Anda di halaman 1dari 8

CATATAN PERKULIAHAN

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI GIZI

KETAHANAN PANGAN DAN KEDAULATAN PANGAN

NAMA : FATHIMAH RAIDATUL JANNAH

NIM : P21331119027

DOSEN PENGAMPU :

ADILITA PRAMANTI

ANGGA PRASETYO ADI

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 2

JAKARTA 2020
A. KETAHANAN PANGAN
Aspek-Aspek untuk Mencapai Ketahanan Pangan
 Situasi yang stabil dalam pemenuhan pangan
Contoh : Kondisi covid-19 yang sejalan dengan mendekatnya bulan
ramadhan membuat harga bahan pokok naik seperti biasanya. Namun, di
sisi lain masyarakat diminta untuk social distancing, di mana adanya
pemotongan pendapatan ekonomi. Kondisi pemotongan ekonomi ini tidak
stabil dengan kebutuhan pangan masyarakat.
 Ketersediaan pangan
Contoh : Besar permintaan pasar tidak sebanding dengan kecukupan pasar
karena dalam kondisi pandemi covid-19. Masyarakat belomba-lomba
menyimpan kebutuhan pangan.
 Akses distribusi
Contoh : Beberapa tahun belakangan Indonesia mengimpor pemasukan
beras dari luar negeri sehingga ketika dalam kondisi pandemi covid-19
masyarakat kesulitan memperoleh pangan.

Ketahanan pangan lahir tahun 1974 pada saat konferensi pangan, yaitu
setiap seseorang memiliki akses ekonomi dan fisik terhadap pangan dan nutrisi,
maupun gizi yang dibutuhkan. Kalau salah satu tidak terpenuhi, sebagai contoh
gizi tidak terpenuhi maka ketahanan pangan belum terpenuhi.
Ketahanan pangan pada tahun 1975-1978 dilakukan di Indonesia
dengan diadakannya revolusi hijau. Di mana sebgaian besar masyarakat
menanam kebutuhan pangan berupa tanaman padi. Kebutuhan pangan tidak
hanya membicarakan tentang pangan, tetapi meliputi ketersedian dan
keterjangkauan air bersih atau minuman.
Contoh :
Masyarakat yang tinggal di daerah pertambangan, masyarakat tersebut
kurang akan ketersedian air bersih sehingga dapat dikatakan memiliki
ketahanan pangan yang lemah pada daerah tersebut.
Perlawanan masyarakat Kendel dan perusahaan semen muncul karena
adanya pembangunan pabrik semen dekat pegunungan yang merupakan
sumber mata air untuk mengairi sawah dan kebutuhan air bersih masyarakat
setempat.
Dimensi-Dimensi pada Ketahanan Pangan
1. Ketersediaan askses penggunaan pangan dan stabilitas untuk mengukur
mencari penyebab terjadinya kondisi ketidaktahanan pangan.
Contoh :
Masyarakat kota ketergantungan terhadap msyarakat desa karena bahan
pangan disuplei dari desa, seperti halnya beras. Karena di kota kurang
akan lahan pertanian sehingga apabila pertanian di desa terganggu maka
ketersedian pangan di kota ikut terganggu.
Singapura, sebagian besar pangan mereka diproduksi dari Malaysia dan
air bersih disuplai dari Riau. Lahan di Singapura tidak untuk lahan
kebutuhan pangan melainkan untuk bisnis.
2. Kelaparan yang dialami seseorang di tingkat rumah tangga hingga pada
tataran yang lebih luas lagi, yaitu nasional,regional, maupun global.
Sebagian masyarakrat masih mengalami stunting dan kelaparan, maka dapat
dikatakan wilayah atau daerah tersebut rentan terhadap ketahanan pangan.
Konsep ketahanan pangan merupakan projek dari kapitalisme di dunia,
terutama di Amerika Serikat. Alat pertanian dan bahan diambil dari
German dan Swiss.
Padi yang dikhususkan untuk revolusi hijau, seperti padi Ciherang.
Kuba merupakan negara yang diembargo oleh Amerika, sebagian besar
dana-dana yang disumbangkan tidak masuk ke Kuba dan Kuba tidak
dapat mengekspor ke Amerika.
Kondisi Ketahanan Pangan di Indonesia
Mulanya Indonesia merupakan negara berkembang yang diberikan oleh
PBB, tetapi pada bulan Februari Indonesia dinyatakan masuk ke negara maju
oleh Trump. Namun, realita di Indonesia timur kebutuhan pangan telah habis,
kehutanan dialih fungsi menjadi pariwisata dan lahan transmigrasi. Sebagian
besar msyarakat papua sudah tidak makan sagu tetapi makan beras yang
disuplai melalui pemerintah berupa makan nasi bungkus sehingga
menimbulkan masalah baru, seperti masalah lingkungan.
Serikat petani Internasional, mengatakan ketahanan pangan gagal untuk
menjadi jalan keluar bagi masalah kelaparan di dunia karena sebagian besar
dana yang diambil untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan dana yang
diambil dari IMF (dana ini merupakan hutang). Jadi selain untuk mengurangi
resiko kerentanan pangan, juga untuk memperkaya perusahan Transnasional di
negara maju, seperti Swiss dan German.

Ketahanan Pangan pada Kondisi Pandemi COVID-19


Menurut PP Nomor 68 tahun 2002 (Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 2002) yang dimaksud dengan ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Ketersediaan pangan merupakan prasyarat penting bagi keberlanjutan konsumsi,
namun dinilai belum cukup. Untuk itu perlu pemahaman kinerja konsumsi pangan
menurut wilayah dan pendapatan. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja konsumsi adalah tingkat partisipasi dan tingkat konsumsi pangan.
Keduanya menunjukkan tingkat aksesibilitas fisik dan ekonomi tehadap pangan
(Dirjen Perikanan Tangkap, 2003). Indikator lainnya adalah mutu pangan, yaitu
dapat dinilai atas dasar kriteria keamanan pangan dan kandungan gizi. Keamanan
pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Untuk mendapatkan kualitas
gizi yang baik, diperlukan variasi konsumsi dengan instrumen yang dapat
digunakan adalah skor Pola Pangan Harapan (FAO-RAPA, 1989 dalam Hariyadi
et al. 2003).
Kemudian, bagaimana dengan kondisi ketahanan pangan di Indonesia,
terutama saat kondisi pandemi COVID-19? Ketahanan pangan itu mencakup
kecukupan stok dan daya beli masyarakat. Menurut Ketua Harian Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa
Barat, Entang Sastraatmadja pada Selasa, 7 April 2020 mengakatakan data
kecukupan stok pangan sering kali meragukan. Melihat perkembangan dan
fenomena yang ada, di mana dalam beberapa waktu belakangan ini Indonesia
masih mengimpor beberapa barang pangan, kondisi ketahanan pangan saat ini
menimbulkan keraguan. Namun, persoalannya bukan sekadar cukup stok karena
umumnya menjelang Ramadan, harga bahan pangan mulai naik. Jika tak ada
intervensi pemerintah, ketahanan pangan akan terganggu. Masalah lain dari sisi
produksi adalah potensi gagal panen. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan
gagal panen adalah faktor iklim. Berdasarkan data BPS, luas panen padi pada
2019 sebesar 10,68 juta hektare atau mengalami penurunan sebanyak 700,05 ribu
hektare atau 6,15% dibandingkan dengan 2018. Produksi padi pada 2019 sebesar
54,60 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 4,60 juta ton atau 7,76%
dibandingkan dengan 2018. Jika produksi padi pada 2019 dikonversikan menjadi
beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2019 sebesar 31,31
juta ton atau mengalami penurunan sebanyak 2,63 juta ton atau 7,75%
dibandingkan dengan 2018.

B. FOOD SUSTAINABILITY
Kelestarian pangan dijaga agar dapat diwariskan ke generasi
mendatang. Tidak terfokus pada produk atau tidak melihat ketercukupan
pangan.

C. KEDAULATAN PANGAN
Konsep Kedaulatan Pangan :
1. Pemenuhan pangan melalui produksi lokal
Setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda. Contoh : Antara konsep Jawa dan
Papua. Jawa terbiasa makan nasi, sementara jika di Papua makan nasi hanya
bertahan sementara 1-3 minggu. Sementara kalau sagu dapat bertahan
selama 6 bulan.
2. Pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara
budaya Ada unsur budaya yang harus dilestarikan, seperti di suku Badui. Di
suku Badui produksi padi tidak untuk dijual karena menjual padi sama
dengan menjual harga diri mereka. Maka dalam bercocok tanam untuk
memperoleh ketahanan pangan, mereka lakukan dengan gotong royong
bersama.
3. Diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan
Kedaulatan pangan merupakan gabungan dari food sustainability dan food
security.
Prinsip Utama pada Kedaulatan Pangan
1. Pembaharuan Agraria
Lahan tidak menjadi milik pribadi, maka ada kemungkinan politisasi
terhadap pangan. Contoh :
2. Hak akses rakyat terhadap pangan
Tidak hanya orang yang memiliki status ekonomi tinggi yang dapat
mengakses pangan tetapi semua orang dapat mengakses pangan
3. Penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan
Contoh : Proses penanaman menggunakan alat-alat yang ramah lingkungan
atau tidak menggunakan modernisasi pertanian.
4. Pangan untuk pangan
Menanam bukan untuk dijual tetapi untuk dikonsumsi sendiri dan tidak
sekedaar komoditas yang diperdagangkan.
5. Pembatasan pangan oleh korporasi atau perusahaan
Penguasaan pangan tidak dikuasai oleh korporasi.
6. Memberi akses ke petani kecil untuk pertanian
Memberi akses kepada petani kecil agar dapat bertahan hidup.
Kedaulatan Pangan terhadap Gizi
1. Hak terhadap pangan dikaitkan dengan pengembangan, pendekatan hak
asasi manusia yang bergizi dan mampu diterima secara kultural
Akses terhadap sumber daya produktif. Akses air dan sumber
genetik, pangan dengan air dipisah dalam studi yang berbeda. Kerentanan
terhadap makanan dan sumber daya air.
2. Hak masyarakat untuk makanan sehat sesuai dengan budaya yang dihasilkan
dengan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
Kedaulatan dilihat dari sumber daya alam yang ramah lingkungan,
dilihat dari genetik sama dengan tanah. Ranovani, dataran tinggi dieng 50
cm sampai 1 meter. Produksi kentang berlebihan tapi tidak melihat konsep
landscape.

Sangat merugikan dalam segi gender karena pada waktu itu perempuan
digantikan oleh traktor pada saat revolusi hijau.
Kaitkan kedaulatan pangan yang ada di indonesia
John coras ingin mengembangkan pertanian, pemuda yang mengelola untuk
mewujudkan ketahanan pangan (yord farmer)

Relasi Individu, Keluarga, Gender dalam Perkembangan Gizi


Ralsi individu : interaksi manusia dalam kehidupan bersama yang memunculkan
banyak masalah dalam struktur sosial.
Contoh : power of knowleage. Juga terjadi kekerasan simbolik : nilai mahasiswa.
Kita tidak bisa menilai sebuah kecerdasaran seseorang. Relasi kuasa : antara
dosen dengan mahasiswa.
Relasi dalam keluarga
Hubungan antara suami istri bersifat saling membutuhkan dan saling mendukung,
bukan terjadi penguasaan yang saling timpang tindih. Anak-anak dengan orang
tua tergantung pada kebutuhan afeksi (kasih sayang). Karena merupakan struktur
terkecil dalam masyarakat jadi orang tua memegang peran penting.
Segi wewenang dalam keluarga :
Matriatki : Banyak terjadi di masyarakat Minang, dan keluarga Inggris
(penguasaan wewenang pada perempuan).
Patriarki : Banyak dijumpai di masyarakat Jawa (penguasaan wewenang pada
laki-laki)
Egaliter : Banyak dijumpai di masyarakt Eropa. Lelaki Perancis memilih orang
Asia (kesetaraan antara perempuan dan laki-laki)
Relasi gender : Bukan pada jenis kelamin, tetapi jenis kelamin secara sosial.
Contoh : Laki-laki di sektor pabrik, perempuan bekerja di industri. Konstruksi
yang melekat dan dilekatkan secara sosial maupun kultural.
Dulu sejarah feminis di Eropa, perempuan sebagai nenek sihir
Surga perempuan terhadap laki-laki dari sistem agama
Program kb yang diwajibkan untuk perempuan

Anda mungkin juga menyukai