Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP DASAR PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGINE, PERBEDEN, MOBILISASI


BAB 1
PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Tidak jarang masalah kebersihan dianggap masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Oleh karena itu personal hygine sangat penting bagi
setiap orang sekalipun orang itu sedang sakit.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan
memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya
keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan
tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada
posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif.
Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara
dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
1.

TUJUAN PENULISAN
a.

Tujuan Umum

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan.
1.

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan aktivitas.

Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari satu posisi ke posisi lain.

Untuk mengetahui cara menyiapkan tempat tidur dengan pasien diatas tempat tidur

Untuk mengetahui cara memandikan pasien di tempat tidur

Untuk mengetahui cara merawat rambut pasien

Untuk mengetahui cara merawat kuku pasien

Untuk mengetahui cara menyikat gigi pasien sadar/tidak sadar (Oral Hygine)

Untuk mengetahui cara hygine vulva

1.

Rumusan Masalah

Apa definisi dari kebutuhan aktivitas?

Apa definisi dari kebutuhan personal hygine?

Apa definisi dari perbeden?

Tindakan apa saja dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas?

Tindakan apa saja dalam pemenuhan kebutuhan personal hygine?

Tindakan apa saja dalam perbeden?

Masalah apa saja yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas?

Masalah apa saja yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan personal hygine?

Masalah apa saja yang timbul saat melakukan perbeden?


1.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab II. Pembahasan, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang kebutuhan aktivitas(mobilisasi),
kebutuhan personal hygine, perbeden
Bab III. Penutup, berisi kesimpulan, dan saran.
1.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan
mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan
dengan kebutuhan aktivitas(mobilisasi), kebutuhan personal hygine, perbeden
BAB 2
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Personal Hygine, Mobilisasi, dan Perbeden

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut Poter. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000).

Perawatan Diri atau Kebersihan Diri (Personal Hygine) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
Perbeden merupakan tindakan keperawatan kebersihan lingkungan dalam mempersiapkan tempat tidur
bagi klien.
1.

Faktor-faktor yg mempengaruhi

Personal Hygine
-

Budaya

Nilai sosial pada individu atau keluarga

Pengetahuan

Persepsi terhadap perawatan dir

Aktivitas (mobilisasi)
-

Penyakit yang di derita

Ketidakmampuan atau ketidakmauan dalam beraktivitas


1.

Masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygine

Luka dekubitus

Immobilisasi

Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan sakit

Paronychia, radang sekitar jaringan kuku

Rams horn nail, pertumbuhan lambat, disertai kerusakan dasar kuku dan infeksi

Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme

Kutu

Ketombe

Botak (alopecia)

Radang pd kulit di rambut (seborrheic dermatitis)

Halistosis, bau napas tdk sedap

Ginggivitas, radang daerah gusi

Karies radang gigi

Stomatitis radang mukosa/rongga mulut

Peridontal desease gusi yg mudah berdarah & bengkak

Glostitis, radang pd lidah

Chilosis, bibir yg pecah2


1.

Macam-Macam TIndakan Personal Hygine


a.

Memandikan Pasien diatas tempat tidur

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yaitu memandikan pasien diatas tempat tidur untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien.

Tujuan

Membersihkan diri klien dari minyak, keringat, sel-sel kulit mati dan bakteri.

Mengkaji kondisi kulit klien.

Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah.

Meningkatkan rasa nyaman klien.

Mencegah infeksi kulit.

Mendidik klien dalam kebersihan perorangan.

Sebagai pengobatan.

Alat dan Bahan

Satu stel pakaian bersih.

Waskom mandi 2 buah.

Air bersih dalam ember tertutup.

Air hangat dalam ember tertutup.

sabun dalam tempatnya.

2 waslap.

2 handuk bersih.

Selimut mandi / kain penutup.

Alat tenun tambahan jika diperlukan.

Urinal / pispot

Sarung tangan.

Sampiran (bila perlu).

Tempat pakaian kotor.


Prosedur Kerja

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Atur posisi pasien menjadi posisi tidur terlentang/setengah duduk

Bentangkan handuk dibawah kepala dan bersihkan wajah, telinga, dan leher dengan air hangat/sabun dengan
waslap lalu keringkan dengan handuk.

Kain penutup (pakaian) di turunkan, bentangkan handuk diatas dada pasien dan kedua tangan ada diatas
handuk tersebut. Basahi kedua tangan dengan air bersih, dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan
bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.

Setelah itu kedua tangan dikeataskan, handuk dipindahkan kesisi pasien dan bersihkan daerah dada dan perut
dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.

Kemudian pasien dimirigkan ke kiri, handuk di bentangkan dibawah punggung sampai glutea. Lalu basahi
punggung dengan sabun dan air hangat hingga glutea. Keringkan punggung dengan handuk kemudian
miring ke kanan. Setelah itu pasien kembali ke posisi telentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi.

Letakkan handuk dibawah lutut dan kemudian lutut dibersihkan dengan sabun dan air hangat. Kaki yang
paling jauh didahulukan dan dikeringkan dengan handuk.

Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut di buka lalu dibersihkan dengan sabun
dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genalia. Setelah selesai, semua di rapikan.

Cuci tangan

Dokumentasi tindakan.
1.

Merawat Rambut.

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
untuk memcuci dan mnyisir rambut.

Tujuan

Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala

Menambah rasa nyaman

Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit kepala

Mempelancar system peredaran darah dibawah kulit.

Alat dan bahan

Handuk besar 1 buah

Handuk kecil 1 buah

Perlak

Baskom berisi air hangat

Ember

Sampo

Kasa dan kapas

Sisir

Bengkok

Gayung

Ember kosong

Prosedur Kerja

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Pasang sampiran

Atur posisi pasien dengan posisi serong

Pasang perlak di bawah kepala pasien lalu arahkan perlak ke bawah dnngan digulung bagian tepi
menuju ke tempat penampung (ember kosong).

Letakkan ember kosong dibawah tempat tidur tepat dibawah kepala pasien..

Tutup telinga dengan kapas

Tutup dada dengan handuk kecil sampai ke leher

Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya menggunakan sampo dan bilas
dengan air hangat sambil pijat.

Setelah selesai keringkan rambut dan sisir

Rapikan alat

Cuci tangan

Dokumentasi tindakan
1.

Merawat gigi dan mulut (Oral Hygine)

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang dihospitalisasi dan tindakan ini
dilakukan pada pasien sadar tapi tidak mampu atau pasien tidak sadar.

Tujuan

Mencegah infeksi gusi dan gigi

Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

Mengurangi nyeri

Mempertahankan kebersihan mulut dan gigi

Alat dan bahan

Handuk kecil 1 buah

Gelas kumur berisi:

Air masak/NaCl

Obat kumur

Borax gliserin

Spatel lidah yang telah di bungkus dengan kain kasa

Kapas lidi

Bengkok

Kain kasa

Pinset anatomis dan chirugis

Sikat gigi

Pasta gigi

Prosedur kerja

Untuk pasien sadar

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Atur posis pasien dengan posisi fowler

Pasang handuk dibawah dagu

Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air hangat/masak

Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai dari rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah. Lalu kumur dengan air
hangat.

Setelah bersih, oleskan borax gliserin

Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun

Setelah penyikatan, kumur dengan air hangat.

Keringkan daerah mulut dengam menggunakan handuk kecil

Rapikan alat

Cuci tangan

Dokumentasi tindakan
Untuk pasien tidak sadar

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Atur posisi pasien miring kanan/kiri

Pasang handuk dibawah dagu/pipi pasien

Ambil pnset dan bungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air hangat/masak

Gunakan tongspatel yang telah dibungkus kain kasa untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi/mulut

Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah

Keringkan dengan kasa steril yang kering

Setelah bersih, oleskan borax gliserin.

Rapikan alat

Cuci tangan

Dokumentasi tindakan.
1.

Merawat kuku

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara
mandiri.

Tujuan

Menjaga kebersihan kuku

Mencegah timbulnya luka

Mencegah timbulnya infeksi akibat kuku ysng panjang

Alst dan bahan

Alat pemotong kuku

Handuk

Kom berisi air hangat

Bengkok

Sabun

Sikat kuku

Kapas

Prosedur Kerja

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Atur posisi pasien (duduk atau tidur)

Tentukan kuku yang akan dipotong

Rendam kuku dalam air hangat 2 menit dan sikat dengan air sabun bila kotor

Kerignkan tangan dan kaki dengan handuk

Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan kuku. (jangan terlalu dalam dalam
memotong karna dapat menimbulkan luka)

1.

Rapikan alat

Cuci tangan

Dokumentasi tindakan

Hygine Vulva

Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yag tidak mampu secara mandiri dalam
membersihkan vulva

Tujuan

Mencegah terjadinya infeksi pada vulva

Menjaga kebersihan vulva

Alat dan bahan

Kapas sublimat atau desinfektan

Pinset anatomis

Bengkok

Pispot

Tempat cebok berisi larutan

Desinfektan sesuai kebutuhan

Pengalas

Handcoon

Prossedur kerja

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent

Pasang pengalas dan pispot diletakkan dibawah bokong pasien

Gunakan handscoon

Lakukan tindakan hygine vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimat dan
tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan

Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset lalu bersihkan vulva dari atas ke bawah dan kapas
kotor dibuang ke bengkok. Lakukan hingga bersih

1.

Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien berbaring

Rapikan alat

Cuci tangan

Dokumentasi tindakan

Perbeden

Pengertian

Merupakan tindakan keperawatan mengganti alat tenun dengan pasien tetap ada diatas tempat tidur.

Tujuan

Menjaga kebersihan tempat tidur pasien

Menambah rasa nyaman pada pasien

Alat dan bahan

Laken 1 buah

Perlak 1 buah

Selimut 1 buah

Sarung bantal 1 buah

Keranjang cucian 1 buah

Handscoon

Prosedur Kerja

Jelaskan prosedur pada pasien

Cuci tangan

Meletakkan alat yang telah di siapkan ke dekat pasien bersihkan rangka tempat tidu

Letakkan selimut dan bantal pasien yang tidak perlu ke atas kursi (jika tidak mengganggu pasien)

Miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi supaya tidak jatuh)

Lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah kasur lalu gulung satu persatu sampain
dengan di bawah punggung pasien. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sampai sejauh
mungkin. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah tempat
tidur sejauh mungkin gulung laken atau sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin

Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalau lap kembali
dengan lap kering

Bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung setengah bagian, letakkan setengah gulungannya
di bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur

Gulung perlak dan ratakan lagi

Bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung setengah bagian dan letakkan di bawah
punggung pasien, ratakan setengah lagi di atas perlak, lalu masukkan ke bawah kasur bersama
dengan perlak

Setelah selesai dan rapikan pada salah satu bagian, miringkan pasien kearah yang berlawanan yang
tadi telah di bersihkan (ganjal dengan bantal supaya tidak jatuh)

Lepas alat tenun yang kotor dari bawah kasur

Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor

Bersihkan perlak kemudian di gulung ke tengah

Lepas laken kotor kemudian letakkan pada tempat kain kotor

Bersihkan alas tempat tidur dan kasur

Buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik dan ratakan setegang mungkin kemudian
masukkan ke bawah kasur

Pasang perlak dan spraei seperti tadi

lLepas sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih

1.

Susun bantal, lalu baringkan kembali pasien pada posisi yang nyaman

Ganti selimut kotor dengan yang bersih

Rapikan alat

Cuci Tangan

Dokumentasi tindakan.

Jenis-jenis Mobilitas
a.

Mobilitas Penuh

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik
volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
1.

Mobilitas sebagian,

Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak
secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini
dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapt
mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1.

Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.

2.

Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadinya
hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomielitis karena terganggunya
sistem saraf motorik dan sensorik.

1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilitas


a.

Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup
berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit/Cedera
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem
tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan
dalam ekstrimitas bagian bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang
memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang
yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi

Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan
baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.
1.

Macam-macam Latihan Mobilisasi

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
serta melakukan ROM pasif dan aktif.
1.

Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien

Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dengan tingkat
gangguan, seperti fowler, sim, trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomi, dan genu pectoral.
1.

Posisi Fowler,

Adalah posisi setengah duduk atau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan
pasien.
Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Dudukkan pasien

Berikan sandaran/bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat)
dan untuk fowler (90 derajat)

Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk


1.

Posisi Sim

Adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat anus (suposutoria)
Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki
kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada

Tangan kiri di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur

Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri
ditekuk diarahkan ke dada

Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
1.

Posisi Trendelenburg

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki.
Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien, dan
berikan bantal di bawah lipatan lutut.

Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian
kaki pasien
1.

Posisi Dorsal Recumbent

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta pada proses persalinan.
Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah dibuka

Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur, dan renggangkan kedua kaki

Pasang selimut
1.

Posisi Lithotomi

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua pahanya dan tarik ke arah perut

Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha

Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic

Pasang selimut
1.

Posisi Genu Pectoral

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat
tidur

Pasang selimut pada pasien


1.

Latihan ROM Pasif dan Aktif

Pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma memerlukan latihan
sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas. Latihan berikut dilakukan untuk memelihara dan
mempertahankan kekuatan otot serta memelihara dan mobilitas persendian.
1.

Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan

Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien

Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin

Catat perubahan yang terjadi


1.

Fleksi dan Ekstensi Siku

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya

Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya

Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu

Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya

Catat perubahan yang terjadi


1.

Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk

Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya

Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya

Kembalikan ke posisi semula

Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Pronasi Fleksi Bahu

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya

Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya

Angkat lengan pasien pada posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Abduksi dan Adduksi

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Atur posisi lengan pasien di samping badannya

Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya

Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Rotasi Bahu

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk

Letakkan satu lengan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain

Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah

Kembalikan lengan ke posisi semula

Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Fleksi dan Ekstensi Jari-Jari

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang kaki

Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah

Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Infersi dan Efersi Kaki

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya

Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya

Kembalikan ke posisi semula

Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menhjauhi kaki yang lain

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi

1.

Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga
kaki lurus dan tetap rileks

Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien

Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Fleksi dan Ekstensi Lutut

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain

Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha

Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin

Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Rotasi Pangkal Paha

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut

Putar kaki menjauhi perawat

Putar kaki ke arah perawat

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha

Cara :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit

Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki mendekati badan
pasien

Kembalikan ke posisi semula

Catat perubahan yang terjadi


1.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan Mobilisasi

Tekanan Darah

Riwayat penyakit

Kondisi pasien
BAB 3
PENUTUP
1.

Kesimpulan

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis. personal hygine dilakukan dengan tujuan :

Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

Memelihara kebersihan diri seseorang

Memperbaiki personal hyiene yang kurang

Mencagah penyakit

Menciptakan keindahan

Meningkatkan rasa percaya diri


Macam-macam personal hygiene diantaranya merapikan tempat tidur, memandikan pasien di atas
tempat tidur, merawat rambut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi personal yygiene yaitu body
image, praktik social, kondisi fisik, pengetahuan, budaya, kebiasaan seseorangdan status sosialekonomi.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan
memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya
keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan
tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada
posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
1.

Saran

Personal hygine merupakan tindakan yang sangat penting untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan.Untuk itu setiap orang diharapkan dapat menjaga personal hygine, guna meningkatkan
derajat kesehatan,memelihara kebersihan,mencegah penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri.
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca pada umumnya dapat mencari
berbagai referensi agar isi tidak bersimpang siur materi agar sesuai dengan yang seharunsnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta:
Salemba Medika
Alimul hidayat, Azis. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Poltekkes DepKes Jakarta. 2009. Panda Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai