Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Nama ini
merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa
yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di Provinsi
Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Toba,
Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Batak adalah rumpun suku-
suku yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatera Utara.

Adat adalah bagian dari pada kebudayaan, berbicara kebudayaan dari


suatu bangsa atau suku bangsa maka adat kebiasaan suku bangsa tersebut yang
akan menjadi perhatian, atau dengan kata lain bahwa adat lah yang menonjol
didalam mempelajari atau mengetahui kebudayaan satu suku bangsa, meskipun
aspek lain tidak kalah penting nya seperti kepercayaan, keseniaan, kesusasteraan
dan lain-lain.

Dalam mata kuliah Antropologi ini, saya memperoleh bagian untuk


menjelaskan tentang suku batak, dari adat istiadat, agama, bahasa, ilmu
pengetahuan, teknologi, sistem kemasyarakatan dan mata pencarian.

Batak adalah nama sebuah suku bangsa di Indonesia. Suku ini kebanyakan
bermukim di Sumatra Utara. Sebagian orang Batak beragama Kristen dan
sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim
(pengikutnya biasa disebut dengan Parmalim) dan juga penganut kepercayaan
animisme (disebut Pelebegu atau Parbegu).

Sejarah Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba
sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku
Pohan.Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang
Pardoksi (Pardosi).Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang
bernama.Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil
memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.

1
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang
Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang
Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui
oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau
besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah
administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari
wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli
Utara, dan Asahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana budaya batak dalam bidang kesehatan?

2. Bagaimana pengobatan tradisional batak?

3. Apa saja strategi kesehatan yang diterapkan dalam budaya batak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui budaya batak dalam bidang kesehatan

2. Untuk mengehtahui pengobtan tradisional daerah batak

3. Untuk mengetrahui penerapan strategi kesehatan dalam budaya batak

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan dibuatnya makalah ini kami berharap semua orang terutama
masyarakat Indonesia mengetahui pengobatan tradisional Baatk. Dan kami
berharap pembaca dapat menerapkan serta memperdalam ilmu dengan membaca
makalah tentang buadaya batak tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Antropologi kesehatan

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya


terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Pokok perhatian Kutub Biologi :
 Pertumbuhan dan perkembangan manusia
 Peranan penyakit dalam evolusi manusia
 Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
 Sistem medis tradisional (etnomedisin)
 Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
 Tingkah laku sakit
 Hubungan antara dokter pasien
 Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan
kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat
mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan
masalah terkait lainnya.
Istilah “Antropologi Kesehatan" telah digunakan sejak 1963 sebagai
sebutan untuk hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh

3
antropologis kedalam proses sosial dan gambaran kebudayaan dari kesehatan,
kesakitan, dan perawatan yang berhubungan dengan kebudayaan.
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang
menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap
kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan,
pencegahan dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan
sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan
untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu,
formasi sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan
antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik
mikro dan makro, dan globalisasi
1. Selama lebih dari 20 abad konsep popular medicine atau folk medicine
(pengobatan tradisional) telah familiar baik untuk dokter maupun
antropologis.
2. Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan praktek pengobatan
masyarakat setempat terutama dengan pengetahuan etnobotani mereka.

2.2. Studi-studi tentang kebudayaan dan kepribadian

Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli
ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang
dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu
terjadi.
Apakah sikap orang dewasa yang terbentuk itu, terutama disebabkan oleh
pembentukan semasa kanak-kanak dan oleh penerimanya terhadap kebiasaan-
kebiasaan semasa kecil, serta karena pengalaman yang diterimanya
kemudian?
Atau adakah konstitusi psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan
faktor biologis, yang memainkan peranan penting dalam menentukan
kebudayaan dan kepribadiannya? Walaupun bagian terbesar penelitian
kepribadian dan kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli antropologi yang

4
menjadi pimpinan dalam gerakan tersebut menaruh perhatian besar pada cara-
cara penggunaan pengetahuan antropologi dalam peningkatan taraf
keperawatan kesehatan.
Sebab itu Devereux, 1944 mempelajari struktur sosial dari suatu bagian
keperawatan schizophrenia dengan tujuan untuk mencari cara penyembuhan
yang tepat. Leighton menulis sebuah buku, yang menunjukkan tentang
adanya konflik antara masyarakat dan kebudayaan.
Navaho dengan masalah-masalah dalam mengintroduksi pelayanan kesehatan
modern.
Alice Joseph, seorang dokter dan antropologi, melukiskan masalah
hubungan antar pribadi pada dokter-dokter kulit putih dengan pasienpasien
Indian di Amerika Barat Daya, yang menunjukkan bagaimana peranan
persepsi dan perbedaan kebudayaan dalam menghambat interaksi pengobatan
yang efektif.

2.3. Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J


Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat itu sendiri.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan


pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misal pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

5
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan bermasyarakat.

2.4. Definisi budaya batak


Batak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia yang berasal dari
Sumatra Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba,
Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak
Mandailing. Mayoritas orang Batak menganut Agam Kristendan sisanya
beragama Islam.
Arti ‘sakit’ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya
berbaring dan penyembuhannya melalui cara – cara tradisional, atau ada juga
yang membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau ‘orang pintar’.
Dalam kehiduapan sehari – hari orang batak, segala sesuatunya termasuk
mengenai [pengobatan jaman dahulu, untuk mengetahui bagaiman acara
mendekatkan diri pada Sang Pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari
mara bahaya.

2.5. Pengobatan Budaya Batak


1. Pengobatan orang batak sudah ada sejak lama, seperti contohnya
pengobatan mulai sejak hamil dan melahirkan. Misalnya saat di dalam
kandungan yaitu menggunakan salusu (1 butir ayam kampung) yang
terlebih dahulu didoakan.
2. Bagi orang batak , di samping penyakit alamiah , ada juga beberapa tipe
spesifik penyakit supernatural , yaitu : Jika mata seseorang bengkak ,orang
tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang tidak baik (misalnya :
mengintip) Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah
dengan mengoleskan air sirih.
3. Menggunakan minyak bawang
Kandungannya yaitu minyak makan, minyak tanah, bawang putih dan
bawang merah. Cara pembuatannya adalah bawang merah dan putih
dihancurkan terlebih dahulu lalu dicampurkan dengan minyak. Cara
pemakaiannya cukup dioleskan pada perut. Minyak bawang ini berguna
untuk penyembuhan masuk angin.

6
4. Jika ada orang batak yang menderita penyakit gondok , maka cara
pengobatannya dengan menggunakan belau.
5. Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam )
biasanya pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut /
kain yang tebal
6. Perawatan setelah melahirkan : menggunakan kemiri , jeruk purut dan
daun sirih
7. Perawatan bayi : biasanya menggunakan kemiri , biji lada putih dan iris
jorango.
Perawatan dugu – dugu : sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan
yang diresap dari bangun – bangun , daging ayam , kemiri dan kelapa.
8. Nama tidak cocok dengan dirinya (keberatan nama) sehingga orang
tersebut akan sakit. Cara mengobatinya dengan menggatikan mana
tersebut dengan nama yang lain, yang lebih cocok dan didoakan serta
diadakan jamuan adat bersama keluarga.
9. Orang sakit karena tarhirim, misalnya: seorang bapak menjajikan akan
memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati. Karena
janji tersebut tidak ditepati, si anak akan sakit.
10. Jika ada orang Batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut telah
menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dari pergaulan
masyarakat. Disamping itu, dalam budaya Batak dikenal adanya kitab
pengobatan yang isinya diantara adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang
Maha Esa bersabada: “segala sesuatu yang tumbuh diatas bumi dan
didalam air sudah ada gunanya masing-masing didalam kehidupan sehari-
hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan
darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu”
11. Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk: berdasarkan pesan si
Raja Batak untuk mengobati orang yang berpenyakit kulut supaya
menggunakan tawar mulajadi (sesuatu yang berasal dari asap dapur).
Rumpak 7 macam yang diseduh dengan air hangat. Disamping itu, si Raja
Batak berpesan pada keturunannya, suoaya pada manusia dapat hidup
sehat, maka maknlah atau minumlah; Apapaga, airman, anggir, adolorab,

7
alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip-arip. Dalam budaya
Batak juga dikenal dengan adanya kharisma, wibawa dan kesehatan
menurut orang batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala
biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa; ayam merah, ayam putih,
ayam hitam, ketan beras (nitak), jeruk purut, sirih, beserta
kelengkapannya.
Pengobatan tradisional Batal Toba merupakan pengobatan yang
menggunakan tumbuh -tumbuhan yang mengandung khasiat sebagai obat bagi
masyarakat. Masyarakat Batak Toba memiliki pengetahuan tradisional yang
digunakan untuk beradaptasi secara turun-temurun. Pengalaman tradisional
tersebut didasari oleh pengalaman kejadian- kejadian yang dilihat maupun
yang dialami sekitar tempat tinggal mereka. Pengetahuan masyarakat tentang
tumbuhan tradisional sebagai obat untuk penyembuhan penyakit secara
tradisional tidak terlepas dari konsepsi- konsepsi mengenai hubungan dari
tumbuh- tumbuhan dengan alam lain dengan gejala- gejala lain. Pengobatan
tradisional merupakan salah satu hasil kebudayan masyarakat Batak Toba.
Dalam menciptakan kebudayaan, masyarakat Batak Toba selalu didasari oleh
cara berpikir magis-mistis untuk melihat segala sesuatu fenomena yang terjadi
di masyarakat. Sesuai dengan cara berpikir magis, mistis, animistis
masyarakat Batak Toba pada zaman dahulu mencari sebab-sebab munculnya
suatu penyakit dan berusaha untuk mengobatinya dengan meminta bantuan
kepada Datu atau Dukun serta memanfaatkan bahan-bahan ramuan yang
terdapat di alam. Dalam kehidupan orang Batak segala sesuatunya termasuk
mengenai pengobatan selalu seiring dengan budaya ritual. Namun setiap
masalah yang hendak diselesaikan berbeda upacara ritualnya. Benda pusaka
yang diwariskan oleh nenek moyang pun sering digunakan. Benda- benda
pusaka tersebut digunakan karena dianggap memiliki kekuatan magic.
Masyarakat Batak Toba sejak zaman dahulu sudah mengenal obat-obatan
tradisional yang beraneka ragam dan berbagai manfaat bagi kesehatan. obat-
obatan tradisional tersebut diperoleh langsung dari alam dan diolah secara
sederhana berdasarakan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat. Pengetahuan tradisional tersebut diperoleh dari nenek moyang

8
masyarakat Batak Toba yang telah mengenal pengobatan tradisional jauh
masyarakat tersebut mengenal pengobatan medis. Hal tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat Batak Toba mengenal beberapa jenis penyakit dan juga
cara-cara untuk mengobatinya. Untuk mengetahui sejarah pengobatan
tradisional dampol tongosan pada masyarakat Batak Toba sampai saat ini
belum ada sejarah yang pasti untuk diketahui. Namun berdirinya pengobatan
tradisional dampol tongosan di Desa Sigumpar ini diawali oleh Samuntul
Hutasoit (generasi pertama) yang mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan penyakit seperti patah tulang yang terdiri atas, patah tebu,
keseleo, tulang terjepit. Kemampuan untuk mengobati penyakit tersebut
diperoleh Samuntul Hutasoit dari hasil pengalaman dan belajar. Dan sampai
saat ini pengobatan tersebut masih dapat kita jumpai tetapi bukan dengan
orang yang sama. Saat ini pengobatan tradisional dampol tongosan sudah ada
pada generasi ketiga setelah Jaurat Hutasoit dalam hal ini generasi kedua telah
meninggal dunia dan diwariskan kepada anaknya yaitu Maradu Hutasoit
(generasi ke tiga). Sejarah pengobatan yang seperti ini sudah dapat
dikategorikan sebagai suatu lintas generasi karena sudah melewati beberapa
generasi. Untuk pengobatan trasisional dampol tongosan yang terdapat di
Desa Sigumpar ini hanya dilakukan oleh satu keluarga saja karena proses
pewarisan kebudayaan bersifat tertutup. di desa Sigumpar juga ada terdapat
beberada jenis pengobatan tradisional yang sudah ada sejak dahulu tetapi tidak
dapat dikategorikan sebagai pengobatan dampol tongosan. Seperti untuk
mengobati pasien yang terkena guna-guna, kesurupan, penyakit anak-anak
seperti penyakit kuning dan jenis penyakit yang dapat diterima oleh akal
bahkan penyakit yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Namun setiap jenis
pengobatan tradisional tersebut memiliki perbedaan yang tidak dapat kita
temui di jenis pengobatan lainnya. Bahkan di daerah lain artinya diluar Desa
Sigumpar juga terdapat beberapa jenis pengobatan tradisional yang masih
digunakan oleh masyarakat sebagai tempat penyembuhan beberapa jenis
penyakit.
Untuk mendapatkan mewariskan pengobatan tersebut terdapat ritual atau
persyaratan yang harus dipenuhi namun tidak dipublikasikan apa yang

9
menjadi syarat-syarat untuk dapat mewarisi pengobatan tersebut. Gambar
diatas merupakan pandampol generasi ketiga. Beliau merupakan anak kedua
dari sembilan bersaudara dan sudah menikah dan mempunyai empat orang
anak. Pengetahuan akan pengobatan tradisional dampol tongosan beliau
diperoleh pewarisan dari orangtua dan pengalaman selama orangtuanya
mengobati pasien selama hidup. Dan beliau juga yang membantu orangtuanya
untuk mengobati pasien selama hidup. Namun sekarang beliau sendiri yang
mengerti akan pengobatan tersebut dari saudar-saudaranya. Karena
pengobatan tradisional masyarakat Batak Toba sudah semakin berkurang oleh
karena itu beliau mengatakan bahwa pengobatan tradisional apapun harus
tetap dijaga dan dilestarikan karena bagaimanapun pengobatan tradisional
berperan penting untuk penyembuha penyakit disamping pengobatan medis
yang semakin modern. Selain itu, pengobatan tradisional juga saat ini sering
dikolaborasikan dengan pengobatan medis. Dampol tongosan merupakan
salah satu pengobatan tradisional Batak Toba yang masih tetap eksis hingga
sekarang ditengah-tengah kemajuan pengobatan modern. Dari hasil
wawancara peneliti dengan informan kunci, beliau mengatakan bahwa dampol
tongosan itu merupakan salah satu jenis pengobatan tradisional yang sampai
saat ini masih dipercayai masyrakat untuk mengatasi atau menyembuhkan
penyakit yang berhubungan dengan masalah tulang. Yang dimana sistem
pengobatannya bisa dilakukan dari jarak yang berjahuan. Karena sistem
pengobatannya dilakukan dari jarak jauh setelah ada pertemuan antara pasien
dengan pandampol. Tetapi tidak selamanya harus ada pertemuan antara pasien
dengan pandampol, bisa saja dilakukan pengobatannya hanya melihat foto
yang dikirim oleh pasien. Selain itu, biaya pengobatan yang cukup terjangkau
atrinya tidak ada pematokan dari pihak pandampol atau diberikan secara suka
rela atau seiklasnya. Hal tersebutlah yang membuat keeksisan pengobatan
tersebut masih ada hingga saat ini. Pelestarian pengobatan tradisional seperti
ini dilakukan dengan cara mewariskan pengetahuan yang dimiliki oleh
pengobat tradisional (pandampol) kepada generasi berikutnya. Beliau juga
mengatakan bahwa pengobatan tradisional dampol tongosan merupakan jenis
pengobatan tradisional batak toba yang perlu dipertahankan dan dilestarikan

10
disamping biaya pengobatannya yang relatif murah karena tidak semua
masyarakat yang memiliki ekonomi yang berkecukupan untuk melakukan
pengobatan medis apabila penyakit seperti patah tulang terjadi pada setiap
keluarga.
Pendapat yang sama juga di ungkapkan oleh beberapa orang mengenai
pengobatan tradisional dampol tongosan. Berdasarkan wawancara penulis
dilakukan pada 27 Mei 2014 dengan bapak P Hutasoit (72 tahun) dampol
tongosan merupakan salah satu jenis pengobatan alternatif masyarakat Batak
Toba khusuh untuk menangani penyakit tulang baik karena kecelakaan
maupun terjatuh. Dimana pengobatannya dapat dilakukan dari jarak yang
berjauhan. Selanjutnya menurut bapak Mangido Sihombing (45 tahun) yang
kebetulan merupakan salah satu orang yang sudah pernah menggunakan
pengobatan dampol tongosan. Beliau mengatakan bahwa dampol tongosan
merupakan jenis pengobatan tradisional Batak Toba yang sudah lama
keberadaannya dang masih digunakan oleh masyarakat untuk penyembuhan
penyakit terutama mengenai penyakit tulang yang dimana pengobatan ini
harus dilestarikan supaya tidak punah karena pengobatan tradisional dampol
tongosan merupakan kebudayaan masyarakat Batak Toba. Selain itu
berdasarkan hasil wawancara penulis dengan masyarakat lain yaitu ibu R.
Sihombing, beliau mengatakan bahwa pengobatan tradisional Batak Toba
salah satunya pengobatan tradisional dampol tongosan merupakan salah satu
icon dari Desa Sigumpar karena dengan adanya pengobatan tradisional
tersebut masyarakat luar banyak yang mengenal Desa tersebut yang dulunya
belum mengenal desa tersebut. Disamping itu pengobatan tradisional dampol
tradisional merupakan jenis pengobatan tradisional yang keberadaannya sudah
lama dan sangat membantu masyarakat yang kurang mampu yang mengalami
musibah seperti kecelakaan yang berpengaruh masalah tulang. Karena biaya
yang tidak terlalu mahal dan masih dapat dijangkau dan tidak menimbulkan
efek samping.Informasi yang sama juga penulis peroleh dari masyarakat luar
artinya masyarakat yang berada di luar Desa Sigumpar yang kebetulan pernah
menggunakan pengobatan tradisional dampol tongosan untuk proses
penyembuhan patah tulang dibagian kaki sebelah kanan akibat kecelakaan dua

11
tahun yang lalu beliau adalah bapak Sotar Siburian (56 tahun). Beliau
mengatakan bahwa pengobatan tradisional seperti ini sangat perlu untuk
dilestarian dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Karena pengobatan
tradisional seperti itu sudah hampir jarang dijumpai dan pengobatan
tradisional dampol tongosan sangat membantu masyarakat.
Proses penyembuhan penyakit pastilah menggunakan beberapa alat.
Karena penggunaan alat penyembuhan sangat berperan penting. Namun ada
beberapa alat yang mulai dari generasi pertama sampai generasi ketiga masih
dapat digunakan dalam proses penyembuhan penyakit dan ada juga alat yang
sudah mengalami pergantian seiring perkembangan zaman. Seperti pinggan
merupakan alat yang digunakan oleh pandampol hingga saat ini. Beberapa alat
yang digunakan dalam proses penyembuhan penyakit dan alat-alat yang
mengalami pergantian dari zaman dahulu dengan zaman sekarang seperti kain
bersih digantikan dengan perban, dan ada juga alat yang belum mengalami
pergantian seperti pelepah pisang.
Perkembangan alat-alat yang digunakan dengan pengobatan dampol
tongosan saat ini sedikit menjadi praktis dan efesien karena lebih mudah
didapat serta pengobatan medis juga menggunakan alat-alat tersebut seperti
perban dan kapas. Penggunaan alat penyembuhan penyakit seperti kapas dan
perban sudah sangat membentu pandampol dan pasien. Pinggan merupakan
salah satu alat yang digunakan dalam pengobatan tradisional dampol
tongosan. Dalam proses pengobatannya pinggan tersebut digunakan sebagai
tempat minyak yang akan dioleskan kepada pasien. Alat ini merupakan alat
yang sudah ada semenjak generasi pertama sudah mengenal atau pahan akan
pengobatan tersebut.Mangkok atau yang lebih dikenal dengan cawan
merupakan alat yang juga digunakan dalam proses pengobatan tradisinal
dampol tongosan. Fungsi dan manfaatnya tidak jauh berbeda dengan gambar 2
diatas yaitu sebagai tempat minyak yang akan dioleskan kepada pasien yang
pertama kali datang berobat.
Pelepah pisang merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
pengobatan tradisional patah tulang. Dalam pengobatan tradisional patah
tulang pelepah pisang diibaratkan seperti pen dalam pengobatan medis yang

12
dipasang didalam sedangkan pada pengobatan tradisional pandampol
tongosan, pelepah pisang dipasang pada bagian luar tulang yang patah untuk
menahan.
Pemasangan pelepah pisang dilakukan untuk menjaga tulang agar tulang
yang telah disusun tidak bergeser walaupun pasien melakukan pergerakan
sehingga tulang yang patah lebih cepat menyatu. Setelah pelepah pisang
dipasang pada bagian yang patah, maka dibalut dengan menggunakan perban
elastis. Perban diganti setiap kali mengoleskan minyak yang telah dibawa
pada saat pertemuan awal. Dulu alat yang digunakan adalah kain bersih.
Namun sekarang penggunaan kain putih telah diganti menjadi perban karena
lebih praktis, efesien dam mudah untuk didapatkan. Akan tetapi walaupun
terjadi perubahan alat yang diguanakan dalam menangani kasus patah tulang
tidak akan mempengaruhi hasil dari proses penyembuhan. Sedangkan
dibidang medis, pelepah pisang digantikan dengan menggunakan pen. Pen
tersebut bisa saja di masukkan kebagian tulang yang bermasalah dan bisa saja
di letakkan di bagian luar yang fungsi kedua alat tersebut memang sama yaitu
sebagai penyanggah tulang.
Adapun ramuan atau bahan yang digunakan dalam proses penyembuhan
pasien dengan menggunakan dampol tongosan seperti, santan kelapa, kamput,
boras opat takkar. Ketiga ramuan tersebut diolah dengan cara, terlebih dahulu
kelapa diparut kemudian santanya diambil, setelah itu santan tersebut
dicampur dengan kamput dan beras yang sudah ditumbuk. Obat inilah yang
harus dibawa pulang oleh pasien untuk dioleskan. Fungsi kamput dan boras
tersebut merupakan bahan- bahan yang digunakan untuk membuat ramuan
obat yang akan digunakan dalam proses pengobatan.Untuk melengkapai
ramuan atau obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional dampol
tongosan terdapat ramuan obat yang bahannya diperoleh dati robean atau
hutan. Ramuan tersebut adalah sarang burung siburuk dan satu ekor burung
Siburuk. Sarang burung Siburuk dimasak bersamaan dengan burung Siburuk
sampai mendidih dan berubah menjadi minyak dan minyak itulah yang
dioleskan, daun sirih atau napuran, andulpak, digunakan sebagai media atau
alatnya.

13
Minyak (Miak urut) adalah Obat tradisional Batak Toba yang sering
dijumpai dan mudah ditemukan dalam masyarakat adalah minyak urut. Secara
umum dalam masyarakat Batak Toba hampir setiap keluarga pasti memiliki
minyak urut yang sengaja disimpan manakala ada anggota keluarga yang tiba-
tiba sakit. Tetapi berbeda dengan minyak urut yang digunakan oleh Maradu
hutasoit. Perbedaannya, minyak urut tersebut diramu dengan menggunakan
bahan-bahan yang sudah dijelaskan diatas. Adapun ramuan atau bahan yang
digunakan untuk membuat minyak tersebut adalah: Satu ekor burung Siburuk,;
Sarang burung Siburuk.
Daun Sirih (Napuran) merupakan salah satu tanaman yang tidak asing lagi
bagi masyarakat Batak khususnya Batak Toba. Fungsi dan manfaat tanaman
ini sangatlah banyak, untuk ritual, acara adat atau pesta sampai untuk
kesehatan. selain itu pada zaman dahulu sampai saat ini daun sirih masih
digunakan sebagai simbol persaudaraan yang lebih dikenal dengan
marnapuran atau mardemban. Dalam proses penyembuhan penyakit seperti
patah tulang, terkilir, kejepit maupun jenis patah tulang lainnya, daun sirih
sering digunakan oleh para pandampol. Demikian juga untuk jenis pengobatan
dampol tongosan. Adapun bagian yang digunakan untuk proses penyembuhan
adalah bagian daun. Untuk proses penggunaannya daun sirih terlebih dahulu
dicuci dengan bersih, setelah itu daun sirih tersebut diolesi dengan minyak
urut seperti gambar diatas kemudian ditempelkan dibagian yang luka dan
dibiarkan sampai daun sirih tersebut berwarna kecoklatan. Setelah daun sirih
tidak lagi berwarna hijau proses pergantian daun sirih pun harus segera
dilakukan. Karena semakin sering dioleskan minyak tersebut dengan
menggunakan daun sirih semakin cepat pula proses penyembuhan penyakit.
Omalanthus Populneus (Andulpak) Untuk jenis tanaman yang satu ini
mungkin masih banyak orang yang tidak mengenal tanaman tersebut
meskipun dapat dijumpai dilingkungan sekitar. Namun bagi masyarakat Batak
Toba khususnya di Desa Sigumpar tanaman ini sangat tidak asing karena
tanaman ini merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk pengobatan
jenis penyakit patah tulang ataupun hanya terkilir yang tidak menimbulkan
patah tulang. Fungsi dan manfaatnya tidak jauh berbeda dengan daun sirih

14
hanya saja perbedaannya, tanaman omalanthus populneus termasuk dalam
suku eliphorbiaceae atau yang dikenal dengan sebutan andulpak aini lebih
mudah didapat dari pada daun sirih. Namun untuk proses penggunaannya
sama dengan penggunaan daun sirih yaitu dengan cara ditempelkan dibagian
tulang yang bermaslah dengan menggunakan minyak.
Pengobatan medis saat ini sudah mengalami perkembangan yang pesat
dengan mengedepankan teknologi yang dijadikan sebagai alat-alat untuk
mengatasi berbagai macam penyakit. Secara umum metode pengobatan yang
dilakukan oleh pengobatan medis ialah dengan cara melakukan operasi dan
menambahkan/ memasukkan suatu alat seperti gips dan pen ke dalam tubuh.
Selain pengobatan medis, kasus patah tulang juga dapat ditangani melalui
pengobatan tradisional. Metode penggunaannya adalah dengan menyusun
bagian tulang yag patah melalui teknik mengurut. Selanjutnya untk
menghilangkan rasa sakit yang dialami pasien maka diberikan ramuan yang
berasal dar tumbuh-tumbuhan yang terdapat dialam kemudian diolah.

2.6 Asuhan Keperwatan Budaya Batak

Asuhan keperawatan keluarga pada etnik Batak sebaiknya dilakukan dengan


menggunakan pendekatan budaya (transcultural nursing). Pendekatan budaya
dilakukan karena dipandang lebih sensitif. Pendekatan budaya bermakna
asuhan keperawatan keluarga dimulai dari keinginan keluarga, sesuai dengan
kebiasaan keluarga, sesuai sumber daya keluarga, sesuai dengan kemampuan
keluarga, sesuai dengan struktur dan nilai-nilai yang dianut keluarga, Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengobatan, lama kelamaan
orang Batak mencari pengobatan ke tenaga kesehatan atau kepuskesmas
terdekat. Walaupun demikian , masih ada yang berobat ke Shaman untuk
mengaasi masalah kesehatan keluarga mereka, baik keluarga yang tinggal di
pedalaman maupun yang berada di luar Sumatra Utara.

15
2.7 Contoh Penerapan Strategi Keperawatan Budaya Batak

1. Mempertahankan Budaya

Menggunakan obat - obat tradisional dalam pengobatannya karena umumnya


obat - obatan tradisional sangat cocok dan mujarab,biasanya mudah
didapatkan karena masyarakat menanamnya disekitar pekarangan mereka
sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal (gratis). Dan didalam
medis,obat tradisional diperbolehkan karena bisa sebagai media pengganti
obat obatan kimia.

2. Negosiasi Budaya

Untuk mengobati sakit mata. Menurut orang batak , mata adalah satu panca
indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia , dan menurut legenda
pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin , Berdasarkan pesan dari si
raja batak , untuk mengeluarkan penyakit dari mata , maukkanlah biji sirintak
ke dalam mata yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa
saat , karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam
mata . Gunakan waktu 1x 19 hari , supaya mata tetap sehat. Sirintak adalah
tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut (
mengeluarkan ) , nama ramuannya dengan sdama tujuannnya. Cara yang
lebih aman dalam medis yaitu biji sirintak bisa digantikan dengan obat tetes
mata,karena jika dengan biji sirintak bisa saja menambahkan rasa sakit di
mata

3. Restrukturisasi Budaya

Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam ) biasanya
pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal
Sementara dalam medis menggunakan selimut saat panas tidak diperbolehkan
karena saat demam (panas) tubuh akan melakukan kompensasi dengan
mengeluarkan keringat dan panas tubuh.Selimit tebal akan mengganggu
mekanisme ini.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang


berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.
Keperawatan Transkultural merupakan ilmu dan kiat yang humanis, yang
difokuskan pada perilaku individu dan kelompok, serta proses untuk
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit sesuai
dengan latar belakang budaya. Pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak
dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar
belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan
budaya klien. Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan
transkultural.

3.2 Saran

Bagi seorang perawat harus diperlukan wawasan yang luas dalam mempelajari
aspek-aspek mengenai budaya klien, karena dalam memberikan asuhan
keperawatan bagi perawat itu harus tetap menjaga nilai-nilai yang menjadi latar
belakang budaya yang dianut pasien. Sehingga, tidak menimbulkan konflik antar
perawat dan klien.

17

Anda mungkin juga menyukai