Disusun Oleh :
Nurul Halimah
(C1AA20073)
2022
PEMBAHASAN
Penyakit kronik adalah penyakit yang membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak terjadi
secara tiba-tiba atau spontan, dan biasanya tidak dapat disembuhkan dengan sempurna. Penyakit
kronis sangat erat hubungannya terhadap kecacatan dan timbulnya kematian (Adelman & Daly,
2001).
Mempengaruhi fisik, kognitif, psikologis, dan gangguan sosial mulai rentang ringan (alergi
dan ketidakmampuan belajar) sampai gangguan yang signifikan (autism atau cerebral palsy) . (van
der Lee et al., 2007).
• Kondisi kronik : Anak dengan kondisi ini mungkin saja sakit pada periode akut, namun
kondisi tersebut bukan suatu penyakit yang disembuhkan.
Contoh : anak dengan retardasi mental, sindrom down, cerebral palsy (Selekman & Gamel-
McCormick, 2006).
Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan mempelajari kondisi penyakitnya
selama hidup, dan biasanya mereka tidak mengalami kehidupan yang mengancam (diabetes,
asma, arthritis, dan epilepsy).
2. Mortal Illnesses
Pada kategori ini secara jelas individu kehidupannya terancam dan individu yang
menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala dari penyakitnya dan ancaman
kematian (kanker dan kardiovaskuler).
3. At Risk Illnesses
Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori sebelumnya. Pada kategori
penyakit ini tidak menekankan pada penyakitnya tetapi pada resiko penyakitnya (hipertensi,
dan penyakit yang berhubungan dengan hereditas).
Penyakit Terminal adalah penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati,
bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif (mengurangi gejala dan keluhan,
memperbaiki kualitas hidup) (Tim medis RS Kanker Darmais, 1996).
Dalam hal ini anak sangat perlu di ajak untuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang lain
terutama oleh kedua orang tua karena dengan orang tua mengajak anak berkomunikasi / berbicara
anak merasa bahwa ia tidak sendiri dan ia merasa ditemani.
2) Memberitahukan kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut.
3) Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut
berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat.
4) Social support meningkatkan koping (Arnold, 1998).
F. Penyakit Kronis dan Perkembangan Anak
Berdasarkan laporan Boyse (2008), anak dengan penyakit kronik akan lebih sering mengalami
hospitalisasi, pengobatan, dan kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan dengan paramedis.
Keadaan sakit kronik dan disabilitas fisik dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada anak
dan keluarga tergantung pada stadium perkembangan anak.
Beberapa perawatan akan membuat anak-anak takut atau merasa kesakitan sehingga
menimbulkan trauma pada dirinya. Diperlukan perhatian lebih besar dari keluarga untuk
mengatasinya (Boyse, 2008).
Anak dengan kondisi kronik paling mungkin menunjukkan keadaan rendah diri, ansietas,
depresi serta penarikan diri secara sosial.
Setiap orang dengan penyakit kronik tumbuh dan berkembang dalam suatu lingkungan
keluarga dan budaya yang unik/spesifik, dengan berbagai variasi kebutuhan, ketakutan, perhatian,
dan harapan yang berbeda-beda.
Penyakit kronik mempunyai dampak psikososial yang dalam bagi anak dengan penyakit kronik
maupun keluarganya.
➢ Mengikuti diet khusus bagi anak penderita Celiac Syndrome, Celiac syndrome merupakan
penyakit autoimun pada anak yang menyerang pencernaan dengan tanda gejala diare dan
sakit perut, sehingga usus tidak dapat menyerap makanan secara baik.
➢ Menjalani terapi Insulin pada anak yang menderita Diabetes Melitus.
➢ Sering melakukan Postural Drainage bagi anak yang menderita Cystic Fibrosis (penyakit
bawaan dari gangguan kelenjar sekretorik, yg menyebabkan terbentuknya secret yang
berlebihan dan kental pada saluran kelenjar sekretorik).
I. Pengertian Disabilitas
(c) penyandang cacat fisik dan mental. (Pasal (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997).
1) Bangunan umum harus dilengkapi dengan prasarana aksesibilitas bagi semua orang
2) Penyelenggaraan pembangunan bangunan umum dan lingkungan wajib memenuhi
persyaratan teknis aksesibilitas.
1) Keberadaan anak dengan disabilitas ini sebagai sesuatu hal yang merepotkan. Bahkan ada
yang menganggap keberadaan mereka sebagai aib keluarga, biang masalah, hingga
kutukan akan sebuah dosa yang pada akhirnya semakin memojokan disabilitas dari
pergaulan masyarakat
2) Pandangan masyarakat terhadap disabilitas berubah menjadi sesuatu yang harus mereka
kasihani dan mereka tolong. Hal ini dikarenakan mereka adalah sosok yang dianggap
kurang mampu dan membutuhkan bantuan
Secara garis besar, sikap dan pandangan masyarakat terhadap anak dengan disabilitas
adalah individu yang lemah, tidak berguna/tidak bermanfaat, harus dikasihani.
• PENDIDIKAN
Masih Banyak Anak dengan disabilitas yang belum mengenyam bangku sekolah
o Sistem harus disesuaikan dengan anak yang menyesuaikan diri dengan sistem.
• SOSIAL
Rehabilitasi Sosial Memulihkan keberfungsian sosial anak dengan disabilitas dan dengan penyakit
kronik dalam masyarakat, dimana ada keterkaitan dengan :
✓ Pendidikan
✓ Ketenagakerjaan
✓ Hukum
✓ Peran keluarga
✓ Stigma masyarakat
✓ Kesehatan
✓ Aksestabilitas.
✓ Untuk mengatasi masalah anak → harus terjadi perubahan Paradigma Pembangunan Anak
✓ Selama ini : Parsial, Segmentatif, Sektoral, Charity → Di masa depan : Holistik , Integratif,
Berkelanjutan, Human Rights .
L. Strategi
Meliputi seluruh bidang pembangunan : Tumbuh Kembang Anak dan Perlindungan Anak →
Implementasi → Pemenuhan Hak-hak penyandang Disabilitas.
❖ Tujuan utama perawatan anak dengan kondisi kronik adalah normalisasi kehidupan anak
dan keluarga serta optimalisasi kesehatan dan tumbuh kembang anak.
RESUME PERTEMUAN – 2
Disusun Oleh :
Nurul Halimah
(C1AA20073)
2022
PEMBAHASAN
A. Definisi
1) Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yg bersifat profesional
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual
yg dapat ditunjuk pd individu dan masyarakat dalam rentang sehat-sakit.
2) Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik yg sakit maupun yg
sehat, dari lahir hingga meninggal dlm bentuk pengetahuan, kemauan, dan kemampuan
yang dimiliki.
3) Kondisi Kronis yaitu keadaan yg berlangsung selama sekurangnya 6 bulan memerlukan
monitoring jangka panjang dan manajemen untuk mengontrol gejala dan pengaruh dari
perjalanan penyakit.
4) Kondisi Kronis merupakan sesuatu yg terjadi jangka panjang, sedang berjalan, dapat atau
tidak merupakan kondisi terminal, serta membutuhkan adaptasi untuk aktifitas sehari-hari.
5) Kondisi kronis bervariasi dalam etiologi, manifestasi, keparahan, dan efeknya pada fisik,
psikososial dan perkembangan kognitif anak.
Melihat kelompok rentan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak dengan penyakit kronis dapat
beresiko terinfeksi Covid-19 dan hal ini dapat memperburuk kondisi anak.
F. Peran Perawat
Dalam pelayanan keperawatan anak kronik masa pandemik covid-19 perawat dapat berperan
sebagai caregiver yg memberikan pelayanan keperawatan selama 24 jam, sebagai educator
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Secara umum perawat mempunyai peran yg
sangat penting baik dari segi promotive, preventife dan pelayanan asuhan keperawatan dalam
kondisi wabah covid-19.
Tujuan Utama Pelayanan Keperawatan dari perencanaan keperawatan Anak dgn Penyakit
Kronis : Mempromosikan kesehatan yang optimal pada anak dan Normalisasi kehidupan anak
dengan keluarga
Agar keluarga dpt menghadapi tekanan dgn penyesuaian optimal terhadap kondisi anak,
masing-masing angota keluarga harus didukung secara individu sehingga sistem keluarga kuat.
Sibling (saudara) pd anak dgn penyakit kronik butuh dukungan orang tua untuk menyesuaikan
diri dan koping mereka, dan perawat dpt membantu orang tua untuk mengetahui kebutuhan sibling
tersebut.
J. Dukungan terhadap Orangtua/keluarga
o Memberikan kesempatan pada anak, orang tua dan sibling untuk mendiskusikan perasaan
bagaimana penyakit kronik berdampak terhadap kehidupan mereka
o Memberikan perhatian pada respon keluarga terhadap anak
o Tawarkan strategi peningkatan perawatan, misal melalui community dan family support
o Identifikasi support sistem dan mendorong open communication
o Identifikasi cara meningkatkan akses pelayanan bagi anak dan keluarga
o Promosi kesehatan.
K. Pelayanan Keperawatan Anak dengan Kondisi Kronis dengan Pendekatan Family
Centered Care
“Anak dengan kondisi kronik menimbulkan gejala depresi pada ibu dan disfungsi keluarga,
menurunkan harga diri anak sehingga menimbulkan ansietas dan depresi pada anak. Maka dgn
FCC dpt meminimalkan beban keluarga dan mendukung peningkatan perkembangan
psikologis anak”
“Orang tua dgn anak penyakit kronik punya tanggung jawab yg kompleks dan
komprehensif dlm merawat anak di rumah sakit dan di rumah”.
Untuk membina BHSP maka perlu : kolaborasi, konsistensi dlm sharing informasi tentang
penyakit, bertanggung jawab serta pengambilan keputusan.
L. Normalisasi dalam Pelayanan Keperawatan Anak dengan Kondisi Kronik
❖ Strategi kognitif dan perilaku yg digunakan oleh keluarga yg memiliki anak dgn penyakit
kronik untuk terlihat hidup secara normal
❖ Perawat perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan keluarga, memberikan dukungan dan
terbuka tentang kondisi dan pengobatan anak, aktif dlm melibatkan keluarga dlm semua
aspek perawatan
❖ Beberapa petunjuk dlm meningkatkan normalisasi pd anak: persiapan, partisipasi, sharing,
kontrol, harapan dan sikap positif.