Anda di halaman 1dari 11

DETERMINAN KESEHATAN

Dosen:

M.Ridwan,S.KM., M.P.H. CIQaR

Disusun oleh :

Kiki Andrean (G1D122003)


Kelas 2C

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
A. Promosi Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat

Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan


untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau
promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan
pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil
yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau
perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh
sasaran dari promosi kesehatan.(1)

Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat


untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai
keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan
menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).(2)

Menurut WHO (1947), pengertian kesehatan secara luas tidak hanya


meliputi aspek medis, tetapi juga aspek mental dan sosial, dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit. cacat, dan kelemahan (Maulana,
2009), sedangkan pengertian kesehatan menurut UU Kesehatan No. 36 tahun
2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Hal ini berarti, kesehatan tidak hanya diukur dari aspek fisik mental
dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam mempunyai
pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi (Notoatmodjo, 2010).

Hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa,


Canada menyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010).

Batasan promosi kesehatan yang dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan


Victoria (Victorian Health Foundation-Australia, 1997) dalam Notoatmodjo
(2010) menekankan bahwa promosi kesehatan adalah suatu program
perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks
masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga
perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan
lingkungan tidak akan efektif, perubahan tersebut tidak akan bertahan lama.(3)

Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor winslow


(leavell and Clark, 1958) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu
tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan
perawatan untuk diagnosis dini, dan pencegahan penyakit dan pengembangan
aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara melindungi dan


meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA, 1948) Kesehatan masyarakat
diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan
dalam pencegahan penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat.
Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori ( ilmu) dan praktik (seni)
yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat
adalah sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu
sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.(4)
B. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat

Hendrik L Blum mengatakan bahwa ada empat faktar yang mempengaruhi


status kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
dan keturunan. Lingkungan mempunyai pengaruhi peranan yang besar di ikuti
perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat berfariasi
umumnya di golongkan tiga kategori, yaitu: yang berhubungan dengan aspek
fisik misalnya: sampah, air udara, tanah, iklim, perumaan dan
sebagainya.Perilaku merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, karena sehat tidaknya lingkungan individu, keluarga dan
masyarakat sangat tergantung pada prilaku manusia itu sendiri, selain itu juga
dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial
ekonom dan prilaku-prilaku lain yang melekat pada dirinya (Nasrul, 1998).

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ke tiga yang mempengaruhi


kesehatan masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat di pengaruhi
oleh lokasi, apakah dapat di jangkau masyarakat atau tidak. Faktor keturunan
merupakan faktor yang telah ada dalam tubuh manusia yang di bawa sejak
lahir, misalnya dalam penyakit keturunan diabetes militus, asma bronkial dan
sebagainya (Nasrul, 1998).

1. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap


rangsangan yang berkaitan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo dalam Dwi (2010),
rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari 4 unsur,
yaitu: sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan.
Menurut Nasrul (1998) perilaku kesehatan terhadap sakit dan penyakit
sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang
menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu:

(a) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion


behavior)Contoh:Ibu-ibu memasak makanan yang bervitamin dan
bergizi untuk keluarga.
(b) Perilaku pencegahan penyakit (healt prevention behavior) Contoh:
Melaksanakan 3 M (menimbun, menanam, ,menguras) untuk
mencegah penyakit demam berdarah
(c) Perilaku pencarian pengobatan (health seeking) Contoh: Berobat
kepuskesmas, rumah sakit, dan dokter praktik
(d) Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation) Contoh:Seorang
penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan
mengandung lemak.
2) Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan


lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
statu kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo dalam Ricky, 2005).
Sedangkan kesehatan lingkungan menurut WHO adalah ilmu dan
keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua
faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan
menimbulkan/akan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan
fisiknya, kesehatannya maupun kelangsungan hidupnya.

Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas yang meliputi


hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Pentingnya lingkungan yang sehat
akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Ruang lingkup kesehatan
lingkungan meliputi (Ricky, 2005):
1) Masalah perumahan

Rumah bagi manusia mempunyai arti, yaitu: Sebagai tempat untuk


melepaskanlelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban
sehari- hari Sebagai tempatuntuk melindungi diri dari bahaya yang datang
mengancam.

2) Pembuangan kotoran manusia (tinja)

Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat


yang tidak dipakailagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh.

3) Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang


sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau
masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka
penderita penyakit, khususnya yang berhubungandengan air, dan berperan
dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat.

3) Pelayanan Kesehatan

Sesorang apabila menderita penyakit atau mersakan suatu kelainan pada


bagian tubuhnya akan berusaha dan bertindak untuk mngetahui penyebabnya
dan upaya penyembuhannya. Banyak upaya untuk melakukannya, antara lain
dengan cara mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan yang tersedia baik
milik pemerinta maupun swasta. Tindakan percarian pengobatan oleh
seseorang erat kaitannya dengan persepsi seseorang tentang pelayanan
kesehatan tersebut. Apabila persepsi seseorang terhadap pelayanan kesehatan
yang ada itu baik maka dia akan memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut
dan dengan segera menkonsultasikan penyakitnya.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di selenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.

Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan beraneka ragam karena semua ini di
tentukan oleh:

(1) Pengoganisasian pelayanan, yaitu apakah dilakukan sendiri atau bersama-


sama dalam suatu organisasi.
(2) Ruang lingkup kegiatan, yaitu apakah hanya mencakup kegiatan
pemeliharaan kegiatan, peningkatan kesehatan, peningkatan kesehatan,
pencegah penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan atau
kombinasi dari padanya.
(3) Sasaran pelayanan kesehatan, yaitu apakah untuk perseorangan, kelompok
atau pun untuk masyarakat secara keseluruhan (Tri,2013).

4) Genetika Atau Keturunan

Factor genetic berpengaruh hanya 5 persen terhadap status kesehatan.


Genetic biasanya di kaitkan dengan adanya kemiripan anak-anak dengan
orang tuanya dalam hal bentuk tubuh, proposi tubuh dan percepatan
perkembangan. Diamsusikan bahwa selain aktifitas nyata dari lingkungan
yang menentukan pertumbuhan, kemiripan ini mencerminkan pengaruh gen
yang di kontribusi oleh orang tuanya kepada keturunannya secara biologis
(Nasrul, 1998).

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau


masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada status
kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar di deteksi. Untuk
itu perlu dilakukan konseling genetik. Untuk kepentingan kesehatan
masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu mendapat perhatian dibidang
pencegahan penyakit. Misalnya seorang anak yang lahir dari orangtua
penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan
anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM. Untuk upaya pencegahan,
anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadai
faktor genetik yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya, ia harus
mengatur dietnya, teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga
tidak ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko
terjadinya DM pada dirinya. Jadi dapat di umpamakan, genetik adalah peluru
(bullet) tubuh manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan/prilakun
manusia adalah pelatuknya (trigger).(5)

C. Peran Promosi Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat


Menurut (Sholihah & Sakinah, 2022) promosi kesehatan memiliki peran
penting dalam upaya pencegahan masalah kesehatan, serta dapat memengaruhi
perubahan perilaku masyarakat bahkan dapat berperan dalam menciptakan
individu, keluarga, komunitas, tempat kerja, dan organisasi yang lebih sehat
sebagai akibat dari promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan yang
diberikan secara terus-menerus kepada seluruh masyarakat baik anak-anak,
remaja, ibu hamil, hingga langsia. Peran dari promosi kesehatan adalah:
1. Dapat menjaga dan mendukung hak asasi masyarakat untuk hidup sehat.
2. Dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, di
antaranya adalah menurunkan angka kesakitan, dan peningkatan sikap dan
perilaku hidup sehat masyarakat melalui program-program pelayanan
kesehatan.
3. Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan.
4. Dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap masalah
kesehatan termasuk dalam upaya pencegahan terhadap ancaman penyakit
baru.
5. Dapat mengalihkan subsidi pemerintah pada bidang kuratif dan
rehabilitatif terutama pada upaya promotif dan preventif.
6. Dapat menambah wawasan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan,
pendidikan, dan pelatihan.
7. Dapat menciptakan sumber daya manusia yang baik sebab sehat
merupakan bagian dari seseorang untuk melakukan aktivitas seperti
belajar, bekerja, dan berkreasi (Agustini, 2014).
Menurut (Sari & Rati Astuti, 2020, p. 20) salah satu bentuk promosi
kesehatan terhadap ibu hamil adalah bidan sebagai motivator sangat
berperan bagi kesehatan ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya. Hal
ini mengacu pada Keputusan Menkes RI No.900/Menkes/SK/VII/2002
mengenai registrasi dan praktik bidan. Bidan memberikan promosi
kesehatan terhadap ibu hamil dan keluarga untuk memelihara kesehatan
dan mempersiapkan pemberian ASI esklusif (Astuti et al., 2017).(6)
DAFTAR PUSTAKA

1. Wulandari D. Definisi Promosi Kesehatan. Angew Chemie Int Ed 6(11),


951–952 [Internet]. 2019;10–27. Available from:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3070/3/BAB II.pdf

2. Ii BAB, Pustaka T. Promosi Kesehatan Dan Phbs. 2011;8–25.

3. Tumurang NM. Buku Promosi Kesehatan-dikonversi. 2018. p. 52–3.

4. Afriyana Amelia Nuryadin H, Yuniastini Mk, Irmawati Mathar Mk,


Suyanto Mk. DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT Tahta
Media Group. 2022.

5. Notoatmodjo PDS. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan


msyarakat menurut hendrik l.blum. Prinsip-aparinsip Dasar Ilmu Kesehat
Masy. 2022;(D):1–6.

6. Sholihah, N. A., & Sakinah, S. (2022). Buku Ajar Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku Kesehatan. Penerbit NEM. https://books.google.co.id/books?
id=euufEAAAQBAJ

Anda mungkin juga menyukai