Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN


DIANGNOSA MEDIS EPILEPSI
DI RUANGAN RAWAT INAP MEDANG
DISUSUN OLEH:
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU
 

KELOMPOK 5
D E S T R I S U C I M AWA R N I
NABILA CANTIKA
TIARA RESTIANA
ANISA SEPTIANI
ANGGI NADIA
B I N A R TA A D I L A H
M . I N D R A P R ATA M A
BENI ALDI
E R I Z A E K A PAT R I S I A
ENDAH ISTIQOMAH
DESI AGUSTINA
 
Pembahasan
1. Pengertian
Status epileptikus (aktifitas kejang lama yang akut) merupakan suatu
rentetan kejang umum yang terjadi tanpa perbaikan kesadaran penuh
diantara serangan. Istilah ini telah diperluas untuk mencakup kejang klinis
atau listrik kontinu yang berakhir sedikitnya 30 menit, meskipun tanpa
kerusakan kesadaran. (Muttaqin, Arif.2018)

2. Etiologi
Secara umum penyebab kejang dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1.Idiopatik :
2.Kriptogenik:
3.Imptomatik:.

Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui


(idiopatik), sering terjadi pada:
4. Trauma lahir, Asphyxia neonatorum
5. Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
6. Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
Tabel 01. Penyebab- penyebab kejang pada epilepsi
Hipoksia dan iskemia paranatal
Cedera lahir intrakranial
Infeksi akut
Bayi (0- 2 th) Gangguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesmia, defisiensi
  piridoksin)
Malformasi kongenital
Gangguan genetic

Idiopatik
Infeksi akut
Anak (2- 12 th) Trauma
Kejang demam

Idiopatik
Trauma
Remaja (12- 18 th) Gejala putus obat dan alcohol
Malformasi anteriovena

Trauma
Dewasa Muda (18- 35 th) Alkoholisme
Tumor otak

Tumor otak
Penyakit serebrovaskular
Dewasa lanjut (> 35) Gangguan metabolik (uremia, gagal hepatik, dll )
Alkoholisme
3. Patofisiologi
Otak merupakan pusat penerima
pesan (impuls sensorik) dan sekaligus
merupakan pusat pengirim pesan
(impuls motorik).
4. PATHWAY EPILEPSI
b. Epilepsi umum
1. Petit mal/ Lena (absence)
- Lena khas (tipical absence)

Dapat disertai:
- Gangguan tonus yang lebih jelas.
- Permulaan dan berakhirnya bangkitan tidak mendadak.

2. Grand Mal
- Mioklonik, Pada epilepsi mioklonik terjadi kontraksi
mendadak, sebentar, dapat kuat atau lemah sebagian otot
atau semua otot, seringkali atau berulang-ulang. Bangkitan
ini dapat dijumpai pada semua umur.
5. Klasifikasi Kejang
1. Berdasarkan penyebabnya
a. Epilepsi idiopatik : bila tidak di ketahui penyebabnya
b. Epilepsi simtomatik : bila ada penyebabnya

2. Berdasarkan letak fokus epilepsi atau tipe bangkitan

c. Auditoris : terdengar sesuatu


d. Olfaktoris : terhidu sesuatu
e. Gustatoris : terkecap sesuatu
f. Disertai vertigo

3) Epilepsi Parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum (tonik-


klonik, tonik, klonik).
 Epilepsi parsial sederhana yang berkembang menjadi bangkitan umum.
 Epilepsi parsial kompleks yang berkembang menjadi bangkitan umum.
 Epilepsi parsial sederhana yang menjadi bangkitan parsial kompleks
lalu berkembang
6. Manifestasi Klinis
a. Kejang Parsial Sederhana
Hanya jari atau tangan yang bergetar; atau mulut yang
bergergerak tak terkontrol; bicara tidak dapat dimengerti;
mungkin pening
b.Kejang Parsial Kompleks
Masih dalam keadaan sedikit bergerak atau gerakan
secara otomatis tetapi tidak bertujuan;
c. Kejang Umum (kejang grand Mal)
Mengenai kedua hemisfer otak, kekuatan yang kuat dari
seluruh tubuh diikuti dengan perubahan kedutan dari
relaksasi otot dan kontraksi (kontraksi tonik klonik umum).
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT Scan dan Magnetik resonance
imaging (MRI)
2. Elektroensefalogram(EEG)
3. Kimia darah: hipoglikemia,
8. Penatalaksanaan
Manajemen Epilepsi :
1. Pastikan diagnosa epilepsi dan mengadakan explorasi
etiologi dari epilepsi
2. Melakukan terapi simtomatik
3. Dalam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat
sasaran pengobatan yang dicapai, yakni:
 Pengobatan harus di berikan sampai penderita bebas
serangan.
 Pengobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan
syaraf pusat yang normal.
 Penderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Nafas Tidak Efektif b.d Gangguan Neurologis
2. Resiko Perfusi Selebral Tidak Efektif d.d
3. Intoleransi aktivitas b d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Intervensi Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Gangguan Neurologis. (D.0005)
1)Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas membaik.
SLKI : Pola napas
1.Dispnea 5 Menurun
2.Penggunaan otot bantu nafas 5 Menurun
3.Ortopnea 5 Menurun
4.Frekuensi Nafas 5 membaik
2) Intervensi
SIKI : Manajemen napas
Observasi
- Monitor Pola nafas
Terapeutik
- Posisikan Semi-Fowler atau fowler
- Berikan Oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari
2) Intervensi
SIKI :Pengurangan Resiko
Observasi
- Identifikasi kesiapaan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Jadwal kan pendidikan kesehatan sesuai kesepakat
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi
- Anjurkan memeriksa tanggal kadaluarsa obat
- Ajarkan cara melakukan kebersihan tangan

3. Implementasi
Implementasi adalah berkesinambungan dan interaktif dengan komponen lain dari proses keperawatan.
Selama implementasi, perawat mengkaji kembali pasien, modifikasi rencana asuhan, dan menuliskan kembali
hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Untuk implementasi yang efektif, perawat harus berpengetahuan
banyak tentang tipe-tipe intervensi, proses implementasi dan metode implementasi. Ada tiga fase implementasi
keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan keterampilan
mengimplementasikan rencana, persiapan pasien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi dengn tujuan. Implementasi apat
dilakukan dengan intervensi indeoenden, dependen atau interdependen
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan pasien setelah implementasi dilakukan
b. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)
1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawaan diharapkan Perfusi Serebral meingkat
SLKI: Perfusi serebral
1.Tingkat kesadaran Meningkat(5)
2.Kesadaran Meningkat (5)

2) Intervensi
SIKI : Manajemen kejang
Observasi
- Monitor terjadinya kejang berulang
Terapeutik
- Baringkan pasien agar tidak jatuh
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Catat durasi kejang
- Berikan Oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan untuk menahan gerakan pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antikonvulsan, jika perlu

c. Intoleransi aktivitas b d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


(D.0136)
1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status cairan membaik
SLKI : Kontrol kejang
1. mendapatkan obat yang di butuhkan menurun (5)
2. melaporkan frekuensi kejang menurun (5)
4. Evaluasi

 Fase terakhir proses keperawatan adalah evaluasi terhadap


asuhan keperawatan yang diberikan.
Tujuan evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik
rencanaa keperawatan, menilai dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan melalui perbandingan pelayanan keperawatan mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan
standar yang telah ditentukan terebih dahulu
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGAU

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

1. BIODATA
A . Identitas Klien
1. Nama/Nama Panggilan : An.A
2. Tempat Tanggal Lahir/Umur : Keluang/ 01-02-2022
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Desa Tegal Mulyo Rt.09 Rw.05 Kec.Keluang
7. Tanggal masuk : 22-06-2022 (jam: 11.25 )
8. Tanggal pengkajian : 23-06-2022
9. Diagnosis medis : Epilepsi

B . Identitas Orang Tua/ Wali


1. Ayah/wali
a. Nama : Triyono
b. Umur : 42Th
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Desa Tegal Mulyo Rt.09 Rw.05 Kec.Keluang
2. Ibu
a. Nama : Wiwit
b. Umur : 28Th
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Agama : Islam
f. Alamat : Desa Tegal Mulyo Rt.09 Rw.05 Kec.Keluang
2. Natal
a) Tempat melahirkan ( ) RS
( √) Klinik
( ) Rumah
b) Lama dan Jenis Persalinan ( √ ) Spontan
( ) Forceps
( ) Operasi
c) Penolong Persalinan ( ) Dokter
( √ ) Bidan
( ) Dukun
d) Komplikasi waktu lahir: Tidak Ada Komplikasi
3. Post Natal:
e) Kondisi bayi
 Nilai APGAR: 8
 BB Lahir : 3,2 Kg
 PB 49 cm
 LK 34 cm
 LD 31 cm
 LLA 23 cm
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram dan keterangan
3. Identitas Saudara Kandung
NO NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN
1 Gibran 6Th Saudara Kandung SEHAT

2. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama : Ibu mengatakan anak kejang setelah di imunisasi DPT II
2) Riwayat Keluhan Sekarang : Ibu mengatakan anak masih sering kejang
3) Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
keluarga

B. Riwayat Kesehatan Lalu


1. Prenatal care
a) Pemeriksaan kehamilan: 11 kali
b) Keluhan selama hamil ( ) Perdarahan
( ) PHS
( ) Infeksi
( √ ) Ngidam
( √ ) Muntah-muntah ( ) Demam
( ) Lain-lain sebutkan:
c) Imunisasi TT: Ya/tidak *)
D. Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi Setelah Pemberian
Pemberian
1. BCG Umur 1 bulan 1 kali Demam

2. DPT (I,II,) Umur 2 & 3 bulan 2 kali DPT I tidak ada reaksi, DPT II reaksi
kejang- kejang
3. Polio (I,II,III) Umur 0 – 3 bulan 3 kali Polio 1 reaksi demam, polio 2 tidak
ada reaksi, dan polio 3 reaksi kejang

4. Campak Belum di berikan - -

5. Hepatitis Baru lahir 1 kali Tidak ada reaksi

E. Riwayat Tumbuh Kembang


1) Pertumbuhan Fisik
• Berat Badan 7 kg
• Tinggi Badan 64 cm
• Waktu tumbuh gigi : belum ada pertumbuhan gigi
2) Perkembangan Tiap Tahap Usia anak saat:
• Berguling - bulan
• Duduk - bulan
• Merangkak - bulan
• Berdiri - tahun
• Berjalan - tahun
• Senyum kepada orang lain pertama kali - tahun
• Bicara pertama kali: - tahun, dengan menyebutkan: -
• Berpakaian tanpa bantuan: -
F. Riwayat Nutrisi
Pemberian ASI
a) Kolostrum: diberikan
b) Cara pemberian ASI: Pemberian Langsung
c) Lama Pemberian: ASI Eksklusif 4 bulan
 
Pemberian susu formula
d) Alasan pemberian : tidak ada alasan
e) Jumlah pemberian : tidak ada pemberian
f) Lama pemberian : tidak ada pemberian
 
Pola pemberian nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
0-4 bulan ASI Eksklusif 4 bulan

G. Riwayat Psikososial
a) Anak tinggal bersama: Orang tua
b) Lingkungan berada di: Desa
c) Hubungan antar anggota keluarga: Baik
d) Pengasuh anak: Tidak menggunakan Pengasuh Anak
 
H. Riwayat Spiritual
a) Support system dalam keluarga: Orang tua merawat anaknya dengan baik
b) Kegiatan keagamaan: Sesekali di dengarkan suara murotal qur’an
 
I. Riwayat Jatuh
Ibu mengatakan anak pernah mengalami jatuh saat umur 2 bulan

J. Pengkajian Saat Ini


a. Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
Porsi makan ASI eksklusif Masih ASI eksklusif

b. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Kebutuhan cairan ASI eksklusif Tidak di lakukan
2. Cara pemberian perhitungan balance cairan
3. Perhitungan balance
cairan (saat sakit)

c. Eliminasi (BAB & BAK)


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
BAB: BAB lancar dan normal BAB setelah diberi obat
a) Frekuensi   dari dubur bayi
b) Konsistensi    
c) Kondisi lain yang perlu dicatat    
BAK:    
d) Frekuensi    
e) Konsistensi BAK lancar dan normal BAK masih lancar dan
f) Kondisi lain yang perlu di catat normal
d. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur    
- Siang Siang jam 13.00 WIB Jam tidur tidak teratur
- Malam Malam jam 20.00 WIB  
2. Pola tidur Siang & Malam Tidak teratur
3. Kebiasaan sebelum tidur Digendong Digendong
4. Kesulitan tidur Tidak ada Ibu klien mengatakan ketika klien
tidur sering terjadi kejang

e. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi Dimandikan oleh ibu Dimandikan oleh ibu
2. Gogok gigi Dibersihkan oleh ibu Dibersihkan oleh ibu

f. Aktivitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain & tidur Bermain & tidur
2. Penggunaan alat bantu Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan alat bantu
aktivitas bantu Tidak ada kesulitan gerak
3. Kesulitan Tidak ada kesulitan gerak tubuh
pergerakan tubuh tubuh

g. Reaksi hospitalisasi, fokus pada pengkajian pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1) Mengapa ibu membawa anaknya ke RS:
2) Ibu mengatakan agar anaknya bisa ditangani dengan baik dan bisa sembuh dari penyakitnya
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak: Ya/Tidak
3) Bagaimana perasaan orangtua saat ini:
Ibu mengatakan sangat khawatir dan cemas dengan kondisi anaknya saat ini
h. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum:
a) Kesadaran : composmetis
b) Penampilan : Terlihat lemah dan lesu
c) Berat Badan 7 gr/kg
d) Tinggi Badan 64 cm
e) Tanda-tanda vital :
Pernapasan 24 x/menit
Denyut nadi 135 x/menit
Suhu 36,6 ºC

2) Kepala:
Inspeksi
a) Warna rambut : Hitam
b) Penyebaran : Merata
c) Kebersihan rambut : Rambut terlihat besih
Palpasi
a) Benjolan: ada/tidak
b) Nyeri tekan : ada/tidak

3) Muka
Inspeksi
a) Simetris/tidak : simetris
b) Gerakan abnormal : tidak ada gerakan abnormal
c) Data lain: -
Palpasi
a) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
b) Data lain :-
4) Mata
Inspeksi
a) Palpebra : edema/tidak
b) Sklera : icterus/tidak
c) Konjunngiva : anemis/tidak
d) Pupil : isokor/unisokor
e) Posisi mata : simetris/tidak
f) Penglihatan : kabur/tidak Palpasi
a) Nyeri saat palpasi : ada/tidak
b) Data lain : -
5) Hidung Inspeksi
a) Keadaan septum : normal, tidak ada kelainan
b) Secret / cairan : tidak ada sekret / cairan
c) Data lain : -

6) Telinga
Inspeksi
a) Posisi telinga : simetris
b) Aurikel : tidak ada kelainan
c) Lubang telinga : bersih
d) Pemakaian alat bantu : tidak menggunakan alat bantu
Palpasi
a) Nyeri tekan / tidak : Tidak ada nyeri tekan
b) Data lain : -
7) Mulut
Inspeksi
a) Keadaan gigi : belum ada pertumbuhan gigi
b) Keadaan gusi : gusi bayi sudah teraba
c) Kondisi lidah : lidah terlihat bersih
d) Bibir : bibr lembab
e) Data lain :-
8) Tenggorokan
a) Warna mukosa : berwarna merah muda
b) Nyeri menelan : tidak ada nyeri menelan
c) Data lain : -
9) Leher
Inspeksi
a) Kelenjar thyroid : membesar/tidak
b) Tumor : ada/tidak Palpasi
a) Kelenjar thyroid : teraba/tidak
b) Kaku kuduk : ada/tidak
c) Kelenjar limfe : membesar/tidak
d) Data lain :-

10) Thorax dan pernapasan Inspeksi


a) Bentuk dada : Normal
b) Gerakan dada : simetris
Palpasi
a) Vokal fremitus : tidak di kaji
b) Nyeri : tidak ada nyeri
Auskultasi
a) Suara napas : vesikuler
b) Suara tambahan : tidak ada suara tambahan
Perkusi : redup
Data lain :-

11) Jantung
Palpasi Ictus cordis : teraba
Perkusi pembesaran jantung: tidak ada pembesaran
Auskultasi bunyi jantung : Lup-dup S1-S2
Data lain :-

12) Abdomen
Inspeksi bentuk : Normal
Auskultasi : Bising usus terdengar 10 x/m
Palpasi
a) Hepar : tidak teraba
b) Lien : tidak teraba
c) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Data lain :-
13) Genitalia dan anus : tidak ada kelainan
14) Ekstremitas
a) Atas : aktif/pasif
b) Bawah : aktif/pasif

15) Integumentum
a) Warna kulit : putih
b) Kelembapan : lembab
c) Turgor : baik, ketika dicubit kulit kembali dalam > 2 detik
d) Data lain :-

16) Risiko Jatuh : Klien resiko tinggi jatuh


17) Pemeriksaan Penunjang : Diagnostik dan Laboratorium
- Laboratorium
No Jenis Hasil Nilai Normal Intepretasi
Pemeriksaan Laboratorium
         

- Pemeriksaan lain:
.........................................................................................................................
..........................................................................................................................
18) Program Pengobatan yang sedang dan akan dijalankan
Saran rawat inap dengan pengobatan
- IVFD RL
- Dexametason 3x 1/3 amp
- Asam valproat sirup 2 x 1 cth
- Cek Laboratorium
- Inj Penobarbital
- Valproic acid syrup 250 mg
Nama perawat yang mengkaji

(Destri suci mawarni & Nabila Cantika)


HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
 
Nomor RM : 379026
No Laboratorium : 22025695
Nama Pasien : By.A
Tgl Lahir/Usia : 01-02-2022/4 Bln
Jenis Kelamin : Perempuan
Dokter : dr.Afridita Syafiona
Diagnosa : Epilepsi
Alamat Pasien : DS TEGALMULYO RT 09 RW 05 KEC.KELUANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI      
Darah lengkap + LED      
Hemoglobin 10.7 g/dL 9.5-14.1
Eritrosit 12.1 10^3mm^3 6.0-17.5
Trombosit 3.96 10^6/uL 3.70-5.20
Hematokrit 284 10^3/mm^3 150-400
MCV 30.6 % 37.0-47.0
MCH 77.3 fL 70.0-86.0
MCHC 27.0 pg 24.0-32.0
HFLC 35.0 g/L 30.0-36.0
NRBC 0.7 %  
RDW-CV 0 %  
Hitung Jenis      
12.10 % 11.5-14.5
Basofil
0 % 0-2
Eosinofil
5 % 0-5
Neutrofil
32 % 30-40
Lifosil
58 % 40-60
Monosit
5 % 2-6
Rasio N/L
0.55   < 3.13
Golongan Darah      
Golongan Darah A    
Rhesus Positif    
Kimia Darah      
Glukosa Sewaktu      
Natrium Darah 95 Mg/dL 65-140
IMUNOSEROLOGI 135 Mmol/L 135-148
ANTIGEN Rapid SARS-Civ-2 Negatif Negatif
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds : -Ibu klien menggatakan Kejang  
Anaknya sesak saat terjadi   Pola Napas Tidak Efektif
kejang Hipersekres muccus  
- Ibu An. A mengatakan saat  
kejang tubuh anak nya bergetar dan Obstruksi jalan nafas  
kakinya menendang – nendang
- Ibu An.A mengatakan kejang yang
   
Hivopentilasi
terjadi berlangsung kira- kira +- 1
 
 
menit
   Pola Napas Tidak Efektif  
Do : - Tampak Pernapasan    
cuping hidung
- Terlihat klien terpasang
 
Oksigen ketika  
Terjadi kejang  
- pola napas klien 24x/m
 
TTV  
T : 36,4˚C
RR : 24 x/menit
 
N : 140 x/meni
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


2. Kejang ResikoGangguan
Perfusi serebral
Risiko perfusi serebral tidak
efektif
Hiperaktivitas neuron
Faktor risiko
- perubahan fungsi kognitif
- Mengalami penurunan Keb.enerrgi
kesadaran
- Penurunan aliran darah ke
serebral Metabolisme
- Hematocrit 30.6 % rendah

TTV Pengeluaran energy listrik


oleh sel-sel saraf motorik
T : 36,4˚C
RR : 24x/menit
Aliran darah serebral
N : 140 x/menit

Gangguan kesadaran

Resiko Gangguan perfusi


serebral
ANALISA
ANALISA DATA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


3. Ds : -Ibu klien menggatakan Kejang Intoleransi Aktivitas
Anaknya sesak saat terjadi
kejang
- Ibu An. A mengatakan O2 dalam darah
saat kejang tubuh anak nya menurun
bergetar dan kakinya
menendang – nendang
- Ibu An.A mengatakan Hipoksia
kejang yang terjadi
berlangsung selama kurang
dari 1 menit Kelemahan

Do : - Tampak Pernapasan
cuping hidung Intoleransi aktivitas
- Terlihat klien terpasang
Oksigen NRM 10 L/m
ketika Terjadi kejang
- pola napas klien 34x/m

TTV
T : 36,6 ˚C
RR : 45 x/menit
N : 135 x/menit
SPO2 : 98 %
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.Y Diagnosa Medis : Kejang


No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama SIKI : Manajemen napas - Untuk mengetahui
pola nafas 3x24 jam , diharapkan pola napas membaik pola nafas
Ds : - Ibu klien menggatakan SLKI : Pola napas Observasi - Untuk membantu
Anaknya sesak saat terjadi Kriteria hasil 1 2 3 4 5 kenyamanan
- Monitor Pola nafas
kejang Dispnea √ pasien saat
Terapeutik
- Ibu An. A mengatakan saat kejang bernapas
tubuh anak nya bergetar dan kakinya Penggunaan √ - Posisikan Semi-Fowler - Untuk membantu
menendang – nendang otot bantu atau fowler atau memudahkan
- Ibu An.A mengatakan kejang yang nafas - Berikan Oksigen,jika perlu pasien bernafas
terjadi berlangsung kira- kira +- 1 Ortopnea √ Edukasi - Untuk memenuhi
menit kebutuhan cairan
Frekuensi √ - Anjurkan asupan cairan pasien
Do : - Tampak Pernapasan Nafas 200 ml/hari
cuping hidung Ket :
- Terlihat klien terpasang 1.Dispnea 5 Menurun
Oksigen ketika kejang 2.Penggunaan otot bantu nafas 5
Terjadi kejang Menurun
- pola napas klien 24x/m 3.Ortopnea 5 Menurun
TTV 4.Frekuensi Nafas 5 membaik
T : 36,4˚C
RR : 24 x/menit
N : 140 x/menit
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.Y Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


2. Risiko perfusi serebral tidak Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen kejang - Untuk mengetahui
efektif keperawatan selama 3 x 24 jam , kapan terjadinya kejang
diharapkan perfusi serebral meningkat Observasi - Untuk menggurangi
Faktor risiko resiko jatuh
SLKI: Perfusi serebral - Monitor terjadinya kejang
- Untuk mempertahankan
- perubahan fungsi kognitif berulang
jalan nafas
- Mengalami penurunan Terapeutik
- Untuk mengetahui
kesadaran
- Baringkan pasien agar tidak waktu berapa lama
- Penurunan aliran darah ke Kriteria hasil 1 2 3 4 5
jatuh kejang
serebral
Tingkat kesadaran √ - Pertahankan kepatenan jalan - Untuk mengurangi
- Hematocrit 30.6 % rendah
nafas terjadinya sesak
- Catat durasi kejang - Agar keluarga paham
TTV - Berikan Oksigen, jika perlu dalam menangani saat
Kesadaran √
Edukasi pasien menggalami
T : 36,4˚C kejang
- Anjurkan keluarga tidak - Untuk menggetahui
RR : 24x/menit menggunakan kekerasan obat yang dipakai untuk
untuk menahan gerakan pasien
N : 140 x/menit Ket : pasien
N : 140 x/menit Kolaborasi
1.Tingkat kesadaran Meningkat(5)
- Kolaborasi pemberian
2.Kesadaran Meningkat (5)
antikonvulsan, jika perlu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI : Terapi Aktivitas 1.Untuk mengetahui tingkaf
ketidakseimbangan antara suplai dan selama 3 x 24 jam , diharapkan Toleransi Observasi aktivitas
kebutuhan oksigen Aktivitas meningkat 1.Identifikasi defisit tingkat 2.Untuk mengetahui respon
Ds : -Ibu klien menggatakan SLKI : Toleransi Aktivitas aktivitas fisik pasien
Anaknya sesak saat terjadi 2.Monitor respon fisik 3.Untuk melatih motorik
Kriteriahasil 1 2 3 4 5
kejang
Saturasi √ Terapeutik pada pasien
- Ibu An. A mengatakan saat
kejang tubuh anak nya bergetar Oksigen 3.Fasilitasi aktivitas motoric
dan kakinya menendang – untuk merelaksasi otot
Frekuensi √
nendang Napas
- Ibu An.A mengatakan kejang yang
terjadi berlangsung selama kurang
dari 1 menit Ket :
Do : - Tampak Pernapasan
1. Saturasi Oksigen meningkat(5)
cuping hidung 2. Frekuensi Napas Membaik (5)
- Terlihat klien terpasang
Oksigen NRM 10 L/m ketika
Terjadi kejang
- pola napas klien 34x/m

TTV
T : 36,6 ˚C
RR : 45 x/menit
N : 135 x/menit
SPO2 : 98 %
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Hari/Tanggal Diagnosa
Nama Pasien : By. A Implementasi
Diagnosa Medis : Kejang Evaluasi
mis,23 juni 2022 No.
Pola napas :tidak
Reg 202713efektif b.d Gangguan Ruangan
Jam : 09:00 : Medang Jam 15:00
Neurologis 1.Memposisikan klien miring kiri S : - Ibu klien menggatakan anak masih
Hari/TanggalDs : -Ibu klienDiagnosa
menggatakan Implementasi Evaluasi
sering kejang, dan menendang-nendang
Kamis,23 juni 2022 Pola napas sesak
Anaknya tidak efektif b.d Gangguan
saat terjadi Jam
R: Ibu klien : 09:00
memposiskan kepala dan kaki nya saat
Jam kejang dan sesak
15:00
Neurologis 1.Memposisikan klien kiri
miring kiri S : - Ibu klien menggatakan anak masih
kejang badan klien miring
Ds :Ibu
-IbuAn.
klienAmenggatakan sering kejang, dan menendang-nendang
- mengatakan saat kaki nya
Anaknya sesak saat terjadi R: Ibu klien memposiskan kepala dan O:saat- kejang
Kliendan sesak terpasang O2 NRM
masih
kejang tubuh
kejang
anak nya bergetar dan badan klien miring kiri 10L/m, saat kejang berlangsung
kakinya menendang – nendang 2.memberikan oksigen pada - Tampak
masih Pernapasan
- Ibu An. A mengatakan saat
- Ibu An.A
kejangmengatakan
tubuh anak nyakejang yang
bergetar dan klien,untuk mempertahankan suflai O: - Kliencuping terpasang O2 NRM
hidung
10L/m, saat kejang berlangsung
terjadi berlangsung
kakinya menendangselama kurang
– nendang oksigen padaoksigen
2.memberikan otak pada A: Masalah
- Tampak belum teratasi
Pernapasan
dari- Ibu
1 menit
An.A mengatakan kejang yang klien,untuk mempertahankan suflai TTVhidung
cuping
terjadi berlangsung selama kurang oksigen
R: Klienpada otak terpasang NRM 10 L/m
sudah T : 36,6˚C
A: Masalah belum teratasi SPO2 : 97 %
dari 1 menit
Do : - Tampak Pernapasan untuk membantu suflai oksigen TTV
R: Klien sudah terpasang NRM 10 L/m
RR : 32 x/menit
cuping hidung terpenuhi T : 36,6˚C SPO2 : 97 %
Do : - Tampak Pernapasan untuk membantu suflai oksigen N: 138 x/m
RR : 32 x/menit
- Terlihat
cupingklien terpasang
hidung terpenuhi no Kriteria hasil 1 2 3 4 5
N: 138 x/m
Oksigen
- Terlihat klien 10
NRM L/m
terpasang ketika 1 Dipsnea
no Kriteria hasil 1 2 3 4 √5
Terjadi kejang
Oksigen NRM 10 L/m ketika 2 Otopnea √
1 Dipsnea √
- pola napas
Terjadi kejang klien 34x/m 2 Otopnea
3 Frekuensi √ √
- pola napas klien 34x/m 3 Frekuensi √
nafas
TTV nafas
T : 36TTV
˚C
T : 36 ˚C
RR : RR
40 :x/menit
40 x/menit P: Intervensi dilanjutkan 1,2
N : 135 P: Intervensi dilanjutkan 1,2
N : x/menit
135 x/menit
SPO2SPO: 972 :%97 %
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Kamis,23 juni 2022 Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d Jam : 09:00 Jam 15:00
neoplasma otak Monitor terjadinya kejang berulang S : Ibu klien menggatakan anak masih
R: Ibu klien menggatakan anak masih sering kejang, dan menendang-nendang
Risiko perfusi serebral tidak efektif kejang kaki nya saat kejang
Ds : -Ibu klien menggatakan Pertahankan kepatenan jalan nafas
O: - Klien masih terpasang O2 dengan
Anaknya sesak saat terjadi R:Klien sudah diposisikan miring kiri
saturasi 5, saat kejang berlangsung
kejang ketika klien terjadi kejang - Tampak Pernapasan
- Ibu An. A mengatakan saat Melakukan pencatatan durasi kejang cuping hidung
kejang tubuh anak nya bergetar dan R: Durasi klien kejang kurang dari 1 klien masih kurang merespon
kakinya menendang – nendang menit rangsangan setelah terjadi kejang
- Ibu An.A mengatakan kejang yang Anjurkan keluarga untuk tidak A: Masalah belum teratasi
terjadi berlangsung selama kurang menggunakan kekerasan ketika kejang TTV
dari 1 menit terjadi berulang T : 36,6˚C SPO2 : 98 %
Do : - Tampak Pernapasan R:Keluarga klien paham menggenai RR : 32 x/menit
cuping hidung penjelasan dari perawat N: 138 x/m
- Terlihat klien terpasang Kolabrasi pemberian antikonvulsan no Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Oksigen NRM 10 L/m ketika dengan tim medis lainnya 1 Tingkat √
Terjadi kejang R: Klien diberikan valproic acid kesadaran
- pola napas klien 34x/m dengan dosis 2 kali sehari persendok 2 Kesadaran √
TTV the
T : 36,6 ˚C SPO2 : 98 % P: Intervensi dilanjutkan
RR : 45 x/menit
N : 135 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Kamis,23 juni 2022 Intoleransi aktivitas b.d Jam : 09:00 Jam 15:00
ketidakseimbangan antara suplai dan 1.mengidentifikasi defisit tingkat S : ibu klien mengatakan anaknya lemah,
kebutuhan oksigen aktivitas dan tidak menangis
Ds : -Ibu klien menggatakan R : klien tampak lemah dan berbaring
Anaknya sesak saat terjadi saja di tempat tidur O – klien tampak lemah , klien tampak
tidak ada nyeri tekan dan tidak menangis
kejang
saat nyeri
- Ibu An. A mengatakan saat 2.Memonitor respon fisik
kejang tubuh anak nya bergetar dan R : Respon fisik klien kurang A: Masalah belum teratasi
kakinya menendang – nendang TTV
- Ibu An.A mengatakan kejang yang 3.memfasilitasi aktivitas motoric T : 36˚C
terjadi berlangsung selama kurang untuk merelaksasi otot RR : 32 x/menit
dari 1 menit R : Ibu klien memberi sesuatu yang N: 138 x/m
Do : - Tampak Pernapasan aman untuk digenggam untuk no Kriteria hasil 1 2 3 4 5
cuping hidung perkembangan motorik 1 Saturasi √
- Terlihat klien terpasang oksigen
Oksigen NRM 10 L/m ketika 2 Frekuensi √
Terjadi kejang nafas
- pola napas klien 34x/m
TTV P: Intervensi dilanjutkan
T : 36,6 ˚C SPO2 : 98 %
RR : 45 x/menit
N : 135 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Jumat ,24 juni 2022 Ds : -Ibu klien menggatakan Jam : 09:00 Jam 15:00
Anaknya sesak saat terjadi 1.Memposisikan klien miring kiri S : Ibu klien menggatakan kejang
kejang pada anak berkurang
- Ibu An. A mengatakan saat R: Ibu klien memposiskan kepala dan
kejang tubuh anak nya bergetar dan badan klien miring kiri O: - Klien masih terpasang O2
kakinya menendang – nendang dengan saturasi 95 %, saat kejang
- Ibu An.A mengatakan kejang yang berlangsung
terjadi berlangsung selama kurang 2.memberikan oksigen pada - Tampak Pernapasan
dari 1 menit klien,untuk mempertahankan suflai cuping hidung berkurang
Do : - Tampak Pernapasan oksigen pada otak A: Masalah teratasi sebagian
cuping hidung TTV
- Terlihat klien terpasang R: Klien sudah terpasang NRM 10 L/m T : 36,3˚C SPO2 : 95 %
Oksigen NRM 10 L/m ketika untuk membantu suflai oksigen RR : 30 x/menit
Terjadi kejang terpenuhi N: 128 x/m
- pola napas klien 34x/m no Kriteria 1 2 3 4 5
TTV hasil
T : 36,6 ˚C SPO2 : 97 % 1 Dipsnea √
RR : 33 x/menit 2 O topnea √
N : 130 x/menit 3 Frekuensi √
nafas

P: Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Jumat,24 juni 2022 Risiko perfusi serebral tidak efektif Jam : 09:00 Jam 15:00
Faktor risiko Monitor terjadinya kejang berulang S : Ibu klien menggatakan kejang pada
Ds : -Ibu klien menggatakan R: Ibu klien menggatakan anak masih anak berkurang
Anaknya sesak saat terjadi kejang
kejang Pertahankan kepatenan jalan nafas O: - Klien masih terpasang O2 dengan
saturasi 98%, saat kejang berlangsung
- Ibu An. A mengatakan saat R:Klien sudah diposisikan miring kiri
- Tampak Pernapasan
kejang tubuh anak nya bergetar dan ketika klien terjadi kejang cuping hidung berkurang
kakinya menendang – nendang Melakukan pencatatan durasi kejang A: Masalah teratasi sebagian
- Ibu An.A mengatakan kejang yang R: Durasi klien kejang kurang dari 1 TTV
terjadi berlangsung selama kurang menit T : 36,2˚C
dari 1 menit Anjurkan keluarga untuk tidak RR : 30 x/menit
Do : - Tampak Pernapasan menggunakan kekerasan ketika kejang N: 114 x/m
cuping hidung terjadi berulang no Kriteria 1 2 3 4 5
- Terlihat klien terpasang R:Keluarga klien paham menggenai hasil
Oksigen NRM 10 L/m ketika penjelasan dari perawat 1 Tingkat √
Terjadi kejang Kolabrasi pemberian antikonvulsan kesadaran
- pola napas klien 34x/m dengan tim medis lainnya 2 Kesadaran √
TTV R: Klien diberikan valproic acid
T : 36 ˚C SPO2 : 97 % dengan dosis 2 kali sehari persendok P: Intervensi dilanjutkan
RR : 32 x/menit teh
N : 115 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Jumat,24 juni 2022 Intoleransi aktivitas b.d Jam : 09:00 Jam 15:00
ketidakseimbangan antara suplai dan 1.Identifikasi defisit tingkat aktivitas S : : ibu klien mengatakan lemah mulai
kebutuhan oksigen R : klien mulai bisa memiringkn berkurang, dan tidak menangis
Ds : -Ibu klien menggatakan badan O: – klien tampak mulai membaik , klien
Anaknya sesak saat terjadi tampak tidak ada nyeri tekan dan tidak
kejang 2.Monitor respon fisik menangis saat nyeri
- Ibu An. A mengatakan saat R : Respon fisik mulai membaik
kejang tubuh anak nya bergetar dan A: Masalah teratasi sebagian
kakinya menendang – nendang 3.Fasilitasi aktivitas motoric untuk TTV
- Ibu An.A mengatakan kejang yang merelaksasi otot T : 36˚C
terjadi berlangsung selama kurang R : Ibu klien memberi sesuatu untuk RR : 30 x/menit
dari 1 menit digenggsm untuk akivitas motoric N: 124 x/m
Do : - Tampak Pernapasan klien No Kriteria hasil 1 2 3 4 5
cuping hidung 1 Saturasi √
- Terlihat klien terpasang Oksigen
Oksigen NRM 10 L/m ketika 2 Frekuensi Nafas √
Terjadi kejang P: Intervensi dilanjutkan
- pola napas klien 34x/m
TTV
T : 36,6 ˚C SPO2 : 97 %
RR : 45 x/menit
N : 135 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Kamis,23 juni 2022 Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d Jam : 22:00 Jam 07:30
neoplasma otak Monitor terjadinya kejang berulang S : Ibu klien menggatakan anak masih
Risiko perfusi serebral tidak efektif R: Ibu klien menggatakan anak masih sering kejang, dan menendang -
Ds : -Ibu klien menggatakan kejang nendang kaki nya saat kejang
Anaknya sesak saat terjadi Pertahankan kepatenan jalan nafas
kejang R:Klien sudah diposisikan miring kiri O: - Klien masih terpasang O2 de ngan
- Ibu An. A mengatakan saat ketika klien terjadi kejang saturasi 99%, saat kejang berlangsung
kejang tubuh anak nya bergetar dan Melakukan pencatatan durasi kejang - Tampak Pernapasan
kakinya menendang – nendang R: Durasi klien kejang kurang dari 1 cuping hidung
- Ibu An.A mengatakan kejang yang menit klien masih kurang merespon
terjadi berlangsung selama kurang Anjurkan keluarga untuk tidak rangsangan setelah terjadi kejang
dari 1 menit menggunakan kekerasan ketika kejang A: Masalah belum teratasi
Do : - Tampak Pernapasan terjadi berulang TTV
cuping hidung R:Keluarga klien paham menggenai T : 36˚C SPO2 : 99%
- Terlihat klien terpasang penjelasan dari perawat RR : 38 x/menit
Oksigen NRM 10 L/m ketika Kolabrasi pemberian antikonvulsan N: 142 x/m
Terjadi kejang dengan tim medis lainnya no Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- pola napas klien 34x/m R: Klien diberikan valproic acid 1 Tingkat √
TTV dengan dosis 2 kali sehari persendok kesadaran
T : 36,6 ˚C SPO2 : 98 % teh 2 Kesadaran √
RR : 45 x/menit
N : 135 x/menit P: Intervensi dilanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


umat,24 juni 2022 Intoleransi aktivitas b.d Jam : 17:00 Jam 20:00
ketidakseimbangan antara suplai dan 1.Identifikasi defisit tingkat aktivitas S : ibu klien mengatakan lemah mulai
kebutuhan oksigen R : Ibu klien mengatakan klien sudah berkurang, dan tidak menangis
Ds : -Ibu klien menggatakan mulai banyak bergerak O: – klien tampak mulai membaik , klien
Anaknya sesak saat terjadi tampak tidak ada nyeri tekan dan tidak
kejang 2.Monitor respon fisik menangis saat nyeri
- Ibu An. A mengatakan saat R : Respon fisik klien sudah mulai
kejang tubuh anak nya bergetar dan membaik A: Masalah teratasi sebagian
kakinya menendang – nendang TTV
- Ibu An.A mengatakan kejang yang 3.Fasilitasi aktivitas motoric untuk T : 36˚C SPO2 : 97%
terjadi berlangsung selama kurang merelaksasi otot RR : 35 x/menit
dari 1 menit R : Ibu klien memberi sesuatu kepada N: 128x/m
Do : - Tampak Pernapasan klien untuk digenggam untuk aktivitas no Kriteria hasil 1 2 3 4 5
cuping hidung motoric anak 1 Saturasi Oksigen √
- Terlihat klien terpasang 2 Frekuensi √
Oksigen NRM 10 L/m ketika Oksigen
Terjadi kejang
- pola napas klien 34x/m P: Intervensi dilanjutkan
TTV
T : 36,4 ˚C SPO2 : 96 %
RR : 35 x/menit
N : 125 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


sabtu ,25 juni 2022 Pola napas tidak efektif b.d Hambatan Jam : 09:00 Jam 15:00
pola napas Memposisikan klien miring kiri S : Ibu klien menggatakan kejang pada
Ds : -Ibu klien menggatakan anak berkurang
Anaknya sesak saat terjadi R: Ibu klien memposiskan badan klien
kejang miring kiri O: - Klien masih terpasang O2 dengan
saturasi 98%, saat kejang berlangsung
- Ibu An. A mengatakan saat
- Tampak Pernapasan
kejang tubuh anak nya bergetar dan cuping hidung berkurang
kakinya menendang – nendang Berikan oksigen pada klien,untuk A: Masalah teratasi
- Ibu An.A mengatakan kejang yang mempertahankan suflai oksigen pada TTV
terjadi berlangsung selama kurang otak T : 36˚C spo2 : 98%
dari 1 menit RR : 34 x/menit
Do : - Tampak Pernapasan R: Klien sudah terpasang NRM, untuk N: 122 x/m
cuping hidung membantu suflai oksigen terpenuhi no Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- Terlihat klien terpasang 1 Dipsnea √
Oksigen NRM 10 L/m ketika 2 Otopnea √
Terjadi kejang 3 Frekuensi √
- pola napas klien 34x/m nafas
TTV
T : 36,3 ˚C SPO2 : 98 %
P: Intervensi dihentikan
RR : 33 x/menit
N : 112 x/menit
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Sabtu ,25 juni 2022 Risiko perfusi serebral tidak efektif Jam : 09:00 Jam 15:00
Ds : -Ibu klien menggatakan Monitor terjadinya kejang berulang S : Ibu klien menggatakan sudah tidak
Anaknya sesak saat terjadi R: Ibu klien menggatakan anak masih kejang lagi
kejang kejang
- Ibu An. A mengatakan saat Pertahankan kepatenan jalan nafas O: - Klien tidak memakai oksigen
nasal kanul lagi
kejang tubuh anak nya bergetar dan R:Klien sudah diposisikan miring kiri
- tidak ada pernafasan cuping
kakinya menendang – nendang ketika klien terjadi kejang hidumg
- Ibu An.A mengatakan kejang yang Melakukan pencatatan durasi kejang A: Masalah teratasi
terjadi berlangsung selama kurang R: Durasi klien kejang kurang dari 1 TTV
dari 1 menit menit T : 36,7˚C spo2 : 97%
Do : - Tampak Pernapasan Anjurkan keluarga untuk tidak RR : 34 x/menit
cuping hidung menggunakan kekerasan ketika kejang N: 112 x/m
- Terlihat klien terpasang terjadi berulang no Kriteria 1 2 3 4 5
Oksigen NRM 10 L/m ketika R:Keluarga klien paham menggenai hasil
Terjadi kejang penjelasan dari perawat 1 Tingkat √
- pola napas klien 34x/m Kolabrasi pemberian antikonvulsan kesadaran
TTV dengan tim medis lainnya 2 Kesadaran √
T : 36,6 ˚C SPO2 : 97 % R: Klien diberikan valproic acid
RR : 45 x/menit dengan dosis 2 kali sehari persendok P: Intervensi dihentikan
N : 115 x/menit teh
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama Pasien : By. A Diagnosa Medis : Kejang
No. Reg : 202713 Ruangan : Medang

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Sabtu, 25 juni 2022 Intoleransi aktivitas b.d Jam : 09:00 Jam 15:00
ketidakseimbangan antara suplai dan 1.Identifikasi defisit tingkat aktivitas S : ibu klien mengatakan lemah sudah
kebutuhan oksigen R : Ibu klien mengatakan klien sudah berkurang
Ds : -Ibu klien menggatakan banyak bergerak atau memiringkan O: – klien tampak membaik , klien
Anaknya sesak saat terjadi badan tampak tidak ada nyeri tekan dan tidak
menangis saat nyeri
kejang
- Ibu An. A mengatakan saat 2.Monitor respon fisik A: Masalah teratasi
kejang tubuh anak nya bergetar dan R : Respon fisik klien baik TTV
kakinya menendang – nendang T : 36,2˚C
- Ibu An.A mengatakan kejang yang 3.Fasilitasi aktivitas motoric untuk RR : 34 x/menit
terjadi berlangsung selama kurang merelaksasi otot N: 112 x/m
dari 1 menit R : Ibu klien mulai membantu klien no Kriteria 1 2 3 4 5
Do : - Tampak Pernapasan untuk tengkurap hasil
cuping hidung 1 Saturasi √
- Terlihat klien terpasang Oksiegn
Oksigen NRM 10 L/m ketika 2 Frekuensi √
Terjadi kejang Nafas
- pola napas klien 34x/m
P: Intervensi dihentikan
TTV
T : 36,3 ˚C SPO2 : 98 %
RR :36 x/menit
N : 115x/menit
NK
HA
...

T OU
Y

Anda mungkin juga menyukai