DENGAN KEJANG
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH
2020
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan keperawatan
anak dengan demam kejang ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan keperawatan anak
dengan demam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Erna Sulistyowati, M.Kep. selaku dosen
ilmu keperwatan anak S-1 ilmu keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
C.Tujuan .................................................................................................. 3
A.Definisi ................................................................................................. 4
B.Epidemologi ......................................................................................... 4
C.Etiologi ................................................................................................. 4
D.Patofisiologi ........................................................................................ 5
J.Diagnosis ............................................................................................. 9
K.Penatalaksanaan ................................................................................. 9
L.Prognosis ............................................................................................. 11
i
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 12
A.Pengkajian ............................................................................................ 12
B.Diagnosa Keperawatan......................................................................... 15
C.Perencanaan ......................................................................................... 16
A.Kesimpulan ......................................................................................... 24
B.Saran .................................................................................................... 25
ii
BAB I
1. LATAR BELAKANG
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh
karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih
bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab
demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi saluran
pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229).
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki
daripada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi
serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2000;72-73).
Faktor yang penting pada kejang demam ialah demam, umur, genetik, riwayat
prenatal, danperinatal. Demam pada kejang demam sering disebabkan oleh infeksi
saluran nafas atas, otitis media, pnemunia, gastroenteritis, dan infeksi traktus urinarius.
Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang paling tinggi. Kadang-kadang pada demam
yang tidak begitu tinggi sudah dapat menimbulkan kejang. Pada anak yang demikian
biasanya mempunyai risiko tinggi terjadi kekambuhan kejang.
Peran perawat dalam menghadapi pasien dengan kejang saat pertama kali
adalah mengidentifikasi atau mengkaji keaqdaan pasien dan kejang yang dialami
pasien. Adanya informasi yang mendukung tegaknya diagnosa medis atau keperawatan
sangat tergantung juga pada skai mata saat kejang menyerang pasien (onset kejang).
Data dari saksi tersebut dapat mendeskripsikan secara spesifik oleh perawat dan
mempermudah penanganan pertama kali dalam menangani kedaruratan.
2. TUJUAN PENELITIAN
iii
a) Untuk Mengetauhi Pengertian dari kejang demam?
b) Untuk Mengetauhi Etiologi kejang demam?
c) Untuk Mengetauhi Patofisiologi kejang demam?
d) Untuk Mengetauhi Manifestasi Klinis kejang demam?
e) Untuk Mengetauhi Penatalaksanaan kejang demam?
f) Untuk Mengetauhi Komplikasi kejang demam?
g) Untuk Mengetauhi Pengkajian Fokus pada kejang demam?
h) Untuk Mengetauhi Pathway Keperawatan kejang demam?
i) Untuk Mengetauhi Fokus Interversi dan Rasional kejang demam?
3. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan
(library research) yaitu suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,
diklat-diklat, jurnal dan literature-literatur, serta informasi-informasi lainya yang
berhubungan dengan penulisan makalah ini.
4. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai karya tulis ilmiah ini, penulis
menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari tiga bab, yaitu :
a) Bab I
Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
b) Bab II
Berisi tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian focus, pathways
keperawatan, intervensi dan rasional.
c) Bab III
Berisi daftar pustaka
iv
BAB II
A. Pengertian
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
(Ngastiyah, 1997 : 229)
Kejang demam suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat
singkat atau sementara dapat disebabkan oleh aktivitas otak yang abnormal serta
adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan, terjadinya kejang dapat
disebabkan oleh malforasi otak kongenital, faktor genetis seperti adanya penyakit
seperti meningitis, esefalitis, serta demam yang tinggi. (Mansjoer Arif, 2000)
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rectal di atas 380C) yang disebabkan oleh proses ekstakranium.
Sedangkan pengertian kejang itu sendiri merupakan perubahan fungsi otak mendadak
dan sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan
listrik selebral yang berlebihan (Betz & Sowden, 2002:443).
B. Etiologi/Predisposisi
v
1. Intrakranial
a) Asfiksia : Ensefolopati hipoksik – iskemik
b) Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra
ventrikular Infeksi : Bakteri, virus, parasit
c) Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom
Smith – Lemli – Opitz.
2. Ekstra kranial
a) Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia,
gangguan elektrolit (Na dan K)
b) Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat.
c) Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino,
ketergantungan dan kekurangan produksi kernikterus.
3. Idiopatik
a) Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits)
(Arif Mansjoer, 2000)
C. Patofisiologi
vi
sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena keadaan tersebut, maka
terjadi perbedaan potensial membran yang disebut potesial membran dari neuron.
Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan
enzim Na - K Atp – ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial
membran ini dapat diubah oleh perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
Rangsangan yang datangnya mendadak seperti mekanis, kimiawi atau aliran listrik
dari sekitarnya dan perubahan patofisiologi dan membran sendiri karena penyakit atau
keturunan.
D. Manifestasi Klinik
vii
Kejang berhenti sendiri, menghadapi klien dengan kejang demam, mungkin
timbul pertanyaan sifat kejang/gejala yang manakah yang mengakibatkan anak
menderita epilepsy. Untuk itu livingston membuat kriteria dan membagi kejang
demam menjadi 2 golongan yaitu :
1. Kejang demam sederhana (simple fibrile convulsion)
E. Penatalaksanaan
4. memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama (> 10
menit) dengan IV : D5 1/4, D5 1/5, RL.
F. Komplikasi
Menurut Lumbantobing ( 1995: 31) Dan Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
FKUI (1985: 849-850). Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung lebih dari
15 menit yaitu :
1. Kerusakan otak
BAB III
G. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian Fokus:
x
a) Aktifitas dan istirahat
c) Eliminasi
Tanda : tingkah laku yang berhati-hati, perubahan pada tonus otot, tingkah
xi
laku distraksi atau gelisah.
f) Pernafasan
Tanda : trauma pada jaringan lunak atau ekimosis penurunan kekuatan atau
tonus otot secara menyeluruh.
xiii
Pada fase ini otak harus mendapat prioritas utama dalam hal pemenuhan zat
gizi sebagai bahan-bahan pembentuknya.
Kurangnya gizi pada fase cepat tumbuh otak anak dibawah usia 18
bulan akan bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Artinya, kecerdasan anak
tersebut tidak bisa lagi berkembang secara optimal pada tahun-tahun
kedepannya.
c. Perkembangan Sosial dan Emosi
Salah satu bagian perkembangan sosial dan emosi yang terjadi pada
anak usia 1-2 tahun adalah perubahan mood. Pada usia tersebut, anak mulai
belajar untuk merespon segala sesuatu yang diterima atau keadaan yang
dihadapi sesuai dengan perasaan hatinya. Misalnya anak akan menggelengkan
kepala sebagai tanda tidak mau makan atau akan tersenyum gembira untuk
menandakan hatinya senang saat diajak bercanda dengan orang-orang
disekitarnya.
d. Perkembangan Berbahasa dan berbicara
14
I. Diagnosa Keperawatan
2. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan suhu tubuh
4. Resiko injury b.d kelemahan, perubahan kesadaran dan kehilangan koordinasi otot
B. Rencana Keperawatan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu
tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil : Suhu tubuh 36 – 37,5oC, badan tidak teraba panas
Intervensi :
a. Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi.
Rasional :
Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan
pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.
b. Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali
Rasional :
Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan
15
keperawatan yang selanjutnya.
Rasional :
Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan,
kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh.
d. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada kepala / ketiak
Rasional :
e. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
Rasional :
Proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat
menyerap keringat.
f. Beri ekstra cairan dengan menganjurkan klien banyak minum
Rasional :
Rasional :
2. Diagnosa keperawatan : Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d
peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan volume cairan terpenuhi
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital stabil, menunjukkan adanya keseimbangan
cairan seperti output urine adukuat, turgor kulit baik, membrane mukosa mulut
lembab
Intervensi :
17
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan kejang tidak berulang
Kriteria hasil : Tidak terjadi serangan kejang selama hiperthermi
Intervensi :
Rasional: Proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak
menyerap keringat.
b. Berikan kompres hangat
4. Resiko injury b.d kelemahan, perubahan kesadaran dan kehilangan koordinasi otot
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan tidak terjadi trauma fisik atau cidera
18
Kriteria hasil : Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan, mempertahankan
tindakan yang mengontrol aktivitas kejang, keluarga selalu menjaga
di samping klien
Intervensi :
a. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah
Rasional : meminimalkan injuri saat kejang
b. Tinggalah bersama klien selama fase kejang
Rasional : meningkatkan keamanan klien
c. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah
Rasional : menurunkan resiko trauma pada mulut
d. Letakkan klien di tempat yang lembut
19
a. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
Rasional : memenuhi kebutuhan kalori klien
e. Bila klien mengalami gangguan kesadaran berikan diet cair melalui selang
sonde
Rasional : membantu pemenuhan nutrisi klien
21
Rasional : penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah
wawasan keluarga
c. Jelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan
d. Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah
kejang demam, antara lain :
Rasional : sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri
dalam mengatasi masalah kesehatan.
e. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas
3) Kepala dimiringkan.
4) Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu
dimasukkan ke mulut.
5) Setelah kejang berhenti dan klien sadar segera minumkan obat tunggu
sampai keadaan tenang.
6) Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak
minum
7) Segera bawa ke rumah sakit bila kejang lama.
Rasional : mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang.
f. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan
menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak
mencetuskan kenaikan suhu.
Rasional : sebagai upaya preventif serangan ulang
22
BAB IV
Daftar Pustaka
Sumijati M.E, dkk, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi
Pada Anak, PERKANI : Surabaya.
Mansjoer, Arief, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI,
Jakarta
Betz, C., & Sowden, L. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC
Hasan R, Alatas H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FK-UI : 1985
23
24
25
26
27