Disusun Oleh :
DIVA AULIA ZAHRA SOEGAMA
NIM 10821006
1.1 PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kebahagiaan
yang harus dicapai sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Sesuai dengan
kewajiban Pasal 14 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
“Pemerintah bertanggung jawab untuk merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, memajukan, dan mengawasi pelaksanaan upaya kesehatan
yang merata dan terjangkau bagi masyarakat. Distribusi kegiatan kesehatan di
Indonesia belum dapat dilakukan secara optimal bagi masyarakat yang hidup
dalam keterbatasan geografis dan sosial, terutama daerah tertinggal, perbatasan
dan kepulauan (DTPK).
Di sisi lain, khususnya di DTPK, sebagai negara kepulauan dengan
wilayah yang luas, fasilitas kesehatan masih terbatas, sehingga akses masyarakat
terhadap fasilitas kesehatan masih rendah. Di sisi lain, kurangnya minat tenaga
medis yang bersedia mengabdi di bidang DTPK juga berkontribusi terhadap
buruknya kesehatan. Masalah ketimpangan dalam kegiatan kesehatan merupakan
masalah sosial, yaitu tingkat kemiskinan masyarakat yang tidak memungkinkan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan mengumumkan kebijakan
kesehatan di DTPK. Ini merupakan bagian integral dari kebijakan perencanaan
pembangunan kesehatan Indonesia yang sehat. Kementerian Kesehatan telah
mengembangkan beberapa program khusus untuk mendukung pelayanan medis
DTPK.
a. Memberdayakan profesional kesehatan dengan meningkatkan
ketersediaan, kesetaraan dan kualitas tenaga kerja mereka.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan DTPK. Contoh: rumah
sakit keliling, layanan dokter terbang, suplai air.
c. Dukungan keuangan medis seperti Jamkesmas, Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK), Dana Alokasi Khusus (DAK), Jampersal, Bantuan
Sosial.
d. Dengan kata lain, dukungan peningkatan akses pelayanan berupa
pengadaan bahan habis pakai, obat-obatan dan alat kesehatan.
e. Pemberdayaan masyarakat di DTPK melalui kegiatan di Posyandu,
Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga, dan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
f. Kerjasama Kementerian Kesehatan dengan kementerian lain.
g. Dan berbagai program lainnya. Secara khusus, upaya penerapan
kebijakan ini akan menjadikan kawasan perbatasan sebagai kawasan
pintu gerbang yang aktif berinteraksi dengan negara tetangga dan
secara umum meningkatkan akses pelayanan kesehatan DTPK. Hal ini
membutuhkan upaya dan komitmen dari semua wilayah negara,
termasuk pemerintah pusat dan daerah, legislatif, kalangan bisnis dan
masyarakat adat.
BAB II
ISI
3.1 Penutup
Kegiatan medis di DTPK memerlukan perhatian khusus untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan medis yang berkualitas..
Selain itu, pemberian pelayanan kesehatan di DTPK akan turut mempererat
persatuan bangsa dan menjaga keutuhan NKRI.
Dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa upaya
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan DTPK, namun tidak dapat dipungkiri
masih terdapat kesenjangan antara pelayanan kesehatan DTPK dengan tenaga
kesehatan.
DPR RI akan terus menilai dan meningkatkan keberhasilan capaian dan
upaya rintisan DTPK di bidang pelayanan kesehatan sehingga pemerintah dapat
segera mencapai peningkatan akses pelayanan kesehatan DTPK yang berkualitas
dan bertanggung jawab. Itu perlu terus kita dorong.
Masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari, terutama pada musim badai, dengan kurangnya ketersediaan air
minum yang bersih dan berkualitas, kekurangan makanan bergizi, dan layanan
kesehatan sektor publik yang terbatas. Menghadapi resiko dari. Kondisi hunian
yang terlalu padat dan tidak memenuhi syarat kesehatan, meningkatkan kebutuhan
akan kesehatan dan mudah menularkan vektor dan patogen penyebabnya.
Menilai kebutuhan kesehatan masyarakat memberikan dasar untuk
pembuatan kebijakan, perencanaan layanan, dan keputusan alokasi sumber daya.
Demikian pula, menilai kebutuhan masyarakat membantu pengambil keputusan
kesehatan menggunakan sumber daya secara efektif dan tepat. Misalnya, penilaian
kebutuhan masyarakat dalam perencanaan pelayanan kesehatan melibatkan
pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan.
Kebutuhan kesehatan dijelaskan, dirasakan dan diungkapkan oleh sebagian
masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil. Variabel-variabel tersebut
adalah pertolongan pertama kesehatan, rencana kesehatan ibu, anak dan keluarga,
sumber biaya kesehatan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, z pemberantasan.
Campak, diare, ISPA, malaria, campak, demam berdarah, dll) dan pengobatannya.
Menilai kebutuhan kesehatan masyarakat memberikan dasar untuk
pembuatan kebijakan, perencanaan layanan, dan keputusan alokasi sumber daya.
Demikian pula, menilai kebutuhan masyarakat membantu pengambil keputusan
kesehatan menggunakan sumber daya secara efektif dan tepat. Misalnya, penilaian
kebutuhan masyarakat dalam perencanaan pelayanan kesehatan melibatkan
pengumpulan dan analisis data yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan.
Kebutuhan kesehatan dijelaskan, dirasakan dan diungkapkan oleh sebagian
masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil. Variabel-variabel tersebut
adalah pertolongan pertama kesehatan, rencana kesehatan ibu, anak dan keluarga,
sumber biaya kesehatan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, pemberantasan.
Campak, diare, ISPA, malaria, campak, demam berdarah, dll) dan pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA