PROMOSI KESEHATAN
Oleh :
NIM : 32020091
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengenalan tentang konsep dasar promosi kesehatan ?
2. Apa maksud dari metode dan media promosi kesehatan ?
3. Bagaimana aplikasi dari promosi kesehatan ?
4. Bagaimana dimensi promkes pada kesehatan perempuan ?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami konsep promosi kesehatan
2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan promosi kesehatan dengan benar
3. Agar mahasiswa mengetahui metode-metode dalam promosi kesehatan.
4. Agar mahasiswa mengetahui dimensi promkes pada kesehatan perempuan
BAB II
Tinjauan Teori
A. Konsep Promosi Kesehatan
Ada beberapa konsep dari promosi kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidji
Notoatmodjo, S.K.M, M. COM. H. Seperti pendidikan dan promosi kesehatan,
promosi kesehatan dan perilaku, visi dan misi promosi kesehatan, strategi promosi
kesehatan dan lain-lain.
1. Definisi dan Pendidikan Pomosi Kesehatan
Secara istilah definisi promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat
(health promotion) mempunyai dua pengertian. Pertama, sebagai bagian dari
tingkat pencegahan penyakit. Sedangkan pengertian yang kedua, promosi
kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan atau menjual, memperkenalkan
pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat menerima (dalam artian menerima
perilaku kesehatan) yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat.
Menurut Level dan Carlk ada lima tingkat pencegahan penyakit dalam prespektif
kesehatan masyarakat, yakni:
a. Health promotion (Peningkatan/promosi kesehatan)
b. Spesific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan kecatatan)
d. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecatatan)
e. Rehabilitation (pemulihan)
Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari
sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat. Dari hasil-
hasil studi yang dilakukan oleh WHO dan para ahli pendidikan kesehatan,
terungkap bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi tetapi
praktik mereka masih rendah. Hal ini berarti bahwa peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan tidak diimbangi dengan perubahan perilakunya.
Dengan begitu diketahui bahwa pendidikan kesehatan menimbulkan kesan yang
negatif. Oleh sebab itu, agar pendidikan kesehatan global tidak terkesan negatig,
maka para ahli pendidikan kesehatan global yang dimotori oleh WHO, pada tahun
1984 merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah
promosi kesehatan (health promotion). Dengan penggunaan istilah promosi
kesehatan sebagai “pengganti” pendidikan kesehatan ini, mempunyai implikasi
terhadap batasan atau definisinya.
Batasan promosi kesehatan menurut Yayasan Kesehatan Victoria (victoria Health
Foundation-Australia, 1997) mengatakan:
“Health Promotion Is A Program are design to bring about ‘change’ within
people, organization, communites, and their environment”
B. Promosi kesehatan dan Perilaku
Masalah kesehatan masyarakat, termaksud penyakit ditentukan oleh 2 faktor
utama, yaitu perilaku dan non perilaku (fisik, sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya). Upaya intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yakni:
1. Pendidikan (education)
2. Paksaan atau tekanan (coercion)
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan, maka dapat
dikatakan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya intervensi terhadap faktor
perilaku dalam kesehatan masyarakat. Menurut Lawrence Green (1980), perilaku
ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:
1. Faktor predisopsi (predisposing)
Merupakan faktor yang dapat mempredisopsi terjadinya perilaku pada diri
seseorang atau masyarakat dikarenakan pengetahuan dan sikap seseorang atau
masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan. Dengan melakukan kegiatan
berupa pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyeluhan kesehatan.
Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan,
sehingga akan terjadinya perilaku sehat pada masyarakat.
2. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor pemungkin adalah fasilitas, sarana atau prasarana yang mendungkung
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Dengan melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui pengorganisasian atau pengembangan
masyarakat. Dengan, kegiatan ini masyarakat mampu untuk memfasilitasi diri
mereka sendiri untuk berperilaku sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Merupakan faktor yang memperkuat terjadinya perilaku seseorang dikarenakan
tokoh masyarakat merupakan faktor penguat tersebut. Dengan melakukan
pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal.
Dengan adanya pelatihan maka para tokoh masyarakat akan menstranformasikan
pengetahuan-pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan
ketokohan mereka.
C. Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Visi adalah impian, cita – cita atau harapan yang ingin dicapai oleh suatu
kegiatan atau program. Promosi kesehatan sebagai lembaga atau institusi atau suatu
program yang seyogianya mempunyai visi dan misi yang jelas. Sebab dengan visi dan
misi tersebut institusi atau program mempunyai arah dan tujuan yang akan dicapai.
Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan (khususnya Indonesia) tidak terlepas dari visi
pembangunan kesehatan di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Undang –
Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009, yakni: “Meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi”. Promosi kesehatan sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi
pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga promosi kesehatan dapat
dirumuskan : “Masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya” (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
1. Advokat (Advocate)
Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai
tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah
meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa
program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut (Soekidjo Notoatmodjo,
2010).
2. Menjembatani (Mediate)
3. Memampukan (Enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk
memampukan masyarakat. Hal ini berarti baik secara langsung atau melalui
tokoh – tokoh masyarakat, promosi kesehatan harus memberikan keterampilan –
keterampilan kepada masyarakat agar mereka mandiri di bidang kesehatan. Telah
kita sadari bersama bahwa kesehatan dipengaruhi banyak faktor luar kesehatan
seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di bidang
ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya perlu
dikembangkan melalui promosi kesehatan ini (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan dalam 2 kelompok bidang ilmu
dicakup promkes dikelompokkan 2 bidang yaitu ilmu perilaku sebagai dasar
membentuk perilaku manusia dan ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi
perilaku.
Ruang lingkup promosi kesehatan didasarkan pada 2 Dimensi, yaitu : dimensi aspek
sasaran pelayanan kesehatan dan dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau
tatanan ( Setting )
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan secara
garis besaranya terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu:
1. Pelayanan preventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotid adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat
yang sehat agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status
kesehatannya. Pada dasarnya pelayanan ini dilaksanakan oleh kelompok
kesehatan masyarakat.
2. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kelompok masyarakat yang sakit,agar kelompok ini sembuh dari
sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya.Pada prinsipnya pelayanan jenis ini
dilakukan kelompok profesi kedokteran.
Berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini promosi kesehatan mencakup 4
aspek pelayanan yakni:
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada
kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan
kesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan preventif adalah kelompok
orang sehat juga terutama yang beresiko tinggi (higt risk) misalnya kelompok ibu
hamil dan menyusui, para perokok, kelompok obesitas, para pekerja sex. Tujuan
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh atau menjadi/ terkena sakit.
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan kuratif adalah para penderiita
penyakit (pasien) terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis seperti asma,
diabetes melitus, tubercolosis, rematik, hipertensi. Tujuan promosi kesehatan
pada tingkat ini adalah agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut
tidak menjadi lebih parah.
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan rehabilitatif adalah kelompok
penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar mereka segera pulih kembali
kesehatannya dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin.Promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat
penyakit (tertiery prevention)
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan) yaitu:
1. Tatanan Keluarga (rumah tangga)
Unit terkecil masyarakat adalah keluarga. Untuk mencapai perilaku sehat
masyarakat maka harus dimulai pada tatanan keluarga. Keluarga adalah tempat
persemaian anggota masyarakat oleh sebab itu bila persemaiannya jelek
maka jelas akan berpengaruh pada masyarakat. Agar keluarga menjdai tempat
yang kondusif untuk tumbuhnya perilaku sehat bagi anak sebagai anggota
masyarakat maka promosi kesehatan sangat berperan. Sasaran utama promosi
kesehatan ini adalah orang tua, terutama ibu. Karena ibulah didalam keluarga itu
yang sangat berperan dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-nak
mereka sejak lahir.
2. Tatanan Sekolah
Sekolah adalah tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak
termasuk perilaku kesehatan. Sekolah merupan perpanjangan tangan keluarga.
Peran guru dalam promosi kesehatan sangat penting karena guru pada umumnya
lebih dipatuhi oleh anak-anak daripada orang tuanya. Sekolah dan lingkungan
sekolah yang sehat sangat kondusif untuk berprilaku sehat bagi anak-anak.Agar
guru dan lingkungan sekolah tetap kondusif bagi perilaku sehat bagi murid-
muridnya, maka sasaran antara memperoleh pelatihan-pelatihan tentang
kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan
meneruskannya kepada murid-muridnya.
3. Tatanan tempat kerja
Tempat kerja adalah tempat dimana orang dewasa memperoleh nafkah untuk
kehidupan keluarganya, melalui produktivitas atau hasil kerjanya. Selama lebih
kurang 8 jam perhari pekerja menghabiskan waktunya untuk menjalankan
aktivitasnya. Resiko masing-masing pekerja berbeda satu dengan lainnya,
tergantung jenis dan lingkungan kerja masing-masing karyawan. Promosi
kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat
kerja dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif bagi perilaku sehat
karyawan atau pekerjanya.Misalnya tersedianya pembuangan kotoran, tempat
sampah, ruang istirahat, air bersih dan sebagainya.
4. Tatanan tempat-tempat umum
Tempat-tempat umum adalah tempat dimana orang-orang berkumpul pada waktu
tertentu misalnya bandara, stasiun kereta api, pasar, mall dan sebagainya.
Ditempat-tempat umum perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang dapat
mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya misalnya tersedianya tempat
sampah, tempat cuci tangan, tempat pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi
perokok, kantin dan sebagainya.
5. Tatanan institusi pelayanan Kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
poliklinik, tempat praktik dokter dan sebagainya. Tempat pelayanan kesehatan
sangat strategis untuk promosi kesehatan sebab pada orang sakit atau keluarga
orang yang sakit akan lebih peka terhadap informasi informasi kesehatan
terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatannya. Mereka akan lebih
menerima informasi bahkan berprilaku yang terkait dengan kesehatannya.
Contohnya pasien atau keluarga mematuhi anjuran-anjuran dari dokter, perawat
dan petugas kesehatan yang lainnya. Pelaksanan promosi kesehatan di institusi
pelayanan kesehatan dapat dilakukan baik secara individu oleh petugas kesehatan
kepada pasien atau keluarga atau dapat dilakukan dengan kelompok-kelompok
tertentu misalnya kelompok penderita penyakit tertentu.
Pakaian dalam dan celana dalam (CD) diganti minimal 2 kali sehari
Menggunakan CD berbahan menyerap keringat
Pakai handuk yang bersih, kering, tidak lembab dan bau.
Bagi perempuan setelah buang air kecil cara ceboknya dari arah depan
ke belakang agar kuman dari anus tidak ikut ke organ reproduksi .
b. Menstruasi