Anda di halaman 1dari 7

J u r n a l N a s i o n a l K e s e h a t a n Li n g ku n g a n G l o b a l Volume 2, Issue 1

Februari, 2021

HUBUNGAN ANTARA RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN


PREVALENSI HIPERTENSI DI PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2018

Dwi Nutfa Liani 1 , * ) , Laila Fitria 2


1,2
D e p a r t e m e n K e s e h a t a n Li n g ku n g a n , F a ku l t a s K e s e h a t a n M a s ya r a k a t U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a , D e p o k, 1 6 4 2 4
*)
Corresponding Author: novaglomerulus@gmail.com

Artikel dikirim: Abstrak


Agustus, 2020
Latar Belakang. Penelitian mengenai hubungan ruang terbuka hijau dengan prevalensi di Provinsi DKI
Jakarta perlu dilakukan mengingat ketersediaan RTH yang kurang dari standar dan prevalensi hipertensi
Artikel diterima: yang terus meningkat. Maraknya urbanisasi yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta menimbulkan permasala-
Desember, 2020 han, salah satunya adalah masalah ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ketersediaan RTH di
Provinsi DKI Jakarta hanya 10% dari total seluruh wilayahnya. Padahal berdasarkan UU. No. 26 Tahun
Artikel dipublikasi: 2007 Tentang Penataan Ruang standar minimal RTH di sebuah kota adalah 30% dari total seluruh wila-
yahnya. Padahal, keberadaan RTH memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah manfaat untuk
Februari, 2021
kesehatan. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa RTH merupakan faktor protektif terhadap
hipertensi. Prevalensi hipertensi lebih rendah pada wilayah dengan RTH lebih banyak. Prevalensi hiperten-
si di DKI Jakarta terus meningkat. Pada tahun 2013 prevalensinya hanya 20% sedangkan pada tahun 2017
prevalensinya menjadi 34,95%. Metode. Desain studi dari penelitian ini adalah studi ekologi dengan uji
statistik yang digunakan adalah uji regresi linear sederhana. Kemudian analisis spasial juga dilakukan ter-
hadap masing-masing variabel. Terdapat hubungan yang lemah antara luas RTH dengan prevalensi
hipertensi di Provinsi DKI Jakarta (R= 0,247). Hasil. Berdasarkan analisis spasial bahwa persebaran preva-
lensi hipertensi tinggi dan RTH yang juga tinggi terpusat di pusat Provinsi DKI Jakarta. Simpulan. Hub-
ungan yang lemah antar variabel tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor penyebab hipertensi yang
tidak dapat dipengaruhi secara langsung oleh adanya RTH yaitu faktor psikososial, faktor gaya hidup dan
kebiasaan aktifitas fisik masyarakat. Kemudian, proporsi RTH yang dapat mendukung interaksi sosial dan
aktifitas masyarakat di Provinsi DKI Jakarta dinilai rendah dan didominasi oleh pemakaman dan jalur hijau
yang secara fungsinya tidak dapat mendukung kegiatan masyarakat yang menguntungkan dalam segi
kesehatan.

Kata kunci: RTH, hipertensi, studi ekologi, analisis spasial

Abstract
Background. Study about the relationship between green space with the prevalence of hypertension in DKI Ja-
karta is necessary to be done considering of the availability of green spaces that are less than the minimum stand-
ard, and the prevalence of hypertension that continues to increase, The increase of urbanization in DKI Jakarta
provokes many problems. One of the problems is about the availability of green spaces. The availability of green
spaces in DKI Jakarta is only 10% from all the areas. Besides, according to UU No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang, the minimum standard of green space in city is 30% of the total area. Whereas, the existence of
green spaces has many benefits, include health benefit. Studies shown that green spaces are protective factor of
hypertension. The prevalence of hypertension is lower in areas with more green spaces. The prevalence of hyper-
tension in DKI Jakarta remains to increase. In 2013, the prevalence of hypertension is only 20%, while in 2017
the prevalence mounts up to 34,95%. Methods. This study is an ecological study with the statistical test used is a
simple linear regression test. Then, spatial analysis is also used to each variable. Results. There is poor relation-
ship between the large of green spaces and the prevalence of hypertension in DKI Jakarta (R=0,247). The poor
relationship between those variables are due to several factors that cause hypertension that cannot be directly
affected by the existence of green spaces. Those factors are psychosocial factors, lifestyle factors, and the physical
activity of community. Besides, the proportion of green spaces that support social interaction and community’s
activities is considered low. Conclusions. The green spaces in DKI Jakarta are dominated by funerals and street
trees which function in a way cannot support community’s activity that are beneficial for their health.

Keywords:
Green spaces, hypertension, ecological study, spatial analysis

310
J u rn a l N a s io n a l K e s e h a ta n L in g ku n ga n G lo b al Volume 2, Issue 1
Februari, 2021

Pendahuluan
karta yaitu sebanyak 44 kecamatan. Variabel inde-
Pertumbuhan jumlah penduduk dan maraknya pendent pada penelitian ini adalah luas RTH dan
urbanisasi juga memunculkan masalah baru, salah variabel dependen pada penelitian ini adalah preva-
satunya adalah mengenai ketersediannya ruang ter- lensi hipertensi. Penelitian ini menggunakan data
buka hijau (RTH) (Singh, 2018). Urbanisasi dapat luas RTH yang diperoleh dari Dinas Pertamanan dan
menyebabkan masyarakat tinggal di kota dengan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta dan data preva-
minim RTH (Dadvand et al., 2012). Ruang Terbuka lensi yang bersumber dari Dinas Kesehatan Provinsi
Hijau di DKI Jakarta hanya sekitar 10% saja dari se- DKI Jakarta pada tahun 2018 dengan populasi
luruh total luas wilayah (Fabrianti and Sofan, 2014). penduduk yang berusia ≥15 tahun yang berada di
Angka tersebut masih belum sesuai jika dilihat dari wilayah kerja kecamatan tersebut dan menapatkan
UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pelayanan kesehatan. Data yang diperoleh dianalisis
yang menyebutkan bahwa proporsi Ruang Terbuka secara univariat utuk menentukan distribusi frekuen-
Hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas si setiap variabel dengan menggunakan aplikasi
wilayah kota (Republik Indonesia, 2007). statistik SPSS dan gambaran spasial mengenai per-
sebaran luas RTH di Provinsi DKI Jakarta, perseba-
Adanya RTH dapat meningkatkan interaksi sosial ran luas RTH per jenis RTH di Provinsi DKI Jakarta
yang berdampak pada berkurangnya risiko penyakit dan persebaran prevalensi hipertensi dengan ap-
kronis (Sugiyama et al., 2018). Berbicara mengenai likasi QGIS. Kemudian dilakukan juga analisis bivari-
RTH dan penyakit kronis, beberapa penelitian at dengan aplikasi statistik SPSS dengan uji regresi
menunjukkan adanya hubungan RTH dengan linier sederhana untuk mengetahui hubungan antara
hipertensi yang merupakan faktor risiko dari bebera- luas RTH dengan prevalensi hipertensi di Provinsi
pa penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular DKI Jakarta serta analisis spasial berupa peta over-
(Wu et al., 2015) dan penaykit ginjal (Tedla et al., lay mengenai luas RTH dengan prevalensi hipertensi
2011). DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia dengan aplikasi QGIS.
dengan prevalensi hipertensi cukup tinggi yaitu
34,95% pada tahun 2017 (Dinas Kesehatan Provinsi Hasil dan Pembahasan
DKI Jakarta, 2017). Prevalensi hipertensi di DKI Ja-
karta pada tahun 2017 meningkat jika dibandingkan Berikut adalah hasil analisis univariat dari varia-
pada tahun 2013 yang hanya 20% (Kementerian bel luas RTH dan variabel prevalensi hipertensi
Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel luas RTH dan prevalensi hipertensi

Penelitian Dzhambov, Markevych dan Lercher, Distribusi Prevalensi


2018 menyatakan bahwa RTH merupakan faktor Luas RTH
Frekuensi hipertensi
protektif terhadap baik hipertensi maupun hipotensi
dan berhubungan dengan tekanan darah sistolik Mean 40.76 3.8
yang lebih rendah. Penduduk yang tinggal di ling-
kungan yang lebih hijau dan tinggal dekat dengan Maksimum 100 19.903
RTH memiliki risiko yang lebih kecil terkena hiperten-
Minimum 12.08 0.302
si (Dzhambov, Markevych and Lercher, 2018).
Penelitian Groenewegen et al., 2018 juga menun- Standar deviasi 25.16 4.21
jukkan bahwa prevalensi hipertensi lebih rendah pa-
da wilayah yang memiliki RTH lebih banyak 95% CI 33.11 – 48.11 2.55 – 5.12
(Groenewegen et al., 2018). Rendahnya RTH di
Provinsi DKI Jakarta dan tingginya hipertensi men- Gambaran prevalensi hipertensi di Provinsi DKI
jadi alasan penelitian ini dilakukan. Jakarta dibagi per kecamatan. Berdasarkan tabel 1,
rata-rata prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakar-
ta pada tahun 2018 adalah 40,76%. Rata-rata preva-
Metode lensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta per kecama-
tan tahun 2018 lebih tinggi daripada prevalensi
Desain dari penelitian ini adalah studi ekologi. hipertensi di DKI Jakarta tahun 2017 yaitu hanya
Unit analisis pada penelitian ini adalah berupa data sebesar 34,95% (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Ja-
agregat pada setiap kecamatan di Provinsi DKI Ja- karta, 2017). Rata-rata prevalensi hipertensi di
Provinsi DKI Jakarta baik pada tahun 2017 dan 2018
311
J u rn a l N a s io n a l K e s e h a ta n L in g ku n ga n G lo b al Volume 2, Issue 1
Februari, 2021

sangat mencolok jika dibandingakan dengan preva- terbesar adalah Jalur Hijau (39,99%) dan pemaka-
lensi kota urban lainnya seperti Bandung yaitu pada man (36,6%). Sedangkan untuk RTH seperti taman
tahun 2016 adalah sebesar 5,01%, Surabaya yaitu kota, taman interaktif, taman lingkungan taman
pada tahun 2016 adalah sebesar 10,43%. (Dinas bangunan umum dan taman rekreasi masing-masing
Kesehatan Kota Surabaya, 2016; Dinas Kesehatan hanya memiliki proporsi luas 5,16%, 1,02%, 11,59%,
Provinsi Jawa Barat, 2016). 1% dan 1,5%. Padahal lima RTH tersebut adalah
RTH yang dapat dimanfaatkan masyarakat secara
Gambaran persebaran hipertensi di Provinsi DKI langsung. RTH selain memiliki fungsi intrinsik yaitu
Jakarta dapat dilihat pada gambar 1. Jika dilihat sebagai penyeimbang ekosistem, RTH juga memiliki
secara visual, prevalensi hipertensi banyak yang ter- fungsi ekstrinsik yaitu sebagai wadah masyarakat
pusat pada wilayah pusat Jakarta seperti pada Keca- sekitarnya untuk melakukan aktivitas fisik, interaksi
matan Gambir (96,91%), Kemayoran (80,49%), Jo- sosial dan juga sebagai fungsi rekreasi yang
har Baru (100%), Tanah Abang (93,44%) dengan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan
ditandainya warna merah paling gelap. Keempat masyarakat. Berada dan berinteraksi di RTH tern-
kecamatan tersebut berada di Jakarta Pusat. Jakarta yata mampu menolong seseorang dari stress (WHO,
Pusat adalah wilayah dengan kepadatan penduduk 2019). Berinteraksi di RTH mendukung penurunan
tertinggi kedua di Provinsi DKI Jakarta yaitu pada tekanan darah dengan mekanisme menurunnya hor-
tahun 2017 kepadatannya mencapai 18.687 juta/ mon stress dan aktifnya sistem saraf parasimpatis
km2 (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2017). yang kemudian berdampak pada penurunan tekanan
Studi A.F. et al., 2018 mengenai kepadatan darah (Li et al., 2011). RTH taman kota, taman inter-
penduduk dan hipertensi menunjukkan bahwa aktif, taman lingkungan, taman bangunan umum dan
kepadatan penduduk mempengaruhi lingkungan taman rekreasi memiliki fungsi ekstrinsik tersebut.
dikarenakan perpindahan penduduk dari wilayah ru-
ral ke urban dan kemudian berdampak pada rumah Berikut adalah tabel proporsi luas RTH per jenis
yang tidak sehat yang selanjutnya akan berdampak RTH di Provinsi DKI Jakarta
pada meningkatnya risiko hipertensi (A.F. et al., Tabel 2. Persentase Jenis RTH di Provinsi DKI Jakarta
2018). Padatnya penduduk juga dapat berdampak
pada masalah kependudukan yang terkait dengan Jenis Taman Proporsi Luas (%)
sosio ekonomi masyarakat seperti kemiskinan, pe-
rumahan dan lapangan pekerjaan (Christiani, Tedjo Taman Kota 5.16
and Martono, 2014). Status sosioekonomi merupa-
kan salah satu faktor psikososial yang merupakan Taman Interaktif 1.02
salah satu faktor risiko terjadinya peningkatan
tekanan darah yang berujung pada hipertensi (Ford Taman Lingkungan 11.59
et al., 2016).
Taman Bangunan Umum 1.00
Gambaran mengenai luas RTH per kecamatan
dapat dilihat pada tabel 1. berdasarkan tabel terse- Taman Rekreasi 1.50
but rata-rata proporsi luas RTH per kecamatan di
Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 adalah 3,8%. Rata- Jalur Hijau 39.99
rata proporsi luas RTH tersebut masih lebih tinggi Tepian Air 3.15
jika dibandingkan dengan rata-rata proporsi luas
RTH yang tercatat di Kota Bandung. Berdasarkan Pemakaman 36.60
portal resmi Pemerintah Kota Bandung dan Badan TOTAL 100
Pusat Statistik, 2018, rata-rata luas RTH di Kota
Bandung adalah 1,54% dari total seluruh luas per
kecamatan (Badan Pusat Statistik Kota Bandung, Berikut adalah hasil analisis spasial persebaran
2018; Pemerintah Kota Bandung, 2018). Namun, prevalensi hipertensi per kecamatan, persebaran
RTH yang tercatat oleh Pemerintah Kota Bandung luas RTH per-kecamatan , dan persebaran luas RTH
hanya sebatas taman dan jalur hijau saja. per jenis RTH di Provinsi DKI Jakarta.
Gambaran mengenai luas RTH di Provinsi DKI
Jakarta dibagi per jenis RTH dan per kecamatan.
Gambaran luas RTH per jenis RTH terlihat pada
tabel 2. Berdasarkan gambar tersebut, Proporsi RTH

312
J u rn a l N a s io n a l K e s e h a ta n L in g ku n ga n G lo b al Volume 2, Issue 1
Februari, 2021

Gambar 1. Gambaran Prevalensi Hipertensi Provinsi DKI Jakarta Tahun


2018
Sumber: (Badan Informasi Geospasial Indonesia, 2018) telah diolah
kembali

Gambar 3. Overlay Peta Luas RTH dan Prevalensi Hipertensi di Provinsi


DKI Jakarta Tahun 2018
Sumber: (Badan Informasi Geospasial Indonesia, 2018) telah diolah

Berikut adalah hasil analisis bivariat mengenai


hubungan antara luas RTH dengan prevalensi
hipertensi di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018
Tabel 3 Analisis Korelasi dan Regresi Luas RTH dengan Prevalensi
Hipertensi di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018

R R2 Persamaan Garis P-value

0,24 0,061 Y= 34,299 + 1,828X 0,106


7

Berdasarkan hasil analisis (tabel 3), diketahui


bahwa luas RTH tidak memiliki hubungan yang sig-
nifikan terhadap prevalensi hipertensi di Provinsi Ja-
karta (p-value 0,106). nilai koefisien determinasi (R2)
untuk variabel luas RTH hanya 0,061. Hal ini berarti
kemampuan variabel luas RTH mempengaruhi varia-
Gambar 2. Gambaran Luas RTH Per Kecamatan di Provinsi DKI Jakarta bel prevalensi hipertensi hanya sebesar 6,1% se-
Sumber: (Badan Informasi Geospasial Indonesia, 2018) telah diolah dangkan sisanya yaitu 93,9% dipengaruhi oleh faktor
kembali
lain. Maka dari itu, variabel luas RTH tidak banyak
berkontribusi dalam prevalensi hipertensi di Provinsi

313
J u rn a l N a s io n a l K e s e h a ta n L in g ku n ga n G lo b al Volume 2, Issue 1
Februari, 2021

DKI Jakarta. Kemudian nilai R adalah 0,247 yang berisiko yang tinggi pula untuk terkena hipertensi
berarti memiliki hubungan positif dan lemah. (Hong et al., 2016).

Diskusi Kurangnya aktifitas fisik juga ternyata berdampak


pada hipertensi. Akan tetapi, Provinsi DKI Jakarta
Hasil penelitian tidak sejalan dengan teori teori adalah provinsi dengan proporsi penduduk yang ku-
bahwa RTH adalah faktor protektif terhadap rang aktivitas fisik tertinggi yaitu 44,2% penduduknya
hipertensi yang dapat menurunkan tekanan darah kurang melakukan aktivitas fisik. Hal ini dikarenakan
baik sistolik maupun diastolik (Markevych et al., sebagian besar warga DKI Jakarta adalah pekerja
2014; Dzhambov, Markevych and Lercher, 2018; kantoran yang bekerja di kantor selama lebih dari 8
Dadvand and Nieuwenhuijsen, 2019). Hal ini dikare- jam dan 2 hingga 4 jam adalah di perjalanan sehing-
nakan terdapat faktor-faktor penyebab hipertensi ga tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas
yang tidak dapat dipengaruhi oleh RTH secara lang- fisik (Abadini and Wuryaningsih, 2019).
sung seperti faktor psikososial, faktor gaya hidup,
dan faktor aktivitas fisik. Kesimpulan
Kepadatan penduduk di DKI Jakarta tidak hanya Terdapat hubungan yang lemah antara luas RTH
berdampak pada pencemaran lingkungan, namun dengan prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta.
juga pada pencemaran yang bersifat sosial dan Hal ini dikarenakan terdapat faktor lain penyebab
ekonomi yang mempengaruhi status sosio-ekonomi hipertensi yang tidak dapat diatasi dengan adanya
masyarakat setempat. Padatnya penduduk membuat RTH secara langsung seperti faktor psikososial,
lapangan pekerjaan menjadi berkurang, akhirnya faktor gaya hidup dan aktifitas fisik masyarakat .
banyak masyarakat yang bekerja tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan sehingga mereka Saran
terpaksa bekerja apapun demi kebutuhan dan dapat
berdampak pada stress (Harahap, 2013). Adapun
status sosioekonomi dan masalah stress pekerjaan
adalah bagian dari faktor psikososial yang dapat Saran untuk peneliti lain adalah perlu dilakukan
menjadi faktor terjadinya hipertensi di masyarakat penelitian lebih lanjut dengan desan studi epidemi-
(Spruill, 2010; Ford et al., 2016). oogi pada tingkat individu seperti cross sectional,
cohort atau case control untuk dapat menjawab
Gaya hidup masyarakat seperti pola konsumsi, pengaruh RTH terhadap hipertensi pada tingkat indi-
merokok dan minum minuman beralkohol juga dapat vidu. Pada studi ekologi faktor perancu tidak dapat
menyebabkan hipertensi. Urbanisasi di DKI Jakarta dilihat sehingga penelitian pada tingkat individu
menyebabkan transisi nutrisi dimana masyarakat sebaiknya dilakukan.
lebih mudah memiliki akses untuk makan makanan
sarat lemak hewani, berkalori tinggi, rendah serat
dan makanan cepat saji (Frank, 2011; Craveiro et
al., 2016). Makanan dengan gizi rendah tersebut
mengandung garam yang tinggi (Harvard Medical
School, 2013). Makanan dengan garam yang tinggi
dapat menyebabkan hipertensi baik langsung yaitu
peningkatan plasma darah maupun tidak langsung
dengan mempengaruhi vasokontriksi (Bighamian
and Hahn, 2014; Garfinkle, 2019). Kemudian global-
isasi yang marah terjadi di Provinsi DKI Jakarta me-
nyebabkan mengubah tata kehidupan masyara-
katnya dan memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru
yang tidak sesuai dengan gaya hidup sehat, seperti
halnya mengkonsumsi alkohol (Wijaya, 2016) dan
juga merokok (Frank, 2011). Padahal, konsumsi
alkohol dan merokok tidak baik untuk kesehatan.
Studi Hong et al., 2016 menunjukkan bahwa kon-
sumsi alkohol dengan intensitas tinggi juga akan

314
J u rn a l N a s io n a l K e s e h a ta n L in g ku n ga n G lo b al Volume 2, Issue 1
Februari, 2021

Referensi
(2018) ‘Greenspace seems protective of both
A.F., C. et al. (2018) ‘Population Density and Envi- high and low blood pressure among residents of
ronment as Risk Factors of Hypertension in Ja- an Alpine valley’, Environment International.
karta: A Community Diagnosis in Kelurahan Elsevier, 121(August 2018), pp. 443–452. doi:
Pasar Baru, Kecamatan Pasar Rebo’, Advanced 10.1016/j.envint.2018.09.044.
Science Letters, 24(9), pp. 6793–6796. Fabrianti, N. and Sofan, P. (2014) ‘Ruang terbuka
Abadini, D. and Wuryaningsih, C. E. (2019) hijau di DKI Jakarta berdasarkan analisis spasi-
‘Determinan Aktivitas Fisik Orang Dewasa al dan spektral data landsat 8’, in Prosiding
Pekerja Kantoran di Jakarta Tahun 2018’, Jurnal Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2014.
Promosi Kesehatan Indonesia, 14(1). Ford, C. D. et al. (2016) ‘Psychosocial Factors Are
Badan Informasi Geospasial Indonesia (2018) Peta Associated With Blood Pressure Progression
Provinsi DKI Jakarta. Among African Americans in the Jackson Heart
Badan Pusat Statistik Kota Bandung (2018) Luas Study’, American Journal of Hypertension, 29
Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Bandung (August), pp. 913–924. doi: 10.1093/ajh/
2017. Available at: https:// hpw013.
bandungkota.bps.go.id/ Frank, B. (2011) ‘Globalization of Diabetes : The role
statictable/2018/07/11/154/luas-wilayah-menurut of diet , lifestyle , and genes’, Diabetes Care, 34
-kecamatan-di-kota-bandung-km2-2017.html. (6).
Bighamian, R. and Hahn, J. (2014) ‘Relationship be- Garfinkle, M. A. (2019) ‘Salt and essential hyperten-
tween Stroke Volume and Pulse Pressure dur- sion : pathophysiology and implications for treat-
ing Blood Volume Perturbation : A Mathematical ment’, Journal of the American Society of Hy-
Analysis’, Biomed Research International. pertension. Elsevier Inc, 11(6), pp. 385–391.
Hindawi Publishing Corporation, 2014. doi: doi: 10.1016/j.jash.2017.04.006.
10.1155/2014/459269. Groenewegen, P. P. et al. (2018) ‘Neighbourhood
Christiani, C., Tedjo, P. and Martono, B. (2014) social and physical environment and general
‘Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Ter- practitioner assessed morbidity’, Health and
hadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Place, pp. 68–84. doi: 10.1016/
Tengah’, Jurnal Ilmiah Serat Acitya UNTAG Se- j.healthplace.2017.11.006.
marang, pp. 102–114. Harahap, F. R. (2013) ‘Dampak Urbanisasi Bagi
Craveiro, I. et al. (2016) ‘Determinants , Health Prob- Perkembangan Kota di Indonesia’, Jurnal Socie-
lems , and Food Insecurity in Urban Areas of the ty, I(1), pp. 35–45.
Largest City in Cape Verde’, International Jour- Harvard Medical School (2013) Sodium Still High in
nal of Environmental Research and Public Fast Food and Processed Foods, Harvard
Health, 13(1155), pp. 2–14. doi: 10.3390/ Health Blog. Available at: https://
ijerph13111155. www.health.harvard.edu/blog/sodium-still-high-
Dadvand, P. et al. (2012) ‘Green space, health ine- in-fast-food-and-processed-foods-
quality and pregnancy’, Environment Internation- 201305166267 (Accessed: 29 June 2019).
al. Elsevier Ltd, 40(1), pp. 110–115. doi: Hong, S. W. et al. (2016) ‘Association of alcohol con-
10.1016/j.envint.2011.07.004. sumption pattern with risk of hypertension in Ko-
Dadvand, P. and Nieuwenhuijsen, M. (2019) ‘Green rean adults based on the 2010 e 2012
Space and Health’, in Integrating Human Health KNHANES’, Alcohol. Elsevier Inc, 54, pp. 17–
into Urban and Transport Planning. Springer, 22. doi: 10.1016/j.alcohol.2016.05.006.
pp. 409–423. doi: doi.org/10.1007/978-3-319- Hystad, P. et al. (2014) ‘Research | Children ’ s
74983-9. Health Residential Greenness and Birth Out-
Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2016) Profil comes : Evaluating the Influence of Spatially
Kesehatan Tahun 2016. Correlated Built-Environment Factors’, Environ-
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (2017) Profil menta Health Perspective, 122(10), pp. 1095–
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017. 1102.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (2016) Profil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013)
Riset Kesehatan Dasar 2013.
Kesehatan Jawa Barat Tahun 2016. Li, Q. et al. (2011) ‘Acute effects of walking in forest
Dzhambov, A. M., Markevych, I. and Lercher, P. environments on cardiovascular and metabolic

315
J u rn a l N a s io n a l K e s e h a ta n L in g ku n ga n G lo b al Volume 2, Issue 1
Februari, 2021

parameters’, European Journal of Applied (Accessed: 1 February 2019).


Psycology, 111(11), pp. 2845–2853. doi: Wijaya, I. P. A. (2016) ‘Faktor-Faktor yang
10.1007/s00421-011-1918-z. Mempengaruhi Tingginya Konsumsi Alkohol pa-
Markevych, I. et al. (2014) ‘A cross-sectional analy- da Remaja Putra di Desa Keramas Kecamatan
sis of the effects of residential greenness on Blahbatu Kabupaten Gianyar’, Jurnal Dunia
blood pressure in 10-year old children : results Kesehatan, 5(2), pp. 15–23.
from the GINIplus and LISAplus studies’, BMC Wu, C. Y. et al. (2015) ‘High blood pressure and all-
Public Health, 14(477), pp. 1–11. cause and cardiovascular disease mortalities in
Park, B. et al. (2007) ‘Physiological Effects of Shinrin community-dwelling older adults’, Medicine
-yoku ( Taking in the Atmosphere of the Forest ) (United States), 94(47), p. e2160. doi: 10.1097/
— Using Salivary Cortisol and Cerebral Activity MD.0000000000002160.
as Indicators —’, Journal of Physiological An-
thropology, 26(2), pp. 123–128. doi: 10.2114/
jpa2.26.123.
Pemerintah Kota Bandung (2018) Data Ruang Ter-
buka Hijau Per Kecamatan Tahun 2017. Availa-
ble at: http://data.bandung.go.id/dataset/ruang-
terbuka-hijau-di-kota-bandung-berdasarkan-
kecamatan/resource/8b5e6ad0-99f9-45e0-a6eb
-9418001ad5cb.
Renterghem, T. Van et al. (2014) ‘Measured light
vehicle noise reduction by hedges’, Applied
Acoustics. Elsevier Ltd, 78, pp. 19–27. doi:
10.1016/j.apacoust.2013.10.011.
Republik Indonesia (2007) UU No. 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang.
Singh, K. K. (2018) ‘Urban green space availability in
Bathinda City, India’, Environmental Monitoring
and Assessment. Environmental Monitoring and
Assessment, 190(11). doi: 10.1007/s10661-018-
7053-0.
Spruill, T. M. (2010) ‘Chronic Psychosocial Stress
and Hypertension’, Current Hypertension Re-
port, 12(1), pp. 10–16. doi: 10.1007/s11906-009
-0084-8.
Sugiyama, T. et al. (2018) ‘Advantages of public
green spaces in enhancing population health’,
Landscape and Urban Planning. Elsevier, 178
(May), pp. 12–17. doi: 10.1016/
j.landurbplan.2018.05.019.
Tedla, F. M. et al. (2011) ‘Hypertension in chronic
kidney disease: Navigating the evidence’, Inter-
national Journal of Hypertension, 2011. doi:
10.4061/2011/132405.
Viippola, V. et al. (2018) ‘Urban Forestry & Urban
Greening The e ff ects of trees on air pollutant
levels in peri-urban near-road environments’,
Urban Forestry & Urban Greening. Elsevier, 30
(January), pp. 62–71. doi: 10.1016/
j.ufug.2018.01.014.
WHO (2019) Urban Green Space. Available at:
https://www.who.int/sustainable-development/
cities/health-risks/urban-green-space/en/
316

Anda mungkin juga menyukai