DAFTAR TILIK
ASUHAN ANTENATAL
DAFTAR TILIK KUNJUNGAN ANTENATAL PERTAMA
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK KUNJUNGAN ULANG PADA ANTENATAL
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA
KEHAMILAN
PERAWATAN PAYUDARA
LANGKAH/ TINDAKAN KASUS
1. Sapa klien dengan ramah
2. Berikan informasi tentang tujuan dari perawatan
payudara
3. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. 2 buah handuk
b. minyak kelapa dalam tempatnya
c. kapas
d. air dingin dalam tempatnya
e. washlap
4. Mempersilahkan ibu untuk mengambil posisi yang
nyaman yaitu dengan duduk tegak
5. Membuka pakaian atas ibu
6. Meletakkan handuk di bawah payudara dan di atas
punggung ibu
7. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun
serta mengeringkannya dengan menggunakan air
bersih
8. Kompres puting susu dengan kapas minyak kelapa
selama 5 menit
9. Setelah 5 menit angkat kapas lalu bersihkan puting susu
10. Lap payudara dengan washlap yang telah dibasahi air
dinginlalu keringkan payudara
11. Merapikan kembali peralatan
12. Menganjurkan ibu untuk melakukannya dengan rutin di
rumah
NO PEMBIMBING PARAF
Mengelurkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros
jalan lahir ( tetap lakukan tekanan dorso-kranial )
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan
klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva
dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung
kemih penuh
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi penegangan tali pusat 15menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah
bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera
lakukan plasenta manual
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa
selaput ketuban gunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal
Rangsangan taktil ( Massase ) Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan massase uterus, letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan massase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi ( fundus teraba keras )
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uetrus
tidak berkontraksi setelah 15 detik massase
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik
atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan jika laserasi
menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan
aktif, segera lakukan penjahitan
X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
di dada ibupaling sedikit satu jam.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara.
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/ pengukuran
bayi, beri tets marta antibiotik profilaksis dan
vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri
anterolateral
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan
suntikan imunisasi hepatitis B di paha kana
anterolateral
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu bisa disusukan
Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi
belum berhasil menyusu di dalam satu jam
oertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu
Evaluasi
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pevaginam
2-3 kali dalam 15 menitpertama pasca persalinan
Setisp 15 menit pada 1 jam pertama
pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua persalinan
Jika uterus tidak berkontraks idengan baik,
melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksana atonia uteri
47. Ajarkan ibu/ keluargacara melakukan massase
uterusdan menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pasca persalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap
jam selama 2 jam pertama pasca persalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak normal
50. Periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik ( 40-60 kali/ menit ) serta
suhu tubuh normal ( 36,5-37,5 )
Kebersihan dan keamanan
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan kliorin 0,5% untuk dekontaminasi ( 10
menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendirdan darah.
Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dna
kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu
minuman dan makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0,5%
56. Celupkan sarung tannga kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% balikkan bagian dalam ke luar dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Doumentasi
58. Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang ),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV
NO PEMBIMBING PARAF
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN UKURAN PANGGUL DALAM
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN DALAM
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK AMNIOTOMI
AMNIOTOMI
LANGKAH/TINDAKAN KASUS
1. Membahas prosedur bersama ibu dan kluarganya dan
jawab pertanyaan apapun yang mereka ajukan.
2. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) dan catat pada
partograf.
3. Cuci kedua tangan
4. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
5. Di antara kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam dengan
hati-hati, raba dengan hati-hati selaput ketuban untuk
memastikan bahwa kepala telah masuk dengan baik
(masuk ke dalam panggul) dan bahwa tali pusat dan/atau
bagian-bagian tubuh yang kecil dari bayi (misalnya
tangan) tidak bisa dipalpasi, jika tali pusat umbilikus
atau bagian-bagian yang kecil dari bayi bisa dipalpasi,
jangan pecahkan selaput ketuban. Rujuk ibu segera.
Catatan: Pemeriksaan dalam yang dilakukan di antara
kontraksi seringkali lebih nyaman untuk ibu. Tapi jika
selaput ketuban tidak dapat diraba di antara kontraksi,
tunggu sampai kekuatan kontraksi berikutnya
mendorong cairan ketuban menekan selaput ketuban
dan membuatnya lebih mudah untuk dipalpalasi dan
dipecahkan.
6. Dengan menggunakan tangan yang lain, tempatkan klem
setengah Kocher atau setengah Kelly disinfeksi tingkat
tinggi atau steril dengan lembut ke dalam vagina dan
pandu klem dengan jari dari tangan yang digunakan
untuk pemeriksaan hingga mencapai selaput ketuban
7. Pegang ujung klem di antara ujung jari pemeriksaan,
gerakkan jari dan dengan lembut gosokkan klem pada
selaput ketuban dan pecahkan.
Catatan: Seringkali lebih mudah untuk memecahkan
selaput ketuban di antara kontraksi ketika selaput
ketuban tidak tegang, hal ini juga akan mencegah air
ketuban menyemprot pada saat selaput ketuban
dipecahkan.
8. Biarkan air ketuban membasahi jari tangan yang
digunakan untuk pemeriksaan.
9. Gunakan tangan yang lain untuk mengambil klem dan
menempatkannya ke dalam larutan klorin 0,5% untuk
didekontaminasi. Biarkan jari tangan pemeriksaan tetap
di dalam vagina dan mengetahui penurunan kepala janin
dan memastikan bahwa tali pusat dan begian-bagian
tubuh bayi yang kecil, keluarkan tangan pemeriksaan
dengan lembut dari dalam vagina.
10. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada
mekonium atau darah (lebih banyak dari bercak
bercampu darah yang normal).
11. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5% lalu, lepaskan
sarung tangan dan biarkan terendam di larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
12. Cuci kedua tangan.
13. Segera periksa ulang DJJ.
14. Catat pada partograf waktu dilakukannya pemecahan
selaput ketuban, warna ketuban dan DJJ.
NO PEMBIMBING PARAF
PERSIAPAN PERSALINAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
Tenaga Kesehatan Terlatih
Bantu ibu untuk mendapatkan pertolongan petugas
kesehatan terlatih untuk proses persalinannya.
Pastikan ibu mengetahui cara menghubungi petugas
kesehatan terlatih atau fasilitas kesehatan pada saat yang
tepat.
Tempat Persalinan
Tanyakan kepada ibu dimana ia berencana melahirkan (di
rumah, RB, Rumah Sakit, BPS atau lainnya)
Transportasi/Transportasi Gawat Darurat
Tanyakan kepada ibu bagaimana ia akan pergi ke tempat
bersalin, misalnya:
a. Perjalanan ke tempat persalinan
b. Transportasi gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang
tepat apabila muncul tanda-tanda bahaya
Biaya / Biaya Gawat Darurat
Tanyakan kepada ibu apakah ia memiliki uang untuk biaya
persalinan dan perawatan gawat darurat, dan apabila
memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dana melalui
masyarakat atau fasilitas untuk keadaan gawat darurat.
Pembuatan Keputusan
Tanyakan kepada ibu tentang pembuatan keputusan yang
utama dalam keluarga apabila:
Pembuatan keputusan harus dilakukan pada saat tanda
bahaya muncul
Bila pembuat keputusan tersebut tidak ada, siapakah yang
akan membuat keputusan
Dukungan
Tanyakan kepada ibu:
a. Siapakah yang dia pilih untuk menemani ibu selama
persalinan, dan menemani ibu selama perjalanan apabila
diperlukan
b. Siapakah yang akan menjaga rumah dan anak-anak
selama ibu tidak ada
Donor darah
Tanyakan kepada ibu siapakah yang akan menjadi donor
darahnya dan bagaimana cara menghubungi pada keadaan
kegawatdaruratan
Barang-barang yang dibutuhkan untuk persalinan yang
bersih dan aman
Tanyakan kepada ibu apakah barang-barang yang
diperlukan selama persalinan seperti :
a. Untuk persalinan: pembalut/ kain, sabun, seprei, dll
b. Untuk bayi baru lahir: selimut, popok, baju, dll
Disimpan oleh ibu untuk persiapan persalinan
Tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda persalianan
Pastikan ibu mengetahui tanda-tanda bahaya untuk
persiapan kesiapan komplikasi misalnya :
a. Perdarahan pervaginam
b. Demam
c. Nyeri abdomen yang sangat
d. Nyeri kepala yang sangat dan perubahan penglihatan
e. Bengkak pada muka atau tangan
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PEMBERIAN INJEKSI ANASTESI LOKAL
SEBELUM PENJAHITAN PERINIUM DAN JALAN LAHIR
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PENJAHITAN LUKA LASERASI PADA
PERINEUM DAN JALAN LAHIR
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK ANESTESI LOKAL SEBELUM EPISIOTOMI
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN IBU PADA
KUNJUNGAN PASCA SALIN
LANGKAH/ TINDAKAN
Menyambut ibu dan memperkenalkan diri
A. DATA SUBYEKTIF
1. Pengumpulan data
Biodata suami dan istri
Nama :
Umur :
Suku :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Alamat :
LANGKAH/ TINDAKAN
1. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung
kemih dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit
dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam
kedua kala IV. Jika ada temuan yang tidak normal,
lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering
2. Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi
keras setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap
30 menit dalam 1 jam kedua kala IV. Jika ada temuan
yang tidak normal, tingkatkan observasi dan penilaian
3. Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam selama
dua jam pertama pasca persalinan. Jika temperatur
tubuh meningkat, pantau lebih sering
4. Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap
15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit
dalam 1 jam kedua kala IV
5. Ajarkan ibu dan kelurganya bagaimana menilai tonus
dan perdarahan uterus, juga bagaimana melakukan
pemijatan jika uterus menjadi lembek
6. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan
dan bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang
bersih dan kering, atur posisi ibu aghar nyaman,
apakah duduk bersandarkan bantal atau berbaring
miring. Jaga agar tubuh dan kepala bayi diselimuti
dengan baik, berikan bayi kepada ibu dan anjurkan
untuk dipeluk dan diberi ASI
7. Lengkapi dengan asuhan esensial bagi bayi baru lahir
NO PEMBIMBING PARAF
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK SENAM NIFAS
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS
PERAWATAN PAYUDARA
LANGKAH/ TINDAKAN KASUS
1. Sapa klien dengan ramah
2. Berikan informasi tentang tujuan dari perawatan
payudara
3. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
a. 2 buah handuk
b. minyak kelapa dalam tempatnya
c. kapas
d. air dingin dan air hangat dalam tempatnya
e. washlap
4. Mempersilahkan ibu untuk mengambil posisi yang
nyaman yaitu dengan duduk tegak
5. Membuka pakaian atas ibu
6. Meletakkan handuk di bawah payudara dan di atas
punggung ibu
7. Melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun
serta mengeringkannya dengan menggunakan air
bersih
8. Kompres puting susu dengan kapas minyak kelapa
selama 5 menit
9. Setelah 5 menit angkat kapas lalu bersihkan puting susu
10. Basahi kedua telapak tangan dengan minyak kelapa lalu
urut payudara ke arah luar ( masing-masing 15-30x )
11. Pegang pangkal payudara dan urutlah ke arah puting
(masing-masing 15-30x )
12. Tekan daerah areola sehingga puting tertarik keluar
13. Bersihkan payudara dengan air hangat kemudian air
dingin
14. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
15. Menganjurkan ibu untuk menggunakan BH yang tidak
terlalu ketat dan dapat menyokong payudara
16. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum/ ASI
17. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI,
lakukan pengompresan payudara dengan menggunakan
air hangat selama 5 menit lalu urut payudara dari arah
pangkal menuju puting dan susukan bayi sesering
mungkin.
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK CARA MEMANDIKAN BAYI
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
LANGKAH AWAL RESUSITASI
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK VENTILASI BAYI BARU LAHIR
LANGKAH/ TINDAKAN
MENYIAPKAN DAN MEMERIKSA PERALATAN
1. Menyediakan dan memeriksa sungkup perinasia
2. Meletakkan bayi dalam posisi terlentang dengan
sepotong kain yang digulung di bawah bahu bayi
3. Penolong berdiri di belakang kepala bayi
4. Meletakkan sungkup di wajah bayi dengan menutupi
hidung, mulut dan tepi dagu dengan tepat
5. Ibu jari dan telunjuk dan/ atau jari tengah melingkari
sebagian sungkup, sedangkan jari manis menyangga
agar dagu tetap dalam sungkup
6. Menekan tepi sungkup sedikit saja ke muka bayi
7. Memeriksa posisi bayi dengan kapela bayi tidak
terlalu tengadah
8. Memeriksa lekatan sungkup dengan cara melihat
tidak ada kebocoran di tempat lekatan.
9. Mengamati pergerakan dada bayi saat meniup.
10. Tidak terlalu keras meniup untuk mengembangkan
paru-paru.
11. Kecepatan bantuan pernafasan 30 kali/menit.
12. Mengamati pergerakan dada bayi turun naik.
13. Menilai suara nafas bilateral dengan menggunakan
stetoskop.
14. Mengamati perkembangan dada bayi.
15. Jika dada terlalu berkembang, mengurangi tekanan
dengan mengurangi peniupan.
16. Jika dada kurang berkembang, memeriksa perlekatan
sungkup.
17. Jika dada kurang berkembang, memeriksa arus udara
agar tidak terhambat (memeriksa : posisi bayi, mulut,
orofaring, dan sekresi)
18. Jika diperlukan, menghisap cairan dalam mulut dan
hidung (tanpa menyentuh orofaring)
19. Jika dada kurang berkembang, mencoba melakukan
ventilasi dengan mulut bayi sedikit terbuka dengan
memasang jalan udara (jika ada) melalui mulut.
20. Menghentikan nafas buatan setiap 20-30 kali tiupan
untuk memberikan kesempatan bayi menarik nafas
spontan.
MENILAI FREKUENSI DENYUT JANTUNG BAYI
21. Menilai frekuensi denyut jantung bayi setelah selesai
melakukan ventilasi 30 detik pertama.
22. Menilai frekuensi denyut jantung dengan stetoskop
atau meraba denyut arteri umbilikus atau arteri
brachialis.
23. Menghitung frekuensi denyut jantung permenit
(jumlah denyut dalam 6 detik dikalikan 10)
LANGKAH SELANJUTNYA
24. Menghentikan VTP apabila bayi mulai bernafas
spontan dan frekuensi denyut jantung bayi > 100
kali/menit.
25. Melanjutkan VTP dengan memantau frekuensi
denyut jantung (DJ) bayi apabila DJ antara 60-100
kali/menit.
26. Memeriksa ventilasi, gerak dada, posisi sungkup,
posisi kepala, lambung dan suara napas.
27. Melanjutkan VTP apabila frekuensi DJ bayi <60
kali/menit dan segera memulai kompresi dada bayi.
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
KOMPRESI DADA
LANGKAH/ TINDAKAN
PERSONIL
1. Dua orang, seorang melakukan kompresi dan seorang
melakukan ventilasi
KOMPRESI DADA
2. Melakukan kompresi dada, bila setelah 30 detik
melakukan VTP dengan oksigen 100% atau pipa
sungkup perinasia, frekwensi jantung bayi kurang dari
60 kali/ menit
3. Pelaksana menghadap ke dada bayi dengan kedua
tangannya dalam posisi yang benar
4. Melakukan kompresi 1/3 bagian di bawah tulang dada di
bawah garis hayal yang menghubungkan kedua puting
susu bayi atau dengan mengikuti batas tulang iga
dengan jari sampai menemukan sifoid
5. Melakukan teknik kompresi dada menggunakan ibu jari
dengan posisi ibu jari dan jari-jari lainnya yang benar
6. Melakukan tekanan yang cukup untuk menekan tulang
dada kira-kira sedalam 1/3 diameter anteroposterior,
kemudian tekanan dilepaskan
7. Kecepatan kompresi dada adalah dengan rasio 90
kompresi dada dan 30 ventilasi ( rasio 3:1 ) dalam 1
menit
8. Ibu jario tetap kontak dengan tempat kompresi dada
sepanjang waktu, baik pada saat melakukan penekanan
maupun pada saat melepaskan penekanan
9. Menjaga agar dalam dan kecepatan penekanan tetap
konsisten untuk memastikan sirkulasi yang cukup
10. Mengontrol efektifitas kompresi dada dengan
memeriksa nadi secara periodik di tali pusat, karotid,
brahialis dan femoralis
11. Mengevaluasi frekwensi denyut jantung bayi setelah 30
detik tindakan kompresi dada
12. Mengontrol frekwensi denyut jantung bayi atau nadi
tidak lebih dari 6 detik
13. Menghentikan resusitasi kardiopulmal bila setalh 15
menit melakukan tindakan resusitasi dengan benar,
tetap tidak ada denyut jantung
NO PEMBIMBING PARAF
DAFTAR TILIK
ASUHAN POSTNATAL
DAFTAR TILIK
ASUHAN INTRANATAL