Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan syaraf merupakan salah satu dari penyakit tidak menular dan bisa
dialami oleh semua kelompok umur. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada
masyarakat oleh karena gangguan syaraf seperti dementia, epilepsi, sakit kepala, infeksi
syaraf, gangguan syaraf yang berhubungan dengan kurang gizi, stroke, cedera kepala,
dan cedera perinatal. Jika ada gangguan fungsi otak, maka setiap orang dapat mengalami
kejang.
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya
epilepsi merupakan suatu penyakit susunan saraf pusat (SSP) yang timbul akibat adanya
ketidakseimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya focus-fokus iritatif
pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang berlebihan dari
sebagian atau seluruh daerah yang ada di dalam otak. Epilepsi sering dihubungkan
dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi
penyandangnya seperti rasa rendah diri, stigma sosial, pendidikan yang rendah,
pengangguran yang tinggi) (Deliana, 2002).
Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa anak-anak. Pada tahun 2000,
diperkirakan penyandang epilepsi di seluruh dunia berjumlah 50 juta orang, 37 juta orang
diantaranya adalah epilepsi primer, dan 80% tinggal di negara berkembang. Laporan
WHO 2001 memperkirakan bahwa rata-rata terdapat 8,2 orang penyandang epilepsi aktif
diantara 1000 orang penduduk, dengan angka insiden 50 per 100.000 penduduk. Angka
prevalensi dan insidensi diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang.
Tatalaksana epilepsi bertujuan untuk mencapai keadaan bebas bangkitan tanpa
efek samping obat, sehingga tercapai kualitas hidup optimal untuk penderita eilepsi
(Harsono, 2012). Saat ini tatalaksana farmakologis masih menjadi pilihan terapi yang
banyak digunakan. Akan tetapi diduga sekitar 30% pasien akan mengalami epilepsi
resisten obat dan tetap mengalami bangkitan meskipun telah menggunakan politerapi
dengan dosis optimal (Kwan, 2000).
Diet Ketogenik merupakan terapi farmakologi, terdiri dari diet tinggi lemak,
cukup protein, dan rendah karbohidrat yang digunakan untuk tatalaksana epilepsi
terutama pada anak-anak. Diet ini direcomendasikan jika penggunaan obat-obat anti
epilepsi telah gagal atau timbul efek samping obat yang tidak diinginkan (Shuper, 2010).
The International Ketogenik Diet Study Group, mengeluarkan sebuah hasil konsensus
1
tentang penggunaan diet ketogenik pada anak yang telah gagal 2 atau 3 obat
antikonvulan, terutama pada anak dengan epilepsi umum simptomatik. Diet ketogenik
diduga berperan sebagai antikonvulsan, antiepileptogenik dan mempunyai efek
neuroprotektif, sehingga diharapkan pemberian diet ini dapat mengurangi atau
mengeliminasi kejang (Kossoff, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan Nutrition Care Process (NCP) pada pasien Epilepsi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan Anamnesis gizi pada pasien epilepsi.
b. Mahasiswa mampu melakukan Assesment gizi pada pasien epilepsi.
c. Mahasiswa mampu melakukan Diagnosis gizi pada pasien epilepsi.
d. Mahasiswa mampu melakukan Intervensi dan Implementasi gizi pada
pasien epilepsi.
e. Mahasiswa mampu melakukan Monitoring dan Evaluasi gizi pada
pasien epilepsi.
f. Mahasiswa mampu melakukan Konsultasi gizi pada pasien epilepsi.
C. Waktu dan Tempat
Data Pasien diambil saat dilakukan skrinning yaitu ±3x24 jam atau minimal 7
implementasi menu saat pasien masuk rumah sakit.
Hari : Rabu-Sabtu
Tangga : 04-07 September 2019
Tempat : Ruang Anggrek Intensif A
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara
dan pengukuran. Antara lain wawancara mengenai riwayat makan pasien, keadaan
umum pasien, kebiasaan makan pasien sebelum dirawat di RS, Recall 24 jam, dan
pengukuran antripometri.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui catatan medis/rekam medik
pasien, keperawatan, dokter, dll. Meliputi diagnosa medis, pemeriksaan klinis/fisik,
data biokimia, obat yang diberikan, dan tindakan pengobatan yang dilakukan selama
di RS.
E. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah ilmu pengetahuan dan dapat menerapkan prinsip dan syarat diet
pada pasien.
b. Dapat memberikan intervensi yang tepat pada pasien sesuai dengan diagnose
medis, diagnose gizi berdasarkan data antropometri, data fisik/klinis, data
biokimia, data riwayat makan.
2. Bagi Pasien dan Keluarga
2
Pasien dapat memahami dan menerapkan terapi diet yang telah diberikan setelah
pulang dari rumah sakit dan keluarga dapat membantu mengontrol dan memotivasi
pasien dalam melaksanakan diet.
3. Bagi Instalasi Gizi
Memberikan informasi bagi institusi rumah sakit bagi instalasi gizi dengan
penatalaksanaan diet pada pasien epilepsi di ruang anggrek RSUD Kota Salatiga.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya
epilepsi merupakan suatu penyakit susunan saraf pusat (SSP) yang timbul akibat adanya
ketidakseimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya focus-fokus iritatif
pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang berlebihan dari
sebagian atau seluruh daerah yang ada di dalam otak. Epilepsi sering dihubungkan
dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi
3
penyandangnya seperti rasa rendah diri, stigma sosial, pendidikan yang rendah,
pengangguran yang tinggi) (Deliana, 2002). Epilepsi (ayan/sawan) adalah gangguan
sistem saraf pusat yang terjadi karena letusan pelepasan muatan listrik sel saraf secara
berulang, dengan gejala penurunan kesadaran, gangguan motorik, sensorik dan mental,
dengan atau tanpa kejang-kejang (Ahmad Ramali, 2005).
B. Etiologi
Ditinjau dari penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1) Epilepsi primer atau epilepsi idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui
meliputi ±50% dari penderita epilepsi anak, umumnya mempunyai predisposisi
genetik, awiatan biasanya pada usia >3 tahun.
2) Epilepsi simptomatik disebabkan oleh kelainan/lesi pada susuna saraf pusat,
misalnya post trauma kapitis, infeksi susunan saraf pusat (SSP), gangguan
metabolic, malformasi otak congenital, gangguan peredaran darah otak, toksik
(alcohol, obat), kelainan neurodegenerative dan kejang demam.
3) Epilepsi kriptogenik dianggap simptomatik terapi penyebabnya belum
diketahui, termasuk disini adalah Sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut, dan
epilepsi mioklonik (Shorvon, 2001 dan Deliana, 2002).
Berikut adalah penyebab yang spesifik dari epilepsi:
 Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu
menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi,
minum alkohol, atau mengalami cedera dan mendapat terapi radiasi.
 Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti hipoksia, kerusakan karena
tindakan (forsep) dan trauma lain pada otak bayi.
 Cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Kejang-kejang
dapat timbul pada saat terjadi cedera kepala, atau baru terjadi 2-3 tahun kemudian.
Bila serangan terjadi berulang pada saat berlainan baru dinyatakan sebagai
penyandang epilepsi.
 Tumor otak merupakan penyebab epilepsi tidak umum, tetutama pada anak-
anak..
 Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak.
 Radang atau infeksi, seperti meningis atau radang otak.
 Penyakit keturunan, seperti fenilketonuria, sklerosis tuberose, dan
neurofibromatosis yang dapat menyebabkan timbulnya kejang yang berulang.
 Kecenderungan
timbulnya epilepsi yang diturunkan. Hal ini disebabkan ambang rangsang serangan
yang lebih rendah dari normal diturunkan pada anak-anak.
 Cedera sebelum pesalinan. Epilepsi pada anak dipicu karena berbagai
ganggauan selama kehamilan. Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak

4
yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, nutrisi buruk
atau kekurangan oksigen (Harsono, 2005).
C. Patofisiologi
Sistem saraf merupakan communication network (jaringan komunikasi), otak
berkomunikasi dengan organ-organ tubuh lain melalui sel-sel saraf (neuron). Pada
kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik dan dibawa neurotransmitter
seperti GABBA (gamma aminobutric acid glutamat) melalui sel-sel saraf ke organ tubuh
lainnya. Faktor-faktor penyebab epilepsi di atas mengganggu sistem ini sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan aliran listrik pada sel saraf dan menimbulkan kejang
yang merupakan salah satu ciri epilepsi (Harsono, 2007).
Bangkitan epilepsi berasal dari sekelompok sel neuron yang abnormal di otak
yang melepas muatan secara berlebihan dan hipersinkron. Sekelompok sel ini disebut
focus epileptic. Lepas muatan ini kemudian menyebar melalui jalur-jalur fisiologis
anatomis dan melibatkan daerah sekitarnya. Serangan epilepsi terjadi proses eksitasi di
alam otak lebih dominan daripada proses inhibisi (hambatan). Seperti kita ketahui
bersama bahwa aktivitas neuron di atur oleh konsentrasi ion di dalam ruang ekstra seluler
dan di alam intra seluler dan oleh gerakan masuk ion-ion menerobos membrane neuron.
Pada kejadian epilepsi ion-ion tersebut terkoordinasi dengan baik sekelompok
neuron akan mengalami abnormal depolarisasi yang berkepanjangan berkenan dengan
cetusan potensial aksi secara cepat dan berulang-ulang. Cetusan listrik yang abnormal ini
kemudian mengajak neuron-neuron sekitarnya sehingga menimbulkan serangkaian
gerakan yang melibatkan otot dan menimbulkan kejang. Spasme otot terjadi hampir pada
semua bagian termasuk otot mulut sehingga penderita mengalami ancaman permukaan
pada lidah. Kelainan sebagian besar dari neuron otak yang diakibatkan gangguan listrik
juga mengakibatkan penurunan kesadaran tiba-tiba sehingga beresiko cidera karena
benturan benda sekitar atau terkena benda yang berbahaya seperti api, listrik, atau benda
lain (Riyadi, 2009).
D. Manajemen Terapi Gizi
Pemberian terapi nutrisi dapat diberikan pada anak dengan kejang berat yang
kurang dapat dikendalikan dengan obat antikonvulsan dan dinilai dapat mengurangi
toksisitas dari obat. Terapi nutrisi berupa diet ketogenik yang diberikan pada anak
penderita epilepsi. Walupun mekanisme kerja diet ketogenik dalam menghambat kejang
masih belum diketahui secara pasti, tetapi ketosis yang stabil dan menetap dapat
mengendaikan dan mengontrol terjadinya kejang. Hasil terbaik dijumpai pada anak
prasekolah karena anak-anak mendapat pengawasan yang lebih ketat dari orang tua

5
dimana efektivitas diet berkaitan dengan derajat kepatuhan. Kebutuhan makanan yang
diberikan makanan tinggi lemak, protein cukup, dan karbohidrat rendah untuk
pengendalian kejang yang optimal tetap kombinasi diet dan obat antilepsi. Berikut ini
adalah prinsip dan syarat diet ketogenik:
1) Tujuan: Memberikan makanan tinggi lemak secara bertahap sampai terjadi
kondisi ketosis untuk mengurangi kejang
2) Prinsip dan Syarat Diet Ketogenik
 Kebutuhan energi sesuai berat badan ideal berdasarkan usia dan berat badan.
 Protein diberikan 10-15 % dari total energi
 Kebutuhan lemak dinaikkan secara bertahap sehingga perbandingan lemak dan
protein dan karbohidrat mencapai tahap yang diinginkan.
 Diberikan suplemen vitamin: B6, asam folat, B12, Kalsium dan Besi
3) Macam Diet Ketogenik
a. Diet Ketogenik Klasik
 Diet Klasik Tahap I
Diet ini dengan rasio 2:1, lemak diberikan sebanyak 82% dari total energi,
protein 10%. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien
menerima makanan.
 Diet Klasik Tahap II
Diet ini dengan rasio 3:1, lemak diberikan sebanyak 87% dari total energi,
protein 10%. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien
menerima makanan.
b. Diet Ketogenik Modifikasi
 Diet Modifikasi Tahap I
Diet ini lemak diberikan sebanyak 67% dari total energi, protein 10-15%.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien menerima
makanan.
 Diet Modifikasi Tahap II
Diet ini lemak diberikan sebanyak 75% dari total energi, protein 10-15%.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien menerima
makanan.
Tabel 1. Perbandingan Presentase Lemak terhadap Kalori total pada
Diet Ketogenik Klasik dan Diet Ketogenik Modifikasi

Presentase Lemak terhadap Kalori Total


Tahapan Diet
Ketogenik Klasik Ketogenik Modifikasi
Tahap I 82 67
Tahap II 87 75
Tahap III 89 78
Tahap IV 90 80

E. Interaksi Obat dan Makanan


6
 Falbamate dapat mengakibatkan anemia aplastik dan gagal hati
 Oxcarbapezine: mengakibatkan hiponatremia
 Valproic Acid menyebabkan kenaikan berat badan
 Zonisanida mengakibatkan penurunan berat badan
 Phenytoin menghambat metabolisme vitamin D dan asam folat
 Phenobarbitol mengganggu penyerapan Kalsium di usus halus (AsDI, 2014).

BAB III

SRINNING GIZI DAN NCP

A. Deskripsi Kasus
Nama : An. AS
Tanggal Lahir : 23 Juli 2016
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 3 tahun 1 bulan 10 hari
Pendidikan : Belum sekolah
Ras/etnis : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Srati, Wates 8/2 Getasan Semarang
Tanggal Masuk RS : 3 September 2019 (19.30 WIB)
No. CM : 16.17.340xxx
Ruang/Kelas : Ruang Anggrek Intensif A/III
Diagnosa Medis : Epilepsi, Kejang Demam Kompleks (KDK), dan Cerebral
Palsy (CP)
An. AS berusia 3 tahun masuk RS dengan keluhan kejang >12x tiap <5 menit,
demam, batuk, pilek. pipi bengkak, makan dan minum kurang. Masuk rumah sakit dalam
keadaan cukup lemah. Setelah diperiksa dokter didiagnosa epilepsi, KDK, CP. Dengan
berat badan 10 kg, tinggi badan 83 cm, LILA 10,2 cm. An. AS memiliki riwayat asfiksia,
epilepsi dan CP. Diketahui sebelumnya An. AS sudah beberapa kali masuk RSUD
Salatiga dengan diagnosa hampir sama saat ini. Sampai saat ini An. AS belum bisa duduk
sendiri, berjalan, berbicara.
Ibu An. AS bercerita dahulu saat hamil baru tau saat usia kehamilan ± 3 bulan
karena ibunya sangat sibuk berdagang sehingga ketika ibunya merasa perutnya sakit,
mual, muntah langsung mengkonsumsi obat yang sesuai dengan keluhannya. Dan waktu

7
di USG dokter mengatakan bahwa janin yang dikandungnya hidup tetapi
perkembangannya lambat dan obat yang ibunya konsumsi saat hamil akan berefek pada
janinnya. Ketika An. AS lahir mengalami asfiksia sehingga ketika lahir tidak langsung
menangis dan mengalami kejang.
Tanda vital An. AS yaitu tekanan darah 130/78 mmHg, RR 32 x/menit, nadi 121
x/menit, Suhu 39,1 ℃. Hasil pemeriksaan laboratorium An. AS menunjukkan
hemoglobin 11,8 g/dL, hematokrit 33,5 Vol%, MCV 82 fl, leukosit 5,57 rb/ul, eritrosit
4,09 Jt/ul, MCH 28,9 pg, MCHC 35,2 g/dL, trombosit 229 103/uL, GDS 87 mg/dL.
Pola makan sebelum masuk RS diketahui makan bubur 2x sehari ½ porsi,
brownies 1 ptg sedang, minum 2x sehari 2 gls, roti dengan selai coklat 1 lembar, papaya
½ porsi, dan sup wortel, brokoli ½ porsi. An. AS gemar makan brownies, makanan
manis, susu coklat dan kebiasaan makan tidak teratur.
B. Metode Skrinning
Dilakukan skrinning gizi pada An. AS untuk mengetahui resiko malnutrisi yang
akan terjadi. Hasil skrinning selanjutnya dapat digunakan untuk merencanakan dan
memonitor dukungan gizi. Jika skrinning mengidentifikasi seseorang beresiko, maka
harus dirujuk untuk melakukan pengkajian gizi lebih detail.
Skrinning yang dilakukan pada An. AS menggunakan formulir skrinning untuk
anak yaitu Strongkids.
C. Pengisian Skrinning
Tabel 2. Skrinning Resiko Malnutrisi dengan Formulir STRONG-kids (Usia 1
bulan-18 Tahun)

Parameter Nilai
Apakah pasien tampak kurus? √ Ya 1
0
o Tid
ak
Apakah terdapat penurunan BB selama 1 bulan terakhir? (berdasarkan o Ya 1
0
penilaian objektif data BB bila ada ATAU penilaian subyektif orang tua √ Tidak
pasien) ATAU untuk bayi< 1 tahun; BB tidak naik selama 3 bulan
terakhir
Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi tersebut? √ Ya 1
- Diare ≥ 5 kali/hari dan /muntah >3 kali/hari dalam seminggu 0
o Tid
terakhir
ak
- Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasoen √ Ya 2
0
beresiko mengalami malnutrisi? (lihat Tabel) o Tid
ak
8
Nilai Score: 4
- 0 Resiko Rendah
- 1-3 Resiko Sedang
- 4-5 Resiko Tinggi
Daftar penyakit atau keadaan yang beresiko mengakibatkan malnutrisi
- Diare Kronik (lebih dari 2 minggu)
- (Tersangka) Penyakit jantung bawaan
- (Tersangka) Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- (Tersangka) Kanker
- Penyakit Hati Kronik
- Penyakit Ginjal Kronik
- TB Paru
- Terpasang Stoma
- Trauma
- Luka Bakar Luas
- Kelaianan anatomi daerah mulut yang menyebabkan kesulitan
makan (misal: bibir sumbing)
- Rencana ATAU paska operasi mayor (misal: laparotomi,
torakotomi)
- Kelainan metabolik bawaan (Inborn error metabolism)
- Retardasi mental
- Keterlambatan perkembangan
- Lain-lain (berdasarkan pertimbangan dokter)
Tanggal : 4 September 2019
Nama Dietisien: Maharotul Faiqoh

D. Kesimpulan
Skor 0 : beresiko rendah, ulangi skrinning setiap 7 hari.
Skor 1 : beresiko sedang, monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada
peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrinning setiap 7 hari.
Skor 2 : beresiko tinggi, bekerjasama dengan Tim Asuhan Gizi. Upayakan
peningkatan asupan gizi dan memberikan makanan sesuai dengan daya
terima. Monitoring asupan makanan setiap hari. Ulangi skrinning setiap 7 hari.
Berdasarkan hasil skrinning menggunakan formulir Strongkids pada tabel, An. AS
mendapatkan skor sebanyak 4 poin sehingga pasien beresiko tinggi terjadi malnutrisi.

BAB IV

ASSESMENT/PENGKAJIAN GIZI

A. Pengkajian Antropometri
Pengkajian data antropometri yang dilakukan meliputi pengukuran BB, TB,
LILA, Pergelangan Tangan yang digunakan untuk mengevaluasi status gizi. Data

9
antropometri digunakan untuk memonitoring kebutuhan dan efek dari intervensi gizi
terhadap penyakit An. AS.
Tabel 3. Assesmen Data Antropometri

Domain Data Standar


AD-1.1.1 Tinggi Badan 83 cm
2 n+8=2 x 3+8=14 kg AD- 10 kg BBI (1-6 Tahun) =
1.1.2 Berat Badan
BB 10−14 −4 Gizi Baik = -2 SD
= = =−2,5(Gizi Kurang)
U 14−12,5 1,6
sampai dengan 2 SD
AD-1.1.6 Indeks pola
pertumbuhan
TB 83−95,7 −1 2 ,7 N = -2 SD sampai
= = =−3,3 4 ( San gat Pen dek )
U 95, 7−91,9 3,8
dengan 2 SD
BB 10−10,9 −0,9 N = -2 SD sampai
= = =−1(normal)
TB 10,9−10 0,9
dengan 2 SD
AD-1.1.7 Estimasi Komponen LILA = 10,5
Pergelangan tangan = 8 cm
Tubuh
Kesimpulan: menurut IMT/U normal, BB/U (gizi kurang), TB/U (sangat pendek).
Sumber: hasil assesmen antropometri actual

B. Pengkajian Biokimia

Tabel 4. Assesmen Data Biokimia

Domain Data Standar Interpretasi


BD-1.10.1 Hemoglobin 11,8 L=13-18 W=11,5-16,5 g/dL Normal
BD-1.10.2 Hematokrit 33,5 40-52 Vol% Normal
BD-1.10.3 MCV 82 80-96 fl Normal
Leukosit 5,57 4,5-11 rb/ul Normal
Eritrosit 4,09 L=4,5-6,5 W=3,8-5,8 Jt/ul Rendah
MCH 28,9 28-33 pg Normal
MCHC 35,2 33-36 g/Dl Normal
Trombosit 229 150-450 103/uL Normal
GDS 87 <140 mg/dL Hipoglikemik
Kesimpulan: Hasil data biokimia An. AS menunjukkan bahwa eritrosit rendah
Sumber: Rekam medik pasien no. CM 16.17.340xxx

C. Pengkajian Data Fisik/Klinis


Tabel 5. Assesmen Data Klinis/Fisik

10
Domain Data Standar Interpretasi
PD-1.1.1 Penampilan Keadaan cukup
Keseluruhan lemah
PD-1.1.4 Extremities, otot, Cerebral Palsy
tulang (CP)
PD-1.1.9 Tanda Vital
Tekanan Darah 130/78 mmHg <120/80 mmHg Tinggi
Pernafasan 32 x/menit 23-35 x/menit Normal
Nadi 121 x/menit 80-110 x/menit Normal
Suhu 39,1 ℃ 37,6 ℃ Pyrexia
(demam)
Kesimpulan: An. AS tekanan darah tinggi, demam dan CP
Sumber: Rekam medik pasien no. CM 16.17.340xxx

D. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makan


1. Asupan
a. Kualitatif
1) Asupan Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Tabel 6. Riwayat Pola Makan Pasien (FFQ)

Porsi Setiap Berat


Golongan Jenis Frekuensi
Makan (gram)
Makanan Nasi (bubur) 1 gls 100 3x sehari
Mie 1 bks 68 3x seminggu
Pokok
Roti 1 lbr 30 1x sehari
Biskuit 3 keping 30 1x sehari
Kentang 1 bh sdg 100 1x seminggu
Singkong 1 ptg sdg 50 1x seminggu
Ubi rambat 1 bh sdg 135 1x seminggu
Lauk Hewani Ayam 1 ptg sdg 50 3-6x seminggu
Daging 1 potong sdg 35 3-6x seminggu
Jeroan 1 bh 50 3-6x seminggu
Telur ayam I btr 55 3x seminggu
Ikan basah 1 ptg sdg 40 1x sehari
Ikan asin 1 ekor 30 1x sehari
Lauk Nabati Tahu 1 ptg sdg 50 3x sehari
Tempe 1 ptg sdg 50 3x sehari
Sayuran Kol ¼ gls 25 1x sehari
Bayam ¼ gls 25 3-6x seminggu
Brokoli ¼ gls 30 3-6x seminggu
Wortel ¼ gls 25 1x sehari

11
Jeruk 1 buah 50 3-6x seminggu
Buah Apel 1 buah 85 1-2x seminggu
Pepaya 1 ptg 60 1x sehari
Selingan / Gorengan 1 buah 50 1x sehari
Brownies 1 buah 70 1x sehari
lain-lain
Susu 1 gls 150 2x sehari
Jajanan Manis 1 buah 50 > 1x sehari
Kesimpulan: pola makan An. AS suka makan brownies tiap hari, jajanan manis
dan susu coklat. Konsumsi lauk digoreng setiap hari. Serta suka makanan yang
lunak.

2) Asupan Masuk Rumah Sakit (MRS)


An. AS masuk rumah sakit tanggal 3 September 2019. Bedasarkan
recall 24 jam An. AS pada hari pertama masuk RS menghabiskan bubur ½
porsi, lauk ½ porsi, sayuran tidak dimakan, minum susu habis. Hal tersebut
karena An. AS kesulitan makan yang kasar/tidak lembut.
b. Kuantitatif
1) Pola Makan Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Tabel 7. Pola makan Pasien SMRS

Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 708,6 17,7 41,4 91,3
Kebutuhan 1304, 38 48,91 43,48 179,35
% Tingkat Asupan 54% 36% 58% 51%
Keterangan Defisit Defisit Defisit Defisit Berat
Berat Berat Berat
Sumber: Hasil wawancara dengan pasien tanggal 2 Sepetember 2019
Standar % Asupan Menurut Depkes RI Tahun 1996
 >120% Diatas Kebutuhan
 90-119% Normal
 80-89% Defisit Ringan
 70-79% Defisit Sedang
 <70% Defisit Berat

2) Asupan Masuk Rumah Sakit (MRS)


Tabel 8. Pola makan Pasien MRS

Energi Protein Lemak Karbohidr


(kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan Oral 880,25 43,89 57,75 121,7

12
Kebutuhan 1337,7 50,16 99,59 60,2
% Tingkat Asupan 65% 87,5% 57% 202%
Keterangan Defisit Defisit Defisit Di atas
Berat Ringan Berat Kebutuhan
Sumber: Hasil recall 24 jam tanggal 4 Sepetember 2019
Standar % Asupan Menurut Depkes RI Tahun 1996
 >120% Diatas Kebutuhan
 90-119% Normal
 80-89% Defisit Ringan
 70-79% Defisit Sedang
 <70% Defisit Berat
2. Pengetahuan Terkait Gizi
Hasil wawancara dengan orang tua An. AS terkait pengetahuan mengenai
gizi masih rendah, selain itu lingkungan tidak memberikan pengetahuan mengenai
gizi yang mendasar.
3. Aktivitas Fisik
a. Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Sebelum sakit An. AS sehari-hari bermain terbatas bersama keponakan dan
tetangganya karena An. AS belum bisa duduk sendiri, berjalan, dan berbicara.
b. Selama dirawat
Saat di rumah sakit An. AS hanya tidur dan bermain bersama orang tuanya.

E. Pengkajian Data Riwayat Pasien


Tabel 9. Data Riwayat Pasien

Domain Data Interpretasi


CH-1.1.1 Usia 3 tahun 1 bulan
CH-1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH-1.1.3 Ras/Etnis Jawa
CH-1.1.6 Pendidikan Belum Sekolah
CH-1.1.7 Peran dalam Anak
keluarga
CH-1.1.10 Morbilitas Bedrest dan membutuhkan bantuan orang lain
untuk duduk dan makan
CH-3.1.7 Agama Islam
Sumber: Catatan medik pasien dan wawancara terhadap orang tua pasien

F. Pengkajian Kebutuhan Standar


1. Kebutuhan Standar Pasien Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS)
Rumus Nelson
13
 Metabolisme : 5 0 × BBI=50 x 14=700
 Kenaikan Suhu : 1 0 ×700=70 +
770
 Pertumbuhan : 12 × 7 70=92,4 +
862,4
 Aktivitas : 25 ×8 62,4=215,6 +
1078
 SDA : 10 ×1 078=107,8 +
1185,8
 Terbuang melalui feses : 1 0 ×1 185,8=118,58+ ¿
1304,38 kkal
1 95,657
 Kebutuhan Protein = 15 ×1 304,38= =4 8 , 9 1 gr
4
3 91,314
 Kebutuhan Lemak = 25 ×1 304,38= =4 3 , 4 8 gr
9
 Kebutuhan Karbohidrat= Ene r gi− ( Lem ak + Protein )

= 130 4,38−( 195 ,657+ 391,314 )

717 , 409
= =179 ,3 5 g r
4

2. Kebutuhan Standar Pasien Masuk Rumah Sakit (MRS)


Rumus Seashore, 1984 untuk usia <15 Tahun
 BMR = ( 55−2 x U ) x B B ( kg )
= ( 55−2 ×3 ) × 14=49 ×14=686
 Maintenance = 20 x BMR=20 ×686=137 , 2
 Activity = 25 x BMR=25 ×686=171,5
 Growth/Anabolisme = 50 x BMR=50 ×686=34 3 +

1337,7 kkal

896 , 259
 Kebutuhan Lemak = 67 × 1337,7= =9 9 , 5 9 g r
9
200 , 655
 Kebutuhan Protein = 15 ×133 7,7= =5 0 , 1 6 g r
4
 Kebutuhan Karbohidrat= Ene rgi− ( Lemak + Protein )

= 133 7,7−( 896 ,259+200,655 )

240 , 786
= =6 0 ,2 g r
4

14
BAB V

DIAGNOSA GIZI

A. Diagnosa Gizi
Tabel 10. Diagnosa Gizi

Problem Etiologi Sign/Symptom


NI-2.1 Asupan oral tidak Gangguan fungsi menelan Asupan E (54%), P (36%),
adekuat L (58%), KH (51%)
kurang dari kebutuhan
total
NI-5.1 Peningkatan Kebutuhan Penyakit epilepsi Kebutuhan lemak 67 %
Lemak
NC-1.2 Kesulitan Mengunyah Adanya gangguan fungsi Asupan E (54%), P
mekanis dari mulut dan alat (36%), KH (51%) kurang
pencernaan bagian atas dari kebutuhan total
seperti bengkak pipi kiri
Gangguan motorik (kelainan
neurologik atau muscular)
seperti Cerebral Palsy (CP)
NC-3.1 Berat badan kurang Retardasi pertumbuhan BB/U= -2,5 (gizi kurang)
NB-1.1 Kurangnya Kurangnya paparan Pemberian makan kepada
Pengetahuan tentang gizi dan informasi terkait gizi anak tidak teratur
makanan

B. Prioritas Diagnosa Gizi

15
- NC-1.1 Kesulitan Menelan berkaitan dengan adanya gangguan fungsi mekanis
dari mulut dan alat pencernaan bagian atas seperti bengkak pipi kiri dan Gangguan
motorik (kelainan neurologik atau muscular) seperti Cerebral Palsy (CP) yang
ditandai dengan Demam, Penurunan nafsu makan, Asupan E (54%), P (36%), KH
(51%) kurang dari kebutuhan total.
- NI-5.1 Peningkatan Kebutuhan Lemak berkaitan dengan penyakit epilepsi
yang ditandai dengan Kebutuhan lemak 67 %.
- NB-1.1 Kurangnya Pengetahuan tentang gizi dan makanan berkaitan
Kurangnya paparan informasi terkait gizi yang ditandai dengan Pemberian makan
kepada anak tidak teratur.

BAB VI

INTEVENSI GIZI

16
A. Perencanaan
1. Perencanaan Diet
a. Tujuan Intervensi
1) Meningkatkan asupan makan sesuai kebutuhan
2) Memberikan makanan tinggi lemak untuk mengontrol terjadinya
kejang
3) Memperbaiki pola makan pasien
b. Prinsip
1) Energi diberikan sesuai kebutuhan
2) Lemak diberikan 67% dari total kebutuhan energi
3) Protein diberikan 15% dari total kebutuhan energi
4) Karbohidrat rendah, yaitu sisa dari total kebutuhan energi
5) Pemberian suplemen vitamin: B6, asam folat, B12, Kalsium, dan Besi
c. Syarat
1) Menghindari makanan yang mengandung gula seperti permen, SKM,
madu, gula, es krim, selai, dll
2) Memberikan makan porsi kecil tapi sering
3) Memberikan bentuk makanan sesuai dengan kondisi pasien
d. Kebutuhan Zat Gizi
Rumus Seashore, 1984 untuk usia <15 Tahun
 BMR = ( 55−2 x U ) x B B ( kg )
= ( 55−2 ×3 ) × 14=49 ×14=686
 Maintenance = 20 x BMR=20 ×686=137,2
 Activity = 25 x BMR=25 ×686=171,5
 Growth/Anabolisme = 50 x BMR=50 ×686=343 +

1337,7 kkal

896 , 259
 Kebutuhan Lemak = 67 × 1337,7= =9 9 , 5 9 g r
9
200 , 655
 Kebutuhan Protein = 15 ×133 7,7= =5 0 , 1 6 g r
4
 Kebutuhan Karbohidrat= Ene rgi− ( Lema k + Pro tein )

= 133 7,7−( 896 ,259+200,655 )

240,786
= =6 0 , 2 g r
4
e. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi Diet : Diet Ketogenik
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi Makanan : 3 x Makanan Utama dan 2x Selingan
2. Rencana Konseling dan Edukasi Gizi
Tabel 11. Tabel Rencana Konseling dan Edukasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling Keterangan


17
Asupan oral tidak Memberikan Menjelaskan Metode:
adekuat pemahaman mengenai makanan Wawancara/penjelasan
tentang yang adekuat untuk langsung
kebutuhan asupan membantu proses
Durasi: ± 15-30 menit
yang adekuat pemulihan dan
Media: Leafleat dan
meningkatkan berat
Bahan Makanan
badan
Peningkatan Asupan Memberikan Bahan makanan Penukar (BMP)
Lemak pemahaman sumber lemak
Lokasi: Ruang
tentang
Anggrek/Intensif A
peningkatan Sasaran: Pasien dan
kebutuhan lemak keluarga
untuk proses
pemulihan
Kurangnya Memberikan Makanan yang
Pengetahuan tentang pemahaman dianjurkan dan yang
gizi tentang pangan, dihindari
gizi yang baik,
serta pola makan
yang benar dan
tepat

3. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi


Tabel 12. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Anamnesis Monitoring Pengukuran Evaluasi


Antropometri Berat Badan 3 hari sehari BB meningkat
Keluhan Lemah, nyeri pipi bengkak Setiap hari Keluhan berkurang
Fisik/Klinis Tekanan Darah, Suhu Setiap hari -Tekanan Darah
<120/80 mmHg
-Suhu 37 ◦C
Asupan Asupan Energi, protein, Recall 24 Memenuhi 80-110%
lemak, karbohidrat jam asupan kebutuhan

4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain


18
Koordinasi dengan dokter dilakukan dengan menanyakan mengenai terapi
medis yang dilakukan orangtua pasien dan dokter. Koordinasi dengan perawat untuk
memantau kondisi harian terutama dalam pemeriksaan klinis seperti tekanan darah,
suhu, data laboratorium. Penentuan diet yang diberikan berdasarkan persetujuan
ahli/dietisien bangsal Anggrek.
B. Implementasi Diet
a) Kajian Terapi Diet Hari Pertama Tanggal 5 September 2019
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Terapi Diet : Diet Ketogenik
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
2. Rekomendasi Diet
Tabel 13. Kandungan Gizi Standar Diet Menu Rumah Sakit Hari Pertama
(Menu ke-5, Tanggal 5 September 2019)

Energi Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat


(kkal) (gr)
Standar RS 1084,5 42,2 82,94 89,9
Kebutuhan 1337,7 50,16 99,59 60,2
% Tingkat Asupan 81% 84% 80% 149%
Keterangan Defisit Defisit Defisit Di atas
Ringan Ringan Ringan Kebutuhan

Tabel 14. Perbandingan Sajian Menu Rumah Sakit dengan Menu


implementasi

Waktu Makan Standar Diet Menu Standar Diet Menu


Rumah Sakit Implementasi
Makan Pagi Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Semur Ayam Giling (50 gr) Semur Ayam Giling (50 gr)
Sup Bayam Labu Kuning Sup Bayam Labu Kuning (60
(60 gr) gr)
Selingan Bubur kacang hijau (100 gr) Bubur kacang hijau (100 gr)
Makan Siang Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (50 gr)*
Semur daging (50 gr) Semur daging (50 gr)
Opor takua (50 gr) Opor takua (50 gr)
Sup wortel, jagung (90 gr) Sup wortel, jagung (90 gr)
Roti tawar (60 gr)*
Selai (10 gr)*
Selingan Entrakid (35 gr)*
Gula psir (10 gr)*
Makan Malam Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Gadon ayam (50 gr) Gadon ayam (50 gr)
Bacem takua (50 gr) Bacem takua (50 gr)
19
Sup sawi wortel (80 gr) Sup sawi wortel (80 gr)
Selingan - -
Kandungan Gizi :
Energi (kkal) 1084,5 1204,4
Protein (gr) 42,2 48,5
Lemak (gr) 82,94 89.24
Karbohidrat (gr) 89,9 74,8
*terdapat penambahan/perubahan dari Standar Menu RS

b) Kajian Terapi Diet Hari Kedua Tanggal 6 September 2019


1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Terapi Diet : Diet Ketogenik
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
2. Rekomendasi Diet
Tabel 15. Kandungan Gizi Standar Diet Menu Rumah Sakit Hari Pertama
(Menu ke-6, Tanggal 6 September 2019)

Energi Protein (gr) Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr)
Standar RS 1265,2 44,95 52,4 121,7
Kebutuhan 1337,7 50,16 99,59 60,2
% Tingkat Asupan 94% 89% 52% 202%
Keterangan Normal Defisit Defisit Di atas
Ringan Berat Kebutuhan

Tabel 16. Perbandingan Sajian Menu Rumah Sakit dengan Menu


Implementasi

Waktu Makan Standar Diet Menu Standar Diet Menu


Rumah Sakit Implementasi
Makan Pagi Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Bacem putih telur (50 gr) Bacem telur (50 gr)
Sup wortel, gambas (90 gr) Sup wortel, gambas (90 gr)
Selingan Entrakid (15 gr) Entrakid (35 gr)*
Gula pasir (10 gr) Gula pasir (10 gr)
Makan Siang Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Galantin ayam (100 gr) Galantin ayam (100 gr)
Sup wortel, kb.kol, kapri Rolade tahu (80 gr)*
Sup wortel, kb.kol, kapri (60
(60 gr)
gr)
Selingan Entrakid (35 gr)*
Gula pasir (10 gr)*
20
Makan Malam Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Semur ati ayam (50 gr) Semur ati ayam (50 gr)
Sup wortel, misoa (80 gr) Menir bayam jagung (85 gr)*
Selingan - -
Kandungan Gizi :
Energi (kkal) 1265,2 1360,2
Protein (gr) 44,95 56,4
Lemak (gr) 52,4 86,3
Karbohidrat (gr) 121,7 97,5
*terdapat penambahan/perubahan dari Standar Menu RS

c) Kajian Terapi Diet Hari Ketiga Tanggal 7 September 2019


1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Terapi Diet : Diet Ketogenik
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
2. Rekomendasi Diet
Tabel 17. Kandungan Gizi Standar Diet Menu Rumah Sakit Hari Pertama
(Menu ke-7, Tanggal 7 September 2019)

Energi Protein (gr) Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr)
Standar RS 1168,7 44,35 55,97 108,2
Kebutuhan 1337,7 50,16 99,59 60,2
% Tingkat Asupan 87% 88% 56% 190%
Keterangan Defisit Defisit Defisit Di atas
Ringan Ringan Berat Kebutuhan

Tabel 18. Perbandingan Sajian Menu Rumah Sakit dengan Menu


implementasi

Waktu Makan Standar Diet Menu Standar Diet Menu


Rumah Sakit Implementasi
Makan Pagi Bubur Nasi (160 gr) Bubur Nasi (80 gr)*
Daging giling bb.kelem (50 Daging giling bb.kelem (50
gr) gr)
Opor takua (50 gr) Opor takua (50 gr)
Sup sawi (80 gr) Sup sawi (80 gr)
Selingan Bubur kacang hijau (100 gr)
Bubur kacang hijau (100 gr)
Pepaya (100 gr)*
Makan Siang Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Pepes otak-otak bandeng Pepes otak-otak bandeng (120
(120 gr) gr)
Sup wortel, gambas (80 gr) Sup wortel, gambas (80 gr)
Selingan Susu entrakid (35 gr)*
21
Gula pasir (10 gr)*
Makan Malam Bubur nasi (160 gr) Bubur nasi (80 gr)*
Opor ayam cincang (50 gr) Opor ayam cincang (50 gr)
Capcay (80 gr) Capcay (80 gr)
Selingan - -
Kandungan Gizi :
Energi (kkal) 1168,7 1234,5
Protein (gr) 44,35 49,65
Lemak (gr) 55,97 63,67
Karbohidrat (gr) 114,7 95,9
*terdapat penambahan/perubahan dari Standar Menu RS

BAB VII

MONITORING DAN EVALUASI

A. Fisik/Klinis
Tabel 19. Monitoring dan Evaluasi Fisik/Klinis

Implementasi Implementasi Implementasi


Fisik/Klinis Hari 1 Hari 2 Hari 3 Evaluasi
5 Sep 2019 6 Sep 2019 7 Sep 2019
Kesadaran Kesadaran Kesadaran
Kesadaran dan Kesadaran
cukup, sedikit cukup, sedikit stabil,
keadaan cukup, lemah
lemah lemah keadaan baik
Tekanan Darah 130/40 mmHg 128/40 mmHg 120/66 mmHg <120 mmHg
Suhu 39,1℃ 38℃ 37,7℃ 37℃

B. Biokimia
Tidak dilakukan pemeriksaan ulang pada data biokimia sehingga tidak bisa dilakukan
monitoring dan evaluasi.

22
C. Asupan Makan
Tabel 20. Monitoring dan Evaluasi Asupan

Implementasi Hari ke-1 Implementasi Hari ke-2 Implementasi Hari ke-3


Zat Gizi
Asupan Kebutuhan %Kecukupan Asupan Kebutuhan %Kecukupan Asupan Kebutuhan %Kecukupan
Energi (kkal) 1098 1337,7 82% 1169 1337,7 87% 882,7 1337,7 65%
Protein (gr) 45,7 50,16 91% 48,7 50,16 97% 32,85 50,16 65%
Lemak (gr) 85,84 99,59 86% 75,95 99,59 76% 45,17 99,59 45%
Karbohidrat
60 60,2 99% 80,75 60,2 134% 69,2 60,2 114%
(gr)
Evaluasi Hasil recall di hari pertama Hasil recall di hari pertama Hasil recall di hari pertama
menunjukkan asupan energi, protein, menunjukkan asupan energi, protein, menunjukkan asupan energi, protein,
lemak, karbohidrat tergolong sesuai lemak, karbohidrat tergolong sesuai lemak, karbohidrat tergolong kurang
karena sudah memenuhi target 80%- karena sudah memenuhi target 80%- karena belum memenuhi target 80%-
110% dari kebutuhan total 110% dari kebutuhan total 110% dari kebutuhan total

23
BAB VIII

PEMBAHASAN

An. AS berusia 3 tahun 1 bulan 10 hari masuk RS tanggal 3 Spetember 2019


dengan keluhan kejang >12x tiap <5 menit, demam, batuk, pilek. pipi bengkak, makan
dan minum kurang. Masuk rumah sakit dalam keadaan cukup lemah. Dan menjalani
rawat inap di ruang Anggrek intensif A setelah diperiksa dokter didiagnosa epilepsi,
KDK, CP. An. AS memiliki riwayat asfiksia, epilepsi dan CP. Diketahui sebelumnya An.
AS sudah beberapa kali masuk RSUD Salatiga dengan diagnosa hampir sama saat ini.
Sampai saat ini An. AS belum bisa duduk sendiri, berjalan, berbicara.
Langkah awal masuk RS diilakukan skrinning gizi pada An. AS untuk
mengetahui resiko malnutrisi yang akan terjadi. Hasil skrinning selanjutnya dapat
digunakan untuk merencanakan dan memonitor dukungan gizi. Jika skrinning
mengidentifikasi seseorang beresiko, maka harus dirujuk untuk melakukan pengkajian
gizi lebih detail. Skrinning yang dilakukan pada An. AS menggunakan formulir skrinning
untuk anak yaitu Strongkids. Hasil skrinning An. AS mendapat skore 4 yang tergolong
beresiko tinggi untuk mengalami malnutrisi. Sehingga An. AS memerlukan proses
asuhan gizi terstandar untuk mencegah terjadinya malnutrisi dan komplikasi lainnya.
Pengkajian antropometri pada An. AS dilakukan pengukuran BB, TB, LILA.
Berdasarkan data antropometri yang didapat digunakan untuk menentukan status gizi
pasien. Penentuan status gizi pasien menggunakan perhitungan Z-score berdasarkan
BB/U, TB/U, dan TB/BB. Berikut ini hasil perhitungan Z-score An. AS

Domain Data Standar


Tinggi Badan 83 cm
2 n+8=2 x 3+8=1410kgkg BBI (1-6
Berat Badan Tahun)
=
BB 10−14 −4 Gizi Baik = -2
= = =−2,5 (Giz i Kurang )
U 14−12,5 1,6
SD sampai
Status Gizi
dengan 2 SD
TB 83−95 , 7 −12, 7 Normal= -2
= = =−3,3 4 ( San gat Pen dek )
U 95, 7−91,9 3,8
SD sampai
dengan 2 SD
BB 10−10,9 −0,9 Normal= -2
= = =−1 ( nor mal )
TB 10,9−10 0,9
SD sampai
24
dengan 2 SD

Berdasarkan hasil perhitungan antropometri An. AS memiliki status gizi kurang


berdasarkan BB/U (-2,5 SD), status gizi sangat pendek berdasarkan TB/U (-3,34 SD),
dan status gizi normal berdasarkan TB/BB (-1 SD). Hasil pemeriksaan laboratorium An.
AS tidak bisa di evaluasi karena hanya dilakukam sekali dan tidak ada pemeriksaan
ulang.
An. AS datang ke rumah sakit dengan keluhan lemas, demam. Pengkajian
fisik/klinik yang dilakukan pada An. AS selama di RS menunjukkan penurunan yang
awalnya tekanan darah 130/78 mmHg (tinggi) dan Suhu 39,1 ℃ (tinggi/demam). Hal itu
karena, terdapat penanganan lebih lanjut seperti diberikan obat, nutrisi, dll. Berikut hasil
pengecekan data fisik/klinik

Implementasi Implementasi Implementasi


Fisik/Klinis Hari 1 Hari 2 Hari 3 Evaluasi
5 Sep 2019 6 Sep 2019 7 Sep 2019
Kesadaran Kesadaran Kesadaran
Kesadaran dan Kesadaran
cukup, sedikit cukup, sedikit stabil,
keadaan cukup, lemah
lemah lemah keadaan baik
Tekanan Darah <120/80
130/78 mmHg 128/79 mmHg 120/82 mmHg
mmHg
Suhu 39,1℃ 38℃ 37,7℃ 37℃

Hasil recall sebelum masuk RS diketahui makan bubur 2x sehari ½ porsi,


brownies 1 ptg sedang, minum 2x sehari 2 gls, roti dengan selai coklat 1 lembar, papaya
½ porsi, dan sup wortel, brokoli ½ porsi. An. AS gemar makan brownies, makanan
manis, susu coklat dan kebiasaan makan tidak teratur.
Hasil pengamatan recall 24 jam pada implementasi hari pertama tanggal 5
september 2019 menunjukkan asupan energi (82%), protein (91%), lemak (86%),
karbohidrat (99%) sudah memenuhi target 80-110% dari kebutuhan total. Berdasarkan
hasil wawancara keluarga, An. AS hanya mengkonsumsi lauknya dan bubur nasi
setengahnya. Dan sayurnya tidak dimakan karena kesulitan untuk menelan.
Berdasarkan pengamatan recall 24 jam pada implementasi hari kedua tanggal 6
september 2019 menunjukkan asupan energi energi (87%), protein (97%) sudah
memenuhi target 80-110% dari kebutuhan total. Namun, lemak (76%) mengalami
penurunan tetapi tidak signifikan sedangkan asupan karbohidrat (135%) meningkat
melebihi target 80-110% dari kebutuhan total. Berdasarkan hasil wawancara keluarga,

25
An. AS hanya mengkonsumsi lauk hewaninya habis, makanan pokok (bubur nasi) dan
lauk nabati setengahnya, sedangkan sayurnya habis karena An. AS mampu
mengkonsumsi makanan yang lunak/blender serta adanya penambahan makanan dari
luar RS yaitu bubur sumsum.
Berdasarkan pengamatan recall 24 jam pada implementasi hari ketiga tanggal 7
september 2019 menunjukkan asupa energi (65%), protein (65%), lemak (45%),
karbohidrat (114%) belum memenuhi/mendekati target 80-110% dari kebutuhan total.
Alasan mengalami penurunan karena An. AS pulang ke rumah sore, sehingga makan
malam yang disediakan belum terasup.
Hasil rata-rata recall menu implementasi An. AS selama 3 hari atau 8 kali
pemberian menu di RSUD Kota Salatiga menunjukkan asupan energi (78%), lemak
(69%), karbohidrat (115%) belum memenuhi target 80-110% dari kebutuhan total. Hanya
protein (84%) yang memenuhi target.

BAB IX

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. An. AS berusia 3 tahun 1 bulan 10 hari dirawat inap dengan diagnosis
Epilepsi, Kejang Demam Kompleks (KDK), dan Cerebral Palsy (CP) pada tanggal 3
September 2019

26
2. Hasil Skrinning STRONG-Kids An. AS mendapatkan skor sebanyak 4 poin
sehingga pasien beresiko tinggi terjadi malnutrisi, sehingga perlu mendapatkan
asuhan gizi terstandar.
3. Dari Assesment/pengkajian Gizi An. AS dapat disimpulkan:
a. Antropometri An. AS memiliki status gizi kurang berdasarkan BB/U (-2,5
SD), status gizi sangat pendek berdasarkan TB/U (-3,34 SD), dan status gizi
normal berdasarkan TB/BB (-1 SD).
b. Fisik/klinis memiliki kesan umum sedang, keadaan lemah, tekanan darah
130/78 mmHg (tinggi) dan Suhu 39,1 ℃ (tinggi/demam).
c. Dietary History
1) Berdasarkan Food Frequency (FFQ), tingkat kecukupan energi 54%
tergolong defisit berat, protein 36% tergolong defisit berat, 58% tergolong
defisit berat, 51% tergolong defisit berat. An. AS gemar makan brownies,
makanan manis, susu coklat dan kebiasaan makan tidak teratur.
2) Berdasarkan Recall 24 jam di RS tanggal 4 september 2019, tingkat
kecukupan energi 65% tergolong defisit berat, protein 87,5% tergolong defisit
ringan, 57% tergolong defisit berat, 201% tergolong di atas kebutuhan.
4. Diagnosis yang ditegakkan, antara lain:
- NC-1.1 Kesulitan Menelan berkaitan dengan adanya gangguan fungsi mekanis
dari mulut dan alat pencernaan bagian atas seperti bengkak pipi kiri dan
Gangguan motorik (kelainan neurologik atau muscular) seperti Cerebral Palsy
(CP) yang ditandai dengan Demam, Penurunan nafsu makan, Asupan E (54%), P
(36%), KH (51%) kurang dari kebutuhan total.
- NI-5.1 Peningkatan Kebutuhan Lemak berkaitan dengan penyakit epilepsi
yang ditandai dengan Kebutuhan lemak 67 %.
- NB-1.1 Kurangnya Pengetahuan tentang gizi dan makanan berkaitan
Kurangnya paparan informasi terkait gizi yang ditandai dengan Pemberian makan
kepada anak tidak teratur.
5. Intervensi gizi yang dilakukan pada An. AS, yaitu dengan memberikan Diet
Ketogenik dengan bentuk makanan lunak, cara pemberian secara oral dengan
frekuensi 3x makanan utama dan 2x selingan.
6. Monitoring dan Evaluasi
Anamnesa : keluhan lemah, nyeri pipi bengkak berkurang
Fisik/Klinis : tekanan darah dan suhu menurun hingga mencapai normal
Asupan Zat Gizi : asupan makan di RS mengalami peningkatan dihari kedua dan
kembali menurun dihari ketiga karena asupan makan malam
tidak terasup karena pasien pulang. Hasil rata-rata recall menu
implementasi An. AS selama 3 hari atau 8 kali pemberian menu

27
di RSUD Kota Salatiga menunjukkan asupan energi (78%),
lemak (69%), karbohidrat (115%) belum memenuhi/mendekati
target 80-110% dari kebutuhan total. Hanya protein (84%) yang
memenuhi target
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien diharapkan dapat melanjutkan diet yang dianjurkan setelah pulang dari rumah
sakit
2. Bagi Keluarga Pasien
Keluarga pasien mengontrol dan memberikan dukungan serta motivasi dalam
menjalankan diet sesuai yang diberikan selama di rumah sakit untuk mencegah
terjadinya kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraieni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi: Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha
Ilmu

AsDI, IDAI, dan PERSAGI. 2014. Penuntun Diet Anak Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Deliana, M., 2002. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak, Sari Pediatri.

Dorlan, S. J. 2005. Cerebral Palsy, A Complete Guide for Caregiving. The John Hopkins
University Press, Baltimore and London, hal.3.138

Handayani, Dian dan Kusumastuty, Inggita. 2017. Diagnosis Gizi. Malang: UB Press

Handayani, Dian, dkk.2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu

28
Harsono, 2005. Buku Ajar Neurologis Klinis, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia .Yogyakarta: UGM Press.

Harsono, Kustiowati E, Gunadharma S, editor. 2012. Pedoman Tatalaksana Epilepsi Edisi 4.


Jakarta: Perdossi.

Harsono. 2007. Epilepsi Edisi kedua. Yogyakarta: UGM Press.

Kossof EH, Zupec BA, Rho JM. 2009. Ketogenic diets: An Update for Child Neurologists.
Journal of Child Neurol.

Kwan P, Brodie MJ. 2000. Early Identification of refractory epilepsy. N Eng J Med.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi kedua. Jakarta: EGC

Politi K, Meiri LS, Shuper A, Aharoni S. 2010. The Ketogenik Diet: how it works. Epilepsy
research and treatment.

Price, A.S dan Wilson P. 2006. Patofisiologi edisi keempat. Jakarta: EGC

Riyadi, Sujono, dan Sukamin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Rosnelly, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Diagnosa Gizi dalam Proses Asuhan Gizi
Terstandar. Malang: Instalasi Gizi RSU dr. Syaiful Anwar.

Setiaji, Adrian. 2014. Pengaruh Penyuluhan tentang Penyakit Epilepsi Anak Terhadap
Pengetahuan Masyarakat Umum. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.

Shorvon, S.D., 2001. Handbook of Epilepsy Treatment, Meiden, Blackwell Science Ltd.,
London.

Waspadji, Sarwono, Kartini S., dan Suharyanti. 2015. Menyusun Diet Berbagai Penyakit
Edisi keempat. Jakarta: FKUI

29
30
LAMPIRAN

Hasil Recall 24 jam SMRS

MENU BAHAN BERAT ENERG PROTEI LEMA KH


WAKTU
MAKANAN MAKANAN (gr) I (kkal) N (gr) K (gr) (gr)
PAGI Bubur Nasi 50 36.4 0.6 0.1 8
susu sapi 100 66 3.2 3 4.8
Brownies 50 233 3 12 25
SIANG Roti 50 137 4.4 1.5 26
Coklat 15 80.5 1.4 4 8.1
susu sapi 100 66 3.2 3 4.8
Pepaya 50 19.5 0.3 0.1 4.9
MALAM Bubur Nasi 50 36.4 0.6 0.1 8
Sup Wortel,
Brokoli Wortel 25 6.5 0.2 0.1 1.2
Brokoli 25 5.8 0.8 0 0.5
Minyak 2.5 21.5 0 1.5 0
TOTAL 708.6 17.7 25.4 91.3

31
Hasil Recall 24 jam MRS

BAHAN BERAT ENERG PROTEIN LEMAK KH


WAKTU NAMA MENU
MAKANAN (gr) I (kkal) (gr) (gr) (gr)
PAGI Bubur Beras 160 116,6 1 0.1 25
Semur Daging Giling Daging Giling
50 136.5 8.75 11 0
Kecap 5 3.55 0.29 0.06 0.45
Minyak 2.5 22.1 0 2.5 0
Telur Ayam 5 7.7 0.62 0.54 0.03
Takua Bumbu Kuning Takua 25 37 3.4 2.1 1
Minyak 2.5 22.1 0 2.5 0
SNACK Entrakids Susu
PAGI 36 163 4.7 5.8 21.8
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
SIANG Bubur Beras 160 116,6 1 0.1 25
Sate Lilit Saus Kacang Daging Ayam Giling
50 144.5 9.1 12.5 0
Kacang Tanah 15 78.7 4.18 6.4 2.61
Telur Ayam 5 7.7 0.62 0.54 0.04
bening bayam jepan Bayam 40 4.8 0.27 0.12 0.87
Jepan/labu siam 40 12 0.24 0.04 2.68
Aqua Gelas 1 - - - -
MALAM Bubur Beras 160 116,6 1 0.1 25
Telur Dadar Telur Ayam 55 84.7 6.82 5.9 0.3
Minyak 2.5 22.1 0 2.5 0
Sup gambas Misoa gambas 20 4 0.2 0.25 0.8

32
misoa 20 69 1.7 0.4 15.6
minyak 1.25 22.1 0 2.5 0
Aqua Gelas 1 gls - - - -
TOTAL 880.25 43.89 57.75 121.68

Menu Standar Rumah Sakit Implementasi Pertama Siklus ke-5

MENU Energi Protein Lemak KH


WAKTU BAHAN MAKANAN BERAT(gr)
MAKANAN (Kal) (gr) (gr) (gr)
PAGI Bubur Beras 160 116.6 1 0.1 25
Semur Ayam Giling Ayam Giling 50 114 9 30 0
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 5 18.5 0 0 1
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
Sup Bayam Labu
40 14.8 1.5 0.3 0
Kuning Bayam
Labu Kuning 30 11.7 0.3 0.5 0
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
SNACK PAGI Kacang Hijau 17 1 5 2
SIANG Bubur Beras 160 116.6 1 0.1 25
Semur Daging Daging Sapi 50 110.5 5.6 9 5
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 5 18.5 0 0 2
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
Opor Takua Takua 50 22.8 2.4 1 0.6
Santan (Kelapa Parut + Air) 10 12.6 0.1 1 0
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
33
Sup Wortel Jagung Wortel 40 10.6 0.4 0.5 0
Jagung 50 43.2 1.3 8 1
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
SNACK SORE

MALAM Bubur Beras 160 116.6 1 0.1 25


Gadon Ayam Ayam Giling 50 142.4 13.4 10 0
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Bacem Takua Takua 50 22.8 2.4 1 0.5
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 2.5 18.5 0 0 2
Sup Sawi Wortel Sawi 50 7.5 1.1 0.1 0
Wortel 30 7.7 0.3 1 0
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
TOTAL 1084.5 42.2 82.94 89.9

Menu Standar Rumah Sakit Implementasi Kedua Siklus ke-6

MENU BERAT ENERGI PROTEIN LEMAK


WAKTU BAHAN MAKANAN KH(gr)
MAKANAN (gr) (gr) (gr) (gr)
PAGI Bubur Nasi 160 116.6 1 0.1 25
Bacem Putih Telur Putih Telur 50 25 5.25 0 0.3
Kecap 5 3 0.5 0 0
Gula Jawa 5 32 0 0 1

Sup Wortel,
40 10.3 0.4 0 1
Kentang, Kapri Wortel
34
Kentang 40 37.2 0.4 2 1
Kapri 10 3.5 0.2 0 0.8
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK SORE Entrakids 35 163 4.7 5.8 21.8
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
SIANG Bubur Nasi 160 116.6 1 0.1 25
Galantin Ayam Daging Ayam Giling Halus 50 142 10.4 9.8 0
Telur 50 77.6 5 8.3 0.6
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
sup wortel, kapri,
40 10.3 0.4 1 0.5
kb. Kol Wortel
Kembang Kol 10 10 0.6 1 1
Kapri 10 3.5 0.2 0 0
Minyak 2.5 18 0 2.5 0
MALAM Bubur Nasi 160 116.6 1 0.1 25
Semur Ati Ayam Ati Ayam 50 98 10 9 0.1
Kecap 5 3 0.5 0 0.2
Gula Jawa 2.5 16 0 0 1
Minyak 2.5 18 0 2.5 0
Sup Wortel misoa wortel 40 10.3 0.4 0.1 1.9
misoa 40 138 3 0.8 15
minyak 2.5 18 0 2.5 0
TOTAL 1265.2 44.95 52.4 121.7

35
Menu Standar Rumah Sakit Implementasi Ketiga Siklus ke-7

BERAT ENERG PROTEIN LEMAK KH


WAKTU MENU MAKANAN BAHAN MAKANAN
(gr) I (gr) (gr) (gr) (gr)
PAGI Bubur Nasi 160 116.6 1 0.1 25
Daging giling bumbu kelem Daging Sapi 50 110.5 5.6 9 4
Minyak 5 43.1 0 5 0
Opor Takua Takua 50 38 3 3 0.5
Santan (Kelapa Parut + Air) 10 12.6 0.1 1 0
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
Sup Sawi Sawi 80 18 1.8 0.2 1
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK
17 1 5 2
PAGI Kacang Hijau
SIANG Bubur Nasi 160 116.6 1 0.1 25
Pepes Otak-otak Bandeng Otak-otak Bandeng 120 227 11.95 4.77 20
Telur 15 23 1.9 1.6 0.2
Jagung 10 10.8 0.3 0.1 1
Wortel 15 3.9 0.1 0 0.7
Sup Wotel, Gambas Wortel 30 7.7 0.3 0.1 0.4
Gambas 60 12 0.5 0.2 0.8
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
MALAM Bubur Nasi 160 116.6 1 0.1 25
Opor Ayam Cincang Daging Ayam 50 142.4 13.4 9.4 0
Santan (Kelapa Parut + Air) 10 12.6 0.1 1 0

36
Minyak 5 43.1 0 5 0
Capcay Wortel 30 7.7 0.3 0.1 1
Sawi 30 4.5 0.7 0.1 0.6
Kembang Kol 20 5 0.3 0.1 1
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
TOTAL 1168.7 44.35 55.97 108.2

Perencanaan Menu Implementasi Menu Pertama

BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK


WAKTU MENU MAKANAN BERAT(gr) KH (gr)
MAKANAN (kkal) (gr) (gr)
PAGI Bubur Beras 80 58.3 1 0.1 12.8
Semur Ayam Giling Ayam Giling 50 114 9 30 0
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 5 18.5 0 0 1
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
Sup Bayam Labu Bayam
40 14.8 1.5 0.3 0
Kuning
Labu Kuning 30 11.7 0.3 0.5 0
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
SNACK Kacang Hijau
17 1 5 2
PAGI
SIANG Bubur Beras 50 36.4 0.6 0.1 6
Semur Daging Daging Sapi 50 110.5 5.6 9 5
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 5 18.5 0 0 2
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
37
Opor Takua Takua 50 22.8 2.4 1 0.6
Santan (Kelapa Parut
10 12.6 0.1 1 0
+ Air)
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
Sup Wortel Jagung Wortel 40 10.6 0.4 0.5 0
Jagung 50 43.2 1.3 8 1
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
roti tawar 60 109.8 2 1.2 5
selai strowberry 10 26.8 0 0 2
SNACK Entrakids
35 163 4.7 5.8 21.8
SORE
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
MALAM Bubur Beras 80 58.3 1 0.1 12.8
Gadon Ayam Ayam Giling 50 142.4 13.4 10 0
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Bacem Takua Takua 50 22.8 2.4 1 0.5
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 2.5 18.5 0 0 1
Sup Sawi Wortel Sawi 50 7.5 1.1 0.1 0
Wortel 30 7.7 0.3 1 0
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
TOTAL 1204.4 48.5 89.24 74.8

Perencanaan Menu Implementasi menu Kedua

BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK


WAKTU MENU MAKANAN BERAT (gr) KH(gr)
MAKANAN (gr) (gr) (gr)

38
PAGI Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Bacem Telur Telur 50 77.6 6 7 0.3
Kecap 5 3 0.5 0 0
Gula Jawa 2.5 16 0 0 1
Sup Wortel, Kentang, Wortel
40 10.3 0.4 0 1
Kapri
Kentang 40 37.2 0.4 2 1
Kapri 10 3.5 0.2 0 0.8
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK PAGI Entrakids 35 163 4.7 5.8 21.8
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
SIANG Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Galantin Ayam Daging Ayam Giling
50 142 10.4 9.8 0
Halus
Telur 50 77.6 5 8.3 0.6
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
Rolade Tahu Tahu 30 22.8 2.4 1.4 0.5
Telur dadar 50 90 5 13.3 0.5
Minyak 5 43.1 0 5 0
sup wortel, kapri, kb. Wortel
40 10.3 0.4 1 0.5
Kol
Kembang Kol 9 10 0.6 1 2
Kapri 10 3.5 0.2 0 0
Minyak 2.5 18 0 2.5 0
SNACK Entrakids
35 163 4.7 5.8 21.8
SORE
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5

39
MALAM Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Semur Ati Ayam Ati Ayam 50 98 10 9 0.1
Kecap 5 3 0.5 0 0.2
Gula Jawa 2.5 16 0 0 1
Minyak 2.5 18 0 2.5 0
Menir Bayam Jagung Bayam 50 12 1 1 3
Jagung 35 30 1 2 2
TOTAL 1360.2 56.4 86.3 97.5

Perencanaan Menu Implementasi menu Ketiga

BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK


WAKTU MENU MAKANAN BERAT (gr) KH (gr)
MAKANAN (gr) (gr) (gr)
PAGI Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Daging giling bumbu Daging Sapi
50 110.5 5.6 9 4
kelem
Minyak 5 43.1 0 5 0
Opor Takua Takua 50 38 3 3 0.5
Santan (Kelapa Parut
10 12.6 0.1 1 0
+ Air)
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
Sup Sawi Sawi 80 18 1.8 0.2 1
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK PAGI Kacang Hijau 17 1 5 2
SIANG Pepaya 100 39 0.6 0.1 2
Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Pepes Otak-otak Otak-otak Bandeng 120 227 11.95 4.77 20
40
Bandeng
Telur 15 23 1.9 1.6 0.2
Jagung 10 10.8 0.3 0.1 1
Wortel 15 3.9 0.1 0 0.7
Sup Wotel, Gambas Wortel 30 7.7 0.3 0.1 0.4
Gambas 60 12 0.5 0.2 0.8
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
Entrakids Susu 35 163 4.7 5.8 21.8
Gula 10 38.7 0 1.8 0.5
Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Opor Ayam Cincang Daging Ayam 50 142.4 13.4 9.4 0
SNACK Santan (Kelapa Parut
10 12.6 0.1 1 0
SORE + Air)
Minyak 5 43.1 0 5 0
MALAM Capcay Wortel 30 7.7 0.3 0.1 1
Sawi 30 4.5 0.7 0.1 0.6
Kembang Kol 20 5 0.3 0.1 1
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
TOTAL 1234.5 49.65 63.67 95.9

41
Hasil Recall 24 jam Implementasi Menu Pertama

BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK


WAKTU MENU MAKANAN BERAT (gr) KH (gr)
MAKANAN (kkal) (gr) (gr)
PAGI Bubur Beras 40 29.15 0.5 0.05 6.4
Semur Ayam Giling Ayam Giling 50 114 9 30 0
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 5 18.5 0 0 2
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
SNACK PAGI Kacang Hijau 17 1 5 2
SIANG Bubur Beras 50 36.4 0.6 0.1 6
Semur Daging Daging Sapi 50 110.5 5.6 9 5
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 5 18.5 0 0 2
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
Opor Takua Takua 50 22.8 2.4 1 0.6
Santan (Kelapa Parut 10
12.6 0.1 1 0
+ Air)
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
Sup Wortel Jagung Wortel 40 10.6 0.4 0.5 0
Jagung 50 43.2 1.3 8 1
42
Minyak 2.5 21.6 0 2.5 0
roti tawar 60 109.8 2 1.2 2
selai strowberry 10 26.8 0 0 1
SNACK Entrakids
35 163 4.7 5.8 21.8
SORE
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
MALAM Bubur Beras 40 29.15 0.5 0.05 6.4
Gadon Ayam Ayam Giling 50 142.4 13.4 10 0
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Bacem Takua Takua 50 22.8 2.4 1 0.5
Kecap 5 3 0.1 0.06 0.2
Gula Jawa 2.5 18.5 0 0 2
TOTAL 1098 45.7 85.84 60

Hasil Recall 24 jam Implementasi Menu Kedua

BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK


WAKTU MENU MAKANAN BERAT (gr) KH(gr)
MAKANAN (gr) (gr) (gr)
PAGI bubur sumsum 50 18 0.3 0.1 5
Bubur Nasi 80 58.3 1 0.1 12.8
Bacem Telur Telur 25 38.8 3.2 3.7 0.15
Kecap 2.5 1.5 0.3 0 0
Gula Jawa 1 3.7 0 0 0.5
Sup Wortel, Kentang,
40 10.3 0.4 0 1
Kapri Wortel
Kentang 40 37.2 0.4 2 1
Kapri 10 3.5 0.2 0 0.8
43
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK PAGI Entrakids 35 163 4.7 5.8 21.8
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
SIANG Bubur Nasi 40 29.2 0.5 0 5
Daging Ayam Giling
Galantin Ayam 50 142 10.4 9.8 0
Halus
Telur 50 77.6 5 8.3 0.6
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
Rolade Tahu Tahu 15 11.4 1.2 0.7 0.25
Telur dadar 25 45 2.5 9.65 0.25
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
sup wortel, kapri, kb.
40 10.3 0.4 1 0.5
Kol Wortel
Kembang Kol 9 10 0.6 1 1
Kapri 10 3.5 0.2 0 0
Minyak 2.5 18 0 2.5 0
SNACK
35 163 4.7 5.8 21.8
SORE Entrakids
Gula Pasir 10 38.7 0 1.8 0.5
MALAM Bubur Nasi 40 29.2 0.5 0 5
Semur Ati Ayam Ati Ayam 50 98 10 9 0.1
Kecap 5 3 0.5 0 0.2
Gula Jawa 2.5 16 0 0 1
Minyak 2.5 18 0 2.5 0
Menir Bayam Jagung Bayam 50 12 1 1 3
Jagung 35 30 1 2 3
TOTAL 1169.9 48.7 75.95 80.75

44
Hasil Recall 24 jam Implementasi Menu Ketiga

BERAT ENERG PROTEIN LEMAK KH


WAKTU MENU MAKANAN BAHAN MAKANAN
(gr) I (gr) (gr) (gr) (gr)
PAGI Bubur Nasi 40 29.2 0.5 0 5
Daging giling bumbu
50 110.5 5.6 9 5
kelem Daging Sapi
Minyak 5 43.1 0 5 0
Opor Takua Takua 50 38 3 3 0.5
Santan (Kelapa Parut + Air) 10 12.6 0.1 1 0
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
Sup Sawi Sawi 80 18 1.8 0.2 1
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK PAGI Kacang Hijau 17 1 5 2
Pepaya 100 39 0.6 0.1 2
SIANG Bubur Nasi 40 29.2 0.5 0 5
Pepes Otak-otak
120 227 11.95 4.77 20
Bandeng Otak-otak Bandeng
Telur 15 23 1.9 1.6 0.2
Jagung 10 10.8 0.3 0.1 2.5
Wortel 15 3.9 0.1 0 0.7
Sup Wotel, Gambas Wortel 30 7.7 0.3 0.1 0.4
Gambas 60 12 0.5 0.2 2.6
Minyak 2.5 20 0 2.5 0
SNACK SORE Entrakids Susu 35 163 4.7 5.8 21.8

45
Gula 10 38.7 0 1.8 0.5
TOTAL 882.7 32.85 45.17 69.2

46
47
48

Anda mungkin juga menyukai