Disusun Oleh :
1
Kata Pengantar
Ta’aala dan sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada bimbingan nabi kita
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan, saran,
Penulis
2
2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar................................................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................................................
A. Konsep Homecare
1. Pengertian Homecare
2. Pelayanan Keperawatan Homecare
3. Perkembangan Keperawatan di rumah
4. Tujuan Perawatan kesehatan homecare
5. Ruang Lingkup Keperawatan Homecare
6. Jenis Institusi Pelayanan Homecare
7. Mekaniseme Perawatan Kesehatan di RumahFase-Fase Keperawatan
Homecare
B. Konsep Dasar Hipertensi..........................................................................................
1. Definisi...............................................................................................................
2. Anatomi Fisiologis............................................................................................
3. Etiologi..............................................................................................................
4. Patofisiologi.......................................................................................................
5. Manifestasi Klinis..............................................................................................
6. Klasifikasi..........................................................................................................
7. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................
8. Penatalaksanaan Hipertensi...............................................................................
9. Komplikasi
C. Konsep Asuhan Keperawatan...................................................................................
1. Pengkajian..........................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................
3.Intervensi..............................................................................................................
3
4.Implementasi.........................................................................................................
5.Evaluasi
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronis. Hipertensi atau tekanan darah
tinggi merupakan masalah klasik di seluruh dunia dan tetap menjadi beban utama
kesehatan global. Tiga faktor risiko utama yang menyebabkan peningkatan angka
penyakit tidak menular. Yang pertama adalah masalah terkait diet atau makanan,
yang kedua adalah perilaku, dan yang ketiga terkait lingkungan seperti polusi
udara. Gaya hidup masyarakat yang buruk menjadi salah satu pemicu kenaikan
penyakit tidak menular yang menyebabkan 70% kematian (Hairil Akbar, Eko Budi
Santoso, 2020).
keadaan dimana tekanan darah seseorang >140 mmHg (sistolik) dan/atau > 90
mmHg. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering kali tidak
menunjukkan suatu gejala apapun selama sepuluh sampai dua puluh tahun dan
biasanya akan diketahui apabila sudah terjadi komplikasi pada organ tubuh (Hairil
kesehatan yang dapat menjadi faktor penyebab kematian, hal ini berhubungan
tingginya prevalensi hipertensi pada penderita diabetes berisiko 4-5 kali sebagai
penyebab kematian pada pasien jantung koroner dan stroke. Banyak studi yang
dapat dicegah.
tekanan darah tinggi secara terus-menerus serta tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg, dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah
tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah yang meningkat secara kronis.
Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat dalam memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
berada di atas normal, atau optimal yaitu untuk sistolik 120 mmHg dan 80 mmHg
untuk diastolik. Hipertensi yang terjadi dalam jangka lama dan terus menerus bisa
orang menderita hipertensi diseluruh dunia, dengan rincian 3 juta kematian setiap
di Indonesia setelah stroke dan tuberkulosis, sebesar 6,8 % dari proporsi penyebab
kematian pada semua umur. World Health Organization (WHO) tahun 2013
pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-
Penyakit hipertensi ini paling banyak di derita oleh lansia dan menduduki
hipertensi di Indonesia pada tahun 2017 sebesar (25,8%) atau sekitar 65.048.110
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%)
(45,9%) pada usia 55-64 tahun, (57,6%) pada usia 65-74 tahun dan (63,8%) pada
usia lebih dari 75 tahun (Kemenkes RI, 2017). Di Kota Balikpapan penderita
Hipertensi termasuk dalam 10 kasus penyakit terbanyak dan pada tahun 2015
kesehatan yang terjadi pada lansia, menurunnya fungsi organ memicu terjadinya
berbagai penyakit degeneratif (Azizah, 2011). Oleh karena itu saat tubuh
tahun 2017 sebesar 23,66 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat setiap
tahunnya.
penyakit jantung dan 51% 3 kematian karena stroke. Kematian yang disebabkan
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030
lansia (umur 55-64 tahuin dan >65 tahun) yang paling tinggi adalah stroke dan
global, dimana dapat mengurangi kualitas hidup secara signifikan dan juga
merupakan salah satu faktor risiko yang sangat berkaitan erat dengan penyakit
kardiovaskuler dan mortalitas atau kematian pada usia muda akibat penyakit
meningkatnya populasi dan usia (Hairil Akbar, Eko Budi Santoso, 2020).
hipertensi tidak terkontrol, akan menyerang target organ, dan dapat menyebabkan
serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian
peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive
heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung (Tuminah & Rahajeng
, 2015).
membutuhkan pengobatan seumur hidup. Hal ini merupakan tantangan bagi klien
selama bertahun - tahun. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi adalah
dukungan sosial maka saran dan bimbingan akan diberikan kepada klien.
hipertensi terhadap klien dan keluarga, maka perawat mempunyai peran penting
untuk mengatasi keluhan yang mungkin terjadi pada pasien dan keluarga dengan
pengerahan maupun bimbingan baik kepada klien maupun keluarga klien dalam
mengatasi penyakit yang diderita oleh klien, agar keluarga mengenal masalah
kesehatan dan melakukan tindakan yang tepat bagi anggota keluarganya yang
9
mengalami hipertensi, baik dalam hal pengobatan maupun dalam menjalankan pola
masyarakat merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar untuk memberikan
yang semakin kompleks seiring dengan perubahan pola atau gaya hidup
masyarakat saat ini yang memungkinkan terjadi pergeseran pola penyakit, dari
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga sejak dalam tahap
sumbersumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor
lain di komunitas.
merawat anggota keluarga yang sakit. Selain itu dapat muncul yaitu resiko tinggi
secara nonfarmakologi dari hipertensi menurut (Brunner & Suddart, 2015) yaitu
keluarga yang sakit sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu
lanjut dari hipertensi, dan mendiskusikan akibat lanjut dari hipertensi. Selanjutnya
Program khusus Profesi Keperawatan tahun 2023 dengan harapan penulis lebih
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
rumah.
BAB II
jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional
di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu
disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care
bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk
pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari
rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah
sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau
ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat
tinggal klien dengan melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama
dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah
spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada
dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan.
Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi
stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan,
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial Menurut Rice R (2001) jenis kasus
yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di
jumpai di komunitas.
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan homecare antara
lain Institusi pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama
tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga
dilakukan oleh visiting nurse. Institusi sosial yang melaksanakan pelayanan home
care dengan sukarela dan tidak memungut biaya Biasanya dilakukan oleh LSM
secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi).
Sebagaimana layaknya layanan kesehtan swasta tentu tidak berorientasi not for
profit services. Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien
yang telah dirawat di rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di
mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga
koordinator kasus.
kesepakatan.
1. fase persiapan
Perizinan :
hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home care kpd
2
1
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
- ruang direktur
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi home
care
ekonomi lemah Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai
seperti perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga
terutama untuk perawat home care dan juga transportasi pasien bila
Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi
Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam setiap kali
2. Fase implementasi
kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian
pelaksana.
3. Fase terminasi
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hal ini
jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat dan arteri yang bila
dan atau
kira 5" (12 cm) dan lebar sekitar 3,5" (9 cm). Jantung
kiri.
lapisan fibrosa
pericardium visceral
d. Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang
2
menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan
7
papilaris
Ventrikel (bilik)
atrium, yaitu :
kanan.
muara.
ventrikel kanan.
kanan.
kanan.
pulmonalis
ke kedua paru-paru.
g. Arteri Koroner
miokardiac infarction.
kanan
node.
Fisiologi
c. Sinus Coronarius
Katup pulmonal
Pulmonal Trunk
kanan.
yaitu:
a. Sistole atau kontraksi jantung
3
b. Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung 4
Etiologi
golongan, yaitu:
Hipertensi Sekunder
dari 140 mmHg dan tekanan diastolic sama atau lebih besar
dari 90 mmHg
mmHg.
oksigenasi.
Patofisiologi
pembuluh darah.
6. Manifestasi Klinis
yaitu :
Sesak nafas
Gelisah
Mual
Muntah
Epistaksis
Kesadaran menurun
Klasifikasi
Table 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII dalam (Fitri, 2015)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
hipertensi).
penyakit hipertensi.
batu ginjal.
Penatalaksanaan Hipertensi
b. Penatalaksanaan Farmakologis
spesialis hipertensi.
Komplikasi
diotak,atau
1.Pengkajian
a. Data Umum
2) Tipe keluarga
3) Genogram
Data lingkungan
merokok.
Struktur keluarga
3) Struktur peran
Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
pelayanan kesehatan
sehat
kesehatan di masyarakat.
6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
4
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
6
Harapan keluarga
Pemeriksaan fisik
4) Neurosensori
reinal optic.
5) Sirkulasi
6) Pernapasan
Pada klien penderita Hipertensi adanya gejala dyspnea yang
4
berkaitan dengan aktivitas, takipnea, batuk dengan atau
7
7) Eliminasi
Pemeriksaan penunjang
1) Hemoglobin/ hematrokrit
hiperkoagubilitas, anemia.
3) Glukosa
4) Kalsium serum
hipertensi
kardiovaskuler)
6) Pemeriksaan tiroid
8) Urunalisa
terjadinya hipertensi.
hiperadrenalisme,
pembesaran jantung.
13) CT-scan
feokromositoma
14) EKG
Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan,
4
gngguan konduksi. Catatan: luas, peninggian gelombang9 P
2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 .
Kriteria Hasil :
Intervensi
vaskuler).
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. (S4 umum terdengar pada
Dignosa 2
Kriteria Hasil :
Intervensi
parameter :
Diagnosa 3
Kriteria Hasil :
Intervensi
misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta
teknik relaksasi. (Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler
5
serebral dengan menghambat / memblok respon simpatik, efektif
2
vakuler serebral).
kerja pencernaan).
Diagnosa 4
Kriteria Hasil :
Intervensi:
masukan
(mengidentivikasi
dalam
Misalnya :
kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat
aterogenesis).
Diagnosa 5
Kriteria Hasil :
Intervensi
hari).
utama TD diastolic).
terhadap stressor).
Tanyakan
Diagnosa 6
dengan kurangn
Kriteria hasil :
pengobatan.
normal.
Intervensi
3. Implementasi
yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial
kesehatan.
(Harmoko, 2012).
4. Evaluasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
f. IDENTITAS KLIEN
7.
GENOGRAM
6
1
h. TIPE KELUARGA
i. SUKU BANGSA
j. KARAKTERISTIK RUMAH
k. FUNGSI KELUARGA
B. Keluarga Afektif
Hubungan Tn,T dengan Istri, ibu beserta anaknya terjalin dengan baik,
anggota keluartga saling melengkapi, menghormati dan menyayangi
C. Fungsi Sosial
E. Fungsi Reproduksi
Klien memiliki 4 anak,istri tidak ada mengikuti program KB
6
F. Fungsi Ekonomi 2
Klien bekerja sebagai buruh tani, Ny.N istri klien menjual kue tradisional
untuk membantu keluarga.Anak klien ada 1 orang yang bekerja sebagai
PNS. Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.keluarga
menggunakan BPJS untuk berobat.
Keluarga mengatakan saat ini tidak memiliki masalah berat, hanya saja
Tn.T sering mengalami keluhan pusing dan sakit kepala serta nyeri pd
kaki.
m. RIWAYAT KESEHATAN
Klien mengeluh kuduk terasa berat, sering pusing juga sakit kepala di bagian
belakang.
Keluarga klien ada yang menderita Hipertensi yaitu ibu dan kakak
klien
n. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Bioligis:
1) Pola makan 6
3
Klien makan 3x sehari seperti biasa. Jenisnya Nasi,sayur,
lauk pauk. Klien tida ada pantangan makan. Klien masi sering
makan makanan bersantan dan Asin.kl;en masih sering
minum kopi.
2) Pola minum
3) Pola tidur
4) Pola eliminasi
6) Rekreasi
Klien rekreasi jika di ajak anak saja. Kadang klien Cuma menonton
TV di rumah.
b. Psikologis:
E. keadaan social
c. Hubungan sosial
d. Spiritual/kultur
D. Pelaksanaan ibadah
b. Tanda vital: :
TD : 180/92mmhg
HR: 58x/i
RR: 20x/i
c. Pengukuran BB dan TB
BB : 65 kg
TB : 165cm
1) Periksa pandang
e. Pemeriksaan fisik
C. Kepala:
1. Mata
2. Rambut
3. Telinga
4. Hidung
5. Mulut
D. Dada
E. Paru
P: Sonor
A: Vesikuler, Ronchi(-), Wheezing(-)
6
F. sistem vaskulerisasi/jantung 5
P: Pekak
E. Abdomen
P: Timpani
F. Genetalia
G. Ektremitas
f. Laboratorium
g. Therapi medis
Amlodiphine 1x10mg
Catpril 2x25mg
Allopurinol 2x 2,5mg
Metformin 2x500mg
Glimepirid 1x2mg
6
6
ANALISIS DATA
N DATA MASALAH ETIOLOGI
O KEPERAWATAN
1 DS: Nyeri Akut Peningkatan Tekanan
Klien m,engatakan vaskuler serebral
kuduk terasa berat
Klien mengatakan
sering pusing dan sakit
kepala
DO:
Klien tampak lemas
Klien tampak
memegang kepalanya
karena nyeri
TD : 180/92 mmhg
HR : 58x/i
RR : 20x/i
Skala Nyeri 5
6
7
2 DS: Manajemen Kesehatan Ketidakmampuan
Keluarga mengatakan keluarga tidak efektif keluarga memelihra
atau memodifikasi
Cuma mengetahui
masalah hipertensi
kalau HT itu tekanan
darah tinggi
Keluarga mengatakan
Tn.T masih sering
konsumsi garam
berlebih
Keluarga mengatakan
Tn.T masih sering
mengkonsumsi
makanan yang
bersantan, ikan asin,
dan minum kopi
Keluarga mengatakan
Tn. T minum Obat
Tensi bila kepala
pusing saja.
DO:
Tn. T dan keluarga
masih tampak bungung
ketika di Tanya tentang
hipertensi
TD : 160/98mmhg
HR : 60x/i
RR : 22x/i
4. RENCANA KEPERAWATAN
Menganjurkan minum
obat tradisinal ; rebusan
daun seledri
Sabtu Manajemen
Setelah di lakukan
24/6/2 kesehatan Edukasi Kesehatan
asuhan keperawatan
3 keluarga tidak selama 3x kunjungan , Identifikasi kesiapan
efektif b/d diharapkan keluarga menerima informasi
ketidakmamp mampu meningkatkan
uan keluarga manajemen kesehatan Jadwalkan pendidikan
memelihara dalam keluarga dengan
kesehatan sesuai
atau kriteria hasil :
kesepakatan
memodifikasi Keluarga mampu
mengenai menjelaskan masalah
masalah Jelaskan factor resiko
kesehatan yang di
yang dapat
hipertensi alami khususnya
memepengaruhi
hipertensi kesehatan,tanda, gejala
dan koplikasi dari
Keluarga mampu hipertensi
6
mengatasi masalah 9
kesehatan Ajarkan Perilaku yang
dapat di gunakan untuk
Keluarga mampu Hidup sehat
mengurangi faktor
resiko hipertensi Beri Kesempatan untuk
bertanya
Skala Nyeri : 4
Menganjurkan klien untuk cukup
istirahat siang dan malam TD : 162/100mmhg
HR : 62x/i
*Siang : ± 2 jam, Malam : ±8 jam RR : 20x/i
sehari Klien mulai minum rebusan
seledri di bantu oleh anak
Menjelaskan Pemicu Nyeri membuatnya
P : Intervensi di lanjutakan
Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri.
P : Intervensi di lanjutkan
Sukar tidur Tanyakan kembali
faktor resiko,tanda
Mata berkunang2 dan gejala serta
komplikasi Hipertensi
Gangguan penglihatan
Evaluasi peningkatan
perilaku hidup sehat.
Mimisan
*Komplikasi
Gangguan penglihatan
Gangguan ginjal
Stroke
Berolahraga teratur 3x
seminggu 30-60 menit
Memberikan kesempatan
klien dan keluarga untuk
bertanya.
O:
Klien tampak
bersemangat
TD : 140/90 mmHg
HR : 60x/i 7
RR : 20x/i 3
Skala nyeri : 0
A : Masalah teratasi
Klien mengatakan
sudah mengurangi
konsumsi garam dan
makanan bersantan
Keluarga mengatakan
klien sudah mulai rutin
berolahraga jalan pagi ±
30 menit sehari
O:
Klien dan keluarga
tampak kooperatif
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
7
4
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
hubungan saling percaya antara pasien dan pemberi asuhan. Apabila hubungan saling
percaya sudah terbina, maka klien akan lebih terbuka mengenai kondisinya sehingga
pemberi asuhan akan maksimal dalam memahami masalah kesehatan klien. Proses
fisik, melihat keadan lingkungan dan keluarga, dan membandingkan dengan keadaan
yang normal atau keadaan yang seharusnya untuk memberikan asuhan keperawatan
keterampilan yang harus dimiliki antara lain, kemampuan dalam memahami beberapa
beberapa ukuran normal dari masalah tersebut, serta kemampuan dalam memahami
keperawatan yang terjadi. Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga. Lalu
diagnose yang diangkat penulis pada asuhan keperawatan ini adalah nyeri akut
pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien,
batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam
membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan. Intervensi pada
mengetahui dengan jelas masalah dan penyelesaiannya. Intervensi yang dibuat dapat
4. Implementasi dilakukan sejak tanggal 24 Juni 2023 s/d 26 Juni 2023 berupa edukasi
pada intervensi. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan daftar intervensi dan
5. Evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada keluarga dilakukan setiap kunjungan.
Evaluasi ini berbentuk SOAP, dengan cara mengulang kembali pendidikan kesehatan
perubahan keluhan pada klien. Evaluasi ini ditinjau dari bagaimana proses tindakan
B. Saran
1. Untuk Keluarga
a. Agar keluarga dapat lebih memahami kondisi anggota keluarga yang sakit
b. Agar keluarga lebih mendorong serta saling memotivasi agar selalu menerapkan
c. Agar keluarga dapat memotivasi klien dengan Hipertensi untuk rajin memeriksakan
obat
Hipertensi dirumah
wilayah kerja
secara langsung sehingga mampu memberikan rencana tindakan yang akurat dan
sesuai dengan permasalahan yang dialami keluarga serta keluarga dapat memahami
antaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan
klien, batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan
dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan yang dalam
hal ini dirumuskan bersama dengan keluarga agar sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan keluarga.
f. Pada proses implementasi, perawat yang berperan sebagai educator kesehatan sangat
berperan penting. Sehingga harus menyesuaikan dengan ritme dan kondisi keluarga,
g. Pada saat melakukan evaluasi, perawat harus objektif dan memperhatikan respon
3. Institusi Pendidikan
a. Hasil asuhan keperawatan diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk proses
Dengan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus Hipertensi bagi dosen maupun
Cahyani, N. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. C Dengan Diagnosa. Sidoarjo: Akademi
Keperawatan Kerta Cendekia.
Hairil Akbar, Eko Budi Santoso. (2020). Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada
Masyarakat. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, 13.
Hesti Titis Prasetyorin. (2012). Stress Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi.
I Made Mertajaya. (2019). Konsep Keperawatan. Jakarta: Fakutas Vokasi Prodi D Iii Keperawatan
Uki.
Infodatin. (2014). Mencegah Dan Mengontrol Hipertensi Agar Terhindar Dari Kerusakan Organ
Jantung, Otak dan Ginjal. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Izzati, Z. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kota Padang. Padang: Poltekkes Padan.
K. A., & R. M. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi dengan Tekanan Darah
Pada Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Air Putih Samarinda. Borneo
Student Research, 6.
Kemenkes RI. (2017). Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Pusdatin Kemenkes RI. GEN.Pusdatin Kemenkes RI.
Pusdatin Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat. Jakarta: Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2012). Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.
Kholifah, S. N., & w. w. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: Kemenkes RI.
Kholifah, S. N., & Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan Kemenkes RI.
Mubarak, W. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku I. Jakarta: Salemba.
Niven, N. (2013). Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat Dan Profesi Kesehatan Lain.
Jakarta: EGC.
Nuraini. (2016). Diet Sehat dengan Terapi Garam. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Nurarif, A. H., & H. K. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Ed.4. Jakarta:
Salemba.
Oktiama, M. L. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stress Mahasiswa dalam
Mengerjakan Skripsi di S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Ponorogo:
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
R. M., M. A., & Anita. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada Penderita. JURNAL
ILMIAH KESEHATAN PENCERAH, 43.
Saputri. (2014). Pengaruh Pendidikan Tentang Hipertensi Terhadap Perubahan Pengetahuan dan
Sikap di Desa Wironangan Kecamatan Gatak Sukoharjo. Retrieved from
http://eprints.ums.ac.id/38802/22/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.
SARI, I. K. (2020). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. H. Undergraduate thesis, Universitas
Muhammadiyah Jember.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta: ECG.
Suprajitno. (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Pada Praktik. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Trimonika, L. (2020). Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.s Dengan Masalah Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru. Riau: Poltekkes Kemenkes Riau.
W. W., & P. S. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Komplikasi Hipertensi dengan Keteraturan
Kunjungan Penderita Hipertensi Usia 45 Tahun Ke Atas. Jurnal Berkala Epidemiologi, 32.
Wawan, & Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Peirlaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2014). Global Status Report on Noncommunicable Diseases. . Geneva: World Health
Organization.