Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN GANGGUAN

SISTEM CARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG MAWAR

RUMAH SAKIT HARAPAN SEHAT BUMIAYU

LAPORAN KASUS KETRAMPILAN DASAR KLINIK II

DI SUSUN OLEH:

1. ANA ARIYANTI

2. CAHYANI WULANDARI

3. MAYA AUFIA SABILA

4. NENENG ANISA RAHMAWATI

5. NOER SYIFA NOVIYANTI

6. SITI JANATUR ROHMAH

AKADEMI KEBIDANAN KH.PUTRA BREBES


PRODI D III KEBIDANAN
Jl.Raya Benda Sirampog Brebes Jawa Tengah Telp. (0289) 431 4010
Email : khputraalhikmah18@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Ketrampilan Dasar Klinik II

Penguji

1. Nama Penguji Lahan (Eka Fitriyani Amd.Kep)


2. Nama Pembimbing Akademik (Himatul Khoeroh S.ST.,M.Kes)

Mengetahui:

Direktur Direktur
Akademi Kebidanan KH. Putra Brebes Rumah sakit Harapan Sehat Bumiayu

dr. H Ahmad Ridlo.Sp.OG.,M.Kes dr. Ursula Penny Putrikrislia


NIP: 19724142201000205 NIP:
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan sehingga laporan hasil

praktik lapangan dengan judul"ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN

GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG MAWAR

RUMAH SAKIT HARAPAN SEHAT BUMIAYU" ini dapat diselesaikan.

Laporan Praktik lapangan ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :
1. KH.Labib Sodiq Suhaemi selaku Ketua Yayasan Al Himah 01
2. Dr. Ahmad Ridlo, Sp.OG.,M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
KH.Putra Brebes
3. selaku Direktur Rumah Sakit Harapan Sehat Bumiayu
4. Ibu Himatul Khoeroh, S.ST.,M.Kes. selaku Pembimbing Akademik
5. selaku Pembimbing Lahan(ditulis namanya)
6. Seluruh karyawan RS. Harapan sehat BUMIAYU.

Akhir kata, kami berharap kepada Alloh SWT untuk membalas segala
kebaikan pihak yang telah membantu dan semoga pula dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat serta berkembangnya Akademi Kebidanan Kebidanan KH.Putra
Brebes.

Bumiayu, 3 Agustus 2021

penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Tujuan..........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi.......................................................................................

B. Klasifikasi Hipertensi..................................................................................

C. Etiologi Hipertensi.......................................................................................

D. Manifestasi klinis Hipertensi.......................................................................

E. Patofisiologi Hipertensi...............................................................................

F. Penatalaksanaan Hipertensi .........................................................................

G. Komplikasi...................................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian....................................................................................................

B. Pemeriksaan Fisik........................................................................................

C. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan....................................................

D. Intervensi, Implementasi, Evaluasi..............................................................

2
BAB IV PEMBAHASAN

MIND MAP HIPERTENSI

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah isu kesehatan masyarakat yang penting dimana jarang

menyebabkan gejala atau keterbatasan nyata pada kesehatan fungsional pasien.

Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit jantung koroner, gagal

jantung, serta stroke.Hipertensi di klasifikasikan menjadi dua, yaitu Hipertensi

Primer (Esensial) dan Hipertensi sekunder (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan,2013).

Kasus hipertensi menurut Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13

miliar orang di dunia menderita hipertensi, yang berarti setiap 1 dari 3 orang di

dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum

obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat setiap tahunnya.

Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi serta

setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi.

Di Asia Tenggara, prevalensi hipertensi adalah 24,7% dengan angka

berdasarkan jenis kelamain lebih tinggi pada laki-laki yaitu 25,3% dan pada

perempuan 24,2%.Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia yang didapatkan

dari hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia ≥18 tahun mengalami

peningkatan dari 25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,11%. Jawa Tengah

menempati peringkat ke–empat terjadinya hipertensi di Indonesia yaitu sebesar

37,57% (Kemenkes RI, 2018).

4
Data Profil Kesehatan Jawa Tengah, penyakit hipertensi menempati

proporsi terbesar dari penyakit tidak menular yang dilaporkan, yaitu sebesar

57,87% (Dinkes Provinsi Jateng, 2015). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten

Semarang didapatkan peningkatan kejadian hipertensi dari tahun 2013 hingga

tahun 2015, yaitu sebanyak 35.294 kasus menjadi 40.869 kasus dan 41.134

kasus.Kabupaten Brebes tercatat sudah 15,78 % dari data yang sudah di peroleh

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah .

Angka kejadian hipertensi di Brebes menurut hasil Riset Kesehatan Dasar

2018 menunjukan, prevalensi hipertensi di Brebes laki-laki sebesar 12.855 atau

42,96% sedangkan perempuan sebesar 18.328 atau 56,86% (Fajarini, 2019).

Untuk prevalensi hipertensi di desa Randusari Kecamatan Losari Kabupaten

Brebes berdasarkan kriteria masyarakat yang memeriksakan dirinya di Bidan desa

setempat pada tahun 2019 tercatat sudah lebih dari 129 kasus hipertensi dengan

mayoritas dimiliki oleh usia lanjut, perempuan sebanyak 98 kasus dan 31 kasus

pasien laki-laki . Berdasarkan data yang diambil diwilayah bumiayu pada tahun

2018 di RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu total pasien hipertensi yang

dirawat di Instalasi Rawat Inap yaitu terdapat 157 pasien.

Angka kejadian Hipertensi di RS Harapan Sehat Bumiayu

(RSHS) ,prevalensi Hipertensi di RSHS laki-laki 1 dan perempuan 4,Sementara

itu pasien Hipertensi yang rawat jalan sebanyak, 9 orang.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu hipertensi?

5
2. Untuk mengetahui pengkajian tentang penyakit Hipertensi

3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan penyakit Hipertensi

4. Untuk mengetahui intervensi penyakit Hipertensi

5. Untuk mengetahui implementasi penyakit Hipertensi

6. Untuk mengetahui evaluasi penyakit Hipertensi

C. Manfaat

a. Bagi Rumah Sakit

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi rumah sakit yaitu dapat

digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan

bagi pasien khususnya dengan gangguan sistem cardiovaskuler

(HIPERTENSI).

b. Bagi Instansi Akademik

Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai

referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang

asuhan keperawatan dengan gangguan sistem cardiovaskuler

(HIPERTENSI).

c. Bagi Mahasiswa

Manfaat bagi Mahasiswa yaitu menjadi sumber referensi dan informasi

supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara merawat pasien

yang terkena Hipertensi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah

sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama

dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran terpisah.

Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi

primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi

sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,

penyakit jantung, dan gangguan anak ginjal.Hipertensi seringkali tidak

menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi

dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,

hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah

secara berkala (Nuraini B,2015).

B. Klasifikasi Hipertensi

1. Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebab

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hipertensi yang

90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga

berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya

genetik, jenis kelamin dan usia, diit konsumsi tinggi garam atau

7
kandungan lemak, berat dan obesitas, kebiasaan merokok dan

minuman alkohol.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui

penyebabnya.Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa

penyakit, yaitu Penyakit parenkim dan vaskular ginjal,

Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen), gangguan

endokrin.

2. Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi

Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII (2003):

Tekanan darah Sistolik Diastolik

Normal <120 Dan <80

Pra-Hipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi st.1 140-159 Atau 90-99

Hipertensi st.2 =60 Atau =100

C. Etiologi Hipertensi

Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari

faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.

Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik,

umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi

meliputi stres, obesitas dan nutrisi. (Anggraini, 2009)

8
D. Manifestasi klinis Hipertensi

Manifestasi klinis yang dapat muncul akibat hipertensi menurut Elisabeth

J.Corwin ialah bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah

mengalami hipertensi bertahun tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat

berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang kadang disertai mual dan

muntah akibat peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur

akibat kerusakan retina, ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan

saraf, nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) karena peningkatan

aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen akibat

peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat

menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi

sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan

tajam. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah,

telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur dan mata berkunang

kunang.(Nuraini B. 2015)

E. Patofisiologi Hipertensi

Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total peripheral

resistance.Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut

yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya

hipertensi.Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan

tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan

mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang.Sistem

9
pengendalian tekanan darah sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari

sistem reaksi cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui sistem saraf,reflex

kemoreseptor,respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari

atrium, dan arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem pengendalian

reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan

ronggga intertisial yang dikontrol olerh hormon angiostensin dan

vasopresin.Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam

jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan

tubuh yang melibatkan berbagai organ.

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiostensin II dan angiostensin I oleh angiostensin I converting enzyme

( ACE ). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur

tekanan darah. Darah mengandung angiostensinogen yang diproduksi

dihati. Selanjutnya oleh hotmon, renin ( diproduksi oleh ginjal ) akan

diubah menjadi angiostensin I. Oleh ACE yang terdapat diparu - paru,

angiostensin I akan diubah menjadi angiostensin II. Angiostensin II inilah

yang memiliki peran kunci dalam menaikan tekanan darah melalui dua

aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik

(ADH) dan asa haus.ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari)

dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume

urin.Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan

ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi

10
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler

akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.

Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan

meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

adrenal.Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan

penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,

aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara

mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan

diencerkan kembalidengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler

yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

( Nuraini.B 2015 ).

F. Penatalaksanaan Hipertensi

Penanganan hipertensi menurut JNC VII bertujuan untuk

mengurangi angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovakuler dan

ginjal. fokus utama dalam penatalaksanaan hipertensi adalah pencapaian

tekanan sistolik target <140/90 mmHg. Pada pasien dengan hipertensi dan

diabetes atau panyakit ginjal, target tekanan darahnya adalah <130/80

mmHg. Pencapaian tekanan darah target secara umum dapat dilakukan

dengan dua cara sebagai berikut:

11
a. Non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok,

menurunkan berat berat badan, konsumsi alkohol berlebih, asupan

garam dan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan

sayur

b. Terapi farmakologi yaitu obat anti haipertensi yang di anjurkan oleh

JNC VII yaitu diuretika terutama jenis thiazide (thiaz) atau aldosteron

antagonis peta blocker, calcium chanel blocker atau calcium

antagonist, Anggiotensin Conventrin, enzim Enzime inhibitor (ACEI)

Anggiotensin II Receptor Bloker atau AT1 receptor antagonist atau

bloker (ARB) diuretik tiazid (bendroflumetiazid)

G. Kompli12

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit

jantung, gagal jantung konggesif, storeke, gangguan penglihatan dan

penyakit ginjal.Tekanan darah yang tinggi umumnya meninggkatkan

resiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati

akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek

harapan hidup sebesar 10-20 tahun. 20 mortalitas pada pasien

hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak terkontrol dan telah

menimbulkan komplikasi kebeberapa organ vital.sebab kematian yang

sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai stroke

dan gagal ginjal.

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN

SISTEM CARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG MAWAR

RUMAH SAKIT HARAPAN SEHAT BUMIAYU

A. Pengkajian
Tanggal : 01-AGUSTUS-2021
Jam : 12.00 WIB
No register : 004645
Ruang : MAWAR
Nama : NY. S
Umur : 48 Th 8 Bl
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Status : MENIKAH
Pendidikan : -
Pekerjaan : IRT
Agama : ISLAM
Alamat : DESA ADISANA RT 001/ RW 005, ADISANA,
BUMIAYU, BREBES,JAWA TENGAH
Alasaan Datang :Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri ulu hati,BAB cair

Riwayat Penyakit Saat Datang :Nyeri ulu hati, bab cair,mual,pusing

Riwayat Penyakit Terdahulu :Maag

Riwayat Penyakit Keluarga :-

13
KEBUTUHAN SEHARI HARI
SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
a.BAB lancar, sehari 1X a. BAB cair, sehari 5X
b. BAK lancar, sehari 3X lebih b. BAK lancar, sehari 4X c.
Pola nutrisi c. Pola nutrisi
- makan sehari 3X sehari - makan sehari 2 X sehari
- minum 8 gelas sehari - minum 4 gelas sehari

B. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Kompsmentis

keadaan umum : sedang

pemeriksaan head to toe

a. Tanda- tanda vital

- Tekanan darah : 168/129

- Nadi : 103 x/ menit

- Suhu : 36 C

- Pernafasan : 22X/ menit

b. Kepala : Kepala tidak ada kelainan

c. Rambut : Warna hitam, tidak ada kotoran, bersih

d. Wajah : Bentuk wajah oval, simetris tidak ada luka, tidak


ada edema

14
e. Kulit : Kulit kekuningan

f. Mata : Simetris, Konjungtiva tidak anemis fungsi


penglihatan baik

g. Hidung : Simetris, tidak ada kelainan

h. Telinga : Simetris, tidak menggunakan alat


pendengaran

i. Mulut : Bibir tampak kering, gigi bersih tidak ada


perdarahan dan pembengkakan gusi

j. Leher ` : Tidak ada kelainan

Dada

 Inspeksi : Bentuk simetris


 Palpasi : Tidak ada benjolan
 Perkusi : Suara jantung pekak, suara paru sonor
 Aukultasi : Bunyi paru vesikuler, bunyi jantung reguler

Jantung : Detak jantung normal 90x/menit

Abdomen

 Inspeksi : Simetris, datar


 Palpasi : Ada nyeri tekan pada abdomen ( ulu hati ) skala 6
 Perkusi : Dalam batas normal
 Aukultasi : Bising usus 15x/menit

Genetalia : Pasien mengatakan tidak ada keluhan


dibagian genetalia

Ekstremitas

- Ekstremitas atas : Terpasang infua RL 20TPM

15
- Ekstremitas bawah : Tidak terdapat luka

C. Data Penunjang

Pemeriksaan Hasil Satuan Hasil Rujukan Keterangan


Hemoglobin 15,1 g/dl 11,5-14,5
Leukosit 8.620 /mm3 4.000-10.000
5,7 3,8 - 5,0
Eritrosit Juta/mm3
Hematokrit 39 % 37 - 47

Trombosit 219.000 /mm3 150.000 -


400.000
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Batang 1 2-4
Segmen 68 40 - 60
Limfosit 27 20 - 40
Monosit 4 2-6
120 Mg/dl
Glukosa Sewaktu <180
53 Mg/dl
Ureum 10 - 50
1,0 Mg/dl
Creatinin 0,6 - 1,2

16
D. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

No Tanggal/jam Data Masalah Etiologi


1 31 Agustus DS Gangguan rasa Peningkatan
2021( 12.00 Ny S: nyaman, Nyeri akut, tekanan vaskuler
WIB ) Mengatakan gangguan rasa serepral, faktor
pusing, nyaman, ketidak biologis,
mual, perut seimbangan nutrisi. perjalanan
panas. penyakit,
DO: ketidakmampuan
TD: keluarga
129/92 mengenal
mmHg masalah,
N:72/Menit ketidakmampuan
S: 36,2 keluarga merawat
R: 21 anggota keluarga.
Spo2: 95 Nyeri akut, Peningkatan
2.
DS gangguan rasa tekanan vaskuler
01 Agustus Ny.S : serepral, faktor
nyaman, ketidak
2021 (12.00 mengatakan biologis,
seimbangan nutrisi.
WIB ) mual, perjalanan
muntah, penyakit,
nyeri ulu ketidakmampuan
hati, pusing, keluarga
tidur tidak mengenal
nyenyak, masalah,
perut sakit, ketidakmampuan
perut melilit keluarga merawat
anggota keluarga.

17
DO
- TD :
168/129
mmHg
- S : 36 c
- R : 22
x/menit
- N : 103 x /
menit
- pasien
tanpak lemas
- nyeri skala
6

18
Diagnosa keperawatan menurut prioritas:

E. Intervensi, Implementasi, Evaluasi

No Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi


1. Nyeri akut Terdiri dari pain level dilakukan tidak Evaluasi
dan pain contrrol yang hanya keperawatan ini
bertujuan untuk menggunakan dilakukan dengan
menurunkan skala teknik non menggunakan
nyeri pasien, dari farmakologi, tetapi skala nyeri dan
skala 6 menjadi skala dengan dengan terapi
1Tindakan ini menggabungkan farmakologi dan
dilakukan selama 5 tindakan non farmakologi.
hari dengan kolaboratif dan
menggunakan teknik pemberian health
relaksasi nafas dalam education pada
yang diketahui mampu pasien. Tindakan
mempertahankan tersebut dilakukan
keelastisan otot selama 5 hari,
sehingga menurunkan hingga terdapat
tekanan darah. perubahan nyeri
pada pasien
2. Gangguan
S: suami klien dapat
rasa nyaman -Memantau TTV -Melakukan mengatakan bahwa
-Berikan kompres pengompresan klien tidur nyenyak
hangat pada dahi,leher. O: Klien tidak merasa
-Anjurkan klien -Melakukan kepanasan lagi pada
memakai baju yang relaksasi pada malam hari
nyaman di pakai klien,misalnya A: Masalah teratasi
-Batasi pengunjung dengan melakukan sebagian
-Anjurkan klien nafas dalam dan P: Lanjut intervensi

19
banyak minum teknik healing
-memberikan obat touch
-Memposisikan
pasien dengan
posisi yang
3. Ketidak
nyaman
seimbangan S: Pasien mengatakan
nutrisi -Kaji pemenuhan mual,muntah tidak
-Mengkaji status
kebutuhan nutrisi nafsu makan.
nutrisi pasien.
klien O:-keadaan umum
-Mengkaji
- Kaji penurunan mulai membaik
kebersihan mulut.
nafsu makan klien -Makanan tidak habus
-Mengkaji
-Jelaskan pentingnya -mulut pasien bersih
frekuensi mual,
makanan bagi proses A:Sebagian masalah
durasi tingkat
penyembuhan. sudah tertatasi
keparahan,.
-Memberikan obat P:Lanjut intervensi
oral setelah makan.

TERAPI
Infus RL 20 TPM
Ranitidin 3x1
Omeprazole 2x1
Ondan 3x1
Paracetamol 3 x 1
Sucralfat syrup 3 x 1

20
BAB IV

PEMBAHASAN

MIND MAP HIPERTENSI

Etiologi
Tanda dan Gejala Definisi
 Gentetik: Respon
 Peningkatan Hipertensi merupakan suatu keadaan
Neurologi terhadap
tekanan darah meningkatnya tekanan darah sistolik
Stress atau kelainan
>140/90 mmHg. lebih dari sama dengan 140 mmHg
ekskresi
 Sakit kepala dan diastolik lebih dari sama dengan
90 mmHg setelah dua kali  Obesitas: Terkait
 Pusing
pengukuran terpisah. dengan level insulin
 Sukar tidur
yang tinggi yang
 Lemah dan lelah mengakibatkan
tekanan darah
meningkat
 Stres lingkungan

HIPERTENSI

Klasifikasi
PENATALAKSANAAN

 Diet
 Penurunan berat badan
Komplikasi
 Latihan Fisik
 Menghentikan Rokok  Efek pada organ
BAB V
a. Otak = penekanan
pembuluh darah,
pendarahan,kematian
PENUTUP
sel otak
b. Ginjal = malam banyak
kencing

21
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan umum dari hasil studi kasus ini yaitu :Asuhan


keperawatan pada pasien hipertensi dengan gangguan kebutuhan rasa
nyaman (nyeri) pada tindakan relaksasi nafas dalam mampu menurunkan
skala nyeri dan tekanan darah pasien.
Kesimpulan secara khusus dari hasil studi kasus ini yaitu :
1) Pengkajian yang ditemukan pada kasus yaitu, pasien mengeluh
merasakan nyeri kepala dengan skala 6, dengan frekuensi nyeri hilang
timbul. Nyeri tersebut dirasakan kepala bagian belakag. Berdasarkan
data yang ditemukan pada kasus tidak terlihat adanya kesenjangan
teori dan data yang ditemukan.
2) Diagnosa keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut, diagnosa ini
didukung oleh data yang ditemukan dari hasil pengkajian.
Berdasarkan teori, dijelaskan bahwa yang menjadi diagnosa utama
pada penderita hipertensi yaitu penurunan curah jantung, meskipun
data tersebut didapat dala pengkajian. Namun pada studi kasus ini,
lebih memfokuskan ke bagian rasa nyaman pasien, yaitu nyeri.
3) Intervensi keperawatan terdiri dari pain level dan pain contrrol yang
bertujuan untuk menurunkan skala nyeri pasien, dari skala 6 menjadi
skala 1Tindakan ini dilakukan selama 5 hari dengan menggunakan
teknik relaksasi nafas dalam yang diketahui mampu mempertahankan
keelastisan otot sehingga menurunkan tekanan darah
4) Implementasi keperawatan dilakukan tidak hanya menggunakan
teknik non farmakologi, tetapi dengan menggabungkan tindakan
kolaboratif dan pemberian health education pada pasien. Tindakan
tersebut dilakukan selama 5 hari, hingga terdapat perubahan nyeri
pada pasien.

22
5) Evaluasi keperawatan ini dilakukan dengan menggunakan skala nyeri
dan dengan pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi.

B. Saran
1) Dapat memberikan pengetahuan pada pasien hipertensi, khusunya
yang mengalami gangguan rasa nyaman (nyeri) sehingga mampu
menerapkan teknik relaksasi nafas dalam baik secara mandiri maupun
dengan bimbingan.
2) Bagi tenaga kesehatan untuk lebih membantu dalam menerapkan dan
mengajarkan serta menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam pada
pasien yang mengalami nyeri.
3) Bagi peneliti lain agar dapat mengambil studi kasus yang
berhubungan dengan penyakit hipertensi dengan gangguan yang
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

 Arianto. 2013. Komunikasi Kesehatan. Jurnal Ilmu Komunikasi.


3(2): 1–13
 Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan
Dasar. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
https://doi.org/1 Desember 2013
 Sidabutar, R. P., Wiguno P. Hipertensi Essensial. Ilmu penyakit
dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI;1999.p:210
 Yogiantoro M. Hipertensi Essensial dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : FK UI : 2006
 WHO. Global Status Report on Noncommunicable Diseases,
Geneva: World Health Organization;2014

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai