Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT STRESS

TERHADAP KAMBUH ULANG GASTRITIS PADA SISWI-SISWI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KONAWE SELATAN

FELA INTAN FRILYA

P.2017.01.016

Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal ini telah disetujui dan diperbaiki dihadapan tim penguji

pada Seminar Proposal Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu

Kesehatan Universitas Mandala Waluya untuk melaksanakan penelitian.

Kendari, Februari 2021

Tim Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Hj.Tasnim.,S.KM.,M.PH Sri Mulyani.,S.KM.,M.Kes


NIDN : NIDN :

Mengetahui

Ketua Program Studi SI Keperawatan

Armayani, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena

izin-Nyalah sehingga penulis proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

dan semoga segalam aktivitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya Aamiin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada Ibu Dr.Hj.Tasnim.,S.KM.,M.PHsebagai pembimbing Idan Ibu Sri

Mulyani.,S.KM.,M.Kes sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran

yang telah diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan hasil proposal ini.

Ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Ketua Yayasan Mandala Waluya Kendari

2. Rektor Universitas Mandala Waluya Kendari

3. Para Wakil Ketua (Akademik, Non Akademik dan kemahasiswaan) Universitas

Mandala Waluya Kendari

4. Para Ketua Lembaga (LPPM,LPM) Universitas Mandala Waluya Kendari

5. Ketua Jurusan Keperawatan Universitas Mandala Waluya Kendari

6. Semua Staf Dosen dan Pengelola pada Prodi Ilmu keperawatan yang telah

banyak memberikan sumbangsih selama penyusunan proposal ini.

7. Kepada kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang memberi

dorongan selama penulis mengikuti pendidikan pada Universitas Mandala

Waluya.

8. Teman-teman mahasiswa Universitas Manda Waluya yang tercinta, demi

sebuah pencerahan dan perubahan, lanjutkan perjuangan.


Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharpkan ridha-Nya

karena kepada-Nya jugalah tempat kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka

bagi saran dan kritikan yang konstruksi demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan

rahmat-Nya kepada kita semua, khusunya teman-teman mahasiswa Universitas

Mandala Waluya tercinta aamiin.

Kendari, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

DAFTAR TABEL........................................................................................

DAFTAR SINGKATAN.............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................

C. Tujuan Penelitian...........................................................................

D. Manfaat Penelitian.........................................................................

E. Kebaruan Penelitian.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis................................................

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan..........................................

C. Tinjauan Umum Tentang Stress.....................................................

D. Kajian Empiris...............................................................................

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir.....................................................................................

B. Kerangka Konsep...........................................................................
C. Variabel Penelitian.........................................................................

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif...................................

E. Hipotesis Penelitian........................................................................

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian...........................................................

B. Waktu dan Lokasi Penelitian.........................................................

C. Populasi dan Sampel......................................................................

D. Instrumen Penelitian......................................................................

E. Sumber dan Cara Pengolahan Data................................................

F. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data......................................

G. Etika Penelitian..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2. Desain Penelitian Case Control


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebaruan Penelitian


DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) 2012, kematian di dunia

padarawat inap akibat gastritis yaitu denganpersentasi 17-21%.

Kejadiangastritis di Amerika mencapai 22% danIndonesia kejadian gastritis

mencapai 4,8%. Berdasarkan profilKementrian Kesehatan Indonesia

untukjumlah layanan Rawat Inap TingkatLanjut sampai dengan 31

desember2016, masalah gangguan pencernaanberada pada urutan ketiga dari

10gangguan penyakit lainnya dengan kasusmencapai 380.744 (Kemenkes RI,

2017).

Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi. Prevalensi kejadian

gastritis diIndonesia tahun 2014 sebesar 40,8%. Hasilpenelitian dan

pengamatan yang dilakukanoleh Kementerian Kesehatan RI angkakejadian

gastritis di beberapa kota Indonesiaada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu di

kotaMedan, lalu dibeberapa kota lainnya sepertiSurabaya 31,2%, Denpasar

46%, Jakarta 50%,Bandung 32,5%, Palembang 35,35%, Aceh31,7%, dan

Pontianak 31,2%. Hal tersebutdisebabkan oleh pola makan yang kurangsehat

(Saparina dan Sri, 2020). Berdasarkan data dari Provinsi Sulawesi Tenggara

menunjukkan bahwapenderita gastritis pada tahun 2015 sebanyak36.243

kasus (21,4%), pada tahun 2016penderita penyakit gastritis sebanyak

39.240kasus (22,8%), dan pada tahun 2017 penderitagastritis sebanyak

42,450 kasus (24,2%) (Dinkes Provinsi sulawesi tenggara, 2017).


Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut

dankronik. Gastritis dapat mengakibatkanpembengkakan pada mukosa

lambungsampai terlepasnya lapisan mukosalambung yang akan menimbulkan

prosesinflamasi. Gastritis memiliki gejalaseperti kembung, sering

bersendawa,mual dan muntah, tidak nafsu makan,dan nyeri pada ulu hati

(Ratu & Adwan,2013 ; Rosiani dkk, 2020).

Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis

kelamin.Beberapa survei menunjukkan bahwa gastritispaling sering

menyerang usia produktif. Padausia produktif rentan terserang gejala

gastritiskarena tingkat kesibukan serta gaya hidupyang kurang

memperhatikan kesehatan sertastres yang mudah terjadi akibat pengaruh

faktor-faktor lingkungan (Saparina dan Sri, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian Suryono dan Meilani (2016), didapatkan

bahwapengetahuan penderita gastritis tentangpencegahan kekambuhan

gastritis dalamkategori baik (22%), cukup (33%), dankurang (45%).

Pengetahuan merupakanhasil dari tahu, hal tersebut terjadisetelah seseorang

melakukanpengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan sangat

berpengaruh terhadap seseorang dalam berperilakuatau melakukan tindakan.

Jika individumengetahui tentang gastritis, seperti halhalyang menyebabkan

terjadinyakekambuhan dan akibat dari gastritis,maka individu tersebut akan

melakukansuatu tindakan untuk menghindari haltersebut (Notoatmodjo,

2012 ; Rosiani dkk, 2020).


Pengaruh stress terhadap gastiritis dimungkinkan karena system

persarafan diotak berhubungan dengan lambung, sehinggajika seseorang

mengalami stress, bisa munculkelainan dalam lambungnya. Stres

bisamenyebabkan terjadi perubahan hormonal didalam tubuh. Perubahan itu

akan merangsangsel-sel dalam lambung yang kemudianmemproduksi asam

secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasanyeri,

perih dan kembung.Lama-kelamaan halini dapat menimbulkan luka di

dinding lambung (Saparina dan Sri, 2020)

Berdasarkan masalah di atas maka saya mengajukan rencana penelitian

tentang hubungan antara pengetahuan dan tingkat stress terhadap kambuh

ulang gastritis pada siswi-siswi madrasah aliyah negeri 1 konawe selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kambuh ulang gastritis

pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan.

2. Apakah ada hubungan antara tingkat stress dengan kambuh ulang gastritis

pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tingkat stress terhadap

kambuh ulang gastritis pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1

Konawe Selatan.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan data diatas maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan terhadap kambuh ulang

gastritis pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan.

b. Mengetahui hubungan tingkat stress terhadap kambuh ulang gastritis

pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

kesehatan khususnya bidang kesehatan gastritis.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan epidemiologi

dalam menentukan besarnya angka kekambuhan penyakit gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Bagi penulis ini merupakan proses belajar dan sesuatu yang didapatkan

selama kuliah dan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di

Universitas Mandala Waluya Program Studi Ilmu Keperawatan

b. Bagi Peneliti
Agar dijadikan untuk menambah wawasan dan sebgai acuan dalam

penelitian selanjutnya yang akan datang.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi praktis

dibidang kesehatan seperti perawat, ahli gizi dan profesi lainnya.

E. Kebaruan Penelitian

Hubungan pengetahuan dan tingkat stress terhadap kekambuhan ulang

gastritis banyak dilakukan sebelumnya, tetapi sejauh penelusuran yang telah

dilakukan peneliti, belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang

peneliti lakukan. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain:

No Nama Peneliti Judul Desain Penelitian Variabel


1. 1.Laurensiu Hubungan antara Desain penelitian Stres dan Pola
Fua Uwa stres dan pola menggunakan Makan
2. Susi Milwati makan dengan desain analitik
3. Sulasmini Kejadian korelasi dengan
gastritis yang menggunakan
terjadi di pendekatan cross
puskesmas sectional
Dinoyo
2. 1. Indra Sartika Hubungan pola Jenis penelitian Stres dan Pola
2. Shinta makan dan stres ini adalah Makan
Rositasari dengan kejadian deskriptif
3. Wahyu Gastritis di korelasional
Bintoro puskesmas dengan
pajang surakarta pendekatan
cross-sectional.
3 1. novi Rosiani Hubungan Penelitian ini Pengetahuan
2. Bayhakki pengetahuan adalah penelitian dan Motivasi
3. Rani lisa tentang gastritis kuantitatif dengan
indra dengan motivasi metode korelasi
Untuk mencegah dan
kekambuhan pendekatan cross
gastritis sectional
4 1. Engkus Hubungan Stres Penelitian ini Stress
Kusnadi Psikologis menggunakan Psikologis
2. Dera Try Dengan metode
Yundari Kejadian observasional
Gastritis analitik deskriptif
di Wilayah Kerja dengan desain
Puskesmas cross sectional
Cisurupan
5 1. Elfira Sri Hubungan Pola Penelitian ini Pola Makan

Futriani Makan Dengan adalah penelitian

2. Feva Kejadian analitik dengan

Tridiyawati Gastritis Pada menggunakan

3. Devia Mahasiswa metode cross

Maulana Tingkat II Di sectional.

Putri Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan

Abdi Nusantara

Jakarta

6 1. Widiya Hubungan Pola Jenis penelitian Pola Makan dan

Tussakinah Makan dan ini adalah Tingkat Stres

Tingkat Stres deskriptif analitik


2. Masrul terhadap dengan

3. Ida Rahma kekambuhan pendekatan cross-

Burhan Gastritis di sectional study

wilayah Kerja

Puskesmas

Tarok Kota

Payakumbuh

7 1. Thrisia Hubungan Penelitian ini Pengetahuan

Monica Antara merupakan Dan Tingkat

Pengetahuan penelitian survei Stres

Dan Tingkat analitik dengan

Stres Terhadap menggunakan

Kambuh Ulang desain crosss

Gastritis Di sectional.

Wilayah Kerja

Puskesmas Kota

Sungai Penuh

8 1. Merita Hubungan Penelitian ini Tingkat Stress

2. Wilpi Inda Tingkat Stress merupakan Dan Pola

Sapitri Dan Pola penelitian Konsumsi

3. Irawati Konsumsi kuantitatif dengan

Sukandar Dengan menggunakan

Kejadian metode case


gastritis Di control

Puskesmas

Pakuan Baru

Jambi

9 1. Suryani Hubungan Desain penelitian Perilaku Makan

Hartati Perilaku Makan ini adalah

2. Eka Dengan deskriptif

Cahyanings Kejadian eksploratif

ih Gastritis Pada dengan

Mahasiswa pendekatan cross

Akper Manggala sectional.

Husada Jakarta

10 1. Bagas Hubungan Pola Metode penelitian Pola Makan

diatsa Makan Dengan yang digunakan

Kejadian adalah non

Gastritis Pada eksperimen

Remaja Di dengan rancangan

Pondok Al- penelitian cross

Hikmah, Trayon, sectional.

Karanggede,

Boyolali
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Gastritis

1. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung

sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab

terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasansel epitel akan

merangsang timbulnya prosesinflamasi pada lambung Gastritis

yangdibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan

dan memberikan efeknegatif pada kondisi kesehatan lansia (Waluyo

&Suminar 2017 ; Utami dan Imelda, 2018).

Penyakit gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia,

perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual,

dan muntah. Penyakit gastritis dapat menyerang semua tingkat usia

maupun jenis kelamin. Beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis

paling sering menyerang usia produktif karena pola makan tidak teratur

dan mengalami stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor

lingkungan (Imayani, Myrnawatidan Aritonang, 2017 ; sartika dkk, 2020).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat

akut dankronik. Gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan pada


mukosa lambung sampai terlepasnya lapisan mukosa lambung yang akan

menimbulkan prosesinflamasi. Gastritis memiliki gejalaseperti kembung,

sering bersendawa,mual dan muntah, tidak nafsu makan,dan nyeri pada

ulu hati (Ratu & Adwan,2013 ; Rosiani dkk, 2020).

2. Etiologi

Ada banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya penyakit gastritis,

namun yang paling umum adalah (penyakitmaag.com) artikel kesehatan

2014.

a. Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit

beradaptasi dan dapat mengkibatkan kelebihan asam lambung dan

akan mengiritasi dinding mukosa lambung. Itulah sebabnya salah

satu pencegahan gastritis adalah dengan makan tepat waktu.

b. Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh

yang dapat merangsang sel dalam lambung yang berlebihan.

c. Makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan panas

misalnya bakso, mengkonsumsi minuman yang mengandung

kafein seperti kopi dan teh, kanan pedas dan asam, dan makanan

yang mengandung gas seperti ubi, buncis, kol dll.

Menurut Ardian Ratu R & G.Made Adwan,2013 ada berbagai

kasus yang terjadi pada gastritis yang berkaitan dengan hal-hal

sebagai berikut :

a. Pemakaian obat antiinlamasi nonsteroid.


b. Pemakaian obat antiinlamasi nonsteroid seperti

aspirin,asam mefenamat, dan aspilet dalam jumlah besar

dapt memicu kenaikan produksi asam lambung yang

berlebihan sehingga mengiritassi mukosa lambung karena

terjadinya difusi balik ion hydrogen ke epitel lambung.

Selain itu jenis obat ini dapat mengakibatkan kerusakan

langsung epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan

sifatnya yang asam dapat menambah derajat keasaman

pada lambung.

c. Konsumsi alcohol berlebihan

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat

merusak sawar pada mukosa lambung. Rusaknya sawar

memudahkan terjadinya iritasi pada lambung.

a. Banyak merokok

Asam niikotinat pada rokok dapat meningkatkan

adhesi thrombus yang berkontribusi pada

penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah

ke lambung mengalami penurunan. Penurunan ini

dapat berdampak pada penurunanan produksi

mucus yang salah satu fungsinya untuk melindungi

lambung dari iritasi. Selain itu CO yang dihasilkan

oleh rokok lebih mudah di ikat Hb daripada oksigen

sehingga memungkinkan penurunan perfusi


jaringan pada lambung. Kejadian gastritis pada

perokok juga dapat di picu oleh pengaruh asam

nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat

makan, Perokok manjadi tahan lapar sehingga asam

lambung dapat langsung mencerna mukosa

lambung, bukan makanan karena tidak ada

makanan yang masuk.

b. Penberian obat kemoterapi

Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar merusak

sel yang pertubuhannya abnormal, kerusakan ini

ternyata dapat juga mengenai sel inangpada tubuh

manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga

mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel

mukosa lambung.

c. Uremia

Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses

metabolisme di dalam tubuh terutama saluran

pencernaan. Perubahan ini dapat memicu kerusakan

pada epitel mukosa lambung.

d. Infeksi sistemik

Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh

mikroba akan merangsang peningkatan laju

metabolic yang berdampak pada peningkatan


aktivitas lambung dalam mencerna makanan.

Peningkatan HCl lambung dalam kondisi seperti ini

dapat memicu timbulnya luka pada lambung.

e. Stres berat

Stres psikologi akan meningkatkanaktivitas saraf

simpatik yang dapat merangsang peningkatan

produksi nassam lambung. Peningkatan HCl dapat

di rangsang oleh mediator kimia yang di keluarkan

oleh neuron simpatik seperti epinefin.

f. Iskemia dan Syok

Kondisi skemia dan syok hipovolemia mengancam

mukosa lambung karena penurunan perfusi jaringan

lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis

lapisan lambung.

g. Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam atau

basa

Konsumsi assam maupun basa yang kuat seperti

etanol, obat-obatan seranggga dam hama tanaman.

Jenis kimia ini dapat merusak lapisan mukosa

dengan cepat sehingga sangat berisiko terjadi

pendarahan.

h. Trauma mekanik
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen

seperti benturan saat kecelakaan yang cukup kuat

juga dapat menjadi penyebab gangguan keutuhan

jaringan lambung. Kadang kerusakan tidak sebatas

mukosa, tetapi juga jaringan otot dan pembuluh

darah lambung sehingga pasien dapat mengalami

pendarahan hebat. Trauma juga dapat di sebabkan

tertelannya benda asing yang keras dan sulit untuk

dicerna.

i. Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat

merangsang pelepasan gastrin dan peningkatan

sekresi asam lambung seperti bakteri Helicobacter

Pylori.

3. Manifestasi Klinis

(Ardian Ratu R & G.Made Adwan, 2013). Gejala klinis itu antara lain:

a. Gastritis akut erosive.

Gejala dari gastritis ini sanga bervariasi, mulai dari yang sangat ringan

asimtomatik sampai yang berat dan dapat menimbulkan kematian.

Penyebab kematian yang sangat penting adalah adanya perdarahan

gaster. Gejala yang sangat mencolok adalah :

1. Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat

sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.


2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan

asimtomatis. Keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu

hati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat

lokasinya.

3. Mual-mual dan muntah

4. Perdarahan saluran cerna

5. Pada kasus yang sangat ringan

Perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan

secara fisis akan dijumpai tanda-tanda anemia defisiensi dengan

etiologi yang tidak jelas.

6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali

mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga

menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata

seoerti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai

gangguan kesadaran.

4. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari gastritis yaitu, gangguan

penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis

jika dibiarkan tidak terawat, akan menyebabkan ulkus peptik dan

pendarahan pada lambung. Serta dapat meningkatkan resiko kanker

lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada


dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung (Made,

2013; Suryono,dkk, 2016) .

5. Penatalaksanaan gastritis

Penatalaksanaan Gastritis menurut Kimberly (2014), terdiri dari:

A. Terapi Farmakologi

Antikoagulan : di berikan bila ada perdarahan pada lambung. Antasida

di berikan pada gastritis yang kronik, cairan dan elektrolit diberikan

intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-

gejala membaik, untuk gastritis yang tidak parah di obati dengan

antasida dan istirahat.Histonin : ranitidin dapat diberikan untuk

menghambat pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan

iritasi lambung.Sulcralfate : diberikan untuk melindungi mukosa

lambung dengan cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali

asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi. Penghambat asam ( acid

blocker) : obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau

famotidin.Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) :

diberikan untuk menghentikan produksi asam lambung dan

menghambat infeksi bakteri Helicobacter pylori.

B. Terapi Non Farnakologi

Menurut (Arief, 2011), terapi non farmakologi yang dapat dilakukan

yaitu mengurangi atau menghilangkan stress psikologis, menghentikan

kebiasaan merokok, tidak menggunakan obat-obat golongan


nonstreoidal antiinflamatory drug (NSAID). Selain itu penderita

gastritis harus menghindari makanan-makanan yang dapat

menyebabkan terjadinya ulcer (tukak) seperti makanan dan minuman

yang mengandung kafein, pedas dan alkohol.

6. Pencegahan gastritis

Upaya untuk pencegahan peran pelayanan kesehatan sangat

penting yaitu, dengan memberikan Pendidikan kesehatan kepada semua

masyarakat tentang gastritis, baik cara mencegah maupun menanganinya.

Peran keluarga dan lingkungan juga mendorong penurunan terjadinya

gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat (Lippoit Williams &Wikins, 2008)

Bajry (2008;Kasi dkk, 2019) menjelaskan bahwa menjaga

kebiasaan makan dengan baik merupakan suatau perilaku penting yang

dapat meningkatkan status kesehatan individu. Pemilihan jenis makanan

yang tepat merupakan perilaku dalam pencegahan gastritis. Pencegahan

gastritis bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi makaan yang

berisiko meningkatkan asam lambung misalnya. makanan pedas, asam,

minuman yang mengandung soda, kopi, makan teratur atau makan dalam

porsi sedikit tapi sering (Uripi, 2008;Kasi dkk, 2019).

7. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi gastritis

Faktor-faktor yang me nyebabkan gastritis pola makan, alkohol,

kopi, rokok. Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang

tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung

meningkat.
Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan gastritis yaitu makanan

bergas (sawi, kol, kedondong), makanan yang bersantan, makanan yang

pedas, asam dan lain-lain. Mengkonsumsi makanan pedas secara

berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan

usus untuk berkontraksi (Suparyanto, 2012; Sunarmi 2018).

Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa

faktor secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal

yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang

berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam lambung

mulai

berkurang sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi). Kerusakan ini

ini bisa disebabkan oleh gangguan kerja fungsi lambung, gangguan

struktur anatomi yang bisa berupa luka atau tumor, jadwal makan yang

tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi yang berlebih, gangguan stres,

merokok, pemakaian obat penghilang nyeri dalam jangka panjang dan

secara terus menerus, stres fisik, infeksi bakteriHelicobacter pylori

(Sarasvati dkk, 2010)

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. PengertianPengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,


pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan pendengaran (Retnaningsih, 2016).

Pengetahuan merupakan domain yang paling penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, maka dari itu perilaku yang didasari

dengan pengetahuan dan kesadaran akan bertahan lama dibandingkan

perilaku yang tidak didasari ilmu pengetahuan dan kesadaran

(Retnaningsih, 2016).

2. Tingkat Pengetahuan

Penelitian Rogers (Hendrawan dkk, 2019) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),didalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness/kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi/objek.

b. Interest/merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek mulai timbul.

c. Evaluation/menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap respon dan sudah lebih baik

lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


Menurut (Notoadjmojo, 2010) pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh penggetahuan. Pengetahuan yang cukup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu(Hendrawan dkk,

2019):

a. Tahu/Know

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu meteri yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam tingkat ini adalah

mengingat kembali/recall terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagianya. Contoh :dapat

menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada

anak balita.

a. Memahami/Komprehension

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar objek yang diketahui dan dapat menginter pretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan


contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa

harus makan makanan yang bergizi.

a. Aplikasi/Application

Menggunakan materi yang telah dapat pada situasi atau kondisi

yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam kontek sata usituasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan

hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah/problem solving cycle didalam pemecahan

masalah dari kasus yang diberikan.

b. Analisis/Analysis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan material

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat

dilihat dari penggnaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan

atau membuat bagan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dansebagainya.

c. Sintesis/Synthesis

Sintesis menuju kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu


kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari informasi-

informasi yang adami salnya : dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

telah ada.

d. Evaluasi/Evaluation

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur

dapat disesuaikan dengan tingkat diatas. (Hendrawan dkk, 2019)

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan dengan skala

yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik (Hasilprosentase 76-100%)

2. Cukup (Hasilprosentase 56-75%)

3. Kurang (Hasilprosentase<56%)

4. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPengetahuan


Menurut Budiman dan Riyanto (Retnaningsih, 2019), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagaiberikut :

a. Pendidikan

Pengetahuan sangat eratkaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang

akhirnyaakan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.

b. Informasi/media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru.

c. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.


Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial

ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

e. Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar

selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

C.Tinjauan Umum Tentang Stress

1. Pengertian Stress
Colquitt, Lepine dan Wesson (2018) Stres adalah respon psikologis

terhadap tuntutan yang ada. McShane dan Glinow (2018) Stres adalah

suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang mempersiapkan kita untuk

beradaptasi dengan permusahan dengan teman atau kondisi lingkungan

yang berbahaya. Mosley dan Pietri (2018) Stres sebagai berikut. Stres

adalah setiap stimulus eksternal yang menyebabkan seseorang yang

mengancam kesejahteraannya terhadap psikologis atau fisik. Sinding dan

Waldstrom (2018) Stres adalah sebuah respon adaptif dari setiap individu

yang dipengaruhi oleh karakter dari setiap pribadi atau proses psikologi

yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan atau situasi, keadaan

dari luar sehingga menyebabkan adanya tuntutan psikologis maupun fisik

yang khusus pada seseorang. Luthans (2018) Stres didefinisikan sebagai

respons adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan

penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota lain.

Menurut Ivancevich (2018) Stres adalah sebagai interaksi individu dengan

lingkungan, kemudian mereka mendefinisikan kerja adalah sebagai

respons adatif yang dihubungkan oleh perbedaan individu atau proses

psikologis yang merupakan konsekuensi tindakan, situasi, atau kejadian

eksternal lingkungan yang menempatkan tuntutan psikologis atau fisik

secara berlebihan pada seseorang.

2. Jenis Jenis Stres

Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti;Musradinur (2016), berdasarkan

penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi:


a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi

atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat

arus listrik.

b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat

beracun, hormone, atau gas.

c. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang

menimbulkan penyakit.

d. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,

organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak

normal.Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh

gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa

bayi hingga tua.

3. Dampak Stress

Menurut Rasmun (2004; Mahmud dkk, 2016), stres dibagi menjadi tiga

tingkatan yaitu stres ringan, sedang dan berat.

a. Stres ringan.

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari

seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya

lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya

terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam.

b. Stres sedang.

Stres sedang terjadi lebih lama dari beberapa jam hingga beberapa hari.

c. Stres berat.
Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai

beberapa tahun.

Apabila stres yang dihadapi oleh mahasiswa tersebut tidak di atasi

dengan baik, maka dapat terjadi akumulasi stresor yang dapat

menyebabkan penurunan adaptasi, gagal bertahan, dan akhirnya

menyebabkan kematian. Stres tidak hanya berpengaruh terhadap

kondisi kesehatan tetapi juga terhadap prestasi. Goff (2011; Mahmud

2016) menyatakan tingkat stres berpengaruh terhadap kemampuan

akademik.

Stres yang dialami mahasiswa dipengaruhi oleh sistem kerja saraf

melalui stressor baik yang berasal dari dalam maupun luar. Stressor

tersebut kemudian mengaktifkan hormon dan kelenjar dalam tubuh

terutama di bagian otak. Hormon dan kelenjar tersebut kemudian

bekerja secara bersama-sama mengaktifkan sistem saraf simpatik

dengan meningkatkan detak jantung menjadi lebih cepat, menurunkan

nafsu makan, mengendalikan kelenjar keringat dan membuat otot

bekerja lebih ekstra

4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stress

Musradinur (2016) Sesuatu yang merupakan akibat pasti memiliki

penyebab atau yang disebut stressor, begitupula dengan stress,

seseorang bisa terkena stress karena menemui banyak masalah dalam

kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stress dipicu


oleh stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber,

yaitu :

a. Lingkungan

Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:

1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan

itu memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-

masing individu sesuai pemahaman kelompok dalam

masyarakat tersebut. Tuntutan inilah yang dapat membuat

individu tersebut harus selalu berlaku positif sesuai dengan

pandangan masyarakat di lingkungan tersebut.

2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang

sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat

akan kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang

dengan keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu

tersebut.

3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

tuntutan untuk selalu update terhadap perkembangan zaman

membuat sebagian individu berlomba untuk menjadi yang

pertama tahu tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga

terjadi karena rasa malu yang tinggi jika disebut gaptek.

b. Diri sendiri, terdiri dari

1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang

ingin dicapai.
2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-

menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan

perkembangan.

c. Pikiran

1) Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan

pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan.

2) Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian

yang biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

5. Usaha Usaha Mengatasi Stres

a. Prinsip Homeostatis.

Stres merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan

dan cenderung bersifat merugikan. Oleh karena itu setiap individu

yang mengalaminya pasti berusaha mengatasi masalah ini. Hal

demikian sesuai dengan prinsip yang berlaku pada organisme,

khususnya manusia, yaitu prinsip homeostatis. Menurut prinsip ini

organisme selalu berusaha mempertahankan keadaan seimbang

pada dirinya. Sehingga bila suatu saat terjadi keadaan tidak

seimbang maka akan ada usaha mengembalikannya pada keadaan

seimbang.

Prinsip homeostatis berlaku selama individu hidup. Sebab

keberadaan prinsip pada dasarnya untuk mempertahankan hidup

organisme. Lapar, haus, lelah, dll. merupakan contoh keadaan tidak

seimbang. Keadaan ini kemudian menyebabkan timbulnya


dorongan untuk mendapatkan makanan, minuman, dan untuk

beristirahat. Begitu juga halnya dengan terjadinya ketegangan,

kecemasan, rasa sakit, dst. mendorong individu yang bersangkutan

untuk berusaha mengatasi ketidak seimbangan ini (Musradinur,

2016)

b. Proses Coping terhadap Stres

Upaya mengatasi atau mengelola stress dewasa ini dikenal

dengan proses coping terhadap stress. Menurut Bart Smet, coping

mempunyai dua macam fungsi, yaitu : (1) Emotional-focused

coping dan (2) Problem-focused coping. Emotionalfocused coping

dipergunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.

Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti

penggunaan minuman keras, bagaimana meniadakan fakta-fakta

yang tidak menyenangkan, dst. Sedangkan problem-focused coping

dilakukan dengan mempelajari keterampilan-keterampilan atau

cara-cara baru mengatsi stres. Menurut Bart Smet, individu akan

cenderung menggunakan cara ini bila dirinya yakin dapat merubah

situasi, dan metoda ini sering dipergunakan oleh orang dewasa.

Berbicara mengenai uapaya mengatasi Stres, Maramis berpendapat

bahwa ada bermacam-macam tindakan yangdapat dilakukan untuk

itu, yang secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu (1) cara

yang berorientasi pada tugas atau task oriented dan (2) cara
yangberorientasi pada pembelaan ego atau ego defence

mechanism.

Mengatasi stres dengan cara berorientasi pada tugas berarti

upaya mengatasi masalah tersebut secara sadar, realistis, dan

rasional. Menurut Maramis cara ini dapat dilakukan dengan

“serangan”, penarikan diri, dan kompromi. Sedangkan cara yang

berorientasi pada pembelaan ego dilakuakn secara tidak sadar

(bahwa itu keliru), tidak realistis, dan tidak rasional. Cara kedua ini

dapat dilakukan dengan : fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi,

regresi, proyeksi, penyusunan reaksi (reaction formation),

sublimasi, kompensasi, salah pindah (displacement).

Anda mungkin juga menyukai