Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

A. PROMOSI KESEHATAN
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2017) Promosi kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempuma, baik fisikmental dan sosial.
Promosi kesehatan juga dirumuskan sebagai "upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
olehuntuk, dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan" (Depkes RI 2019).
Sedangkan WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan
merupakan "the process of enabling individuals and communities to
increase control over the determinants of health and thereby improve their
health (proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatandengan demikian meningkatkan derajat
kesehatan).
2. Jenis Promosi Kesehatan
a) Program pendidikan kesehatan adalah kesempatan yang direncanakan
untuk belajar tentang kesehatandan melakukan perubahan-perubahan
secara sukarela dalam tingkah laku
b) Pelayanan Kesehatan Preventif
1) Pencegahan Primer
Dilakukan saat individu belum menderita sakitmeliputi :
1. Promosi Kesehatan (health promotion)
Kegiatan pada tahap ini ditujukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan
2. Perlindungan Khusus (specific protection)
Berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit tertentumisalny melakukan imunisasidan
peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan
menggunakan narkotikdan penanggulangan stress.
2) Pencegahan Sekunder
a) Diagnosis dini dan pengobatan segera
b) Pembatasan kecacatan
3) Pencegahan Tersier
Pada tahap ini upaya yang dilakukan adalah mencegah agar
cacat yang dides dejad hambatan sehingga indiviu yang menderita
dapat berfungsi optimal secara fisk, manta can sosial.
c) Kegiatan Berbasis Masyarakat
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan "dari bawah"bekerja
dengan dan untuk penduduk dengan melibatkan masyarakat dalam
kesadaran kesehatan.
d) Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi berhubungan dengan pengembangandan
pelalaksanaan kebijakan dalam oranisasi-organisasi yang berupaya
meningkatkan kesehatan para staf dan pelanggan
e) Kebijakan Publik yang Sehat
Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarelakelompok
profesionaldan masyarakat umum yang bekerja sama
mengembangkan perubahan-perubahan dalam situasi dan kondisi
kehidupan
f) Tindakan Kesehatan Berwawasan Lingkungan
Upaya yang dilakukan adalah menjadikan lingkungan fisik penunjang
kesehatanbaik di rumah tempat kerjaatau tempat-tempat umum
g) Kegiatan Ekonomi yang Bersifat Peraturan
Kegiatan politik dan edukasional ini ditunjukan pada politisi untuk
kebijaksanaan dan perencana yang melibatkan upaya lobi dan
implementasi perubahan perubahan legestalatif. Seperti peratuaran
pemberian lebel makanan halal mendorong praktek etik yang sukarela
Jenis Promosi Kesehatan meliputi :
1) Pemberdayaan masyarakat
2) Pemgembangan kemitraan
3) Upaya advokasi
4) Pembinaan suasana
5) Pengembangan SDM
6) Pengembangan IPTEK
7) Pengembangan media dan sarana
8) Pengembangan infrastruktur
3. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif
untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan akdif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua
perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perlaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sebagai wujud
operasional Promosi Kesehatan dalam upaya mengajak kemandirian
masyarakat berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk
mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
a. Indikator-indikator dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dalam masa kedaruratan, diperlukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat untuk melindungi kesehatan para pengungsiIndikator-
Indikator dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/ PHBS) yaitu:
1) Terus memberikan ASI pada bayi
2) Biasakan cuci tangan pakai sabun
3) Menggunakan air bersih
4) Buang air bersar/ kecil di jamban dan buang sampah di
tempatnya
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan
6) Melindungi anak
7) Makan makanan bergizi
8) Tidak merokok di pengungsian
9) Mengelola stress
10) Bermain sambil belajar

Perilaku hidup bersih sehat di Rumah Sakit (PHBS)

1) Tidak membuang sampah sembarangan


2) Tidak meludah di lantai
3) Tidak merokok di ruangan
b. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
untuk penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan.
4) Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan untuk
pencapaian PHBS di ruman tangga
c. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
1) Setiap individu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah
sakit
2) Pengeluaran biaya dapat dialihkan untuk pemenuhan
gizipendidikan, modal usaha peningkatan pendapatan
keluarga
3) Produktivitas kerja meningkat
4) Anak tumbuh sehat dan cerdas
d. PHBS dalam Kedaruratan Bencana
PHBS adalah Semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sendi untuk menolong diri sendiri, keluarga dan
masyarakat untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan
kesehatan Sementara Kedaruratan bisa berupa konflik di
masyarakat, bencana alam, atau wabah p biasanya menyebabkan
orang menderitabaik karena akibat langsung dari kadara maupun
akibat tidak langsung seperti terjangkit oleh penyakit, malnutrisi.
PHBS diutamakan pada kelompok rentan yaitu anak-anak
termasuk bayi dan balitaIbu hamil dan ibu menyusuilansia/orang
tua orang-orang cacat dan orang-orang berkebutuhan khusus dan
orang sakitManfaatnya PHBS dalam kedanuratan adalah
1) Tiap orang dapat menjaga kesehatannya
2) Masyarakat mampu mengupayakan agar lingkungan tetap
sehat
3) Masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada
4) Anak dapat terlindungi dari kekerasan dan stress
5) Setiap ada masalah dapat diatasi segera

Ada kelompok-kelompok tertentu di pengungsian yang


menjadi kelompok rentan terkena penyakit dan harus menjadi
perhatianKelompok rentan tersebut adalah Anak-anak termasuk
bay! dan balitaIbu hamil dan ibu menyusuilansia/orang tua,
orang-orang cacat dan orang-orang berkebutuhan khusus dan
orang sakit
Kementrian Kesehatan yang bekerjasama dengan
UNICEF mengeluarkan sebuah buku tentang 10 pesan hidup
sehat dalam kedaruratanBuku ini diperuntukkan bagi tenaga
medis maupun relawan untuk memudahkan penyampaian
informasi atau penyuluhan mengenal pentingnya perilaku hidup
bersih pada masa kedaruratanSepuluh pesan kedaruratan tersebut
adalah sebagai berikut

1) Terus memberikan asi pada bayi


2) Biasakan cuci tangan pakai sabun
3) Menggunakan air bersih
4) Buang air besar/kecil di jamban dan buang sampah di
tempatnya
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan
6) Melindungi anak
7) Makan makanan bergizi
8) Tidak merokok di pengungsian
9) Mengelola stress
10) Bermain sambil belajar
4. Promosi Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana
Penyehatan lingkungan darurat dilakukan melalui upaya
mengawasi kualitas kesehatanlingkungan serta menyediakan fasilitas
sanitasi dasaryang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan orang
banyak pada suatu tempat penampungan pengungsiserta mengawasi
kondisi kualitas kesehatan lingkungan di tempat penampungan
pengungsi tersebut.
1) Pengawasan dan perbaikan kualitas kesehatan lingkungan
2) Pemberdayaan masyarakat untuk dapat menolong diri sendiri
dan keluarganya
3) Penyuluhan Kesehatan dengan lingkup kegiatan :
a) Pengawasan dan perbaikan kualitas air bersih
b) Pengawasan dan perbaikan kualitas sarana pembuangan
kotoran
c) Pengawasan dan perbaikan pembuangan sampah dan limbah
d) Pengendalian vector
e) Pengawasan hygiene dan sanitasi makanan/minuman
f) Tempat penampungan pengungsitenda
g) Penyuluh kesehatan lingkungan (PHBS)

Penyelenggaraannya dilakukan sejak sebelum peristiwa


keadaan daruratbencana dan perpindahan penduduk secara besar-
besaran terjadi, terjadinya peristiwa sampai tahap pasca peristiwa
terjadi

Penyehatan lingkungan darurat pada situasi darurat,


kejadian bencana dan lokasi perpindahan penduduk secara besar-
besaran ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pengawasan dan Perbaikan Kualitas Kesehatan Lingkungan


Upaya ini dilakukan terhadap :
a. Pengawasan dan perbaikan kualitas sarana dan kualitas
air bersih
Penyediaan air bagi para pengungsi adalah
memanfaatkan potensi air yang ada dilokasi
penampungan pengungsi maupun mendatangkan air dari
luar daerah dengan mobil tangki air atau dengan cara
mengalirkan melalui pipa yang disediakan oleh instansi
lain maupun LSM.
Dinas kesehatan kabupaten/kota berkewajiban
melakukan pengawasan dan perbaikan kualitas air yang
disediakan bagi pengungsi dengan menggunakan
Penjernih Air Cepat (PAC) sehingga air menjadi jemih
dan dilakukan desinfeksi air dengan menggunakan
Aquatab maupun Kaporit dengan dosis sesuai aturan dan
untuk keperluan air minum harus tetap dimasakJumlah air
yang disediakan bagi pengungsi sesuai standar adalah:
 Pada hari pertama mengungsiharus tersedia 5
L/org/hari
 Hari ke dua dstharus tersedia 20 L/org/hari
b. Pengawasan dan penyediaan sarana pembuangan kotoran
(jamban)
Pengawasan terhadap pembuangan kotoran manusia
terutama ditujukan untuk mengurangi pencemaran
terhadap sumber/penyediaan air bersih yang ada dari
tinjasedangkan penyediaan sarana dilakukan dengan
membuat sarana pembuangan kotoran darurat dengan
berkoordinasi dengan instansi pekerjaan umum dan LSM
serta melibatkan pengungsi
Jumlah sarana pembuangan kotoran yang harus
disediakan bagi pengungsi adalah: 1 buah jamban bagi
20-100 orang pengungsi
c. Pengawasan dan pengendalian pembuangan sampah
Pengawasan terhadap pembuangan sampah
dilakukan untuk mengisolir sampah sehingga tidak
menimbulkan masalah bagi kesehatan pengungsi,
disamping untuk mengurani risiko pencemaran
lingkungan dan mengurangi tingkat kepadatan vector
Upaya penyehatan lingkungan darurat yang
dilaksanakan adalah menyediakan tempat sampah yang
tertutup yang mudah diangkut, dan membuat lubang
sampah darurat
Berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung
jawab untuk kebersihan dan LSM serta melibatkan
pengungsiuntuk mengangkut sampah lokasi TPA yang
ada
Tempat sampah di tenda-tenda penampungan
hendaknya kedap airanti serangga, dan anti kus, sampah
harus tertutup rapat dengan tutup plastik atau logam.
Kapasitas tempat sampah 50-100 liter untuk 25-50
orangPembuangan akhir sampah hendaknya dengan
pembakaran atau penanaman.

d. Pengawasan dan pengendalian vector


Vektor di tempat penampungan pengungsi yang
perlu mendapat perhatian adalah lalatskus dan
nyamukUpaya yang sangat perlu dilakukan oleh instansi
kesehatan adalah perbaikan.pembuangan sampah/sisa ma
anan dan bilaman perlu dilakukan dengan menggunakan
Insektisida
Cara yang paling baik untuk mengendalikan
serangga dan tikus adalah dengan pencegahan melalui
kebersihan pribadi, sanitasipenyaluran air limbah dan
pembuangan sampah yang baik serta penyimpanan
makanan dan kebiasaan penanganan
e. Pengawasan dan pengamanan makanan dan minuman,
temasuk pengolahannya yang disediakan bagi pengungsi
bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
melalui makanan/minuman
Upaya yang perlu dilakukan adalah menjaga
kebersihan dalam pengolahan makanan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dengan cara-cara penanganan yang
benarPenyimpanan bahan makanan maupun makanan
yang matang tidak menjadi bersarangnya vektor dan bibit
penyakit.
f. Sanitasi tempat penampungan pengungsi perlu mendapat
perhatian, sehingga tidak menjadi tempat berkembangnya
penyakit yang ditularkan melalui pernafasan dan udara.
Tempat penampungan minimal harus
menyediakan ruang untuk tinggaltempat menyimpan
barangprivasi dan keamanan emosionalJenis tempat
penampungan dapat berupa barák atau tendaPenyediaan
tempat penampungan pengungsi perlu memperhatikan
standar minimum, meliputi :
1) Luas tanah:
a) Tempat penampungan (barak) minimum 3,5
m³/orang
b) Tenda dengan ukuran 85 m² dapat
mengakomodasi 14-25 orang
2) Fasilitas air bersih dan sanitasi
a) Jamban: 1 (satu) jamban untuk 20 orang
b) Pancuran mandi: 1 (satu) unit untuk 50 orang
c) Jarak maksimum ke jamban50 meter
d) Tempat Tandon air: 1 buah untuk 200 orang
(71/org/hr)
e) Jarak tendon air ke jamban: 100 meter
3) PencahayaanCukup

2) Pemberdayaan Masyarakat untuk dapat Menolong Dirinya


Sendiri dan Keluarganya
Upaya pemberdayaan masyarakat pengungsi ini
ditujukan untuk meningkatkan peran mereka dalam
menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh mereka sendiri
beserta keluarganya dengan cara melibatkan dalam setiap
kegiatan penyehatan lingkungan darurat yang dibangun atau
dilaksanakan di tempat penampungan khusus.
3) Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan penyuluhan ini diarahkan untuk mewujudkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat agar pengungsi terhindar
dari penularan penyakit baik melalui air, tangan, serangga
maupun tanahdengan menganjurkan.
a. Peningkatan kebersihan pribadi termasuk kebersihan
pakaian dengan menggunakan sabun.
b. Cuci tangan sebelum makan dan menjamah makanan
c. Cuci tangan setelah buang air besar
d. Membuang sampah pada tempat sampah yang tertutup
e. Minum air yang telah dimasak sampai mendidih
f. Buang kotoran bayi/anak-anak ke lubang WC/jamban
Upaya penyehatan lingkungan darurat ini tidak
hanya dilaksanakan oleh petugas kesehatan sendiri,
melainkan harus bekerjasama dengan lintas program
maupun lintas sektor terkait.

B. PENANGGULANGAN BENCANA
1. Definisi Bencana
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjirkekeringanangin topan,
dan tanah longsorBencana non alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologigagal modernisasiepidem Dan wabah
penyakitBencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakatdan terror
2. Tahap Bencana
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu: tahap pra-
disaster, tahap serangan atau saat terjadi bencana (impact)tahap
emergensi dan tahap rekonstruksiDari ke-empat tahap initahap pra
disaster memegang peran yang sangat strategis.
a. Tahap Pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencanadurasi waktunya
mulai saat sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau
impact. Tahap ini dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang
sangat strategis karena pada tahap pra bencana ini masyarakat
perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan dijumpainya
kelak. Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat
akan sangat berdampak kepada jumlah besarnya korban saat
bencana menyerang (Impact)peringatan dini dikenalkan kepada
masyarakat pada tahap pra bencana.
b. Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
c. Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
merupakan fase terjadinya klimaks bencanaInilah saat-saat
dimana, manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan hidup.
Waktunya bisa terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu
atau bahkan bulan Tahap serangan dimulai saat bencana
menyerang sampai serang berhenti
d. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana
yang pertama tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu
sampai beberapa bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu
pertama yang menolong korban bencana adalah masyarakat awam
atau awam khusus yaitu masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat
bencana. Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu
pertama adalah: korban dengan masalah airway dan breathing
(jalan nafas dan pernafasan)yang sudah ditolong dan berlanjut ke
masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk, terhantam benda
tumpul patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma
kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan
pabrik kimia atau nuklir atau gas. Pada minggu ke dua dan
selanjutnya karakteristik korban mulai berbeda karena terkait
dengan kekurangan makansanitasi lingkungan dan air bersih, atau
personal higieneMasalah kesehatan dapat berupa sakit lambung
(maag). diare, kulit, malaria atau penyakit akibat gigitan serangga.
e. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum
seperti sekolahsarana ibadahjalan, pasar atau tempat pertemuan
warga. Pada tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak suj
kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun
kembali adalah budayaKita pertu melakukan rekonstruksi budaya,
melakukan re-orientasi nilai-nilai dan norma-norma hidup yang
lebih baik yang lebih beradab. Dengan melakukan rekonstruksi
budaya kepada masyarakat korban bencanakita berharap
kehidupan mereka lebih baik bla dibanding sebelum terjadi
bencana. Situasi ini seharusnya bisa dijadikan momentum oleh
pemerintah untuk membangun kembali indonesia yang lebih baik,
lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki
daya saing di dunia internasional.
3. Tahapan Dan Kegiatan Dalam Manajemen Bencana
a. Pencegahan (Prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin dengan meniadakan bahaya) Misalnya :
 Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
 Melarang penambangan batu di daerah yang curam
 Melarang membuang sampah sembarangan
b. Mitigasi Bencana (Mitigation)
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007) atau
upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.
Bentuk mitigasi :
 Mitigasi struktural (membuat chekdambendungan, tanggul
sungairumah tahan gempadil.)
 Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan,
pelatihandil)
c. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007).
Misalnya:
 Penyiapan sarana komunikasipos komandopenyiapan lokasi
evakuasiRencana Kontinjen dan sosialisasi
peraturan/pedoman penanggulangan bencana
d. Peringatan Dini (Early Waming)
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007) atau
Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini harus :
 Menjangkau masyarakat (accesible)
 Segera (immediate)
 Tegas tidak membingungkan (coherent)
 Bersifat resmi (official)
e. Tanggap Darurat (response)
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian
f. Bantuan Darurat (relief)
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa:
 Pangan
 Sandang
 Tempat tinggal sementara kesehatan, sanitasi dan air bersih
g. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena
bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana
pada keadaan semulaUpaya yang dilakukan adalah memperbaiki
prasarana dan pelayanan dasar (jalanlistrikair bersih, pasar
puskesmasdil).
h. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi alau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencanaUpaya langkah yang diambil setelah kejadian
bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya,
fasilitas umum dan fasilitas sosial pentingdan menghidupkan
kembali roda perekonomian
i. Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan
fisiksosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari
sebelumnya Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wayah pascabencanabaik
pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan terban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana Dengan melihat manajemen bencana
sebagai sebuah kepentingan masyarakat kita berharap
berkurangnya korban nyawa dan kerugian harta bendaDan yang
terpenting dari manajemen bencana ini adalah adanya suatu
langkah konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban
yang tidak kita harapan dapat terselamatkan dengan cepat dan
tepat dan upaya untuk pemulihan pasca bencana dapat dilakukan
dengan secepatnya. Pengendalian tu dimulai dengan membangun
kesadaran kritis masyarakat dan pemerintah atas masalah bencana
alammenciptakan proses perbaikan total atas pengelolaan
bencanapenegasan untuk aya kebijakan lokal yang bertumpu pada
kearifan lokal yang berbentuk peraturan nagari dan peraturan
daerah atas menejemen bencanaYang tak kalah pentingnya dalam
manajemen bencana ini adalah sosialisasi kehatian-hatian
terutama pada daerah rawan bencana
4. Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana
Prinsip dalam penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 uu no. 24
tahun 2007 yaitu :
a. Cepat dan tepat. Yang dimaksud dengan prinsip cepat dan teper
adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan
secara cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
b. Prioritas. Yang dimaksud dengan prinsip prioritas adalah bahwa
apabila terjadi bencanakegiatan penanggulangan harus mendapat
prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan ja manusia
c. Koordinasi dan keterpaduan. Yang dimaksud dengan prinsip
koordinas adalah bah penanggulangan bencana didasarkan pada
koordinasi yang baik dan saling mendukung Yong dimaksud
dengan prinsip keterpaduan adalah bahwa penanggulangan
bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang
didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung
d. Berdaya guna dan berhasil gunaYang dimaksud dengan prinsip
berdaya guna adalah bahs dalam mengatasi kesulitan masyarakat
dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenagadan biaya yang
berlebihan. Yang dimaksud dengan prinsip berhasil guna" adalah
bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna,
khususnya dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak
membuang waktutenaga, dan biaya yang berlebihan
e. Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan prinsip
transparans adalah bahw penanggulangan bencana dilakukan
secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan Yang dimaksud
dengan prinsip akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan
bencana dilakukan s terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
secara etik dan hukum.
f. Kemitraan
g. Pemberdayaan
h. Nondiskriminatif Yang dimaksud dengan prinsip nondiskriminasi
adalah bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku
agama, ras, dan aliran politik apa pun
i. Nonproletisi. Yang dimaksud dengan nonproletisiadalah bahwa
dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan
darurat bencanaterutama melalui pemberian bantuan dan
pelayanan darurat bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, Wignyo. Manajemen bencana: Pengantar dan isu-isu strategis. Bumi


Aksara, 2018.

Ambarika, Rahmania. "Efektivitas Edukasi Dan Simulasi Manajemen Bencana


Terhadap Kesiapsiagaanan Menjadi Relawan Bencana." Jurnal
Kesehatan Mesencephalon 2.4 (2016).

Ausrianti, Rizka, and Rifka Putri Andayani. "Promosi Kesehatan Jiwa Masyarakat
Menghadapi Era New Normal." Jurnal Abdimas Saintika 2.2 (2020):
97-101.

Dewi, Ajeng Putri, et al. "Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Desa


Siaga: Literature Review." Prosiding Seminar Kesehatan Nasional
Sexophone. 2021.

Hasani, Ruslan, Junaidi Junaidi, and Yulianto Yulianto. "PROGRAM


PENCEGAHAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS
MELALUI DESA SIAGA BENCANA DI KABUPATEN GOWA."
Seminar Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
(SNP2M). Vol. 5. No. 1. 2020.

Hasanuddin, Asni, et al. "Penyuluhan Sanitasi Lingkungan Sebagai Upaya


Peningkatan PHBS Masyarakat Dalam Mengatasi Dampak Terjadinya
Bencana Banjir Kabupaten Pangkep 2022." Jompa Abdi: Jurnal
Pengabdian Masyarakat 1.3 (2022): 36-45.

Heryati, Sri. "Peran Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana." Jurnal


Pemerintahan Dan Keamanan Publik (JP Dan KP) (2020): 139-146.

Khatimah, Husnul, Siti Kaidah, and Lia Yulia Budiarti. "Edukasi Kesehatan
Masyarakat di Bantaran Sungai Lulut Sebagai Upaya Mitigasi
Bencana Banjir." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 4
(2021): 505-513.

Nurmala, Ira, and S. KM. Promosi kesehatan. Airlangga University Press, 2020.

Syarifah, Hani, et al. "Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota


Balikpapan dalam Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan
Lahan." NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 7.2 (2020):
398-407.

Tasman, Hasta Tama. PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA


DAERAH (BPBD) DALAM PENCEGAHAN BENCANA BANJIR
DI KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT. Diss.
Institut Pemerintahan Dalam Negeri, 2022.

Anda mungkin juga menyukai