Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahpraktik klinik keperawatan anak
Pembimbing : Ns. Soni Hersoni.S.Sos.,S.Kep., M. Kep
Disusun Oleh :
Himatul Aliyah
10119031
2A
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri
timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neron-neron otak
Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru
lahir (Utopias,2008).
B. ETIOLOGI
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (Idiopatik) Sering terjadi
pada:
5.Tumor Otak
Faktor etiologi berpengaruh terhadap penentuan prognosis. Penyebab utama, ialah epilepsi
idopatik, remote symptomatic epilepsy (RSE), epilepsi simtomatik akut, dan epilepsi pada
anak-anak yang didasari oleh kerusakan otak pada saat peri- atau antenatal.
C. TANDA DAN GEJALA EPILEPSI
Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat memengaruh
aktivitas apa pun yang dikoordinasikan otak. Tanda dan gejala saat kejang, diantaranya
yakni:
1. Kebingungan sementara
4. Hilangnya kesadaran
Gejala epilepsi pada dasarnya bisa bervariasi tergantung pada jenis kejangnya. Dalam
kebanyakan kasus, seseorang dengan epilepsi akan cenderung memiliki tipe kejang
yang sama sehingga gejalanya akan serupa saat kambuh. Dokter umumnya
D. PATOFISIOLOGI
Epilepsi adalah pelepasan muatan listrik yang berlebihan dan tidak teratur di otak.
Aktivitas listrik normal jika terdapat keseimbangan antara faktor yang menyebabkan
inhibisi dan eksitasi dari aktivitas listrik. Epilepsi timbul karena adanya
mengakibatkan letupan neuronal yang cepat saat kejang. Sinyal yang dikeluarkan dari
neuron yang meletup cepat merekrut sistem neuronal yang berhubungan melalui sinap,
sehingga terjadi pelepasan yang berlebihan. Sistem inhibisi juga diaktifkan saat kejang,
tetapi tidak dapat untu mengontrol eksitasi yang berlebihan, sehingga tejadi kejang.
2. Mekanisme sinkronisasi
yang berdekatan dan menghasilkan cetusan elektrik yang abnormal. Potensial aksi
yang terjadi pada satu sel neuron akan disebarkan ke neuron-neuron lain yang
berdekatan dan pada akhirnya akan terjadi bangkitan elektrik yang berlebihan dan
bersifat berulang.ulang
E. DATA FOKUS
1. Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 11 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Suka Asih Purbaratu kota Tasikmalaya
Diagnosa medis : Epilepsi
2. keluhan pasien
menit
3. Pemeriksaan Diagnostik
aktivitas kejang.
kejang.
d. Sel Darah Merah : Anemia Aplastik mungkin sebagai akibat terapi obat.
e. Kadar obat pada serum: Untuk membuktikan batas obat anti epilepsi.
tersebut.
dari gelombang pada masing –masing tipe dari aktivitas kejang tersebut.
secara tepat.
1. Pengkajian
d.disertai komponen motorik seperti kejang tonik, kejang klonik, kejang tonik-klonik,
f.mulut berbuih.
j.Berapa lama gerakan tersebut, apakah lokasi atau sifatnya berubah pada satu sisi atau
keduanya.
k.ada keadaan yang mempresipitasi serangan, seperti demam, kurang tidur, keadaan
emosional.
l.penderita pernah menderita sakit berat, khususnya yang disertai dengan gangguan
kesadaran, kejang-kejang.
c.Sesudah serangan pasien masih ingat yang terjadi sebelum, selama dan sesudah serangan.
c. ada aura yang mendahului serangan, baik sensori, auditorik, olfaktorik maupun visual.
b. Dosis obat
5. Kebutuhan cairan
3 1. Resiko terhadap Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor lingkungan 1. Dengan menjauhkan
cidera berhubungan keperawatan selama 1x24 jam yang memungkinkan resiko barang-barang
dengan perubahan masalah resiko terhadap cedera terjadinya cidera disekitarnya dapat
tidak terjadi dan teratasi dengan
kesadaran, keruskan membahayakan saat
kriteria hasil :
kognitif selama terjadinya kejang
- tidak terjadi cedera fisik
kejang, atau 2. Pasang penghalang ditempat 2. Penjagaan untuk
pada pasien
kerusakan tidur keamanan, untuk
- pasien dalam kondisi
mekanisme aman
mencegah terjadinya
perlindungan diri - tidak ada resiko jatuh cidera pada klien
dan aktivitas kejang pada pasien 3. Letakkan pasien ditempat tidur 3. Area yang rendah dan
yang terkontrol yang rendah & datar datar dapat mencegah
( gangguan terjadinya cidera pada
keseimbangan ) klien
4. Siapkan kain lunak untuk 4. Lidah berpotensi tergigit
mencegah terjadinya saat kejang karena saat
tergigitnya lidah saat kejang kejang biasanya lidah
menjulur kedepan
5. Evaluasi