Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

HASIL PRAKTIK KLINIK


LOKASI:
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

DISUSUN OLEH :

NAZWA R. GANI
NIS : 202110989

BIDANG KEAHLIAN
ASISTEN KEPERAWATAN

SMK MENENGAH KEJURUAN


SMK NEGERI 1 BULANGO SELATAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Nazwa R. Gani


Program Keahlian : Asisten Keperawatan
Lokasi Praktek klinik : RS BHAYANGKARA

Gorontalo, 17 April 2023


Disahkan/Disetujui :

Penanggung Jawab/ Penanggung Jawab/CI


Pembimbing Sekolah RS BHAYANGKARA

Mutmainnah Dai S.kep Ns. Albuhari Thalib S.Kep


NIP. 199105222022211011

Mengetahui :
Kepala Sekolah

Drs. H. Moh. Rivai Engahu, M.M.Pd


NIP. 19660830 199203 1 008
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nazwa R. Gani

Program Keahlian : Asisten Keperawatan

Lokasi Praktek klinik : RS Bhayangkara

Laporan ini telah diuji di depan Dewan Penguji

Hari/ Tanggal : / Mei 2023

Pukul : 08.00 – 13.00 WITA

Tempat : Smk 1 Bulango Selatan

Dewan Penguji :

Nama TTD

1. (.........................................)

2. (.........................................)

Mengetahui
Kepala SMK N 1 Bulango Selatan

Drs. H. Moh. Rivai Engahu, M.M.Pd


NIP. 19660830 199203 1 008
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa dengan
Rahmat-Nya lah saya dapat diberikan kesempatan menyusun laporan PKL
(Praktik Kerja Lapangan) hingga selesai.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan PKL (Praktik Kerja Lapangan). Bagi para siswa SMK Negeri 1
Bulango Selatan, kegiatan PKL ini merupakan salah satu upaya agar terjalinnya
hubungan antar sekolah dengan dunia industri. Kegiatan PKL diharapkan dapat
memberi manfaat bagi para pembaca dan siswa PKL untuk mendapatkan
pengalaman dalam dunia kerja. Agar ketika mereka ingin melamar kerja, mereka
telah tahu bagaimana dunia kerja itu.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih atas pihak-
pihak yang ikut serta dalam kegiatan PKL ini, yang telah sabar dan ikhlas
memberi dukungan moral, dan juga bimbingannya kepada kami. Ucapan terima
kasih ini kami tujukan kepada:
1. Bapak Drs.H.Moh.Rivai Engahu,MMPd (Kepala SMK Negeri 1
Bulango Selatan)
2. Ibu Rusni Rahman,S.Pd (Ketua Jurusan)
3. Ns. Albuhari A. Rahman (Selaku Pembimbing Rumah Sakit Bhayangkara)
4. Pak Mutmainah Dai ( Selaku Pembibing Sekolah )
5. Kedua Orang Tua
6. Teman-teman PKL Rumah Sakit Bhayangkara
Susunan laporan ini telah dibuat sebaik-baiknya. Namun tetap masih banyak
kekurangan dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu, jika ada kekurangan
saya mohon kritik dan sarannya agar saya dapat memperbaikinya. Dengan
senang hati saya mengucapkan banyak terima kasih.

Gorontalo, 17 April 2023

Nazwa R. Gani
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… i


Lembar persetujuan/pengesahan CI ………………………………………….. i
Lembar persetujuan/pengesahan pembimbing dan penguji ………………….. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar belakang ……………………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………………….. 2
1. Tujuan umum ………………………………………… 2
2. Tujuan khusus ………………………………………… 2

BAB II KAJIAN TEORI ……………………………………………. 3


A. Kajian Teori Kasus Penyakit ……………………………… 3
1) Definisi Penyakit Hipertensi ……......................…..….. 3
2) Etiologi/penyebab Hipertensi …..……………..…....…. 3
3) Anatomi Fisiologi Disertai Gambar ………………….. 4
4) Patofisiologi/patomekanisme Hipertensi …..................…7
5) Manifestasi Klinik Hipertensi ……..………..…..…..... 8
6) Pemeriksaan…………………………………..…..….... 8
- Pemeriksaan Fisik………………………..…..…..... 8
- Pemeriksaan Laboratorium……..…….…..……….... 8
7) Therapy………………………………………..…..….... 8
- Pengobatan………………………………..…..…..... 8
- Farmakologi Obat…………………………………. 9
8) Prognosis ……………………………………………… 9
9) Pencegahan Penyakit …….…………………..………. 9

BAB III Laporan Kasus/Bedah Kasus ………………………………. 11


A. Hasil Kegiatan Yang Di Peroleh ………………………….. 11
B. Uraian Prosedur Keterampilan Dasar Keperawatan …..….. 12
C. Kasus ………………………………………………….….. 12
a. Tanggal : …………………………………………….. 12
b. Di Rumah Sakit : ……………………………………. 12
c. Biodata …………………………..……………………. 12
 identitas……………………..……………………. 12
 Riwayat kesehatan………………….……………. 12
 Pemeriksaan fisik ………………….……..………. 12
 Pemeriksaan laboratorium ………………………. 12
 Diagnosa dokter ………………….………………. 12
 Terapi ………………….…………………………. 12

BAB IV Asuhan Keperawatan ……………………………………….. 13


BAB V PENUTUP ……………………………………………………. 29
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 29
B. Saran ………………………………………………………. 29

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 30


LAMPIRAN
A. Daftar hadir praktik klinik
B. Jurnal kegiatan praktik klinik siswa
C. Lembar kontrol monitoring pembimbing sekolah
D. Lembar konsultasi pembimbingan penyusun laporan
E. Dokumentasi praktik
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis saat
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal.
Penyebab hipertensi adalah volume darah meningkat dan saluran darah
menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk
suplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini,
2009).
Menurut Joint National Committee VII (2003) umumnya tekanan
darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko
untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang tadinya
tekanan darahnya normal adalah 90%, sampai dengan umur 55 tahun,
laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan, dari
umur 55-74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki
yang menderita hipertensi. Populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi
untuk hipertensi sebesar 65,4% (Joint National Committee VII, 2003).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2013) prevalensi
hipertensi di Indonesi mencapai 26,5%.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Hipertensi di Rumkit
Bhayangkara.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien hipertensi dengan
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien hipertensi
c. Menyusun tujuan dan merencanakan asuhan keperawatan pada
klien hipertensi
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien hipertensi
e. Melakukan evaluasi pada klien hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan
tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90
mmHg. Populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Aspiani, 2016 : 211).
Sedangkan menurut Kushariyadi (2008) menyatakan bahwa hipertensi
adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Menurut WHO, batasan
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg,
sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin
(Udjianti, 2010 : 101).
B. Etiologi Hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar, yaitu :
1. Hipertensi Essensial atau Hipertensi Primer
Menurut Ardiansyah (2012) hipertensi primer yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi, antara lain :
a. Faktor keturunan atau genetik; individu yang mempunyai riwayat
keluarga dengan hipertensi, beresiko lebih tinggi untuk
mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang tidak.
b. Jenis kelamin dan usia; laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c. Diet; konsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
d. Berat badan atau obesitas (>25% di atas BB ideal) juga sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain. Sekitar 5-10% dari klien yang mengalami hipertensi sekunder.
C. Gambaran Klinis Hipertensi
Menurut Puspitorini (2009 : 20-21) gejala hipertensi yang dapat
timbul antara lain : sakit kepala; kelelahan; mual / muntah; sesak napas,
napas pendek (terengah-engah); gelisah; pandangan menjadi kabur, mata
berkunang-kunang; mudah marah; telinga berdengung; sulit tidur; rasa
berat di tengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang; nyeri di dada;
otot lemah; pembengkakan pada kaki, dan pergelangan kaki; keringat
berlebihan; kulit tampak pucat atau kemerahan; denyut jantung yang kuat,
cepat, atau tidak teratur; impotensi; darah di urine; dan mimisan (jarang
dilaporkan).
Ardiansyah (2012 : 66-67) menyebutkan bahwa sebagian manifestasi
klinis timbul setelah klien mengalami hipertensi selama bertahun-tahun.
Gejalanya berupa :
 Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium;
 Penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina sebagai
dampak dari hipertensi;
 Nokturia (sering berkemih di malam hari)
karena adanya peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus; dan
 Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
D. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Aspiani (2016 : 217-218) pemeriksaan penunjang pada klien
hipertensi antara lain :
1. Laboratorium
a. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
b. Kreatinin serum dan BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat pada
hipertensi karena parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut
c. Darah perifer lengkap
d. Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa)
2. EKG : Menilai adanya hipertrofi miokard, pola strain, gangguan
konduksi atau disritmia.Foto
3. Rontgen Thorax : Menilai adanya klasifikasi obstruktif katup jantung,
deposit kalsium pada aorta, dan pembesaran jantung
E. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut Padila (2013 : 363), tujuan pengobatan hipertensi tidak
hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan
mencegah komplikasi akibat hipertensi agar klien bertambah kuat.
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup klien.
Menurut Ardiansyah (2012 : 68-69), langkah awal secara nonfarmakologis
biasanya adalah dengan mengubah pola hidup klien, yakni dengan cara :
1. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
2. Mengubah pola makan pada klien dengan diabetes, kegemukan, atau
kadar kolesterol darah tinggi
3. Mengurangi konsumsi alkohol
4. Berhenti merokok
5. Berolahraga
F. Komplikasi
Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit.
Menurut buku Penyakit Kardiovaskular karya Edward K. Chung,
komplikasi hipertensi di antaranya adalah stroke hemorragik, penyakit
jantung hipertensi, penyakit arteri koronaria, aneurisma, gagal ginjal, dan
ensefalopati hipertensi (Shanty, 2011).
Hampir 70% kasus stroke hemorragik terjadi pada klien hipertensi. Hal
ini dikarenakan hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar
pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi
lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah. Pecahnya pembuluh darah
di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan
asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut
kekurangan nutrisi dan akhirnya mati. Darah yang keluar dari pembuluh
darah yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang berada di
sekitarnya (Shanty, 2011).
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Hasil Kegiatan Yang Di Peroleh
1. Mencuci tangan medical (mencuci medical/biasa dan mencuci
surgical/steril)
2. Menyiapkan tempat tidur terbuka dan tertutup
3. Menerima pasien baru (registrasi/mendaftarkan pasien)
4. Memindahkan pasien (kereta ke tempat tidur,kursi roda ke tempat
tidur,tempat tidur ke kursi roda dan tempat tidur ke kereta)
5. Membersikan / merapikan ruangan pasien
6. Mengukur tanda-tanda vital melalui pengukuran tekanan
darah,menghitung pernapasan dan denyut nadi,pengukur
suhu,menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan.
7. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja di tempat kerja
8. Menunjukkan kemampuan melaksanakan komunikasi terapeutik
9. Memberikan penyuluhan Kesehatan
10. Mengobsevasi/melaksanakan perawatan luka

B. Uraian Prosedur Keterampilan Dasar Keperawatan


1. Standar Operasional Prosedur Mencuci Tangan Medical
Persiapan alat :
1. Sabun antiseptic
2. Wastafel/air mengalir
3. Tisu/pengering
Prosedur pelaksanaan :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lepaskan cincin,jam tangan dan gelang
3. Basahi kedua tangan menggunakan air mengalir
4. Tuang sabun antiseptik secukupnya, untuk sabun batang gosok sampai
berbusa
5. Gosok kedua telapak tangan dengan cepat selama 10-15 detik
6. Gosok punggung tangan secara bergantian
7. Gosok sela-sela jari secara melingkar bergantian
8. Gosok ibu jari secara bergantian
9. Gosok ujung-ujung jari secara bergantian
10. Membilas lengan tangan dengan air bersih yang mengalir
11. Menutup keran air dengan salah satu siku
12. Keringkan tangan dengan tisu atau pengering

2. Standar Operasional Prosedur Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka


dan Tempat Tidur Tertutup

 Tempat tidur tertutup


Persiapan alat :
1. Tempat tidur, kasur, dan alat.
2. Alat-alat tenun disusun menurut pemakaiannya.
a) Alat kasur.
b) Laken/sprei melintang.
c) Perlak.
d) Stik laken/sprei melintang.
e)  Sellimut yang sudah dilipat terbalik (bagian luar dilipat dan
posisinya di bagian dalam)
f)  Sarung bantal dan guling.
g) Over laken/sprei penutup penutup.
Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci tangan.
2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian di dekat
tempat tidur.
3. Pasang alas kasur dan kasur.
4. Pasang seprei besar/laken dengan ketentuan: Garis tengah lipatan
diletakkan di tengah kasur; Bentangkan seprei, masukkan seprei
dengan kepala ke bawah kasur, ±30 cm; demikian juga pada bagian
kaki, tarik setegang mungkin; Pada ujung setiap sisi laken dengan
membentuk sudut 90 derajat, lalu memasukkan seluruh tepi seprei 
ke bawah kasur dengan rapi dan tegang.
5. Letakkan perlak melintang pada kasur ±50 cm dari bagian kepala.
6. Letakkan stik laken di atas seprei secara melintang, kemudian
masukkan sisi-sisinya ke bawah kasur dengan rapi dan tegang.
7. Pasang boven laken pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang
terbalik masukkan ke bawah kasur ±10 cm, kemudian ujung sisi
bagian bawah (kaki) dibentuk 90 derajat dan masukkan ke bawah
kasur. Tarik sisi atas sampai tampak garis/petanya.
8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang tebalik
dimasukkan ke bawah kasur ±10 cm, kemudian ujung sisi-sisinya
dibentuk 90 derajat, lalu masukkan ke bawah kasur. Tarik sisi atas
sampai terbentang.
9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya.
10. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat
tidur dengan bagian yang tebuka di bagian atas.
11. Pasang seprei penutup (over laken).
12. Cuci tangan.
 Tempat Tidur Terbuka
Persiapan alat :
1. Tempat tidur, kasur, dan bantal.
2. Alat-alat tenun yang telah disusun  menurut pemakaianya.
a) Alas kasur.
b) Laken/seprei besar.
c)  Perlak.
d) Stik laken/seprei melintang.
e)  Selimut yang sudah dilipat terbalik (bagian luar dilipat dan
posisinya menjadi di bagian dalam).
f) Sarung bantal dan guling.
g) Over laken/seprei penutup.
Prosedur Pelaksanaan :

1.Cuci tangan.
2.Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian di dekat
tempat tidur
3.Pasang alat kasur dan kasur.
4.Pasang seprei besar/laken dengan ketentuan berikut.
a) Garis tengah lipatan diletakkan di tengah kasur.
b) Bentangkan seprei, masukkan seprei dengan kepala ke bawah
kasur ±30 cm; demiakian juga pada bagian kaki, tarik setegang
mungkin.
c) Pada ujung setiap sisi laken dengan membentuk sudut 90°, lalu
masukkan seluruh tepi seprei ke bawah kasur dengan rapi dan
tegang.
5.Letakkan perlak melintang pada kasur ±50 cm dari bagian kepala.
6.Letakkan stik laken di atas seprei secara melintang, kemudian
masukkan sisi-sisinya ke bawah kasur dengan rapi dan tegang.
7.Pasang boven laken pada kasur bagian kai, pada bagian atas yang
terbalik masukkan ke bawah kasur ±10 cm, kemudian ujung sisi
bagian bawah (kaki) dibentuk 90°dan masukkan ke bawah kasur.
Tarik sisi atas sampai terbentang.
8.Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang
terbalik dimasukkan ke bawah kasur ±10 cm kemudian ujung sisi
bagian bawah (kaki) dibentuk 90°dan masukkan ke bawah kasur.
Tarik sisi atas sampai terbentang.
9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya.
10. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan di atas tempat
tidur dengan bagian yang tebuka di bagian atas.
11. Cuci tangan.
3. Menerima pasien baru (registrasi/mendaftarkan pasien)
1. Pasien masuk di IGD di terima oleh perawat jaga
2. Sebelum pasien tidur di bed Igd perawat memastikan roda bed dalam
keadaan terkunci, pasien di persilahkan tidur di bed.
3. Perawat melakukan anamnesa lengkap dan memeriksa tanda-tanda
vital kemudian di isi si status pasien igd kemudia di laporkan ke
dokter jaga jika sore dan malam melaporkan di lakukan via telpon
jika pagi dokter jaga melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap
pasien, kemudian membuat diagnose sementara.
4. Mintalah persetujuan penanggung jawab pasien untuk mengisi
lembar persetujuan biaya dan lembar persetujuan Tindakan
5. Jika di rencanakan untuk rawat inap maka dokter memberitahukan
rencana terapi sementara yang di laksanakan oleh perawat.
6. Semua data pasien, hasil pemeriksaan dan penanganan di catat dalam
buku registrasi pasien igd
4. Standar Operasional Prosedur Memindahkan Pasien Baru

 Memindahkan pasien dari brankar ke tempat tidur :


Persiapan alat :
1. Tempat tidur pasien dan brankar
2. Sarung tangan jika perlu

Prosedur kerja :
1. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat
terhadap tempat tidur
2. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke brankar/pasien
3. Silangkan tangan pasien ke depan dada
4. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah
tubuh pasien
5. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah
pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang
dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga  meletakkan tangan
dibawah pinggul dan kaki.
6. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan
ke tempat tidur pasien.
7. Lakukan gerakan mengangkat pasien dengan gerakan yang
anatomis, tidak membungkuk secara berlebihan
8. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman.
9. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat.
10. Cuci tangan
 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda :
Persiapan alat :
1. Tempat tidur pasien
2. Kursi roda

Prosedur kerja :
1. Memperkenalkan diri
2. Beritahu dan jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan lihat respon klien
3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
4. Kunci semua roda tempat
5. Rendahkan posisi tempat tidur hingga posisi terendah sehingga kaki
klien bisa menyentuh lantai
6. Letakkan kursi roda sejajar tempat tidur dan sedekat mungkin
dengan tempat tidur
7. Bantu posisi klien duduk ditepi tempat tidur
8. Letakkan tangan klien diatas permukaan tempat tidur atau diatas
kedua bahu perawat sehingga klien dapat mendorong tubuhnya
sambil berdiri , lingkari tubuh klien dengan kedua tangan perawat
9. Bantu klien berdiri dan bergerak bersama – sama
10. Bantu posisi klien tegak pada beberapa saat
11. Bantu klien untuk duduk
12. Pastikan keselamatan pasien
13. Turunkan sandaran kakidan letakkan kedua kaki klien diatasnya
14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
15. Dokumentasikan tindakan 
 Mamindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur
Persiapan alat :
1. Tempat tidur pasien
2. Kursi roda
Prosedur kerja :
1. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
2. Kaji postural hipotensi
3. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi bed
4. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
5. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed, sedangkan
kaki yang lemah berada di depannya
6. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas kedua
bahu perawat
7. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan, fleksikan
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah
satu di depan dan yang lainnya di belakang
8. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
9. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap untuk
melakukan gerakan
10. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama
menuju korsi roda
11. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi kursi
roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda atau tetap
pada bahu perawat
12. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di atasnya
buka kunci  roda pada kursi
 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar :
Persiapan alat :
1. Brankar
2. Bantal bila perlu

Prosedur kerja :
1. Ikuti protokol standar
2. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap
tidur
3. Tempat dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat
tidur/pasien
4. Silangkan tangan pasien ke depan dada
5. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh
pasien
6. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawah
pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien, sedangkan perawat ketiga  meletakkan tangan
dibawah pinggul dan kaki.
7. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan ke
brankar
8. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
9. Lengkapi akhir protokol.
5. Membersihkan/merapikan ruangan pasien
Persiapan alat :
1. Map sweeper dan sapu lantai
2. Kain pel, press map dan ember ber isi air bersih
3. Kain lap
4. Air bersih dalam ember
5. Plastic warna kuning
6. Sarung tangan, pakaian kerja, masker, kassa
7. Obat kimia yang di gunakan
8. Bahan disenfektan cair
9. Bahan kimia pewangi
10. Kamper
Prosedur kerja :
1. Siapkan seluruh peralatan dan bahan tersebut dan bahan tersebut di
atas
2. Petugas terlebih dahulu menggunakan pakaian kerja, seperti sarung
tangan dan masker
3. Cek jenis pasien dan jenis penyakitnya di ruang rawat inap, pastikan
pasien terawatt di ruangan termasuk pasien terinfeksi
4. Sebelum masuk kamar, harus mengetuk pintu terlebih dahulu
5. Beri salam kepada pasien di dalam termasuk kepada keluarga pasien
dan meminta izin untuk melakukan pembersihan ruangan
6. Setelah di ijinkan, pertama kosongkan isi tong sampah dengan cara
menuangkan ke dalam plastik kuning dan cek di dinding tong
sampah
7. Apabila terlihat kotor, bawa ke kamar mandi dan bersihkan dengan
desinfektan
8. Petugas Kembali ke kamar pasien dan melakukan permbersihan fisik
ruangan seperti furnuture (meja, kursi,dll) ranjang pasien, jendela,
pintu, dan dinding
9. Pembersihan menggunakan kain pel lap peras yang sudah di rendam
desinfektan dan pewangi
10. Selanjutnya sapu lantai ruangan dengan sapu dan map sweeper
hingga kotoran dan debu yang melekat terangkat dan pastikan lantai
telah bersih
11. Lakukan pengepelan lantai mulai dari yang terjauh sampai ke pintu
keluar dengan menggunkan kain pel yang sudah di rendam dengan
air pewangi lantai dan usahakan kain pel tidak terlalu basah
12. Cek seluruh lantai, pastikan lantai bena-benar bersih
13. Sebelum meninggalkan ruangan rawat inap pasien tanyakan pada
pasien/keluarga apabila ada yang dari pembersihan ruangan ini
14. Bila tidak ada, ucapkan terimah kasih
15. Segera petugas mencuci tangan dengan air mengalir (air kran) dan di
basuh desinfektan
6. Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan tanda-tanda vital atau TTV adalah prosedur
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui tanda vital seseorang. Hal
ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan, kelainan, atau perubahan pada
fungsi organ tubuh.
1) Pengkuran suhu tubuh melalui aksila

Persiapan alat:
a) Termometer
b) Tisu kering
c) Bengkok
d) Vaselin (untuk pengkajian suhu rektal)
e) Alcohol swab
Prosedur kerja :
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan (handscoon)
4. Mengatur posisi klien (duduk)
5. Turunkan suhu pada termometer sampai angka 35°C
6. Buka lengan baju pasien (bila perlu) dan ketiak harus
dikeringkan terlebih dahulu
7. Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir tepat
ditengah ketiak dan lengan pasien dilipatkan ke dada
8. Setelah 5 minir termometer diangkat dan dibaca kemidian
dicatat pada lembar dokumentasi
9. Cuci tangan
2) Pemeriksaan denyut nadi
Prosedur kerja :
1) Menjelaskan prosedur pada klien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi paseien dengan tidur terlentang
4) Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi supinasi
5) Tentukan posisi arteri radialis yang akan dipalpasi
6) Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan
mencocokkan denyut pertama dengan jarum panjang pada arlogi
7) Catat hasil pengkuran
8) Cuci tangan
3) Pemeriksaan pernafasan
Prosedur kerja :
1) Menjelaskan prosedur pada pasien
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan berbaring
4) Alihkan perhatian pasien dengan menatap keatas
5) Hitung frekuensi pernafasan
6) Catat hasil
7) Cuci tangan
4) Pemeriksaan tekanan darah
Prosedur kerja :
1. Menjelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi paseien dengan tidur terlentang
4. Atur tangan dengan posisi supinasi
5. Angkat lengan baju
6. Pasang manset pada lengan atas, 3cm diatas fossa cubitti dan
jangan pada lengan yang terpasang infus
7. Memasang manset jangan terlalu ketat maupun longgar, tetapi
pas melekat pada lengan
8. Pasang stetoscop dibawah manset pas diatas arteri brakialis
untuk memudahkan auskultasi
9. Tentukan denyut nadi radialis
10. Pompa balon manset sampai nadi radialis tidak teraba dan
pompakan lagi kira-kira 20 mmHg setelah nadi tidak teraba
11. Pasang stetoscop pada telinga sambil memegang nadi radialis
12. Turunka udara dalam manset sampai terdengan bunyi koroktoff
pertama dan pertama kali denyut nadi teraba ingat-ingat angka
pada tensimeter, itu adalah angka sistolik, kemudian turunkan
lagi sampai bunyi tidak terdengar pertama kali itu adalah angka
diastole.
13. Catat hasil pengukuran dan beritahu pada pasien
14. Cuci tangan
7. Melaksanakan prosedur keselamatan kerja di tempat kerja
1. Masker
Tahap kerja :
- Mencuci tangan
- Mengambil sarung tangan
- Memasukkan jari jari tangan sesuai dgn jari jari sarung tangan
- Lakukan juga dengan tangan yang lain
- Mencuci tangan kembali setelah melepaskan sarung tangan
2. Apron
Tahap kerja :
- Mencuci tangan
- Memakai celemek/skort menutupi semua pakaian luar
- Melepas skort dgn bagian dalam disebelah luar
- Masukkan ke dalam kantong cucian/ember
- Mencuci tangan
3. Masker
Tahap kerja :
- Memasang masker
- Memasang masker menutupi hidung dan mulut lalu memasang
tali dengan melingkarkan kebagian kepala belakang
- Menanggalkan masker
8. Fase-Fase Komunikasi Terapeutik
1. Tahap persiapan (Prainteraksi)
Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan
sebelum berinteraksi dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada tahap
ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya, juga mencari informasi tentang klien. Kemudian
perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.
Tahap ini harus dilakukan oleh perawat untuk memahami dirinya
dan menyiapkan diri (Suryani, 2005).
2. Tahap perkenalan (Orientasi)
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama
kali bertemu atau kontak dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada
saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan dirinya terlebih
dahulu kepada klien (Brammer dalam Suryani, 2005). Dengan
memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka pada
klien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka
dirinya (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi
keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien
saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang lalu (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005).
3. Tahap kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada
tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut
kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan
dan pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai kepekaan
dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam
respons verbal maupun nonverbal klien.
9. Memberikan penyuluhan Kesehatan
Persiapan :
1. Menentukan maksud dan tujuan Penyuluhan
2. Menentukan sasaran pendengar
3. Mempersiapkan Materi
4. Topik yang di kemukakan hanya satu masalah sesuai dengan
kebutuhan kelompok sasaran
5. Mempersiapkan Alat peraga
6. Mempersiapkan tempat dan waktu yang tepat
7. Mempersiapkan bahan bacaan ( jika di perlukan )

Prosedur kerja :
1. Perkenalan diri
2. Mengemukakan Maksud dan Tujuan
3. Menjelaskan point-point isi penyuluhan
4. Menyampaikan penyuluhan dengan suara jelas dan irama yang tidak
membosankan
5. Tujukan tatapan mata pada setiap pendengar dan tidak tetap duduk di
tempat
6. Selingi dengan humor segar
7. Pergunakan bahasa sederhana
8. Ciptakan suasana rilex ( santai ) , pancinglah pendengar agar turut
berpartisipasi
9. Jawab setiap pertanyaan secara jujur dan meyakinkan
10. Sediakan waktu untuk tanya jawab
11. Menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
12. Tutuplah penyuluhan anda dengan mengucapkan terimakasih

10. Melaksanakan perawatan luka


Persiapan alat :
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand / gunting jaringan.
4. Kassa steril.
5. Kom kecil 2 buah.
6. Sarung tangan.
7. Gunting plester.
8. Plester.
9. Desinfektan (Bethadin).
10. Cairan NaCl 0,9%
11. Bengkok
12. Perlak / pengalas.
13. Verband.
14. Obat luka sesuai kebutuhan.

Tahap kerja :
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Basahi kasa dengan bethadin kemudian dengan menggunakan pinset
bersihkan area sekitar luka bagian luar sampai bersih dari kotoran.
(gunakan teknik memutar searah jarum jam)
8. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area luka bagian dalam. (gunakan
teknik usapan dari atas ke bawah)
9. Keringkan daerah luka dan Pastikan area daerah luka bersih dari
kotoran.
10. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
11. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
12. Fiksasi balutan menggunakan plester atau balautan verband sesuai
kebutuhan.
13. Mengatur posisi  pasien seperti semula.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Buka sarung tangan.

C. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. H.J
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Alamat : Tolangohula
Status perkawinan. : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Nyeri Kepala
b. Riwayat Keluhan : Saat di kaji pada tanggal 05-03-2023.
Pasien mengeluh Nyeri kepala,nyeri terasa
seperti tertekan beban berat.Pasien tidak
nyaman saat buka mata nyeri dirasakan
terus-menerus skla nyeri:7 (0-10) Nyeri
area kepala
3. Pemeriksaan Fisik : KU : Lemah, Kes : Compos mentis
TD : 150/80Mmhg
SB : 36,0oC
RR : 20 x/mnt
N : 87 x/mnt
Spo2 : 98%
4. Pemeriksaan Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Glukosa darah sewaktu 169 Mg/dl 80-100
Darah Rutin
Hemogoblin 14.2 g/dh L: 13.40 – 17.30
Loukosit 14.4 103/ul 4.0 – 10.0
Trombosit 337 103/ul 150 – 400
Eriktrosit 5.02 10^6/ul 3 – 50 – 5.50
5. Diagnosa Dokter : Hipertensi emergensi

6. Terapi : Ivfd Rl 20 Tts/mnt


Injeksi katorolak 1% ekstra
Po-Candesartan 16mg/24 jam (1×1)
Po:Bisoprol 2.5 mg/24 jam (1×1)
Po:Amlodipin 10 mg/24 jam(1×1)
Po:Atorvastatin 20mg/25 jam (1×1)
Po: Paracetamol 500mg/8 jam (3×1)
Po- dia zepam 5mg/24 jam (1×1)
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGELOMPOKAN DATA
Subjektif : pasien mengeluh nyeri kepala
Objektif : kesadaran umum sedang,kesadaran kompos metris
Sakala nyeri 6(0-10)
• TD : 150/80 MMHG
• N : 63x/m
• SPO2 : 98%
• RR : 20x/m
• SB : 36,02c
B. MASALAH KEPERAWATAN UTAM
1. Nyeri akut
C. INSTRUKSI KERJA (PERENCANAAN TINDAKAN)
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kaji tingkat nyeri
3. Anjurkan teknik relaxsasi napas dalam
4. Edukasi tentang pola hidup
5. Kolaborasi pembrian terapi
D. CATATAN EVALUASI :
Subjektif : Pasien mengeluh nyeri kepala berkurang
Objektif : Pasien tampak meringgis ku.sedang,kesadaran c/m skala nyeri 4
(0-10)
• TD :130/70 MMHG
• N : 59 x/m
• SP02 : 98%
• RR : 20x/m
• SB : 36,20c

• TERAPI : IVFD RL 20TPM


• Inj-Keterolak1%xtra
• Po-Candesartan 16mg/24jam(1x1)
• Po-Bisoprolol 2,5 mg/24jam(1x1)
• Po-Amblodipin 10ms/24jam (1x1)
• Po-ator vastatin 20mg/18jam (3x2) tab
• Po-pet 500B/24jam(1x1)
• Po-diazepan 5mg/24jam(1x1)

ANALISIS : Masalah nyeri akut sudah teraktasi pasien sudah di ijinkan


pulang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140
mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.Hipertensi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik, Usia, keadaan emosi seseorang,
konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal, Neurologik ,dll. Orang yang
sudah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak komplikasi yang
diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF, gagal ginjal,
infark miokard, dll.
B. Saran

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh perawat RS


Bhayangkara yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi
pengetahuan. Saya di sana banyak memperoleh manfaat termasuk
pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kesehatan. Dan alangkah baiknnya
RS Bhayangkara agar di tingkatkan lagi fasilitas Rumah Sakit demi
memberikan kenyamanan untuk pasien .

Saya sangat berterima kasih kepada Guru pembibing karena atas


bantuanya dalam mengajari saya bisa memperoleh pengetahuan dan banyak
pengalaman di tempat PKL yaitu di RS Bhayangkara.
DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8


vol.2. Jakarta: EGC.

Copstead C., Lee-Ellen dan Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophysiology Vol. 1.


Elsevier :St. Louis Missouri 63146.

Diklat PJT–RSCM. 2008. Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi 4.


Jakarta: RSCM. Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus. Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiolog


LEMBAR DOKUMENTASI

PRAKTIK KLINIK ASISTEN KEPERAWATAN

SMK NEGERI 1 BULANGO SELATAN

Nama Siswa : Nazwa R. Gani

Tempat Praktik : RS Bhayangkara

1.Mengganti cairan Infus 2. Melakukan Aff Infus


3. Memberikan Obat 4. Melakukat TTV

5. Melakukan Injeksi Intravena (Bolus)

6. mengobservasi dan membantu kaka senior merawat luka

Anda mungkin juga menyukai