Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 8

Yesica Theresia Magdalena (220200127) Ilmu


Hukum, FH
Lydia Hutagalung (220803040) Matematika,
FMIPA
Oktavia Sarana Tumangger (220301030)
Agroteknologi, FP
Evlin Novianti Tambunan (221000252) Ilmu
Kesehatan Masyarakat, FKM
Andi Rafael Simorangkir (221000153) Ilmu
Kesehatan Masyarakat, FKM
Benhardi Imantaka Vandapotan (220200253)
Ilmu Hukum, FH
Budaya : Hubungan Agama Dan Budaya
Dari Segi Etika Kristen
Pengertian Budaya Budaya Akademik
1 dan Kebudayaan 4 dalam Perguruan Tinggi

2 Pola Pikir dan


Integrasi Budaya 5 Perilaku yang Kritis

Hubungan Agama Budaya Kerja yang Tidak


3 dan Budaya 6 “Narimo” tetapi “Kerja Keras”
2.1.1 Pengertian Budaya
dan Kebudayaan
Kata budaya berasal dari bahasa Sansakerta budhayah
yakni bentuk jamak dari kata budhi yang artinya pikiran
atau akal budi. Ada yang membedakan pengertian budaya
dengan kebudayaan. Dikemukakan bahwa kebudayaan
adalah hal-hal yang bersangkutan dengan hasil budaya.
Budaya sebagai ide-ide bermakna yang terdapat dalam
pemikiran manusia semata. Ide-ide bermakna adalah pola-
pola bagi tingkah laku, sehingga budaya tidak mencakup
tingkah laku manusia dan hasilnya. Ada pula yang
beranggapan bahwa makna budaya identik dengan
kebudayaan. Istilah-istilah lain seperti kultur, peradaban,
cara hidup juga dipergunakan untuk pengertian budaya.
Pengertian Budaya dan
Kebudayaan
Aneka ragamnya arti budaya, sehubungan pula dengan
banyaknya istilah yang dipergunakan, amat sesuai
dengan definisi budaya yang luas seperti dikemukakan
Koencaraningrat. Menurutnya, budaya tidak hanya
mencakup seluruh ide yang dimiliki manusia melalui
proses belajar, tetapi juga tingkah laku manusia serta
hasil karyanya sebagai aplikasi ide-ide tersebut.
Dalam hal ini Koencaraningrat menggabungkan
pengertian kebudayaan ke dalam makna kata
budaya.
2.1.2 Integrasi Budaya
Frans M. Suseno mangungkapkan bahwa budaya
adalah “cara hidup menyeluruh sekelompok orang”.
Sehubung dengan penjelasan ini, menjadi masalah
dalam masyarakat . Indonesia yang sangat majemuk.
Setiap kebudayaan yang terdiri atas sub-kultur,
sering sekali tidak terintegrasi satu sama lain.
seperti anak yang punya pandangan berbeda dengan
orang tua demikian pula satu suku dengan suku
lainnya. Tetapi falsafah kehidupan bangsa
Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika, artinya
kesatuan dalam keberacamragaman. Maksudnya di
Indonesia Terdapat berbagai budaya tetapi
Bersama-sama mewujudkan budaya nasional
Indonesia
Integrasi Budaya
Dalam konteks inilah integrasi budaya menjadi sangat
penting. Jika keberagaman budaya itu terintegrasi dalam
kesatuan budaya nasional, maka terwujudlah suatu
masyarakat kaya akan budaya dan kuat. Untuk mencapai
hal ini seseorang tidak boleh menghayati budaya kelompok
lokalnya secara sempit, tetapi dia harus tolerans terhadap
budaya lain, terbuka kepada budaya lain tanpa harus
kehilangan identitasnya. Dengan begitu keberagaman
tidak akan sebagai sebuah gangguan ataupun ancaman.
2.2 Hubungan Agama
dan Budaya
1. Sikap Artagonis
2. Sikap Akomodasi kapitulasi
3.Sikap Dominasi
4.Sikap Dualistis
5.Sikap Pengudusan
Dengan Hubungan Agama dan Budaya kita harus mengacu
kepada makna yang benar dari budaya, persamaan dan
perbedaannya. Contohnya Perubahan Budaya masyarakat
Batak, yang tidak lagi yang berpoligami setelah sekian
ratus tahun dipengaruhi agama Kristen.
2.3 Budaya Akademik Dalam
Perguruan Tinggi
Budaya akademik adalah cara hidup masyarakat yang
ilmiah di dalam lingkungan institusi Pendidikan. Budaya
akademik bermanfaat bagi pengembangan diri dalam
proses akademik sehingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas dalam kehidupan masyarakat. Budaya
akademik yang dikemukakan ini sejalan dengan nilai-
nilai Kekristean yaitu kecerdasan dan integritas
(jujur, benar, berdisiplin, bertanggung jawab, dll).
Kristus adalah penebus yang memperbaharui
kehidupan manusia termasuk kehidupan kampus.
Budaya Akademik dalam
Perguruan Tinggi
Mandat budaya adalah perintah Allah kepada
manusia, termasuk kepada mahasiswa, dosen, dan
pegawai dalam lingungan kampus, untuk
bertanggung jawab atas seluruh ciptaan Tuhan.
Budaya akademik sangat penting untuk pelaksanaan
mandat budaya dalam teologi Kristen. Mahasiswa
Kristen seharusnya mendukung pengembangan
budaya akademik sebagai aplikasi dari kehendak
Tuhan. Budaya akademik pada Perguruan Tinggi
merupakan ladang yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa Kristen untuk menyatakan kehendak
Allah melalui bidang akademik.
2.4 Pola Pikir dan Perilaku yang Kritis dalam
Keberpihakan Mahasiswa kepada Kebenaran,
Keadilan dan Pengentasan Kemiskinan.
Indonesia telah jatuh dalam krisis perekonomian pada
tahun 1990-an. Dampak dari krisis ini adalah kemiskinan.
Kemiskinan berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi,
budaya, dan politik kemudian kemiskinan juga sangat
berkaitan dengan ketidakbenaran dan ketidakadilan yang
terjadi di tengah tengah masyarakat. Ketidakbenaran
itu antara lain karena tindak pidana korupsi besar
besaran yang terjadi ,bahkan oleh orang orang yang
memiliki kekuasaan. Ketidakadilan itu berlalu antara lain
dalam bentuk ketidakberpihakan kepada masyarakat
kelas bawah yang minus modal.
2.5 Budaya Kerja yang Tidak
“Narimo” tetapi “Kerja Keras”
“Budaya Narimo” adalah budaya hidup pasif, menerima keadaan baik atau buruk
tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Sikap ini apabila dibiarkan hidup di
tengah masyarakat akan mengkerdilkan diri manusia itu sendiri bahkan
membunuh inisiatif dalam diri manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Di Indonesia sendiri budaya narimo terhadap ketidakadilan, ketidakbenaran dan
kemiskinan telah mandarah daging dalam mentalitas masyarakat sejak dijajah
selama 350 tahun, bahkan ketika pemerintah berusaha menanggulangi hal
tersebut dengan program-program yang unggulan, tetap tidak signifikan.
Mentalitas terhadap budaya ini dapat dipicu oleh sikap beragama yang tak peduli
dengan budaya dan masalah dalam masyarakat. Sikap gereja dan orang Kristen
sendiri dilatarbelakangi oleh aliran Pietisme (menjauhkan diri dari dunia karena
dunia penuh dosa). Gereja seharusnya dapat mempengaruhi dunia, budaya, salah
satunya “budaya narimo” dalam ketidakadilan, ketidakbenaran dan kemiskinan
serta merekonstruksinya ke dalam budaya “bekerja keras”.
Wujud budaya “bekerja keras” ini sendiri ditunjukkan oleh
Tuhan Yesus sebagai wujud Mesias yang sangat peduli dan bahkan
melawan kemiskinan (Matius 11:2-6). Tapi Tuhan juga tidak serta
merta menjadikan keadaan hidup kita dari miskin ke kaya jika
tanpa adanya kemampuan dan komitmen dalam mengubahnya.
Teologi Pembebasan banyak dikenal jenisnya dalam dunia, yang
mendorong munculnya pejuang-pejuang Kristen yang melawan
kemiskinan dan penindasan. Salah satunya adalah Teologi MinJung
dari Korea yang berjuang melawan penguasa demi kebebasan
rakyat banyak dari kemiskinan.
Mahasiswa Kristen, sebagai golongan intelektual-profetis
seharusnya memperlihatkan bahwa mereka bersolidaritas dengan
kelompok orang miskin. Diharapkan dapat menunjuk fakta
kemiskinan tidak hanya dari luar, tapi juga mengekspresikannya
dalam diri dan hidup mereka, mahasiswa Kristen juga harus
menjadi simbol bangkitnya semangat penuntasan kemiskinan.
Thank You
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai