PERUBAHAN-PERUBAHAN APA SAJA YANG TERJADI SELAMA TUMBUH KEMBANG DARI FASE
ANAK KE REMAJA?
1.
2.
3.
Setiap makhluk tumbuh (semakin besar) dan berkembang (semakin matang), menuju kedewasaan, sejak lahir
sampai mati. Selama mengalami tumbuh kembang dari anak-anak menjadi remaja, seseorang mengalami
beberapa perubahan penting.
Perubahan.. bentuk (anatomi tubuh):
Pembesaran alat kelaminzz
Pertumbuhan rambut di beberapa tempat
Peningkatan kelenjar minyak dan mudah berjerawat
Suara berubah menjadi besar pada anak laki-laki. Pada anak perempuan, suara berubah menjadi lebih lembut
Pembesaran otot pada remaja laki-laki dan pembesaran pinggul serta dada bagi perempuan
Perubahan.. faali (fungsi tubuh):
Alat kelamin peka dan mudah terangsang. Jika terangsang, alat kelamin membesar/membengkak dan keluar
lendir
Keluar sperma waktu tidur (mimpi basah) pada anak laki-laki. Bagi perempuan, mereka mengalami menstruasi
pertama (yang menandakan alat reproduksi mereka sudah mulai berfungsi)
Perubahan kejiwaan:..
Keingintahuan yang tinggi mengenai berbagai hal, termasuk pada masalah-masalah reproduksi
Kesehatan
Gizi
keluarga, dan masyarakat umum. Ini karena mereka belum paham betul mengenai hal-hal yang
ada dalam kehidupan.
Kedua risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku kurang normal. Kebanyakan, mereka
sering melarikan diri. Mereka sering melampiaskannya dengan dua hal.
Sering putus asa, mengurung diri, mudah tersinggung, benci lingkungan, dll.
Menentang lingkungan dengan berperilaku berlebihan: merokok, mabuk-mabukan, memakai narkoba, dll.
Yang perlu diingat, sering putus asa akan menghilangkan kesempatan untuk menggapai cita-cita. Berperilaku
berlebih hampir selalu menimbulkan kerugian pada diri sendiri. Bahkan, itu bisa menimbulkan kerugian yang
bersifat permanen seperti hamil di luar nikah, cacat tubuh, serta mengidap penyakit Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan AIDS.
BAGAIMANA MENCEGAH DAN MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF TUMBUH KEMBANG
REMAJA?
Pencegahan dan penanggulangan risiko tumbuh kembang remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara.
1. Pencegahan:
Meningkatkan ibadah
Berusaha memetik pelajaran dari para remaja yang telah terjerus dalam perilaku-perilaku berisiko
2. Penanggulangan:
Menyalurkan potensi diri ke hal-hal positif seperti ibadah, kegiatan sosial, olahraga, dan
kesenian
Menjadi panutan, baik dalam sikap maupun kepribadian bagi remaja-remaja sebaya
lainnya
a.
b.
c.
d.
Perkembangan kecerdasan
Perkembangan sosial/kemasyarakatan
Perkembangan bahasa
Perkembangan emosi dan lain-lain.
perempuan
berbeda.
Remaja wanita mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 10-13 tahun.
Remaja laki-laki mengalami pertumbuhan lebih cepat pada usia 13-15 tahun.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
1. Faktor Internal
faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang diturunkan dari kedua orang tuanya.
2. Faktor Eksternal
faktor yang berasal dari luar seseorang seperti lingkungan keluarga, sosial, pendidikan, kesehatan
dan lain-lain.
3. Interaksi antara Internal dan Eksternal
Perpaduan antara kedua faktor tersebut secara utuh.
E.
1.
2.
F.
1.
2.
3.
G.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Keuangan
10. Seks
11. Persiapan berkeluarga
12. Pemilihan pekerjaan
13. Perubahan pribadi
14. Agama dan akhlak
15. Kehidupan sosial
16. Politik
H.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
1.
Tembakau (tabacco) atau rokok mulai nampak dan digunakan oleh sebagian penduduk
dunia pada abad ke sepuluh Hijriah yang membuat dan memaksa ulama ulama pada masa
itu untuk berbicara dan menjelaskan hukumnya menurut Syari, hasilnya terdapat berbagai
macam pendapat, sebagain ulama mengharamkannya, sebagian memakruhkan, sebagian
membolehkan.
1.
Mereka berpendapat bahwa rokok hukumnya adalah Haram menurut Syari, pendapat ini
dinisbahkan kepada Syaikhul islam Ahmad As Sanhuri Al Bahuti Al Hanbali Al Mashri,
Syaikhul Al Malikiyah Ibrahim Allagani, Abul Ghaits Al Qasyasy Al Malikiy, Najmuddin bin
Badruddin bin Mufassir Al quran Assyafii, Ibrahim bin Jaman dan muridnya Abu Bakr bin
Ahdal Al Yamani, Abdul Malik Al Ishami, Muhammad bin Alamah, Assayyid Umar Al Bashri,
Muhammad Al Khawaja dan Assayyid Saad Al Balkhi Al Madani.
Alasan dan dalil dalil mereka tentang pengharamannya kembali ke tiga pokok
permasalahan yang diakibatkan oleh rokok tersebut, yaitu :
1.
a. Memabukkan
Yang dimaksudkan oleh mereka dengan memabukkan yaitu benar benar menutupi akal dan
menghilangkannya meskipun tanpa adanya keinginan yang kuat untuk bersenang senang
dengan kata lain, memabukkan perokok dengan menyempitkan akal serta nafasnya, dan
menurut mereka, tidak ada keraguan hal tersebut akan terjadi pada orang orang yang
pertama mencicipinya. Olehnya itu hukumnya adalah haram dan menurut mereka, seorang
yang perokok tidak boleh dijadikan imam.
1.
b. Melemahkan dan Narcolepsy
Kalupun rokok itu tidak memabukkan, namun ia melemahkan si perokok dan membuatnya
malas dalam bekerja, juga Narcolepsy yaitu penyakit yang ditandai dengan rasa ngantuk
yang sangat kuat dan tak terkendali sebagaimana halnya orang dibius. Sebagaimana hadis
riwayat Ahmad dan Abu Daud dari Ummu Salmah bahwa Rasulullah SAW melarang semua
yang memabukkan dan melemahkan
1.
c. Berbahaya dan berdampak negatif
Dampak terhadap tubuh dimana rokok tersebut akan melemahkan dan merubah
warna wajah menjadi pucat serta menimbulkan berbagai macam penyakit dan mungkin
akan menimbulkan penyakit TBC.
hamburkan uangnya dan hartanya terhadap sesuatu yang tidak bermanfaat bagi tubuh dan
diri dan tidak juga bermanfaat di dunia dan di akherat, padahal islam telah melarang untuk
menghambur hamburkan harta kepada sesuatu yang tidak bermanfaat sebagaimana firman
Allah SWT surat Al-Israa : 27,
b) tjt6J9$# (#qR%x. tbuqz) u9$# ( tb%x.ur `s9$#
mn/t9 #Yqx.
Janganlah menghambur hamburkan harta kepada apa apa yang tidak bermanfaat karena
orang yang mubazzir adalah saudaranya setan sedangkan setan itu kufur kepada
Tuhannya.
1.
2. Pendapat yang memakruhkannya
Pendapat ini mengatakan bahwa rokok menurut hukum syari adalah makruh, dan pendapat
ini dinisbahkan kepada Syaikh Abu Sahal Muhammad bin Al Waidz Al hanafi dan
pengikutnya. Adapun alasan dan dalil mereka tentang pemakruhannya sebagai berikut :
1.
Perokok itu tidak akan terlepas dari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok itu sendiri
apalagi kalau berlebihan, sedikit saja berbahaya apalagi kalau banyak.
2.
3.
Baunya yang kurang enak dan sedap yang dapat menggangu orang di sampingnya,
dan hukum memakan atau mengkonsumsinya adalah makruh, sama halanya dengan
memakan bawang merah dan bawang putih.
4.
5.
Rokok akan membuat si perokok itu lemah di saat tidak mendapatkannya dan
fikirannya akan terganggu oleh bisikan-bisikan yang akan membuatnya salah dalam
bertindak. Asyeikh Abu Sahal Muhammad bin Al Waidz Al hanafi kemudian berkata :
Dalil dalil tentang pemakruhannya adalah dalil Qathi sedangkan dalil tentang
pengharamannya masih Dzanni, semua yang berbau tidak sedap adalah makruh
sebagaimana halnya bawang dan rokok termasuk di dalamnya, kemudian beliau
melarang orang orang yang merokok untuk berjamaah di mesjid.
6.
Pendapat ini mengatakan bahwa hukum rokok menurut syari adalah mubah (boleh),
pendapat ini dinisbahkan kepada Al Alamah Asyeikh Abdul Ghani Annablisi dan Syeikh
Mustafa Assuyuti Arrahbani. Adapaun dalil dan alasan mereka tentang bolehnya rokok
yaitu Al Ashlu Minal Asyai Al Mubah, asal dari segala sesuatu itu adalah mubah (boleh)
sebelum ada dalil Syari yang sharih yang mengharamkannya.
Mereka mengatakan bahwa orang orang yang menuding rokok itu memabukkan dan
melemahkan adalah tidak benar, karena mabuk adalah hilangnya akal yang dibarengi oleh
gerakan tubuh sedangkan narcolepsy adalah hilangnya akal tidak sadarkan diri, dan kedua
hal tersebut tidak terdapat dan terjadi pada si perokok, sehingga tidak dibenarkan untuk
mengharamannya. Adapun masalah pemborosan dan menghambur hamburkan uang
bukan hanya dalam hal rokok dan masih banyak hal lain yang lebih besar dimana dihambur
hamburkannya uang.
Kemudian Syeikh Mustafa Assuyuti Arrahbani dalam Syarah Ghayatul Muntahadalam fiqh
Hanbali : Semua orang yang meneliti masalah ini haruslah bersumber dari Ushuluddin dan
cabang cabangnya tanpa harus mengikuti hawa nafsu, sekarang orang orang bertanya
tentang hukumnya rokok yang semakin populer dan telah diketahui oleh semua orang,
kemudian beliau membantah dalil orang orang yang mengharamkannya disebabkan oleh
mudharat terhadap akal dan badan dengan membolehkannya, karena asal dari segala
sesuatu yang belum jelas dharar dan juga nashnya adalah mubah (boleh) kecuali
bila ada dalil nash yang sharih tentang pengharamannya.
Hadats Besar, ialah keadaan tubuh seseorang yang menyebabkan ia terlarang untuk
melakukan :
1.
Sholat dan Thowaf sekitar Kabah
1.
Memegang dan membawa mush-haf Al Qur-an kecuali dalam keadaan darurat untuk
penyelamatan
2.
3.
Duduk atau berhenti di Masjid kecuali sekedar melintas karena ketiadaan jalan lain.
4.
Puasa dan Melakukan Hubungan Suami Istri (khusus bagi berhadats besar karena
haid dan nifas).
2)
Hadats Kecil, ialah keadaan tubuh seseorang yang menyebabkan ia terlarang untuk
melakukan :
1.
Sholat dan Thowaf sekitar Kabah
2.
1)
1.
2.
3.
4.
Masuk Islam
5.
Meninggal dunia.
Cara Pembersihannya ialah dengan Mandi Wajib / Janabat / Besar / Junub. Yaitu
dengan cara :
3.
4.
5.
Bersentuhan kulit pria dewasa dan perempuan dewasa secara langsung dan tanpa
penghalang yang bukan mahrom.
Cara pembersihannya ialah dengan wudhu atau tayammum.
Air Mutlak, yaitu Air Suci Lagi Mensucikan. Ialah air yang masih tetap pada sifat
keasliannya.
2)
Air Musyammas, yaitu Air Suci Tapi Makruh digunakan. Ialah air yang berada di
dalam bejana yang terbuat dari logam (selain emas dan perak) dan terkena panas
matahari. Menjadi makruh karena dapat menyebabkan kerusakan kulit. Kemakruhan ini
hanya erlaku bila dipakai untuk badan, serta di daerah yang beriklim sangat panas, seperti
negeri Arab.
3)
Air Suci Tapi Tidak Mensucikan. Air jenis ini ada dua macam : (a) Air sedikit yang
sudah digunakan untuk bersuci yang fardhu. (b) Air yang sudah mengalami perubahan
warna, rasa, dan baunya. Seperti air kopi, air teh, dan lain sebagainya.
4)
Air Mutanajis (Terkena Najis), Yaitu air yang kemasukan najis. Air ini terbagi menjadi
dua macam :
a)
Air sedikit, yaitu air yang kurang dari dua qulah. Air ini menjadi najis apabila
kemasukan najis sekalipun najisnya sedikit dan tidak merubah sifat-sifat air, seperti warna,
bau maupun rasanya. Ukuran 1 qulah = 500 kati Bagdad = 192,857 Kg = 60 cm3.
b)
Air banyak, yaitu air 2 qulah atau lebih. Air ini tidak menjadi najis jika hanya
kemasukan najis sedikit. Ia barulah menjadi najis apabila najis itu mampu merubah salah
satu diantara sifat-sifatnya yang tiga : warna, rasa, atau baunya.
5) Air Mustamal, yaitu air yang telah dipakai untuk bersuci.
Wallahu alam bi al-showa
MIMPI BASAH MENURUT PANDANGAN ISLAM
Mimpi Basah dalam Pandangan Islam
APA hukumnya bagi wanita yang sedang tidur dia bermimpi berhubungan badan, tapi antara mimpi
dan khayalan; apakah diwajibkan mandi junub?
Mudzakarah Diasuh Drs Masdari MSi
Menurut kajian ilmu pengetahuan mimpi bisa terjadi karena terlalu menghayati, menjiwai, mencintai
maupun membenci sesuatu. Mimpi terkadang pula merupakan semacam kompensasi atau
pelampiasan terhadap sesuatu yang belum kesampaian, tidak tersalurkan. Dengan kata lain,
terjadinya mimpi itu erat sekali kaitannya dengan masalah-masalah psikologis, khususnya perasaan.
Menurut Dr Mahmoud Ayoub, mimpi dikirim kepada kita dari alam gaib. Mimpi adalah suara-suara
alam bawah sadar kolektif kita, pemberi peringatan tentang adanya gangguan batin dalam jiwa
seseorang, pembawa kabar gembira tentang kebaikan yang akan tiba, atau pantulan dari kenangan
indah atau sedih yang telah lama terpendam.
Dalam ajaran Islam mimpi bersebadan atau mimpi basah bagi remaja merupakan isyarat atau
pertanda bahwa yang bersangkutan sudah baligh, tumbuh dewasa dan sejak saat itu dikenai hukum
syara (mukallaf). Artinya dia dituntut melaksanakan perbuatan yang wajib hukumnya, dan
meninggalkan yang haram hukumnya.
Di kalangan ulama tertentu agaknya mimpi bukan cuma sebatas hal-hal yang bertali-temali dengan
kejiwaan, atau sekadar baligh saja. Akan tetapi justru mimpi mempunayai arti dan makna tersendiri,
ada tafsir dan takwilnya. Ulama ternama lantaran kesalehan dan keluasan ilmunya, Muhammad Ibnu
Sirin Al Bashri (33-110 H), ada menyusun kitab Muntakhab al-Kalam fi Tafsir al-Ahlam atau Kunci
Mengungkap Tafsir Mimpi. Dalam kitab ini disebutkan bahwa setiap hubungan seksual dalam mimpi
yang mengakibatkannya keluar air mani, maka yang bersangkutan wajib mandi besar, bahkan di
saat dia terjaga dari tidurnya diharuskan berwudhu.
Dalam kitab Khulasah Kifayatul Akhyar disebutkan hadis Rasululllah yang diriwayatkan Imam
Muslim: Air mandi itu dari sebab air (keluar sperma). Yang dimaksud di sini, baik keluarnya karena
syahwat atau mimpi, maupun oleh sebab-sebab yang lainnya.
Setiap berhubungan badan atau sebagaimana hubungan suami-isteri, atau pertemuan dua alat
kelamin laki-laki dan perempuan, baik dalam keadaan terjaga, sadar, atau tidur menurut penyusun
kitab Minhajul Muslim, Abu Bakar Jabir Al Jazairi, wajib mandi. Fatwa beliau didasarkan pada firman
Allah dalam surah Al Maidah ayat 6: Jika kalian junub maka mandilah. Juga hadis Nabi
Muhammad SAW: Jika dua khitan (kemaluan laki-laki dan wanita) telah bertemu, maka wajib mandi
(HR Muslim).
Dengan demikian, apa yang terjadi dengan Anda bisa dikatakan terjadinya dalam kondisi tidur
(mimpi) dan dapat pula dikategorikan di saat terjaga (berkhayal). Maka jelas sekali wanita yang
Anda maksudkan tersebut diwajibkan mandi junub atau mandi wajib.