Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. A. SALSABILA KADIR (NH0322001)
2. PUTRI AISA ALWI (NH0322023)
3. ENDANG LESTARI (NH0322008)
4. NUR FAJRIANTI (NHO322016)
5. YULIANA (NH0322030)
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Askep Keperawatan anak kami dengan
judul “ASUHAN KEPPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
AMAN DAN NYAMAN DARI SISTEM TERMOREGULASI DAN IMUN”. Dalam
menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan sehingga kami tidak
terlepas dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kesabaran
dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan selama
penyusunan makalah ini.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, Amin.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan komponen utama dalam Index Pembangunan Manusia (IPM)
yang dapat mendukung terciptanya sumber daya manusia yang cerdas, trampil dan ahli
menuju keberhasilan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah salah satu
hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Kemenkes
RI,2011). Untuk mencapai tujuan tersebut maka menjaga kesehatan sejak usia bayi sangat
penting. Beberapa peyakit yang umum sering diderita bayi dan balita antara lain demam,
infeksi saluran pernafasan, dan diare. Kejang biasa terjadi pada bayi yang baru lahir dan
pada anak-anak. Pada bayi yang baru lahir , kejang biasa terjadi karena cedera saat
persalinan, kekurangan oksigen, dan bayi kuning. Sedangkan pada anak-anak, kejang bisa
terjadi karena infeksi otak, trauma kepala, kekurangan cairan karena diare atau muntaber,
epilepsi atau ayan serta febris konvulsi atau kejang demam (Bulan A, 2013).
Kejang Demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering ditemukan pada
anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun. Kejang demam merupakan
gangguan transien pada anak-anak yang terjadi bersamaan dengan demam. Keadaan ini
merupakan salah satu gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada masa kanak-
kanak dan menyerang sekitar 4% anak. Pada setiap anak memiliki ambang kejang yang
berbeda-beda, hal ini tergantung dari tinggi serta rendahnya ambang kejang seorang anak.
Anak dengan kejang rendah, kejang dapat terjadi pada suhuu 38ºC, tetapi pada anak dengan
ambang kejang yang tinggi kejang baru akan terjadi pada suhu 40ºC atau bahkan lebih,
kejang demam sederhana kejang demam yang berlangsung singkat kurang 15 menit
(Sodikin, 2012).
Kejang demam sederhana kejang demam yang berlangsung singkat kurang dari 15
menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk tonik dan klonik, tanpa
gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam (Wulandari & Erawati,2016).
Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang demam
(Gunawan,2012). Kejang demam yang tidak tepat penanganannya akan berdampak buruk
terhadap kesehatan. Dampak kejang demam yang tidak teratasi dapat menyebabkan
kerusakan sel otak. Setiap kejang menyebabkan konstriksi pembuluh darah sehingga aliran
darah tidak lancar dan mengakibatkan peredaran O2 juga terganggu. Kekurangan O2 pada
otak akan mengakibatkan kerusakan sel otak dan dapat terjadi kelumpuhan sampai retardasi
mental bila kerusakannya berat (Ngastiyah, 2014). Untuk mencegah dampak yang
ditimbulkan maka perlu dilakukan upaya yang tepat dalam menurunkan demam pada anak.
Upaya dalam penanganan penurunan suhu tubuh dapat dilakukan dengan cara pemberian
kompres hangat. Kompres hangat dengan benar dapat menurunkan demam lebih cepat
(Ayu, 2015).
Masalah kejang demam pada anak bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi
di negara-negara lain yang ada di dunia. Prevalensi kejadian kejang demam pada anak umur
dibawah lima tahun terjadi tiap tahun di Amerika, hampir sebanyak 1,5 juta dan sebagian
besar lebih sering terjadi pada anak berusia 6 hingga 36 bulan (2 tahun), terutama padausia
18 bulan. Insidensi kejadian kejang demam berbeda di berbagai negara. Angka kejadian
kejang demam pertahun mencatat 2-4% di daerah Eropa Barat dan Amerika, sebesar 5-10%
di India dan 8,8% di Jepang. Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh
kejang demam (Gunawan, 2012). Prevalensi kejang demam Di indonesia dilaporkan angka
kejadian kejang demam pada tahun 2012-2013 3-4 % dari anak yang berusia 6 bulan – 5
tahun (Wibisono,2015).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kejang demam?
2. Bagaimana Etiologi dari kejang demam?
3. Bagaimana Tanda dan Gejala dari kejang demam?
4. Bagaimana Patofisiologi dari kejang demam?
5. Bagaimana Manifestasi klinik dari kejang demam?
6. Bagaimana Penatalaksanaan kejang demam?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostic kejang demam?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan anak pada kejang demam?
BAB II
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat
singkat atau sementara yang dapat di sebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta
adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan. Terjadi kejang dapat di sebabkan
oleh malformasi otak kongenital, faktor genetik atau adanya penyakit seperti meningitis,
ensefalitis serta demam, gangguan metabolisme, trauma (Hidayat, 2008 dalam Dewi &
Meira, 2016 p.243).
Kesimpulannya kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh >38°C biasanya terjadi pada usia 6 bulan -5 tahun. Sedangkan usia < 4 minggu
dan pernah kejang tanpa demam tidak termasuk dalam kategori ini (Ridha, 2017).
B. ETIOLOGI
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari suatu populasi
neuron yang sangat mudah terpicu sehingga mengganggu fungsi normal otak dan juga
dapat terjadi karena keseimbangan asam basa atau elektrolit yang terganggu. Kejang sendiri
dapat juga menjadi masifestasi dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan
Penyebab dari kejang demam ialah :
1. Faktor-fakto perinatal, malformasi otak kongenital.
2. Faktor genetika. Faktor keturunan memegang penting untuk terjadinya kejang
demam 20-50% anak yang mengalami kejang memiliki anggota keluarga yang
pernah mengalami kejang demam sekurang-kurangnya sekali.
3. Penyakit infeksi Bakteri : penyakit pada Traktus Respiratorius (pernapasan),
Paringitis (radang tenggorokan), Tonsilitis (amandel),Ootitis media (infeksi telinga).
Virus :Varicella (cacar), Morbili (campak), Dengue (virus penyebab demam
berdarah).
4. Demam Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit
dengan demam atau pada waktu demam lagi.
5. Gangguan metabolisme Gangguan metabolisme seperti Uremia, Hipoglikemia,
kadar gula darah kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang dari
20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah atau Hiperglikemia.
6. Trauma Kejang berkembang minggu pertama setalah cedera kepala.
7. Gangguan sirkulasi.
8. Penyakit degeneratif susunan saraf.
9. Neoplasma Neoplasma dapat menyebabkan kejang pada usia berapapun, tetapi
mereka merupakan penyebab sangat penting dari kejang pada usia pertengahan dan
kemudian ketika insiden penyakit Neoplastik meningkat
C. MENIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis kejang demam pada anak kejang terjadi apabila demam disebabkan oleh
infeksi virus saluran pernapasan atas, roseola atau infeksi telinga. Namun pada beberapa
kasus tertentu antara lain:
1) Kejang demam terjadi sebagai gejala dari penyakit meningitis atau masalah serius
lainnya.
2) Selain demam yang tinggi, kejang-kejang juga bisa terjadi akibat penyakit radang
selaput otak, tumor, trauma atau benjolan di kepala serta gangguan elektrolit dalam
tubuh.
3) Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam dimana anak akan terlihat aneh
untuk beberapa sast, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya.
4) Anak tidak responsiť untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan
tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang. anak akan segera normal kembali.
5) Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit.
6) Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu
tertentu tanpa bisa dikendalikan.
7) Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam
(convalsio febrillis) atau stuip/step. (Labir & Mamuaya, 2017)
D. PATOFISIOLOGI
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2
dan air. Sel dikelilingi oleh mebran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionic. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui
dengan mudah oleh ion kalium (K+ ) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+ ) dan
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (CI- ). Akibat konsetrasi ion K+ dalam sel neuron
tinggi dan konsetrasi Na+ rendah, sedang diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Karena perbedaan jenis dan konstrasi ion di dalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan
potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga
keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase
yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh, perubahan konsentrasi ion
diruang ektraselular, rangsangan yang dating mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau
aliran listrik dari sekitarnya, perubahan patofiologi dari membran sendiri karena penyakit
atau ketularan.
Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apneu,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontrasi otot skelet yang akhirnya
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolism anerobik,
hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak
meningkat (Lestari, 2016).
E. KOMPLIKASI
Komplikasi kejang demam menurut (Waskitho, 2013 dalam Wulandari & Erawati,
2016) yaitu :
1) Kerusakan neurotransmitter lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas ke seluruh sel ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada
neuron.
2) Epilepsi Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian hari sehingga terjadi
serangan epilepsi yang spontan.
3) Kelainan anatomis di otak Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat
menyebabkan kelainan di otak yang lebih banyak terjadi pada anak baru berumur 4 bulan -
5 tahun.
4) Mengalami kecacatan atau kelainan neurologis karena disertai demam. 5)
Kemungkinan mengalami kematian.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratrium tidak di kerjakan secara rutin pada pasien kejang demam, tetapi
dapat di kerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam atau keadaan lain,
misalnya gastroenteritis (dehidrası) di sertai demam pemeriksaan laboratorium yang dapat
di kerjakan, misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah.
b. Fungsi lumbal
1) Riwayat Pengkajian
2) Pengkajian Fungsional
yang di alami anak tidak terlalu sering terjadi atau masih dalam
1) pengumpulan Data
a) Biodata/ Identitas
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien : An. Uni
Tanggal lahir : 20 Agustus 2020
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Alamat : Jln.baru
Agama : Islam
B. identitas orang tua
1. Ayah
Nama : Tn. Doni
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : S1 Pertanian
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat :Jln. baru
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
2. Ibu
Nama : Ny. Gita
Umur : 29 Tahun
Pendidikan : S1 Bk
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Alamat : Jln. Baru
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
b) Riwayat Penyakit
kejang-kejang.
d) Riwayat Imunisasi
menimbulkan kejang.
e) Riwayat Perkembangan
dengan lingkungannya.
g) Riwayat sosial
2) Data Obyektif
b) Pemeriksaan fisik
nervus cranial.
berkurangnya pendengaran.
eksudat.
suara tambahan.
dan hepar.
akral.
genetalia.
B. DIAGNOSA
maka diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan kejang
C. intervensi
Rencana tindakan
INTERVENSI RASIONAL
(diazepam dengan dosis rata-rata 0,3 tingkat fase depolarisasi yang cepat
Rencana tindakan :
INTERVENSI RASIONAL
2. Kompres anak dengan air hangat. Saat di kompres hangat suhu tubuh
terjadi evaporasi
3. Beri pakaian anak yang tipis dari Pakaian yang tipis akan
Rencana tindakan:
INTERVENSI RASIONAL
masker atau nasal bicanul dengan yang lebih tinggi dari oksigen
jaringan
terhadap cidera.
neurotransmiter seperti
(1 porsi makan)
Rencana tindakan:
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji berat badan dan jumlah Berat badan adalah salah satu
ajak
bermain
3. Anjurkan orangtua untuk Makanan hangat akan mengurangi
mual gaster
makanan pada anak dengan porsi banyak pada lambung yang dapat
orang
di sekitar saat di rawat di rumah sakit,frekwensi kekambuhan kejang demam berkisar 1-3
Rencana tindakan:
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat perkembangan anak fase ini bila tidak teratasi dapat
terutama percaya diri dan frekwensi terjadi krisis kepercayaan diri pada
penampilan anak.
belum berhasil
Hasil yang di harapkan: anak tidak terluka atau jatuh saat serangan
kejang.
Rencana tindakan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Tempatkan anak pada tempat tidur menjaga posisi tubuh lurus yang
yang lunak dan rata seperti bahan dapat berdapak pada lurusnya
tempat tidur
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adala pelaksanaan rencana keperawatan
oleh perawat dank lien yang merupakan tahap ke empat dari proses
keperawatan (Dermawan.2012).
E. Evaluasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
32
di Ruang Baitunnisa 1 Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang adalah
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan
laju metabolisme
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar infomasi Implementasi dengan
diagnosa hipertermi berhubungan dengan
peningkatan laju metabolisme dilaksanakan
berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang
disusun. Penulis melakukan tindakan:
33
dengan aplikasi asuhan keperawatan dengan kejang
demam pada An. A di Ruang Baitunnisa 1 Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang yaitu:
Menurut penulis kejang demam adalah kejang
terjadi karena suhu tubuh meningkat diatas 380C
atau bangkitan kejang ini terjadi karena adanya
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38°C) yang
disebabkan oleh proses ekstrakranium.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Radha H.N (2017) Buku Ajar Keperawatan Anak Yogyakarta Pustaka pelajar
Labir, K., & Mamuaya, N. L.. S. S. (2017). Pertolongan Pertama Dengan Kejadian
Kejang Demam Pada Anak. Journal Nursing, 1-7. http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL GEMA KEPERAWATAN/DESEMBER
2014/ARTIKEL Ketut Labir dkk..pdf I
Lestari Titik. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Wulandari .M & Ernawati.M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
file:///C:/Users/ACER/Downloads/1730702010_JASNI.pdf
35