PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
AAN ANDRIYANTO
NIM 4002140029
BANDUNG
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena kehendak serta kasih sayang-
Nya saya diberi kemampuan untuk menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
Gambaran Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Lanjut Usia Yang Mengalami
Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
arahan, dan kesabaran dari berbagai pihak yang terkait akhirnya proposal ini dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu, saya mengucapkan penghargaan dan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya sehingga penulis
Bandung
3. Asri Handayani, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
Husada Bandung.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................9
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................11
3
A. Konsep Lansia..........................................................................................11
B. Hipertensi.................................................................................................16
D. Kerangka Teori.........................................................................................30
METODE PENELITIAN.......................................................................................31
A. Kerangka Konsep.....................................................................................31
B. Definisi Operasional................................................................................31
C. Rancangan Penelitian...............................................................................32
G. Jadwal Penelitian.....................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................43
References..............................................................................................................43
DAFTAR TABE
BAB I
4
PENDAHULUAN
Di seluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta
jiwa yang artinya satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun (Nugroho,
14.439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut
ditahun 1980 jumlah lansia peringkat ke-10 akan beranjak menjadi peringkat
ke-6 pada 2020 (Wahid Iqbal Mubarak 2013). Komposisi penduduk Lansia
Indonesia 2012)
yang dimaksud dengan Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun keatas, Batasan Lansia. Depkes RI (2003), lansia dibagi atas : a).
Pralansia : 45-59 tahun. b). Lansia : 60 tahun atau lebih, c). Lansia resiko
terutama aktifitas dan pola makan serta faktor keturunan turut berkontribusi
(Lansia) penyakit hipertensi ada di urutan pertama sebanyak 45,9% di usia 55-
64 tahun, usia 65-74 tahun ada 57,6% dan usia lebih dari 75 tahun sebanyak
(Prasetyaningrum 2014).
sedangkan di Jawa Barat 10,5 persen. Prevalensi hipertensi di Jawa Barat yang
sendiri sebesar 10,6 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk yang minum
3
pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki (Heny Lestari
2013).
sebanyak 1059 pasien dengan total kunjungan 2806 kali kunjungan, usia
asuransi kesehatan dengan 1197 kali kunjungan dan 685 (64,69%) penderita
tidak memiliki asuransi dengan 1609 kali kunjungan. Jumlah lansia penderita
kali dan yang memiliki asuransi kesehatan sebanyak 237 lansia dengan jumlah
bulan agustus tahun 2015(hasil survey data rekam medis UPT Puskesmas
Pasundan) sebanyak 1111 pasien dengan total kunjungan 2482 kali kunjungan,
usia penderita antara 18-93 tahun. 521 (46,89%) penderita hipertensi memiliki
asuransi kesehatan dengan 1381 kali kunjungan dan 590 (53,11%) penderita
tidak memiliki asuransi dengan 1101 kali kunjungan. Jumlah lansia penderita
1537kali dan yang memiliki asuransi kesehatan sebanyak 341 lansia dengan
4
Pencegahan primer dan penanganan komplikasi pasien hipertensi
mendukung, dilakukan dari oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan factor
garam.
konseling medic dan prilaku dan penilaian kepatuhan. Pada suatu tinjauan
terhadap 33 RTC yang diterbitkan pada tahun 2005 dan 2009, target Tekanan
5
Darah lebih banyak tercapai ketika melibatkan perawat dalam algoritma
Posbindu PTM.
yang menjadi inti kegiatan yaitu : Konsultasi Medis dan penyuluhan, Panduan
6
Hasil pengkajian ASKEP Kelompok lansia di Posbindu wilayah kerja
total sampel 126 lansia yang melakukan diet rendah garam sesuai anjuran
petugas kesehatan ada 8, yang menjalankan diet rendah garam kadang ada 98
dan yang tidak melakukan diet rendah garam ada 20(Pasundan, Laporan
hipertensi setiap hari, dengan ada atau tidaknya sakit dan gejala yang
hipertensi tetap stabil sehingga dapat terhindar dari penyakit hipertensi dan
komplikasinya(Agrina 2011).
7
hipertensi ada 104 peserta.Berdasarkan hasil wawancara dengan penderita
diet rendah garam jika mengetahui tekanan darah sedang tinggi atau
merasakan pusing dan terasa berat dibagian tengkuk. Dari makanan yang
(prolanis) kelompok hipertensi yang sudah berjalan dari bulan desember 2014,
B. Rumusan Masalah
8
Kepatuhan Diet Rendah Garam Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lanjut
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2015.
D. Manfaat Penelitian
9
sehat terutama diet rendah garam, agar dapat memberikan asuhan
Hasil penelitian ini dapat sebagai evaluasi dan informasi bagi pihak
10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa lanjut usia
11
Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., lanjut usia
atau punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur, sring pusing, berat
12
kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu. Dari segi mental
13
1) Berlangsungnya proses penuaan yang berakibat pada timbulnya
masyarakat individualistic.
6) Adanya dampak negative dari proses pembangunan yang dapat
serta cara kerja yang tidak bias dilakukan sebagaimana pada waktu
muda.
e. Respon obat
1) Menurunnya absorpsi obat, hal ini disebabkan oleh menurunnya
jaringan lunak.
3) Perubahan metabolism obat, akibat menurunnya aktifitas enzim
hati.
14
4) Menurunnya ekskresi obat, terjaadi akibat menurunnya aliran darah
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
darah untuk melawan dinding pembuluh darah arteridan bias diukur dalam
satuan millimeter air raksa (mmHg). Nilai tekanan darah dinyatakan dalam
dua angka yaitu sistolik dan diastolic. Tekanan darah sistolik merupakan
nilai tekanan darah saat fase kontraksi janting, sedangkan tekanan darah
Hipetensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang
2014)
sebagai tekanan darah pada orang dewasa dengan usia diatas 18 tahun
15
diklasikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya
stadium III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan
2. Jenis hipertensi
a. Hipertensi Primer
16
1) Genetik, individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
2) Jenis kelamin dan usia, laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap
diterapkan).
antara lain:
17
2) Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal. Penyakit ini merupakan
berolahraga).
7) Kehamilan.
8) Luka bakar.
10) Merokok.
dimodifikai dengan perbaikan gaya hidup dan faktor yang tidak dapat
dimodifikasi
saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktifitas. Penigkatan aktifitas
2) Obesitas
dara. Indek Massa Tubuh (IMT) normal untuk orang Asia adalah 18,5-
22,9 kg/m2. Obesitas terutama pada tubuh bagi bagian atas dengan
IMT atao rasio pinggang panggul. Definisi obesitas sentral orang asia
perempuan
19
3) Nutrisi
garam yang tinggi lebih dari 14 gram atau 2 sendok makan garam per
darah.
4) Merokok
60% ada pada usia di atas 60 tahun. Faktor risiko usia laki-laki 55 tahun
1) Genetik
20
pada penderita kembar monozigot (satu telor), apabila salah satunya
2) Umur
60% ada pada usia di atas 60 tahun. Faktor risiko usia laki-laki 55
3) Jenis Kelamin
korciovaskuler.
4) Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yan
namun dalam orang bekulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih
5) Penyakit Ginjal
21
a) Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menurunkan volume cairan dalam aliran
garam dan air sehingga darah bertambah dan tekanan darah menjadi
normal.
menyebabkan hipertensi.
Diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam
garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoate,
dan vetsin (mono natrium glutamate). Dalam keadaan normal jumlah natrium
yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi,
22
(1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram
atau hipertensi.
garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Syarat diet rendah garam adalah cukup energy, protein,
mineral dan vitamin, bentuk makanan sesuai denga keadaan penyakit, jumlah
natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau
hipertensi(Almatsiar 2005).
atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan
sendok teh garam dapur atau 2 gram. Dihindari bahan makanan yang
23
3. Diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
Diit rendah garam III diberikan pada pasien dengan edema atau penderita
24
dan hasilnya diolah dan semua
dimasak tanpa garam kacang-kacangan dan
dapur hasilnya yang dimasak
dengan garam dapur
dan lain ikatan natrium
Sayuran semua sayuran segar, sayuran yang dimasak
sayuran yang diawet tanpa dan diawet dengan
garam dapur dan natrium garam dapur dan lain
benzoate; ikatan natrium, seperti
sayuran dalam kaleng,
sawi asin, asinan dan
acar
Buah-buahan semua buah-buahan segar, Buah-buahan yang
buah yang diawet tanpa diawet dengan garam
garam dapur dan natrium dapur dan lain ikatan
benzoat; natrium, seperti buah
dalam kaleng
Lemak minyak goreng, margarin ;
dan mentega tanpa garam margarin dan mentega
biasa
Minuman Teh dan kopi minuman ringan
Bumbu semua bumbu-bumbu garam dapur untuk Diet
kering yang tidak Rendah Garam I,
mengandung garam dan baking powder, soda
lain ikatan natrium. kue, vetsin dan bumbu-
Garam dapur sesuai bumbu yang
ketentuanuntuk Diet mengandung garam
Rendah Garam II dan III) dapur seperti kecap,
magi, tomato ketchup,
petis dan tauco
Sumber : Almatsier, 2006
25
Pengurangan penggunaan garam yang dimaksud bukanlah dilaksanakan
pada semua jenis garam, namun pengurangan yang ada lebih kepada
daripada 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh. Untuk
banyak mengandung garam. Jika pun mau tidak mau harus mengonsumsi
sayuran kaleng maka cuci bersih sayuran dengan air sebelum dikonsumsi
seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, salam, gula, atau cuka
selain garam.
26
Hindarilah penggunaan saus tomat, terasi, petis, MSG, tauco pada
27
harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak
cocok di lakukan pada anak usia di bawah 7 tahun dan orang tua
berusia di atas 70 tahun serta sering terjadi the flat slope sindrome,
yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan
konsumsinya lebih banyak atau responden yang kelebihan berat badan
untuk melaporkan konsumsinya lebih sedikit (Daphane, 2011).
4) Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dengan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi
Kepatuhan diet rendah garam berpengaruh pada kestabilan tekanan darah
pada pasien hipertensi. Pasien yang secara teratur mematuhi diet rendah garam
yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan hanya mengkonsumsi makanan
yang diberikan dan menghabiskan makanan tersebut cenderung terjaga
kestabilan tekanan darahnya dibandingkan dengan pasien yang tidak
mematuhi secara teratur diet rendah garam dengan sama sekali tidak
mengkonsumsi makanan yang diberikan atau mengkonsumsi makanan yang
diberikan juga mengkonsumsi makanan dari luar. Hal ini dapat terlihat dari
asupan natrium pasien sesuai atau tidaknya dengan tingkat retensi garam atau
hipertensi. Pasien yang menjalani diet Rendah Garam I dengan tekanan darah
180 / 110 mmHg asupan natriumnya maksimal 400 mg Na/hari, diet
Rendah Garam II dengan tekanan darah 160-179/100-109 mmHg asupan
natriumnya maksimal 800 mg Na/hari dan diet Rendah Garam III dengan
tekanan darah 140-159/90-99 mmHg asupan natriumnya maksimal 1200 mg
Na/hari(Almatsiar 2005).
Konsumsi natrium yang berlebihan menyebabkan konsentrasi natrium
dalam cairan diluar sel akan meningkat. Akibatnya natrium akan menarik
keluar banyak cairan yang tersimpan dalam sel, sehingga cairan tersebut
memenuhi ruang diluar sel. Berjejalnya cairan diluar sel membuat volume
darah dalam sistem sirkulasi meningkat. Hal ini menyebabkan jantung bekerja
lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh dan menyebabkan
tekanan darah meningkat sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi
(Apriadji, 2007).
28
Pasien yang secara teratur mematuhi diet rendah garam cenderung
terjaga kestabilan tekanan darahnya dibandingkan dengan pasien yang tidak
mematuhi secara teratur diet rendah garam tersebut. Sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Aris Sobirin bahwa hasil tabulasi silang antara diet
Natrium dengan kestabilan tekanan darah pada hipertensi primer menunjukan
tekanan darah stabil lebih banyak pada diet Natrium baik, sedangkan tekanan
darah tidak stabil lebih banyak pada responden yang diet natriumnya kurang
baik (Sobirin. A, 2005).
Dr. Gregg C. Fonarow, profesor Kardiologi di Universitas Carolina, Los
Angeles, setuju bahwa garam dapat berperan di dalam resistensi hipertensi.
Penelitian ini sangat menarik karena menunjukkan bahwa pasien hipertensi
resisten, dengan diet rendah garam yang dilakukan dan dikonsumsi secara
teratur memiliki pengaruh besar di dalam menurunkan tekanan darahnya
dengan cara mengurangi retensi atau penumpukan cairan di intravaskuler dan
memperbaiki fungsi vaskularisasi atau pembuluh darah (Sapardan, 2012).
D. Kerangka Teori
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Diet Rendah
Lanjut Usia Hipertensi
Garam
: Diteliti
Ho diterima : Tidak ada hubungan kepatuhan diet rendah garam dengan tekanan
Ha diterima : Ada hubungan kepatuhan diet rendah garam dengan tekanan darah
B. Definisi Operasional
30
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
dengan menurunkan rendah garam
konsumsi garam.
C. Rancangan Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
2012).
1) Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Pada
2) Besar Sampel
32
N
n=
1+ N ( d2 )
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
104
n=
1+104 (0,05 ) = 83
2
3. Instrumen Penelitian
Rendah Garam Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lanjut Usia dan tim
33
perawat dan dokter UPT Puskesmas Pasundan untuk terlibat dalam
onjekdalampenelitian.
e. Jelaskankepadarespondententangtujuanpenelitian
f. Melakukan pengumpulan data dengan cara pemeriksaan tekanan darah
data.
g. Poin wawancara berupa pertanyaan tentang apakah responden
stress
h. Mengumpulkan catatan hasil wawancara dari tim kemudian meneliti
posbindu.
i. Mengolah data yang telah terkumpul untuk disajikan dalam bentuk
34
Analisa data dilakukan setelah kuesioner dikumpulkan oleh peneliti
dengan kode 0 = tidak patuh diet rendah garam, kode 1 = patuh diet
4=Hipertensi 3 : >180/110mmHg
atau tidak.
2. Analisis Data
1) AnalisisUnivariat
Analisis univariat adalah analisa data yang diperoleh dari hasil
digunakandalampenelitianiniadalahdistribusifrekuensipersentasedilaku
35
f
x x100% = f 100
n N
Keterangan :
x = hasil presentase
f = frekuensi hasil pencapaian
N = jumlahseluruhobservasi
100%= bilangan genap
2) AnalisaBivariat
Analisis bivariat adalah analisis untuk mengetahui interaksi dua
bivariat ini menggunakan rumus chi square. Uji Chi Square berguna
(f tj E tj )2
X p=
2
E tj
G. Etika Penelitian
dan martabat manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk
kode tertentu
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas(resfect for justice an
inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa
37
H. Jadwal Penelitiann
data, dan pengajuan usul ujian skripsi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
I.
38
J. JADWAL PENELITIAN
K.
L.
39
M.
DAFTAR PUSTAKA
References
Agrina, Sunarti Swastika Rini dan Riyan Hairitama. "Kepatuhan Lansia Penderita
Hipertensi dalam Pemenuhan Diet Hipertensi." Diet Hipertensi, 2011: 52.
Almatsiar. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Ardiansyah, Muhamad. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva
Press, 2012.
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: EGCRineka Cipta,
2010.
BPJS, Kesehatan. Panduan Klinis Prolanis Hipertensi. Jakarta: BPJS Kesehatan,
2014.
Dharma, Kusuma Kelana. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil penelitian). Jakarta Timur: CV.
Trans Info Media, 2011.
Heny Lestari, DKK. Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa
Barat 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kemenkes RI, 2013.
KemenkesRI. Pedoman Promosi kesehatan Bagi Perawat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2015.
Lewis, et al. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of Clinical
Problem. St. Louis: Mosby, 2007.
40
Muhammad. Hidup Bersama Darah Tinggi, Seringai Darah Tinggi Sang
Pembunuh Sekejap. Yogyakarta: In-Books, 2010.
Niven, N. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Buku KedokteranEGC, 2007.
Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta, 2010.
. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Pasundan, UPT Puskesmas. Laporan Penjaringan Lansia. Bandung: UPT
Puskesmas Pasundan, 2015.
. Laporan Tahunan 2014 UPT Puskesmas Pasundan. Bandung: UPT Puskesmas
Pasundan, 2014.
Prasetyaningrum, Yunita Indah. Hiperrtensi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta:
FMedia, 2014.
RI, Depkes. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI, 2012.
Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin, Bambang Adi Santoso. Ilmu Keperawatan
Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika, 2013.
Wahjudi, Nugroho. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC,
2008.
41