan awal dan
akhir.
2. Emile Durkhem “Fakta dan Sosial” (Norma dan Sosial)
Masyarakat yang patuh dan taat dipengaruhi oleh struktur social.
3. Karl Max “Bapak Teori Konflik”
Teori konflik ini kemudian memunculkan apa yang dinamakan
sebagai perspektif konflik. Perspektif ini melihat masyarakat sebagai
sesuatu yang selalu berubah, terutama sebagai akibat dari dinamika
pemegang kekuasaan yang terus berusaha menjaga dan meningkatkan
posisinya.
4. Max Weber “Sosiologi Klasik”
Sebuah bentuk ilmu pengetahuan yang memberikan sebuah upaya
pemahaman yang interpretatif terhadap sebuah tindakan sosial yang ada
dalam sebuah rangka guna untuk sampai kepada sebuah penjelesan yang
sederhana kemudian menyangkut kepada sebab dan juga akibatnya.

► Tokoh Antropologi
1. Claude Levi-Strauss
Strukturalisme Levi-Strauss merupakan salah satu paradigma dalam
antropologi yang memudahkan kita mengungkap berbagai fenomena budaya
yang terjadi dan diekspresikan oleh berbagai suku pemilik kebudayaan,
termasuk seni di dalam budaya.
2. Ralph Linton
Salah satu kontribusi utama Linton untuk antropologi adalah
mendefinisikan perbedaan antara status dan peran.
3. Ruth Benedict
Dalam “Pattern of Culture” nampak argumennya yang
mengungkapkan pola dasar suatu masyarakat dan merupakan perangkat
dasar nilai dimana membentuk paduan yang fundamental.
4. Koentjaraningrat
Ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang
dihasilkan.

► Pengertian
 Antropologi adalah cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
 Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air.
 Sosiologi-Antropologi Gizi
Ilmu yang mempelajari pola makan, baik di kota atau di desa yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, interaksi masyarakat, dan
mempengaruhi sistem atau nilai gizi pada masyarakat tersebut.
 Sosiologi-Antropologi Gizi Masyarakat:
Suatu kajian yang multidisiplin didalam scientific sehingga
menjadikan ilmu tersebut sebagai sistem yang efektif dalam menyelesaikan
masalah gizi yang terjadi pada masyarakat saat ini.
Fungsi :
Mempelajari sedalam-dalamnya kebudayaan, etnik, dan apa saja
pengaruhnya sehingga bila dibawa kedalam masalah gizi masyarakat
sangat luas pengaruhnya dan kita bisa mengetahui apa pengaruh dari
budaya dan struktur masyarakat terhadap gizi masyarakat itu sendiri.

 Secara Keilmuwan :
“Abad Ke-20, Mc.Collum Charles G King”
Melanjutkan Penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga
muncul “SCIENCE of NUTRITION”, yang merupakan suatu cabang ilmu
pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi
adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang
terkandung dalam makanan pengaruh metaboliknya, serta akibat yang
timbul bila terdapat kekurangan zat gizi (Soekirman, 2000).

Perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermuncul secara


kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi
saja.
Ilmu gizi menurut komite Thomas dan Earl (1994)
“THE NUTRITION SCIENS” are the most interdisciplinary (Ilmu yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan).
PERTEMUAN II
KEBUDAYAAN DAN SISTEM KEBUDAYAAN INDONESIA

► Pengertian
 Kebudayaan
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan dan diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara ini
manusia mampu berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan
pengetahuan, serta sikapnya terhadap kehidupan.
“Kebudayaan muncul melalui struktur struktur dalam masyarakat”
Contoh :
Kebudayaan Eropa : Asas liberal
Kebudayaan Indonesia : Norma atau aturan yang disepakati, yang tidak
sesuai dengan norma disebut perilaku menyimpang
Fungsi Norma :
1. Memudahkan berinteraksi dengan individu lain
2. Agar tidak menyimpang

 M enurut Para Ahli


1. Koentjaraningrat
Kebudayan merupakan keseluruhan dari kelakuan dan hasil yang
harus didapatkan dalam belajar, rasa, dan akal budi manusia.
2. Selosoemarjan
Kebudayaan merupakan hasil karya cipta dan rasa masyarakat.

► Unsur-Unsur Kebudayaan
1. Sistem Bahasa
Bahasa atau sistem perlembagaan manusia secara lisan maupun
tertulis untuk berkomunikasi.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan
sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat
abstrak dan berwujud didalam ide manusia.
3. Sistem Kekerabatan
Unsur budaya yang membentuk manusia menjadi masyarakat
melalui berbagai kelompok sosial, kelompok masyarakat kehidupan diatur
oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan
didalam lingkungan.
4. Sistem Peralatan Hidup
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga
mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut.
5. Sistem Ekonomi
Cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Contoh :
Masyarakat pesisir cenderung bermata pencaharian sebagai nelayan dan
cara mata pencahariannya dengan menangkap ikan.
Masyarakat di lereng pegunungan mencukupi kehidupannya dengan
bercocok tanam menetap, sebagai contoh terasering dengan sistem
irigasi.
6. Sistem Religi
Sistem kepercayaan berkaitan dengan kekuatan di luar diri manusia.
Kepercayaan terhadap dewa-dewa, animisme, dinamisme, dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah bukti unsur religi dalam
kebudayaan.
7. Kesenian
Kesenian berkaitan erat dengan rasa keindahan (estetika) yang
dimiliki oleh setiap manusia dan masyarakat.
“Rasa keindahan inilah yang melahirkan berbagai bentuk seni”.

► Sistem Budaya Indonesia


Sebagai totalitas nilai, tata sosial, dan tata laku masyarakat indonesia.
► Sistem sosial budaya Indonesia diperlukan untuk memahami kondisi
sosial Indonesia. Mengapa demikian?
Karena sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia sangat
heterogen, baik secara vertikal maupun horizontal. Indonesia merupakan
negara yang memiliki susunan masyarakat dengan ciri pluralitas yang tinggi.
Pluralitas Masyarakat Indonesia disebabkan oleh :
1. Keadaan geografis
2. Letak Indonesia antara samudera Indonesia dan samudera pasifik (pusat lalu
lintas perdagangan dan persebaran agama)
3. Iklim yang berbeda (berakibat plural secara regional)
4. Curah hujan dan kesuburan tanah yang berbeda (Pluralitas Lingkungan
Ekologis) :
a. Wetrice Cultivation (Pertanian sawah di Jawa dan di Bali)
b. Shifting Cultivation (Pertanian ladang di luar Jawa)\

► Sistem
Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-bagian, komponen-
komponen dan proses yang melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang dapat
dikenali. Suatu tipe serupa dari saling ketergantungan antar kompleksitas
tersebut dengan lingkungan sekitarnya.

► Kesimpulan : Memahami sistem sosial dan budaya Indonesia dan penguasaan


teori untuk memberi makna terhadap realitas sosial.
PERTEMUAN III
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN KONFLIK

► Konflik : Kritik kepada struktural fungsional.

► Pengertian/Definisi
 Teori Struktural Fungsional
Sebuah teori yang berisi sudut pandang yang menafsirkan
masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian saling berkaitan.
 Menurut Para Ahli
1. Durkhem (Fakta Sosial)
Fakta Sosial : Perilaku manusia muncul berdasarkan adanya paksaan.
Sistem atau sebuah tatanan dimasyarakat yang saling
berhubungan dan bekerja untuk menciptakan dan mendukung tatanan,
keseimbangan dinamis, dan stabilitas sosial.
2. Talcot Parson
Teori Fungsionalisme Struktural yang mempunyai latar belakang
kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan
organisme biologis dengan struktur sosial dan berpandangan tentang
adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.

► 4 Fungsi Tindakan Parson (AGIL)


Adaptasi : Mampu menanggulangi situasi eksternal yang gawat.
Goal Achievement : Harus mendefinisikan dan mencapai tujuan bersama.
Integrasi : Sebuah sistem harus mampu berinteraksi dengan diri sendiri
(dari dalam) dan dari luar.
Latensi : Harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki motivasi
individual maupun pola kultural.
Struktur Sosial - Sistem Sosial - Subsistem
Contoh : (Dalam Keluarga)
► Fungsionalism Robert K Merton
Masyarakat merupakan sebuah sistem sosial yang terdiri atas bagian
atau elemen saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
“Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula
terhadap bagian yang lain”.

► Kenyataan yang Diabaikan dalam Pendekatan Struktural Fungsional


- Setiap struktur sosial mengandung konflik dan kotradiksi yang bersifat
internal dan menjadi penyebab perubahan.
- Reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan yang datang dari luar (extra
system change) tidak selalu bersifat tampak atau adjustive.
- Suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang dapat mengalami konflik
sosial yang bersifat visious circle.
- Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual melalui
penyesuaian tetapi juga dapt terjadi secara revolusioner.

► Teori Konflik
- Konflik adalah gejala yang melekat pada setiap masyarakat, berupa
perubahan sosial.
- Setiap unsur didalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi
terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial.
- Setiap masyarakat terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi oleh
sejumlah orang atas sejumlah orang-orang lain.
 Teori Konflik Dahredorf
“Kelompok Semu merupakan kelompok kepentingan”.
Karena adanya Assosiasi Terkoordinasi secara imperativ
(Imperatively Coordinated Associations/SCA) yang mewakili organisasi-
organisasi yang berperan penting didalam masyarakat.

“Konflik bersifat dialetik (suatu konflik menciptakan suatu kepentingan yang


baru, yang dalam kondisi tetrtentu akan menurunkan konflik berikutnya)”.
► Realitas Sosial
- Sistem sosial selalu berada dalam konflik yang terus menerus (continual
state of conflict).
- Konflik tercipta karena kepentingan yang saling bertentangan dalam
struktur sosial, yang merupakan refleksi dari perbedaan dalam distribusi
kekuasaan antar kelompok yang mendominasi dan terdominasi.
- Kepentingan cenderung mempolarisasi ke dalam dua kelompok
kepentingan.

► Fungsional Konflik
1. Katup penyelamat (savety valve)
2. Konflik realistis
3. Non realistis
“Kondisi yang mempengaruhi konflik kelompok dengan kelompok luar”.
 Fungsi Konflik Menurut Lewis Coser
1. Konflik realistis
2. Konflik non realistis
PERTEMUAN IV
BENTUK PENGENDALIAN KONFLIK DAN
POLA PANGAN HARAPAN SEBAGI PENGGANTI

► Bentuk Pengendalian Konflik


Konflik dibagi menjadi 2 :
 Konflik Latent
Tahap munculnya faktor-faktor yang menjadi penyebab konflik dalam
organisasi
 Konflik Manifest
Masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-
kepincangan dalam masyarakat.

Pengendalian Konflik :
 Konsiliasi (Consiliation)
Terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan
tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan diantara pihak-pihak
yang berkonflik. Dilakukan secara damai.
 Lembaga-Lembaga berfungsi efektif jika :
- Bersifat otonom dengan wewenang untuk mengambil keputusan tanpa
campur tangan pihak lain.
- Kedudukan lembaga tersebut dalam masyarakat bersifat monopolistis
(hanya lembaga tersebut yang berfungsi demikian).
- Peran lembaga harus mampu mengikut kelompok kepentingan yang
berlawanan termasuk keputusan-keputusan yang dihasilkan.
- Harus bersifat demokratis.
 Prasyarat kelompok kepentingan untuk Konsiliasi :
- Masing-masing kelompok sadar sedang berkonflik.
- Kelompok-kelompok yang berkonflik teroganisir secara jelas.
- Setiap kelompok yang berkonflik harus pada “Rule Of The Game”.

 Mediasi (Mediation)
Pihak yang berkonflik sepakat menunjuk pihak ketiga untuk
memberi nasehat-nasehat penyelesaian konflik. Tujuannya untuk
mengurangi irasionalitas kelompok yang berkonflik.

 Perwarisan (Arbitration)
Dilakukan atau terjadi jika pihak yang bersengketa bersepakat untuk
menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan
memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk mengurangi konflik.
Jika pengendalian efektif maka :
Konflik akan menjadi kekuatan pendorong terjadinya perubahan-perubahan
sosial yang terus berlanjut.
 “Seperangkat hubungan timbal balik disebut struktur”.

Pola Pangan Harapan sebagai Pengganti Ketergantungan pada Beras

► Pangan adalah hal yang sangat penting dan strategis bagi keberlangsungan
hidup umat manusia.kosumsi pangan adalah syarat utama penunjang kehidupan
penyelenggara urusan pangan di Indonesia, diatur melalui :
- UU Pangan No.18 tahun 2012
- UU Pangan No. 7 tahun 1996
Ditekankan pemenuhan kebutuhan pangan ditingkat perorangan,dengan
memanfaaatkan potensi SDA,SDM,Sosial,Ekonomi,dan Kearifan Loka,secara
bermanfaat.
Konsumsi pangan dan gizi dirumah tangga dipengaruhi oleh :
- Ekonomi
- Pengetahuan
- Budaya Masyarakat

► Pola Pangan Harapan (PPH) dipengaruhi oleh keragaman dan keseimbangan


konsumsi antar kelompok makanan. Penganekaragaman pangan menjadi salah
satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan menuju kemandirian
dan kedaulatan pangan.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah beragam pangan atau kelompok
pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya,baik secara aboslut maupun
relatif terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi
pangan,yang ammpu mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan :
- Aspek Sosial
- Ekonomi
- Budaya
- Cita rasa
Pola Pangan Masyarakat mengacu pada Pola Pangan Harapan (PPH)
dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan program diversivikasi
pangan. Diversivikasi pangan adalah suatu proses pemanfaatan dan
pengembangan suatu bahan pangan sehingga penyediaannya semakin beragam.
 Perpres No.22 Tahun 2009 tentang kebijakan percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

► Mengenal Kebijakan Pangan Strategis


 Potensi Sumberdaya Pangan
- Pemanfaatan Lahan rumah
- Budidaya Tanaman Pangan
 Potensi Pangan Lokal
- Mengurangi ketergantungan beras
- Meningkatkan potensi ekonomi lokal
- Mengenai beragam jenis makanan khas Indonesia
- Pariwisata
 Memenuhi Gizi Masyarakat
- Kuantitas Pangan
- Kualitas Pangan
- Mencegah Stunting
- Penyuluhan kepada masyarakat

► Diversivikasi Pangan Rumah Tangga


 Diversivikasi pangan rumah tangga
Proses pemilihan pangan tidak bergantung pada satu jenis pangan,
dilihat dari aspek produksi, aspek pengolahan, aspek distribusi hingga
proses konsumsi pada tingkat rumah tangga.
 Tujuan Diversivikasi pangan rumah tangga
Penganekaragaman dan pemenuhan gizi pada rumah tangga dari
pangan pokok dan semua pangan lain.
 Keuntungan kebijakan diversivikasi pangan pada rumah tangga
- Dalam lingkup nasional pengurangan konsumsi beras memberikan
dampak positif.
- Konsumsi pangan akan mengubah alokasi sumberdaya kearah efisien.
- Nutrisi untuk mewujudkan Pola Pangan Harapan (PPH).
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan keragaman pangan
yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama pada
tingkat ketersediaan maupun konsumsi pangan.

► Peran Akademisi dalam Kebijakan Pangan


1. Melakukan penyuluhan
2. Mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi
3. Transformasi budaya dan nilai

 Model perilaku konsumsi pangan dan anak


Analysis Of Children’s Of Food Consumption Behavior model atau model lund
and burk (sianjur,1982).

► Sianjur (1982) : 5 Tipe kebutuhan berkaitan dengan dorongan dasar


(motivasi).
- Kebutuhan Biogenik
- Kebutuhan Psikogenik
- Kebutuhan sosiogenik

► Lewin’s motivational model (Chanel theori = Teori alur teori saluran).


- Asumsi Pertama
Semua pangan yang dikonsumsi bergerak selangka demi selangkah
melalui alur yang bersifat dan jumlahnya bervariasi antar budaya. Setiap
alur diawasi seseorang yang yang disebut sebagai gatekeepers.
- Asumsi Kedua
Terdapat berbagai kekuatan yang menggerakan pangan dalam alur
dan ada juga kekuatan yang menghadang masuknya pangan dalam alur
kekuatan yang dapat mendorong dan menghadang adalah rasa, nilai, sosial,
manfaat bagi kesehatan dan harga.
► Wenkam Model (1969)
Yang mempengaruhi struktur ekonomi (Habit konsumen) :
 Fisik
- Produksi pangan
- Ketersediaan Pangan
- Sumber daya makanan
- Jumlah Pangan
 Sosial Budaya
- Etika
- Adat Istiadat
- Kebudayaan
- Norma

► Teori terbentuknya pola makan


- Children food consumption behaviour model ( Lund and Burk (1969))
- Teori Kode dimensi ganda (multi-dimensional code theory)
- Model Wenkam (1969)
- Hartog (1995)
 Lewin’s motivational model (chanel theory = teori alur saluran)
1. Semua pangan yang dikonsumsi bergerak selangkah demi selangkah
melalui alur yang sifat dan jumlahnya bervariasi antar budaya.
2. Terdapat beragam kekuatan yang menggerakan pangan dalam alur, dan
ada juga kekuatan yang dapt mendorong dan menghadang adalah rasa,
nilai sosial, dan manfaat bagi kesehatan.
PERTEMUAN V
ANALISIS JURNAL D4-2A

Hubungan Sarapan dan Sosial Budaya dengan


Status Gizi Anak SD Pulau Semau Kabupaten Kupang

► Nama jurnal : Sosio-Cultural Nutrition.


► Kategori jurnal : Penelitian Gizi dan Makanan.
► Permasalahan
Masalah gizi pada anak sekolah adalah rendahnya asupan energi pada
sarapan pagi. Sarapan pagi anak sekolah sangatlah penting kerena dapat
meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina. Provinsi Nusa Tenggara Timur
adalah daerah dengan prevalensi kurus ( IMT/U) tertinggi (7,8 %) pada anak
usia 5-12 tahun.
► Tujuan dan Manfaat
Untuk menganalisis sumbangan energi sarapan pagi dan sosial budaya
gizi dengan status gizi anak SD di daerah terpencil di Pulau Semau.
► Teknik Penelitian
Observasional dengan desain cross sectional.
Secara umum, studi observasi terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu
studi deskriptif dan studi analitik. Studi deskriptif umumnya paling sering
digunakan untuk menggambarkan pola penyakit dan dan untuk mengukur
kejadian dari faktor risiko untuk penyakit (pajanan) pada satu populasi.
Sedangkan jika ingin mengetahui asosiasi antara kejadian penyakit dan faktor
risikonya, maka studi analitik dilakukan.
Penelitian cross-sectional merupakan salah satu desain penelitian atau
bisa pula dilihat sebagai salah satu metodologi penelitian sosial dengan
melibatkan lebih dari satu kasus dalam sekali olah dan juga melibatkan
beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya.
Prinsipnya riset cross-sectional merupakan jenis metodologi
penelitian dengan dataset yang ekstensif untuk melihat banyak kasus dan
hubungan antar variabel.
► Teori Sosiologi yang Digunakan
Teori Planned Behavior.
Merupakan teori perilaku yang dapat mengidenfikasikan keyakinan
seseorang terhadap pengendalian atas sesuatu yang akan terjadi dari hasil
perilaku sehingga membedakan antara perilaku seseorang yang berkehendak
dan yang tidak berkehndak.
► Pembahasan
Sarapan pagi sebaiknya menyumbangkan energi 25% dari kebutuhan
gizi harian. Sarapan pagi mencegah hipoglikemia, menstabilkan kadar glukosa
darah dan mencegah dehidrasi setelah berpuasa sepanjang malam. Aktivitas
fisik berlebih yang tidak diikuti dengan pemenuhan gizi seimbang dapat
menyebabkan ketidakseimbangan energi dalam tubuh dan dapat menyebabkan
gizi kurang. Selain itu, dalam 10 pesan dasar gizi seimbang antara lain
biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi. Oleh
karena itu, kedua protein perlu dikonsumsi bersama-sama agar kualitas protein
lebih baik dan sempurna.
Perilaku kesehatan terhadap makanan (nutrition behavior) adalah suatu
respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.
Memiliki pengetahuan yang tinggi cenderung memilih makanan yang
mengandung nilai gizi yang tinggi, sehingga ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan sarapan. Budaya mempengaruhi
perbedaan cita rasa, dan aroma makanan. Pola makan atau food pattern
seseorang berkaitan dengan kebiasaan makan atau food habit. Hubungan
budaya terhadap pangan atau makanan ditandai dengan jenis menu, cara
mengolah, dan menghidangkan berdasarkan suku bangsanya.

Pola Makan Mi Instan :


Studi Antropologi Gizi pada Mahasiswa Antropologi Fisip Unair

► Nama Jurnal : BioKultur, Vol.II/No.1/Januari-Juni 2013, hal 27-40


► Kategori Jurnal : Kesehatan (Gizi)
► Permasalahan yang Menjadi Pokok Pembahasan
 Pengetahuan tentang mi instan
 Budaya/kebiasaan pola makan mi instan di kalangan mahasiswa
► Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisi kurangnya kajian aspek
sosial-budaya mengenai pola makan mi instan, dan mengkaji pengaruh aspek
sosial-budaya terhadap pola makan mi instan, yang berkaitan dengan:
pengetahuan, nilai, kepercayaan (pantangan atau tabu), bentuk atau pola
(perilaku), alasan yang mendasari, serta perubahan yang terjadi akibat pola
konsumsi mi instan.
Manfaat dari penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat menerapkan
pola yang baik dan benar dalam mengonsumsi mie instan serta dapat selalu
menjadikan diri mereka pribadi yang pola makannya bergantung pada mie
instan. Mahasiswa juga sebaiknya mempelajari setiap aspek social-budaya
yang terkait didalam konsumsi mie instan, agar diperoleh mahasiswa yang
sehat dan cerdas.
► Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial-budaya, dengan metode
kualitatif dalam pegumpulan data. Usaha untuk menggunakan metode kualitatif
dalam pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi data yang
komprehensif dan holistik akan dapat diperoleh hasil penelitian yang memadai
sesuai dengan topik penelitian ini.
► Pembahasan
Pola makan mi instan pada mahasiswa kos meningkat sejalan aspek
positif mi instan, yaitu mudah, cepat, murah, praktis sehingga tidak
mengganggu aktivitasnya. Beberapa mahasiswa mengemukakan kebiasaan itu
sudah terjadi ketika masih ikut orang tua, dan ketika kos kebiasaan itu masih
dilakukan. Hal ini berkaitan selera atau pilihan pribadinya. Kebiasaan makan
terbukti merupakan yang paling menentang perubahan diantara semua
kebiasaan. Kesukaan pribadi merupakan kenyataan lain yang juga membatasi
keragaman makanan yang dikonsumsi.
Data hasil wawancara pada mahasiswa antropologi didapat variasi pola
makan mi instan berdasarkan waktu dan kualitas. Ada 6 variasi pola makan mi
instan menurut waktu, yaitu : (1) pagi, (2) siang, (3) malam, (4) pagi dan siang,
(5) pagi dan malam, dan (6) pagi, siang dan malam. Di samping itu juga
terdapat 3 variasi pola makan mi instan menurut kualitas makanan, yaitu: (1)
mi instan saja, (2) mi instan, nasi, dan/atau lauk, dan (3) mi instan dan lauk.
Lauk di sini bisa berupa sayur, daging, dan/atau telur.
Dalam konteks sosial-budaya, makanan adalah produk budaya yang
dapat didistribusikan pada berbagai masyarakat. Makanan sebagai sistem
budaya merupakan kegiatan ekspresif, yang berkaitan dengan aspek sosial,
peranan simbolik, ekonomi, agama, kepercayaan, serta sanksi.

Pengetahuan Lokal Ibu tentang


Pentingnya Gizi dan Sarapan Pagi bagi Anak

► Nama Jurnal
Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi Volume 1 no 1 November
► Kategori Jurnal
Pendidikan
► Permasalahan
Suatu bangsa dikatakan semakin maju apabila tingkat pendidikan
penduduknya semakin baik, derajat kesehatan tinggi, dan lain-lain. Peran orang
tua sangat dibutuhkan untuk membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Dan diharapkan meningkatkan penggunaan Sumber daya
makanan yang tersedia dan dapat merencanakan sarapan pagi sehat dan
bervariasi pada anak.
► Tujuan
 Tujuan Umum
1. Mengidentifikasi pengetahuan Ibu tentang gizi dan sarapan pagi
2. Menganalisa hubungan pengetahuan Ibu tentang gizi, sarapan pagi
terhadap potensi belajar anak sekolah di SDN Kerayaan Utara
 Tujuan Khusus
Menguraikan pemahaman atau pengetahuan ibu-ibu yang ada di
Pulau Kerayaan tentang pemahaman mereka tentang Gizi, sarapan pagi
terhadap potensi belajar anak.
► Metode Penelitian
Metode Kualitatif dengan pendekatan emik. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistic, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pendekatan emik berusaha memahami perilaku individu atau
masyarakat dari sudut pandang si pelaku sendiri (individu tersebut atau anggota
masyarakat yang bersangkutan).
Peneliti memilih informan dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random
sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.
► Pembahasan
Pada umumnya, sarapan pagi sebelum berangkat sekolah itu sangatlah
penting untuk keberlangsungan belajar anak dalam sekolah. Sebagian besar ibu
belum mengetahui pentingnya sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Maka
tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi sarapan yang
dikonsumsi anak karena berpengaruh pada sumber daya makanan yang tersedia
di rumah. Selain itu, anak yang sarapan cenderung memiliki prestasi belajar,
serta tingkat kecukupan energi dan gizi tinggi. Jadi penting bagi ibu untuk
mengarahkan perilaku anak agar sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat
sekolah.
PERTEMUAN VI
ANALISIS JURNAL D4-2B

Dimensi Etis terhadap Budaya Makan dan Dampaknya pada Masyarakat

Penyakit Flu Burung pada awal tahun 2004 menggemparkan masyarakat


Indonesia. Fenomena tersebut memperlihatkan bahwa ada keterkaitan antara
perilaku makan manusia khususnya makanan yang berasal dari hewani maupun
yang lain tidak hanya terkait dengan kesehatan melainkan juga dengan etika.
“Etika adalah perilaku manusia secara moral dalam melihat makanan”.
Kebiasaan makan sebagai sesuatu yang kompleks karena menyangkut
tentang cara memasak, suka dan tidak suka, serta adanya berbagai kepercayaan
(religi), pantangan-pantangan, dan persepsi mistis (tahayul) yang berkaitan
dengan kategori makan : produksi, persiapan, dan konsumsi makanan.
Contoh :
Peristiwa kelahiran ditandai dengan ritual akikah, misalnya syukuran dengan nasi
kebuli.
Di samping makanan dikategorikan menjadi dua, makanan yang boleh dimakan
dan tidak.
Contoh :
Budaya orang Padang suka makan pedas. Sedangkan, budaya orang Jawa tidak
suka makan pedas.
Maka makanan dikategorikan berdasarkan “latar belakang budaya”.
Memakan makanan yang diijinkan berati patuh dan taat pada norma
budaya yang ada, tetapi sekaligus membawa keselamatan bagi diri agar tidak
melakukan pelanggaran.
Kategori makanan menjadi pemicu akan munculnya berbagai hal seperti
perilaku makan, perubahan gaya hidup, persepsi masyarakat, nilai keagamaan, dan
ekspresi simbolik.
Hubungan Sarapan dan Sosbud dengan
Status Gizi Anak SD Pulau Semau Kabupaten Kupang

► Permasalahan
Menurut Riskesdas 2013, di Pulau Semau Kabupaten Kupang, Provinsi
Nusa Tenggara Timur merupakan daerah yang memiliki prevalensi anak kurus
pada usia 5-12 tahun tertinggi mencapai 7,8 %. Disebabkan karena Kekurangan
Energi dan Protein (KEP) dan rendahnya asupan energi pada saat sarapan pagi.
► Teknik
Observasi dengan desain cross sectional.
Sebuah Penelitian cross-sectional didefinisikan sebagai jenis penelitian
observasional yang menganalisis data variabel yang dikumpulkan pada satu
titik waktu tertentu di populasi sampel.
► Pembahasan

 Faktor yang Membentuk Pola Makan


- Personal Preference
- Status Sosial dan Ekonomi
- Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
- Kesehatan
- Budaya
- Agama
 Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Anak SD Pulau Semau
- Pendidikan dan Pengetahuan Ibu
Faktor ini mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan yang
akan diberikan kepada anak. Semakin luas pengetahuan ibu, maka ibu
akan tahu bahan makanan bervariasi apa yang sesuai bagi kebutuhan gizi
anak.
- Kebiasaan
Kebiasaan makan berkaitan dengan budaya masyarakat setempat.
- Kesediaan Pangan
Secara geografis masayarakat Pulau Semau Kabupaten Kupang
cenderung mengonsumsi makanan laut karena letaknya yang di daerah
pesisir. Jadi makanan laut menjadi sumber melimpah di daerah tersebut.
- Pekerjaan
Karena letak geografisnya yang di daerah pesisir maka cenderung
bermata pencaharian sebagai nelayan. Maka faktor ini pula yang
mempengaruhi konsumsi makanan laut.

 Menurut Ahli Antropologi Margaret Mead


- Pola makan seseorang berkaitan dengan kebiasaan makannya.
- Sekitar 80% tidak memiliki pantangan makanan, dan 20% sisanya memliki
pantangan.
- Penyebab adanya pantangan makanan dikarenakan kesehatan seseorang
seperti: gatal gatal, sakit perut, sakit kepala, muntah dan batuk.
- Didalam masyarakat masih ada kepercayaan dengan adanya tahayul, tabu,
dan pantangan yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN
PANGAN DAN MASYARAKAT KONSUMSI

► Teknologi Pengolahan Pangan


 Fungsi
- Agar makanan memiliki nilai ekonomis yang tetap
- Merupakan bagian dari budaya masyarakat,bagaimana menghargai dan
memelihara makanan yang akan dikonsumsi

 Sejarah
1. Nicholas Appert mengalengkan bahan pangan tetapi mengaplikasikannya
tidak berdasarkan ilmu pengetahuan.
2. Louis pasteur mencoba untuk mencegah kerusakan akibat mikroba pada
fasilitas fermentasi anggur.
3. Pasteur juga menemukan proses yang disebut “Pasteurisasi” yaitu
pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada
didalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
► Manfaat Teknologi Pangan
- Ketersediaan pangan
- Alam menghasilkan bahan pangan
- Kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin
- Teknik pengawetan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke
seluruh penjuru dunia

► Prasarana Ekonomi dan Komunikasi


- Transportasi bagi daerah perdesaan atau daerah urban di negara yang sedang
berkembang karena menyediakan akses bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta meningkatkan kehidupan sosial
ekonomi
- Infrastruktur fisik mempengaruhi pola pembusukan bahan pangan

► Pengolahan Hasil Pangan


- Memperpanjang waktu dan jumlah persediaan
- Memudahkan penyimpanan dan distribusi
- Meningkatkan nilai tambah ekonomis dan nilai tambah sosial
- Meningkatkan nilai gizi

► Penyimpanan Pasca Panen


- Mencegah susut bobot
- Memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan
- Meningkatkan nilai ekonomi
PERTEMUAN VII
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
PANGAN DAN MASYARAKAT KONSUMSI

► Masyarakat Konsumsi
Masyarakat yang mengkonsumsi bukan hanya barang. Namum juga jasa dan
jasa yang saling berhubungan dengan manusia.
Pola konsumsi masyarakat individu yang mengkonsumsi jasa bukan untuk
kebutuhan melainkan eksistensi. Didalam eksistensi tersebut terdapat statifikasi
sosial.

► Ciri-Ciri Masyarakat Konsumsi


- Tidak pernah mengonsumsi objek itu sendiri dalam nilai gunanya
- Objek selalu dimanipulasi sebagai tanda yang membedakan status antara
dengan individu

Lechte, 2001:354
Bahwa objek tidak hanya dikonsumsi dalam sebuah masyarakat
konsumeris, mereka diproduksi lebih banyak untuk manandakan status
daripada untuk memenuhi kebutuhan. Masyarakat konsumeris yang lengkap
(through-going) objek menjadi tanda dan lingkungan kebutuhan, jika memang
ada jauh tinggalkan.
Konsumsi membuat manusia tidak mencari kebahagiaan, tidak
berusaha mendapatkan persamaan dan tidak adanya intensitas untuk melakukan
homogenisasi manusia justru melakukan diferensiasi (perbedaan) yang menjadi
acuan dalam gaya hidup dan nilai, bukan kebutuhan ekonomi.

► Terbentuknya Gaya Hidup pada Masyarakat Konsumsi


- Pertumbuhan pusat-pusat perbelanjaan serta kompleks-kompleks rekreasi
dan gaya hidup rekreatif mulai dari kafe-kafe bergaya tertentu hingga
bangunan-banngunan Disneyworld
- Peningkatan berbagai bentuk kegiatan
- Belanja mulai dari pemesanan lewat pos, mall-mall hingga penjualan di atas
mobil dari toko barang-barang bekas
- Peningkatan penekanan pada gaya, desain, dan penampilan barang-barang

► Teknologi dan Kebiasaan Makan


 Irwan, 2004
Kebiasaan makan didefinisikan sebagai perilaku seseorang atau
sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan makan yang melibatkan
sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan
 Soekantri, 2006
Kebiasaan makan dipengaruhi oleh lingkungan, teman sebaya,
kehidupan sosial, dan kegiatan yang dilakukannya diluar rumah.
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi
kebutuhan makan yang meliputi sikap, percayaan, dan pemilihan makannan
yang merupakan hasil pembelajaran.

► Faktor kebiasaan makan


- Tingkat ekonomi
- Pengaruh teman sebaya
- Suasana dalam keluarga
- Kemajuan industri makanan atau teknologi

► Pengaruh Teknologi dalam Kebiasaan Makan


 Masyarakat Digital
- Setiap aktivitas manusia akan digerakkan melalui serangkaian teknologi
digital
- Relasi yang terbangun diantara individu adalah relasi pertukaran digital
 Masyarakat Satu Dimensi
- Suatu masyarakat yang seluruh aspek kehidupannya diarahkan pada satu
tujuan, tetapi teralienasi (terasingkan) oleh diri sendiri, lingkungan,
pekerjaan, dan hasil produksi.
- Manusia telah direpresi oleh masyarakat keseluruhan dan kekuasaan
teknologi telah membuat masyarakat kehilangan kesadaran kritisnya.

► Perilaku Makan
Tingkah laku yang dapat diamati yang dilakukan oleh individu dalam
rangka memenuhi kebutuhan makan.

► Teknologi Vs Makanan
 Perkembangan tekonologi diantaranya :
- Teknologi pengolahan dan teknologi informasi
- Mengakibatkan perubahan pola makan di negara maju dan masyarakat
kota besar di negara berkembang
- Mulai menyadari makanan sehat, aman, bergizi, dan halal
Perubahan pola makan berpengaruh pada teknologi pengolahan
makanan di negara berkembang. Produsen termasuk usaha kecil
menengah (UKM) diakhirnya berlomba-lomba untuk memenuhi harapan
konsumen.

► Pengaruh Teknologi terhadap Perilaku Makan


- Perdagangan makanan global (global trade)
- Akses listrik dan alat elektronik
- Teknologi pengolahan pangan
- Modernisasi
PERTEMUAN IX
INOVASI SOSIAL

Inovasi berkembang di era pembangunan. Teori pembangunan


selalu mengedepankan upaya-upaya yang merubah hal lama bukan hanya
barang, tetapi juga perilaku. Perubahan perilaku dalam masyarakat untuk
perbaikan mutu hidup. Mutu hidup di sini dalam aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan ideologi sifat pembaharuan atau bisa disebut innovativeness.
Jadi dapat dikatakan bahwa adanya inovasi maka adanya hal baru.
Innovation berarti penemuan. Penemuan sendiri dapat dilihat dari
dua perspektif, ada discovery yang dapat diartikan penemuan sudah ada
sebelumnya, sebagai contoh :
Jika dikaitkan dengan gizi, maka adanya pengembangan kuliner dari resep yang
sudah ada atau adanya modifikasi resep dengan menambahkan beberapa bahan
sehingga ditemukan resep baru. Misalnya penambahan seledri pada makanan bayi,
sebenarnya manfaat dari seledri yang mampu memberi aroma pada makanan
sudah ada sejak lama, tetapi baru ditemukan.
Selanjutnya, invenci yang dapat diartikan penemuan yang benar-benar baru,
sebagai contoh :
Misalnya pengembangan handphone zaman dahulu yang berupa baterai tak tanam
menjadi tanam. Penemuan handphone dengan baterai tanam tersebut juga sebagai
contoh modernisasi.
Adapun secara etimologi, inovasi dikatakan sebagai sebuah metode atau ide atau
produk yang dirasakan masyarakat sebagai sesuatu yang baru.
Konsep perubahan terjadi di kehidupan sehari-hari, yang paling dominan
adalah konsep proses. Kebiasaan baru akan mengubah sistem sosial. Sebagai
contoh, misalnya karena adanya banjir di Bogor baru-baru ini, masyarakat Bogor
yang sebelumnya apatis terhadap lingkungan menjadi lebih menjaga lingkungan,
tidak membuang sampah disembarang tempat, dan ikut serta menerapkan Bogor
tanpa kantong plastik, yaitu berbelanja menggunakan tas kain.
Dapat terlihat kebiasaan menggunakan tas belanja kain mengubah sistem sosial,
salah satunya masyarakat menjadi lebih peduli. Topik ini selaras dengan teori
Ulrich beck tentang masyarakat berisiko menceritakan mengenai pola perubahan
masyarakat klasik yang berisiko. Sama halnya dengan masalah banjir yang terjadi
di Bogor, masyarakat baru bertindak atau melakukan perubahan ketika masalah
tersebut sudah menimpa atau manusia berpikir dalam kondisi terjepit (the crisis
theory of tought).
Inovasi dilakukan merupakan sebuah proyek untuk kepentingan
masyarakat secara umum. Pola inovasi sangat dipengaruhi dan didorong dari
modernisasi, kapital, dan pengetahuan. Ketiganya saling berkaitan untuk
mewujudkan inovasi. Sebagai contoh, sekarang ini banyak yang memproduksi
handsanitizer. Proses produksi handsanitizer ini dipengaruhi dan didorong oleh
ketiga pola inovasi. Dimana dibutuhkan pengetahuan untuk memproduksi,
modernisasi untuk mengikuti perkembangan kondisi virus COVID-19, dan
menjadi kapital, dengan artian usahanya meraih untung besar-besaran.
Pemetaan inovasi dalam perspektif sosiologi, menjelaskan tentang struktur
sosial, aktivitas, perilaku, dan beberapa level atau proses bagaimana tahap-tahap
inovasi itu terwujud.
1. Stump peter mengatakan kalau inovasi terjadi karena ada perubahan
kebutuhan. Pada sosiologi gizi kita menceritakan proses dan tingkatan-
tingkatan pada tahapan inovasi.
2. Givilan menceritakan tentang penemuan-penemuan dalam masyarakat yang
memiliki penemuan aktif. Seperti : penemuan penyebab utama dari corona,
yang kemudian data tersebut dipakai untuk di olah sehingga tercipta social
distancing.
3. Uter beck menjelaskan adanya perubahan pola aktivitas masyarakat terhadap
perusahan yang ada di Indonesia yang berhubungan dengan teknologi.
Menurutnya hal ini bisa membuat terbukanya inovasi produk yang semakin
lama berhubungan terhadap teknologi.
Inovasi produk menunjukkan perbaikan proses tertentu yang ada
akan menginformasikan rutinitas dari suatu informasi tertentu. Proses-
proses teknologi sosial organisasional mendukung kekuatan kapital
membuat teknologi. Semua proses teknologi out put nya adalah produk.
Tahap-tahap dalam proses inovasi :
1. Robert, 1988
Mengeksploitasi kegiatan sosial masyarakat, inovation sama dengan
invation dan eksploitasion. Perpecahan dua arah menjadi empat langkah dalam
proses inovasi, mendebat bahwa ada rekombinasi dalam struktur sosial. Yang
terlihat dalam penciptaan ide. Eksplorasi peran, yg dimainkan oleh struktur
jaringan tertentu, yg merekombinasi aktivitas sosial dan inovasi.
2. Ryn, coolman 1983
Menyebar melalui jaringan sosial. Menjelaskan bahwa jaringan sosial
kualitas sosial yang mencipatakn produk. Kemudian membagi teori tekanan
jaringan, model, kategori-kategori yang menyarakan adanya adopsi.
PERTEMUAN X
REKAYASA SOSIAL DAN DINAMIKA GIZI

Rekayasa Sosial (Social Engineering)


Pengertian
 Sosial berarti spesies tertentu baik hewan maupun manusia bersama dalam
koloni atau kelompok yang terorganisir berkaitan dengan hubungan timbal
balik antar individu yang menyebabkan kesejahteraan individu.
Contoh : Di era sedang ramainya virus COVID-19 beberapa masyarakat
memanfaatkan untuk mencari penghasilan dengan berlomba-lomba
menjual handsanitizer. Kemudian beberapa masyarakat yang
lainnya berlomba-lomba mendapatkan handsanitizer untuk
meningkatkan sanitasi dirinya. Maka terjadi hubungan timbal balik
antar produsen dan konsumen yang menyebabkan kesejahteraan
individu. Dimana produsen akan memperoleh penghasilan dari
penjualannya dan konsumen menjadi lebih hygiene.
 Rekayasa (Engineering) berarti suatu upaya untuk merekayasa suatu objek
sosial dengan perencanaan yang matang untuk mencapai kesejahteraan sosial.
Tujuannya memprediksi jangka panjang atau skenario planning.
Contoh : Untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang akibat pembangunan.
Pemerintah membuat daerah resapan, seperti taman kota. Selain itu, pada
pembangunan jalan tol di tengah kota, pemerintah membuat selokan yang
tinggi guna menampung air saat hujan turun.

Tokoh Sosiologi
 Less dan Presley
Rekayasa sosial merupakan upaya yang mengandung perencanaan yang
diaktualisasikan dalam kehidupan nyata.
Contoh :
Rekayasa sosial didukung internalisasi nilai-nilai humanisasi yang tinggi.
Tujuan rekayasa sosial berujung pada transformasi sosial atau realita sosial.
Rekayasa sosial merupakan konstruksi ulang dari kegiatan sosial yang
dilakukan dimasa kini.
 Jalaludin Rakhmat
Rekayasa sosial dimaknai sebagai pembawa transformasi positif terhadap
permasalahan yang ada di masyarakat. Rekayasa sosial dibuat sesuai kebutuhan
dalam permasalahan yang ada di masyarakat sehingga pemikiran masyarakat
bisa diubah melalui rekonstruksi sosial yang berulang-ulang. Rekayasa social
disisi positif merupakan konstruksi kesalahan berfikir yang menimbulkan
masalah yang ada di masyarakat.
Contoh : Karena COVID-19 maka diadakan kuliah online. Kuliah online
dilakukan via whatsup bertujuan untuk mempermudah mahasiswa tanpa
mendowload aplikasi baru. Namun, perspektif tersebut kurang tepat karena hal
tersebut menurunkan daya kemampuan sosial yang sudah digariskan untuk
berinteraksi sosial.

Rekayasa sosial mengacu pada sikap popular dalam skala besar. Rekayasa
sosial bukan atas dasar keinginan masyarakat itu sendiri, melainkan ada dorongan
agar masyarakat mau mengikuti perubahan yang ada. Serupa dengan teori Ritzer,
menguraikan masalah dengan istilah-istilah yang kurang begitu bagus, seperti
makanan cepat saji.
Rekayasa sosial bukan murni dalam ilmu sosiologi, tetapi merupakan
interdisiplin dari ilmu pengetahuan karena proses sosial membutuhkan interaksi
antar individu maupun kelompok untuk mengubah suatu perilaku.
Contoh : Rekayasa kebijakan, sebelum negara Indonesia dinyatakan positif
terkena corona di Jakarta diberlakukan adanya Ganjil Genap bagi
transportasi darat guna meminimalisir terjadinya kemacetan yang kian
bertambah. Dengan begitu masyarakat cenderung menggunakan
transportasi umum yang dalam hal ini merupakan perubahan perilaku
yang disebabkan oleh rekayasa sosial berupa kebijakan pemerintah.

Tahapan Rekayasa Sosial


1. Perencanaan partisipatif
Pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam merencanakan rekayasa
sosial di daerahnya. Contoh : Saat bulan ramadhan remaja dituntut untuk
mengisi tadarusan demi menghidupkan masjid. Maka panitia masjid
menyediakan konsumsi gratis agar remaja tertarik untuk meramaikan.
2. Mendorong perencanaan agar terfokus pada masyarakat
Contoh : Menurunkan angka stunting pada anak dengan pendampingan
perbaikan gizi di 1000 hari pertama kehidupan untuk ibu hamil di Kalimantan.
3. Media perantara
4. Rencana harus lebih bisa mengajak masyarakat
Contoh : Stereotype di dalam pembangunan, di dalam perumusan kebijakan
dimana biasanya aspek gender tidak muncul atau dilupakan karena sebagian
besar yang membuat kebijakan itu belum mengerti apa itu gender, apa itu
keadilan. Maka dari itu social engineering dibutuhkan dalam kesetaraan gender
dalam pembangunan.

Pertanyaan :
 Awal mula adanya rekayasa sosial karena ada perubahan sosial dulu baru bisa
disebut rekayasa sosial?
Karena rekayasa sosial suatu penanggulangan untuk menangani masalah di
dalam masyarakat.
 Dalam rekayasa sosial kenapa ada kesetaraan gender?
Karena stereotype perempuan harus melakukan pekerjaan rumah.

Engineering dan sosiologi memiliki pandangan berbeda.


Engineering mempelajari perubahan yang ada di masyarakat. Sedangkan
sosiologi henya memandang dari sudut interaksi tanpa melihat cara yang
dapat dilakukan untuk melakukan perubahan.
Contoh : Pada ada seorang siswa terjerat narkoba, sosiologi hanya memandang
penyimpangan terjadi karena didikan dan perhatian yang kurang. Sedangkan,
engineering merencanakan bagaimana mengubah perilaku siswa tersebut
kedepannya agar tidak mengulangi kesalahann yang sama dan tidak
mempengaruhi lingkungannya.
Interaksi sosial sama dengan adaptasi manusia atau ekologi manusia.
Ekologi manusia merupakan interaksi antar manusia dengan alam. Semakin
banyak populasi, maka semakin mempengaruhi kondisi lingkungan.
Contoh : Semakin banyaknya populasi masyarakat yang melakukan urbanisasi
dari desa ke kota membuat limbah buangan rumah tangga meningkat sehingga
apabila masyarakat tidak mengolah atau tidak membuah sampah dengan tepat
menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti banjir.
Gerakan sosial juga merupakan salah satu bentuk rekayasa sosial.
Seperti gerakan Bogor tanpa kantong plastik yang mengubah perilaku
masyarakat yang sebelumnya berbelanja masih menggunakan kantong
plasti yang disediakan supermarket atau pasar kini sudah tidak disediakan,
dialihkan dengan berbelanja menggunakan tas belanja.

Teori konflik berkaitan dengan Social Engineering


Engineer membuat perencanaan, dengan adanya konflik dapat
terjadi perubahan sosial. Konflik terjadi ketika adanya kelompok yang
dirugikan sehingga adanya gerakan sosial berupa demo yang merupakan
struktur sosial. Maka teori konflik dapat digunakan untuk menilai rekayasa
sosial.

Rekayasa dalam Bidang Gizi


Rekayasa dalam bidang gizi salah satunya kebijakan pemerintah.
Misalnya penurunan angka kematian yang tinggi dan penerimaan anak sd
yang meningkat, dengan kebutuhan anak sd yang memerlukan status gizi
anak yang penting dalam rekayasa pembangunan dalam bidang gizi. Fokus
rekayasa gizi yang telah dilakukan adalah pada stunting yang disebabkan
oleh malnutrisi dan terkena infeksi yang jika dipandang dalam sisi
sosiologis anak menjadi minder, berkurangnya kemampuan mencari
pekerjaan dan lainnya. Kedua, fokus pemerintah selanjutnya adalah tubuh
kurus yang disebabkan oleh penurunan berat badan yang secara tepat maka
di bilik-bilik gym atau tempat olahraga diadakan bilik konsultasi gizi agar
setiap manusia memenuhi gizi yang cukup. Ketiga, obesitas pada orang
dewasa yang ada di Amerika Serikat, yang dipandang dalam ilmu
sosiologis dapat menimbulkan efek minder sehingga timbul adanya
bullying akan bentuk fisik. Pemberian vibes dan yang mendukung
rekayasa gizi seperti ajakan atau dukungan untuk memerangi
permasalahan gizi, mempraktikkan aktivitas yang dapat mendukung
pemenuhan gizi sebagai rekayasa gizi.

McDonaldisasi
Mc Donaldisasi adalah konsep yang ada di dalam produksi
makanan cepat saji untuk menjelaskan realita yang ada di masyarakat.
Teori ini mmenganalisis restoran cepat saji dengan realitas yang ada di
masyarakat. Terdapat 4 komponen yang ada di masyarakat, diantaranya :
1. Efisiensi
Manusia selalu memikirkan proses instan dan menghindari hal yang
rumit, hal ini terjadi pada masyarakat, seperti orang yang lebih memilih gofood
dibandingkan memasak sendiri.
Contoh : Ketika melakukan wawancara dengan narasumber, mahasiswa
cenderung menggunakan alat perekam dibandingkan menulis manual pada
kertas bertujuan agar tugas atau pekerjaan yang sedang dilakukan lebih efisien.
2. Kalkulasi
Berfokus pada kuantitas atau porsi dari layanan yang ditawarkan.
Masyarakat melakukan perhitungan kuantitas dan kualitas untuk memilih
makanannya, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
Contoh : Di era modernisasi masyarakat cenderung belanja online daripada
belanja langsung di toko untuk menghemat waktu dan biaya.
3. Prediktabilitas
Restoran cepat saji akan menjamin bahwa hasil produksi disetiap kedai
menghasilkan rasa yang sama.
Contoh : Ada banyak driver ojek online, dari banyaknya driver yang merujuk
pada perusahaan atau instansi yang sama dituntut memberikan pelayanan yang
serupa pada penumpangnya.
4. Kontrol
Adanya kontrol yang diatur oleh manajemen bukan atas dasar kita.
Contoh : Saat kita membuka sebuah blog sebenarnya semakin banyak yang
membuka blog tersebut menjadi penghasilan tersendiri bagi pemilik blog.

Dinamika Gizi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi gizi di Indonesia, diantaranya :
1. Demografi
Dipengaruhi oleh urbanisasi dari daerah ke kota, yang menyebabkan gaji yang
dihasilkan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, kesenjangan kelas
juga bisa menyebabkan yang kaya dapat memenuhi semua kebutuhan.
Sedangkan, yang kekurangan akan terus kekurangan.
2. Berubahnya makanan pokok pada masyarakat daerah karena adanya
pembangunan pemerataan gizi .
Misalnya, di daerah garut yang banyak penanaman buah tapi masyarakatnya
tetap jarang makan buah.
3. Lifestyle makanan pada remaja

Anda mungkin juga menyukai