Dosen Pengajar :
Rima N, S.Kep., Ners., M.Kep.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia serta rida-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Asuhan Keperawatan Anak
dengan Kejang Demam dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen
mata ajar Keperawatan Anak, Ibu Rima N, S.Kep., Ners., M.Kep. karena tanpa
bimbingan dan arahannya, kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang
tinggi. Suhu badan ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. Kejang
demam merupakan gangguan transien pada anak-anak yang terjadi
bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan
neurologic yang paling sering dijumpai pada masa anak-anak dan
menyerang sekitar 4% anak (Wong, 2009).
Kejang demam sering terjadi pada anak dibawah usia satu tahun
sampai awal kelompok usia 2-5 tahun, karena pada usia ini otak anak sangat
rentan terhadap peningkatan mendadak suhu badan. Sekitar 10% anak
mengalami sekurang-kurangnya 1x kejang. Pada usia 5 tahun sebagian besar
anak telah dapat mengatasi kerentanannya terhadap kejang demam (Hidayat,
2005)
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kejang
demam adalah kondisi peningkatan suhu tubuh anak yang disebabkan oleh
kelainan ekstrakranial yang menjangkit anak usia kurang dari 1-5 tahun.
2.2 Etiologi
3
Angka kejadian adanya kelainan neurologis minor sebelumnya juga
tinggi, tapi kelainan neurologi berat biasanya jarang terjadi
Spesialis anak Prof darto saharso spa (k) mengatakan kejang bisa
terjadi pada bayi yang baru lahir dan pada anak-anak. Pada bayi yang baru
lahir, kejang bisa terjadi karena cedera saat persalinan, kekurangan oksigen,
dan bayi kuning. Sedangkan pada anak-anak kejang bisa terjadi karena
infeksi otak, trauma kepala, kekurangan cairan karena diare atau muntaber,
epilepsi atau ayan serta febris konvulsi atau kejang demam.
2.3 Patofisiologi
4
Pada seorang anak yang berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65%
dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya mencapai
15%. Oleh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan
dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari
ion kalium i ion natrium melalui membran tersebut dengan akibat terjadi
pelepasan listrik.
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan
yang disebut Neurotransmitter dan terjadilah kejang.
2.4 Pathway
5
Menurut Arif Mansjoer (2000), kejang demam umumnya berlangsung
singkat, yaitu berupa serangan kejang klonik atau tonik-klonik bilateral.
Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas
dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa
didahului dengan kekakuan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.
Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang
dari 8% berlangsung lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti dengan
sendirinya. Setelah kejang berhenti, anak tidak memberikan reaksi apapun
untuk sementara waktu, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak
terbangun dan sadar kembali tanpa ada defisit neurologis. Kejang dapat
diikuti dengan hemiparesis sementara. (Todds hemiparesis) yang
berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Kejang unilateral
yang lama dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang
yang berlangsung lama lebih sering terjadi pada kelang demam yang
pertama.
6
2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak
memaksa anak untuk makan. Akan tetapi cairan seperti susu (ASI
atau susu formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih
sering anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan
yang banyak mengandung air.
7
h) Istirahat anak saat demam
8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KEJANG DEMAM PADA ANAK
3.1 Pengkajian
1. Biodata
Umur biasanya 6 bulan sampai 4 tahun, jenis kelamin laki-laki
perempuan 2 : 1, insiden tertinggi pada anak umur 2 tahun.
2. Keluhan Utama
Kejang karena panas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Lama kejang kurang dari 15 menit bersifat general dan terjadi dalam
waktu 16 jam setelah demam.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu pengkajian untuk mengetahui adanya faktor penting terjadinya
kejang demam antara lain : trauma reaksi terhadap imunisasi dll.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya keluarga yang menderita kejang demam.
6. Activity Daily Life
Nutrisi
Klien akan mengeluh sensitive dengan makanan yang merangsang
aktivitas kejang, kerusakan gigi, adanya hiperplasi ginggiva
sebagai akibat efek samping Dilantin.
Istirahat dan aktivitas
Klien cepat lelah, letih dan perubahan tonus otot.
7. Pemeriksaan fisik
TTV
Penurunan kesadaran, peningkatan suhu tubuh, nadi, tensi dan
respirasi.
Kepala
a. Mata: dilatasi pupil, kedipan kelopak mata, kepala dan mata
menyimpang ke satu sisi.
9
b. Wajah: sentakan wajah.
c. Mulut: produksi saliva berlebihan, bibir mengecap-ngecap.
d. Thorak: Penurunan gerakan pernafasan, apnea, tachipnea,
kesulitan bernafas, jalan nafas tersumbat.
e. Ekstremitas
Gerakan sentakan, tepukan, menggaruk, perubahan tonus otot.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Glukosa : hipoglikemia
b. Ureum/kreatinin : meningkat
c. Erytrosit : anemia aplastik
d. Rontgen kepala
e. Lumbal pungsi : untuk menentukan penyebab kejang,
apakah karena infeksi intra cranial/bukan.
f. EEG
g. MRI
h. CT Scan
10
3. Berikan kompres hangat: hindari penggunaan kompres alkohol.
Rasional: Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan air
es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan
4. Berikan selimut pendingin
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam umumnya lebih besar
dari 39,5-40 0C pada waktu terjadi gangguan pada otak.
5. Kolaborasi: Berikan antipiretik sesuai indikasi
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral.
11
Rasional: Sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mengatasi
hipovolemia relatif (vasodilasi perifer), menggantikan kehilangan dengan
meningkatkan permeabilitas kapiler.
6. Pantau nilai laboratorium
Rasional: Mengevaluasi perubahan didalam hidrasi/viskositas darah.
12
Rasional: Dapat menurunkan hipoksia serebral sebagai akibat dari
sirkulasi yang menurunkan atau oksigen sekunder terhadap spasme
vaskuler selama serangan kejang.
3.4 Evaluasi
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kejang demam adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah tidak dapat
menahan serangan demam pada suhu tertentu (Widjaja, 200 1). Kejang
demam adalah kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Suhu badan
ini disebabkan oleh kelainan ekstrakranial (Lumbantobing, 1995). Dari
pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kejang demam adalah
kondisi tubuh anak yang tidak dapat menahan demam pada peningkatan
suhu tubuh yang disebabkan oleh karena proses ekstrakranial.
4.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis megharapkan
kritik serta saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan makalah
di atas.
14
15
DAFTAR PUSTAKA