Anda di halaman 1dari 8

Pendekatan Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Sehat dalam

Menurunkan Kasus Case Fatality Rate


Ignatius Tio Listian Putra
102022092
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Email : ignatius.102022092@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kesehatan Lingkungan
merupakan upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Pendekatan kesehatan
lingkungan dan perilaku sehat menjadi pemabahasan dalam jurnal dalam upaya untuk
menurunkan kasus case fatality rate. Dalam pendekatan ini dilakukannya beberapa program
kesehatan yang ada untuk menekan jumlah kasus yang terjadi.

Kata kunci : diare akut, kesehatan lingkungan, perilaku sehat

Environmental Health Approach and Healthy Behavior in Reducing Case


Fatality Rate

Abstract
Environmental health is an ecological balance that must exist between humans and the
environment in order to ensure the health of humans. Environmental Health is an effort to
prevent disease and/or health problems from environmental risk factors to realize a healthy
quality environment, both from the physical, chemical, biological, and social aspects. All
health behaviors that are carried out with awareness so that family members or family
members can help themselves in the health sector and play an active role in health activities in
the community. The approach to environmental health and healthy behavior is discussed in the
journal in an effort to reduce the case fatality rate. In this approach, several existing health
programs are carried out to reduce the number of cases that occur.

Keywords : acute diarrhea, environmental health, healthy behavior

Pendahuluan
Diare merupakan penyakit umum yang masih menjadi masalah kesehatan utama pada
anak terutama pada balita di berbagai negara-negara terutama di negara berkembang. Diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali
atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair. Diare adalah penyakit yang
ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya disertai perubahan
konsistensi tinja.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta
lingkungan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Perilaku pemelihara kesehatan adalah perilaku atau
usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha
menyembuhkan bila sakit.
Pada pembahasan ini mencakup adanya peran kesehatan lingkungan dan perubahan
perilaku sehat dalam kasus diare akut yang terjadi. Ada beberapa tujuan dibentuknya
pembahasan ini diantaranya mengetahui kriteria kejadian luar biasa, memahami paradigma
sehat memahami visi misi indonesia sehat, memahami puskesmas dan promosi kesehatan
lainnya.

Skenario
Kecamatan A pada laporan bulan lalu terjadi insiden penyakit diare akut sebanyak 200 kasus.
Terdapat 10 orang kematian anak Balita (case fatality rate). Selain dilakukan pengobatan,
kepala puskesmas ingin memberantas penyakit tersebut dengan pendekatan kesehatan
lingkungan. Lingkungan yang diamati pada penduduk antara lain kebiasaan mandi, mencuci
dan sumber air minum dari sungai.

Identifikasi Istilah
- Case fatality rate
Case fatality rate (CFR) didefinisikan sebagai proporsi populasi dengan penyakit yang
meninggal selama periode tertentu.1
- Diare akut
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14
Hari.2

Identifikasi Masalah
- Cfr balita naik
- Peningkatan kasus diare akut

Rumusan Masalah
Rendahnya perilaku sehat dan kesehatan lingkungan yang buruk

Analisis Masalah
Hipotesis
Rendahnya perilaku sehat dan kesehatan lingkungan yang buruk menyebabkan case fatality
rate balita akibat diare akut.

Sasaran Belajar
a) Mengetahui Kriteria KLB
b) Memahami Paradigma sehat
c) Memahami Visi misi indonesia sehat
d) Memahami Puskesmas dalam promosi kesehatan dan program program kesehatan lainnya.

Pembahasan
Paradigma Sehat
Paradigma adalah cara pandang atau melihat sesuatu yang hidup dalam diri seseorang
dan mempengaruhi orang tersebut dalam memandang realitas sekitarnya. dipelajari oleh salah
satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.3 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 4
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah yang dipengaruhi oleh banyak
faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada
peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan
hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Secara makro berarti bahwa pembangunan semua
sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberikan
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro berarti bahwa
pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.5

Visi Misi Indonesia Sehat


Tercapainya hak hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan
yang dapat menjamin hidup dalam lingkungan yang sehat, perilaku masyarakat proaktif
memelihara kesehatannya serta mampu melakukan akses dalam pelayanan kesehatan yang
bermutu sesuai yang tertera dalam kebijakan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan
Menuju Indonesia Sehat. Pada prinsipnya pembangunan kesehatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.6

Kejadian Luar Biasa


Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi salah satu
kriteria sebagai berikut:
a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada
tahun sebelumnya.
f) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.7

Program Kesehatan Lingkugan


kesehatan masyarakat lingkungan merupakan disiplin ilmu dalam perlindungan
kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan lingkungan tersebut berupaya untuk memastikan
adanya lingkungan yang sehat dalam aspek seperti tempat tinggal, tempat kerja, makanan,
serta kualitas lingkungan. Dengan demikian, kualitas lingkungan haruslah diperhatikan oleh
ahli kesehatan lingkungan untuk membuat standar kualitas lingkungan yang baik. Kontribusi
lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping
masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. Lingkungan
memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Maka
dibutuhkan pengelolaan lingkungan ternasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,
pencemaran, serta pemulihan kualitas lingkungan dalam pelayanan kesehatan lingkungan.
Tujuan atau usaha kesehatan lingkungan ini adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar terwujudnya kesehatan yang optimal bagi
manusia di sekelilingnya.8
Manajemen Terpadu Balita Sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan suatu pendekatan terhadap balita sakit
yang dilakukan secara terpadu dengan memadukan pelayanan promosi, pencegahan, serta
pengobatan terhadap lima penyakit penyebab utama kematian pada bayi dan balita di negara
berkembang, yaitu pnemonia, diare, campak, dan malaria serta malnutrisi. Manajemen Terpadu
Balita sakit digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan balita sakit sekaligus sebagai
pedoman bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dan bidan di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Manajemen terpadu balita sakit merupakan suatu bentuk pengelolaan balita yang
mengalami sakit, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak serta kualitas
pelayanan kesehatan anak. Manajemen terpadu balita sakit dilakukan pada anak usia 2 bulan
– 5 tahun dan pelaksanadilaksanakan dalam bentuk menejemen secara terpadu. Pelaksanaan
MTBS dilakukan dengan cara menilai, membuat klasifikasi penyakit, menentukan
tindakan/pengobatan atau tindak lanjut dan konseling.9

Pola Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu upaya preventif
(pencegahan terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan) dan promotif (peningkatan
derajat kesehatan) pada seseorang, sehingga dapat dikatakan sebagai pilar Indonesia Sehat.
Perilaku tersebut diharapkan dapat diterapkan pada semua golongan masyarakat termasuk anak
usia sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat seperti
kebiasaan di rumah, lingkungan masyarakat, sekolah, guru yang kurang memberikan contoh
teladan atau memperagakan dan anak itu sendiri. Pembiasaan yang dilakukan setiap hari
ternyata belum dapat meningkatkan kesadaran anak. Anak belum dapat melakukan hal-hal atau
perbuatan yang diharapkan untuk gambaran anak sehat cerdas dan ceria. 10
Program penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk dari
upaya untuk memberikan pelajaran berupa pengalaman pada tiap individu, anggota keluarga,
sekumpulan, maupun pada masyarakat umum. Pelajaran dapat melalui media komunikasi,
pemberian berita, serta adanya pendidikan agar terjadinya peningkatan pada pengetahuan,
perubahan sikap, dan perilaku melalui metode pendekatan dari pimpinan, membina suasana,
dan juga melakukan gerakan memampukan diri pada kelompok masyarakat. Kondisi ini
sebagai salah satu wujud pencerminan yang berguna untuk membantu masyarakat dalam
mengenali dan mengetahui serta mengatasi masalah yang terjadi pada individu dalam tatanan
rumah tangga. Tujuannya tidak lain adalah agar terbentuknya masyarakat yang menerapkan
cara kebiasaan hidup yang sehat pada kesehariannya yang merupakan upaya dalam
meningkatkan derajat kesehatannya pada tatanan rumah tangga atau lingkungan masyarakat.11
Penyuluhan kesehatan adalah salah satu metode yang dapat diterapkan untuk tindakan
preventif guna mengingatkan masyarakat pentingnya menjaga kesehatan. Melalui metode
penyuluhan maka pemeliharaan kesehatan masyarakat dapat dimulai dari kesadaran setiap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat luas. Kegiatan penyuluhan langsung ke
masyarakat terutama masyarakat yang masih jauh dari jangkauan media informasi maupun
fasilitas kesehatan akan dapat membantu masyarakat mendapatkan informasi kesehatan, maka
dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat mendukung hak literasi informasi kesehatan
setiap individu.12
Melalui upaya meningkatkan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat memberikan
dampak bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat antara lain meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang perilaku phbs, mengetahui dan menyadari akan pentingnya phbs,
mengetahui phbs dan dapat mempraktekkan perilaku mencuci tangan yang baik sehingga akan
terhindar dari berbagai penyakit, masyarakat menyadari dan mau terlibat langsung untuk
meningkatkan dan menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat
untuk mencapai kualitas kesehatan yang lebih baik. Dan menunjukkan bahwa perilaku hidup
bersih dan sehat dalam indikator kurangnya ketersediaan tempat sampah, kurangnya olahraga
dan merokok.12

Program Kesehatan Ibu dan Anak


Dalam pengertiannya sebagai upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.13
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
a) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
c) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, dan ibu meneteki.
d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui
peningkatan peran ibu dan keluarganya.13

Pencegahan dan Pengedalian Penyakit


Program Indonesia Sehat dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan germas.
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran
dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga dilaksanakan
oleh Puskesmas dengan pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach, mengutamakan
upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM).
Kunjungan Keluarga dilakukan Puskesmas secara aktif untuk peningkatan outreach dan total
coverage. Melalui kunjungan keluarga, tim Puskesmas sekaligus dapat memberikan intervensi
awal terhadap permasalah kesehatan yang ada di setiap keluarga. Kondisi kesehatan keluarga
dan permasalahannya akan dicatat pada Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga), yang akan
menjadi acuan dalam melakukan evaluasi dan intervensi lanjut.14
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
pendekatan keluarga dan germas diarahkan pada upaya to detect (deteksi) yang merupakan
upaya deteksi dan diagnosis dini penyakit; to prevent (mencegah) yang merupakan upaya untuk
untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya penyakit; upaya to response (merespon) yang
dilakukan dengan menangani kejadian penyakit, penggerakan masyarakat, dan pelaporan
kejadian penyakit; to protect (melindungi) yang merupakan upaya untuk melindungi
masyarakat dari risiko terpapar penyakit menular dan tidak menular; dan to promote
(meningkatkan) yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
sehingga tidak mudah terpapar penyakit menular dan tidak menular. 14

Kesimpulan
Kesehatan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Masyarakat perlu dihimbau untuk menerapkan perilaku hidup sehat dalam
kesehariannya untuk menghindari penyakit-penyakit seperti diare akut. Maka diperlukan
penyuluhan dan juga promosi kesehatan pada mereka, agar pikiran mereka terbuka untuk
berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. Dalam kasus ini termasuk KLB
yang dimana kasus terjadi dalam kurun waktu tertentu. Karena rendahnya perilaku sehat
masyarakat dan beberapa faktor lainnya kasus diare akut meningkat. Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka
1. Lim ZJ, Subramaniam A, Ponnapa Reddy M, Blecher G, Kadam U, Afroz A, et al. Case
fatality rates for patients with covid-19 requiring invasive mechanical ventilation. A meta-
analysis. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. 2021;203(1):54–
66[cited 2022Nov17]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33119402/.
2. Yuwono S. Diare Infeksi Bakteri [Internet]. Academia.edu. 2015 [cited 2022Nov17].
Available from:
https://www.academia.edu/13225289/DIARE_INFEKSI_BAKTERI?from=cover_page.
3. Ridha, Nikmatur. Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian. Hikmah,
2017, 14.1: 62-70[cited 2022Nov17]. Available from: https://e-jurnal.staisumatera-
medan.ac.id/index.php/hikmah/article/view/18.
4. Indonesia, Presiden Republik; Indonesia, Presiden Republik. Undang undang no. 23 tahun
1992 tentang: kesehatan. Undang Undang, 1992, 23: 1-31[cited 2022Nov17].
5. Rosidin U, Suhendar I. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga di rw 14 desa Jayaraga Tarogong Kidul Kabupaten Garut [Internet]. Jurnal
Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Universitas Malahayati Lampung;
2018 [cited 2022Nov17]. Available from:
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kreativitas/article/view/32.
6. Purnamasari R, Solihan, Azzahra V. Efektivitas penegakan hukum terhadap produsen
makanan di indonesia. Jurnal Gagasan Hukum, 2019, 1.02: 146-161[cited 2022Nov17].
Available from: https://journal.unilak.ac.id/index.php/gh/article/view/7696.
7. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 1501 [Internet]. [cited 2022Nov16].
Available from:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_1501_2010_JENIS_PEN
YAKIT_MENULAR_POTENSIAL_WABAH_DAN_UPAYA_PENANGGULANGAN.
pdf.
8. Agustin NA, Siyam N. Pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas. Higeia (Journal of
Public Health Research and Development), 2020, 4.2: 267-279[cited 2022Nov17].
Available from: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/33146.
9. Rohayati, Sulastri, Purwati. Analisis faktor pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit
(MTBS) di puskesmas. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 2017, 11.1: 112-117[cited
2022Nov17]. Available from: https://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/528.
10. Julianti R, Nasirun M, Wembrayarli. Pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) di
lingkungan sekolah. Jurnal Ilmiah Potensia, 2018, 3.2: 76-82[cited 2022Nov17]. Available
from: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/view/2960.
11. Wati, Ridlo, Ilham Akhsanu. Perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di kelurahan
rangkah Kota Surabaya. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and
Health Education, 2020, 8.1: 47-58[cited 2022Nov17]. Available from: https://e-
journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/10106/10223.
12. Sari AP, Susilawati S. Upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui perilaku hidup
bersih dan sehat di lingkungan masyarakat [Internet]. FLORONA: Jurnal Ilmiah
Kesehatan. [cited 2022Nov17]. Available from:
https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/florona/article/view/315.
13. Kurniasih S, Ambarwati L, Wikusna W. Aplikasi Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak
(KIA) Di Puskesmas Cinunuk [Internet]. Jurnal Teknologi Informasi. [cited 2022Nov17].
Available from: https://journals.telkomuniversity.ac.id/jti/article/view/511.
14. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.
02.03/D1/I.1/527/2018. Rencana aksi program pencegahan dan pengendalian penyakit
2015-2019[cited 2022Nov17].

Anda mungkin juga menyukai