RINI MARLINA
SEMEN PADANG HOSPITAL
i
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
A. Defenisi ................................................................................ 5
B. Epidemiologi ........................................................................ 6
C. Etiologi ................................................................................. 6
D. Patofisiologi ......................................................................... 9
E. WOC................................................................................... 11
F. MANIFESTASI KLINIS ................................................... 12
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ...................................... 13
H. KOMPLIKASI ................................................................... 14
I. PENATALAKSANAAN ................................................... 15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ..................................... 18
A. Pengkajian Keperawatan .................................................... 18
B. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi .................... 27
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN AN. A DENGAN KEJANG
DEMAM............................................................................. 37
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN.................................... 37
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG ....................................... 41
C. TERAPI .............................................................................. 42
D. ANALISA DATA .............................................................. 42
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................ 43
F. INTERVENSI .................................................................... 44
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 45
A. Kesimpulan......................................................................... 45
B. Saran ................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 47
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sering terjadi pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali
2011).
mental (Aziz, 2008). Serangan kejang demam pada anak yang satu
1
semakin banyak sel otak yang rusak dan mempunyai risiko
(Mohammadi, 2010).
yang berakibat epilepsy terdapat 900 ribu sampai 180 ribu penderita
2
pengetahuan ibu tentang penanganan kejang demam sangat
pada anak.
lebih sama dengan suhu badan anak) dan memeberikan cairan yang
(Raftery, 2008).
3
B. Tujuan
kejang demam.
C. Rumusan Masalah
demam ?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Sedangkan usia < 4 minggu dan pernah kejang tanpa demam tidak
saraf pusat yang dapat timbul bila seorang anak mengalami demam
5
B. Epidemiologi
Lumbantobing,2007).
C. Etiologi
kejang demam:
jenis kejang yang dialami pasien saat terjadi bangkitan kejang. Jenis
6
kompleks. Kejang demam sederhana memiliki durasi kejang yang
jenis kejang merupakan kejang umum tonik dan atau klonik, tanpa
kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului
kejang parsial, episode kejang lebih dari satu kali dalam 24 jam atau
a. Kejang tonik-klonik
kendali atas buang air besar dan buang air kecil, lidah
terjadi.
b. Kejang petit-mal
7
ditandai dengan memandang dengan tatapan kosong atau
c. Kejang tonik
bisa hilang dan tubuh bisa jatuh. Kejang jenis ini akan
d. Kejang atonik
e. Kejang mioklonik
saat.
f. Kejang klonik
8
menjadi kaku pada awalnya. Kejang jenis ini terjadi pada
D. Patofisiologi
dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, apabila suhu tubuh naik dapat
singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran
neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium dan sangat sulit
dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainya kecuali ion klorida.
9
kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran
sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
terjadi antara usia 6 bulan dan 5 tahun, dengan puncak insiden pada
10
E. WOC
11
F. MANIFESTASI KLINIS
danmemutar matanya.
& Mamuaya,2017).
12
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pungsi Lumbal
c. Elektroensefalografi
13
berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan
d. Pencitraan
2) Paresis nervus VI
3) Papiledema
H. KOMPLIKASI
14
otak yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan-5
tahun.
b. Epilepsi
demam.
I. PENATALAKSANAAN
dari(Irdawati, 2009):
1) Penatalaksana Medis
15
2) Penatalaksanaan keperawatan
lambung
kebutuhanoksigen
rektal
16
cairan seperti susu (ASI atau atau susu formula) dan air
istirahat atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak
17
BAB III
A. Pengkajian Keperawatan
1) Data Subjektif
Identitas :
c) Riwayat Penyakit
ditanyakan
3) Lama serangan
18
waktu berlangsung lama. Lama bangkitan kejang kita dapat
pengobatan.
4) Pola serangan
tonik, klonik.
kesadaran
5) Frekuensi serangan
sering timbul.
19
misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain.
sebagainya.
pertama kali.
20
(forcep/vakum), perdarahan ante partum, asfiksi dan lain-lain.
lain.
21
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
atau lainnya.
d. Riwayat social
anak.
teman sebayanya.
22
c. Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita,
pertolongan pertama.
kencing.
sebayanya
23
b. Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Rambut
24
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta
c) Muka/ wajah
d) Mata
e) Telinga
f) Hidung
25
bagaimana konsistensinya, jumlahnya.
g) Mulut
h) Tenggorokan
i) Leher
j) Thorax
k) Jantung
l) Abdomen
26
usus, Adakah tanda meteorismus, Adakah
m) Kulit
n) Ekstremitas
daerah akral.
o) Genetalia
Kriteria hasil:
• Respirasi 30-40x/menit(bayi)
27
• Kesadaran composmentis
Intervensi:
Manajemen Hipertermi
Observasi:
Terapeutik:
(e) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis
Edukasi:
Kolaborasi:
perlu
28
2. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi :
adekuat
Penyebab :
e. Gangguan neuromuskular.
g. maturitas neurologis.
h. Penurunan energi.
i. Obesitas.
k. Sindrom hipoventilasi.
atas).
o. Kecemasan.
29
Subjektif :
a. Dispnea
Objektif :
Subjektif : 1. Ortopnea
Objektif :
a. Pernapasan pursed-lip.
Definisi
Faktor risiko
tromboplastin parsial
30
b) Penurunan kinerja ventikel kiri
c) Aterosklrosis aorta
d) Diseksi arteri
e) Fibrilasi atrium
f) Tumor otak
g) Stenosis karotis
h) Miksoma atrium
i) Aneurisma serebri
k) Dilatasi kardiomiopati
m) Embolisme
n) Cedera kepala
o) Hiperkolesteronemia
p) Hipertensi
q) Endokarditis infektif
s) Stenosis mitral
t) Neoplasma otak
w) Penyalahgunaan zat
x) Terapi tombolitik
31
y) Efek samping tindakan (mis. tindakan operasi
bypass)
a) Stroke
b) Cedera kepala
c) Aterosklerotik aortik
e) Diseksi arteri
f) Embolisme
g) Endokarditis infektif
h) Fibrilasi atrium
i) Hiperkolesterolemia
j) Hipertensi
k) Dilatasi kardiomiopati
m) Miksoma atrium
n) Neoplasma otak
q) Stenosis karotid
r) Stenosis mitral
s) Hidrosefalus
serebri)
32
Intervensi Utama :
Intervensi Pendukung :
• Edukasi Diet
4. Resiko Aspirasi
napas.
FAKTOR RISIKO :
c. Ganggunan menelan.
d. Disfagia.
33
k. Terpasang selang nasogastrik.
bernafas.
a. Cedera Kepala.
b. Stroke.
e. Penyakit Parkinson.
g. Pembesaran uterus.
h. Miestenia gravis.
i. Fistula trakeoesofagus.
j. Strikura esofagus.
k. Sklrerosis multiple.
l. Labiopalatoskizis.
m. Atresia esofagus.
n. Laringomalasia.
o. Prematureritas.
Luaran Tambahan :
34
• Kontrol Mual / Muntah.
• Kontrol Risiko.
• Status Menelan.
• Status Neurologis.
5. Risiko cedera
Intervensi:
Manajemen kejang
Observasi
Terapeutik
Edukasi
35
2) Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan
Kolaborasi
36
BAB IV
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas pasien
Nama : An. A
Usia : 2 th
Alamat : Ampangan
Agama : Islam
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Usia : 30 th
Pekerjaan : IRT
Hubungan : Ibu
37
c. Keluhan utama
bulan
f. Riwayat alergi
Tidak ada
g. Skala nyeri
h. Riwayat imunisasi
• Psikologis
• Hambatan
38
Tidak ada hambatan dalam social, ekonomi dan spiritual
• Pola eliminasi
2) TTV
a) Suhu : 39,3⁰C
b) Respirasi: 34 x/i
3) BB : 10 kg
4) Kepala
39
5) Mata
anemis.
6) Mulut
7) Telinga
gangguan pendengaran
8) Hidung
9) Leher
10) Dada
a) Thoraks
b) Jantung
11) Abdomen
BU (+) normal
12) Anus
40
13) Kulit
14) Ekstermitas :
dingin.
akral dingin.
m. Aktivitas kejang
kejang 1 kali
E:4
V:5
M:6
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11,6 gr/dl
Hematokrit : 33 %
41
C. TERAPI
30 menit
• O2 NK 1 lpm
D. ANALISA DATA
42
3. DS. Resiko penurunan Kejang
• Orangtua mengatakan perfusi suplai darah ↓
anak kejang sejak 30 cerebral ke otak Penurunan suplai
menit yang lalu, tidak efektif darah ke otak
kejang 1x, seluruh ↓
tubuh, setelah kejang Resiko kerusakan
sadar sel neuron ke otak
• Orangtua mengatakan ↓
anaaak Riwayat Resiko perfusi
kejang sejak usia 6 cerebral tidak
bulan efektif
DO
• Akral teraba dingin
• CRT < 2 detik
• Suhu : 39,3⁰C
• Respirasi: 34 x/i
• Nadi : 133 x/menit
• Mukosa bibir kering
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
43
F. INTERVENSI
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
demam.
dan dapat berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Kejang demam
45
Selanjutnya untuk asuhan keperawatan perlu dilakukan dengan
B. Saran
lebih dan penatalaksanaan yang tepat. Oleh sebab itu, peran orang
46
DAFTAR PUSTAKA
47