Anda di halaman 1dari 63

KONSEP KEPERAWATAN DAN DAMPAK PENYAKIT

KRONIK/TERMINAL DAN DISABILITAS PADA ANAK


DAN KELUARGA (CHRONIC SORROW)

OLEH :
AHMAD SUBANDI
1. Konsep- Konsep Penyakit Kronis/Terminal dan
Disabilitas Pada Anak
a. Definisi penyakit kronis :
 Merujuk pada keadaan medis atau derajat kesehatan yang
terjadi selama minimum 3 bulan.
 Keadaan kronik pada anak adalah kondisi fisik, psikologis
atau kognitif yang membuat pembatasan dalam fungsi
keseharian atau membutuhkan pengobatan khusus dalam
waktu paling tidak beberapa bulan.
 Gangguan atau penyakit yang berlangsung lama
(berbilang bulan atau tahun) atau dikenal sebagai penyakit
menahun.
2
Lanjutan .......

b. Definisi Penyakit Terminal .......


 Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada
obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang
bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
 Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat
diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat paliatif
( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas
hidup ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996).
c. Definisi Disabilitas/Kecacatan ......
 Ketidakmampuan untuk terlibat dalam aktivitas penting oleh
karena keterbatasan fisik/mental yang dapat ditentukan secara
medis dan dapat berakibat kematian.
 World Health Organization (WHO) memberikan definisi
disabilitas sebagai keadaan terbatasnya kemampuan
(disebabkan karena adanya hendaya) untuk melakukan
aktivitas dalam batas-batas yang dianggap normal oleh
manusia.

4
d. Tumbuh Kembang pada anak
 Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
: besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang dapat diukur dengan ukuran berat(Kg/
gram), panjang dengan ukuran (cm).
 Perkembangan : bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh sbg hasil dari proses pematangan,
termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sbg hasil interaksi dg lingkungan .

5
Lanjutan ....

 Keterlambatan perkembangan adalah suatu keterlambatan


maturasi: tingkat perkembangan tidak normal dan lebih lambat
dari tingkat fungsi yang ditunjukkan anak berada di bawah
tingkat fungsi anak normal yang telah diamati dan berusia sama
 Ketidakmampuan perkembangan adalah setiap
ketidakmampuan mental dan/atau fisik yang muncul sebelum
usia 22 tahun dan cenderung berlanjut sampai waktu yang tidak
terbatas
Lanjutan ....

e. Pemeriksaan fisik pada anak


f. Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan penyakit
kronik.
g. Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan penyakit
terminal.
h. Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan penyakit
disabilitas.
i. Dampak penyakit kronis/terminal dan disabilitas.
j. Mekanisme koping .
Lanjutan ....
k. Peran perawat anak :
 Family Advocacy/caring
 Diseases prevention/Health promotion
 Health education
 Support/Counceling
 Therapeutic Role
 Coordination/Collaboration
 Reasearch
 Health care planning
L. Tren Dalam Perawatan Anak ....

 Fokus Perkembangan
berfokus pada tingkat perkembangan daripada usia
kronologis, selain itu juga mempertimbangkan perkembangan
keluarga
 Asuhan berpusat pada keluarga
1. Filosofi yang memperhatikan keluarga sebagai sesuatu yang
konstan dalam kehidupan anak.
2. Pemberi perawatan kesehatan membantu perawatan dan
kebutuhan anak untuk membangun hubungan kerja sama
dengan orang tua. Hubungan kolaborasi ditandai dengan
komunikasi, dialog, mendengarkan secara aktif, kesiagaan,
dan menerima perbedaan.
Lanjutan ....

 Normalisasi
 rutinitas harian untuk anak yang menderita penyakit kronis
atau ketidakmampuan harus disesuaikan dengan jadwal
keluarga.
 Harapan perilaku anak yang sesuai harus diterapkan.
 Jika perlu, lingkungan harus dibangun untuk mendorong
keikutsertaan anak dalam aktivitas yang sesuai usia.
Lanjutan .....

 Managed Care (Perawatan yang Terprogram) :


beberapa penelitian telah menunjukkan penurunan akses
ke spesialis pediatrik dan layanan yang terkait dengan
kesehatan dalam lingkungan perawatan yang terprogram.
AKUT VS KRONIS (1)

Faktor Akut Kronis


Onset Tiba-tiba Tiba-tiba/perlahan-lahan

Perawatan -Assessment tidak Banyak assessment


banyak. -Penyebab penyakit tidak
- Penyebab penyakit diketahui
biasanya cepat -Membutuhkan pengobatan
diketahui. dan follow up jangka penjang
- Pengobatan dan -Prognosis mungkin tidak
perawatan segera diketahui
-Prognosis diketahui -Keluarga memerlukan
-Keluarga memerlukan konseling dan penanganan
konseling
AKUT VS KRONIS (2)
Faktor Akut Kronis
Pola - Biasanya ditangani oleh - Ditangani oleh tim dokter
perawatan 1 orang dokter spesialis
Tipe penyakit -Biasanya penyakit -Biasa beberapa penyakit
tunggal
Lamanya -Singkat -Lama
penyakit
Tempat -Klinik/Rumah Sakit -Rumah sakit
perawatan
Lamanya krisis -Singkat -Lama
keluarga
Reaksi -Cemas, kemudian
keluarga -Shock, denial, anger, anxiety,
berkurang depression, guilt,
resentment, adaptation, reorgan
ization
2. Kasus-kasus penyakit kronis yang
ditemukan di Indonesia !!!!!

 Asma : 6,2- 6% dari jumlah anak di Indonesia usia 6-12


tahun
 Diabetes
 Kelainan jantung bawaan
 Kanker : leukemia 25-35% (4100 / tahun ) tahun 2007
 Epilepsi
 Sickle Cell Anemia
 Obesitas
 Autis
 Hiperaktif
 Kecacatan

Sumber : Boyse, 2007


14
Lanjutan .....

 HIV/AIDS : 228 anak (≤14 th) s/d Juni 2008. Angka


kematian bayi krn AIDS dilaporkan 35/1000 lahir hidup pd
thn 2006
 Anemia
 Leukemia
 TB : Angka kematian 68/100.000 penduduk (WHO, 1998),
Angka kesakitan 92.792 kasus pada 2001, 76.230 atau
37.5/100.000 penduduk dgn BTA + (2002)
Lanjutan ......

 CHD (Congenital Heart Disease)


 Malaria : 850,2/100.000 penduduk dgn angka
tertinggi 20% di Gorontalo, 13% di NTT dan
10% di Papua. Angka kematian spesifik
Malaria 11/100.000 penduduk utk laki-laki
dan 8/100.000 untuk perempuan.
 Gizi Buruk : 13 juta anak Indonesia (WFP, Juni
2010)
Penyakit kronis terbanyak .......

Di Indonesia :
1. Penyakit pernafasan
2. Penyakit kardiovaskuler

 Pnemonia (22,5 %)
 Diare (19,2 %)
 ISPA (7,5 %)
 Tifus perut dan Malaria (masing-masing 7 %)
 Campak (5,2 %)

 Di Dunia :
 Obesitas (18%)
 Asthma (9%)
 attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
 Polio
 Leukemia
 CHD
Profile of Childhood Cancer in
“Dharmais” Cancer Hospital 2010
Cancer Total
 Leukemia 31
 Lymphoma 9
 Retinoblastoma 4
 Wilm’s Tumor 3
 Osteosarcoma 3
 Neuroblastoma 1
 Nasopharingeal Cancer 1
 Rhabdomyosarcoma 2
 Others 9
Source: Childhood Cancer Registry, Dept. of Child Health, DCH
3. Dampak Penyakit Kronis Pada Anak & Keluarga :

a. Psikososial stress pada anak


 Sekolah : keluar masuk RS dan kesulitan dalam
menangkap pembelajaran akibat pengobatan.
 Relationship: cemburu terhadap sibling/saudara
dan kerusakan dalam hubungan sosial.
 Ketidakpastian masa depan: prospek, pernikahan,
kesuburan dan genetik/bawaan thd keturunan.

19
 Perubahan body image: ketidaksesuaian bentuk tubuh,
operasi, keterlambatan pubertas, efek samping dari
pengobatan seperti; kerontokan,kehilangan berat badan atau
kurus).
 Seringnya di rawat di RS: nyeri dan ketidaknyamanan
terhadap prosedur & gangguan thd kehidupan normal dan
perasaan tergantung.
 Anak yg lebih muda cenderung menarik diri dan mudah
marah sdgkan yg lebih tua cenderung mengungkapkannya.

20
Lanjutan Dampak Penyakit Kronis .....

 Aspek perkembangan  dampak penyakit kronik


dipengaruhi usia pada saat penyakit terjadi. Penyakit
kronik mempengaruhi anak di semua umur tetapi
aspek perkembangan di semua umur menyebabkan
stress tersendiri pada anak.
 Mekanisme koping  kemampuan anak untuk
mempelajari mekanisme koping sangat penting di
dalam kemampuan menghadapi gangguan tsb,
karakteristik individu dan dukungan sosial pada
anak merupakan pengaruh yg penting dalam
kemampuan anak untuk menghadapi stres
 5 Pola koping yang biasa digunakan :
1. Mengembangkan kompetensi dan optimisme
2. Merasa berbeda dan menarik diri
3. Sensitif, moody dan acts out
4. Mengikuti pengobatan
5. Mencari dukungan
b. Psikososial stress pada orang tua :

 Berduka karena kehilangan anak yg sempurna, dapat


atau tidak dapat menerima umpan balik positif dari hub
degan anak mereka.
 Finance: biaya RS & kehilangan pendapatan/pekerjaan
 Relationship: Perubahan peran, sosial isolasi saat anak
mengalami pengobatan dan penurunan waktu bersama
dengan keluarga besar
 Komunikasi: penurunan kemampuan untuk sharing,
kemampuan untuk menjelaskan kepada saudara anak.
 Pertahanan disiplin: penghindaran diri dari tingkah laku
yang protektif
Reaksi Keluarga terhadap Penyakit Kronis

a. Syok dan denial :


 Berhari-hari sampai berbulan-bulan
 Mengalami denial yang bervariasi
 Contoh kejadian denial :
 Physician shopping
 Tidak percaya dengan hasil test diagnostik
 Menunda menyetujui pengobatan
 Menolak mengatakan kepada orang lain tentang kondisi anak
 Bersikeras mengatakan tidak ada seorang pun yang berkata
benar tentang anaknya
 Tidak bertanya tentang diagnosis atau prognosis
b. Penyesuaian :

 Terjadi setelah syok dan denial


 Mulai mengakui kondisi anak
 Ditandai dengan
 Rasa bersalah dan menghukum diri sendiri
 Orangtua mengasumsikan bahwa kondisi anak yang sakit
disebabkan oleh kesalahannya
 Anak-anak mengasumsikan penyakitnya sebagai hukuman

 Benci dan marah


 Orangtua menyalahkan/menjadi agresif terhadap anggota
keluarga, teman, staf perawat.
 Anak-anak bereaksi marah karena diperlakukan berbeda dan
adanya pembatasan terhadap diri mereka.
Reaksi Orangtua terhadap Anak Penyakit
kronis :

 Proteksi yang berlebihan


 Orangtua takut  tidak mendisiplinkan anak, memberikan semua
yang anak minta.
 Rejeksi
 Orangtua memberikan perawatan terhadap anak, tetapi dilain
pihak orangtua memisahkan diri secara emosional.
 Denial
 Orangtua memperlakukan anak seolah-olah tidak terjadi sesuatu
pada anak
 Penerimaan bertahap
 Orangtua mengembangkan harapan realistik, mendukung
perawatan, mendukung pencapaian kemampuan fisik dan sosial.
Lanjutan .....

 Harga diri rendah


 Pemisahan diri orangtua dengan anak menunjukkan harga
diri rendah
 Malu
 Orangtua merasa malu dengan masyarakat akan kondisi
anaknya
 Ambivalen
 Adanya rasa cinta dan benci yang terus ada
Lanjutan .....

 Depresi
 Orangtua mengalami rasa sedih yang berpanjangan.

 Reintegrasi dan penerimaan


 Orangtua memiliki harapan yang realistik terhadap anak dan
keluarga menyatu kembali.
 Kebekuan
 Terjadi jika keluarga tidak dapat mengembangkan strategi
koping yang efektif
 Anak dimasukkan ke lembaga kesehatan mental
Dampak Penyakit Kronis

 Orangtua: umpan balik positif kurang


 Banyak mengeluarkan waktu, energi, biaya  ibu
bertanggungjawab terhadap perawatan fisik, ayah
bertanggungjawab terhadap kebutuhan finansial.
 Ibu memiliki hubungan yang lebih dekat dengan anak
dibanding ayah.
 Orangtua memiliki waktu sedikit untuk bersama-sama.
c. Psikososial Stress Pada Saudara .......

 Saudara  beberapa kesulitan yg dihadapi


sibling terjadi dari kebutuhan saudaranya, sifat
hubungan sibling itu sendiri, mengalami
perasaan yang kontradiksi.
 Relationship: dendam thd saudara yg sakit,
kehilangan kontak dengan orang tua & isolasi.
 Perubahan peran : extra tanggung jawab dan
support bagi orang tua.
 Perubahan keyakinan : konsen tentang penyakit
dan suatu hubungan, perasan bersalah terhadap
suatu kondisi dan penolakan thd kematian
 Saudara kandung (sibling)
 Menjadi mudah marah, menarik diri dari lingkungan
sosial, khawatir dengan kesehatan dirinya.
 Muncul keluhan fisik: sakit kepala, perut.
 Perilaku cemburu, mencari perhatian, marah,
bermusuhan, prestasi di sekolah kurang baik.
 Merasa tidak diikut sertakan dalam hubungan positif
dengan orangtua/anak yang sakit (kasih sayang, sensitif,
kerjasama)
Lanjutan .....

Aspek negatif :
 Cemburu dengan saudaranya
 Benci dengan saudaranya
 Ketakutan mengalami hal yang sama terhadap
kesehatan mereka
Aspek positif :
 Merasa lebih dekat dengan keluarga
 Mekanisme koping berkembang
d. Keluarga Besar dan Masyarakat

 Kakek/nenek sulit menerima kondisi anak  mereka


mencoba meyakinkan orangtua bahwa anak akan
sembuh.
 Masyarakat memandang kondisi penyakit kronik dan
ketidakmampuan menjadi lebih positif.
 Ketakutan masyarakat  keluarga besar merasa
malu.
4. Prinsip penanganan ......

 Pendidikan kesehatan  menjelaskan kepada anak


tentang perjalanan penyakitnya dan keterbatasan
pengobatan. Pendidikan kesehatan harus langsung
pada penderita dan keluarganya dan harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan
sesuai dengan tingkat usia anak.
 Merespons terhadap emosi  dengarkan baik-baik,
berikan waktu yang cukup bagi anak dan
keluarganya untuk mengemukakan perasaannya,
kekhawatirannya, dan harapannya
Lanjutan …...

 Melibatkan keluarga  dukungan pada keluarga


dan petunjuk penatalaksanaan sangat penting.
Keluarga harus dibantu agar tidak melakukan
sikap yang berlebihan terhadap anak, seperti
terlalu melindungi, terlalu khawatir dan
memberikan perhatian berlebihan.
 Melibatkan pasien  Bila anak dilibatkan dalam
penatalaksaan penyakitnya, maka mereka akan
lebih patuh dan bertanggungjawab
 Melibatkan tim multidisiplin .
Lanjutan ......

 Memberi perhatian pada berbagai masalah yang di


hadapi anak dan keluarga dengan tidak mengabaikan
kematian dan menjelang ajal dengan meningkatkan
fungsi serta kualitas hidup yang optimal.
 Membantu keluarga memfokuskan perawatan pada
interaksi kompleks antara masalah fisik, emosional,
social dan spiritual
 Menciptakan lingkungan terapeutik, menciptakan
suasana seperti di rumah, jika perawatan tidak
dilakukan di rumah sendiri
 Menyiapkan komunikasi terbuka berkenaan dengan
proses menjelang ajal melalui pendidikan dan
dukungan anggota keluarga.

36
5. Program Yankes di Berbagai Tatanan (RS,
Komunitas, Sekolah, dll)

a. Di Rumah Sakit
 Fasilitas rawat inap di Rumah Sakit
Pemerintah, Rumah Sakit Swasta.
 Rawat jalan di Rumah Sakit Pemerintah,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu,
Rumah Sakit Swasta.
 Poliklinik tumbuh kembang
 Hospice Care
 IMD/ASI Ekslusif

37
b. Puskesmas
 Rawat jalan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Adanya
puskesmas khusus yang menyelenggarakan skrining awal
yang mengacu pada pedoman DDTKA, Pemberian imunisasi
melalui program BIAS, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), PMT
(Pemberian makanan tambahan), dan Stimulasi Dini
Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK)

c. Tempat pelayanan kesehatan lain


 Poliklinik(klinik swasta/BP/KIA), Dokter Praktek, Paramedis
(perawat/bidan praktek)

38
d. Komunitas
 Wadah/organisasi yang menaungi anak-anak dengan kondisi
disabilitas seperti : KOMNAS anak, KPAI, LSM
 Adanya kegiatan RBM (Rehabilitasi berbasis masyarakat) di
beberapa daerah yang dilakukan oleh kader masyarakat
setempat yang terlatih.
 Posyandu (Pusat Pelayanan Terpadu)
 DOTS/PMO

39
Lanjutan ......

e. Sekolah
 Sekolah-sekolah untuk anak dengan berkebutuhan khusus
(SLBA, SLBB, SLBC, SLBD, SLBE, SLBF, SLBG dan SLB
campuran)
 Program UKS di sekolah/SLB
 Tenaga Pendidik : Ada beberapa lembaga pendidikan
tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
bagi tenaga pendidik untuk anak dengan disabilitas
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Terkenal
Dengan Trias UKS yaitu:

1). Pendidikan Kesehatan :


 Melakukan penyuluhan bagi siswa, guru dan orang tua
tentang : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara
lain: pola hidup aktif, cara memilih makanan bergizi
seimbang, kebersihan gigi dan mulut, pencegahan
penyalahgunaan NAPZA/NARKOBA, perilaku terkait
dengan kesehatan reproduksi, perilaku anti kekerasan.
 Melaksanakan pelatihan UKS bagi Tim Pelaksana UKS,
guru pembina UKS dan kader kesehatan.
 Melaksanakan pembinaan PHBS dengan metode
pemeriksaan langsung (pemeriksaan kebersihan pribadi,
kelas, lingkungan dan sebagainya) dan sistem kompetisi
(Lomba).
2). Pelayanan Kesehatan .....

 Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan berkala


serta penyuluhan kesehatan.
 Imunisasi.
 Pelayanan gizi dan pembinaan warung sekolah.
 Pengobatan ringan: Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama Pada
Penyakit (P3P).
 Penanganan kasus (anemia, obesitas, diare,
kecacingan, malaria, cerebral palsy dan lain lain)
 Rujukan medik ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
3). Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

 Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan,


kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerapihan,
kekeluargaan).
 Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
lingkungan.
 Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah
(guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid
dan masyarakat sekitar).
 Melakukan pemeliharaan sarana fisik dan
lingkungan sekolah.
 Melakukan pengadaan sarana sekolah yang
mendukung terciptanya lingkungan bersih dan
sehat termasuk pengadaan air bersih, jamban
dan peturasan.
 Melakukan kerjasama dengan masyarakat
sekitar sekolah agar senantiasa dapat tercipta
lingkungan yang bersih dan sehat.
 Melakukan penataan halaman, pekarangan,
perindangan/penghijauan, apotek hidup dan
pagar sekolah yang aman.

44
6. Peran Perawat Anak Sesuai Tatanan
Pelayanan

a. Sekolah :
1). Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah :
 Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisa data, dan
perumusan masalah dan prioritas masalah
 Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama TPUKS
 Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang disusun
 Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS
 Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
2). Sebagai pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan
yang bertugas di puskesmas dapat menjadi salah seorang
anggota dalam TPUKS, atau dapat juga ditunjuk sebagai
seorang koordinator UKS di tingkat Puskesmas.
3). Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan. Dilakukan
langsung melalui penyuluhan kesehatanyang bersifat
umum dan klasikal, atau secara tidak langsung sewaktu
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan

46
b. Komunitas/ Children’s Community Nursing (CCN)

1. Neonatal care :
 Merawat bayi yang terpasang oksigen di rumah
 Melakukan manajeman yang mengalami kuning fisiologis
2. Perawatan anak dengan masalah yang akut :
 Infeksi saluran napas
 GE
 Konstipasi

47
3. Perawatan post operasi
 Perawatan post op Telinga, hidung dan tenggorokan
 Perawatan luka
 Sirkumsisi
 Hernia repairs
4. Melakukan tindak lanjut dan dukungan thd trauma
 Fraktur
 Anak yang mendapat traksi

48
4. Melakukan dukungan & pengajaran pada keluarga untuk
kesehatan jangka panjang :
 Masalah pernapasan kronis (asma, cystic fibrosis)
 Gangguan kulit (eksim, psioriasis)
 Gangguan pada darah
 Hemodialisa

49
c. Rumah Sakit

 Pemberi keperawatan
 Advokat keluarga
 Pencegahan penyakit
 Pendidikan
 Konseling
 Kolaborasi
 Pemberian keputusan etik
 Peneliti

50
Pertimbangan Keperawatan

 Pengkajian penting untuk menentukan kekuatan


keluarga, mekanisme koping dan reaksi keluarga
terhadap kondisi anak.
 Tindakan perawat antara lain:
 Memberikan dukungan kepada keluarga saat diagnosis
ditegakkan.
 Memberikan informasi dan bekerjasama dengan agency
lain.
Lanjutan ......

 Melibatkan orangtua dalam perawatan selama


anak dirawat.
 Eksplorasi pemahaman anak tentang
kondisinya, sehingga anak dapat mengatasinya
permasalahannya/apa yang dirasakan.
 Berikan informasi tentang dukungan yang ada
 perkumpulan penyakit yang sama, anggota
keluarga yang lain, pusat pelayanan kesehatan
dan pelayanan spiritual.
Lanjutan ....

 Klarifikasi persepsi yang salah tentang kondisi


kesehatan anak.
 Eksplorasi koping yang baru dengan anggota
keluarga.
 Tingkatkan perkembangan normal anak.
 Menyusun tujuan yang realistis untuk anak dan
keluarga.
Prinsip Pemberian Pelayanan Pada
Anak Sakit Kronis/Disability
Fokus pada perkembangan anak

D I A R A H K A N PA D A P E R K E M B A N G A N ,
P E R U B A H A N, D A N A D A P TA S I A N A K T E R H A D A P
LINGKUNGAN

B E R T U J U A N U N T U K M E N I N G K AT K A N
K E M A M P U A N D A N K E K U ATA N A N A K .
Fokus pada perkembangan keluarga

P E N A N G A N A N S E S U A I S I K L U S
PERKEMBANGAN KELUARGA

K E P U T U S A N YA N G D I A M B I L M E L I B AT K A N
KELUARGA
Normalisasi:
anak dan keluarga hidup normal

 Aktivitas rutin anak sesuai aktivitas keluarga


 Lingkungan didesain untuk mendukung aktivitas
anak
 Memiliki hak dan kesempatan yang samadengan
anak yang sehat untukmendapatkan pelayanan di
masyarakat
Home Care

A S U H A N K E P E R AWATA N D I L A K S A N A K A N PA D A
K E A D A A N S E B E N A R N YA , A N A K / K E L U A R G A T U M B U H
DAN BERKEMBANG DALAM SITUASI ALAMIAH

M E M P E R K E C I L B I AYA
Mainstreaming

M E N G I K U T S E R TA K A N A N A K D A L A M S E K O L A H
R E G U L E R D A N P U S AT P E R AWATA N A N A K

B E R T U J U A N U N T U K M E N G O P T I M A L K A N
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK,
INTELEKTUAL DAN SOSIAL
Intervensi dini

 Usaha mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang


mengalami kecacatan sejak dini, sejak lahir hingga usia 3
tahun
 Program perencanaan Pelayanan Keluarga: memberikan
informasi perkembangan anak, kekuatan yang dimiliki
keluarga, dan kebutuhan keluarga
 Menghargai nilai-nilai dan keyakinan yang dianut,
mendukung keinginan dan harapan keluarga, membantu
mewujudkan keinginan keluarga.
Referensi :

 http://ajph.aphapublications.org/cgi/reprint/82/3/364,
Childhood Chronic Illness:Prevalence, Severity, and
Impact
 http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12346789/14257/1/0
9EO1047.pdf
http://wow.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libriz/detail.jsp?id
=75329
http://www.cdc.gov/asthma/default.htm
www.lontar.ui.ac.id
Referensi .....

 Potts, Nicki L. & Mandleco, Barbara L. (2007). Pediatric


Nursing: Caring for Children and Their Families. Second
Edition. New York : Thomson Delmar Learning
 Ramsay & moules, 2008, textbook of children`s and
young people`s Nursing)
 Wong & Hockenberry. (2001). Wong’s essential s of
pediatric nursing. Sixth edition. St. Louis : Mosby
 Wong, L, D. (2002). Buku ajar keperawatan pediatric,
EGC, Jakarta)

62
TERIMA KASIH ........

Keep Fight & Smile ......Sukses Untuk Kita Semua !!!! Amin.,

Anda mungkin juga menyukai