Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Fathiyah Nabila (G1D122220)


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi hak dasar
rakyat yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 yaitu hak untuk
memperoleh kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan
besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka menjalani
persaingan bebas di era globalisasi. Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan
keterlibatan semua sektor terkait, karena pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat.
Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi karena beberapa penyebab, antara lain
akibat berubahnya pola penyakit, gaya hidup, kondisi lingkungan kehidupan, dan demografi.

Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada faktor-faktor


yang menimbulkan risiko kesehatan. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan upaya kesehatan
dengan pendekatan pemeliharaan kesehatan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Kerangka
promosi kesehatan sendiri diantaranya program pendidikan kesehatan (primer, sekunder,
tersier), pelayanan kesehatan preventif, kegiatan berbasis masyarakat, kegiatan ekonomi dan
peraturan, tindakan kesehatan lingkungan, dan pengembangan organisasi.

REVIEW LITERATUR
Berdasarkan pernyataan Laurence Green (1980), definisi promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Disisi lain dalam Keleher, et.al (2007)
menerangkan bahwa promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh,
yang tidak hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu, tetapi
juga perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
individu dan masyarakat.

Menurut piagam Ottawa (1986), strategi promosi kesehatan menekankan pada lima
pilar kegiatan yang menyentuh berbagai aspek, yaitu: kebijakan berwawasan kesehatan,
lingkungan yang mendukung, reorientasi pelayanan kesehatan, keterampilan individu, dan
gerakan masyarakat. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan. Notoatmodjo (2014) pun turut menjelaskan bahwa pendidikan
kesehatan merupakan suatu bentuk pendidikan pemberdayaan masyarakat yang berupaya
agar masyarakat berperilaku kesehatan yang baik, mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya melalui pembelajaran.

PEMBAHASAN
Menurut World Health Organization (WHO), promosi kesehatan adalah proses
mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Promosi kesehatan didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan seseorang untuk
mengontrol dan meningkatkan kesehatan. Promosi kesehatan adalah kegiatan pemberdayaan
masyarakat sebagai cara untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan baik
perorangan maupun masyarakat. Konsep promosi kesehatan mengarah pada paradigma sehat.

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan) yaitu


pada tatanan keluarga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, dan
institusi pelayanan keehatan. Sedangkan ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek
pelayanan kesehatan secara garis besarnya terbagi 2 jenis, yaitu:

1. Pelayanan preventif dan promotif, yaitu pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat,
agar tetap sehat dan bahkan meningkatkan status kesehatannya. Derajat kesehatan bersifat
dinamis, meskipun seseorang sudah dalam kondisi sehat, tetap perlu ditingkatkan dan
dibina kesehatannya.
2. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif, yaitu pelayanan pada kelompok masyarakat yang
sakit, agar sembuh dari sakitnya dan kesehatannya kembali pulih. Aspek pelayanan ini
mencakup tiga kegiatan yaitu pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang
bertujuan agar tidak jatuh sakit atau terkena penyakit, kemudian pencegahan tingkat
kedua (secondary prevention) yang bertujuan untuk mencegah penyakitnya semakin
parah (seperti asma, diabetes mellitus, tuberculosis, rematik, tekanan darah tinggi), dan
juga pencegahan tingkatan ketiga (tertiary prevention) yang bertujuan untuk memulihkan
kesehatan.

Visi promosi kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan
di Indonesia, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009,
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi–tingginya, sebagai investasi sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Adapun visi promosi kesehatan
menurut Fitriani (2011), yaitu:
a) Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
b) Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
c) Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya

Tujuan promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO) dan Undang-
Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, yakni meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik mental dan sosialnya sehingga
produktif secara ekonomi dan sosial. Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan
kemampuan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan
yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut. Berdasarkan pentahapan
upaya promosi kesehatan, sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Sasaran Primer (Primary Target)
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment), langsung tertuju kepada masyarakat umum.
Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokan menjadi:
kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah
KIA (kesejahteraan ibu anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya.
2) Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan
strategi dukungan sosial (social support), seperti tokoh agama, masyarakat, adat dan
sebagainya. Karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini
diharapkan setelahnya dapat menjadi pedoman atau memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat sekitar.
3) Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran tersier ini adalah sejalan dengan
strategi advokasi (advocacy). Sasarannya adalah pembuat keputusan atau penentu
kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah. Diharapkan dengan kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan berdampak terhadap perilaku
para tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan masyarakat umum (sasaran primer).

Promosi kesehatan dipandang sebagai kombinasi dari kegiatan pendidikan kesehatan


dan penerapan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah
kombinasi dari pengalaman pembelajaran yang didesain untuk memfasilitasi adaptasi
perilaku yang kondusif untuk kesehatan secara sukarela. Menurut World Health Organization
(WHO) dalam Notoatmodjo (2010), bahwa pemberian pendidikan kesehatan adalah suatu
upaya untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pendidikan
kesehatan meliputi berbagai pengalaman individu yang harus dipertimbangkan untuk
memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan yang diinginkan. Pendidikan kesehatan adalah
suatu bentuk tindakan membantu individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengendalikan dan mengatasi masalah kesehatan melalui kegiatan pembelajaran, dengan
pemaparan informasi yang diberikan diserta dengan media yang menunjang, meliputi;
kesehatan lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan sosial, kesehatan emosional, kesehatan
intelektual, dan kesehatan rohani, dan lainnya. Promosi kesehatan dipengaruhi oleh faktor
predisposisi, faktor penguat dan faktor pemungkin. Faktor predisposisi mencakup riwayat
keperawatan, aspek sosial dan budaya, kondisi fisik, motivasi dan kesiapan peserta promosi
untuk belajar. Faktor penguat merupakan segala faktor yang menentukan ada tidaknya
dukungan yang diberikan kepada tindakan kesehatan. Sedangkan faktor pemungkin meliputi
sumber daya dan keterampilan yang berguna dalam memperlihatkan perilaku yang sehat.

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat mampu menerapkan


masalah dan kebutuhannya secara mandiri, mampu memahami apa yang dapat mereka
lakukan terhadap masalahnya dengan sumber daya yang tersedia ditambah dengan dukungan
dari luar, serta mampu memutuskan kegiatan yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) dan
Undang - Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, tujuan pendidikan kesehatan adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik secara fisik, mental, maupun sosialnya. Sehingga dapat produktif secara
ekonomi maupun sosial, dan pendidikan kesehatan dalam semua program kesehatan; baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009). Berikut beberapa tujuan mengapa
pendidikan kesehatan itu perlu diberikan, antara lain :
1. Tercapainya perubahan perilaku dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan
konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian.

SIMPULAN & SARAN


Berdasarkan hasil penulisan dan pembahasan yang telah tertera sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa :
 Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
 Upaya kesehatan dapat dilakukan dengan cara pendekatan pemeliharaan kesehatan,
promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
 Promosi kesehatan adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai cara untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan baik perorangan maupun
masyarakat.
 Konsep promosi kesehatan mengarah pada paradigma sehat.
 Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan secara garis
besarnya terbagi 2 jenis, yaitu pelayanan preventif – promotif dan pelayanan kuratif –
rehabilitatif.
 Tujuan promosi kesehatan menurut World Health Organization (WHO) dan Undang-
Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, yakni meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik mental dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi dan sosial.
 Sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sasaran primer, sasaran
sekunder, dan sasaran tersier.
 Pemberian pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk menciptakan perilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
 Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk tindakan membantu individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengendalikan dan mengatasi masalah kesehatan melalui
kegiatan pembelajaran, dengan pemaparan informasi yang diberikan diserta dengan media
yang menunjang, meliputi ; kesehatan lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan sosial,
kesehatan emosional, kesehatan intelektual, dan kesehatan rohani, dan lainnya.
 Menurut Undang - Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental dan sosialnya.

Adapun saran yang dapat diberikan adalah diharapkan masyarakat dapat memahami
konsep dasar promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan
kesehatan didasarkan pada kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang untuk hidup
sehat. Diharapkan dengan promosi kesehatan melalui kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan
kesehatan dan pendidikan kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit guna memelihara
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bolon, Christina Magdalena T. (2021). Siregar, Sarmaida, ed. Pendidikan dan Promosi
Kesehatan (PDF). Medan: UIM Press. hlm. 93. ISBN 978-623-97680-2-7.

Pakpahan, M., dkk. (2021). Watrianthos, Ronal, ed. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan (PDF). Yayasan Kita Menulis. hlm. 94. ISBN 978-623-6840-73-3.
Azhar Faruq. (2020). Promosi Kesehatan. Rerieved February 13, 2023 from
https://blog.iik.ac.id/faruqazhar/2020/06/20/promosi-kesehatan/

Nurmala, dkk. (2018). Promosi Kesehatan (PDF). Surabaya: Airlangga University Press.
hlm. 1. ISBN 978-602-473-040-6.

Puskesmas Batu Retno. (2018). Panduan Pelayanan Promosi Kesehatan. Retrieved Februari
13, 2023 from https://dinkes.wonogirikab.go.id/pkmbaturetno1/author/adminpkm/

Illahi SDK. (2018). Promosi Kesehatan. Semarang: Muhammadiyah University.

STIKES HAKLI Semarang. (2013). Pentingnya Pendidikan Kesehatan. Retrieved February


13, 2023 from https://stikeshaklismg.ac.id/pentingnya-pendidikan-kesehatan/

Hikmawati, Isna (2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan (PDF). Bantul: Nuha Medika.
hlm. 7–8. ISBN 978-602-95997-9-4.

Donatelle, R. (2009). Promoting Healthy Behavior Change. Health: The basics. (pp. 4). 8th
edition. San Francisco, CA: Pearson Education, Inc.

Maulana, Heri D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Participants at the 6th Global Conference on Health Promotion. (2005). The Bangkok Charter
for health promotion in a globalized world. Geneva, Switzerland: World Health Organization.

Prasko. (2003). Ruang Lingkup Promosi Kesehatan. Retrieved February 14, 2023 from
http://prasko17.blogspot.com/2015/04/ruang-lingkup-promosi-kesehatan.html#google_vignette

World Health Organization. (1998). List of Basic Terms. Health Promotion Glossary. (pp. 4).
Retrieved February 13, 2023 from http://www.who.int/hpr/NPH/docs/hp_glossary_en.pdf

Anda mungkin juga menyukai