Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan dengan baik guna
untuk memenuhi syarat Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini yang dilaksanakan di RSIA
Sitti Khadijah.
Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi
kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di sekolah,
maupun dalam menunaikan praktik kerja di dunia industri. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan
berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri ini, di antaranya:
1. Bapak Drs. H. Moh. Rivai Engahu MMPd, selaku kepala SMK Negeri 1 Bulango Selatan
2. Dr. H. Elson Djakaria, Sp. OG selaku direktur RSIA Sitti Khadijah
3. Ibu Rusni Rahman, S.pd selaku ketua jurusan keperawat SMK Negeri 1 Bulango Selatan
4. Ibu Rahmawaty Agustin Panu, S.Tr, Keb, M.Kes selaku guru pembimbing praktek
5. Bapak Radinal S. Farm selaku pembimbing dudi
6. Para karyawan serta staf RSIA Sitti Khadijah yang telah sabar dalam memberi pengarahan
dan menganjarkan ilmu yang sangat bermanfaat
7. Ns. Sry Ica Yunita Sompie selaku pembimbing/ci
8. Lutfhia Alamri Amd. Keb selaku pembimbing/ci
9. Kedua orang tua tercinta atas doa dan dukungannya
10. Teman-teman yang telah membantu dan bekerja sama industry (PRAKERIN)
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat
membantu bagi kemajuan serta perkembangan SMK Negeri 1 Bulango Selatan. Menyadari
bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Saya ucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas semua kebaikan
kalian. Amin.

Gorontalo,12 april 2023

Siti Zahra Raihan Anwar

1
DAFTAR ISI

SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
A. Lembar persetujuan/pengesahan CI
B. Lembar persetujuan/pengesahan pembimbing sekolah
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................3
B. Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori Kasus (Penyakit)..............................................................................5
BAB III LAPORAN KASUS/BEDAH KASUS
A. Hasil Kegiatan Yang Diperoleh (Keterampilan)........................................................14
B. Uraian Prosedur Keterampilan Dasar Keperawatan (Berdasarkan Referensi)
Diuraikan Alat Dan Bahan Serta Prosedur Kerjanya.................................................14
C. Kasus..........................................................................................................................37
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................40
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan.................................................................................................................43
B.Saran............................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................44
LAMPIRAN
A. Jurnal Kegiatan Praktik Klinik Siswa
B. Lembar Kontrol Monitoring Pembimbing Sekolah
C.Lembar Konsultasi Pembimbingan Penyusunan Laporan
D.Dokumtasi Praktik (Foto Kegiatan Pada Saat Praktek Berlangsung)

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh
Dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati,
2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19%
sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam. Penelitian oleh Jalil, Jumah, dan
AlBaghli (2007), di Kuwait menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia tiga bulan
sampai 36 bulan mengalami serangan demam rata-rata enam kali pertahunnya. (Wardiyah,
2015).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009 jumlah kejadian demam di
Rumah Sakit adalah 80.850 kasus pada penderita rawat inap dan 1.013 diantaranya
meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2010 penderita demam sejumlah 41.081 kasus
pada penderita rawat inap dan jumlah pasien meninggal dunia sebanyak 276 jiwa (Depkes
RI,2010).
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menyebutkan penyakit terbanyak
dengan gejala awal febris yaitu tahun 2015 terdapat 620 klien mengalami malaria klinis
dan 379 klien mengalami demam dengue, sedangkan tahun 2016 yang mengalami malaria
klinis sebanyak 414 klien, dan demam dengue yaitu sebanyak 27 klien (Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo, 2017). Data dari Dinas Kesehatan Kab.Gorontalo tahun 2017
menyebutkan bahwa demam terjadi pada laki-laki mencapai 1.115 klien,dan perempuan
sebanyak 1.283 klien. Penyakit terbanyak dengan gejala awal febris pada tahun 2017 yaitu
Demam Typoid Laki-laki sebanyak 971 klien, perempuan sebanyak 1.094 klien,Demam
dengue laki-laki sebanyak 92 klien, perempuan sebanyak 126 klien, Demam dengue
dengan perdarahan (DHF) laki-laki sebanyak 49 klien dan perempuan sebanyak 44
klien,Demam tifus laki-laki berjumlah 1 klien, perempuan 18 klien, dan Demam
kuning/yelow fever laki-laki sebanyak 2 klien dan perempuan 1 klien (Dinas Kesehatan
Kab. Gorontalo, 2017).

3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan studi kasus ini adalah untuk memenuhi persyaratan tugas
prakek kerja industri keperawatan serta dapat mengetahui masalah klinis yang ditemukan
di tempat prakerin.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa itu penyakit Febris
b. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Febris
c. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit Febris
d. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit Febris

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori Kasus ( Penyakit )


1. Definisi Febris
Demam (Febris) adalah Peningkatan suhu tubuh yang tidak normal yang merupakan
tanda klinis terjadinya gangguan fisiologi tubuh atau suatu reaksi fisiologis tubuh yang
kompleks terhadap penyakit yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh diatas nilai
normal akibat rangsangan zat pirogen terhadap pengatur suhu tubuh di hipotalamus.
Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36,50C - 37,20C. Hipotermia merupakan
suhu <35˚C. Demam terjadi jika suhu >37.2˚C. hiperpireksia merupakan suhu ≥41.2˚C.
Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus
anterior (Isselbacher, 1999).
Demam merupakan keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380C atau lebih. Ada
juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari
400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia, 2000).
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya
tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
infeksi bakterial.
Demam atau febris merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami
peningkatan di atas normal. Seseorang dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya mencapai
lebih dari 37,50C. Demam merupakan penyakit yang paling sering muncul pada penyakit anak-
anak. Sebagian besar demam pada anak di sebabkan oleh infeksi, peradangan dan gangguan
metabolic. Hal ini menyebabkan perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.
Jika demam tidak segera diatasi dapat menimbulkan efek yang berbahaya pada anak yaitu
dapat menyebabkan dehidrasi, kejang demam sampai kematian. (Sodikin, 2012).

5
2. Etiologi
Peningkatan suhu tubuh disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil didalam tubuh
kita yang disebut dengan pirogen,yaitu zat pencetus panas.biasanya penyebab demam sudah
bisa diketahui dalam waktu satu atau dua hari dengan pemeriksaan medis yang terarah.
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan
dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,bakteri atau
dehidrasi.
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain infeksi juga dapat
disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk
mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian
penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama
demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.Demam belum
terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus
selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat
penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan
sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.
Naiknya suhu tubuh atau febris disebabkan oleh kerja salah satu bagian otak yang
berfungsi untuk mengatur suhu tubuh yang disebut hipotalamus. Saat tubuh kita terpapar
penyebab penyakit seperti infeksi bakteri,virus,dan jamur,maka hipotalamus akan
meningkatkan suhu tubuh guna melindungi sel-sel dan jaringan dari kerusakan. Oleh karena
itu, demam yang Anda rasakan, menandakan suatu gangguan atau penyakit yang sedang terjadi
di tubuh. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan febris antara lain adalah:

a. Infeksi virus, seperti covid 19, flu, dan hepatitis


b. Infeksi bakteri seperti tipes, diare, dan keracunan makanan
c. Kepanasan karena terlalu lama terkena terik sinar matahari
d. Peradangan seperti radang sendi
e. Efek samping obat seperti antibiotik dan obat hipertensi

6
3. Anatomi fisiologi

Gambar 1.
Anatomi
Hipotalamus

Hipotalamus
merupakan
bagian ujung
anterior diensefalon dan didepan nucleus interpedunkularis. hipotalamus terbagi dalam
berbagai inti dan daerah inti, hipotalamus terletak pada anterior dan inferior thalamus.
Berfungsi mengontrol dan mengatur system saraf autonom, pengaturan diri terhadap
homeostatic,sangat kuat dengan emosi dan dasar pengantaran tulang,sangat penting
berpengaruh antara system saraf dan endokrin.
Hipotalamus juga bekerja sama dengan hipofisis untuk mempertahankan keseimbangan
cairan,mempertahankan pengaturan suhu tubuh melalui peningkatan vasokonstrikasi atau
vasodilatasi dan mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar hipofisis. hipotalamus juga
sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan,sebagai pengatur tidur,tekanan darah,perilaku
agresif dan seksual dan pusat respons emosional [rasa mali,marah,depresi,panik dan takut].
Adapun fungsi dari hipotalamus antara lain,yaitu:
a. Mengontrol suhu tubuh
b. Mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin
c. Mengontrol asupan makanan
d. Mengontrol sekresi hormon-hormon hipofisis anterior
e. Menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior
f. Mengontrol kontraksi uterus pengeluaran susu
g. Pusat koordinasi saraf otonom utama,kemudian mempengaruhi semua otot polos,otot
jantung,sel endokrin
h. Berperan dalam pola perilaku dan emosi

7
4. Patofisiologi
Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi
atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh
akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.
Pirogen merupakan zat penyebab demam yang berasal dari dalam tubuh (pirogen
endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme
atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Pirogen selanjutnya
membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan
ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi penaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitnya pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadinya ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak,suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing
tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan
dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003). Sedangkan sifat-
sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil: Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau
dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.
Krisis/flush: Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,
termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali
ke tingkat normal. (Guyton, 1999).

5. Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala Klinis)


Menurur Nurarif [2015] tanda dan gejala demam antara lain :
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,80C – 400C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
8
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan
somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5ºC - 40ºC, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan,
peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri
dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan
berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

6. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : composmentis TTV
Berat Badan :12 Kg Tekanan Darah :-
Tinggi Badan :116 Cm Suhu Tubuh : 380C
GCS :E =4 V=5 Nadi :115 ×/Menit
:M =6 Respirasi :20 ×/Menit
Kepala : Rambut pasien terlihat bersih,warna hitam pekat dan tidak ada ketombe
mata : Mata simetris,mata tidak Ikterik skelera,tidak memakai alat bantu
penglihatan
Hidung : Hidung tampak normal dan terlihat tampak bersih
Mulut : Mukosa bibir tampak pucat,kebersihan mulut tanpak bersih
Telinga : Terlihat bersih dan tidak memakai alat bantu
Leher : Leher normal,tidak ada radang pada tenggorokan
Thorax : Bentuk dada normal,pergerakan dada mengikuti pola nafas
Jantung : Detakan jantung normal
Abdomen : Tidak ada pembesaran/kembung,,tidak ada rasa sakit saat ditekan
Kulit : Warna kulit normal,teraba hangat
Ekstremitas : Tangan terpasang ivfd disebelah kiri dengan cairan rl 20 tpm

b. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah dan urine rutin merupakan pemeriksaan dasar untuk penjajakan demam. Kalau
dari darah dan urine rutin sudah dapat menemukan penyebab demam, maka
pemeriksaan lainnya hanya untuk konfirmasi diagnostik atau untuk melihat
kemungkinan komplikasi. Banyak penyakit infeksi sudah bisa diketahui atau sudah
dapat diduga dengan pemeriksaan darah dan urine rutin dan dikonfirmasi dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat. Pada Tabel 1 beberapa penyakit infeksi
9
yang umum di Indonesia dengan manifestasi demam dapat dibedakan dengan
pemeriksaan darah rutine dan mengenali jenis demamnya. Beberapa petunjuk penting
pada kasus demam akibat penyakit infeksi dan non infeksi yang lazim ditemukan pada
pemeriksaan darah rutin antara lain:
a) Anemia sering dijumpai pada malaria, leptospirosis, demam tifoid, tuberkulosis,
infeksi saluran kemih dengan batu (biasanya disertai dengan hematuria), SLE, ITP,
dan malignansi.
b) Leukopenia sering dijumpai pada infeksi virus akut seperti DBD, chikungunya,
demam tifoid, ITP, anemia aplastik.
c) Leukositosis dijumpai pada infeksi bakteri, malaria, leptospirosis, leukemia (lebih
dari 20.000).
d) Trombositopenia dijumpai pada DBD, chikungunya, leptosopirosis, malaria, ITP,
dan anemia aplastik.
e) Hematokrit meningkat pada keadaan dehidrasi seperti pada diare akut, DBD.
f) Limfopenia dijumpai pada infeksi virus akut
g) Limfositosis dijumpai pada infeksi kronik seperti tuberkulosis
h) LED meningkat pada kasus infeksi bakteri, anemia kronik.
i) Eosinofilia lazim ditemukan pada demam dengan invasi parasit seperti askariasis,
trichuriasis, schistosomiasis, necatoriasis, trichinosis, fascioliasis, gnathostomiasis,
paragonimiasis, Loefler’s syndrome dan reaksi alergi
2) Urinalisis harus dilakukan pada urine yang baru ditampung. Proteinuria ringan bisa
dijumpai pada pasien demam dengan berbagai sebab, Proteinuria juga dijumpai pada
keadaan hematuria. Gross hematuria sering dijumpai pada pasien leptospirosis, malaria
berat (Black Water Fever), batu saluran kemih, DBD, dan kelainan hemostasis.
3) Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan sederhana secara mikroskopik, dapat
menemukan berbagai mikroorganisme penyebab demam, seperti amuba, shigella,
berbagai cacing usus, dan berbagai jenis jamur. Pemeriksaan feses bisa dilanjutkan
dengan kultur dan tes sensitivitas serta PCR. Bila diperlukan kultur feses sesuai dengan
mikroorganiosme yang dicurigai sebagai penyebab.
4) Malaria smear dengan sediaan darah tebal dan tipis harus dilakukan pada pasien demam
yang dicurigai malaria. Pemeriksaan darah malaria harus diambil dari ujung jari (darah
tepi, bukan darah vena). Hapusan darah tebal dan tipis dibuat dalam satu slide, dan
untuk darah tebal, tidak difiksasi. Pewarnaan Giemsa untuk sediaan darah tepi malaria
harus susuai dengan standar.
10
5) Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan stick saat ini banyak digunakan untuk mendeteksi
berbagai infeksi seperti DBD (NS1, IgM, IgG), Malaria (falciparum dan vivax),
Influenza, Demam tifoid (typhidot), Leptospirosis, Infeksi HIV.
6) Bacterial smear dapat dilakukan dari urine atau sekret yang diduga sebagai akibat dari
infeksi.
7) Tes Antigen saat ini terus berkembang untuk beberapa penyakit infeksi, seperti NS1
pada DBD
8) Tes Serologik. Berbagai jenis tes serologik terus berkembang saat ini untuk
menegakkan diagnosis penyakit dan berbagai marker penyakit. Pemeriksaan serologik
untuk mendiagnosa penyebab demam dimintakan sesuai dengan penilaian klinis.
Misalnya, ASTO meninggi pada demam rematik, ANA positip pada SLE, viral marker
hepatitis seperti anti HCV, HbsAg, IgM anti HVA pada hepatitis akut, dan lain lain.
9) Kultur darah dan sensitivity test harus dimintakan sesuai dengan temuan dan dugaan
klinis. Pengambilan sampel darah untuk kultur setelah pemberian antibiotik selalu
memberikan nilai negatip. Permintaan kultur jenis bakteri atau jamur tertentu akan lebih
terarah dalam menelusuretiologi penyebab demam.
10) Pemeriksaan kimia darah ditujukan untuk melihat fungsi organ dan gangguan metabolik
lain akibat penyakit yang mendasari atau akibat komplikasinya, dan juga untuk
menunjang diagnosis penyebab demamnya. Misalnya, tuberkulosis selalu sebagai
komplikasi diabetes, gangguan fungsi ginjal terjadi pada Weil’s diseases, hiponatremia
bisa terjadi pada malaria dan DBD, enzim transaminase selalu meninggi pada DBD,
leptospirosis dan malaria.

7. Terapy/penatalaksanaan
a. Farmatologi Obat
1) Paracetamol (peroral maupun rektal)
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan Demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam. Paracetamol dapat
diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari dosis sebelumnya. Penurunan suhu
yang diharapkan 1,2 - 1,4°C, sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol
bukan untuk menormalkan suhu tubuh namun untuk menurunkan suhu tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2 bulan karena alasan
11
kenyamanan bayi baru lahir umumnya belum memiliki fungsi hati yang sempurna,
sementara efek samping paracetamol adalah hepatotoksik atau gangguan hati. Selain
itu peningkatan suhu tubuh pada bayi baru lahir yang sehat tanpa resiko infeksi
umumnya diakibatkan oleh factor lingkungan atau kurang cairan.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi, alergi
berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di kulit karena perdarahan
bawah kulit), bronkospasme (penyempitan saluran napas), hepatotoksik dan dapat
meningkatkan waktu perkembangan virus seperti pada cacar air.
Pemberian Obat Sesuai Umur Beserta Takarannya
a) Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok teh sirup paracetamol
b) Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendok teh sirup
parasetamol
c) Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok teh sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air
atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok
takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya

2) Ceftriaxone (Suntikan IV)


Ceftriaxone adalah obat untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, seperti
gonore, meningitis, otitis media, sifilis, dan penyakit Lyme. Obat ini tersedia dalam
bentuk suntik. Cefriaxone merupakan obat antibiotik golongan sefalosporin. Obat ini
bekerja dengan cara membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi di dalam tubuh. Selain itu, ceftriaxone juga dapat digunakan untuk mencegah
infeksi pada saat operasi. Berdsarkan Dosis, Dewasa: 1.000–2.000 mg per hari. Pada
infeksi yang berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 4.000 mg, 1–2 kali sehari.
Pengobatan diberikan dengan suntikan IM, suntikan IV selama 5 menit, atau infus IV
selama 30 menit. Anak usia <15 hari: 20–50 mg/kgBB, 1 kali sehari yang diberikan
melalui infus IV selama 60 menit. Anak usia 15 hari hingga 12 tahun: 50–80
mg/kgBB per hari. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.

12
8. Prognosis
Prognosis demam pada bayi berusia 0-60 hari biasanya lebih baik bila mendapatkan
penanganan yang cepat sesuai etiologi serta nuonatus cukup bulan.Akan tetaoi,hal lain yang
dapat memperburuk prognosis penyakit adalah bayi prematur,malnutrisi,serta komplikasi
seperti sepsis dan penyakit kronis yang mendasari,seperti autoimun dan keganasan.
Demam akibat infeksi virus ringan bersifat self limiting dan dapat sembuh dengan
sendirinya,walaupun pada beberapa kasus tertentu dapat memerlukan antivirus.
Berdasarkan studi yag dilakukan oleh aronson, et al.pada 37.901 bayi yang datang ke unit
emergensi dengan demam, 2,4% mengalami bacteremia dan sepsis, 0,3 meningitis, dan 0,02%
meninggal.mobilitas lebih tinggi pada kelompok bayi berusia ≤ 28 hari .

9. Pencegahan
Demam sulit dicegah karena penyebabnya beragam. Namun, demam dapat dicegah jika
penyakit atau kondisi penyebabnya dapat dihindari. Sebagai contoh, demam yang disebabkan
oleh infeksi dapat dicegah dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan
infeksi:
a. Rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan rumah
b. Tidak berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain
c. Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti handuk, pakaian, atau sikat
gigi
d. Menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup, pola makan
sehat dan bergizi seimbang, olahraga atau aktivitas fisik secara teratur, serta minum air
putih dalam jumlah yang cukup.

13
BAB III
LAPORAN KASUS / BEDAH KASUS

A. Hasil kegiatan yang diperoleh (Keterampilan)


1. Mencuci tangan medical [mencuci medical/biasa dan mencuci surgical/steril]
2. Menyiapkan tempat tidur tertutup dan terbuka
3. Memindahkan pasien [kereta ke tempat tidur,tempat tidur ke kursi roda ]
4. Melakukan personal hygiene
5. Membersihkan/merapihkan ruangan pasien
6. Mengukur tanda-tanda vital melalui tekanan darah ,mengukur suhu,menghitung
pernafasan dan denyut nadi ,menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
7. Melaksanakan prosedur kesehatan keselamatan kerja di tempat kerja
8. Menunjukkan kemampuan melaksanakan komunikasi terapeutik
9. Melaksanakan mobilisasi pasif terhadap pasien
10. Mengobservasi perawatan luka

B. Uraian Prosedur Keterampilan Dasar Keperawatan (Berdasarkan Referensi)


1. Mencuci Tangan Medical
a. Pengertian
Cuci tangan adalah membersihkan tangan dari lotoran maupun mikroorganisme
dengan menggunakan sabun/sabun anti septik dan air mengalir
b. Tujuan
1) mencegah dan mengendalikan infeksi silang
2) menghilangkan sebagian besar mikroorganisme transien dari kulit
c. Standar Oprasional Prosedur
1) Tarik baju ke atas lengan (bila seragam lengan panjang), Lepaskan aksesoris yang
ada di tangan
2) Alirkan air dengan membuka kran
3) Hindari percikan air ke baju agar baju tidak basah
4) atur aliran air agar air tidak terlalu besar/kecil
5) berilah sabun/sabun anti septik pada telapak tangan dan gosok tangan sesuai
prosedur pelaksanaan
6) Telapak tangan dengan telapak tangan

14
7) Telapak tangan di atas punggung tangan kiri, telapak tangan kiri diatas punggung
tangan kanan
8) Telapak tangan dengan telapak tangan dengan jari saling berkaitan
9) Letakkan punggung jari dengan telapak tangan satunya dengan jari saling
menggunci tangan dan sebaliknya
10) Jempol kiri di gosok memutar oleh telapak tangan kanan dan sebalikya
11) Jari kiri menggusap gosok memutar ke arah dalam pada telapak kanan dan
sebaliknya
12) Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri di gerakkan memutar dan
sebaliknya
13) Bilas tangan dengan air mengalir sampai bersih lalu tangan diarahkan kebawah
sehingga air mengalir ke ujung jari tangan
14) Keringkan tangan dengan handuk kering
15) Matikan Kran dengan menggunakan handuk yang sudah dipakai untuk
mengeringkan tangan
16) Lakukan cuci tangan sebelum dan sesusdah melakukan tindakan pada pasien

2. Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka Dan Tertutup


a. Pengertian
Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan diri dan
lingkungandengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan kebutuhan klien.
b. Tujuan
Pemenuhan kebutuhan ini untuk memberi kenyamanan pada pasien dalam memenuhi
kebutuhandirinya.
c. Persiapan Alat/Bahan
1) Tempat tidur dan bantal
2) Pengalas
3) Siprei atau laken
4) Stik laken
5) Boven
6) Selimut
7) Sarung bantal
d. Standar Oprasional Prosedur
1) Mencuci tangan
15
2) Meletakkan alat tenun di tempat yang bersih
3) Memasang laken dengan lipatan memanjang dan menentukan garis tengah
tempat tidur
4) Memasukkan laken bagian kepala kurang lebih 25 cm kemudian bagian kaki dan
buat sudut. Masukkan juga sisinya
5) Memasang perlak dan steek laken
6) Memasang boven laken secara terbalik dengan jahitan lebar di bagian kepala
sampai batas kasur
7) Meletakkan selimut tepat pada garis jahitan bovenlaken
8) Memasang sarung bantal dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup
kejurusan pintu
9) Memasang overlaken
10) Mencuci tangan
11) Mendokumentasikan tindakan

3. Menerima Pasien Baru


a. Pengertian
Menerima pasien yang baru masuk rawat inap untuk di rawat dan di lakukan
tindakan sesuai terapi baik pasien dari IGD, Poli, maupun pasien dari ruangan lain.
b. Tujuan
Pasien segera memeperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhannya
c. Standar Operasional Prosedur
1) Ucapkan salam
2) Terima pasien di ruang rawat inap yang di antar oleh perawat IGD/Poli/Perawat
ruang lain beserta rekam medis pasien, yang sebelumnya sudah konfirmasi
dengan perawat rawat inap dan disesuaikan dengan kelas pesanan
3) Antar pasien ke kamar Rawat inap sesuai dengan pesanan oleh perawat rawat
inap dan perawat IGD/Poliklinik/Perawat Ruang lainnya.
4) Setelah pasien di pindah atau sudah berada di tempat tidur, Perawat IGD/
Poliklinik/Perawat Ruang lainnya menyerahkan kepada Perawatan Rawat Inap
dan berpamitan dengan pasien dan menuju ke ruang keperawatan sembari
menunggu perawat rawat inap untuk melakukan Hand over.
5) Informasikan atau jelaskan fasilitas ruangan beserta cara penggunaan dan
kebijakan jam kunjung kepada pasien atau keluarga pasien
16
6) Berikan edukasi terkait materi cuci tangan, Managemen Nyeri, etika batuk dan
penggunaan alat medis
7) Lakukan pengkajian terkait kondisi pasien secara umum, riwayat penyakit
sekarang dan dahulu serta obat-obatan yang sedang atau rutin di konsumsi.
8) Lakukan hand over dengan perawat UGD/Poliklinik/perawat ruang lainnya.
9) Dokumentasikan hasil pengkajian pada form assesment Awal Keperawatan
10) Laporkan hasil pengkajiannya kepada DPJP menggunakan tekhnik sabar dan di
dokumentasikan pada lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
(CPPT)
11) Berikan informasi terkait therapi dari dokter kepada pasien .
12) Berikan informasi kepada pasien dan keluarga jika ada yang di butuhkan bisa
menekan tombol nurse station
13) Lakukan asuhan keperawatan dan Lakukan tindakan sesuai gender serta berikan
therapi sesuai advis dokter

4. Memindahkan Pasien Baru


a. Memidahkan Pesien Dari Brangkar Ketempat Tidur
1) Pengertian
memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak
boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang
dilakukan oleh duaatau tiga orang perawat.
2) Tujuan
memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya
pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
3) Alat dan Bahan
a) Brankar.
b) Bantal bila perlu
4) Standar Oprasional Prosedur
a) Ikuti protokol standar.
b) Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat
tidur.
c) Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien4.
d) Silangkan tangan pasien ke depan dada.
e) Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien.
17
f) Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang,
perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul
pasien,sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
g) Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke brankar.
h) Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
i) Lengkapi akhir protocol

b. Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi Roda


1) Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan
fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.
2) Tujuan
a) Memobilisasi klien.
b) Mendorong dan menstimulasi klien untuk menambah kegiatan atau aktivitas
sosial kepada orang lain.
c) Memberikan klien perubahan suasana selain di tempat tidur.
3) Standar Oprasional Prosedur
a) Cuci tangan
b) Memakai handschoen
c) Rendahkan posisi tempat tidur hingga posisi terendah sehingga kaki klien bisa
menyentuh lantai
d) Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengantempat tidur
e) Kunci roda,turunkan sandaran kaki kursi roda
f) Bantu posisi klien duduk di tepi tempat tidur
g) Letakkan tangan klien diatas permukaan tempat tidur ataudiatas kedua bahu
perawat sehingga klien dapat mendorong tubuhnya sambil berdiri, lingkari tubuh
klien dengan keduatangan perawat
h) Bantu klien berdiri dan bergerak bersama – sama
i) Bantu posisi klien tegak pada beberapa saat
j) Bantu klien untuk duduk
k) Pastikan keselamatan pasien
l) Turunkan sandaran kaki dan letakkan kedua kaki klien diatasnya
m)Berpamitan dengan klien
n) Mencatat kegiatan dalam lembar keperawatan
18
o) Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
p) Evaluasi respon kenyaman klien

c. Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur


1) Pengertian
Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur untuk pasienyang terganggu
aktivitasnya secara normal dan membutuhkan bantuan kursi roda.
2) Tujuan
a) Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisik.
b) Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
c) Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.
d) Memenuhi standar pelayanan pasien di rumah sakit.
3) Persiapan Alat
a) Tempat tidur dan kursi roda dalam keadaan siap pakai
b) Selimut
c) Bantal bila perlu
4) Standar Oprasional Prosedur
a) Lakukan cuci tangan
b) Siapkan alat ke dekat pasien
c) Ucapkan salam
d) Lakukan identifikasi pasien dengan benar
e) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
f) Tanyakan kesiapan pasien atau keluarga
g) Jaga privasi pasien
h) Baca basmalah
i) Pindahkan pasien
(1) Pasien bersandar pada sisi tempat tidur kemudian bantu ntuk naik ke tempat
tidur
(2) Dorong kursi roda ke sisi tempat tidur dan roda belakangnya harus ditahan
atau direm agar kursi roda tidak terbalik
(3) Topang ketiak pasien pada sisi yang lemah atau sakit dengan kedua tangan
perawat dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat
(4) Bimbing pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan bersama menuju ke
tempat tidur
19
(5) Setelah pasien berada ditempat tidur, posisinya diatur sesuai dengan
kebutuhan dan dirapikan
(6) Lakukan evaluasi tindakan
(7) Rapikan pasien dan lingkungan
(8) Baca Hamdalah
(9) Berpamitan dengan pasien
(10) Bereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
(11) Lakukan cuci tangan

d. Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Barngkar


1) Pengertian
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, tidak boleh melakkukan
sendiri,atau tidak sadar dari brankard ke tempat tidur yang dilakukan oleh dua atau
tiga orang perawat.
2) Tujuan
Memindahkan pasien dari brankard ke tempat tidur dengan tujuan untuk
perawatan atau tindakan medis lainnya.
3) Standar Oprasional Prosedur
a) Persiapan Alat :
(1) Tempat tidur pasien dan brankar
(2) Sarung tangan jika perlu
b) Persiapan Pasien :
(1) Pasien berada di brankar
(2) Jelaskan prosedur pada pasien
c) Pelaksanaan
(1)Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat
tidur
(2)Dua atau tiga orang perawat menghadap ke brankar/pasien
(3)Silangkan tangan pasien ke depan dada
(4)Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien
(5)Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah pinggang,
perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien,
sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.

20
(6)Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke tempat
tidur pasien.
(7)Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan gerakan yang anatomis,tidak
membungkuk secara berlebihan
(8)Posisikan pasien pada posisi yang nyaman.
(9)Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
(10)Cuci tangan

5. Melakukan Personal Hygiene


a. Memandikan Pasien
1) Pengertian
Memandikan pasien adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh
pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih,
sabun dan larutan antiseptic. Memandikan pasien merupakan suatu tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri
dengan cara memandikannya di tempat tidur.
2) Standar Oprasional Prosedur
a) Alat dan bahana
(1) Handuk mandi 2 buah
(2) Waslap 3 buah
(3) Sabun mandi pada tempatnya
(4) Selimut ekstra 1 buah
(5) Baskom air kecil 1 buah Alat rias pribadi pasien,seperti : Bedak atau
kolonye, Deodorant, Losion atau krim tubuh,Minyak zaitun
b) Cara kerjaa.
(1) Identifikasi kebutuhan pasien
(2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
(3) Siapkan alat alat dan susun diatas troli
(4) Dekatkan ke pasiene.Pasang tirai untuk menjaga privasi pasien
(5) Atur pasien pada posisi supine atau semifowler
(6) Cuci tangan dengan prinsip bersih
(7) Pasang selimut ekstra sambil menurunkan selimut pasien
(8) Buka pakaian pasien dibawah selimut

21
(9) Pasang handung dibawah kepala pasien
(10) Wajah
(a) Basahi waslap lalu basuh wajah dan leher pasien, dimulai dari dahi.
Tanyakan apakah pasien mau menggunakan sabun wajah?
(b) Basuh dan bersihkan bibir dengan arah melingkar
(c) Basuh kelopak matamenggunakan air bersih dengan arah dari dalam
ke luar
(d) Bersihkan seluruh daun telinga dengan perlahan
(e) Keringkan wajah dan telinga dengan handuk
(11) Lengan
(a) Letakan handuk memanjang pada lengan yang terjauh
(b) Basahi dan sabuni lengan dengan arah dari pergelangan tangan sampai
pangkal lengan atau dari bagian bersih ke bagian yang kotor
(c) Rendam tangan pasien lalu bersihkan telapak dan kukunya
menggunakan sikat dan sabun
(d) Bilas dan bersihkan aeluruh lengan dengan air bersih lalu keringkan
dengan handuk, setelah kering lengan diposisikan ke arah atas
(e) Pindahkan handuk ke lengan terdekat, lakukan langkah langkah yang
sama pada lengan sebelumnya
(12) Dada
(a) Pindahkan handuk memanjang untuk menutupi bagian dada dan perut
pasien
(b) Basahi dan sabuni bagian dada hingga atas simfisis dengan arah
gerakan dari dada ke bawah atau dari yang bersih ke bagian yang
kotor
(c) Bilas dan bersihkan dengan air bersih lalu keringkan dengan handuk
setelah kering tutup dengan baju atau selimut bersih
(13) Kaki
(a) Letakan handuk dibawah kaki yang terjauh dari perawat
(b) Basahi dan sabuni kaki tersebut dengan arah gerakan dari telapak kaki
ke paha atau dari bagian yang bersih ke bagian yang kotor
(c) Rendam kaki lalu bersihkan kuku dan telapaknya dengan
menggunakan sikat dan sabun
(d) Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
22
(e) Setelah kering, tutup dengan selimut bersih
(f) Letakan handuk dibawah kaki yang terdekat dengan perawat,
bersihkan dengan cara yang sama
(14) Genitalia
(a) Dengan mneggunakan waslap lain, basahi dan sabuni bagian genetalia
pasien (bila pasien bisa melakukannya sendiri berikan waslap
ditangan kiri dan ajari cara membersihkannya)
(b) Bilas dan keringkan area yang sudah dibersihkan, kemudian tutupi
dengan selimut bersih
(15) Punggung
(a) Miringkan pasien (berlawanan dengan perawat), letakan handuk
memanjang di bawah punggung dan bokong pasien, tutup bagian
bagian kaki yag sudah bersih
(b) Basahi dan sabuni dengan arah dari bokong ke punggung. Bilas dan
keringkan dengan handuk
(c) Lakukan message dengan menggunakan losion atau minyak dari arah
bokong ke punggung, lakukan gerakan melingkar pada area area
tulang yang menonjol. Lakukan selama 3-5 menit
(d) Observasi adanya tanda-tanda luka tekan (kemerahan,lecet) pada
bagian yang menonjol
(e) Bersihkan sisa losion atau minyak dengan handuk.
(16) Berikan bedak, deodorant, dan lotion (sesuai kebiasaan pasien).
(a) Bantu pasien memakai pakaian dalam dan baju luars. Atur pasien
dalam posisi yang nyaman sebelum ditinggalka
(b) Rapikan dan bersihkan alat yang telah digunakanu.Catat tindakan
yang telah dilakukang dan hasilnya.

b. Oral Hygiene
1) Pengertian
Membersihkan mulut adalah membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari
semua kotoran atau sisa makanan dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang
dibasahi air bersih.

23
2) Persiapan Alat/Bahan
a) Pengalas (perlak dan kain)
b) Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)
c) Kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCl 0,9% atau air garam
d) Sudip lidah yang telah di balut dengan kasa (tidak perlu pada pasien sadar)
e) Pinset anatomi 1 buah
f) Tisu pada tempatnya
g) Boraks gliserin (jika perlu)
h) Gentian violet (jika perlu)
i) Lidi kapas (jika perlu)
j) Air untuk berkumur dalam gelas (jika pasien sadar)
3) Standar Oprasional Prosedur
a) Kaji kebutuhan pasien
b) Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan.
c) Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan pasien pada troli
d) Dekat kan alat-alat ke tempat tidur pasien.
e) Cuci tangan
f) Atur posisi (miringkan kepala pasien)
g) Pasang pengalas dibawah dagu.
h) Letakkan bengkok dibawah dagu pasien.
i) Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan NaCl 0,9% atau air garam.
j) Minta pasien untuk membuka mulut
k) Membersihkan mulut
(1) Bersihkan langit-langit mulut dengan cara menariknya dari arah dalam ke
luar.
(2) Bersihkan gusi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
(3) Bersihkan gigi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
(4) Gusi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri.
(5) Gigi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri
(6) Gusi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
(7) Gigi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
(8) Gusi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
(9) Gigi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
(10)Dinding mulut
24
(11) Lidah bagian atas dan bawah.
l) Keringkan bibir dengan tisu
m)Oleskan gliserin/gentian violet pada bibir
n) Keringkan bibir dengan tisu
o) Angakt bengkok dan pengalas
p) Atur posisi pasien
q) Rapikan alat-alat
r) Cuci tangan
s) Observasi keadaan pasien
t) Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

c. Mencuci Rambut Pasien


1) Pengertian
Mencuci rambut adalah menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan
menggunakan sampo.
2) Persiapan Alat/Bahan
a) Pengalas
b) Sisir biasa
c) Tisu dan tempatnya
d) Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
e) Kantong plastik
f) karet pengikat (jika perlu)
g) Minya krambut (jika perlu)
h) Peniti (jika perlu)
i) Talang karet (perlak dan handuk yang dibuat sebagai talang)
j) Handuk 1 buah
k) Sampo
l) Kom kecil 1 buah
m)Kain kasa dan kapas bulat dalam tempatnya
n) Gayung air
o) Baskom berisi air hangat (±400C)
p) Ember kosong
q) Kain pel

25
3) Standar Oprasional Prosedur
a) Identifikasi kebutuhan pasien
b) Identifikasikan tingkat kemandirian pasien terkait kemampuan mencuci rambut
c) Lakukan kontrak dengan pasien (waktu, tempat dan tindakan)
d) Informasikan tujuan dilakukannya tindakan
e) Siapkan alat-alat dan susun di troli
f) Bawa alat-alat ke dekat pasien
g) Angkat bantal, lalu pasang pengalas dan handuk di bawah kepala pasien
h) Pasang ujung rambut di atas bahu pasien
i) Atur posisi kepala pasien agar berada di pinggir tempat tidur
j) Pasang talang di bawah kepala pasien dengan ujung talang dimasukkan ke dalam
ember kosong, alasi ember dengan kain pel
k) Sisir rambut pasien.Tutup lubang telinga dengan kasa dan jika perlu tutup juga
mata pasien.
l) Basahi rambut mula dari pangkal sampai ke ujung rambut.
m)Oleskan sampo ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang rambut kemudian
usap sambai berbusa
n) Bilas rambut sampai bersih
o) Angkat penutup telinga dan mata
p) Angkat talang masukkan karet ke dalam ember dan angkat handuk
q) Keringkan rambut dengan handuk, jika perlu dibungkus
r) Sisir rambut
s) Atur kembali posisi pasien (jika pasien pada posisi tidur, alasi bantal dengan
handuk)
t) Rapikan kembali alat-alat
u) Cuci tangan
v) Observasi keadaan pasien
w) Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya

d. Memotong Kuku Pasien


1) Pengertian
Memotong kuku pasien adalah suatu tindakan untuk membersihkan kuku pasien
dengan cara dipotong diatas tempat tidur.

26
2) Tujuan
a) Menjaga kebersihan kuku
b) mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang
c) Menjaga kebersihan tangan dan jari
d) Menjaga kerapian
e) Menambah kenyamanan klien yang terganggu karena kuku yang
3) Persiapan Alat
a) Gunting kuku
b) Handuk
c) Kom berisi air hangat
d) Body lotion
e) Bengkok
4) Standar Oprasional Prosedur
a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan perawat
b) Sarung tangan dan masker k/p
c) Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan
mengenai prosedur yang akan dilakukan
d) Perawat meminta persetujuan tindakan secara lisan kepada pasien/keluarganya
e) Perawat menjaga privacy pasien dengan cara memasang tirai
f) Perawat melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
g) Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur
h) Perawat mengenakan APD sesuai dengan prosedur
i) Perawat menempatkan pasien pada posisi yang nyaman
j) Perawat meletakkan handuk di bawah kuku yang akan dipotong
k) Perawat menggunting kuku sesuai dengan bentuknya, bila kuku tangan dipotong
bundar dan bila kuku kaki dipotong lurus
l) Perawat merendam kuku bila terasa keras saat mau dipotong
m)Perawat mengkikir kuku yang telah dipotong
n) Perawat memberi lotion pada kuku
o) Perawat merapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
p) Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan
dan mohon undur diri
q) Perawat melepas APD sesuai dengan prosedur
27
r) Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
s) Perawat melakukan dokumentasi tindakan di dalam catatan perkembangan
terintegrasi
6. Membersihkan/Merapikan Ruangan Pasien
a. Pengertian
Suatu proses pembersihan lantai dengan menggunakan sapu dan dustpan
b. Tujuan
Agar supaya lantai menjadi bersih dari debu dan kotoran
c. Persiapan Alat
1) Sapu (Broom), bertangkai panjang agar saat mengerjakan tidak membungkuk.!.
2) Serokan (Dustpan)".
3) Tempat sampah (Garbage)
d. Standar Oprasional Prosedur
1) Usahakan agar ruangan yang akan disapu tidak banyak perlengkapannya yang
dapatmenghalangi teknik pembersihan antara lain ara meletakkan kursi & diatas
mejadengan posisi terbalik (khusus ruang aula seruni)!
2) Mulai menyapu dari sudut terjauh dari pintu masuk
3) Peganglah sapu dengan tangan kanan dan sodo (dustpan) dengan tangan kiri.
4) Kumpulkan sampah dan debu ke dalam dustpan
5) Anjutkan menyapu sehingga keseluruh ruangan atau lantai bersih dari debu
dansampah-.
6) Perhatikan tempat & tempat tersembunyi seperti : dibalik pintu disudut ruangan
dan sebagainya.
7) Jika pekerjaan telah selesai bersihkan sapu dengan ara mengibaskan di atas bak
sampah agar kotoran debu lepas dari bulu-bulu sapu
8) Sampah atau debu yang dikumpulkan pada 4dustpan/ di buang kedalam tempat-
tempat sampah atau garbage
9) Bersihkan dustpan dengan lap bila perlu di dengan air dan sabun air
10) Gudangkan semua alat & pembersih dengan benar yakni dalam kondisi bersih
kering dan teratur

28
7. pengukutan Tanda-Tanda Vital
a. Persiapan Alat Secara Umum
1) Spigmonanometer (tensimeter)
2) Arloji (jam tangan)
3) Termometer (pengukursuhu)
4) Stetoskop
5) Alat Tulis Menulis
b. Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pengukuran Suhu Tubuh Melalui Aksila
a) Persiapan Alat
(1) Termometer Air Raksa (aksila, oral dan rektal)
(2) Tisu Kering
(3) Bengkok
(4) Vaselin (untuk pengkajian suhu rektal)
(5) Botol desin fektan ada 3 jenis yaitu:
(a) Berisi larutan lisol 2%
(b) Berisi larutan sabun
(c) Berisi air bersih
b) Prosedur Kerja
(1) Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
(2) Cuci tangan
(3) Gunakan sarung tangan (headscoon)
(4) Mengatur posisi klien (semi flower)
(5) Turunkan suhu pada termometer sampai angka 35 c
(6) Buka lengan baju pasien bila perlu dan ketiak harus di keringakn
terlebih dahulu
(7) Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir tetap di
tengah ketiak dan lengan pasien di lipatkan ke dada
(8) Setelah 5 menit termometer di angkat dan di bacakan kemudian di
catat padal embar dokumentasi
(9) Cuci Tangan

29
2) Pengukuran suhu tubuh melalui oral
a) Prosedur Kerja
(1) Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
(2) Cuci tangan
(3) Gunakan alat pelindung diri
(4) Mengantur posisi klien miring kekiri
(5) Atur suhu tubuh pada termometer sampai angka 0 c dan oleskan vaselin
secukupnya
(6) Turunkan pakain pasien sampai gluteal dan tetap menjaga privasi pasien
(7) Letakkan telapak tangan pada dasisi gluteal dan masukkan termometer
kedalam rectal, tahan selama 3-5 menit dan usahakan jangan sampai
berubah posisi
(8) Setelah selesai angkat termometer dan bacakan hasil kemudian catat
hasil pada lembar dokumentasi
(9) Cuci tangan

3) Pemeriksaan Denyut Nadi


a) Prosedur Kerja
(1) Menjelaskan prosedur kerja pada klien
(2) Cuci tangan
(3) Atur posisi tidur pasien dengan posisi tidur terlentang
(4) Atur posisi lengan pasien sejajar dengan tubuh atau posisi supinasi
(5) Tentukan arteri radialis yang akan di palpasi
(6) Hitung denyut nadi dengan mempalpasikan arteri radialis dengan
mencocokkan denyut pertama dengan jarum pangan pada arloji
(7) Catat hasil pengukuran
(8) Cuci tangan

4) Pemeriksaan Pernafasan
a) Prosedur Kerja
(1) Menjelaskan prosedur pada pasien
(2) Cuci Tangan
(3) Atur posisi pasien dengan berbaring
(4) Alihkan perhatian pasien dengan menatap ke atas
30
(5) Hitung frekuensi pernafasan
(6) Catat hasil
(7) Cuci tangan

5) Pemeriksaan Tekanan Darah


a) Prosedur Kerja
(1) Menjelaskan prosedur pada kelien
(2) Cuci tangan
(3) Atur posisi pasien dengan tidur terlentang
(4) Atur tangan dengan posisi supinasi
(5) Angkat lengan baju
(6) Pasangkan set pada lengan atas, 3cm di atas fossa cubitti dan jangan pada
lengan yang terpasang infus
(7) Memasang manset dengan terlalu ketat maupun longgar, tetapi
meletakkan pada lengan
(8) Pasang stetoskop di bawah manset pas di atas rteribrak alis suntik
memudahkan askultasi
(9) Tentukan denyut nadi di radialis
(10) Pomba balon manset sampai nadi radialis tidak teraba dan pompakan lagi
kira-kira 20mmHg setelah nadi tidak teraba
(11) Pasang stetoskop pada telinga sambil memegang nadi radialis
(12) Turunkan udara dalam manset sampai dengan bunyi koroktof pertama
dan pertama kali denyut nadi terababaingat-ingatan pada tensi meter, itu
adalah angka sistolik
(13) Catat hasil pengukuran dan beritahu pada pasien
(14) Cuci tangan

8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempar Kerja


a) Fungsi dan tugas perawat dalam usaha 3K (kesehatan dan keselamatan kerja) di
tempat kerja adalah sebagai berikut:
(1) Fungsi:
(a) Mengkaji masalah kesehatan
(b) Menyusun rencna asuhan keperawatan kerja

31
(c) Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerjaan
Penilaiaan
(2) Tugas Pengawasan Terhadap Lingkungan Pekerjaan:
(a) Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan
(b) Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerjaan
(c) Membantu dalam penilaian keadaan keselamatan kerja
(d) Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan dirumah
kepada pekerja yang mempunyai masalah
(e) Ikut menyelenggarakan 3K terhadap pekerjaan
(f) Terutama bagian dalam usaha dalam 3K
(g) Pendidikan kesehatan menggenai keluaga berencana terhadap pekerjaan
(h) Membantu usaha penyelidilikan kesehatan kerja
(i) Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksaan K3

9. Melaksanakan Mobilisasi Pasif


a) Pengertian
Merupakan arti latihan rentang gerak yang di lakukan dengan menggunakan alat
bantu.
b) Tujuan
Menjaga kekuatan dan kelenturan persendian gerak ekstremitas
c) Standar Oprasional Prosedur
(1) Mempersiapkan alat
(a) Pita pengukur
(b) Kruk berujung karet
(c) Walker
(d) Pararel bar
(e) goniometer
(2) Cuci tangan dan gunakan APD
(3) Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
(4) Memperkenalkan diri
(5) Lakukan tindakan
(6) Bila telah selesai rapikan klien
(7) Lepaskan APD
(8) Cuci tangan
32
10. Menunjukan Kemampuan Mengasuh Bayi
a) Pengertian
Memberikan perawatan kepada bayi yang terpasang foto terapi atau bayi yang
mengalami hiperbilirubin merupakan salah satu asuhan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang terpasang foto therapy. foto therapy merupakan alat
yang berupa sinar cahaya floureces yang mengandung ultra violet dengan spectrum
ideal 420-450mu.
b) Tujuan
(1) Memengaruhi/menurunkan kadar blirubin
(2) Mencegah penumpukan bilirubin indirect dalam selotak
c) Persiapan Pasien
(1) Pastikan klien memerlukan penurunan kebutuhan dasar manusia (minum,
aktivitas, tidur, terhindari dari ingeksi, personal hygiene, keseimbangan suhu).
(2) Amati seluruh tubuh klien (warna kulit, mata, aktivitas, kotoran)
(3) Atur posisi sesuai prosedur
d) Persiapan Alat
(1) Siapkan pemberian minum ASI/PASI
(2) Pemeriksaan fisik
(3) Alat tenun dan pakaian bayi
(4) Alat memandikan
(5) Tempat sampah
(6) Penutup mata dan testi (bahan tak tembus cahaya)
e) Standar Oprasional Prosedur
(1) Perawat mencuci tangan, alat-alat di dekatkan
(2) Keluarga di beritahu, lampu foto grafi di matikan
(3) Lepaskan pelindung mata, amati kotoran dan warna selera dan bersihkan
dengan kapas mata.
(4) Catat bila ada hal-hal tidak wajar
(5) Pastikan bayi apakah badannya tidak kotor, bau urin atau buang air besar
(6) Bersihkan badan bayi dengan mandi lap di dalam incubator lalu keringakan
dengan handuk
(7) Mengganti pakaian/alat tenun/produk basah sesudah di mandikan
(8) Observasi TTV, amati seluruh tubuh bayi terutama warna kulit
(9) Lanjutkan pemberian tindakan lainnya
33
(10) Dokumentasikan pemberian therapy
(11) Berikan pemenuhan kebutuhan cairan melalui minuman sesuai jadwal dan
kebutuhan bayi
(12) Posisikan kembali bayi untuk melanjutkan pemberian foto therapy
(13) Pakaian bayi di lepaskan di dalam box incubator
(14) Meneutup mata dan testis dengan bahan yang tidak tembus cahaya
(15) Tidurkan bayi terlentang atau tengkurap
(16) Atur jarak bayi 45-50cm dari lampu
(17) Atur posisi bayi dalam 3 posisi (mika,miki,tengkurap) setiap 3-8jam
(18) Ukur suhu, HR, RR, setiap 2 jam
(19)Matikan foto therapy bila memberikan minuman, penutup mata di buka,
observasi mata (kotoran), ijinkan ibu kontak dengan bayi
(20) Catat intake dan output
(21) Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
(21) Alat-alat di besihkan dan di rapikan kembali
(22) Periksa bilirubin setiap 12-24jam

11. Melaksanakan Komunikasi Terapeutik


a) Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah kominikasi yang di lakukan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya di pusatkan untuk kesembuhan pasien. komunikasi
erapeutik bukan merupakan pekerjaan yang dapat di kesampingkan, namun harus di
rencanakan, di sengaja dan merupakan tindakan profesional seorang perawat. akan
tetapi, jangan sampai karena terlalu asik dan sibuk bekerja, melupakan pasien
sebagai manusia dengan berbagai macam latarbelakang dan masalahnya.
b) Fase-Fase Komunikasi Terapeutik
(1) Tahap persiapan (prainteraksi)
Tahap ini sangat penting di lakukan sebelum berinteraksi dengan klien, pada
tahap ini perawat menggali dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya,
juga mencari informasi tentang klien. kemudian perawat merencanakan strategu
untuk pertemuan pertama dengan klien, tahap ini harulakukan perawat untuk
memahami dirinya dan menyiapkan dirinya.

34
(2) Tahap perkenalan (orientasi)
Di tahap ini yang di lakukan pertama kali bertemu atau kontak dengan
klien. pada saat berkenallan perawat harus memperkenalkan dirinya terlebuh
dahulu kepada klien. dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah
bersikap terbuka pada klien dan ini di harapakn mendorong klien untuk
membuka dirinya. tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasikan keakuratan
data dan rencana yang telah di buat dengan keadaan klien saat ini, serta
memvalidasikan hasil tindakan yang lalu.
(3) Tahap kerja
Tahap ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik. pada tahap ini perawat dan klien berkerja sama untuk mengatasi
masalah yang di hadapi klien, pada tahap kerja ini di tuntut kemampuan perawat
dalam mendorong klien menggungkapakan perasaan dan pikirannya. perawat
juga di tuntut untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi
terhadap adanya perubahan dalam respons verbal maupun nonverbal.

12. Penyuluhan Kesehatan


a) Persiapan alat
(1) ATK
(2) Leaflet
(3) Poster
(4) Lembar balik
(5) Compuer
(6) LCD/Proyektor
b) Prosedur kerja
(1) Perkenalkan dirin
(2) Mengemukakan maksud dan tujuan
(3) Menjelaskan poin-poin penyuluhan
(4) Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan
(5) Tujukan tatatpan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di tempat
(6) Selingi dengan humor segar
(7) Gunakan bahasa sederhana
(8) Ciptakan suasana relax (santai), pancing pendengar agar turut berpartisipasi
35
(9) Jawab setiap pertanyaan jujur dan meyakinkan
(10)Sediakan waktu untuk tanya jawab
(11)Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
(12)Tutuplah penyuluuhan dan dengan mengucapkan terima kasih
(13)Bila ada bahasa bacaan sebaiknya di bagi setelah penyuluhan selesai

13. Perawatan Luka


a) Persiapan alat
(1) Sarung tangan
(2) Guntung plester
(3) plester
(4) alcohol 70%
(5) Desinfektan
(6) NaCl 0,9%
(7) Bengkok
(8) Perban
(9) Obat luka sesuai kebutuhan
b) Standar Oprasional Prosedur
(1) Menjga privasi pasien
(2) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
(3) Membuka peralatan
(4) Memakai APD
(5) Basahi luka dengan alcohol dan buka dengan menggunakan pinset anatomi
(6) Membuka balutan lapisan terluar
(7) Membersihkan sekitar luka bekas plester
(8) Mmebuka balutan lapisan dalam
(9) Melakukan debrideman
(10)Mmebersihkan luka dengan cairan NaCl
(11)Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa
(12)Memasang plester dan perban
(13)Merapikan pasien dan alat-alat
(14)Mencuci tanga

36
C. Kasus
1. Tanggal :17-02-23
2. Di Rumah Sakit : RSIA SITTI KHADIJAH KOTA GORONTALO
3. Biodata :
a. Identitas : An.m
Nama Ibu : Ny.a Ayah : Tn.r
Umur : 4 Tahun 5 Bulan No Hp : 0895-3218-62505
Agama : Islam
Alamat : Telaga/Dulohupa
Jenis Kelamin : Laki-Laki
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :Demam
Riwayat Keluhan :Orang tua pasien mengatakan anaknya demam naik turun disertai
Batuk berlendir sejak 4 hari yang lalu dan nafsu makan menurun
sejak 4 hari yang lalu
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran :Composmentis
Berat Badan :12 Kg
Tinggi Badan :116 Cm
GCS :E=4 M= 6 V=5
TTV
Tekanan Darah :-
Suhu Tubuh :380C
Nadi :115×/ Menit
Respirasi :24×/ Menit
Pemeriksaan Head to toe
Kepala : Rambut pasien terlihat bersih,warna hitam pekat dan tidak ada
ketombe
mata : Mata simetris,mata tidak Ikterik skelera ,tidak memakai alat bantu
penglihatan
Hidung : Hidung tampak normal dan terlihat tampak bersih
Mulut : Mukosa bibir tampak pucat,kebersihan mulut tanpak bersih
Telinga : Terlihat bersih dan tidak memakai alat bantu
Leher : Leher normal,tidak ada radang pada tenggorokan
37
Thorax : Bentuk dada normal,pergerakan dada mengikuti pola nafas
Jantung : Detakan jantung normal
Abdomen : Tidak ada pembesaran/kembung,,tidak ada rasa sakit saat ditekan
Kulit :Warna kulit normal,teraba hangat
Ekstremitas
Atas :Tangan terpasang ivfd disebelah kiri dengan cairan rl 20 tpm +/ kika
Bawah : Pergerakan normal tidak ada kelainan +/ kika
c. Pemeriksaan Laboraborium
Parameter hasil satuan Nilai normal
Leukosit 15.890 103 /µI 4.000-10.000
Eritrosit 3.7 106/µI Pr.4-5jt Lk.4.5-5.5jt
Hemogiobin/Hb 9.6 9/ΜI Pr.12-16 Lk.14-18
Hematokrit 31.1 % Pr.37-43 Lk.40-48
Mcv 84.3 L 80-96
Mch 26 PG 27-31
Mchc 30.9 G/DL 32-36
Trombosit 459.000 103/ΜI 15.000-450.000
Rdw-cv % 10-16
Pdw FL 15-18
Pct % 0.150-0.280
HEMATOLOGI

Hitung jenis leukosit


Limposit 18 % 15-50
Monosit 8 % 3-15
Granulosit 74 % 35-86
Led / Laju endap darah Mm/jam pr. o-20 Lk. 0-15 anak < anak
Masa pendarahan Mm/detik duke :1-3 menit
Masa pembekuan Mm/detik slide :1-6 menit
Golongan darah - O,A,B,AB,RH
Glukosa sewaktu Mg/dL 70-140
HBsAg - Non-reaktif/negative
HIV - Non-reaktif/negative

38
Parameter Hasil Satuan Nilai normal
IMUNO-SEROLOGI

WIDAL
Salmonella type O 1/320
Salmonella para type OA 1/160
Salmonella para type OB -
Salmonella para type OC -
Salmonella type H 1/160
Salmonella para type HA 1/160
Salmonella para type HB 1/80
Salmonella para type HC -
Elektrolit
Natrium/Na µmoI 135-145
Kalium /K µmoI 3.5-5.1
Clorida /CI µmoI 96-106
BHsAg - Non-reaktif
Hiv - Non-reaktif
Golongan darah - O,A,B,AB,RH
d. Diagnosa Dokter : Febris
e. Teraphy : -Ivfd rl 20 tpm (Intra vena fetal death ringer laktat 20 tetes per menit)
- Paracetamol injeksi 120 g/8 jam/iv
- Paracetamol Tablet / 12 jam
- Ceftriaxone 600 g/12 jam/iv
-Dr,Widal
Pembimbing/ CI

( ………………………...)

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN SEDERHANA
DENGAN DIAGNOSA MEDIS FEBRIS PADA An.M Di RUANG ANAK

39
RSIA SITTI KHADIJAH KOTA GORONTALO

Pengelompokkan data
Subjektif Objektif
Orang tua pasien mengatakan anaknya damam Pasien tampak lemah
naik turun Kesadaran:kompos mentis
Ttv: TD:-
SB:380C
N :115 ×/menit
R :24×/menit
Anak terpasang ivfd rl 20 tpm

Intervensi
Masalah keperawatan utama : Peningkatan suhu tubuh [hipertermia]

Diagnosa Tujuan/kriteria hasil Intervensi


Febris:yang ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi ttv
Ds:Orang tua pasien asuhan keperawatan 1×8 jam
mengatakan anaknya demam dengan hasil: Anjurkan kompres hangat
Do:An:m tampak rewel Orang tua pasien mengatakan
An.m teraba hangat dan anaknya tidak lagi demam. Anjurkan banyak minum

terpasang ivfd rl 20 tpm Ttv dalam rentan normal:


Ttv:Td:- Td:- Anjurkan memakai pakaian

Sb:380c Sb:36,60C - 37,20C tipis

N :115×/menit N :80- 120 ×/menit


Kolaborasi therapy
R :24×/menit R :22 - 30 ×/menit

Implementasi dan evaluasi 1


Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jum’at Febris 14.00 S.orang tua pasien

40
17-02-23 1.Observasi ttv mengatakan anaknya
Orang tua pasien mengatakan masih demam
anaknya masih demam
Ttv: Td:- N:90×/menit O.dahi teraba hangat
Sb:380C R:24×/menit pasien masih rewel
20.00 Ttv:Td:-
Orang tua pasien mengatakan Sb:37,90C
anaknya masih demam N:100×/menit
Ttv: Td:- N:100×/menit R:22×/menit
Sb:37,90C R:22×/menit
A.Masalah belum
2.Melakukan kompres hangat di bagian teratasi
dahi
-pasien tampak rewel P.lanjutkan intervensi

-dahi pasien teraba hangat observasi ttv

3.Menganjurkan banyak minum kompres air hangat

4.Menganjurkan memakai pakaian tipis anjurkan banyak


minum
5.Kolaborasi pemberian therapy
Dengan hasil pasien diberikan obat anjurkan memakai

injeksi :-paracetamol 120 g/8 jam/iv pakaian tipis

-paracetamol tablet /12 jam


-ceftriaxone 600 g/12 jam/iv kolaborasi therapy

Implementasi dan evaluasi 2


Hari/tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Sabtu Febris 20.00 S. Orang tua pasien

41
18-02-23 1.Observasi ttv mengatakan anaknya
Orang tua pasien mengatakan sudah tidak lagi
anaknya sudah tidak lagi merasakan merasakan demam
demam
Ttv: Td:- N:100×/menit O.Pasien tampak
Sb:36,40C R:22×/menit tenang,tubuh pasien
08.00 sudah tidak lagi
Orang tua pasien mengatakan anaknya teraba hangat
sudah tidak lagi merasakan demam Ttv:Td:-
Ttv: Td:- N:100×/menit Sb:36,50C
Sb:36,50C R:22×/menit N:100×/menit
2.Melakukan kompres hangat di bagian R:22×/menit
dahi
-pasien tampak tenang A.Masalah teratasi

3.Menganjurkan banyak minum


4.Menganjurkan memakai pakaian tipis P.Pertahankan

5.Kolaborasi pemberian therapy intervensi

Dengan hasil pasien diberikan obat


injeksi :-paracetamol 120 g/iv/8 jam
-paracetamol tablet /12 jam
-ceftriaxone 600 g/iv/12 jam

Pembimbing/ CI

( ………………………...)

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

42
Febris atau demam merupakan suatu respons dari tubuh terhadap jangkitan penyakit
yang menyerang tubuh. Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu
molekul kecil didalam tubuh kita yang disebut dengan pirogen,yaitu zat pencetus
panas.Demam selain dibedakan sesuai dengan tingkat batasan suhu juga dapat dibedakan
berdasarkan asal mula penyebabnya misalnya disebabkan oleh virus maupun bakteri.Tanda
dan gejala dari penyakit ini yaitu Anak rewel (suhu lebih tinggi dari37,8 0C–400C),Kulit
kemerahan, Hangat pada sentuhan, Peningkatan frekuensi pernapasan, Menggigil,
Dehidrasi, Kehilangan nafsu makan. Cara mencegah penyakit ini ialah Tidak berbagi
penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain, Menjaga dan meningkatkan daya
tahan tubuh dengan istirahat yang cukup, pola makan sehat dan bergizi seimbang, olahraga
atau aktivitas fisik secara teratur, serta minum air putih dalam jumlah yang cukup.Sebagai
cara penanganan selain farmakologi dengan pemberian paracetamol juga dapat dilakukan
dengan terapy kompres air hangat.

B. Saran
1. Bagi Keluarga dan Masyarakat
Kepada keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan kepada klien penderita febris
serta dapat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien khususnya untuk klien.
Bagi masyarakat juga sangat dibutuhkan kerja sama dalam memberikan dukungan
kepada klien dan diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan,tidak membiarkan
anak- anak untuk makan makanan yang dibeli di pinggir jalan. Membiasakan anak-
anak makan makanan yang dibawakan dari rumah, supaya tidak menimbulkan
kekambuhan penyakit yang sewaktu-waktu terjadi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk dijadikan konsep pemberian kompres hangat untuk membantu menurunkan
hipertermi pada pasien thypus abdominalisdengan fokus studi gangguan pengaturan
suhu.

DAFTAR PUSTAKA

M .Thobroni, imam. 2015. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Praktek. Yogyakarta : Arr-
Ruzz MediaNur, Rohmah Resty P And Agus Sarwo Prayogi, And Eko Suryani, 2018

43
Penerapan Kompres Hangat Pada Anak Demam Dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Nyaman Di Rsud Sleman. Skripsi Thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Nurarif, A.H & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction.

PPNI, T. P. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI: Definisi dan Indikator
Diagnostik cetakan III 1 ed. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI: Definisi dan Tindakan
Keperawatan cetakan II 1 ed. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI: Definisi dan Kreteria Hasil
Keperawatan cetakan II 1 ed. Jakarta: DPP PPNI.

Wardiyah, Aryanti. 2016. Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid
sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami demam Rsud Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1, 45.

Zein, Umar. 2012. Buku Saku Demam. Medan : USU PRESS 2012

44

Anda mungkin juga menyukai