DISUSUN OLEH :
2. VERA ANGGRAINI
3. DESTY GALUH
Jl. Reksodiputro No.57, Jenar, Kec.Blora, Kab. Blora Jawa Tengah 58217
Tahun 2020
KATA PENGANTAR
tanpa kurang suatu apapun. Tak lupa pula penulis haturkan sholawat serta
hipertensi ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada karya
Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang
memerlukan penyempurnaan, maka dari itu saran dan masukan dari pem
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan................................................................................4
C. Manfaat Penulisan..............................................................................5
1. Pengertian.........................................................................................
2. Etiologi...........................................................................................6
3. Manifestasi Klinis..........................................................................7
4. Patofisiologi.................................................................................10
5. Pemeriksaan Penunjang…............................................................
6. Penatalaksaan...............................................................................
7. Komplikasi...................................................................................
8. Patways........................................................................................
1. Pengkajian...................................................................................12
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................14
3. Intervensi Keperawatan................................................................15
4. Implementasi Keperawatan..........................................................15
5. Evaluasi Keperawatan......................................................................
BAB III METODA
A. Metoda Penulisan.............................................................................
B. Sampel..............................................................................................
C. Intervensi..............................................................................................
D. Implementasi.........................................................................................
E. Evaluasi.................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan
darah berada pada nilai 140/90 mmHg atau lebih.kondisi ini dapat
menjadi berbahaya, karena jantung di paksa memompa jantung lebih
keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit, seperti gagal ginjal, stroke dan gagal jantung ( Wily, 2018).
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan
tensi yang artinya tekanan darah. Menurut American Society of
Hypertension ( ASH ), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardivaskuler yang progresif, sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan ( Sani, 2008 ).
Penderita hipertensi banyak yang berpikir bahwa obat darah tinggi
hanya perlu diminum ketika tensi tinggi, yang hanya bisa diketahui
saat check up di dokter maupun puskesmas atau saat mereka
mengalami sakit kepala hebat. Padahal jika masyarakat sering
melewatkan dosis obat hipertensi atau tidak mengkonsumsinya seperti
yang telah direkomendasikan dokter, bukan Cuma tekanan darah yang
jadi makin tak terkendali namun juga melipatgandakan resiko untuk
komplikasi yang berakibat fatal. Selain itu masyarakat percaya bahwa
hanya dengan memakan mentimun saja penyakit hipertensi akan hilang
atau sembuh ( Murwani, 2009 )
Di dunia di perkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan
darah tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi
ditemukan sebanyak 600 juta dan mengalami peningkatan menjadi
hampir 1 milyar pada tahun 2008 ( WHO, 2013 ). Hasil riset WHO
pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai
faktor resiko penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan
62% kasus stroke, 49% serangan jantung setiap tahunnya ( Corwin,
2007 ). Di indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun
2007 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di indonesia sangat tinggi,
yaitu rata – rata 3,17 % dari total penduduk dewasa. Hal ini berarti dari
3 orang dewasa, terdapat 1 orang yang menderita hipertensi
( Riskesdes, 2008 ). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riskesdes
menemukan prevalensi hipertensi di indonesia pada tahun 2013
sebesar 25,8 . daerah Bangka Belitung menjadi daerah dengan
prevalensi hipertensi yang tertinggi yaitu sebesar 30,9%, kemudian di
ikuti oleh kalimantan Selatan ( 30,8% ), Kalimantan Timur ( 29,6 ) dan
Jawa Tengah ( 29,4 ) ( Riskesdes, 2013 ). Menurut profil kesehatan
provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010, data jumlah penderita
hipertensi yang diperoleh dari dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah
terdapat 275.000 jiwa penderita hipertensi. Dari hasil survei tentang
penyakit terbanyak di rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah, jumlah
penderita hipertensi sebesar 4,89 % pada hipertensi esensial dan 1,08%
pada hipertensi sekunder di RSUD Permata Blora Jawa Tengah .
Gaya hidup yang mengikuti era globalisasi, membuat kasus
hipertensi terus meningkat. Gaya hidup gemar makan fast food yang
kaya lemak, asin , malas olahraga dan mudah tertekan ikut berperan
dalam menambah jumlah pasien hipertensi ( Rudianto, 2013 ). Saat ini
orang lebih suka memilih makanan siap saji yang umumnya rendah
serat, tinggi lemak dan banyak mengandung garam. Selain itu
makanan blendrang atau disebut makanan kemarin juga banyak
mengandung kadar garam dari lemak cukup tinggi. Seharusnya
masyarakat sadar bahwa dengan mengkonsumsi makanan diatas dapat
memicu terjadinya hipertensi. Bila hal ini, terus dilakukan maka
hipertensi mereka akan bertambah parah dan lebih-lebih juga akan
menimbulkan komplikasi seperti kerusakan pada otak, kerusakan pada
jantung, kerusakan pada ginjal, dan kerusakan pada mata ( Rusdianto,
2013 ).
Oleh karena itu, negara indonesia yang sedang membangun segala
bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk
mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi. Hipertensi perlu di
deteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala,
yang dapat dilakukan pada waktu check up kesehatan atau saat periksa
ke dokter. Pencegahan penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan
memberikan penyuluhan seperti pasien disarankan untuk berpartisipasi
dengan kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis atau sesuai
dengan kemampuan seperti jogging, bersepeda atau berenang. Perawat
dapat mengajarkan pasien untuk berhenti merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol, dan juga menghindari makan garam yang
berlebih untuk menstabilkan tekanan darah. Penatalaksanaan penderita
hipertensi dapat dilakukan dengan cara minum obat secara teratur dan
benar sesuai dengan anjuran dokter dengan sekali dalam sehari. Selain
itu, perawat perlu memonitoring tekanan darah masyarakat guna
mencegah penyakit hipertensi secara dini, kontrol penyakit ke dokter
minimal sebulan sekali, monitoring tekanan darah, kerusakan target
organ, interaksi obat,efek samping dan kepatuhan ( Anindya, 2009 ).
Sehubungan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengambil kasus
Hipertensi di RSUD Permata Blora di Ruang Ruby kami menjumpai
kasus Hipertensi pada Ny. H Dan kami tertarik untuk mengambil
kasus ini serta mengatasi maslahnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa
medis hipertensi di ruang Ruby RSUD Permata Blora.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis dapat melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada
Ny. H dengan diagnosa medis Hipertensi di ruang ruby RSUD
Permata Blora.
b. Penulis dapat merumuskan masalah asuhan keperawatan pada
Ny. H dengan diagnosa medis Hipertensi di ruang ruby RSUD
Permata Blora.
c. Penulis dapat merumuskan tujuan dan perencanaan asuhan
keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa medis hipertensi di
ruang ruby RSUD Permata Blora.
d. Penulis dapat melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
Ny. H dengan diagnosa medis hipertensi di ruang ruby RSUD
Permata Blora.
e. Penulis dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada
Ny. H dengan diagnosa medis hipertensi di ruang ruby RSUD
Permata Blora.
f. Menggambarkan analisis atau pembahasan hasil pengkajian,
masalah keperawatan, perencanaan, tindakan yang ditekankan
pada prosedur – prosedur keperawatan, dan evaluasi dari
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi asuhan keperawatan
pada Ny. H dengan diagnosa medis hipertensi di ruang ruby
RSUD Permata Blora.
C. Manfaat
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat
praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam
pengelolaan kasus asuhan keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa
medis hipertensi di ruang ruby RSUD Permata Blora dan juga
diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama
dalam pengelolaan kasus dengan masalah nyeri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yaitu :
3. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dapat dibedakan menjadi
( Nurarif, Amin, dan Kusuma, 2015 ) :
a. Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain dari penentuan
tekanan arteri dari dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b. Gejala yang Lazim
Sering kali gejala yang lazim dari hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu :
1) Sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Kesadaran menurun
4. Patofisiologi
Hipertensi terjadi akibat dari terbentuknya angiotensin II
oleh angiotensin I dari ACE ( angiotensin converting enzyme )
yang memegang peranan penting dalam pengaturan tekanan darah.
Di dalam darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi
oleh hati. selanjutnya oleh hormon renin yang diproduksi oleh
ginjal akan diubah menjadi angiotensin I. ACE yang terdapat di
paru – paru akan mengubah angiotensin II yang memiliki peranan
yang sangat penting dalam peningkatan tekanan darah melalui dua
aksi yaitu :
a. Meningkatkan sekresi pada hormon antidiuretik ( ADH ).
Hormon ADH yang diproduksi di hipotalamus ( kelenjar
pituitari ) ini akan bekerja di ginjal untuk mengatur osmolalitas
dan volume urine, dengan meningkatnya hormon ADH ini akan
melibatkan sangat sedikit urine yang diekskresikan ke luar
tubuh sehingga urine akan menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, cairan ekstraseluler
ini akan menarik cairan yang ada pada intraseluler akibatnya
volume darah akan meningkat dan tekanan darah juga akan
meningkat.
b. Menstimulasi hormon aldosteron dari kelenjar adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang punya peran
penting pada ginjal, dalam mengatur volume cairan
ekstraseluler aldosteron akan mengurangi ekskresi naCl dengan
mereabsorbsinya di tubulus. Dengan naiknya konsentrasi naCl
akan diencerkan dengan cara meningkatkan volume cairan
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah
( Anggraini, Waren,et.al,2009 ).
Selain itu, hipertensi juga dapat terjadi dengan beberapa
cara sebagai berikut :
a. Jantung memompa darah terlalu kuat sehingga terjadi
stroke volume atau darah mengalir lebih banyak
perdetiknya.
b. Hilangnya elastisitas arteri besar yang mengakibatkan
jantung tidak bisa mengembang secara maksimal. Sehingga
denyut jantung dipaksa melalui pembuluh darah yang
sempit dari biasanya dan menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Hal ini biasa terjadi pada lansia dimana
dinding arterinya kaku dan menebal karena arterosklerosis.
c. Vasokontriksi pada artiola akibat dari perangsangan
hormon atau hormon di dalam darah ( Karyadiani dan
Susanti,2019 ).
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
1) Hb/Ht : untuk mengetahui hubungan dari sel – sel dengan
volume cairan ( viskositas ) dan mengindikasikan faktor
resiko seperti hipokoagulabilitas dan anemia.
2) BUN ( Blood urea nitrogen ) / kreatinin : untuk mengetahui
fungsi ginjal
3) Urinalisa : darah, protein, glikosa, mengisyaratkan
disfungsi ginjal
b. CT Scan : adanya tumor cerebral atau encelopati
c. EKG ( elektro kardiogram ) : salah satu penanda dini penyakit
jantung dan mengetahui pola regangan dimana luas, peninggian
gelombang P.
d. Photo Thorax : mengetahui destruksi klasifikasi pada area
katup dan pembesaran pada jantung ( Nurarif, Amin dan
Kusuma, 2015 ).
6. Penatalaksanaan
Pada umumnya, penatalaksanaan hipertensi dibagi dengan 2 cara
yaitu dengan cara non – farmakologi dan farmakologi ( Sunaryo
et.al,2016 ).
a. Non – farmakologi
1) Olahraga teratur
2) Menurunkan BB untuk penderita hipertensi yang obesitas
3) Mengurangi asupan garam
4) Berhenti merokok
5) Batasi konsumsi alkohol
6) Belajar mengendalikan stres dan selalu rileks
7) Cek tekanan darah secara teratur
8) Terapi komplementer :
a) Tehnik distraksi relaksasi
b) Ekstrak kayu manis
c) Air rebusan jahe
d) Coklat
e) Air seduhan bawang putih
f) Jus belimbing
g) Jus mentimun
b. Farmakologis
1) Diuretik ( thiazid )
Obat paling utama dalam mengobati hipertensi, obat
ini membantu ginjal dalam membuang garam dan air yang
ada di dalam tubuh yang akan mengurangi volume cairan
tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah, contoh
obat : hidroklortiazid ( HCT ), furosemide, spironolakton
( hemat kalium ), manitol.
2) ACE inhibitor
Berguna untuk memperlambat aktifitas enzim ACE
dalam memproduksi angiotensin II sehingga akan
melebarkan pembuluh darah. Contoh obat : Enapril,
Kaptopril, Lisinopril, Benazepril, Bisoprolol.
3) Beta Bloker
Obat ini bekerja menghalangi noreprin dan
epineprin mengikat pada reseptor beta pada saraf terutama
beta 1 dan beta 2, sehingga akan mengurangi denyut
jantung, tekanan darah, dan melebarkan pembuluh darah.
Contoh obat : Atenol, Propanolol, Acebutanol , Bisoprolol.
4) Kalsium antagonis
Kalsium antagonis bertugas menghalangi gerakan
kalsium dari jantung dan arteri ke otot yang mengakibatkan
kekuatan pompa jantung berkurang dan mengundurkan otot
dinding arteri. Contoh : Amlodipine, Felodipin, Nifedipin.
5) Alfa bloker
Menghalangi reseptor –reseptor alfa pada seluruh
otot polos arteri periferal. Contoh : Terazosin, Doxazosin.
6) Alfa beta bloker
Bekerja sama dengan alfa bloker tetapi diikuti
dengan penurunan denyut jantung seperti beta bloker.
Contoh : Labetalol, Carvedilol.
7) Angiotensin reseptor bloker
Menghalangi angiotensin II mengikat pada reseptor
– reseptor angiotensin II di pembuluh darah sehingga
pembuluh darah melebar dan melancarkan aliran darah.
Contoh : Losartan, Irbesartan, Valsartan.
8) Vasodilator
Obat ini langsung melebarkan pembuluh darah dan
merelaksasi sel – sel otot polos yang mengelilingi dinding
pembuluh darah. Obat golongan ini sering digunakan
sebagai obat tambahan anti hipertensi. Contoh : Hidralazin,
Minoksidil, Diakzoksid.
7. Komplikasi
Hipertensi dapat menimbulkan beberapa komplikasi pada
organ – organ tubuh, antara lain ( Muwarni, 2011 ) :
a. Perdarahan pada retina bahkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan
b. Gagal jantung
c. Gagal ginjal
d. Stroke ( pecah pembuluh darah pada otak ).
8. Pathway
Umur, Jenis Kelamin, Gaya Hidup, Obesitas
Hipertensi .
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Resistensi pembuluh darah otak meningkat
Nyeri
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Identitas pasien
Meliputi : Nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis,
nomor registrasi.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus hipertensi adalah rasa nyeri
pada kepala. Menurut Judha, Sudarti, & Fauziah ( 2012 ), ada beberapa
hal yang harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang :
1) Karakteristik nyeri berdasarkan metode PQRST, berikut keterangan
lengkapnya :
P : Provocate, penyebab terjadinya nyeri pada penderita.
Q : Quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu subjektif yang
diungkapkan pasien, misalnya ditusuk, terbakar, tersayat, dll.
R : Region, untuk mengkaji lokasi nyeri
S : Severe, tingkat keparahan nyeri, kualitas nyeri harus bisa
digambarkan menggunakan skala yang sifatnya kuantitas yaitu skala
numeric 0-10.
T : Time, tenaga kesehatan mengkaji tentang durasi terjadinya nyeri,
kapan muncul nyeri, berapa lama nyeri, dan seberapa sering untuk
kambuh lagi.
Di tandai dengan data mayor : nyeri kepala dan data minor : mual,
muntah, lemas.
3. Intervensi
Doengoes, 2000, p.723 menyatakan perencanaan pasien hipertensi adalah :
Kriteria hasil :
METODA
A. Metoda Penulisan
B. Sampel
A. HASIL
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa medis hipertensi
di Ruang Ruby RSUD Permata Blora. Pengkajian dilakukan pada tanggal
09 juni 2020 pukul 21.00 WIB secara alloanamnesa, autoanamnesa,
observasi, pemeriksaan fisik maupun penunjang.
a. Biodata Pasien
Asuhan keperawatan diberikan pada Ny. H berumur 52 tahun,
pekerjaan wiraswasta, pendidikan SMA, jenis kelamin perempuan,
agama islam, status menikah, alamat JL. Pringgading 1 001/004 Blora,
Jawa Tengah, masuk rumah sakit pada tanggal , pengkajian dilakukan
pada tanggal 09 Juni 2020 pukul 21.00, dengan nomor RM 095649.
Diagnosa medis hipertensi. Penanggung jawab bernama Tn. T, umur
62 tahun, alamat Jl. Pringgading 1 001/004 Blora, Jawa Tengah,
mempunyai hubungan dengan pasien sebagai suami.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri, dengan P : pasien mengatakan nyeri, Q :
cekot - cekot, R : terletak di kepala , S : skala nyeri 6, T : hilang
timbul.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien sering merasakan nyeri pada kepala, untuk mengatasi
masalah tersebut pasien dibawa ke UGD RSUD Permata Blora, lalu
di pindahkan ke ruang Ruby untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut. Pada tanggal 09 Juni 2010pukul 21.00 WIB, selain
merasakan nyeri pada kepala, pasien merasakan mual dan muntah
dan tidak nafsu makan.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini,
pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat – obatan tertentu.
c. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data Keadaan umum lemah,
kesadaran composmentis, TD :149/100 mmHg , Suhu : 36 , 30C,
RR : 20 x/menit, Nadi 90x/menit, terdapat nyeri kepal, Sklera
tidak ikterik,Konjungtiva anemis, mukosa bibir kering.
3. Intervensi
4. Implementasi
S : pasien
mengatakan pusing
O : pasien tampak
I tenang
18.00 TD :137/99 mmHg
N : 99 x/ menit
- Memberikan terapi S : 36,2 C
obat oral : RR : 20 x / menit
metformin 50 mg
S : pasien
mengatakan merasa
lebih baik setelah
diberikan obat
O : pasien tampak
lebih tenang
5. Evaluasi
Tanggal / Dx Evaluasi
Jam
11 Juni I S : pasien mengatakan sudah tidak merasakan
2020 pusing
14.00 O : pasien tampak lebih tenang
TD : 121/71 mmHg
N : 103 x / menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/ menit
A : masalah nyeri berhubungan dengan
peningkatan tekanan pembuluh darah otak teratasi
P : hentikan intervensi
14.00 II S : pasien mengatakan nafsu makan sudah
meningkat
O : pasien tampak menghabiskan makanannya
TD : 121/71 mmHg
N : 103 x / menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/ menit
B. PEMBAHASAN
Bab ini penulis akan membahas kasus yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny. H dengan
Hipertensi di Ruang Ruby RSUD Permata Blora yang di laksanakan
selama 3 hari pada tanggal 09 - 11 Juni 2020. Pembahasan ini dilakukan
sesuai dengan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pada pembuatan pengelolaan kasus ini, penulis mengikuti proses
perkembangan perjalanan penyakit pada Ny. H di ruang Ruby RSUD
Permata Blora.
Adapun proses pembahasannya adalah sebagai berikut ini :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 09 Juni 2020 pukul 21.00
WIB.pengkajian yang akan penulis bahas adalah pengkajian
yang ada pada teori namun tidak ada dalam kasus, dan data
yang ditemukan dalam kasus namun tidak ada dalam teori.
Pada kasus hipertensi menurut Mubarak & Chayatin ( 2007 ),
pengkajian keperawatan difokuskan pada hal – hal seperti
riwayat hipertensi dan observasi langsung pada respon perilaku
dan fisiologis pasien. Pernyataan tersebut sudah sesuai dengan
kasus. Selain itu, observasi langsung pada respon fisiologis
pasien dapatkan dari hasil pemeriksaan fisik. Dalam teori
terdapat kesenjangan dengan kasus yaitu pada kasus
pemeriksaan fisik dan pola fungsional gordon dilakukan secara
menyeluruh, tidak hanya terfokus pada hipertensi. Disini
penulis melakukan pembenaran bahwa menurut ( Inayah,
2004 ) hasil pemeriksaan fisik dan menurut ( Hidayat, 2007 )
pola fungsional gordon harus fokus dan sesuai dengan
pengkajian hipertensi yaitu pada pemeriksaan fisik : keadaan
umum, kesadaran, tanda – tanda vital, kepala, mata, mulut. Dan
untuk pola fungsional gordon : pola persepsi dan pemeliharaan
kesehatan, pola nutrisi dan metabolik, pola eliminasi, Pola
aktivitas dan latihan, pola istirahat tidur, pola persepsi diri, pola
managemen koping . karena dalam pengkajian yang dilakukan
pada kasus tersebut masih menyeluruh atau head to toe.
Sedangkan pada pengkajian hipertensi perlu dilakukan
pemeriksaan fisik dan pola fungsional gordon seperti yang
disebutkan di atas karena untuk mengetahui keadaan pasien
yang mungkin mengalami perubahan pada fungsi organ – organ
tersebut.
Pada bagian program terapi dalam kasus tidak terdapat pukul
pemberian obat dan obat diberikan melalui oral. Seharusnya
pada kasus dilengkapi pukul pemberian obat dan obat diberikan
melalui oral.
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Analisa data dibuat untuk menentukan diagnosa
keperawatan yang muncul pada kasus kelolaan, oleh karena itu
dibutuhkan data – data yang akurat dan sesuai dengan keluhan
pasien sehingga diagnosa keperawatan yang muncul dapat
lebih mudah dalam menetapkan intervensi dan implementasi.
Pada saat menganalisa data ini penulis menemukan
kesenjangan dalam menentukan diagnosa keperawatan. Disini
penulis akan melakukan pembenaran pada diagnosa
keperawatan yang diambil.
Penulisan diagnosa pada kasus kurang tepat, karena hanya
menggunakan format PE ( problem dan etiologi ), yaitu :
1) Nyeri ( problem ) berhubungan dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah otak ( etiologi ).
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ( problem )
berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
( etiologi )
3) Intoleransi aktivitas ( problem ) berhubungan dengan
kelemahan anggota tubuh ( etiologi )
Tanggal / Dx Evaluasi
Jam
11 Juni I S : pasien mengatakan sudah tidak merasakan
2020 pusing
14.00 O : pasien tampak lebih tenang
TD : 121/71 mmHg
N : 103 x / menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/ menit
A : masalah nyeri berhubungan dengan
peningkatan tekanan pembuluh darah otak teratasi
P : hentikan intervensi
14.00 II S : pasien mengatakan nafsu makan sudah
meningkat
O : pasien tampak menghabiskan makanannya
TD : 121/71 mmHg
N : 103 x / menit
S : 36,2 C
RR : 20 x/ menit
A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan pada Ny. H dengan Hipertensi di
Ruang Ruby RSUD Permata Blora selama tiga hari, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapatkan dari Ny.H mengatakan nyeri pada
daerah tengkuk, sering mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung garam, lemak dan bersantan serta jarang berolahraga.
Secara Obyektif mata Ny.H tampak sayu, terdapat peningkatan tekanan
darah dan nadi serta melakukan aktivitas dengan dibantu keluarga.
2. Diagnosa
Hasil pengkajian yang di dapat dari Ny.H penulis merumuskan
beberapa diagnosa sesuai dengan standart Nurarif & Kusuma, 2013,
p.215 yaitu :
1) Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh
darah otak .
2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Intervensi
Intervensi yang dibuat penulis sesuai dengan diagnosa yang telah
dirumuskan, intervensi yang akan dilakukan yaitu :
5) Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh
darah otak yaitu:
a. Kaji adanya tanda – tanda nyeri baik verbal maupun non
verbal, catat lokasi, intensitas ( 0-10 ), dan lamanya
Rasional : menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi
b. Ukur tanda – tanda vital
Rasional : untuk mengetahui perkembangan pasien
c. Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
Rasional : dapat mengalihkan perhatian pasien sehingga
menurunkan nyeri
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
Rasional : untuk menghilangkan nyeri kepala
4. Implementasi
5. Evaluasi
Hasil evaluasi dari ketiga masalah keperawatan diatas didapatkan
hasil bahwa Ny.H mengatakan nyeri berkurang, pusing berkurang
dan tengkuk sudah tidak terasa berat. Ny.H mengatakan akan
mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, santan dan
berlemak serta rajin berolahraga.
B. SARAN
1. Bagi Penulis
Referensi-referensi yang terkait dengan terapi dalam menurunkan
tekanan darah pada klien yang mengalami peningkatan tekanan
darah.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan tindakan keperawatan yang diberikan dapat membantu
responden dalam menurunkan tekanan darah tinggi.
3. Bagi Perawat
Dapat menambah ilmu dan referensi untuk meningkatan program-
program kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
menurukan-tekanan-darah.html
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Pembuluh Darah dan
Widyanto, F & Triwibowo. (2013). Tren penyakit saat ini. Jakarta : CV. Trans
Info Media.