Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SOSIO ANTRO 10 SOAL – 10 JANUARI, DI KUMPULIN (TULIS DI POLIO)

1. Pengertian antropologi kesehatan :


Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan
penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-
obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit pada
manusia sekarang ini. (Landy, 1977).

2. Kegunaan antropologi kesehatan :


Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan lain sebagai berikut :
a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan
kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan
tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.
Contoh ; pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku
individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan
luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.

3. Sejarah antropologi kesehatan :


Tahun 1849 : Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun
1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur
sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga
kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit,
maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat
dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan
inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953 : Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”.
Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah
menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
Tahun 1963 : Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi
Kesehatan” dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi
Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan
dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi
Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang
berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000
judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan
pentingnya sistem medis bagi Antropologi.

4. Manfaat antropologi di bidang kesehatan :


1. Antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang sistem pelayanan kesehatan modern
yang bisa diterima masyarakat tradisional
2. Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat
3. Penanganan kebiasaan buruk yang menyebabkan sakit
4. Memberikan masukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menunjang
pembangunan kesehatan, mendukung perumusan kebijakan masalah kesehatan, dan
mengatasi kendala dalam pelaksanaan program kesehatan melalui pendekatan
kebudayaan
5. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individualnya. Dimana cara pandang yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan
suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun.

5. Peran antropologi di bidang kesehatan :


6. Hubungan antropologi dengan ilmu kesahatan masyarakat :
7. Aspek kebudayaan yang berhubungan dengan kesehatan :
Aspek sosial budaya dalam perilaku kesehatan timbul ketika kalangan medis
mulai mengarah ke “community medicine”,mencangkup kesehatan mental, kesehatan
fisik, dan kesehatan sosial. Tujuan pembangunan sosial memberikan kesempatan
pada masyarakat untuk hidup wajar mental, fisik, dan sosial menuntut peran ilmu sosial
yang lebih besar untuk ikut memecahkan masalah kesehatan.

8. Jelaskan nilai budaya dan dinamikanya :


Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
karena manusia adalah pendukung keberadaan suatu kebudayaan. Kebudayaan pada suatu
masyarakat harus senantiasa memiliki fungsi yang dapat menunjang pemenuhan
kebutuhan bagi para anggota pendukung kebudayaan. Kebudayaan harus dapat menjamin
kelestarian kehidupan biologis, memelihara ketertiban, serta memberikan motivasi
kepada para pendukungnya agar dapat terus bertahan hidup dan melakukan kegiatan-
kegiatan untuk kelangsungan hidup.
Dinamika kebudayaan identik dengan perubahan unsur- unsur kebudayaan
universal, yang apabila ditinjau dalam kenyataan kehidupan suatu masyarakat, tidak
semua unsur mengalami perkembangan yang sama. Ada unsur kebudayaan yang
mengalami perubahan secara cepat, ada pula yang lambat, bahkan sulit berubah.

9. Jelaskan aneka warna kebudayaan :


Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang berwujud sebagai
komunitas desa, atau kota atau sebagai kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu
corak yang khas. Hal itu terlihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat
bersangkutan. Seorang warga dari suatu kebudayaan yang telah hidup dari hari kehari
dalam lingkunga kebudayaannya biasanya tidak melihat corak khas itu. sebaliknya,
terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak khasnya, terutama mengenai
unsur-unsur yang berbeda menyolok dengan kebudayaan sendiri.
Suatu “daerah kebudayaan” menggolongkan ke dalam satu golongan, beberapa
puluh kebudayaan yang satu dengan yang lain berbeda, berdasarkan atas persamaan dari
sejumlah ciri menyolok dalam kebudayaan-kebudayaan bersangkutan. Ciri-ciri yang
menjadi alasan untuk klasifikasi itu tidak hanya berwujd unsur kebudayaan fisik,
misalnya alat-alat berburu, alat-alat bertani, alat-alat transport, senjata, bentuk-bentuk
ornament perhiasan, bentuk-bentuk dan gaya pakaian, bentuk-bentuk tempat kediaman
dan sebagainya, melainkam juga unsur-unsur kebudayaan yang lebih abstrak dari sistem
sosial atau sistem budaya, seperti misalnya unsu-unsur organisasi kemasyarakatan.

10. Berikan contoh kebudayaan yang berhubungan dengan kesehatan :


a. Ritual Tiwah – Kalimantan Tengah
Di Kalimantan Tengah terdapat tradisi khusus yang dilakukan untuk orang yang
sudah lama meninggal. Upacara Tiwah ini biasa dilakukan oleh suku Dayak untuk
pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sebuah rumah yang disebut
Sandung. Ritual ini bertujuan untuk meluruskan perjalanan arwah menuju Lewu
Tatau atau surga. Selain itu ritual unik ini juga bertujuan untuk melepaskan kesialan
bagi keluarga yang sudah ditinggalkan.

b. Tradisi Potong Jari – Papua


Tradisi yang terbilang ekstrim ini memang sudah banyak ditinggalkan oleh suku
Dani. Potong jari adalah tradisi untuk menunjukan kesedihan karena ditinggal oleh
anggota keluarga. Bagi suku Dani jari mempunyai arti yang lebih dalam, disimbolkan
sebagai bentuk kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia ataupun
sebuah keluarga.

c. Kebo-keboan – Banyuwangi
Ritual yang diadakan setahun sekali ini selalu diadakan setiap tanggal 10 Suro atau 10
Muharam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi. Upacara ini mengharuskan
beberapa laki – laki berdandan menjadi kerbau dan berkorban untuk membajak
sawah. Setelah membajak sawah kebo – keboan ini diarak mengelilingi desa disertai
karnaval kesenian rakyat. Ritual kebo – keboan ini bertujuan untuk meminta hujan
ketika musim kemarau.

d. Brobosan – Jawa
Brobosan yang mempunyai arti menerobos ini dilakukan ketika upacara kematian.
Sebelum jenazah di bawa ke kuburan, biasanya para keluarga terdekat melakukan
tradisi brobosa. Hal ini dipercaya agar keluarga yang ditinggalkan melupakan
kesedihan dan menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang.

e. Batombe – Sumatera Barat


Berpantun memang menjadi salah satu ciri orang Indonesia. Di Sumatera Barat
terdapat tradisi berpantun, awalnya batombe adalah tradisi yang biasa dilakukan
ketika membangun rumah gadang. Pada intinya tradisi ini ingin menghibur orang
yang bekerja agar lebih bersemanagt. Selain berpantun, batombe juga mengharuskan
para pemainnya untuk menari.

Anda mungkin juga menyukai