Anda di halaman 1dari 73

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT STRESS

DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA SISWA

SMP NEGERI 10 KENDARI

FELA INTAN FRILYA


P201701016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2021
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian ini Telah Kami Setujui Untuk Diajukan Pada Seminar Hasil

Penelitian Program Studi S1 Keperawatan Universitas Mandala Waluya, dalam

rangka penyempurnaan penulisan.

Kendari, Agustus 2021

Tim Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. PH. Hj. Tasnim, SKM., M.PH Sri Mulyani, S.KM., M.Kes
NIDN : 09-090566-03 NIDN : 09-060870-01

Mengetahui :

Ketua Program Studi S1 Keperawatan


Universitas Mandala Waluya

Armayani, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIDN : 09-030783-01

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena

izin-Nyalah sehingga penulisan hasil penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya dan semoga segala aktivitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya

Aamiin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada Ibu Dr.PH.Hj.Tasnim.,SKM.,M.PH sebagai pembimbing I dan Ibu Sri

Mulyani.,S.KM.,M.Kes sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran

yang telah diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan hasil penelitian ini.

Ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Ketua Yayasan Mandala Waluya Kendari.

2. Rektor Universitas Mandala Waluya.

3. Para Wakil Rektor (Akademik, Non Akademik dan kemahasiswaan)

Universitas Mandala Waluya.

4. Para Kepala Lembaga (LPM,LPJM,LPKA) Universitas Mandala Waluya.

5. Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas Mandala Waluya.

6. Semua Staf Dosen dan Pengelola pada Prodi Ilmu keperawatan yang telah

banyak memberikan sumbangsih selama penyusunan hasil penelitian ini.

7. Kepada kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang memberi

dorongan selama penulis mengikuti pendidikan pada Universitas Mandala

Waluya.

vi
8. Teman-teman mahasiswa Universitas Manda Waluya yang tercinta, demi

sebuah pencerahan dan perubahan, lanjutkan perjuangan.

9. Penguji I Tasman., S.KM., M.Kes. Penguji II Dr.Sartini Risky., S.KM.,

M.Kes. Penguji III Nazaruddin., S.Kep., Ns., M.Kep

Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya

karena kepada-Nya jugalah tempat kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka

bagi saran dan kritikan yang konstruksi demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan

rahmat-Nya kepada kita semua, khusunya teman-teman mahasiswa Universitas

Mandala Waluya tercinta aamiin.

Kendari, Agustus 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................v

DAFTAR GAMBAR...............................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................viii

DAFTAR SINGKATAN..........................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian..............................................................................5

E. Kebaruan Penelitian............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastitis.......................................................9

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.............................................16

C. Tinjauan Teori Tentang Stress..........................................................22

D. Kajian Empiris..................................................................................28

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir........................................................................................31

B. Kerangka Konsep..............................................................................32

vi
C. Variabel Penelitian............................................................................32

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif......................................33

E. Hipotesis Penelitian..........................................................................35

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian...............................................................36

B. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................37

C. Populasi dan Sampel.........................................................................37

D. Sumber dan Cara Pengolahan Data...................................................39

E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data.........................................40

F. Etika Penelitian.................................................................................42

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………..45

B. Hasil Penelitian……………………………………………………...47

C. Pembahasan………………………………………………………….53

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………56

B. Saran ……………………………………………………………….56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian…………………………………..32

Gambar 2. Desain Penelitian Case Control………………………………..36


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebaruan Penelitian…………………………………………………….6

Tabel 2. Interprestasi Koefisien Kolerasi………………………………………..42

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………..47

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur…………………..48

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Kelas…………………..48

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Gastritis………………. 49

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ………………………49

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Stres ……………………...50

Tabel 9. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Gastritis ……………51

Tabel 10. Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Kejadian Gastritis ………….52
DAFTAR SINGKATAN

1. DASS : Depression Anxiety Stres Scale

2. Dinkes : Dinas Kesehatan

3. HCL : Hidrogen Klorida

4. IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

5. Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

6. SPSS : Statistical Package For The Social Science.

7. WHO : World Health Organization


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) kematian di dunia pada rawat

inap akibat gastritis yaitu dengan persentasi 17-21%. Kejadian Gastritis di

Amerika mencapai 22% sedangkan di Indonesia kejadian gastritis cukup

tinggi mencapai 40,80%. Masalah gangguan pencernaan berada pada urutan

ketiga dari 10 gangguan penyakit lainnya dengan kasus mencapai 380.744

(Kemenkes RI, 2018). Menurut data dari World Health Organization (WHO),

persentase angka kejadian gastritis di Indonesia 40,80%, cukup tinggi dengan

prevalensi 274,398 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. (Sunarmi, 2018).

Penderita gastritis pada tahun 2018 sebanyak 36.243 kasus (21,4%), pada

tahun 2019 penderita gastritis sebanyak 39.240 kasus (22,8%), dan pada

tahun 2020 penderita gastritis sebanyak 42.450 kasus (24,2%) (Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2020).

Berdasarkan dari dinas Kesehatan Kota Kendari kejadian gastritis masih

menjadi masalah penyakit terbesar, dapat dilihat data yang didapatkan dari

Dinas Kesehatan Kota Kendari penyakit gastritis masih menjadi 10 masalah

kesehatan terbesar di kota kendari. Pada tahun 2018 dengan prevalensi

sebesar 3.121 kasus dari 370.728 penduduk atau 0,84%, pada tahun 2019

kejadian gastritis di kota kendari dengan prevalensi sebesar 4.856 kasus dari

370.728 penduduk atau 1,30% serta tahun 2020 kejadian gastritis di kota

kendari dengan prevalensi sebesar 5.542 kasus dari 370.728 penduduk ata

1
2

1,49%, dan diharapkan penderita gastritis dapat menurun setiap tahunnya

( Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2020).

Penyakit gastritis masuk dalam kategori 10 gangguan penyakit. Penderita

Gastritis pada tahun 2018 sebanyak 1.079 kasus (3,11%), pada tahun 2019

penderita penyakit gastritis sebanyak 1.383 kasus (3,10%), dan pada tahun

2020 penderita gastritis sebanyak 889 kasus (2,56%) (Puskesmas Mokoau,

2020). Selain itu dari 3 Puskesmas yang pernah di kunjungi, yaitu Puskesmas

Mokoau, Puskesmas Poasia, dan Puskesmas Abeli bahwa kasus gastritis

tertinggi terdapat di Puskesmas Mokoau Kota Kendari.

Berdasarkan data gastritis pada remaja yang berusia dari 12 tahun sampai

15 tahun yaitu pada tahun 2018 dengan jumlah 315, pada tahun 2019

mengalami penaikan dengan jumlah 340, pada tahun 2020 mengalami

penurunan dengan jumlah 194 (Puskesmas Mokoau, 2020).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut dan

kronik. Gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung

sampai terlepasnya lapisan mukosa lambung yang akan menimbulkan proses

inflamasi. Gastritis memiliki gejala seperti kembung, sering bersendawa,

mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan nyeri pada ulu hati (Rosiani dkk,

2020).

Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam berperilaku

atau melakukan tindakan. Jika individu mengetahui tentang gastritis, seperti

hal-hal yang menyebabkan kejadian gastritis, maka individu tersebut akan

melakukan suatu tindakan untuk menghindari hal tersebut. Salah satu faktor
3

yang dapat memicu terjadinya penyakit gastritis yaitu tingkat pengetahuan

yang rendah, dimana masyarakat selalu mengutamakan rasa dibandingkan

gizi. Gaya hidup yang kurang baik, yang mana kurang memperhatikan pola

makan sehari-hari dan bahkan sering telat dalam waktu makan (Monica T,

2018).

Tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia masih sangat rendah

mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis akan

sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Pengetahuan yang baik dan

berperilaku yang positif akan mempengaruhi bagaimana seseorang

melakukan tindakan pencegahan agar gastritis tidak terjadi (Huzaifah Z,

2017).

Stres terhadap gastiritis dimungkinkan karena sistem persarafan diotak

berhubungan dengan lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress,

bisa muncul kelainan dalam lambungnya. Stres bisa menyebabkan terjadi

perubahan hormonal didalam tubuh. Perubahan itu akan merangsang sel-sel

dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara berlebihan. Asam

yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung.

Lama-kelamaan hal ini dapat menimbulkan luka di dinding lambung.

Sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan tingkat stres

dengan kejadian gastritis. (Saparina dan Sri, 2020)

Beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang

usia produktif karena tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang
4

memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh

faktor-faktor lingkungan (Sartika dkk, 2020).

Menurut Soetjiningsih (2018) Remaja merupakan masuk dalam kategori

usia produktif, masa remaja adalah masa peralihan dari yang sangat

bergantung dengan orang tua ke masa penuh tanggung jawab serta keharusan

untuk sanggup mandiri, remaja sering terjebak dengan keeadaan stresor

dimana remaja adalah masa dimana mencari identitas diri, adanya keinginan

untuk dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik dengan lawan

jenis, serta tuntutan tugas pendidikan yang membuat remaja mengalami stres.

Berdasarkan masalah di atas maka saya mengajukan rencana penelitian

tentang hubungan antara pengetahuan dan tingkat stres dengan kejadian

gastritis pada siswa SMP Negeri 10 Kendari dengan jumlah 160 yang

berlokasi di daerah Kambu dan termasuk wilayah kerja Puskesmas Mokoau.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Apakah pengetahuan berhubungan dengan kejadian gastritis pada siswa

SMP Negeri 10 Kendari?

2. Apakah tingkat stress berhubungan dengan kejadian gastritis pada siswa

SMP Negeri 10 Kendari?


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tingkat stres dengan

kejadian gastritis pada siswa SMP Negeri 10 Kendari

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan data diatas maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kejadian

gastritis pada siswa SMP Negeri 10 Kendari.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian gastritis

pada siswa SMP Negeri 10 Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

kesehatan khususnya bidang kesehatan penyakit gastritis.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan epidemiologi

dalam menentukan besarnya angka kejadian penyakit gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Bagi penulis ini merupakan proses belajar dan sesuatu yang didapatkan

selama kuliah dan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di

Universitas Mandala Waluya Program Studi Ilmu Keperawatan.


6

b. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan sebagai acuan dalam penelitian

selanjutnya yang akan datang.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dibidang kesehatan

seperti perawat, ahli gizi dan profesi lainnya.

E. Kebaruan Penelitian

Hubungan pengetahuan dan tingkat stress dengan kejadian gastritis

banyak dilakukan sebelumnya, tetapi sejauh penelusuran yang telah dilakukan

peneliti, belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain:

Tabel 1. Kebaruan Penelitian

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


1. 1. Laurensiu Hubungan Variabel Variabel
Fua Uwa antara stres dependent, independen,
2. Susi Milwati dan pola desain Lokasi
3. Sulasmini makan dengan penelitian dan penelitian,
Kejadian jenis waktu
gastritis yang penelitian. penelitian.
terjadi di
puskesmas
dinoyo 2019
2. 1. Indra Sartika Hubungan pola Variabel Variabel
2.Shinta makan dan dependent, independent
Rositasari stres dengan desain , Lokasi
3. Wahyu kejadian penelitian dan penelitian,
Bintoro Gastritis di jenis waktu
puskesmas penelitian. penelitian.
pajang
surakarta 2020.
7

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


3. 1.Novi Rosiani Hubungan Desain Variabel
2. Bayhakki pengetahuan penelitian dan penelitian,
3.Rani lisa tentang jenis Lokasi
indra gastritis penelitian. penelitian,
dengan waktu
motivasi penelitian.
untuk
mencegah
kekambuhan
gastritis 2020.
4. 1. Elfira Sri Hubungan pola Variabel Variabel
Futriani makan dengan dependent, independent
2. Feva kejadian desain , Lokasi
Tridiyawati gastritis pada penelitian dan penelitian,
3. Devia mahasiswa jenis waktu
Maulana tingkat II di penelitian. penelitian
Putri sekolah tinggi
ilmu kesehatan
abdi nusantara
jakarta 2018
5. 1. Widiya Hubungan pola Desain Variabel
Tussakinah makan dan penelitian dan penelitian,
2. Masrul tingkat stres jenis Lokasi
3. Ida Rahma terhadap penelitian. penelitian,
Burhan kekambuhan waktu
gastritis di penelitian
wilayah kerja
puskesmas
tarok kota
payakumbuh
2017.
6. Thrisia Monica Hubungan Variabel Variabel
antara independent, dependent,
pengetahuan desain Lokasi
dan tingkat penelitian dan penelitian,
stres terhadap jenis waktu
kambuh ulang penelitian. penelitian.
gastritis di
wilayah kerja
puskesmas
kota sungai
penuh 2019.
8

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


7. 1. Merita Hubungan Variabel Variabel
2. Wilpi Inda tingkat stress dependent, independen,
Sapitri dan pola desain Lokasi
3. Irawati konsumsi penelitian dan penelitian,
Sukandar dengan jenis waktu
kejadian penelitian. penelitian
gastritis di
puskesmas
pakuan baru
jambi 2016.
8. 1. Trimaya Tingkat Jenis Variabel
Cahya Mulat pengetahuan penelitian. penelitian,
dan sikap lokasi
masyarakat penelitian,
terhadap waktu
penyakit penelitian,
gastritis di desain
wilayah kerja penelitian.
puskesmas
barombong
kota makassar
2016.
9. 1. Olivia Hubungan Jenis Variabel
Agatha Kaasi antara penelitian, dan independent
2. Angela F. C. Kebiasaan variabel , lokasi
Kalesaran makan dengan dependent. penelitian,
3. Budi T. kejadian waktu
Ratag gastritis di penelitian,
wilayah kerja desain
puskesmas penelitian.
tateli
kabupaten
minahasa
2019.
10. 1. Suryono Pengetahuan Jenis Variabel
2. Ratna Dwi Pasien Dengan penelitian. penelitian,
Meilani Gastritis lokasi
Tentang penelitian,
Pencegahan waktu
Kekambuhan penelitian,
Gastritis 2016. desain
penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Tentang Gastritis

1. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung

sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab

terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasan sel epitel akan

merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung. Gastritis yang

dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan

memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan lansia (Utami dan

Imelda, 2018).

Penyakit gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia,

perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual,

dan muntah. Penyakit gastritis dapat menyerang semua tingkat usia

maupun jenis kelamin. Beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis

paling sering menyerang usia produktif karena pola makan tidak teratur

dan mengalami stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor

lingkungan (Sartika dkk, 2020).

Gastritis merupakan kumpulan gejala seperti nyeri uluhati, mual,

muntah, dan rasa penuh yang dirasakan oleh seseorang yang terkena

penyakit ini. Gastritis terjadi ketika mekanisme proteksi dalam lambung

9
11

mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi). Gastritis

merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik,

difus atau lokak dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut

(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual dan muntah (Ausrianti R,

dkk, 2018).

2. Etiologi

Menurut Mulat (2016) ada banyak hal yang menjadi penyebab

terjadinya penyakit gastritis, namun yang paling umum adalah :

a. Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi

dan dapat mengkibatkan kelebihan asam lambung dan akan

mengiritasi dinding mukosa lambung. Itulah sebabnya salah satu

pencegahan gastritis adalah dengan makan tepat waktu.

b. Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang

dapat merangsang sel dalam lambung yang berlebihan.

c. Makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan panas

misalnya bakso, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein

seperti kopi dan teh, kanan pedas dan asam, dan makanan yang

mengandung gas seperti ubi, buncis, kol dll.

d. Pemakaian obat anti inlamasi nonsteroid seperti aspirin, asam

mefenamat, dan aspilet dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan

produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritassi

mukosa lambung karena terjadinya difusi balik ion hydrogen ke epitel


12

lambung. Selain itu jenis obat ini dapat mengakibatkan kerusakan

langsung epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya yang

asam dapat menambah derajat keasaman pada lambung.

e. Konsumsi alcohol berlebihan

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar

pada mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya

iritasi pada lambung.

f. Iskemia dan Syok

Kondisi skemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung

karena penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat

mengakibatkan nekrosis lapisan lambung.

g. Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam atau basa

Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, obat-obatan

seranggga dan hama tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak lapisan

mukosa dengan cepat sehingga sangat berisiko terjadi pendarahan.

h. Trauma mekanik

Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan

saat kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab

gangguan keutuhan jaringan lambung.

i. Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan

gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri

Helicobacter Pylori.
13

3. Manifestasi Klinis

Menurut Sartika I (2020) Gejala umum kejadian gastritis adalah

mual, perut kembung, muntah, gangguan pencernaan, kehilangan selera

makan, muntah darah atau bubuk seperti kopi. Gastritis selain nyeri di

daerah uluhati juga menimbulkan lemas, terasa sesak, wajah pucat, suhu

badan naik, keluar keringat dingin, pusing, selalu bersendawa dan pada

kondisi yang lebih parah.

4. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari gastritis yaitu, gangguan

penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis

jika dibiarkan tidak terawat, akan menyebabkan ulkus peptik dan

pendarahan pada lambung. Serta dapat meningkatkan resiko kanker

lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada

dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung (Suryono

& Ratna D.M, 2016)

5. Penatalaksanaan Gastritis

Menurut Suryono & Ratna D.M (2016) Mengingat besarnya

dampak buruk dari penyakit gastritis, maka perlu adanya suatu

penangangan yang serius terhadap komplikasi gastritis yaitu

mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan

yang dapat membantu melancarkan pencernaan. Makan dalam jumlah


14

kecil tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan

asam lambung.

Menurut Uwa F.L, dkk (2019). Gastritis dapat diatasi dengan cara

mengurangi konsumsi makanan yang dapat mengganggu lambung

(makanan yang terlalu asam dan pedas) serta menghindari makanan yang

bisa membentuk gas sehingga mengakibatkan perut kembung (misalnya

ubi dan nangka) karena dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan

aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi, kesehatan

yang optimal terutama dalam menghindari kejadian gastritis.

6. Patofisiologi Gastritis

Menurut Suratun & Lusianah (2010) Ada beberapa penyebab yang

dapat menyebabkan gastritis yaitu : obat-obatan, alkohol, garam empedu,

dan zat iritan lainnya dapat merusak mukosa lambung. Mukosa lambung

sangat berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh

HCL dan pepsin. Ketika lambung sering terpapar dengan zat iritan maka

inflamasi akan terjadi terus menerus. Sehingga jaringan yang meradang

akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung akan

hilang, ketika hilang vitamin B12 akan menurun dan tidak dapat lagi

diserap oleh usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting

dalam pertumbuhan dan malnutrisi sel darah merah. Pada akhirnya klien

yang mengalami gastritis dapat mengalami anemia, selain itu dinding

lambung menipis rentan perforasi lambung dan pendarahan.


15

Selain obat-obatan dan zat iritan stres juga dapat menyebabkan

gastritis dikarenakan stres dapat mengakibatkan perubahan hormonal di

dalam tubuh yang dapat merangsang sel dalam lambung yang berlebihan,

stres juga dapat merangsang area tertentu pada otak yang meningkatkan

sensitifitas nyeri pada bagian uluhati. Stres juga cenderung menyebabkan

seseorang malas makan atau tidak memiliki keinginan untuk makan,

sehingga tidak makan tepat waktu yang mengakibatkan kekosongan pada

lambung saat jam makan, akibat kekosongan, asam lambung menyebabkan

peradangan pada dinding lambung sehingga menyebabkan rasa sakit atau

nyeri yang kita sebut dengan maag.

7. Pencegahan Gastritis

Menurut Kaasi A.O, dkk (2019) menjelaskan bahwa menjaga

kebiasaan makan dengan baik merupakan suatu perilaku penting yang

dapat meningkatkan status kesehatan individu. Pemilihan jenis makanan

yang tepat merupakan perilaku dalam pencegahan gastritis. Pencegahan

gastritis bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi makanan yang

berisiko meningkatkan asam lambung misalnya makanan pedas, asam,

minuman yang mengandung soda, kopi, makan teratur atau makan dalam

porsi sedikit tapi sering.

Menurut Suryono & Ratna D.M (2016) upaya untuk

meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit

gastritis dengan mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran


16

dan buah-buahan yang membantu melancarkan kerja pencernaan, serta

makan dalam jumlah kecil tapi sering dan minum air putih untuk

membantu menetralkan asam lambung.

8. Tipe-tipe Gastritis

Menurut Ida Mardalena (2017), gastritis terbagi atas dua, yaitu :

1. Gastritis Akut

Gastritis akut merupakan proses inflamasi bersifat akut dan biasanya

terjadi sepintas pada mukosa lambung.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung dalam jangka waktu lama

dan dapat disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylory.

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan pendengaran (Retnaningsih, 2016).

Pengetahuan merupakan domain yang paling penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, maka dari itu perilaku yang didasari

dengan pengetahuan dan kesadaran akan bertahan lama dibandingkan

perilaku yang tidak didasari ilmu pengetahuan dan kesadaran

(Retnaningsih, 2016).
17

2. Tingkat Pengetahuan

Penelitian Rogers (Hendrawan dkk, 2019) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),didalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness/kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi/objek.

b. Interest/merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek mulai timbul.

c. Evaluation/menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap respon dan sudah lebih baik

lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu (Hendrawan dkk, 2019):

a. Tahu/Know

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu meteri yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat

kembali/recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini

adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata


18

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagianya. Contoh :dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan

kalori dan protein pada anak balita.

b. Memahami/Komprehension

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar objek yang diketahui dan dapat menginter pretasi materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat

menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi/Application

Menggunakan materi yang telah dapat pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontek

sata usituasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistic

dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah/problem solving cycle

didalam pemecahan masalah dari kasus yang diberikan.

d. Analisis/Analysis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan material atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan
19

kata-kata kerja: dapat menggambarkan atau membuat bagan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis/Synthesis

Sintesis menuju kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya: dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi/Evaluation

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Hendrawan, dkk (2019) Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkat diatas. Pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan di interprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :


20

a. Baik (Hasil prosentase 76-100%)

b. Cukup (Hasil prosentase 56-75%)

c. Kurang (Hasil prosentase<56%)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2019), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek

juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akhirnyaakan menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu.
21

b. Informasi/media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru.

c. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial

ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu

yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.


22

e. Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah

nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik.

C. Tinjauan Umum Tentang Stress

1. Pengertian Stress

Menurut Mahmud, R & Zahrotul, U (2016) Stres merupakan salah satu

reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal yang

dirasa telah melampui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi. Menurut

Sinding dan Waldstrom (2018) Stres adalah sebuah respon adaptif dari

setiap individu yang dipengaruhi oleh karakter dari setiap pribadi atau

proses psikologi yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan atau

situasi, keadaan dari luar sehingga menyebabkan adanya tuntutan

psikologis maupun fisik yang khusus pada seseorang. Menurut Luthans

(2018) Stres didefinisikan sebagai respons adaptif terhadap situasi


23

eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau

perilaku pada anggota lain.

2. Jenis Jenis Stres

Menurut Jenita DT Donsu (2017) secara umum dapat dibagi menjadi

dua yaitu:

a. Stres akut

Stres yang dikenal dengan Fight or fight response. Stres akut ialah

respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau bahkan

ketakutan. Respon stres akut yang segera dan intensif di beberapa

keadaan dapat menimbulkan gemetaran.

b. Stres kronik

Stres kronik adalah stres yang sangat sulit untuk di pisahkan atau

diatasi, dan mempunyai efek jangka panjang.

3. Dampak Stress

Menurut Manurung (2016) stres dibagi menjadi Stress dapat

berpengaruh terhadap kesehatan dengan dua cara, pertama adanya

perubahan yang di akibatkan oleh stres secara lansung yang dapat

mempengaruhi fisik dan sistem tubuh yang berdampak pada kesehatan.

Kedua secara tidak lansung stres dapat mempengaruhi perilaku individu

sehingga dapat menyebabkan timbuknya berbagai macam penyakit atau

memperburuk konsdisi kesehatan yang sudah ada. Kondisi dari stres ini

terdiri dari beberapa gejala antara lain:


24

a. Gejala biologis

Ada beberapa gejala fisik yang akan di rasakan ketika seseorang

mengalami stres di antaranya sakit kepala yang berlebihan, tidur

menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan,

gangguan pada kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh

tubuh.

b. Gejala kognisi

Gangguan daya ingat (menurunya daya ingat dan mudah lukan akan

suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga

seseorang menjadi tidak fokus dalam melakukan suatu hal.

c. Gejala emosi

Gejala emosi di tandai dengan mudah marah, kecemasan yang

berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih dan depresi.

4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stress

Menurut Musradinur (2016) Sesuatu yang merupakan akibat pasti

memiliki penyebab atau yang disebut stressor, begitu pula dengan stress,

seseorang bisa terkena stress karena menemui banyak masalah dalam

kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stress dipicu oleh

stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu :

a. Lingkungan

Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:

1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu

memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing


25

individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut.

Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu

berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan

tersebut.

2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang

sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan

kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan

keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.

3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan

untuk selalu update terhadap perkembangan zaman membuat

sebagian individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu

tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa

malu yang tinggi jika disebut gaptek.

b. Diri sendiri

1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin

dicapai.

2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-

menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan

perkembangan.

c. Pikiran

1) Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan

pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan.


26

2) Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian

yang biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

5. Usaha Usaha Mengatasi Stres

a. Prinsip Homeostasis.

Stres merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan

cenderung bersifat merugikan. Oleh karena itu setiap individu yang

mengalaminya pasti berusaha mengatasi masalah ini. Hal demikian

sesuai dengan prinsip yang berlaku pada organisme, khususnya

manusia, yaitu prinsip homeostatis. Menurut prinsip ini organisme

selalu berusaha mempertahankan keadaan seimbang pada dirinya.

Sehingga bila suatu saat terjadi keadaan tidak seimbang maka akan ada

usaha mengembalikannya pada keadaan seimbang.

Prinsip homeostatis berlaku selama individu hidup. Sebab

keberadaan prinsip pada dasarnya untuk mempertahankan hidup

organisme. Lapar, haus, lelah, dll. merupakan contoh keadaan tidak

seimbang. Keadaan ini kemudian menyebabkan timbulnya dorongan

untuk mendapatkan makanan, minuman, dan untuk beristirahat. Begitu

juga halnya dengan terjadinya ketegangan, kecemasan, rasa sakit, dst.

mendorong individu yang bersangkutan untuk berusaha mengatasi

ketidak seimbangan ini (Musradinur, 2016)

b. Proses Coping terhadap Stres

Upaya mengatasi atau mengelola stress dewasa ini dikenal

dengan proses coping terhadap stress. Menurut Bart Smet, coping


27

mempunyai dua macam fungsi, yaitu : (1) Emotional-focused coping

dan (2) Problem-focused coping. Emotionalfocused coping

dipergunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.

Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan

minuman keras, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak

menyenangkan, dst. Sedangkan problem-focused coping dilakukan

dengan mempelajari keterampilan-keterampilan atau cara-cara baru

mengatsi stres. Menurut Bart Smet, individu akan cenderung

menggunakan cara ini bila dirinya yakin dapat merubah situasi, dan

metoda ini sering dipergunakan oleh orang dewasa. Berbicara mengenai

uapaya mengatasi Stres, Maramis berpendapat bahwa ada bermacam-

macam tindakan yangdapat dilakukan untuk itu, yang secara garis besar

dibedakan menjadi dua, yaitu (1) cara yang berorientasi pada tugas

atau task oriented dan (2) cara yangberorientasi pada pembelaan ego

atau ego defence mechanism (Musradinur, 2016).

Mengatasi stres dengan cara berorientasi pada tugas berarti

upaya mengatasi masalah tersebut secara sadar, realistis, dan rasional.

Menurut Maramis cara ini dapat dilakukan dengan “serangan”,

penarikan diri, dan kompromi. Sedangkan cara yang berorientasi pada

pembelaan ego dilakuakn secara tidak sadar (bahwa itu keliru), tidak

realistis, dan tidak rasional. Cara kedua ini dapat dilakukan dengan :

fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi, regresi, proyeksi, penyusunan


28

reaksi (reaction formation), sublimasi, kompensasi, salah pindah

(displacement) (Musradinur, 2016).

D. Kajian Empiris
Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah :

1. Penelitian ini dilakukan oleh Yuly Abdi Zainurridha (2021) yang

berjudul “Stres Dan Pola Makan Terhadap Kejadian Gastritis Pada

Mahasiswa Keperawatan Stikes Bhakti Al-Qodiri” didapatkan bahwa

ada keterkaitan antara variabel X1 dan variabel Y, dan ada keterkaitan

antara variabel X2 dan Y, serta ada keterkaitan semua variabel X1,X@,

dan Y pada mahasiswa keperawatan Stikes Bhakti Al-Qodiri dengan p

value (0,002).

2. Penelitian ini dilakukan oleh Thrisia Monica (2019) yang berjudul

“Hubungan Antara Pengetahuan Dan Tingkat Stres Terhadap Kambung

Ulang Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sungai Penuh”

didapatkan hasil bahwa ada hubungan antar tingkat pengetahuan dengan

kambuh ulang gastritis dengan nilai p value 0,032(P<0,05) dan ada pula

hubungan antara tingkat stres dengan kambuh ulang gastritis di Wilayah

Kerja Puskesmas Sungai Penuh dengan nilai p value 0,020 (P<0,005).

3. Penelitian ini dilakukan oleh Novi Rosiani, Bayhakki dan Rani Lisa Indra

(2020) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis Dengan

Motivasi Untuk Mencegah Kekambuhan Gastritis” didapatkan hasil

bahwa Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara


29

pengetahuan tentang gastritis dengan motivasi untuk mencegah

kekambuhan gastritis.

4. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Sartika, Shinta Rositasari dan Wahyu

Bintoro (2020) yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dan Stres Dengan

Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pajang Surakarta” didapatkan hasil

bahwa Output SPSS Homser and Lemeshow diperoleh nilai 0.991,

sehingga ada hubungan pola makan dan stres dengan kejadian gastritis

pasien rawat jalan di Puskesmas Surakarta.

5. Penelitian ini dilakukan oleh Trimaya Cahya Mulat (2016) yang berjudul

“Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit

Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar”

didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap penyakit gastritis di wilayah kerja Puskesmas Barombong

dalam kategori baik 51 responden, kurang baik 9 responden dan 1

responden buruk.

6. Penelitian dilakukan oleh Merita, Wilpi Inda Sapitri & Irawati Sukandar

(2016) yang berjudul “Hubungan Tingkat Stres Dan Pola Konsumsi

Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pakuan Baru Jambi”

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan tingkat stres dan pola

konsumsi dengan kejadian gastritis di Puskesmas Pakuan Baru Jambi.

7. Penelitian ini dilakukan oleh Laurensius Fua Uwa, Susi Milwati dan

Sulasmini (2019) yang berjudul “Hubungan Antara Stres Dan Pola

Makan Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Puskesmas Dinoyo”


30

didapatkan hasil bahwa ada hubungan pola makan dan tingkat stres

dengan kejadian gastritis sebanyak 72% dengan p value sebesar (0,003)

8. Penelitian ini dilakukan oleh Rahma Elliya dan Leni Haryanti (2019)

yang berjudul “Stres Psikologis dengan Kejadian Gastritis Pada

Narapidana Di Sukadana, Lampung” didapatkan hasil bahwa ada

hubungan stres dengan kejadian gastritis pada narapidana di rumah

tahanan Negara klas II B Sukadana sebanyak 130 sedangkan responden

tidak gastritis sebanyak 85, responden stres sebanyak 111, sedangkan

responden tidak stres sebanyak 104 dengan p-value = 0,000 OR = 9,012.

9. Penelitian ini dilakuan oleh Rezkiyah Hoesny dan Nurcahaya (2019)

yang berjududl “Stres Dan Gastritis : Studi Crss Sectional Pada Pasien Di

Ruang Rawat Inap Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bone-Bone”

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara stres dengan kejadian

gastritis secara statistik signifikan ( p value = 0,002 (0,05).

10. Penelitian ini dilakukan oleh Rizka Ausriani dan Nurleni (2018) yang

berjudul “Hubungan Pola Makan dan Faktor Stress Dengan Kejadian

Gastritis Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M Jamil Padang”

didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara faktor stress

dengan kejadian gastritis dengan nilai OR=5,200 dengan p=0,020

(p<0,05) serta terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan

dengan kejadian gastritis dengan nilai OR=4,231 dengan

p=0,027(p<0,05).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir Peneliti

Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat

peradangan pada dinding lambung. Untuk melindungi lapisan mukosa

lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung

dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal, sehingga apabila mukus tersebut

rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan.

Pengetahuan yang rendah yaitu salah satu faktor kejadian gastritis

dimana masyarakat selalu mengutamakan rasa dibandingkan gizi. Gaya hidup

yang kurang baik, yang mana kurang memperhatikan pola makan sehari-hari

dan bahkan sering telat dalam waktu makan. Pengetahuan sangat berpengaruh

terhadap seseorang dalam berperilaku atau melakukan tindakan. Jika individu

mengetahui tentang gastritis, seperti hal-hal yang menyebabkan kejadian

gastritis, maka individu tersebut akan melakukan suatu tindakan untuk

menghindari hal tersebut.

Tingkat stres yang berlebihan dapat memicu produksi asam lambung

yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala maag seperti nyeri dibagian

lambung, begah, hingga kembung, ketika seseorang stres maka otak akan

mengirim pesan pada lambung untuk memproduksi asam berlebih yang

memicu gastritis.

31
32

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep peneliti disusun dan

digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Kejadian Gastritis

Tingkat Stres

Gambar 1. Kerangka Konsep Peneliti

Keterangan :

: V :Variabel terikat (Dependent)

: Hubungan antara variabel yang diteliti

: Variabel bebas (Independent)

C. Variabel Peneliti

A. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas (Independent) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau variabel terikat (Nikmatur Ridha, 2017). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan tingkat stres.

B. Variabel Terikat ( Dependent )

Variabel terikat (Dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen atau variabel
33

bebas (Nikmatur Ridha, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kejadian gastritis.

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Obyektif

1. Kejadian Gastritis

Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat

peradangan pada dinding lambung, sehingga untuk melindungi lapisan

mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding

lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal, sehingga apabila mukus

tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan.

Kriteria Objektif :

a. Menderita : Jika responden pernah terdiagnosis gastritis

b. Tidak Menderita : Jika responden tidak pernah terdiagnosis gastritis.

2. Pengetahuan

Adapun yang perlu diketahui adalah penyebab gastritis, jenis-jenis

gastritis, bahaya dari gastritis, makanan apa saja yang dilarang untuk

penyakit gastritis, stres berlebihan apakah bisa membuat penyakit gastritis

bertambah parah, cara mengatasi gastritis, bahaya dari gastritis. Diukur

menggunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan 10 nomor dengan

nilai 1 untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 10 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)

R
Rumus : I
K
34

Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlah kategori 2 ( cukup dan kurang baik )

R
Jadi, untuk I=
K

100 %
¿
2

¿ 50 %

Kriteria Objektif :

Cukup : bila jawaban responden adalah > 50% dari total skor pertanyaan.

Kurang : bila jawaban responden adalah ≤ 50% dari total pertanyaan.

3. Tingkat Stres

Tingkat Stres yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

tekanan fisik maupun psikis atau kejadian yang tidak menyenangkan yang

terjadi pada responden, pada stres ini menggunakan instrumen pengukuran

DASS ( Depression Anxiety Stres Scale ) dengan 20 pertanyaan untuk

mengetahui tingkat stres yang dialami responden. Dalam skala

penilaiannya terbagi menjadi dua bagian yaitu Ya dan Tidak. Dengan nilai

1 untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.

Kriteria Objektif :

1. Ringan

Jawaban Ya < 6 Pertanyaan


35

2. Berat

Jawaban Ya ≥ 6 Pertanyaan

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian gastritis.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian gastritis.

2. Tingkat Stres

Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian gastritis

Ha: Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian gastritis.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain

penelitian sebagai acuan bagi peneliti untuk mencapai tujuan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional,

dimana variabel independent dan variabel dependent dilakukan pengukuran

sekaligus dalam waktu bersamaan (Sugiyono,2017) Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tingkat stres dengan

kejadian gastritis pada siswa SMP Negeri 10 Kendari. Adapun rancangan

penelitian cross sectional study adalah sebagai berikut ( Notoadmojo, 2012)

Populasi

Sampel

Faktor Risiko -
Faktor Risiko +

Efek - Efek +
Efek - Efek +

Gambar 2. Rancangan Desain Penelitian Cross Sectional Study

36
37

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan 27 Juni - 13 Juli 2021

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Kendari

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat

penting dan menentukan keakuratan hasil penelitian (Sumantri, 2016).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 10 Kendari

berjumlah 160 siswa.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2019). Besar

sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel. Besar sampel

ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane adalah sebagai berikut

(Riduwan, 2015).

N
n=
1+ N ( d 2 )

Keterangan :

n = Besarnya sampel

N = Jumlah populasi
38

d = Tingkat kepercayaan/ketetapan (5%) sehingga,

160
n=
1+ 160 ( 0,052 )

160
n=
1+ 160 ( 0,0025 )

160
n=
1+ 0,4

160
n=
1,4

n = 114

Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata memadai,

maka dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah

anggota populasi berdasarkan masing-masing strata ( Notoadmojo, 2010).

Maka pengambilan sampel di kelas VII dan VIII yaitu :

Kelas VII (n2) = (N2 x n)/N = (80 x 114)/160

= 57.

Kelas VIII (n3) = (N3 x n)/N = (80 x 114)/160

= 57.

a. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


39

a. Siswa di SMP Negeri 10 Kendari.

b. Dapat membaca dan menulis.

2) Kriteria Esklusi

Adapun Adapun kriteria eskluasi dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa yang tidak siap menjadi responden

b. Tidak dapat membaca dan menulis.

D. Sumber Data dan Pengumpulan Data

1) Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden dengan

menggunakan kuisioner.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan di SMP Negeri 10 Kendari.

2) Cara Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada siswa di SMP Negeri 10 Kendari dengan

jumlah 114 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Sebelum diberikan link kuisioner, peneliti

mengadakan penjaringan sampel sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan, kemudian memberikan penjelasan pada calon responden

mengenai penelitian ini, selanjutnya calon responden yang bersedia

menjadi responden penelitian dapat membaca kuisioner yang dibagikan

melalui link yang ada, peneliti memberikan kesempatan pada responden

untuk mengajukan pertanyaan. Setelah itu, mengumpulkan data yang telah


40

diisi oleh siswa dan segera diperiksa kelengkapan datanya. Untuk

memperoleh data tentang hubungan stres dengan menggunakan

Depression Anxiety Stres Scale (DASS 42).

E. Pengolahan, Analisa dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam penelitian ini proses

pengolahan data melalui empat langkah yaitu :

a. Editing, yaitu suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau data terkumpul.

b. Coding, yaitu kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberiam kode ini sangat

penting bila pengolahan data dan analisis data menggunakan computer.

c. Entri Data, yaitu kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel data base computer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel

kontigensi.

2. Analisa Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian yang

akan menggunakan ilmu statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisis (Rika, 2016). Teknik analisa yang digunakan dalam

penelitian ini ada dua yaitu :


41

a. Analisa Univariat

Analisis ini dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel (Rika, 2016), yaitu Hubungan Pengetahuan

dan Tingkat Stres.

b. Analisa Bivariat

Analisi bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi (Notoadmodjo, 2010), dalam penelitian

ini menggunakan uji Chi-Square atau sampel yaitu teknik statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua

atau lebih kelas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar

(Lia N. R, 2018).

Pedoman untuk melihat besarnya hubungan, maka dilakukan uji

phi untuk hubungan pengetahuan dengan kambuh ulang gastritis,

sedangkan uji cramer’s untuk melihat keeratan hubungan tingkat stres

dengan kambuh ulang gastritis dengan kategori sebagai berikut :


42

Tabel 2. Interprestasi Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien Tingkat Keeratan Hubungan

0,00-0,199 Sangat lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Lia Nova Rukman, 2018

3. Penyajian Data

Setelah diolah, data disajikan dalam bentuk tabel, diagram narasi untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Stres dengan Kejadian

Gastritis pada Siswa SMP Negeri 10 Kendari.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan ijin kepada Kepala

Sekolah SMP Negeri 10 Kendari dengan tembusan Rektor Universitas

Mandala Waluya Kendari untuk mendapatkan persetujuan. Masalah etika ini

meliputi :

c. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar persetujuan, diberikan kepada subyek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan, serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar


43

persetujuan tersebut. Jika responden tersebut menolak untuk diteliti, maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati responden tersebut.

d. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar kuisioner, cukup dengan memberi nomor kode pada

masing-masing lembar tersebut.

e. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah didapatkan oleh peneliti dari

responden akan dijamin kerahasiaannya.


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis SMP Negeri 10 Kendari

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Kendari merupakan

salah satu Sekolah Negeri yang terletak di Kecamatan Kambu Jalan. Prof.

Dr. Abdurrauf Tarimuna No.G.96. Letak Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 10 Kendai dengan batasan-batasan sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman warga

b. Sebealah Timur berbatasan dengan jalan raya

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sekolah Dasar Negeri 93 Kendari.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan perkebunan warga

2. Keadaan Demografis SMP Negeri 10 Kendari

Sarana dan Prasarana yang ada di SMP Negeri 10 Kendari adalah

sebagai berikut :

a. Gedung sekolah : 11 unit

b. Kantor : 1 unit

c. Ruang Sekolah : 21 unit

d. Ruang Perpustakaan : 1 unit

e. Ruang UKS : 1 unit

f. Ruang Lab TIK : 1 unit

g. Ruang Guru : 2 unit

h. Ruang Seni : 1 unit

45
46

i. Ruang Osis : 1 unit

j. Ruang BP : 1 unit

k. Gedung Musolah : 1 unit

l. Lapangan : 3 unit yaitu 1 lapangan basket, 1 lapangan

bola, dan 1 lapangan bulu tangkis.

Visi Misi SMP Negeri 10 Kendari yaitu :

a. Visi : Disiplin, berkualitas dalam Iptek Berdasarkan Imtak, berbudaya,

dan berwawasan lingkungan.

b. Misi :

1. Menumbuhkan Penghayatan terhadap ajaran Agama yang

dianutinya.

2. Menjunjung tinggi Nilai-nilai Budaya Bangsa.

3. Meningkatkan kedisplinan dan ketertiban sekolah.

4. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan

efisien.

5. Menumbuh kembangkan semangat, prestasi dan kreatifitas secara

intensif seluruh warga sekolah.

6. Meningkatkan kecerdasan, keterampilan dan mengolah IPTEK

dalam wadah tubuh yang sehat.

7. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dalam mencegah kerusakan lingkungan.

8. Meningkatkan pembinaan ekstrakurikuler bidang akademik dan non

akademik.
47

9. Mewujudkan pengelolaan lingkungan yang ASRI dan nyaman.

10. Membentuk TPA/Pembinaan Keagaaman.

11. Melaksanakan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dengan

memanfaatkan lingkungan sebagai sarana belajar.

12. Membangun kehidupan sekolah yang demokratif, dan berbudaya

Nasional.

Sekolah SMP Negeri 10 Kendari di pimpin oleh seorang Kepala

Sekolah yaitu Waode Nurhafiah, S.Pd dan di bantu oleh 47 guru.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Juni sampai 13 Juli 2018 yang

bertempat di SMP Negeri 10 Kendari dengan responden berjumlah 114 siswa.

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1. Laki-Laki 55 48,2

2. Perempuan 59 51,8

Jumlah 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden berjenis

kelamin perempuan lebih banyak yaitu 59 responden (51,8%) dan

responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 55 responden (48,2%).


48

b. Kelompok Umur

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

No Umur Jumlah %

1. 12 Tahun 32 28,1

2. 13 Tahun 25 21,9

3. 14 Tahun 28 24,6

4. 15 Tahun 29 25,4

Jumlah 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 114 responden yang

terbanyak 12 Tahun berjumlah 32 responden (28,1%) dan yang

terendah 13 Tahun berjumlah 25 responden (21,9%).

c. Kelompok Kelas

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Kelas

No Kelas Jumlah %

1. Kelas VII 57 50

2. Kelas VIII 57 50

Jumlah 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden kelas VII

yaitu 57 responden (50%) dan responden VIII berjumlah 57 orang

responden (50%).
49

2. Analisa Univariat

Untuk mendeskripsikan variabel distribusi frekuensi dan persentase

setiap variabel :

a. Kejadian Gastritis

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Gastritis


pada Siswa di SMPN 10 Kendari.

No Kejadian Gastritis Jumlah Persentase (%)

1. Ya 65 57,0

2. Tidak 49 43,0

Total 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas didapatkan responden yang mengalami kejadian

gastritis sebanyak 65 responden (57,0%) dan yang tidak mengalami

kejadian gastritis berjumlah 49 responden (43,0%).

b. Pengetahuan

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan pada


Siswa di SMPN 10 Kendari.

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1. Cukup 63 55,3

2 Kurang 51 44,7

Total 114 100

Sumber : Data Primer 2021


50

Dari tabel diatas didapatkan responden yang mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 63 responden (55,3%) dan pengetahuan

kurang berjumlah 51 responden (58,2%).

c. Tingkat Stres

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Stres pada


Siswa di SMPN 10 Kendari

No Tingkat Stres Jumlah Persentase (%)

1. Ringan 47 41,2

2. Berat 67 58,8

Total 114 100

Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas didapatkan responden yang mempunyai tingkat

stres dengan kategori ringan sebanyak 47 responden (41,2%) dengan

kategori berat berjumlah 67 responden (58,2%).

3. Analisa Bivariat

Dalam penelitian ini digunakan analisa bivariat dimana untuk melihat

adanya hubungan variabel independen dengan variabel dependen pada

setiap responden.
51

Tabel 9. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Gastritis


pada Siswa di SMPN 10 Kendari.

Kejadian Gastritis
No Pengetahuan Ya Tidak Total % Statistik
n % N %
1. Cukup 63 X2 hit
37 32,5 26 22,8 55,3
=0,049
2. Kurang 51 X2 tab =
28 24,6 23 20,2 44,7
3,481
Total 65 57,0 49 43,0 141 100 ᶲ = 0,038
Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas terlihat bahwa responden yang pengetahuan cukup

berjumlah 63 orang responden (55,3%) yang terdiri dari 37 responden

(32,5%) mengalami kejadian gastritis dan 26 orang responden (22,8%)

tidak mengalami kejadian gastritis, sedangkan kategori pengetahuan yang

kurang berjumlah 51 responden (44,7%) yang terdiri dari 28 responden

(24,6%) mengalami kejadian gastritis dan 23 responden (20,2%) tidak

mengalami kejadian gastritis.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan X 2 hitung 0,049 < X2 tabel 3,481

dan nilai ᶲ =0,038 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak dengan

demikian tidak ada hubungan,dengan tingkat keeratan lemah antara

pengetahuan dengan kejadian gastritis siswa di SMPN 10 Kendari.


52

Tabel 10. Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Kejadian Gastritis


pada Siswa di SMPN 10 Kendari

Kejadian Gastritis
Tota
No Tingkat Stres Ya Tidak % Statistik
l
n % n %
1. Ringan 47 X2 hit
15 13,2 32 28,1 41,2
=18,856
2. Berat 67 X2 tab =
50 43,9 17 14,9 58,8
3,481
Total 65 57,0 49 43,0 141 100 ᶲ = -425
Sumber : Data Primer 2021

Dari tabel diatas terlihat bahwa responden yang tingkat stres ringan

berjumlah 47 responden (41,2%) yang terdiri dari 15 responden (13,2%)

mengalami kejadian gastritis dan 32 responden (28,1%) tidak mengalami

kejadian gastritis, sedangkan kategori tingkat stres yang berat berjumlah

67 responden (58,8%) yang terdiri dari 50 responden (43,9%) mengalami

kejadian gastritis dan 17 responden (14,9%) tidak mengalami kejadian

gastritis.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan X2 hitung 18,856 > X2 tabel

3,481 dan nilai ᶲ = -425 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan
demikian ada hubungan, dengan tingkat keeratan sedang antara tingkat

stres dengan kejadian gastritis siswa di SMPN 10 Kendari.


53

C. Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Gastritis pada Siswa SMP

Negeri 10 Kendari.

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung

sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab

terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasan sel epitel akan

merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung. Gastritis yang

dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan

memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan. (Utami dan Imelda,

2018).

Gastritis merupakan kumpulan gejala seperti nyeri uluhati, mual,

muntah, dan rasa penuh yang dirasakan oleh seseorang yang terkena

penyakit ini. Gastritis terjadi ketika mekanisme proteksi dalam lambung

mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi). Gastritis

merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik,

difus atau lokak dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut

(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual dan muntah (Ausrianti R,

dkk, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa responden yang

pengetahuan cukup berjumlah 63 responden yang terdiri dari 37 responden

(32,5%) mengalami kejadian gastritis dapat diketahui bahwa pada

umumnya responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang kejadian


54

gastritis, tetapi tidak diterapkan didalam kehidupan sehari-hari, dengan

demikian responden beresiko terkena gastritis dan 26 responden (22,8%)

tidak mengalami kejadian gastritis dikarenakan responden sudah

memahami tentang pola makan teratur, hal apa saja yang akan memicu

terjadinya gastritis serta makanan yang dilarang pada penderita gastritis

dan responden menerapkan didalam kehidupan sehari-harinya sehingga

responden tidak mengalami gejadian gastritis.

Responden yang pengetahuan kurang berjumlah 51 responden

(55,3%) yang terdiri dari 28 responden (24,6%) mengalami kejadian

gastritis dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan serta kurangnya rasa

ingin tahu responden dalam mencari informasi mengenai gastritis sehingga

pengetahuan yang kurang akan mempengaruhi sikap responden, semakin

rendah pengetahuan maka semakin negatif juga sikap responden dalam

kehidupan sehari-hari mengenai kejadian gastritis dan 23 responden

(20,2%) tidak mengalami kejadian gastritis dikarenakan meskipun

pengetahuan responden kurang tetapi perilaku responden baik dalam

tindakan pencegahan gastritis.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rosyanti (2020) dengan judul

Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis dengan Kejadian Gastritis pada

Remaja Putri An Nur Wahidah bahwa hasilnya menunjukkan tidak ada

hubungan antara pengertahuan dengan kejadian gastritis pada remaja putri

An Nur Wahidah dengan menggunakan uji chi square dan menggunakan


55

aplikasi SPSS dan chisquare hasil signifikannya yaitu 0,365, karena 0,365

> 0,005 sehingga Ho diterima.

2. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Gastritis pada Siswa SMP

Negeri 10 Kendari.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang mengalami stres

ringan berjumlah 47 responden yang terdiri dari 15 responden (13,2%)

mengalami kejadian gastritis, pada umumnya faktor stres responden yaitu

perubahan pembelajaran secara daring sehingga memiliki beberapa

tantangan yang berbeda dalam pelaksanaan belajar, penyampaian materi

yang tidak sejelas tatap muka secara langsung serta menumpuknya tugas

sehingga membuat responden kesusahan dalam memanajemen waktu serta

jadwal makan responden tidak teratur, sehingga hal itu yang membuat

responden mengalami kejadian gastritis, dan 32 responden (28,1%) tidak

mengalami kejadian gastritis dikarenakan responden sudah memahami

tentang memajemen stres, dan sudah paham dalam mengelola waktu

belajar, bermain, dan makan sehingga responden lebih santai dalam

menjalani aktifitas sehari-hari maupun proses belajar yang sudah

mengalami perubahan, serta adanya keikutsertaan orang tua dalam

mengola stres dan perhatian orang tua terhadap responden.

Responden yang stres berat berjumlah 67 responden (58,8%) yang

terdiri dari 50 responden (43,9%) mengalami kejadian gastritis

dikarenakan beberapa faktor yaitu terutama faktor kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan secara daring karena diakibatkan oleh masa


56

pandemi seperti memunculkan pengeluaran baru untuk kuota internet hal

ini bisa menjadi masalah bagi orang tua responden yang memiliki

kesulitan finansial dalam model pembelajaran, kecewa ketika nilai yang

diperoleh menurun, stres ketika tidak dapat mengerjakan tugas tepat waktu

serta kesulitan dalam mengatur waktu yang membuat juga jadwal makan

menjadi tidak teratur, kesulitan dalam mengerjakan tugas, jaringan internet

yang tidak stabil, kurang mudah memahami materi pembelajaran, serta

perbedaan akses tekonologi yang siswa miliki sehingga kesulitan dalam

pengiriman tugas-tugas dan 17 responden (14,9%) tidak mengalami

kejadian gastritis dikarenakan responden sudah mampu mengelola stres,

seperti halnya ketika lelah dalam mengerjakan tugas responden

menyelingkan waktu dengan bermain game kesukaan, beberapa responden

juga ketika stres menumpuk tugas mengalihkan dengan melakukan

olahraga seperti senam, membuat kerajinan, mendengarkan musik serta

istirahat dengan tidur yang cukup.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan

kejadian gastritis pada siswa SMPN 10 Kendari, juga mengetahui tingkat

stres dengan kejadia gastritis pada siswa SMPN 10 Kendari.

Berdasarakan hasil penelitian maka diperoleh :

1. Tidak ada hubungan dengan tingkat keeratan lemah antara pengetahuan

dengan kejadian gastritis pada siswa SMPN 10 Kendari.

2. Ada hubungan dengan tingkat keeratan sedang antara tingkat stres dengan

kejadian gastritis pada siswa SMPN 10 Kendari.

B. Saran

1. Peneliti menyarankan agar responden lebih mengembangkan pengetahuan

terhadap kejadian yang akan mengakibatkan gastritis serta lebih mampu

memanajemen stres dengan baik.

2. Peneliti menyarankan untuk menjaga kesehatan untuk mencegah kejadian

yang akan mengakibatkan gastritis dengan cara relaksasi yang cukup,

olahraga, menjaga pola makan secara teratur dan nutrisi seimbang.

3. Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih jauh mengenai hubungan

antara pengetahuan dan tingkat stres dengan kejadian gastritis berdasarkan

klasifikasi umur dan jenis kelamin.

56
DAFTAR PUSTAKA
Ausrianti R & Nurleni.,2018., Hubungan Pola Makan Dan Faktor Stress Dengan
Kejadian Gastritis Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. M
Jamil Padang.,Jurnal Menara Ilmu.,XIII(4).,Hal 105-112.6/2/2021
09.00.
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1314.
Budiman & Riyanto.,2019.,Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan
Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Perawat Intensive Care Unit Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping., Jurnal Nursing Students. 1(1)., Hal 176-184.
https://adoc.pub/hubungan-pengetahuan-dengan-kepatuhan-pemggunaan-alat-
pelinde70dd9031d3dcf4a2701ccd7709eddf73509.html
Dinas Kesehatan Kota Kendari., 2020., Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari.,
2020.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara., 2020., Profil Dinas Kesehatan Sulawesi
Tenggara.
Futriani S.E, Feva T, Devia M.P.,2018., Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Gastritis Pada Mahasiswa Tingkat II Di Sekolah Tinggin Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.,Jurna Antara
Keperawatan.,3(1).5/2/2021 13.00.
https://ojs.abdinusantara.ac.id/index.php/antaraperawat/article/view
/173
Hendrawan A, Budi S & Krsitian C.,2019., Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tenaga Kerja PT “X” Tentang Undang-Undang Dan Peraturan
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja., Jurnal Delima.,6(2). 20/2/2021
15.00.
http://jurnal.akbidharapanmulya.com/index.php/delima/article/view/
76.
Huzaifah, Z., 2017., Hubungan Pengetahuan Tentang Penyebab Gastritis Dengan
Perilaku Pencegahan Gastritis., Healthy-Mu Journal.,1(1).
12/2/2021 11.05. http://simakip.unhamka.ac.id/download?
type=penelitianlaporan&id=700&nomor=1.
Kasi A.O, Angela F.C & Budi T.R.,2019., Hubungan Antara Kebiasaan Makan
dengan Kejadian Gastritis di wilayah Kerja Puskesmas Tateli
Kabupaten Minahasa., Jurnal Kesmas.,8(7). Hal 152-160.
14/2/2021 11.15.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/download/265
83/26204.

57
Lia Nova Rukman.,2018.,Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan
Gastritis di SMA N 1 Ngaglik [Universitas Aisiyah Yogyakarta].
http ://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/4376. 14/2/2021 10.30.
http://digilib.unisayogya.ac.id/4367/1/SKRIPSI%20LIA
%20NOVA%20RUKMANA%201.pdf
Mahmud, R & Zahrotul, U., 2016., Studi Deskriptif Mengenai Pola Stres Pada
Mahasiswa Praktikum.,Jurnal Indeigeneous.,1(2).Hal 52-61.
22/2/2021.https://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/
view/4970/3307
Manurung., 2016.,Terapi Reminiscence. Jakarta : CV Tran Info Media
Mardalena I.,2017.,Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Gastritis Terhadap
Pengetahuan Siswa-Siswi Di SMK YPKP Sentani Kabupaten
Jayapura.,Jurnal Nursing Students.,7/2/2021 07.03.
https://repository.stikesjypr.ac.id/id/eprint/23/
Merita M, Wilpi I.S, Irawati S.,2016., Hubungan Tingkat Stres Dan Pola
Konsumsi Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pakuan Baru
Jambi.,Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi.,5(1).6/2/2021 13.02.
https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/download/92/75/
Monica T.,2018., Hubungan Antara Pengetahuan Dan Tingkat Stres Terhadap
Kambuh Ulang Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sungai
Penuh Tahun.,Jurnal Menara Ilmu.,XIII(5). Hal 176-184. 5/2/2021
13.15.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1370
Mulat C.T.,2016., Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit
Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota
Makassar.,JKSHSK.,1(1). Hal 885-891. 22/2/2021 09.00.
https://media.neliti.com/media/publications/286109-tingkat-
pengetahuan-dan-sikap-masyarakat-ec5101b2.pdf
Musradinur.,2016.,Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif
Psikologi.,Jurnal Edukasi.,2(2). Hal. 183-199. 23/2/2021 08.30.
https://jurnal.ar-raniry-ac.id./index.php/cobaBK/article/view/815/6
32
Notoadmodjo.,2019.,Metodologi penelitian kesehatan (P.R. Cipta (ed); Edisi 3).
Puskesmas Mokoua Kendari., 2020., Profil Puskesmas Mokoua Kendari.
Putri, T.A, Farit R & Akifah., 2017., Efektifitas Media Audio Visual Dan Leafleat
Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang
Pencegahan Penyakit Gastritis Pada Santriwati Di Pondok
Pesantren Hidayatullah Putri Dan Ummussahabbri Kota Kendari
Tahun 2017., Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan

58
Masyarakat.,2(6). Hal. 1-11. 23/2/2021 07.15.
http://ojs.uhoac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/2869
Retnaningsih R.,2016., Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Alat
Pelindung Telinga Dengan Penggunaannya Pada Pekerja Di PT.
X.,Jurnal Of Industrial Hygiene And Occupational
Health.,1(1).,Hal 67-82.7/2/2021 07.00.
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH/article/view/6
07
Riduwan.,2015.,Dasar-dasar statistika (ALFABETA (ed)).
Rika.,2016.,Hubungan antara pengetahuan dan perilaku pencegahan gastritis pada
mahasiswa jurusan keperawatan [Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar]. 03/2/2021 22.03.
http://simakip.uhamka.ac.id/download?
type=penelitianlaporan&id=700&nomor=1
Rosiani N, Bayhakki & Rani L.I.,2020., Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis
Dengan Motivasi Untuk Mencegah Kekambuhan Gastritis., Al-
Asalmiya Nursing.,9(1). Hal. 10-18. 03/2/2021 21.15.
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1737256
Saparina & Sri.,2020., Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.,
Journal Of Public Health.,3(1). Hal. 1-10. 15/2/2021 14.45.
https://journal.fikes-umw.ac.id/index.php/mjph/article/view/115
Sartika I, Shinta R, Wahyu B.,2020., Hubungan Pola Makan dan Stres Dengan
Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pajang Surakarta.,13(2). Hal 159-
164. 15/2/2021 14.00.
https://www.jurnal.usahidsolo.ac.id/index.php/JIKI/article/downloa
d/652/505
Soetjiningsih.,2018.,Hubungan Makan Dengan Gastritiss Pada Remaja Di
Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut.,Jurnal Kesehatan
Bakti Tunas Husada.,18(1). 13/2/2021 15.22. https://ejurnal.stikes-
bth-ac.id/index.php/P3M_JKBTH/article/viewFile/303/265
Sugyono.,2017.,Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta, CV
22/2/202111.23.http://repository.umpalembang.ac.id/eprint/8411.
Sumantri.,2016.,Strategi pembelajaran : teori dan praktik di tingkat pendidikan
dasar (Rajawali Pers (ed)).
Sunarmi.,2018., Faktor-Faktor Yang Beresiko Dengan Kejadian Penyakit Gastritis
Di Poliklinik Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.,
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan.,8. Hal 61-75. 16/2/2021
13.12.

59
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/mat/article/downlod/71
86/3383
Suratun & Lusianah.2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media.
Suryono & Ratna D.M.,2016.,Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis Tentang
Pencegahan Kekambuhan Gastritis., Jurnal AKP.,7(2). Hal 34-39
16/2/2021 18.55.
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/521043
Tussakinah W, Masial M, Ida R.R.,2017., Hubungan Pola Makan Dan Tingkat
Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tarok Kota Payakumbuh.,Jurnal Kesehatan Andalas., 7(2).
6/2/2021 13.05.
https://jurnal.fk.unand.ac.id/indexphp/jka/article/download/805/661
Utami, D.A & Imelda, R.K.,2018.,Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri
Pasien Gastritis:Literatur Review.,Real In Nursing Journal.,1(3).
Hal 123-132 17/2/2021 18.02.
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/article/download/341/109
Uwa F.L, Susi M & Sulasmini.,2019., Hubungan Antara Stres Dan Pola Makan
Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Puskesmas
Dinoyo.,Nursing News.,4(1). Hal 237-247. 5/2/2021 13.20.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/1543/1095

60
DOKUMENTASI PENELITIAN ONLINE

Tampilan awal kuisioner penelitian yang disebar lewat google form

Peneliti memperkenalkan diri dan tujuan penelitian


Responden mengirim bukti telah mengisi kuisioner

Responden mengirim bukti telah mengisi kuisioner


Responden mengisi daftar nama yang sudah mengisi kuisioner

Responden mengisi daftar nama yang sudah mengisi kuisioner


Grup kelas yang digunakan untuk penyebaran kuisioner online

Anda mungkin juga menyukai