Anda di halaman 1dari 18

Contoh Makalah Karya Ilmiah Sebelum saya mulai memberikan contoh makalah karya ilmiah, maka alangkah lebih

h baiknya terlebih dahulu kita membahas pengertian dari karya karya tulis ilmiah itu sendiri. Menurut pendapat DR. Janah sojanah, M.Si Karya Tulis Ilmiah Adalah karya tulis yang memenuhi syarat keilmuan, yaitu: 1. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah. 2. Menggunakan metode berpikir ilmiah. 3. Sosok tulisan keilmuan Setelah mengetahui sepintas tentang arti tentang contoh karya tulis ilmiah lalu tentang pengertian Karya Tulis Ilmiah diatas, maka berikut ini akan disajikan contoh makalah Karya Tulis Ilmiah kepada teman-teman semua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan masyarakat, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya di masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kontrol vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran udara. Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya. Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negaranegara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor dua dari bawah setelah Vientianne (Laos) dalam pencapaian cakupan sanitasinya. Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan (preventif) daripada aspek pengobatan (kuratif). Dengan adanya upaya preventif yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat dicegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relatif lebih terjangkau dari pada melakukan upaya kuratif. Anggaran pemerintah untuk kesehatan masyarakat masih relatif minim. Dari anggaran yang masih minim tersebut, sanitasi tidak berada di urutan yang dijadikan prioritas utama. Besarnya investasi untuk pengembangan sanitasi diperkirakan hanya Rp20/orang/tahun, lebih rendah dari yang dibutuhkan sebesar Rp40,000/orang/tahun. Buruknya sanitasi ini menyebabkan kerugian terhadap ekonomi Indonesia sebesar 6,3 milyar dolar AS setiap tahun pada tahun 2006, ini setara

dengan 2.3% Produk Domestik Bruto (PDB) kita. Pemerintah juga bekerjasama dengan beberapa negara berkembang untuk meningkatkan fasilitas sanitasi dan kondisi penyediaan air bersih, khususnya di daerah pedesaan. Sangat miris rasanya jika kita masih memerlukan dana negara lain untuk membangun sanitasi di negeri sendiri. B. Rumusan Masalah Kesehatan masyarakat sangatlah penting sebagai kehidupan saat ini. 1. 2. 3. 4. Bagaimana kondisi sanitasi lingkungan di Indonesia Bagaimana upaya penerapan ilmu Gizi berbasis makanan khas daerah Bagaiamana cara menjaga kesehatan lingkungan ini Seperti apa Upaya yang benar mengantisipasi saat gejala sakit datang

C. Tujuan Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas daerah pada jenjang pendidikan formal dapat memutus mata rantai penyebab masalah gizi dan kesehatan. Masalah-masalah tersebut diantaranya gizi kurang, gizi buruk, gizi lebih dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003) Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat untuk : 1. 2. 3. 4. Perbaikan sanitasi lingkungan Pemberantasan penyakit-penyakit menular Pendidikan untuk kebersihan perorangan Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan. 5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu

meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. B. Asas Manfaat Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut : a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. b. Perbaikan sanitasi lingkungan c. Perbaikan lingkungan pemukiman d. Pemberantasan Vektor e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak g. Pembinaan gizi masyarakat h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum i. Pengawasan Obat dan Minuman j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Pada Pendidikan Formal Selama ini masih banyak paham di lingkungan masyarakat tentang kesehatan adalah sakit. Ini tergambarkan pada kebiasaan yang terjadi seperti ingin sehat harus minum obat sementara orang tersebut tidak sakit. Masih rendahnya pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif kepada masyarakat, yang didukung oleh upaya penanganan masalah kesehatan yang sebagian besar tertuju kepada orang sakit, mengakibatkan terwujudnya kegiatan yang hanya mau menyehatkan orang yang sakit saja, bukan mempertahankan orang sehat tetap sehat dan lebih produktif. Salah satu upaya untuk menyehatkan masyarakat dan memasyarakatkan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan tentang makanan/gizi yang didasarkan pada makanan khas

daerah melalui pendidikan formal di tingkat dasar (tk dan sd), smp, dan sma. Upaya ini mempunyai dua sisi mata pisau, yaitu 1) memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang guna terciptanya keluarga sadar gizi (kadarzi) dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dan 2) melestarikan kekayaan budaya indonesia tentang makanan khas daerah yang bernilai gizi tinggi. B. KEKAYAAN DAERAH DI INDONESIA Setiap daerah yang ada di Indonesia mempunyai berbagai benda peninggalan atau situs tertentu seperti candi, kuburan, kitab-kitab, istana. Selain itu, juga ada peninggalan-peninggalan kebiasaan seperti pada prosesi pernikahan, kelahiran, kematian, panen raya, dll. Lebih menarik lagi adalah kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan dengan bahan dasar berasal dari tumbuhtumbuhan dan hewan secara lokal dengan proses pengolahan secara alami. Kondisi seperti itu sering didefinisikan sebagai budaya. Banyak publikasi tentang budaya daerah-daerah di Indonesia yang terkenal, dan ada yang terabadikan dengan ungkapan adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah. Sangat disayangkan, sampai hari ini tidak sedikit peninggalan budaya tersebut yang tidak terlacak lagi. Ada peninggalan budaya yang sudah diklaim oleh negara tetangga bahwa itu adalah peninggalan budaya bangsa mereka, seperti jenis lagu daerah dan tarian daerah. Namun masih banyak yang tersisa, diantaranya adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh nenek moyang kita, yang disebut dengan makanan khas daerah. Banyak riset yang mengatakan bahwa mengkonsumsi makanan yang alami dan sehat serta seimbang dengan aktivitas sehari-hari akan mencegah terjadinya berbagai penyakit baik infeksi maupun degeneratif. Faham kesehatan seperti ini masih terbatas diketahui oleh masyarakat yang kadang kala menyatakan bahwa kesehatan hanya identik dengan sakit. Kesehatan hanya akan berarti ketika sedang sakit dan pada saat sakit orang hanya berfikir bagaimana mendapatkan obat atau disuntik. Mengapa pada saat sehat orang tidak berfikir atau melakukan tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan status kesehatannya sehingga lebih berproduktifitas? Pemahaman lainnya yang sering ditemukan di masyarakat adalah bahwa kesehatan sebagai sebuah upaya pengobatan, sehingga tidak sedikit orang yang dalam keadaan sehat mau mengkonsumsi obat dengan alasan supaya membuat badan lebih sehat. Bukankah telah banyak diketahui bahwa obat itu adalah racun bagi tubuh jika diminum tidak sesuai dengan indikasi kesakitannya? Jika keadaan seperti ini terus berlanjut, tidak tertutup kemungkinan suatu ketika terjadi penyakit degeneratif yang diderita secara serentak oleh umat manusia karena tubuhnya dipenuhi oleh zat-zat kimia. C. PENERAPAN ILMU GIZI BERBASIS MAKANAN KHAS DAERAH Upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan sekarang ini dapat mencakup 4 (empat) hal yaitu kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Empat jenis pelayanan ini dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam mencapai keadaan kesehatan yang diharapkan, upaya preventif lebih baik daripada upaya kuratif. Upaya reventif diantaranya melalui pengaturan makanan dan berolahraga yang teratur serta menjaga kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat. Saat ini sangat diperlukan pemahaman tentang pengaturan makanan, agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman yang turun temurun, yaitu menganggap makanan yang sehat itu adalah yang berharga mahal atau berasal dari bahan

makanan yang mahal, seperti beras yang enak, daging, ayam, sayuran import, buah-buahan import, dll. Paham ini dapat dibenahi dengan memasyarakatkan kembali makanan khas daerah pada masyarakat sebagai upaya untuk mengkonsumsi makanan sehat alami. Makanan khas daerah mempunyai cita rasa yang sangat enak sehingga, perlu dikembangkan sebagai bagian dari pelestarian budaya Indonesia. Sudah tentu hal ini harus terintegrasi dengan upaya lain yang terkait dengan keberadaan makanan khas tersebut. Integrasi yang dimaksudkan adalah tentang ilmu yang berhubungan dengan analisis, pemanfaatannya dan proses-proses yang lainnya sehingga meyakinkan bahwa makanan khas daerah ini dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit. Ilmu tersebut adalah ilmu gizi dan ilmu kesehatan secara umum. Sangatlah cocok dipadukan dengan ilmu gizi, sehingga dapat diistilahkan dengan ilmu gizi berbasis makanan khas daerah. Untuk mengimplementasikan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah dapat dilakukan melalui penyuluhan dan pendidikan formal secara berjenjang baik di tingkat dasar (TK dan SD), SMP maupun SMA. Olehnya sangatlah dibutuhkan suatu kerja sama yang berkesinambungan antara institusi terkait dan didukung sepenuhnya oleh unsur pimpinan daerah, legislatif, maupun masyarakat itu sendiri. Masalah-masalah kekurangan gizi dan masalah kesehatan yang bersifat degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, dll. Adapun masalah-masalah yang dimaksudkan diantaranya: 1. Paham masyarakat tentang makanan yang baik dan bergizi sangat terbatas yang berarti keluarga belum sadar gizi. 2. Perlindungan terhadap konsumen dari produk-produk yang merugikan dan berbahaya, masih sangat rendah dan sering terabaikan 3. Menjamurnya produk-produk makanan yang bermutu rendah dan bahkan merugikan kesehatan. 4. Menjamurnya produk-produk luar negeri yang beredar di Indonesia dan telah dinyatakan berbahaya untuk kesehatan. 5. Banyak penyakit yang terjadi sebagai akibat dari makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi syarat. 6. Adanya keracunan makanan karena ketidaktahuan masyarakat 7. Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi yang didasari oleh permasalahan perdarahan sebagai dampak dari anemia. 8. Masalah Anemia pada wanita usia subur dan ibu hamil yang menyebabkanperdarahan sebagai pencetus terjadinya kematian. 9. Banyaknya kasus-kasus gizi buruk dan gizi lebih 10. Adanya tradisi-tradisi dalam mengkonsumsi makanan yang perlu dimodifikasi sehingga makanan yang dikonsumsi memenuhi nilai gizi. 11. Masalah kekurangan yodium. 12. Pelestarian dan pengembangan budaya sebagai sumber daya yang dimiliki Sebagai ilustrasi dalam penerapannya:

Pada saat masih PAUD anak sudah belajar tentang mencuci tangan, membiasakan makan sayur, membiasakan makan ikan, makan tempe/tahu, makan beraneka ragam, dll; Pada saat SD anak sudah dapat menghindari makanan yang menggunakan penyedap buatan, pewarna buatan, memilih makanan yang sehat, dll;

Pada saat SMP, anak sudah paham tentang perubahan fisik yang dialaminya terkait dengan kebutuhan gizi yang lebih banyak; seperti haid untuk wanita, peningkatan aktivitas untuk pria, dll; Pada saat SMA, anak sudah lebih memahami tentang makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita, untuk kebugaran, dll. Bukankah hal ini sangat mendukung lebih dini tercapainya upaya pencegahan daripada pengobatan sehingga dapat menjamin dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal? Bukankah hal ini dapat mencegah lebih dini terjadinya berbagai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh makanan? Bukankah hal ini dapat mendukung tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik? Bukankah hal ini dapat meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga dapat bekerja dengan baik dan tidak sakitsakitan?, BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN Sesungguhnya penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah dapat berdampak langsung sekalipun dalam waktu jangka panjang untuk meningkatkan kualitas Human Development Index (HDI) baik bidang kesehatan, pendidikan maupun pendapatan. Khusus untuk bidang kesehatan dapat menurunkan kematian ibu, kematian bayi, memperbaiki status gizi dan meningkatkan umur harapan hidup. DAFTAR PUSTAKA 1. Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2003.Laporan Rapat Kerja I. 2. Harrington, JM, Gill, FS, 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Alih Bahasa Sudjoko Kuswadji. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 3. Husin, Marifin, 2003. Peran dan Tanggungjawab Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Pembangunan Kesehatan Masyarakat- Bangsa. Konsorsium Ilmu Kesehatan Indonesia 4. Rahmat, Hapsara Habib, 2003. Situasi Kesehatan Global dan Regional serta Implikasinya terhadap Kurikulum Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Makalah.

RINGKASAN , IKHTISAR , SINOPSIS , RESENSI


makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah umum bahasa Indonesia dosen pengampu : Ibu Septina

oleh : Dita Ayu Soraya 4101409066 Muhammad Nur Mannan 4201409007 Zara Bunga Namira 4301409035 Latifah Milatillah 7101409113 Ikha Kristina 7101409220 Havid Purnama 8111409016

Universitas Negeri Semarang 2010

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat bervariasi macam dan gayanya. Salah satu budaya luhur yang dimiliki bangsa Indonesia adalah bahasa dan sastra Indonesia,yang harus kita lestarikan. Dalam pengkajian bahasa dan sastra Indonesia, salah satu hasil karyanya adalah karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan bentuk karya tulis yang disusun atas dasar pengetahuan ilmiah yang ada. Dalam mengkaji karya ilmiah, perlu adanya pembahasan mengenai reproduksi dari karya ilmiah itu sendiri yakni dalam bentuk ringkasan,ikhtisar,dan sinopsis buku. Untuk itu, pada makalah ini kami akan membahas secara lebih lanjut mengenai ringkasan, ikhtisar ,sinopsis dan resensi.

B. Rumusan masalah 1. Apakah pengertian ringkasan,ikhtisar,sinopsis? 2. Apakah perbedaan ringkasan,ikhtisar dan sinopsis?

3. Bagaimana cara penyusunan ringkasan,ikhtisar dan sinopsis? 4. Apakah yang dimaksud dengan resensi ? 5. Apa saja yang menjadi sasaran resensi ?

C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari ringkasan,ikhtisar dan sinopsis 2. Mengetahui perbedaan ringkasan,ikhtisar dan sinopsis 3. Mengetahui cara penyusunan ringkasan,ikhtisar dan synopsis 4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan resensi secara lebih mendalam 5. Mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi sasaran resensi D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa lebih memahami dan mendapat pengetahuan serta wawasan yang lebih mendalam mengenai reproduksi karya ilmiah sehingga diharapkan mampu menerapkannya dalam dunia perkuliahan.

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian ringkasan,ikhtisar dan synopsis

Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proporsional tetap di pertahankan dalam bentuknya yang singkat atau suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Jadi Ringkasan (precis) merupakan salah satu bentuk karangan ilmiah singkat yang berasal dari karangan ilmiah yang panjang. Ringkasan merupakan suatu keterampilan mengadakan reproduksi dari karya karya ilmiah yang sudah ada. Seorang peringkas harus langsung memulai dengan membuat ringkasan karangan tersebut dengan cara meringkas kalimat- kalimat, alinea- alinea, dan bagian lain. Ringkasan sebagai hasil meringkas merupakan miniatur karangan aslinya sehingga struktur dan kelengkapan unsur ringkasan harus sama dengan karangan aslinya.Tujuan membuat ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi buku/tulisan/cerita. Pelatihan- pelatihan untuk mencapai tujuan tersebut dimulai dengan membaca karangan/ cerita dengan cermat serta menuliskan kembali dengan tepat. Peringkas harus mampu membedakan gagasan- gagasan utama dengan gagasan-gagasan pengembang. Kemampuan untuk membedakan tingkatan-tingkatan gagasan akan membantu menemukan gagasan utama tulisan yang dibaca. Menurut Juhara (2003), ikhtisiar adalah penulisan pokok-pokok masalah penulisannya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa mengubah tema sebuah wacana. Ikhtisiar berfungsi sebagai garis-garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang. Ikhtisiar yaitu penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional.Jadi Ikhtisar dapat diartikan sebagai ikhtisiar (summary) suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari sebuah tulisan dalam bentuk yang sangat singkat. Ikhtisar menggunakan gaya bahasa,struktur penyajian dan sudut pandang dari penulis ikhtisar itu sendiri . Inilah yang membedakan ikhtisar dengan ringkasan. Sedangkan menurut Moeliono (1988) sinopsis adalah karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli. Yang menjadi dasar sinopsis itu adalah ringkasan dan abstrak. Sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karangan naratif, baik fiksi maupun nonfiksi. Sering ditemukan sinopsis film, sinopsis novel, sinopsis drama pada media masa . Tujuan akhir dari membuat sinopsis, ikhtisiar,

dan ringkasan adalah sebagai suatu usaha bagaimana cara meningkatkan minat pembaca dalam membaca buku, karena dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan mereka.

2. Perbedaan ringkasan,ikhtisar dan sinopsis Pada prinsipnya synopsis, ringkasan dan ikhtisiar, sama-sama meringkas suatu cerita atau bacaan yang kita baca dengan mengambil intisari atau ide pokok dari suatu karangan yang kita baca. Perbedaan ini dapat dilihat melalui contoh berikut ini. Contoh ringkasan a) Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang yang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang, mengheningkan cipta selama 60 detik. Hal itu mereka lakukan untuk mengenang peristiwa mengerikan ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota itu tanggal 6 Agustus 1945. b) Orang-orang yang hadir di Peace Memorial Park Hiroshima itu mengenakan ikat kepala untuk mengenang tewasnya sekitar 14.000 orang akibat bom. c) Menurut Tadatohsi Akiba, Walikota Hiroshima, akhir perang dunia II tidak secara otomatis mengantarkan kita ke abad perdamaian dan kemanusiaan. Masih banyak bentuk kekerasan lain. d) pelepasan ratusan burung dara putih dan paduan suara anak yang menyanyikan lagu perdamaian turut menyemarakan upacara peringatan itu. e) Jepang menyerah pada Perang Dunia II, tanggal 15 Agustus 1945.

Contoh Ikhtisiar Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang untuk mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di kota itu pada tanggal 6 Agustus 1945 yang menewaskan sekitar 14.000 jiwa. Mereka bersama-sama mengheningkan cipta selama 60 detik dan melepaskan

ratusan burung dara pada upacara peringatan ini. Upacara tersebut akan dilanjutkan pada hari Kamis 9 Agustus 2001 di kota Nagasaki yang 56 tahun yang lalu juga dibom oleh AS sehingga menewaskan sekitar 70.000 orang pada peringatan itu Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi meminta kepada seluruh dunia untuk menghapus senjata nuklir.

Contoh sinopsis Synopsis Cerpen Bulan Mati. Seorang laki-laki bernama Enos dan wanita bernama Ina saling jatuh cinta. Kedua keluarga, baik dari pihak Enos maupun Ina tidak menyetujuinya dan menentang keras hubungan mereka. Masalah kehormatan dan adat istiadat membuat jarak panjang yang tak terselesaikan. Kedua ayahnya mengancam akan membunuh jika mereka masih saling mencintai. Ancaman ini bukan hanya kepada Enos dan Ina tetapi juga kepada ayah mereka masing-masing. Ketika Enos sedang berduaan dengan Ina muncullah Amalodo, ayah Ina dengan amarahnya. Ia langsung menembak Enos hingga meninggal kemudian Amalodo meladeni berduel ketengah lautan Matekato, ayah Enos. Mereka memancing bersama. Mungkin inilah bentuk berduel ala mereka. Pemenangnya yang mendapatkan ikan paling banyak, paling besar, atau yang pertama memperoleh ikan. Namun, sayang sekali saat itu bulan mati, sehingga tidak ada ikan. Yang terkena kail malah mayat Ina. Ina telah mati menceburkan diri kelaut mengikuti Enos. Ringkasan disajikan dengan menggunakan bahasa pengarang asli,struktur penyajian dan gaya bahasa mempertahankan yang asli. Berbeda dengan ringkasan, ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan isi karangan asli. Selain itu ikhtisar juga tidak perlu memberikan isi dari karangan secara profesional. Penulis ikhtisar dapat langsung mengemukakan inti atau pokok masalah dan problematika pemecahannya. Sebagai ilustrasi, beberapa bagian atau isi dari beberapa bab, dapat diberikan untuk menjelaskan inti atau pokok masalah tersebut. Sementara bagian atau pokok yang kurang penting dapat dihilangkan. Bentuk ikhtisar lebih bebas daripada ringkasan. Sedangkan sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya naratif baik fiksi maupun nonfiksi.

3. Cara penyusunan ringkasan , iktisar dan sinopsis Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur. 1. Memilih naskah yang sesuai dengan bidang yang diminati 2. Membaca naskah asli sekali atau dua kali, kalau perlu berulang kali untuk mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh. Penulis ringkasan juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandangan penulis naskah asli. 3. Mencatat tema dan gagasan utama 4. Mencatat judul,subjudul,topic dan pikiran pokok secara sistematis. 5. Mencocokan catatan dengan naskah asli untuk menemukan bagian bagian yang belum terekam dalam catatan. Cara membuat ikhtisiar adalah sebagai berikut : a) Membaca naskah asli beberapa kali (setidak-tidaknya dua kali). b) Membuat kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokokj yang terdapat dalam naskah. c) Menulis ihtisiar. Yang menjadi dasar sinopsis itu adalah ringkasan dan abstrak. Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut : a) Membaca naskah asli terlebih dahulu untuk mengetahui kesan umum penulis. b) Mencatat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan yang penting. c) Mmenulis ringkasan cerdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana dicatat pada langkah kedua. Gunakanlah kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.

d) dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau garis besarnya saja. e) synopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan karya yang asli.

4. Resensi Resensi berasal dari bahasa latin yaitu recensese yang berarti melihat kembali,menimbang, atau menilai. Jadi arti dari resensi mengacu pada mengulas sebuah buku. Konteks ini member arti penilaian, mengungkap secara sekilas ,membahas atau emngkritik buku yang bertujuan menyampaikan kepada pembaca apakah buku atau karya ilmiah tersebut layak diterima atau tidak dimasyarakat. Selain itu, resensi juga memilki tujuan yang lain yakni sebagai berikut : 1. Memberikanpemahaman tentang apa yang tampak dan terungkap pada buku. 2. Mengajak pembaca untuk memikirkan fenomena dalam buku. 3. Memberi pertimbangan kepada pembaca pakah sebuah buku pantas atau tidak mendapat sambutan dari masyarakat. 4. Setelah membaca resensi, calon pembaca berminat mencocokan dengan bukunya. 5. Bisa dijadikan sumber informasi bagi orang yang tidak banyak punya waktu untuk membaca bukunya. Ada tiga pola tulisan resensi buku , yakni meringkas, menjabarkan dan mengulas. Meringkas artinya menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Bila sebuah buku menyajikan banyak persoalan dan alternatif pemecahannya,untuk itu perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang benar. Menjabarkan mengandung arti mendiskripsikan hal-hal yang menonjol dalam buku. Konteks ini meyakinkan kita tentang materi resensi bias dikaitkan dengan situasi sesuai di masyarakat. Lewat pembaca , masyarakat

diharapkan bias mengatasi persoalan yang dihadapi. Mengulas berarti peresensi member penafsiran atau memasukkan pendapatnya dalam tulisan itu. Peresensi member masukan kepada penulis baik mengenai kelebihan buku atau kekurangan dan kelemahan buku tersebut. Yang utama dalah peresensi bisa mempertimbangkan inti dari buku sehingga pembaca dapat memahami isi dari buku dengan bahasa yang komunikatif dan menarik .

5. Sasaran resensi Pokok-pokok penilaian atau sasaran resensi buku adalah sebagai berikut : a. Latar belakang Peresensi perlu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca akan latar belakang buku/ karya sastra yang mencangkupi tma,tujuan penulisan dan seskripsi singkat mengenai buku/karya sastra yang diresensi. Deskripsi dapat berupa gambaran isi secara singkat (abstraksi,ringkasan,ikhtisar,synopsis) dan dapat pila mengenai latar belakang penerbitan dan identitas fisik buku/karya sastra. Dengan demikian, sebelum disajikan analisis dan penilaian buku.karya sastra,pembaca mengetahui serba sedikit mengenai buku tersebut. b. Jenis buku Pada umunya pembaca ingin mengetahui sesuatu bila sebuah buku/karya sastra baru diterbitkan.Peresensi perlu menunjukkan buku/karya sastra baru tersebut masuk golongan buku/karya sastra yang ana berdasarkan klasifikasi bidang ilu. Peresensi perlu ula menunjukkan perbedaan dan persamaan dengan buku ain yang sebidang. dengan deimikian,pembaca akan melihat semua sisi dan secara lebih konkret memberikan penilaian.Dengan mengadakan perbandingan itu diharapkan pembaca akan lebih tertarik untuk mengetahui isi buku secara keseluruhan. c. Keunggulan buku

Faktor lain yang dapat digunakan untuk memberikan evaluasi adalah segi yang menarik dari buku/karya sastra yang diresensi. Buku yang berisi bidang yang sama dapat berbeda dalam pola penyajian maupun penekanan pokok-pokok bahasan yang menyebabkan perbedaan nilai dan keunggulan buku. Hal yang perlu diperhatikan untuk melihat keunggulan buku / karya sastra yang pertama adalah segi organisasi isi. Kedua yaitu teknik penyajian , pencetakan , perjilidan dan layout. Kesalahan dalam pencetakan dapat merusak struktur isi dan kecantikan buku / karya sastra. Peresensi buku/karya sastra harus dapat menunjukan keunggulan dan kelemahan buku/karya sastra secara jujur dan obyektif. d. Nilai buku Tugas pokok peresensi adalah memberikan sugesti kepada par apembaca apakah sebuah buku/karya sastra layak dibaca atau ditontonataukah tidak. Keempat sasaran penilaian (organisasi , isi , bahasa , dan tekhnik penyajian ) tidak dapat diterapkan secara mekanis. Sering suatu unsur mendapat penekanan lebih dari unsur lain. Penulis resensi mungkin merubah urutan sasaran penilaian atau menekankan bagian lain yang kurang dipentingkan diulas secara singkat. Nilai sebuah buku akan lebih kelihatana jika dibandingkan dengan buku-buku lain yang sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang yang sama ataupun oleh pengarang yang berbeda.

BAB III SIMPULAN

Sinopsis, ringkasan dan ikhtisar memiliki makna yang sama dan dapat dipertukarkan penggunaannya. Ringkasan merupakan salah satu bentuk karangan ilmiah singkat yang berasal dari karangan ilmiah yang panjang yang disajikan dengan menggunakan bahasa pengarang asli, struktur penyajian dan gaya bahasa mempertahankan keasliannya. Ikhtisar disajikan dengan gaya bahasa , struktur penyajian dan sudut pandang dari penulis ikhtisar itu sendiri. Penulis ikhtisar dapat memilih pokok-pokok yang dianggap penting untuk disajikan dalam iktisar. Sinopsis merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya naratif, baik fiksi maupun nonfiksi. Resensi merupakan suatu ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku. Pokok-pokok penilaian atau sasaran resensi buku adalah latar belakang, jenis buku, keunggulan buku, dan nilai buku.

DAFTAR PUSTAKA

http://gencistra.blogspot.com/2009/02/13 (diakses tanggal 29 September 2010)

http://ulas_buku.blogspot.com (diakses tanggal 29 September 2010)

administrator."menulis sinopsis ikhtisar dan ringkasan."http://pusatakademik.blogspot.com/2008/10/menulis-sinopsis-ikhtisar-dan-ringkasan.html (diakses tanggal 29 September 2010)

administrator."pengertian ringkasan."http:// pengertian-ringkasan.html (diakses tanggal 29 September 2010)

Anda mungkin juga menyukai