Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH

PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengampu : Triani Yuliastanti,S.Si.T,M.Kes

Oleh :

NAMA : AN DWI ASRI P

NIM : 32020091

PROGRAM SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada pendidikan kesehatan dikenal dengan promosi kesehatan dimana merupakan
suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Secara definisi istilah promosi kesehatan dalam ilmu
kesehatan (health pomotion) mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama adalah
sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit dan yang kedua, promosi kesehatan
diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual
kesehatan. Dengan begitu diketahui bahwa tujuan akhir promosi kesehatan bukan
sekedar masyarakat mau hidup sehat (will-lingness), tetapi juga mampu (ability)
untuk hidup sehat.Kesehatan merupakan kebutuhan hak setiap insan agar dapat
memenuhi kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat di
capai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan
untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya pencegahannya
sendiri adalah kelangsungan pembangunan.G B H N mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasionalyang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat. (NotoatmodjoS, 2007)Kemampuan
masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di
lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikankesehatan dalam
pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok
masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat selain itu tujuan
pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujud nya derajat kesehatan
yang optimal berada ditangan seluruh
masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah satu usaha
pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya
bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan
yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim medis.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan
upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif.
Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang
diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan
melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengenalan tentang konsep dasar promosi kesehatan ?
2. Apa maksud dari metode dan media promosi kesehatan ?
3. Bagaimana aplikasi dari promosi kesehatan ?
4. Bagaimana dimensi promkes pada kesehatan perempuan ?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami konsep promosi kesehatan
2. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan promosi kesehatan dengan benar
3. Agar mahasiswa mengetahui metode-metode dalam promosi kesehatan.
4. Agar mahasiswa mengetahui dimensi promkes pada kesehatan perempuan
BAB II
Tinjauan Teori
A. Konsep Promosi Kesehatan
Ada beberapa konsep dari promosi kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidji
Notoatmodjo, S.K.M, M. COM. H. Seperti pendidikan dan promosi kesehatan,
promosi kesehatan dan perilaku, visi dan misi promosi kesehatan, strategi promosi
kesehatan dan lain-lain.
1. Definisi dan Pendidikan Pomosi Kesehatan
Secara istilah definisi promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat
(health promotion) mempunyai dua pengertian. Pertama, sebagai bagian dari
tingkat pencegahan penyakit. Sedangkan pengertian yang kedua, promosi
kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan atau menjual, memperkenalkan
pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat menerima (dalam artian menerima
perilaku kesehatan) yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat.
Menurut Level dan Carlk ada lima tingkat pencegahan penyakit dalam prespektif
kesehatan masyarakat, yakni:
a. Health promotion (Peningkatan/promosi kesehatan)
b. Spesific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan kecatatan)
d. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecatatan)
e. Rehabilitation (pemulihan)
Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan, tidak terlepas dari
sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat. Dari hasil-
hasil studi yang dilakukan oleh WHO dan para ahli pendidikan kesehatan,
terungkap bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi tetapi
praktik mereka masih rendah. Hal ini berarti bahwa peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan tidak diimbangi dengan perubahan perilakunya.
Dengan begitu diketahui bahwa pendidikan kesehatan menimbulkan kesan yang
negatif. Oleh sebab itu, agar pendidikan kesehatan global tidak terkesan negatig,
maka para ahli pendidikan kesehatan global yang dimotori oleh WHO, pada tahun
1984 merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah
promosi kesehatan (health promotion). Dengan penggunaan istilah promosi
kesehatan sebagai “pengganti” pendidikan kesehatan ini, mempunyai implikasi
terhadap batasan atau definisinya.
Batasan promosi kesehatan menurut Yayasan Kesehatan Victoria (victoria Health
Foundation-Australia, 1997) mengatakan:
“Health Promotion Is A Program are design to bring about ‘change’ within
people, organization, communites, and their environment”
B. Promosi kesehatan dan Perilaku
Masalah kesehatan masyarakat, termaksud penyakit ditentukan oleh 2 faktor
utama, yaitu perilaku dan non perilaku (fisik, sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya). Upaya intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yakni:
1. Pendidikan (education)
2. Paksaan atau tekanan (coercion)
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan, maka dapat
dikatakan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya intervensi terhadap faktor
perilaku dalam kesehatan masyarakat. Menurut Lawrence Green (1980), perilaku
ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:
1. Faktor predisopsi (predisposing)
Merupakan faktor yang dapat mempredisopsi terjadinya perilaku pada diri
seseorang atau masyarakat dikarenakan pengetahuan dan sikap seseorang atau
masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan. Dengan melakukan kegiatan
berupa pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyeluhan kesehatan.
Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan,
sehingga akan terjadinya perilaku sehat pada masyarakat.
2. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor pemungkin adalah fasilitas, sarana atau prasarana yang mendungkung
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Dengan melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui pengorganisasian atau pengembangan
masyarakat. Dengan, kegiatan ini masyarakat mampu untuk memfasilitasi diri
mereka sendiri untuk berperilaku sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Merupakan faktor yang memperkuat terjadinya perilaku seseorang dikarenakan
tokoh masyarakat merupakan faktor penguat tersebut. Dengan melakukan
pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal.
Dengan adanya pelatihan maka para tokoh masyarakat akan menstranformasikan
pengetahuan-pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan
ketokohan mereka.
C. Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Visi adalah impian, cita – cita atau harapan yang ingin dicapai oleh suatu
kegiatan atau program. Promosi kesehatan sebagai lembaga atau institusi atau suatu
program yang seyogianya mempunyai visi dan misi yang jelas. Sebab dengan visi dan
misi tersebut institusi atau program mempunyai arah dan tujuan yang akan dicapai.
Oleh sebab itu, visi promosi kesehatan (khususnya Indonesia) tidak terlepas dari visi
pembangunan kesehatan di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Undang –
Undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009, yakni: “Meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi”. Promosi kesehatan sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi
pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga promosi kesehatan dapat
dirumuskan : “Masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya” (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

Adapun visi promosi kesehatan antara lain :

1. Mau (willigness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.


2. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi
diri dari gangguan – gangguan kesehatan.
4. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya.
Kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan baik individu, kelompok
atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak statis.

Misi promosi kesehatan yaitu untuk mewujudkan visi promosi kesehatan


yakni masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya
diperlukan upaya – upaya. Upaya – upaya untuk mewujudkan visi ini disebut misi
promosi kesehatan yaitu apa yang harus dilakukan untuk mencapai visi (Soekidjo
Notoatmodjo, 2010).
Menurut (Ottawa Charter, 1984) secara umum misi promosi kesehatan ini ada 3 hal
antara lain :

1. Advokat (Advocate)

Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari berbagai
tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah
meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa
program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting. Oleh sebab itu, perlu
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut (Soekidjo Notoatmodjo,
2010).

2. Menjembatani (Mediate)

Promosi kesehatan juga mempunyai misi mediator atau menjembatani antara


sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan kata lain promosi
kesehatan merupakan perekat kemitran di bidang pelayanan kesehatan. Kemitraan
adalah sangat penting sebab tanpa kemitraan niscaya sektor kesehatan tidak
mampu menangani masalah–masalah kesehatan yang begitu kompleks dan luas
(Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

3. Memampukan (Enable)

Sesuai dengan visi promosi kesehatan mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk
memampukan masyarakat. Hal ini berarti baik secara langsung atau melalui
tokoh – tokoh masyarakat, promosi kesehatan harus memberikan keterampilan –
keterampilan kepada masyarakat agar mereka mandiri di bidang kesehatan. Telah
kita sadari bersama bahwa kesehatan dipengaruhi banyak faktor luar kesehatan
seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam rangka
memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka keterampilan di bidang
ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan), pendidikan dan sosial lainnya perlu
dikembangkan melalui promosi kesehatan ini (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).

D. Strategi Promosi Kesehatan


Untuk mewujudkan promosi kesehatan, diperlukan suatu strategi yang baik.
Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai apa yang diinginkan dalam
promosi kesehatan sebagai penunjang program – program kesehatan yang lainnya
seperti pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, status gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan dan lain sebagainya. Strategi ini diperlukan dalam mewujudkan
visi dan misi dari promosi kesehatan (Mubarak dan Nurul, 2009).
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global terdiri
dari 3 hal yaitu :
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi yaitu kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat dengan
membuat keputusan dan penentu kebijakan dalam bidang kesehatan maupun
sektor lain di luar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat
(Mubarak dan Nurul, 2009).Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang
lain agar membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam
konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor dan tingkat sehingga para
pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan.
Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan dapat berupa kebijakan –
kebijakan yang dikeluarkan dalm bentuk undang – undang, peraturan pemerintah,
surat keputusan, surat instruksi dan sebagainya.Kegiatan advokasi ini ada
bermacam – macam bentuk, baik secara formal atau informal. Secara formal
misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program
yang ingin diharapkan dukungan dari pejabat terkait. Kegiatan advokasi secara
informal, misalnya mengunjungi pejabat yang relevan dengan program yang
diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan,
dana atau fasilitas lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa advokasi
adalah para pejabat baik eksekutif dan legislatif diberbagai tingkat dan sektor
yang terkait dengan masalah kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
2. Dukungan Sosial (Social Support)
Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai
elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat antara lain berasal
dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh di
masyarakat serta unsur formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah
(Mubarak dan Nurul, 2009). Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat sebagai
jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan
masarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan
sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan
program – program kesehatan agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi
terhadap program tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan
sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk
kegiatan dukungan sosial ini anatara lian : pelatihan – pelatihan tokoh masyarakat,
seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya. Dengan
demikian sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh
masyarakat di berbagai tingkat (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat secara langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan anatara lain : penyuluhan kesehatan,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya
koperasi, pelatihan – pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan
keluarga (income generating skill). Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi
keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan
contohnya, terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya
polindes dan sebagainya. Kegiatan – kegiatan semacam ini di masyarakat sering
disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat itu
sendiri (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
E. Sasaran promosi kesehatan
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga
kelompok yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan
remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat,
tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta
berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah
diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali
memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan
masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi
kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat
untuk masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini
dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh
bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan
strategi advokasi (advocacy).

F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup promosi kesehatan dikelompokkan dalam 2 kelompok bidang ilmu
dicakup promkes dikelompokkan 2 bidang yaitu ilmu perilaku sebagai dasar
membentuk perilaku manusia dan ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi
perilaku.

Ruang lingkup promosi kesehatan didasarkan pada 2 Dimensi, yaitu : dimensi aspek
sasaran pelayanan kesehatan dan dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau
tatanan ( Setting )
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan secara
garis besaranya terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu:
1. Pelayanan preventif dan promotif
Pelayanan preventif dan promotid adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat
yang sehat agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status
kesehatannya. Pada dasarnya pelayanan ini dilaksanakan oleh kelompok
kesehatan masyarakat.
2. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kelompok masyarakat yang sakit,agar kelompok ini sembuh dari
sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya.Pada prinsipnya pelayanan jenis ini
dilakukan kelompok profesi kedokteran.
Berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini promosi kesehatan mencakup 4
aspek pelayanan yakni:
1. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada
kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan
kesehatannya.
2. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan preventif adalah kelompok
orang sehat juga terutama yang beresiko tinggi (higt risk) misalnya kelompok ibu
hamil dan menyusui, para perokok, kelompok obesitas, para pekerja sex. Tujuan
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh atau menjadi/ terkena sakit.
3. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan kuratif adalah para penderiita
penyakit (pasien) terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis seperti asma,
diabetes melitus, tubercolosis, rematik, hipertensi. Tujuan promosi kesehatan
pada tingkat ini adalah agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut
tidak menjadi lebih parah.
4. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan rehabilitatif adalah kelompok
penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar mereka segera pulih kembali
kesehatannya dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin.Promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat
penyakit (tertiery prevention)
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan) yaitu:
1. Tatanan Keluarga (rumah tangga)
Unit terkecil masyarakat adalah keluarga. Untuk mencapai perilaku sehat
masyarakat maka harus dimulai pada tatanan keluarga. Keluarga adalah tempat
persemaian anggota masyarakat oleh sebab itu bila persemaiannya jelek
maka jelas akan berpengaruh pada masyarakat. Agar keluarga menjdai tempat
yang kondusif untuk tumbuhnya perilaku sehat bagi anak sebagai anggota
masyarakat maka promosi kesehatan sangat berperan. Sasaran utama promosi
kesehatan ini adalah orang tua, terutama ibu. Karena ibulah didalam keluarga itu
yang sangat berperan dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-nak
mereka sejak lahir.
2. Tatanan Sekolah
Sekolah adalah tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak
termasuk perilaku kesehatan. Sekolah merupan perpanjangan tangan keluarga.
Peran guru dalam promosi kesehatan sangat penting karena guru pada umumnya
lebih dipatuhi oleh anak-anak daripada orang tuanya. Sekolah dan lingkungan
sekolah yang sehat sangat kondusif untuk berprilaku sehat bagi anak-anak.Agar
guru dan lingkungan sekolah tetap kondusif bagi perilaku sehat bagi murid-
muridnya, maka sasaran antara memperoleh pelatihan-pelatihan tentang
kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan
meneruskannya kepada murid-muridnya.
3. Tatanan tempat kerja
Tempat kerja adalah tempat dimana orang dewasa memperoleh nafkah untuk
kehidupan keluarganya, melalui produktivitas atau hasil kerjanya. Selama lebih
kurang 8 jam perhari pekerja menghabiskan waktunya untuk menjalankan
aktivitasnya. Resiko masing-masing pekerja berbeda satu dengan lainnya,
tergantung jenis dan lingkungan kerja masing-masing karyawan. Promosi
kesehatan di tempat kerja dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat
kerja dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif bagi perilaku sehat
karyawan atau pekerjanya.Misalnya tersedianya pembuangan kotoran, tempat
sampah, ruang istirahat, air bersih dan sebagainya.
4. Tatanan tempat-tempat umum
Tempat-tempat umum adalah tempat dimana orang-orang berkumpul pada waktu
tertentu misalnya bandara, stasiun kereta api, pasar, mall dan sebagainya.
Ditempat-tempat umum perlu disediakan fasilitas-fasilitas yang dapat
mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya misalnya tersedianya tempat
sampah, tempat cuci tangan, tempat pembuangan air kotor, ruang tunggu bagi
perokok, kantin dan sebagainya.
5. Tatanan institusi pelayanan Kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
poliklinik, tempat praktik dokter dan sebagainya. Tempat pelayanan kesehatan
sangat strategis untuk promosi kesehatan sebab pada orang sakit atau keluarga
orang yang sakit akan lebih peka terhadap informasi informasi kesehatan
terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatannya. Mereka akan lebih
menerima informasi bahkan berprilaku yang terkait dengan kesehatannya.
Contohnya pasien atau keluarga mematuhi anjuran-anjuran dari dokter, perawat
dan petugas kesehatan yang lainnya. Pelaksanan promosi kesehatan di institusi
pelayanan kesehatan dapat dilakukan baik secara individu oleh petugas kesehatan
kepada pasien atau keluarga atau dapat dilakukan dengan kelompok-kelompok
tertentu misalnya kelompok penderita penyakit tertentu.

G. Metode dan Media Promosi Kesehatan


1. Metode promosi kesehatan
Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu. Ada beberapa metode dalam promosi kesehatan diantaranya, adalah:
a. Metode Promosi Individual (perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual igunakan untuk
membina perilaku baru atau membina seseorang yang telah tertarik kepada
suatu perubahan perilaku atau invasi.
b. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan beda dengan kelompok kecil.
c. Metode Promosi Kesehatan Massa
Digunakan untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditunjukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.

2. Media Promosi Kesehatan


Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilakan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronika dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah
positif terhadap kesehatan.
Penggolongan media promosi kesehatan.
a. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya
b. Berdasarkan cara reproduksi
H. Dimensi promkes pada prempuan
1. Kesehatan reproduksi pada remaja
a. Kesehatan Reproduksi Yaitu keadaan sehat baik secara fisik, psikis dan
sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada laki-
laki dan perempuan agar dapat bertanggung jawab dan menjaga dan
memelihara organ reproduksi.Cara merawat organ reproduksi yaitu:

 Pakaian dalam dan celana dalam (CD) diganti minimal 2 kali sehari
 Menggunakan CD berbahan menyerap keringat
 Pakai handuk yang bersih, kering, tidak lembab dan bau.
 Bagi perempuan setelah buang air kecil cara ceboknya dari arah depan
ke belakang agar kuman dari anus tidak ikut ke organ reproduksi .

b. Menstruasi

Menstruasi/haid yang pertama (menarche) merupakan tanda pubertas pada


perempuan. Menstruasi adalah peluruhan lapisan dalam dinding rahim
(endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah terjadi setiap bulan
berlangsung 5-7 hari, umumnya menstruasi berlangsung samoai usia 50 dan masa
setelah berhenti menstruasi disebut menopause. – Beberapa perempuan akan
merasakan kram atau sakit selama menstruasi, ini disebut dismenore.Untuk
mengurangi rasa nyeri bisa diberikan kompres hangat,istirahat cukup, olahraga
terutama berjalan. Jika masih nyeri dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka
diberikan obat anti peradangan non-steroid (tanyakan ke tenaga kesehatanya).
Konsumsilah 1 tablet tambah darah setiap hari selama mestruasi dan 1 kali
seminggu saat tidak menstruasi untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi.

2. Promkes pada ibu hamil


a. Memberikan penkes tentang tanda bahaya ibu hamil
b. Cara mengkonsumsi tablet fe
c. Memberitahu tentang tanda bahaya kehamilan
d. Memberitahu pentingnya melakukan ANC
3. Promkes keluarga berencana (KB)
a. Menggerkan slogan 2 anak lebih baik yaitu jumlah anak dalam sebuah
keluarga yang dianggap ideal adalah 2.
b. Memberikan informasi tentang jenis kb untuk menunda, menjarangkan,
mengakhiri
c. Memberikan informasi bahwa tujuan akhir KB dalh tercapainya NKKBS
( norma keluarga kecil bahagia dan berkualitas )suatu keluarga yang
harmonis , sehat , tercukupi sandang, pangan, papan , pendidikan dan
produktif dari segi ekonomi .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi
kesehatan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita
sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC


Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. S.K.M, M.Com. 2010. Promosi kesehatan; teori dan aplikasi.
Jakarta PT Rineka Cipta
Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. S.K.M, M.Com. H. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta
Machfoedz Ircham Drg. M.S. 2008. Pendidikan Kesehatan bagian dari promosi kesehatan.
Yogyakarta, Fitramaya
Notoatmodjo Soekidjo Prof. Dr. S.K.M, M.Com.H. 2007 promosi kesehatan dan ilmu
perilaku. Jakarta. PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai