PEMBAHASAN
A. PROMOSI KESEHATAN
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2017) Promosi kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempuma, baik fisikmental dan sosial.
Promosi kesehatan juga dirumuskan sebagai "upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
olehuntuk, dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan" (Depkes RI 2019).
Sedangkan WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan
merupakan "the process of enabling individuals and communities to
increase control over the determinants of health and thereby improve their
health (proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatandengan demikian meningkatkan derajat
kesehatan).
2. Jenis Promosi Kesehatan
a) Program pendidikan kesehatan adalah kesempatan yang direncanakan
untuk belajar tentang kesehatandan melakukan perubahan-perubahan
secara sukarela dalam tingkah laku
b) Pelayanan Kesehatan Preventif
1) Pencegahan Primer
Dilakukan saat individu belum menderita sakitmeliputi :
1. Promosi Kesehatan (health promotion)
Kegiatan pada tahap ini ditujukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan
2. Perlindungan Khusus (specific protection)
Berupa upaya spesifik untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit tertentumisalny melakukan imunisasidan
peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan
menggunakan narkotikdan penanggulangan stress.
2) Pencegahan Sekunder
a) Diagnosis dini dan pengobatan segera
b) Pembatasan kecacatan
3) Pencegahan Tersier
Pada tahap ini upaya yang dilakukan adalah mencegah agar
cacat yang dides dejad hambatan sehingga indiviu yang menderita
dapat berfungsi optimal secara fisk, manta can sosial.
c) Kegiatan Berbasis Masyarakat
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan "dari bawah"bekerja
dengan dan untuk penduduk dengan melibatkan masyarakat dalam
kesadaran kesehatan.
d) Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi berhubungan dengan pengembangandan
pelalaksanaan kebijakan dalam oranisasi-organisasi yang berupaya
meningkatkan kesehatan para staf dan pelanggan
e) Kebijakan Publik yang Sehat
Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarelakelompok
profesionaldan masyarakat umum yang bekerja sama
mengembangkan perubahan-perubahan dalam situasi dan kondisi
kehidupan
f) Tindakan Kesehatan Berwawasan Lingkungan
Upaya yang dilakukan adalah menjadikan lingkungan fisik penunjang
kesehatanbaik di rumah tempat kerjaatau tempat-tempat umum
g) Kegiatan Ekonomi yang Bersifat Peraturan
Kegiatan politik dan edukasional ini ditunjukan pada politisi untuk
kebijaksanaan dan perencana yang melibatkan upaya lobi dan
implementasi perubahan perubahan legestalatif. Seperti peratuaran
pemberian lebel makanan halal mendorong praktek etik yang sukarela
Jenis Promosi Kesehatan meliputi :
1) Pemberdayaan masyarakat
2) Pemgembangan kemitraan
3) Upaya advokasi
4) Pembinaan suasana
5) Pengembangan SDM
6) Pengembangan IPTEK
7) Pengembangan media dan sarana
8) Pengembangan infrastruktur
3. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif
untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan akdif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua
perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Perlaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sebagai wujud
operasional Promosi Kesehatan dalam upaya mengajak kemandirian
masyarakat berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk
mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
a. Indikator-indikator dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dalam masa kedaruratan, diperlukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat untuk melindungi kesehatan para pengungsiIndikator-
Indikator dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat/ PHBS) yaitu:
1) Terus memberikan ASI pada bayi
2) Biasakan cuci tangan pakai sabun
3) Menggunakan air bersih
4) Buang air bersar/ kecil di jamban dan buang sampah di
tempatnya
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan
6) Melindungi anak
7) Makan makanan bergizi
8) Tidak merokok di pengungsian
9) Mengelola stress
10) Bermain sambil belajar
B. PENANGGULANGAN BENCANA
1. Definisi Bencana
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjirkekeringanangin topan,
dan tanah longsorBencana non alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologigagal modernisasiepidem Dan wabah
penyakitBencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakatdan terror
2. Tahap Bencana
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu: tahap pra-
disaster, tahap serangan atau saat terjadi bencana (impact)tahap
emergensi dan tahap rekonstruksiDari ke-empat tahap initahap pra
disaster memegang peran yang sangat strategis.
a. Tahap Pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencanadurasi waktunya
mulai saat sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau
impact. Tahap ini dipandang oleh para ahli sebagai tahap yang
sangat strategis karena pada tahap pra bencana ini masyarakat
perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan dijumpainya
kelak. Latihan yang diberikan kepada petugas dan masyarakat
akan sangat berdampak kepada jumlah besarnya korban saat
bencana menyerang (Impact)peringatan dini dikenalkan kepada
masyarakat pada tahap pra bencana.
b. Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
c. Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
merupakan fase terjadinya klimaks bencanaInilah saat-saat
dimana, manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan hidup.
Waktunya bisa terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu
atau bahkan bulan Tahap serangan dimulai saat bencana
menyerang sampai serang berhenti
d. Tahap emergensi
Tahap emergensi dimulai sejak berakhirnya serangan bencana
yang pertama tahap emergensi bisa terjadi beberapa minggu
sampai beberapa bulan. Pada tahap emergensi, hari-hari minggu
pertama yang menolong korban bencana adalah masyarakat awam
atau awam khusus yaitu masyarakat dari lokasi dan sekitar tempat
bencana. Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu
pertama adalah: korban dengan masalah airway dan breathing
(jalan nafas dan pernafasan)yang sudah ditolong dan berlanjut ke
masalah lain, korban dengan luka sayat, tusuk, terhantam benda
tumpul patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma
kepala, luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan
pabrik kimia atau nuklir atau gas. Pada minggu ke dua dan
selanjutnya karakteristik korban mulai berbeda karena terkait
dengan kekurangan makansanitasi lingkungan dan air bersih, atau
personal higieneMasalah kesehatan dapat berupa sakit lambung
(maag). diare, kulit, malaria atau penyakit akibat gigitan serangga.
e. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum
seperti sekolahsarana ibadahjalan, pasar atau tempat pertemuan
warga. Pada tahap rekonstruksi ini yang dibangun tidak suj
kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun
kembali adalah budayaKita pertu melakukan rekonstruksi budaya,
melakukan re-orientasi nilai-nilai dan norma-norma hidup yang
lebih baik yang lebih beradab. Dengan melakukan rekonstruksi
budaya kepada masyarakat korban bencanakita berharap
kehidupan mereka lebih baik bla dibanding sebelum terjadi
bencana. Situasi ini seharusnya bisa dijadikan momentum oleh
pemerintah untuk membangun kembali indonesia yang lebih baik,
lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih memiliki
daya saing di dunia internasional.
3. Tahapan Dan Kegiatan Dalam Manajemen Bencana
a. Pencegahan (Prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika
mungkin dengan meniadakan bahaya) Misalnya :
Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
Melarang penambangan batu di daerah yang curam
Melarang membuang sampah sembarangan
b. Mitigasi Bencana (Mitigation)
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007) atau
upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.
Bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdambendungan, tanggul
sungairumah tahan gempadil.)
Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan,
pelatihandil)
c. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007).
Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasipos komandopenyiapan lokasi
evakuasiRencana Kontinjen dan sosialisasi
peraturan/pedoman penanggulangan bencana
d. Peringatan Dini (Early Waming)
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada
suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007) atau
Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini harus :
Menjangkau masyarakat (accesible)
Segera (immediate)
Tegas tidak membingungkan (coherent)
Bersifat resmi (official)
e. Tanggap Darurat (response)
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk
menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa
penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian
f. Bantuan Darurat (relief)
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar berupa:
Pangan
Sandang
Tempat tinggal sementara kesehatan, sanitasi dan air bersih
g. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena
bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana
pada keadaan semulaUpaya yang dilakukan adalah memperbaiki
prasarana dan pelayanan dasar (jalanlistrikair bersih, pasar
puskesmasdil).
h. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai
pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi alau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencanaUpaya langkah yang diambil setelah kejadian
bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya,
fasilitas umum dan fasilitas sosial pentingdan menghidupkan
kembali roda perekonomian
i. Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan
fisiksosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan
masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari
sebelumnya Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wayah pascabencanabaik
pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan
budaya, tegaknya hukum dan terban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada
wilayah pascabencana Dengan melihat manajemen bencana
sebagai sebuah kepentingan masyarakat kita berharap
berkurangnya korban nyawa dan kerugian harta bendaDan yang
terpenting dari manajemen bencana ini adalah adanya suatu
langkah konkrit dalam mengendalikan bencana sehingga korban
yang tidak kita harapan dapat terselamatkan dengan cepat dan
tepat dan upaya untuk pemulihan pasca bencana dapat dilakukan
dengan secepatnya. Pengendalian tu dimulai dengan membangun
kesadaran kritis masyarakat dan pemerintah atas masalah bencana
alammenciptakan proses perbaikan total atas pengelolaan
bencanapenegasan untuk aya kebijakan lokal yang bertumpu pada
kearifan lokal yang berbentuk peraturan nagari dan peraturan
daerah atas menejemen bencanaYang tak kalah pentingnya dalam
manajemen bencana ini adalah sosialisasi kehatian-hatian
terutama pada daerah rawan bencana
4. Prinsip-Prinsip Penanggulangan Bencana
Prinsip dalam penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 uu no. 24
tahun 2007 yaitu :
a. Cepat dan tepat. Yang dimaksud dengan prinsip cepat dan teper
adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan
secara cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
b. Prioritas. Yang dimaksud dengan prinsip prioritas adalah bahwa
apabila terjadi bencanakegiatan penanggulangan harus mendapat
prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan ja manusia
c. Koordinasi dan keterpaduan. Yang dimaksud dengan prinsip
koordinas adalah bah penanggulangan bencana didasarkan pada
koordinasi yang baik dan saling mendukung Yong dimaksud
dengan prinsip keterpaduan adalah bahwa penanggulangan
bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang
didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung
d. Berdaya guna dan berhasil gunaYang dimaksud dengan prinsip
berdaya guna adalah bahs dalam mengatasi kesulitan masyarakat
dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenagadan biaya yang
berlebihan. Yang dimaksud dengan prinsip berhasil guna" adalah
bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna,
khususnya dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak
membuang waktutenaga, dan biaya yang berlebihan
e. Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan prinsip
transparans adalah bahw penanggulangan bencana dilakukan
secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan Yang dimaksud
dengan prinsip akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan
bencana dilakukan s terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
secara etik dan hukum.
f. Kemitraan
g. Pemberdayaan
h. Nondiskriminatif Yang dimaksud dengan prinsip nondiskriminasi
adalah bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku
agama, ras, dan aliran politik apa pun
i. Nonproletisi. Yang dimaksud dengan nonproletisiadalah bahwa
dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan
darurat bencanaterutama melalui pemberian bantuan dan
pelayanan darurat bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Ausrianti, Rizka, and Rifka Putri Andayani. "Promosi Kesehatan Jiwa Masyarakat
Menghadapi Era New Normal." Jurnal Abdimas Saintika 2.2 (2020):
97-101.
Khatimah, Husnul, Siti Kaidah, and Lia Yulia Budiarti. "Edukasi Kesehatan
Masyarakat di Bantaran Sungai Lulut Sebagai Upaya Mitigasi
Bencana Banjir." Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 4
(2021): 505-513.
Nurmala, Ira, and S. KM. Promosi kesehatan. Airlangga University Press, 2020.