Anda di halaman 1dari 19

1|Page

TUGAS KEPERAWATAN ANAK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
Dosen: Dr. Tri Ratnaningsih, S.Kep,.Ns,.M.Kep

DI SUSUN OLEH :

Erin Tentua (201801160)


Rahmat Iqbal Fauzi (201801180)
Irene M Romroma (201801156)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


TAHUN 2019/2020
2|Page

DAFTAR ISI

1. COVER.................................................................................................................1
2. DAFTAR ISI........................................................................................................2
3. KATA PENGANTAR.........................................................................................3
4. BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
a. Latar belakang...............................................................................................4
b. Rumusan Masalah.........................................................................................5
c. Tujuan.............................................................................................................5
5. BAB II KONSEP KEJANG DEMAM...............................................................6
a. Definisi............................................................................................................6
b. Etiologi............................................................................................................6
c. Patofisiologi....................................................................................................7
d. Pathway..........................................................................................................8
e. Klasifikasi.......................................................................................................9
f. Manifestasi Klinis..........................................................................................9
g. Pemeriksaan penunjang..............................................................................10
h. Penatalaksanaan..........................................................................................10
i. Komplikasi....................................................................................................11
6. BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...........................................12
a. Pengkajian....................................................................................................12
b. Diagnosa........................................................................................................13
c. Intervensi......................................................................................................13
d. Implementasi................................................................................................16
e. Evaluasi.........................................................................................................16
7. PENUTUP..........................................................................................................18
a. Saran.............................................................................................................18
b. Kesimpulan...................................................................................................18
8. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................19
3|Page

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena atas rahmatnya
kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan
Pada Anak Dengan Demam Kejang dengan cukup baik. Makalah ini disusun dengan tujuan
sebagai pemenuhan nilai tugas mata kuliah Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunana makalah tersebut baik berupa pemahaman maupun
material berupa buku dan lainya. Tanpa kerja sama yang baik dari pihak-pihak tersebut maka
makalah ini tidaklah sempurnah. Tidak lupa kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan teknik dan sebagainya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mojokerto, 10 agustus 2020


4|Page

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting bagi keluarga, selain sebagai penerus
keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak
satupun orang tua yang menginginkan anaknya jautrh sakit, lebih-lebih bila anaknya
mengalami kejang demamseperti ini sangat tidak diinginkan oleh orang tua manapun.
insiden kejang demam ini dialami 2% - 4% pada anak usia antara 6 bulan hingga 5 tahun
(ME. Sumijati 2000) dengan durasi kejang selama beberapa menit.
Kejang demam merupakan salah satu kelainan neurologis yang paling saeing
dijumpai pada bayi dan anak. Dari penelitian dari beberapa pakar didapatkan bahwa
sekitar 2,2% - 5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai
umur 5 tahun. Penelitian di jepang bahkan mendapatkan angka kejadian (insiden) yang
lebih tinggi, mendapatkkan angka 9,75% (pada pria 10,5% dan pada wanita 8,9% dan
tsuboi mendapatkan angka sekitar 7%). (Maeda DKK, 2016)
Kejang demam bisa diakibatkan oleh infeksi ekstraknial seperti ISPA, radang
telinga, camapk, cacar air. Dalam keadaan demam kenaikan suhu sebesar 1% pun bisa
mengakibatkan kenaikan metabolisme basal yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan
oksigen jaringan sebesar 10-15% dan otak sebesar 20%. Apabila kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi maka anak akan kejang. Umumnya kejang tidak akan menimbulkan dampak
sisa jika kejang tersebut berlangsung kurang dari 5 menit tetapi anak harus tetap
mendapat penanganan agar tidak terjadi kejang ulang yang biasanya lebih lama
frekuensinya dari kejang pertama. Timbulnya kejang pada anak akan meninbulakn
berbagai masalah seperti resiko cidera, resiko terjadinya aspirasi atau yang lebih fatal
adalah lidah jatuh kebelakang yang mengakibatkan obstruksi pada jalan nafas.
5|Page

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah yang akan diangkat dalam makalah ini
adalah :
1. Apa definisi kejang demam ?
2. Bagaimana etiologi kejang demam ?
3. Bagaimana patofisiologis kejang demam ?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang kejang demam ?
5. Bagaimana penatalaksanaan kejang demam ?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien anak dengan kejang demam ?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memahami asuhan keperawatan pada anak dengan kejang demam
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari kejang demam
2. Mengetahui penyebab kejang demam
3. Mengetahui tanda dan gejala kejang demam
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan kejang demam
6|Page

BAB II
KONSEP KEJANG DEMAM

A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu 38◦c.
yang disebabkan oleh suatu proses ekstranium, biasa terjadi pada usia 3 bulan – 5 tahun.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu >38C). kejang demam dapat terjadi karena proses intracranial maupun
ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan – 5 tahun
(Ahmid dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).
Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi bersamaan
dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologic yang paling
sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar 4% anak. Kebanyakan serangan
kejang terjadi setelah usia 6 bulan dan biasanya sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan
frekuensi serangan pada anak-anak yang berusia <18 bulan. Kejang demam jarang terjadi
setelah usia 5 tahun (Dona L. Wong, 2008).

B. Etiologi
1. Factor-faktor prenatal
2. Malformasi otak congential
3. Factor genetic
4. Penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis)
5. Demam
6. Gangguan metabolisme
7. Trauma
8. Neoplasma, toksin
9. Gangguanh sirkulasi
10. Penyakit degenerative susunan saraf
11. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal
7|Page

C. Patofisiologi
Sumber energy otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid
dan permukaan luar yaitu oinik. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat
dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na)
dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (CI). Akibatnya konsentrasi ion K dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi Na rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan
sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel, maka
terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membrandari neuron.
Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane diperlukan energy dan bantuan enzim
Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini
dapat diubah oleh :
a. Perubahan konsentrasi ion diruang ekstraseluler
b. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik
dari sekitarnya
c. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
pada keadaan demam kenaikan suhu 1◦c akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3
tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang
dewasa yang hanya 15%. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah
kesimbangan dari membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari
ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan
listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membrane
sel sekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang
berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen
dan energy untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia,
asidosis, laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi aternal disertai denyut
jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin
meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.
8|Page

D. Pathway
9|Page

E. Klasifikasi
a. Kejang demam sederhana
1. Di keluarga penderita tidak ada riwayat epilepsy
2. Sebelumnya tidak ada riwayat cidera otak oleh penyakit apapun
3. Serang kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan - 6 tahun
4. Lamanya kejang berlangsung <20 menit
5. Kejang tidak bersifat tonik klonik
6. Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
7. Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologi atau abnormalitas
perkembangan
8. Kejang tidak berulang dalam waktu singkat
9. Tanpa gerakan focal dan berulang dalam 24 jam (H. Nabiel Ridha, 2014)
b. Kejang demam kompleks
Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang persial
simpleks. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik; mengecap-ecapkan
bibir, mengunyah, gerakan mencongkel uang berulang-ulang pada tangan, dan
gerakan tangan lainnya. Dapat tanpa otomatisme tatapan terpaku. (Cecily L. Betz dan
Linda A. Sowden, 2002)

F. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan yaitu :
a. Serangan kejang klonik atau tonik-klonik bilateral
b. Mata terbalik ke atas
c. Gerekan sentakan berulang tanpa didahului kekakutan atau hanya sentakan atau
kekuatan fokal
d. Umumnya kejang berlangsung kurang dari 6 menit, kurang dari 8% berlangsung lebih
dari 15 menit
e. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara (hemiparesis todd)
f. Suhu 38oC atau lebih
10 | P a g e

G. Pemeriksaan penunjang
1. Elektro ancephalograft (EEG)
Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguang difusi otak akibat lesi organic,
melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang.
2. CT SCAN
Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis : infrak, hemotoma, edema serebral, dan
abses
3. Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada diotakdan
kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis
4. Laboratorium
Darah tepi, lengkap (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) mengetahui sejak dini apabila ada
komplikasi dan penyakit kejang demam. (Arif Mansyoer, 2000)

H. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
a. Pengobatan fase akut
Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah diazepam yang
diberikan melalui interavena atau indra vectal. Dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis
IV (perlahan-lahan). Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang
sama setelah 20 menit.
b. Turunkan panas
Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis.
Kompres air PAM / Os
c. Mencari dan mengobati penyebab
Pemeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama, walaupun
demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasus yang
dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila aga gejala meningitis atau bila kejang
demam berlangsung lama.
d. Pengobatan profilaksis
11 | P a g e

Pengobatan ini ada dalam cara : profilaksis intermitten / saat demam dan
profilaksis terus menerus dengan antikanulsa setiap hari. Untuk profilaksis
intermitten diberikan diazepim secara oral dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/hgBB/hari.
e. Penanganan sportif
1. Bebaskan jalan napas
2. Beri zat asam
3. Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Pertahankan tekanan darah

2. Pencegahan
a. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri diazepam
dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai demam.
b. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam komplikasi Dapat digunakan :
Penobarbital : 5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis
Fenitorri : 2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
Diazepam : (indikasi khusus)

I. Komplikasi
a. Kerusakan sel otak
b. Kelumpuhan
c. Dapat terjadi perlukaan misalnya lidah tergigit atau akibat gesekan dengan gigi
d. Penurunan IQ yang pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit
12 | P a g e

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, hal ini dilakukan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga dapat diketahui
permasalahan yang ada (Hidayat, 2004).
a. Identitas pasien dan keluarga
- Pasien : nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, diagnosa
keperawatan.
- Orang tua : nama, umur, pekerjaan, suku, pendidikan, alamat, pekerjaan
- Sibling Rivallry : Urutan anak dalam keluarga, umur, adanya penyakit yang sama
sebelumnya.
b. Riwayat kejang
c. Kaji perilaku kejang
d. Kaji sifat kejang : kejangbersifat lokal (kejang parsial) atau kejang yang bersifat
umum (miotonik, tonik-klonik, atonik)
e. Kaji lamanya kejang
f. Kaji gerakan saat kejang
- Kejang parsial : mengecap-ngecapkan bibirnya, gerakan mengunyah, dan adanya
gerakan tangan.
- Kejang mioklonik : kehilangan kesadaraan hanya sesaat.
- Kejang tonik-klonik : adanya gerakan klonik ekstermitas atas dan bawah.
- Kejanga atonik : kepala menunduk dan dapat jatuh ketanah yang terjadi secara
singkat tanpa peringatan.
g. Kaji status neurologi : perubahan kesadaran, peningkatan suhu tubuh, perubahan
tingkah laku.
h. Riwayat psikososial : faktor pencetus dan status.
i. Pemeriksaan diagnostik :
- Melakukan fungsi lumbal, Foto Rongent.
13 | P a g e

- Elektron Efaiogram (EEG).


- CT Scan, MRI sesuai indikasi.
- Darah lengkap, Gula Darah, Elektrolit serum, kalsium, magnesium.

2. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses perjalanan penyakit
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan apnea
3. Resiko cidera berhubungan dengan kejang berulang
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan kerusakan sel
neuron

3. Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
1. Hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda- 1. untuk
b/d proses tindakan keperawatan tanda vital mengetahui
perjalanan 2x24 jam diharapkan 2. Tingkatkan asupan perkembangan
penyakit suhu tubuh normal 36- cairan pasien
37,5oC dengan 3. Beri pasien 2. peningkatan
kriteria hasil : kompres hangat suhu yang
1. Suhu tubuh dalam 4. Batasi aktifitas meningkat perlu
batas normal (36- 5. Kolaborasi diimbangi
37,5oC) pemberian dengan asupan
2. Nadi dan RR antipiretik cairan
dalam rentang 3. agar
normal mempercepat
3. Tidak terjadi perpindahan
dehidrasi panas dari tubuh
4. Tidak ada ke kulit
perubahan warna 4. meminimalkan
kulit produksi panas
yang diproduksi
14 | P a g e

5. untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
dan cepat
menurunkan
demam
2. ketidakefekt Setelah dilakukan 1. monitor tanda- 1. untuk
ifan pola tindakan keperawatan tanda vital mengatahui
nafas b/d 2x24 jam diharapkan 2. posisikan klien perkembangan
apnea pola nafas kembali semi fowler agar kondisi pasien
efektif dengan kriteria untuk 2. untuk
hasil : memaksimalkan memaksimalkan
1. menunjukan jalan ventilasi ventilasi
nafas yang paten 3. pertahankan jalan 3. menjaga
(klien tidak nafas yang paten keadekuatan
merasa tercekik, 4. auskultasi suara ventilasi
irama nafas, nafas, catat adanya 4. untuk
frekuensi suara tambahan memonitor
pernafasan dalam 5. identifikasi klien kepatenan jalan
rentang normal) perlu adanya nafas
2. tanda-tanda vital pemasangan alat 5. meningkatkan
dalam batas jalaln bantu nafas suplai oksigen
normal
3. resiko Setelah dilakukan 1. ciptakan 1. mencegah
cidera b/d tindakan keperawatan lingkungan pasien jatuh
kejang 2x24 jam diharapkan yang aman bagi 2. terhindar dari
berulang cidera tidak terjadi pasien benda
dengan kriteria hasil : 2. jauhkan benda- berbahaya
1. kontrol resiko benda 3. mencegah
2. monitor berbahaya bagi pasien jatuh
lingkungan yang lingkungan 4. untuk menjaga
15 | P a g e

dapat menjadi 3. pasang restrain anak terhindar


resikoklien pasien dari benturan
terbebas dari 4. anjurkan
cidera keluarga untuk
dampingi
pasien
4 Resiko Setelah dilakukan 1. monitor status 1. mengetahui
ketidakefekt tindakan keperawatan neurologis keadaan pasien
ifan perfusi 2x24 jam diharapkan 2. monitor frekuensi 2. untuk
jaringan perfusi jaringan- jantung, catat mengetahui
otak jaringan otak kembali adanya bradikardi, frekuensi
berhubunga normal dengan kriteria takikardi atau pernafasan dan
n dengan hasil : bentuk disritmia suara nafas
kerusakan 1. menunjukan lain yang abnormal
sel neuron fungsi sensorik 3. observasi adanya 3. dapat
motoric kranial aktifitas kejang dan mengetahui jika
yang utuh yang lindungi pasien terjadi kejang
ditandai dengan dari cidera 4. memberikan
tingkat kesadaran 4. pertahankan kepala rasa nyaman
penuh / leher pada posisi pasien
2. kemampuan tengah atau netral 5. membantu
kognitif yang 5. kolaborasi mempercepat
ditandai dengan pemberian pemulihan
- mampu analgetik,
berkomunikasi antikonvulsan,
sesuai usia steroid, diuretic,
- menunjukan dan antipiretik
perhatian, sesuai program
konsentrasi, dan
orientasi
4 Implementasi
16 | P a g e

Tahap implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukan


pada perawat untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
implementasi adalah :
a. Membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mencakup peningkatan kesehatan
c. Mencakup pencegahan penyakit
d. Mencakup pemulihan kesehatan
e. Memfasilitasi koping klien
Adapun prinsip-prinsip dalam implementasipada tiap-tiap diagnosa adalah :
a. Mempertahankan perfusi jaringan ke otak efektif.
b. Mencega untuk tidak terjadinya cedera.
c. Mencegah untuk tidak terjadi aspirasi.
d. Mencegah kejang berulang tidak terjadi.
e. Mengatasi kecemasan pada anak

5 Evaluasi
Penilaian evaluasi keperawatan adalah mengukur keberhasilan dan rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
a. Jenis Evaluasi tersebut ada dua, yaitu :
1. Evaluasi proses : menilai jalannya pelaksanaan proses keperawatan sesuai
dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi proses harus dilaksanakan
segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu
keefektifan terhadap tindakan.
2. Evaluasi hasil/sumatif : menilai hasil asuhan keperawatan yang diperihatkan
dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir
tindakan keperawatan secara keseluruhan.
b. Hasil Evaluasi
1. Tujuan tercapai : jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukan perubahan sebagian dari
standar dan yang telah ditetapkan.
17 | P a g e

3. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukan perubahan dan kemajuan
sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
c. Evaluasi dari masing-masing diagnosa adalah sebagai berikut :
1. Perfusi jaringan ke otak efektif.
2. Cedera tidak terjadi.
3. Aspirasi tidak terjadi.
4. Kejang berulang tidak terjadi

PENUTUP
18 | P a g e

1. Saran
Untuk orang tua penting untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin pada
anaknya agar hal-hal yang tidak di inginkan dapat diketahui secara dini sehingga kejang
demam dapat dicegah sedini mungkin.
2. Kesimpulan
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang sering dijumpai pada saat
seorang bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi system saraf pusat. Kejang
demam biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh untuk beberapa saat
kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak tidak responsive untuk beberapa
waktu, nafas akan terganggu, dan kulit akan tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah
kejang anak akan segera normal kembali. Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit
tetapi walaupun jarang dapat terjadi lebih dari 15 menit.

DAFTAR PUSTAKA
19 | P a g e

Carpenito, L.j. (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.

Doenges, M.E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta : EGC.

Soetomenggolo, Taslims. (2000). Buku Ajar Neurologi Anak. Cetakan ke-2. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Judha, Mohammad, 2011, Sistem Persyarafan (Dalam Asuhan Keperawatan), Gosyen


Publishing, Yogyakarta

Ketut Labir, N.L.K Sulisnadewi,Silvana Mamuaya. pertolongan Pertama Dengan


Kejadian Kejang Demam Pada Anak.2014. diakses online : http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA%20KEPERAWATAN/DESEMBER
%2020014/ARTIKEL%20Ketut%20Labir%20dkk,.pdf

Lumbantobing SM. 1989. Penatalaksanaan mutakhir kejang pada anak. Jakarta : FKUI

Amid dan Hardhi, 2013. Diagnosis keperawatan, NANDA NIC-NOC, EGC, Jakarta

Carolin, Elizabeth J. 2002. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Carpenito, L.J.,2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, EGC, Jakarta

Judith M. Wilkinson, ( 2016) Diagnosis keperawatan NANDA NIC-NOC, Edisi :


10.EGC ,Jakarta

Fauzie, Rifan. (2014). Pengaruh Kejang Demam Pada Kecerdasan Anak.

Anda mungkin juga menyukai