Anda di halaman 1dari 8

PERANAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT

PESISIR1
Fitrie Ramadhani Reski

A. LATAR BELAKANG

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Dokumentasi dan


Informasi Ilmiah (LIPI), Secara geografis Indonesia merupakan negara
kepulauan yang 75% wilayahnya merupakan pantai, 60% masyarakatnya
berdomisili di pesisir pantai, dan sebagian besar mata pencahariannya ialah
nelayan. (Razak, Amran. 2015). Indonesia terletak sangat strategis, yaitu daerah
tropis, diapit oleh dua benua dan dua samudera. Letak yang strategis ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam
khususnya pesisir. Daerah pesisir adalah jalur tanah darat/kering yang
berdampingan dengan laut, dimana lingkungan dan tata guna lahan
mempengaruhi secara langsung lingkungan ruang serta bagian laut dan
sebaliknya. (Fikriani, Afifah. 2015).
Menurut Kementerian Kesehatan RI, Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah
Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. (Fikriani, Afifah. 2015).
Puskesmas merupakan organisasi yang bergerak di bidang pelayanan jasa
kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia (SDM), harapan hidup, kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
(Rusdin, Megawati. 2015)

1
Artikel ini merupakan tugas akhir mata kuliah WSBM kelas Kesmas C, FKM Universitas Hasanuddin
2018
Masalah lingkungan terutama pencemaran kawasan pesisir cenderung
menampakkan gejala yang mengkhawatirkan. Pencemaran laut pada umumnya
terjadi karena adanya pemusatan penduduk, pariwisata, dan industrialisasi di
daerah pesisir sehingga menimbulkan pencemaran ekosistem air. (Rahayu,
Armanita. 2014)
Menurut Nafsiah Mboi, Menteri Kesehatan, Nelayan adalah kelompok
masyarakat yang rawan kemiskinan dikarenakan pekerjaannya sangat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim, sehingga dalam setahun rata-rata
nelayan hanya dapat melaut dalam 172 hari.(depkes.go.id, 2013). Masyarakat
pesisir termasuk nelayan memiliki risiko kesehatan yang tinggi sehingga perlu
diberikan perhatian khusus dalam upaya pembangunan kesehatan. (Fikriani,
Afifah. 2015).
Riza Damanik, Sekretaris Jendral Koalisi Rakyat untuk Keadilan
Perikanan mengatakan, saat ini kondisi pelayanan kesehatan masyarakat nelayan
khususnya yang berada di Indonesia Timur sangat memprihatinkan. Peningkatan
kesehatan masyarakat pesisir harus benar-benar dilakukan dan menyentuh apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat. (Wardah, Fathiyah. 2013).
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2011
menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 8.090 desa pesisir yang
tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia,
ada 67,87 jiwa yang bekerja di sektor informal, dan sekitar 30 persen
diantaranya adalah nelayan. (Wardah, Fathiyah. 2013).
Menurut Data hasil penelitian Kementerian Kesehatan RI pada tahun
2006 mengenai penyakit dan kecelakaan yang terjadi pada nelayan dan
penyelam tradisional, menyebutkan bahwa sejumlah nelayan di Pulau Bungin,
Nusa Tenggara Barat menderita nyeri persendian (57,5 persen) dan gangguan
pendengaran ringan sampai ketulian (11,3 persen). Sedangkan, nelayan di
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengalami kasus barotrauma (41,37 persen)
dan penyakit dekompresi yang biasa menyerang penyelam (6,91 persen).
Barotrauma adalah kerusakan jaringan tubuh karena perbedaan tekanan tubuh
dan air, sedangkan dekompresi didefinisikan sebagai suatu keadaan medis
dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk
gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta sistem syaraf. (Fikriani,
Afifah. 2015).
Menteri Kesehatan RI telah menjelaskan, upaya Pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dilakukan melalui 8 kegiatan
lintas Kementerian/Lembaga yang tertuang dalam Kepres No.X/2011.
Sementara itu, upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya bagi masyarakat nelayan.
Kegiatan Puskesmas diarahkan pada upaya-upaya kesehatan promotif-preventif
dengan focal point keselamatan kerja dan disertai berbagai upaya lain yang
mencakup: Perbaikan gizi; Perbaikan sanitasi dasar dan penyediaan air bersih;
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Penanggulangan penyakit menular
dan tidak menular, dan Pemberdayaan masyarakat. (depkes.go.id, 2013).
Bersadarkan referensi yang saya dapatkan di atas, saya mengusulkan
judul ini karena setelah menelik bagaimana kehidupan masyarakat pesisir yang
sesungguhnya sangat berbeda dengan apa yang kita ekspektasikan. Selain itu,
sebenarnya banyak idealitas yang ingin kita tekankan atau ingin diwujudkan
dalam kehidupan bermasyarakat khususnya masyarakat pesisir, namun
terkadang realitas yang terjadi di lapangan sangat berbeda dengan idealitasnya.
Masalah yang paling dominan yang saya temukan yaitu mengenai kesehatan
masyarakat pesisir, bagaimana cara masyarakat pesisir bisa menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta bagaimana penanganan dan pencegahan
terhadap masalah kesehatan masyarakat pesisir tersebut. Oleh karena itu,
rumusan masalah yang dapat saya angkat yaitu mengenai: (1) Apa saja
pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan di wilayah pesisir; (2) Bagaimana
peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir; (3) Bagaimana cara menangani
masalah kesehatan dan mencegah penyakit yang terjadi pada masyarakat pesisir.

B. TINJAUAN PUSTAKA

B.1. Pengertian Peranan


Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu peristiwa atau Peranan merupakan bagian yang dimainkan
seseorang dalam suatu peristiwa. (KBBI, 2008)

B.2. Pengertian Pelayanan


Pelayanan ialah “usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada
dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan
yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. (KBBI)

B.3. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
(Wikipedia)

B.4. Masyarakat Pesisir


Masyarakat pesisir yaitu kelompok orang atau suatu komunitas yang
tinggal di daerah pesisir dan sumberkehidupan perekonomiannya bergantung
secara langsung pada pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir. (Anuraga,
2012)

B.5. Pengertian Peranan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Pesisir


Jadi, pengertian secara umum mengenai Pelayanan Kesehatan bagi
Masyarakat Pesisir adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam melayani atau melakukan usaha kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pesisir yang
bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.

C. PEMBAHASAN

C.1. Pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan di wilayah pesisir


Kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat ditemukan di wilayah pesisir
yaitu berupa Puskesmas. Puskesmas merupakan organisasi yang bergerak di
bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
mutu sumber daya manusia, harapan hidup, kesejahteraan keluarga dan
masyarakat, serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat akan pentingnya
hidup sehat. Selain itu, pelayanan kesehatan lainnya ialah kegiatan Posyandu
(Rusdin, Megawati. 2015).

C.2. Peran layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir


Peran layanan kesehatan yang ada di masyarakat pesisir ini ternyata
masih saja kurang ditanggapi oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari tidak
adanya antusias dari masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan
dengan baik, yang juga terlihat dari kurangnya minat masyarakat untuk
mengunjungi posyandu. Sehingga tenaga kesehatan yang bertugas harus
mendatangi rumah warga yang akan mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal ini
merupakan salah satu bukti adanya sikap acuh masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan. Hal ini banyak di pengaruhi dengan sikap masyarakat
pesisir yang enggan ke pelayanan kesehatan berkaitan denagan tradisi dan adat
istiadat yang masih di pegang erat oleh kebanyakan masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah sekitaran pesisir dan pendapatan masyarakat yang tidak
menentu juga masih menjadi salah satu alasan masyarakat untuk tidak
menggunakan layanan kesehatan yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka.
Sehingga pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat pesisir masih
sangat kurang di bandingkan masyarakat perkotaan khsususnya pada
masyarakat pesisir. Selain itu, juga tampak bahwa pencarian pengobatan oleh
Masyarakat Pesisir masih sangat kurang di bandingkan dengan masyarakat
perkotaan hal ini banyak di pengaruhi dengan sikap masyarakat pesisir yang
enggan ke pelayanan kesehatan berkaitan denagan tradisi dan adat istiadat yang
masih di pegang erat oleh kebanyakan masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah sekitaran pesisir dan pendapatan masyarakat yang tidak menentu juga
masih menjadi salah satu alasan masyarakat untuk tidak menggunakan layanan
kesehatan yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka. Sehingga pemanfaatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat pesisir masih sangat kurang di
bandingkan masyarakat perkotaan. (Karman, 2016)
C.3. Cara menangani masalah kesehatan dan mencegah penyakit yang terjadi
pada masyarakat pesisir
Cara menangani masalah kesehatan pada masyarakat pesisir ialah dengan
meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat pesisir. Pengetahuan
merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(over behavior). Karena jika seseorang tidak mengetahui tentang sebuah objek,
maka objek tersebut tidak akan menarik bagi seseorang. Begitu juga halnya
dengan pemanfaatkan pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas dan Posyandu.
Pengetahuan tentang puskesmas dapat mempengaruhi perilaku masyarakat di
dalam pemanfaatan pelayanan puskesmas untuk memeriksa kesehatannya.
Pengetahuan sangat penting peranannya dalam memberikan wawasan terhadap
bentuk sikap, yang selanjutnya akan diikuti oleh tindakan dalam memilih
pelayanan kesehatan yang diyakini kemampuannya. Tingkat pengetahuan
mempunyai pengaruh terhadap penggunaan puskesmas, apabila masyarakat
tidak mengetahui tentang manfaat puskesmas, maka masyarakat memandang
tidak penting untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan.
(Sakka, Ambo. 2016)
Selain itu, Akses. Akses dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan
ditempat pelayanan kesehatan, makin dekat jarak tempat tinggal dengan pusat
pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan di pusat pelayanan tersebut,
begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan
kesehatan makin kecil pula jumlah kunjungan di pusat pelayanan kesehatan
tersebut 15. Akses masyarakat atau transportasi masyarakat Pesisir ke lokasi
pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi pemanfaatan atau tidak
dimanfaatkannya pelayanan kesehatan terutama Puskesmas. Pelayanan
kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari tempat tinggal baik jarak secara fisik
maupun secara finansial tentu tidak mudah dicapai. Dengan demikian akses baik
berupa jarak maupun transportasi yang di butuhkan dari tempat tinggal ke pusat
pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi tingkat permintaan pelayanan
kesehatan dan jika akses serta sulitnya transportasi dari tempat tinggal yang
jauh dari unit pelayanan kesehatan maka semakin besar untuk tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan. (Karman, 2016)
Cara lain yaitu juga dengan memperbaiki kepercayaan. Kepercayaan
masyarakat Pesisir terhadap mantra yang dibuat oleh dukun mempunyai
kekuatan tersendiri dalam penyembuhan penyakit. Masyarakat Pesisir masih
percaya akan hal-hal mistis seperti penyakit yang datang dari roh-roh makhluk
halus sehingga upaya yang dilakukan dalam menyembuhkan penyakit tersebut
adalah melakukan pengobatan dengan menggunakan dukun. Mereka yakin
bahwa dukun mampu menyembuhkan penyakit tersebut dengan mantra atau
ramuan-ramuan tertentu, sementara untuk sarana kesehatan berupa Puskesmas
mereka tidak percaya akan mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan
oleh makhluk halus tersebut. (Saptaputra, Syawal. 2016)

D. PENUTUP

D.1. Kesimpulan
Memberikan sedikit pemahaman kepada masyarakat agar kiranya mereka
selalu bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan serta meningkatkan kesadaran
terhadap masyarakat tentang pentingnya kesehatan bagi kita dan petugas
kesehatan juga harus melakukan promosi, penyuluhan kesehatan secara
langsung (kunjung rumah, pertemuan diskusi, pertemuan di balai desa,
pertemuan di posyandu) dan penyuluhan secara tidak langsung (melalui media
cetak, melalui radio, melalui pertunjukan film) sehingga masyarakat lebih
cenderung memilih berobat ke Puskesmas daripada ke dukun.

D.2. Saran
Untuk pemerintah sebaiknya dapat memberikan pengobatan gratis pada
masyarakat yang berekonomi rendah dan menyediakan transportasi laut dan
transportasi darat agar memudahkan masyarakat untuk menjangkau dan dapat
memanfaatkan sarana kesehatan tanpa memerlukan biaya mahal.
DAFTAR PUSTAKA

Fikriani, Afifah. 2015. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Pesisir


Pantai. Scribd.com:1-2
https://www.scribd.com/doc/290633972/Pembangunan-Kesehatan-Masyarakat-
Pesisir-Pantai

Rusdin, Megawati. 2015. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir


di Wilayah Kerja Puskesmas Bowong Cindea. Repository Unhas:1
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/14445?show=full

Rahayu, Armanita. 2014. Analisis Risiko Kadmium Dalam Kerang Darah Pada
Masyarakat di Wilayah Pesisir Kota Makassar. Repository Unhas:1
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/10750

Wardah, Fathiyah. 2013. Menkes: Masyarakat Pesisir Perlu Perhatian Khusus


untuk Masalah Kesehatan. VOA Indonesia:1
https://www.google.com/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/1616081.html

depkes.go.id, 2013. Ministry of Health Republic of Indonesia


www.depkes.go.id

Karman, dan Saptaputra, Syawal. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Pesisir Di Desa
Bungin Permai Kecamatan Tinanggea kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016.
Scholar google.
https://scholar.google.com/scholar?safe=strict&client=ms-android-samsung-gj-
rev1&um=1&ie=UTF

Anda mungkin juga menyukai