Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN EPILEPSI


Diajukan unuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktik klinik keperawatan anak
Pembimbing : Ns. Soni Hersoni.S.Sos.,S.Kep., M. Kep

Disusun Oleh :
Himatul Aliyah
10119031
2A

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2021
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A
Dengan Diagnosa Medis Epilepsi

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

Nama : An. A
Umur : 11 Tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Alamat : Suka Asih, Purbaratu Kota Tasikmalaya
Status : anak kandung
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Nama ibu : Ny. I
Pekerjaan ibu : IRT
Tanggal masuk pkm : 4 mei 2021 pukul 14.25
Tanggal/waktu pengkajian : Selasa, 4 mei 2021 pukul 15.00

2. Riwayat penyakit

a. Keluhan Utama

Keluhan utama masalah kesehatan yang dialami oleh An.A adalah Kejang sesak dan

Demam.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Masalah yang dialami oleh An.A saat ini adalah Kejang disertai demam. Ibu Pasien

mengatakan saat terjadi kejang tubuh An.A seluruhnya bergetar, kaki menendang-
nendangdan mulut terkatup dengan keras. Ibu pasien mengatakan ketika dirumah saat

terjadi kejang pada An.A berlangsung selama kira-kira ± 3-5 menit, dan biasanya

terjadi secara tiba tiba, namun sebelum dibawa ke puskesmas pasien sudah 1 kali

mengalami kejang di rumahnya pukul 14.15 sore, Kejang yang dialami An.A selalu

disertai dengan demam tinggi

c. Riwayat penyakit dahulu

Ibu pasien mengatakan An.A sebelumnya sudah mempunyai riwayat penyakit

kejang/epilepsi sejak 1 tahun yang lalu. tetapi Ibu pasien juga mengatakan An.A

tidak pernah sebelumnya dirawat di rumah sakit, sehingga An.A tidak

mengonsumsi obat-obatan

3. Pola kebiasaan

a. Pola Makan

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit An. A biasanya makan 2 kali sehari saat buka
puasa dan sahur 1 porsi habis, namun setelah sakit nafsu makan An. A berkurang,
makan tetap 2 kali sehari namun 1/3 porsi tidak habis
Untuk kebutuhan minum ibu An. A mengatakan sebelum sakit An.A selalu banyak

minum kira kira sampai 1,5 L perhari, Namun setelah sakit An. A jarang minum karena

sering mengeluh sesak dan minum Ketika ingin saja

b. Pola Tidur

An.A sebelum sakit tidak mempunyai masalah dengan pola tidurnya yaitu normal 7-8

jam, namun setelah sakit tidur An. A sering terbangun saat malam hari karena demam

c. Eliminasi

Ibu An.A mengatakan kebiasaan BAK dalam keseharian An.A 4-6x dalam sehari.

Konsistensi urine berwarna kuning, dengan bau yang khas, kira-kira ± 100cc/hari.
Untuk BAB ibu pasien mengatakan dalam sehari 1-2x/sehari dengan konsistensi cair

warna kuning kecoklatan dengan bau yang khas. dan ibu An.A juga mengatakan selama

sakit tidak ada masalah dan gangguan saat BAB.

4. Pola aktivitas dan Latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan / Minum X

Toileting X

Berpakaian X

Mobilits di tempat tidur X

Berpindah X

Ambulasi / ROM X

0 : Mandiri

1 : Dengan alat dibantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total

B. Pemeriksaan fisik

No Pemeriksaan Hasil

1 Tanda-tanda vital

Nadi 105x/menit
RR 25x/menit

Suhu 37.9OC

TD 110/90 mmHg

2 Kepala-leher

Kepala Bentuk kepala bulat, tidak adaedema, tidak ada

nyeri tekan

Mata Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, reaksi

pupil terhadap cahaya (+)

Hidung Tidak ada polip ataupun benda asing,

keadaannya cukup bersih

Mulut Mukosa tampak pucat, keadaan cukup bersih,

Tenggorokan Reflek menelan (+), tidak ada infeksi, tidak ada

nyeri, dan tidak ada edema.

3. Thorax/paru-paru RR= 25x/menit, Retraksi dinding dada (-), tidak

ada nyeri tekan, suara paru vesikuler reguler,

ronchi (+), whezing (-)

4. Abdomen Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, bentuk

abdomen normal,

5. Ekstermitas Kekuatan otot (+), pergerakan cukup aktif, tidak


ada edema, kesadaaran composmentis PCS =
15 ,tonus otot 5 5
4 5

C. Terapi Farmakologi

Terapi Farmakologis An.A mendapat Defakene sirup 120 ml dan paracetamol ½


tablet 3xsehari.

D. ANALISA DATA
No Data Penunjang Masalah Kemungkinan penyebab

1 Ds : Kejang Ketidakefektifan bersihan


- Ibu pasien ↓ jalan nafas.
mengatakan Hipersekresi mukus
pasien sempat ↓
susah membuka Obstruksi jalan nafas
mulut nyah ↓
- ibu pasien Ketiak efektipan bersihan
mengatakan jalan nafas
pasien mengalami
sesak sebelum
masuk igd
- ibu pasien
mengatakan
pasien sempat
kehilangan
kesadaran

Do :
- TD : 110/90
mmHg
- N : 105 x/menit
- RR : 25 x/menit

2 Ds : Faktor risiko Termogulasi tidak efektif :


- ibu pasien ↓ Hipertermi
mengatakan Memicu respon inflamasi
pasien demam ↓
sejak 1 hari yang Release zat pirogen
lalu ↓
Merangsang set poin di
Do :
- Suhu : 37,9oC hipotalamus
- Mata terlihat ↓
cekung Meningkatkan suhu tubuh
- membran mukosa ↓
kering Hipertermi
- wajah terlihat
pucat dan lemas

3 Ds : Bakteri/virus Resiko terhadap cedera


- ibu pasien ↓
mengatakan Infeksi diluar susunan saraf
pasien mengalami pusat
kejang secara tiba ↓
tiba Inflamasi

Pelepasan mediator kimia
Do :

- Mata terlihat
Suhu tubuh meningkat
cekung

- membran mukosa
Gelisah
kering

Resiko cedera

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di
endotrakea, peningkatan sekresi saliva, keruskan neromuskuler.
2. Termogulasi tidak efektif : Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolik,
proses infeksi
3. Resiko terhadap cidera berhubungan dengan perubahan kesadaran, keruskan
kognitif selama kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri dan aktivitas
kejang yang terkontrol ( gangguan keseimbangan )
F. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk 1. Menurunkan resiko
nafas berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam mengosongkan mulut dari aspirasi atau masuknya
sumbatan lidah di endotrakea, masalah keidak efektipan benda/zat tertentu sesuatu benda asing
peningkatan sekresi saliva bersihan jalan nafas tidak terjadi kedalam tirah baring
dan teratasi 2. Letakkan klien dalam posisi 2. Meningkatkan aliran
Dengan kriteria hasil : miring dan pada permukaan (drainase), sekret,
- nafas normal, tidak datar mencegah lidah jatuh dan
terjadi aspirasi, tidak ada menyumbat jalan nafas
dispnea, tidak ada
penmpukan sekret 3. Berikan oksigen sesuai 3. Membantu pemenuhi
program kebutuhan oksigen agar
tetap adekuat
2 Termogulasi tidak efektif : Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji faktor-faktor 1. Mengetahui penyebab
Hipertermi berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam terjadinya peningkatan terjadinya peningkatan
peningkatan metabolik, proses masalah termogulasi tidak suhu suhu tubuh karena
infeksi efektif teratasi dengan kriteria penambahan pakaian /
hasil : selimut dapat
- demam berkurang menghambat penurunan
- suhu normal suhu
- nadi dan RR normal
- tidak ada perubahan 2. Pemantauan tanda vital
2. observasi tanda tanda vital
warna kulit yang teratur dapat
menentukan
perkembangan
keperawatan
selanjutnya.
3. Proses konduksi /
3. Ajarkan keluarga cara
perpindahan panas
memberikan kompres
dengan suatu bahan
dibagian kepala / ketiak
perantara
4. Proses hilangnya panas
4. Anjurkan untuk
akan terhalangi oleh
menggunakan pakaian
pakaian tebal dan tidak
tipis yang terbuat dari kain
dapat menyerap
katun
keringat.

5. Kebutuhan cairan
5. Berikan ekstra cairan
meningkat karena
dengan menganjurkan
penguapan tubuh yang
klien banyak minum
meningkat
3 Resiko terhadap cidera Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi faktor lingkungan 1. Dengan menjauhkan
berhubungan dengan perubahan keperawatan selama 1x24 jam yang memungkinkan resiko barang-barang disekitarnya
kesadaran, keruskan kognitif masalah resiko terhadap cedera terjadinya cidera dapat membahayakan saat
selama kejang, atau kerusakan tidak terjadi dan teratasi dengan terjadinya kejang
mekanisme perlindungan diri kriteria hasil :
dan aktivitas kejang yang - tidak terjadi cedera fisik 2. Pasang penghalang ditempat 2. Penjagaan untuk keamanan,
terkontrol (gangguan pada pasien tidur untuk mencegah terjadinya
keseimbangan ) - pasien dalam kondisi cidera pada klien
aman
- tidak ada resiko jatuh 3. Letakkan pasien ditempat tidur
3. Area yang rendah dan datar
pada pasien yang rendah & datar
dapat mencegah terjadinya
cidera pada klien
4. Lidah berpotensi tergigit
4. Siapkan kain lunak untuk
saat kejang karena saat
mencegah terjadinya
kejang biasanya lidah
tergigitnya lidah saat kejang
menjulur kedepan

5. Mengurangi aktivitas
5. berikan obat anti kejang
kejang yang
berkepanjangan yang dapat
mengurangi suplai oksigen
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf

1 4 April 2021  Mengkaji sifat dan S : Keluarga mengatakan saat sesak pasien selalu Himatul aliyah
Pukul 14.15 karakteristik sesak pasien bersamaan dengan kejang kaki dan tangan kaku
melihat keatas berlangsung sekitar 3-5 menit
 Membantu perawat
membebaskan jalan nafas O : Pasien sudah tampak tenang setelah diberikan
pasien oksigen

 Membantu pasien duduk A : Masalah teratasi Sebagian


semi fowler

P : Lanjutkan Intervensi
 Membantu pasien untuk
pemberian oksigen

2 4 April 2021  Mengkaji tanda tanda vital S : Keluarga mengatakan badan anaknya masih Himatul aliyah
Pukul 14.30 hangat
 Memantau suhu pasien
O : Wajah pasien tampak merah
 Menganjurkan keluarga TD : 110/90 mmHg
unuk melonggarkan N : 105 x/menit
pakaian dan selimu pasien Rr : 25 x/menit
S : 37,9 0C
 Mengajarkan keluarga
tentang kompres hangat
A : Masalah belum teratasi
 Memberikan obat penurun
panas P ; Lanjutkan Intervensi

 Menganjurkan pemberian
minum sediki sedikit
namun sering

3 4 April 2021  Memdampingi perawat S : Keluarga mengerti dengan apa yang dijelaskan Himatul aliyah
Pukul 15.00 memberi edukasi yang
benar berhubungan O : Suhu pasien menurun setelah 45 menit menjadi
dengan strategi dan 37,7oC
tindakan mencegah cedera
A ; Masalah Teratasi
 Mengkaji kecemasan
P ; Hentikan Intervensi
 Memberikan informasi
tentang keadaan pasien

 Memantau suhu pasien

 Memantau cukupan
oksigen

Anda mungkin juga menyukai