Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

DENGAN FEBRIS DIRUANG RAWAT INAP GARUDA ATAS

RS SALAK BOGOR

Disusun Oleh :

Silvi Herlina 201813098

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021


DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1


1.2 Tujuan............................................................................................ 2
1.3 Manfaat........................................................................................... 2
BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi............................................................................................. 3
2.2 Etiologi............................................................................................. 5
2.3 Patofisiologi..................................................................................... 5
2.4 Pathway........................................................................................... 6
2.5 Manifestasi Klinis........................................................................... 7
2.6 Pemeriksaan Diagnostik................................................................ 8
2.7 Penatalaksanaan............................................................................. 8
2.8 Komplikasi...................................................................................... 9
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian....................................................................................... 10
3.2 Analisa Data................................................................................... 19
3.3 Prioritas Masalah.......................................................................... 19
3.4 Intervensi......................................................................................... 21
3.5 Implementasi................................................................................... 25
3.6 Evaluasi............................................................................................ 29
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 31
4.2 Saran............................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ iii

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan kasus tentang ”Febris”

Tujuan dibuatnya laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini untuk


memahami betul dalam pembuatan laporan pendahuluan serta asuhan
keperawatan, laporan ini membahas mengenai Febris dan Asuhan Keperawatan
Febris. Laporan ini penyusun susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan laporan.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga laporan ini bisa


bermanfaat. Penyusun juga tidak lupa mengucapkan Syukur Alhamdulillah dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih


ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati, penyusun bersedia menerima segala saran dan
kritik dari pembimbing agar penyusun dapat memperbaiki laporan ini.

Bogor, 30 Oktober 2021

Penyusun

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaan
suhu tubuh diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan
dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).
Keadaan ini sering terjadi pada pasien anak-anak, yaitu merupakan keluhan
utama dari 50% pasien anak di UGD di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika.
Tidak hanya pada pasien anak-anak, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia
febris juga dapat sering terjadi tergantung dari sistem imun. Pada febris ini
juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras atau jenis kelamin.
Pasien dengan gejala febris dapat mempunyai diagnosis definitif
bermacam-macam atau dengan kata lain febris merupakan gejala dari banyak
jenis penyakit. Febris dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).
Contoh penyakit infeksi bakteri yang memberikan gejala febris adalah
meningitis, bakteremia, sepsis, enteritis, pneumonia, pericarditis,
osteomyelitis, septik arthritis, cellulitis, otitis media, pharyngitis, sinusitis,
infeksi saluran urin, enteritis, appendicitis. Sedangkan untuk penyakit infeksi
virus yang memberikan gejala febris adalah adalah ISPA, bronkiolitis,
exanthema enterovirus, gastroenteritis, dan para flu. Selain dari penyakit,
penyebab lain dari febris adalah cuaca yang terlalu panas, memakai pakaian
yang terlalu ketat dan dehidrasi.
Untuk febris yang disebabkan oleh penyakit infeksi biasanya akan
diberikan obat antibiotic sedangkan dari non infeksi akan dilihat penyebab
dari febris itu sendiri. Febris dapat segera teratasi dengan terapi dan perawatan
yang tepat. Namun, apabila febris tidak diatasi dan diberikan perawatan yang
tepat maka akan menjadi suatu kegawatan yang mengancam jiwa pasien.

1
1.2 Tujuan
1. Penulis mampu memahami mengenai konsep dasar febris
2. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien febris
3. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien febris
4. Penulis mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada pasien
febris
5. Penulis mampu melakukan tindakan implementasi dan evaluasi
keperawatan pada pasien febris.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung
pada pasien sehingga dapat digunakan berkas penulis di dalam
melaksanakan tugas sebagai perawat.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
keperawatan.
c. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi
pada tubuh pasien secara kesadaran bagi klien untuk memperhatikan
kondisi tubuhnya.
d. Bagi Lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
e. Bagi Masyarakat
Merupakan informasi kepada masyarakat mengenai penyakit febris.

2
BAB 2

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi

Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada
perubahan suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat
termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh
jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam
keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan
suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C
(100,40F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1
0C-380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi,
emudian menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak
perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2007)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C.


demam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu
penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda
yang menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki
suhu 400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi
yang lesu dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2001)

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

Demam septik

Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada


malam hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

3
Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

Demam intermiten

Suhu badanturun ketingkat yang normalselama beberapa


jam dalamsatu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari
sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.

Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia. –

Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti


oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit


tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan
suatu sebab yang jelas. (Nurarif & Kusuma, 2013).

Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat disimpulkan


bahwa febris adalah peningkatan abnormal suhu badan minimal 380C
sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior.

4
2.2 Etiologi

Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain


infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan
pusat regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta penunjang
lain secara tepat dan holistic (Nurarif, 2015).

Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang
menyertai demam. (aplikasi nanda)

Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada


hipotalamus, atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:

- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan
atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric.
Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu tebal juga sering menjadi penyebab
demam pada bayi.

- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran


kemih, pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic,
kanker, gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
(Muscari, 2001)

2.3 Patofisiologi

Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi


berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ni
berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit,
makrofag, serta limfosit pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran
besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan

5
melepaskan zat interleukinke dalam cairan tubuh (zat pirogen leukosit/pirogen
endogen).

Pada saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan


menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu
8-10 menit. Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi
pembentukan prostaglandin ataupun zat yang memiliki kesamaan dengan zat
ini, kemudian bekerja dibagian hipotalamus untuk membangkitkan reaksi
demam. Kekurang cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karna
cairan dan eloktrolit ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi di
hipotalamus anterior. Jadi apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan
elektrolit maka keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior mengalami
ganggu (Sodikin, 2012).

2.4 Pathway

Agen infeksius mediator inflamasi

Monosit/makrofag

Dehidrasi

Sitoksin pirogen

Tubuh kehilangan cairan elektrolit

Anterior

Penurunan cairan intrasel dan ektrasel

Aksi piretik peningkatan Demam Keluarga

6
kurang pengetahuan

Evaporasi

Gangguan rasa nyaman

Rewel

Anoreksia

Resiko defisit volume cairan

Input makanan berkurang

Resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang darikebutuhan tubh

Meningkatnya metabolik tubuh

Kelemahan

Intoleransi Aktifitas

2.5 Manifestasi Klinis

Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

1) Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C -39⁰C)

2) Kulit kemerahan

3) Hangat pada sentuhan

4) Peningkatan frekuensi pernapasan

5) Menggigil

6) Dehidrasi

7) Kehilangan nafsu makan

7
2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang mutakhir yang siap untuk


digunakan seperti ultrasonografi,endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga
dapat filakukan pemeriksaan seperti anginografi,aortografi atau limfagiografi

2.7 Penatalaksanaan

Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam


dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis dan tindakan non farmakologis.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :

1) Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan
antipiretik berupa:

a. Paracetamol

Paracetamol merupakan obat pilihan pertama untuk menurunkan suhu


tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam
dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam
dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam

b. Ibuprofen

Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek anti
peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergi
terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8
jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis
5mg/Kg BB 2) Tindakan non farmakologis Menurut (Nurarif, 2015). Tindakan
non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan: a.
Memberikan minuman yang banyak b. Tempatkan dalam ruangan bersuhu
normal c. Menggunakan pakaian yang tidak tebal d. Memberikan kompres

8
2.8 Komplikasi

Menurut Nurarif (2015) komplikasi dari demam adalah:

a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangandalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak.

9
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Identitas Klien
Nama : Rifki Abdillah No. RM : 574980
Usia : 25 Tahun Tgl Masuk : 26/10/2021
Jenis Kelamin : Pria Tgl Pengkajian : 26/10/2021
Alamat : Kp Selaawi,Tanah Baru Sumber Informasi : Klien
No. Telepon : 085773648942 Nma klg yg bisa dihub:Rifki A
Status Pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam Status : Diri Sendiri
Suku : Sunda Alamat : Kp Selaawi,Tanah Baru
Pendidikan : SMA No. Telp : 085773648942
Pekerjaan : Karyawan Pendidikan : SMA
Lama Bekerja : 2 Tahun Pekerjaan : Karyawan

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : Pasien mengatakan demam
2. Lama keluhan : 4 Hari
3. Kualitas keluhan : Tidak tentu
4. Faktor pencetus : Tidak tentu
5. Faktor pemberat : Tidak tentu
6. Upaya yg telah dilakukan : Minum obat paracetamol
7. Diagnosa medis : Febris

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini:


Pasien datang ke UGD RS Salak Bogor pada tanggal 26 Oktober 2021
dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu,demam mendadak tinggi
terutama pada malam hari, klien mengatakan adanya mual dan muntah 3×/hr
sejak 2 hari yang lalu kemudian pada tanggal 26 oktober 2021 pukul 19:00
perawat melakukan pemeriksaan dengan hasil TTV, Tekanan darah: 120/80
mmHg, Nadi: 67×/menit, Suhu: 37,6°c, RR: 22×/menit SPO2: 100%

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yg pernah dialami

10
a. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Tidak ada
b. Operasi (jenis dan waktu) : Tidak ada
c. Penyakit
 Kronis : Tidak ada
 Akut : Tidak ada
d. Terakhir masuk RS :-
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Tidak ada
3. Imunisasi :-
4. Kebiasaan
 Merokok : Ada
 Kopi : Ada
 Alkohol : Tidak
5. Obat – obatan yg digunakan : Paracetamol

E. Riwayat Keluarga
Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami hal
seperti ini

F. Riwayat Lingkungan

Jenis Rumah Pekerjaan


 Kebersihan Baik Baik
 Bahaya kecelakaan Tidak ada Tidak ada
 Polusi Ada Ada
 Ventilasi Ada Ada
 Pencahayaan Baik Baik

G. Pola Aktivitas – Latihan

Aktivitas Rumah Rumah Sakit


 Makan / minum 2×/ hari 3×/hari
 Mandi 2×/hari 1×/hari
 Berpakaian / Mandiri Mandiri
berdandan
 Toileting Mandiri Dibantu
 Mobilitas di tempat Mandiri Mandiri
tidur
 Berpindah Mandiri Mandiri
 Berjalan Mandiri Dibantu
 Naik tangga Mandiri Dibantu

H. Pola Nutrisi Metabolik

11
Rumah Rumah Sakit
 Jenis diit / makan Makanan pokok,lauk Nasi/bubur. buah,
pauk sayur, lauk pauk
 Frekuensi / pola 2×/hari 3×/hari
 Porsi yg dihabiskan ½ Porsi ½ Porsi
 Komposisi menu Nasi dan lauk Bubur, buah. sayur
 Pantangan Tidak ada Ada
 Nafsu makan Menurun Menurun
 Fluktuasi BB 6 bulan Tidak tentu Tidak tentu
terakhir
 Jenis minuman Air putih Air putih
 Frekuensi / pola 4 gelas 4 gelas
minum
 Gelas yg dihabiskan 1 gelas habis 1 gelas tidak habis
 Sukar menelan Tidak ada Tidak ada
(padat / cair)
 Pemakaian gigi palsu Tidak ada Tidak ada
(area)
 Riwayat masalah Tidak ada Tidak ada
penyembuhan
penyakit

I. Pola Eliminasi
 BAB

BAB Rumah Rumah Sakit


- Frekuensi / pola Tidak tentu Tidak tentu
- Konsistensi Padat Padat
- Warna & bau Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
- Kesulitan Ada Ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Konsumsi sayuran

 BAK

BAK Rumah Rumah Sakit


- Frekuensi / pola 3×/hari 2×/hari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Kuning Kuning
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

12
J. Pola Tidur – Istirahat
 Tidur siang

Rumah Rumah Sakit


- Jam ..... s/d ..... Tidak tentu Tidak tentu
- Kenyamanan setelah Tidak tentu Tidak tentu
tidur

 Tidur malam

Rumah Rumah Sakit


- Jam ..... s/d ..... 23:00 s/d 07:00 21:00 s/d 06:00
- Kenyamanan setelah Tidak tentu Tidak tentu
tidur
- Kebiasaan sebelum Tidak tentu Tidak tentu
tidur
- Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

K. Pola Kebersihan Diri

Rumah Rumah Sakit


 Mandi 2×/hari 1×/hari
- Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu
- Penggunaan sabun
 Keramas 3×/minggu 2×/minggu
- Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu
- Penggunaan shampo
 Gosok gigi 3×/hari 3×/hari
- Frekuensi Tidak tentu Tidak tentu
- Penggunaan odol
 Memotong kuku 1×/minggu 1×/minggu
- Frekuensi
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

L. Pola Toleransi – Koping Stress


1. Pengambilan keputusan : Melibatkan keluarga dan mandiri
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya,
perawatan diri, dll) : Tidak ada

13
3. Yang biasa dilakukan apabila stress / mengalami masalah :Tidak tentu
4. Harapan setelah menjalani perawatan : Mampu melakukan aktifitas
seperti biasa tanpa ada hambatan
5. Perubahan yg dirasa setelah sakit : Gangguan dalam melakukan aktifitas
sehari-hari

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Klien mengatakan ingin segera sembuh dari
kondisi saat ini
2. Ideal diri :Klien mengatakan bahwa dirinya ingin cepat
kembali pulih
3. Harga diri :Klien mengatakan tidak merasa malu dengan
keadaan yang sekarang
4. Peran : Anak dari ibu mirna dan bapak agus
5. Identitas diri : Klien adalah seorang laki-laki

N. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Anak
2. Sistem pendukung : Orang tua
3. Kesulitan dalam keluarga : (  ) hub dengan orang tua ( ) hub
dengan pasangan
( ) hub dengan sanak saudara ( ) hub
dengan anak
( ) lain – lain
4. Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama perawatan di
RS : Adanya perubahan peran dengan orang tua
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi :Melakukan komunikasi

O. 1. Bicara : (  ) normal ( ) bahasa


utama
( ) tidak jelas ( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar – putar ( ) rentang
perhatian
(  ) mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) afek

2. Tempat tinggal : ( ) sendiri

( ) kos / asrama

14
(  ) bersama orang lain, yaitu.....

3. Kehidupan keluarga :

a. Adat istiadat yg dianut :Sunda


b. Pantangan & agama yg dianut : Tidak tentu, agama islam
c. Penghasilan keluarga : ( ) <Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta -
Rp. 1,5 juta
( ) Rp. 250.000 – Rp 500.000 ( ) Rp. 1,5 juta
– Rp. 2 juta
( ) Rp. 500.000 – Rp. 1 juta (  ) Rp. > 2
juta

P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yg dilakukan pasangan :
(  ) perhatian
( ) sentuhan
( ) lain – lain, seperti.....

Q. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda? Ya ()
Tidak ( )

2. Kegiatan agama / kepercayaan yg dilakukan di rumah (jenis & frekuensi)


Melakukan ibadah/shalat 5×/hari

3. Kegiatan agama / kepercayaan yg tidak dapat dilakukan di RS


Tidak dapat mengikuti kajian rutin tiap minggu di rumah

4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya


Mampu mengikuti kajian dan melakukan ibadah dengan nyaman

R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :Compos mentis
 Kesadaran (GCS) : 15

15
 TTV
o TD :120/80 mmHg
o Nadi :67×/menit
o Suhu :37,6°c
o RR :22×/menit
 TB / BB :170 Cm/65 Kg
2. Kepala & Leher :
a. Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan dan distribusi
rambut bersih
b. Mata : Konjugtiva normal (ananemis), sklera anikterik
c. Hidung :Hidung simetris, tidak ada benjolan ,nyeri tekan,sinusitis
d. Mulut & tenggorokan : Tidak ada peradangan
e. Telinga : Bersih tidak ada serumen
f. Leher : Tidak ada nyeri tekan, pembesaran kelenjargetah bening dan
kelenjar pvj
3. Thorax
 Cor
o Inspeksi :-
o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : Suara perkusi jantung normal pekak
o Auskultasi : Suara jantung normal lub dub
 Paru – paru
o Inspeksi :-
o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak adanya masa
o Perkusi : Suara perkusi paru normal sonor
o Auskultasi : Suara nafas normal vesikuler
4. Payudara & Ketiak :Bagian payudara simetris, tidak ada edema dan masa,
tidak ada nyeri tekan
5. Punggung & Tulang Belakang : Tidak ada kelainan pembengkakan pada
bagian tulang belakang dan tulang punggung
6. Abdomen
 Inspeksi :Tidak ada jejas tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
 Perkusi : Perkusi normal tympani
 Auskultasi : Bising usus normal 8×/menit
7. Genitalia & Anus
 Inspeksi :Bersih, tidak ada jejas
 Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
8. Ekstremitas
 Atas :Otot gisep trisep normal, tidak ada edema dan jejas

16
 Bawah : Refleks patela normal, tidak ada edema dan jejas
9. Sistem Neurologi : -
10. Kulit & Kuku
 Kulit : Suhu kulit teraba hangat, elastisitas normal, warna kulit
mormal tanpa bercak
 Kuku : Permukaan kuku halus, CRT < 2 detik, dasar kuku
berwarna merah muda

S. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin 15.2
Hematokrit 43
Eritrosit 5.0
Leukosit 11.300
Trombosit 229.000
Basofil 0
Eosinfil 11
Batang 2
Segmen 50
Limfosit 29
Monosit 8
Nr 1.79
Ureum 15
Kreatinin 1.3
SGOT 17
SGPT 9

T. Terapi
IVFD RL 20 Tpm
Inj Ondansentron 4 Mg
Inj Ranitidin 2×50 mg
Inj Ceftriaxone 2×1 gr

17
U. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya

Klien mengatakan bahwa kondisinya saat ini mengganggunya dalam


menjalankan aktifitas sehari-hari

V. Kesimpulan
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior.

W. Perencanaan Pulang
 Tujuan pulang : Untuk meningkatkan proses kesehatan yang optimal
dan ingin melakukan aktifitas seperti biasanya
 Transportasi pulang : Kendaraan pribadi
 Dukungan keluarga : Ada
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : Tidak ada
 Antisipasi masalah keperawatan diri setelah pulang : Ada
 Pengobatan : Ada
 Rawat jalan ke : RS Salak
 Hal – hal yang perlu diperhatikan di rumah : Aktifitas dan pola makan
 Keterangan lain : Tidak ada

18
ANALISA DATA

NAMA PASIEN :Tn. Rifki F NAMA MAHASISWA : Silvi Herlina

NO. REKAM MEDIK : 574980 NIM : 201813098

RUANG GAWAT : Garuda Atas

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
DS: Hipertermi

 Klien mengatakan Dehidrasi


dirinya demam
sejak 4 hari yang
lalu Tubuh kehilangan cairan

DO:
Penurunan cairan intrasel
 Klien tampak
pucat

TTV
Peningkatan suhu tubuh
 TD: 120/80
mmHg
 N: 57×/menit
 S: 37.6°c Hipertermi
 RR:22×/menit

DS: Anoreksia Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
 Klien mengatakan Input makan dan minum
mual muntah

19
berkurang
3×/hari sejak 2
hari yang lalu
 Klien mengatakan
malas makan dan
minum Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DO:

 Klien tampak
lemah
 Klien muntah
 Anoreksia

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)

1. Hipertermi

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

20
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)

NAMA PASIEN : Tn. Rifki Abdillah NAMA MAHASISWA: Silvi Herlina

NO REKAM MEDIK : 574980 NIM : 201813098

DIAGNOSA MEDIK : Febris

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO TGL PARAF
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 26/10/2021 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1.1 Pantau suhu 1.1 Untuk
keperawatan selama 3×24 jam dan tanda vital mengetahui
diharapkan masalah keperawatan lainnya perubahan yang
dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1.2 Monitor warna terjadi pada
kulit dan suhu klien
Noc:Termoregulasi (0800) 1.3 Berikan obat 1.2 Untuk
atau cairan IV mengetahui
Keteranga 1 2 3 4 5 yang tepat turgor kulit
No n 1.4 Pantau klien serta
1 Hipertermi komplikasi memastikan
Keterangan: yang pasien
berhubungan hidrasi/dehidrasi
dengan demam 1.3 Untuk

21
serta tanda dan mengatasi
1: Berat gejala kondisi permasalahan
penyebab yang terjadi
2: Cukup berat demam pada pasien
1.5 Dukung pasien 1.4 Untuk
3: Sedang dan keluarga mencegah
untuk terjadinya
4: Ringan membantu komplikasi yang
dalam berhubungan
5:Tidak ada pemberian dengan demam
makan dengan 1.5 Memastikan
baik kesehatan pasien
1.6 Resepkan dengan cara
obat-obatan memantau
sesuai dengan makanan
otoritas 1.6 Agar
peresepan obat permasalahan
atau sesuai yang terjadi
protokol pada pasien
1.7 Ajarkan teratasi
pasien/keluarg 1.7 Agar tidak
a metode terjadinya
pemberian kesalahan dalam
obat sesuai minum obat
kebutuhan 1.8 Untuk
1.8 Monitor memastikan
respon klien cocok
terhadap dengan obat

22
perubahan yang diberikan
pengobatan 1.9 Untuk
dengan cara meningkatkan
yang tepat kesehatan pasien
1.9 Menganjurkan
pasien istirahat

2 26/10/2021 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1.1 Monitor intake 1.1 Mengetahui
keperawatan selama 3×24 jam makanan/caira asupan cairan
kebutuhan tubuh
diharapkan masalah keperawatan n sesuai sesuai
dapat teratasi dengan kriteria hasil: kebutuhan kebutuhan
1.2 Berikan 1.2 Menentukan
Noc: Status Nutrisi (1004) pilihan makanan yang
makanan sehat untuk
Keterangan 1 2 3 4 5 sambil dikonsumsi
No menawarkan 1.3 Agar tubuh
1 Asupan bimbingan ternutrisi dengan
Makanan makanan yang baik
2 Asupan lebih sehat 1.4 Agar pasien
Cairan 1.3 Motivasi menginginkan
Keterangan: pasien untuk untuk makan
makan dan 1.5 Pasien
1: Berat minum merasakan
bernutrisi yang nyaman
2: Cukup berat tinggi protein,
kalori, dan 2.1 Mengetahui
3: Sedang mudah apakah pasien
dikonsumsi, mengalami

23
sesuai
4: Ringan kebutuhan dehidrasi
1.4 Anjurkan
5:Tidak ada keluarga untuk 2.2 Menyesuaikan
membawa jenis dan jumlah
makanan cairan yang
1.5 Ciptakan dibutuhkan
lingkungan
yang optimal 2.3 Agar pasien
misal terhidrasi
lingkungan
nyaman 2.4Mempertahankan
2.1 Monitor intake yang adekuat
membran
mukosa,
turgor kulit
2.2 Tentukan
jumlah dan
jenis
intake/asupan
cairan
2.3 Berikan
cairan yang
tepat
2.4 Jaga
intake/asupan
yang akurat
dan catat

24
output

CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)

NAMA PASIEN : Tn. Rifki Fadillah NAMA MAHASISWA : Silvi Herlina

NO REKAM MEDIK : 574980 NIM : 201813098

RUANG RAWAT : Garuda Atas

DIAGNOSA IMPLEMENTASI (TINDAKAN


TANGGAL JAM (RESPON KLIEN) PARAF
KEPERAWATAN KEPERAWATAN)
26/10/2021 Hipertermi dan Nutrisi 08:00 Monitoring tanda-tanda vital Klien mengatakan demam naik
Kurang dari Kebutuhan 09:30 Monitoring intake makanan/cairan turun dan masih merasakan
Tubuh sesuai kebutuhan tubuh mual muntah
10:00 Memberikan pilihan makanan dan
menawarkan bimbingan makanan
yang lebih sehat
11:00 Memotivasi pasien untuk makan
dan minum bernutrisi yang tinggi
protein, kalori, dan mudah
dikonsumsi sesuai kebutuhan

25
12:00 Menentukan jumlah dan jenis
intake makanan/cairan suseui
kebutuhan
13:00 Kolaborasi dalam meresepkan
obat-obatan sesuai dengan otoritas
peresepan obat sesuai protokol
14:30 Kolaborasi dalam memberikan
obat atau cairan IV yang tepat
15:20 Mengajarkan pasien/keluarga
metode pemberian obat sesuai
kebutuhan
17:00 Menciptakan lingkungan yang
nyaman
20:30 Monitoring respon terhadap
perubahan pengobatan dengan
cara yang tepat
22:00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat

27/10/2021 Hipertermi dan Nutrisi 08:00 Monitoring tanda-tanda vital Klien mengatakan demam dan
Kurang dari Kebutuhan 09:30 Monitoring intake makanan/cairan mual muntah sudah berkurang
Tubuh 10:00 Memberikan pilihan makanan dan
menawarkan bimbingan makanan
yang lebih sehat
11:00 Memotivasi pasien untuk makan
dan minum bernutrisi yang tinggi

26
protein, kalori, dan mudah
dikonsumsi sesuai kebutuhan
12:00 Menentukan jumlah dan jenis
intake makanan/cairan suseui
kebutuhan
13:00 Kolaborasi dalam meresepkan
obat-obatan sesuai dengan otoritas
peresepan obat sesuai protokol
14:30 Kolaborasi dalam memberikan
obat atau cairan IV yang tepat
15:20 Mengajarkan pasien/keluarga
metode pemberian obat sesuai
kebutuhan
17:00 Menciptakan lingkungan yang
nyaman
20:30 Monitoring respon terhadap
perubahan pengobatan dengan
cara yang tepat
22:00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat

28/10/2021 Hipertermi dan Nutrisi 08:00 Monitoring tanda-tanda vital Klien mengatakan sudah tidak
Kurang dari Kebutuhan 09:30 Monitoring intake makanan/cairan merasakan demam dan mual
Tubuh 10:00 Memberikan pilihan makanan dan muntah
menawarkan bimbingan makanan
yang lebih sehat
11:00 Memotivasi pasien untuk makan
dan minum bernutrisi yang tinggi

27
protein, kalori, dan mudah
dikonsumsi sesuai kebutuhan
12:00 Menentukan jumlah dan jenis
intake makanan/cairan suseui
kebutuhan
13:00 Kolaborasi dalam meresepkan
obat-obatan sesuai dengan otoritas
peresepan obat sesuai protokol
14:30 Kolaborasi dalam memberikan
obat atau cairan IV yang tepat
15:20 Mengajarkan pasien/keluarga
metode pemberian obat sesuai
kebutuhan
17:00 Menciptakan lingkungan yang
nyaman
20:30 Monitoring respon terhadap
perubahan pengobatan dengan
cara yang tepat
22:00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat

28
EVALUASI

NAMA PASIEN : Tn. Rifki Fadillah NAMA MAHASISWA : Silvi Herlina

NO REKAM MEDIK : 574980 NIM : 201813098

RUANG RAWAT : Garuda Atas

DIAGNOSA
TANGGAL/WAKTU EVALUASI NAMA&PARAF
KEPERAWATAN
Hipertermi 26 Oktober 2021/19:00 S: Klien mengatakan sudah tidak
demam lagi

O: Pasien tampak sehat dan segar

Indikator Awal Target Akhir


Hiperterm 3 5 5
i

A: Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

29
Nutrisi Kurang Dari Kebutuha 26 Oktober 2021/19:00 S: Klien mengatakan sudah tidak
Tubuh mual muntah

O: Pasien tampak segar

Indikator Awal Target Akhir


Nutrisi 3 5 5
Kurang
dari
kebutuha
n tubuh

A: Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

30
31
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu
keadaan suhu tubuh diatas batas normal, yang dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri yang mampu mempengaruhi pusat
pengauran suhu,penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Demamterjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat dihubungkan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain.
4.2 Saran
1. Saran bagi perawat
Tingkatkan pelayanan kesehatan masyarakat untuk mengurangi
mortalitas dan morbilitas dalam masyarakat
2. Saran bagi pasien
Pasien lebih koperatif
3. Saran bagi pembaca
Semoga laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi tambahan
referensi

32
DAFTAR PUSTAKA

Nanda. (2018). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA:Definisi dan


Klasifikasi.jakarta. Kedokteran EGC
M. Bulecheck,Gloria.Dkk. (2016) nursing interventions classification (NIC) Edisi
kelima Edisi bahasa indonesia, Diterjemahkan oleh Nurjanah, intansari
Yogyakarta:Mocco Media
Moorhead, Sue, Dkk. .DKK. (2016) nursing Outcomes classification (NOC) Edisi
kelima Edisi bahasa indonesia, Diterjemahkan oleh Nurjanah, intansari
Yogyakarta:Mocco Media

iii

Anda mungkin juga menyukai