A DENGAN
DIAGNOSA KANKER NASOFARING DIRUANGAN RB 3
RSUP.H.ADAM MALIK
Oleh :
Nama : SONIA
Nim : 2014401024
Oleh :
Nama : SONIA
Nim : 2014401024
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim
Pembimbing
Youlanda Sari,S,Kep.,Ns.,M.Kep
Mengetahui
STIKes FLORA
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ka.Prodi DIII Keperawatan
STIKes Flora
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
Flora.
secara langsung maupun tidak langsung sehingga karya ilmiah ini dapat
Flora.
Stikes Flora.
iii
iv
ilmiah
STIKes flora.
8. Dan terima kasih kepeda orang tua saya yang telah berjuang
dapat bermanfaat bagi para pembaca rekan dan adik tingkat di STIKes
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
v
vi
Daftar Pustaka
Lembar Konsul
Daftar Riwayat Hidup
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Serikat angka insiden kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk setiap
13.000 kasus baru dan paling banyak dilaporkan dari pulau Jawa
relatif tinggi yaitu sekitar 5.6 / 100.000 orang atau 15.000 kasus setiap
bahwa terdapat 129.079 kasus baru di seluruh dunia atau 0,7% dari
1
2
RSUP H. Adam Malik medan pada bulan januari 2006 desember 2010. Di
dileher (71%).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Hal ini kemudian dapat meluas di dalam atau keluar dari nasofaring ke
terhadap EBV dan konsumsi ikan asin yang merupakan makanan yang
di dalam ikan asin diketahui sebagai media yang baik untuk tumbuhnya
adanya infeksi EBV pada pasien. Lebih dari 95% orang dewasa dari
merokok, dan paparan asap kayu bakar, zat kimia inhalasi, dan debu kayu
4
5
tumor disebut kanker. Tumor merupakan satu sel liar yang berada
dibagian tubuh dan terus membesar di lokasi yang tetap atau tidak
benjolan di bagian tubuh tertentu dan jika tidak diobati dengan tepat
sel tumor berubah menjadi kanker. Berbeda dengan sel tumor yang
2.1.2 Klasifikasi
digerakkan)
6
gerakkan)
sekitar)
M1 (Matatase jauh)
Stadium 0
2.1.3 Etiologi
industri
b) Keturunan
mikroorganisme.
d) Faktor lingkungan
f) Genetik
8
g) umur
hidung dengan ukuran panjang sekitar 3-4 cm, lebar 4 cm dan tinggi 4 cm
1. Pada bagian anterior adalah bagian akhir dari cavum nasalis atau
choanae.
clivus.
4. Pada bagian inferior adalah sisi atas palatum molle (soft palate)
dan orofaring.
dari basis cranii hingga os. Hyoid. Dengan batas atas yaitu
Hyoid. Batas depan arteri carotis. Bagian belakang adalah tepi dari
10
atasnya adalah tepi bawah os. Hyoid hingga os. Cricoid. Bagian
thyroid.
5. Level V, dengan batas atas adalah tepi atas os. Hyoid, bagian
clavicula.
anterior dari os. Hyoid sampai supra sternal. Dengan batas sisi
esofagus.
2.1.5 Patofisiologi
Faktor Resiko
- Zat karsinoganik
- Keturunan ( Gen )
- Umur
- Imunitas tubuh
- lingkungan
Tumor Nasofaring
Perumbuhan Sel
Tumor di Kelenjer Nyeri
Getah Bening
Susah menelan
Metastasis sel tumor
kelenjer getah bening
melalui limfe Penumpukan Ketidakefektifan
sekret bersihan jalan nafas
Kelenjer melekat pada
otot dan sulit digerakkan
Nyeri
A. Gejala hidung
pendarahan
B. Gejala telinga
pendengaran )
pendengaran
14
C. Gejala lanjut
digerakkan.
paru.
2.1.7 Komplikasi
a) komplikasi akut
1) mukositis
2) kandidiasis
3) dysgeusia
b) komplikasi kronis
1) karies gigi
2) gagal napas
menghadap superior
dikenal.
2.1.9 Penatalaksanaan
a. Kemotrapi
b. Radioterapi
c. Kombinasi Kemoradiasi
d. Nasofaring Ektomi
dengan tumor persisten atau rekuren yang sudah terlalu besar dan
2.2.1 Pengkajian
fungsional kesehatan.
kondisi pasien.
Proses Pengkajian
sehat
- Intensitas nyeri
- Karakteristik nyeri
radiasi kemoterapi
kehilangan rambut.
20
- Berikan bronkodilator
bila perlu
- Berikan pelembab udara
kassa basah NaCl
lembab
- Antu intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
- Monitor respirasi dan
status O2
2. Nyeri akut b/d kompres/ destruksi Setelah dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian
jaringan saraf ditandai dengan nyeri keperawatan selama 1x 24jam secara komprehensif
seperti ditusuk-tusuk Tujuan termasuk lokasi,
Pain level karakteristik, durasi,
Pain control frekuensi, kualitas dam
Confort level factor presipitasi.
Kreteria hasil : - Observasi reaksi
- Mampu mengontrol nyeri, tahu nonverbal dari
penyebeb nyeri, mampu ketidaknyamanan.
menggunakan tehnik - Bantu pasien dan
nonfarmakologi untuk keluarga untuk mencari
mengurangi nyeri, mencari dan menemukan
bantuan. dukungan.
- Melaporkan bahwa nyeri - Kontrol lingkungan yang
berkurang dengan dapat mempengaruhi
menggunakan manajemen nyeri seperti suhu
nyeri. ruang, pencahayaan
23
4. Kerusakan integritas kulit b/d Tissue interrity : skin and Pressure management :
penurunan imunologi, efek radiasi mucous membranes - Anjurkan pasien untuk
kemoterapi Hemodyalis akses menggunakan pakaian
Defenisi ;perubahan / gangguan Kriteria hasil : longgar
epidermis dan/ dermis. Integritas kulit yang baik bis - Hindari kerutan pada
Batasan karakteristik dipertahankan ( sensasi, tempat tidur
Kerusakan lapisan kulit( elastisitas, temperature, - Jaga kebersihan kulit
dermis ) hidrasi, pigmentasi ) agar tetap bersih dan
Gangguan permukaan kulit Tidak ada luka/lesi pada kulit kering
(epidermis ) Perkusi jaringan bagus - Mobilitasi pasien setiap
Invasi struktur tubuh Menunjukan pemahaman 2 jam sekali
Faktor yang berhubungan : dalam proses perbaikan cedera - Monitor kulit akan
Eksternal berulang adanya kemerahan
- Oleskan lotion atau
- Zat kimia, radiasi Mampu melindungin kulit dan
26
- gantikan balutanpada
interval waktu yang
sesuai atau barkan luka
tetap terbuka ( tidak
dibalut ) sesuai program
5. Harga diri rendah situasional b/d Body Image, disiturbed Self Esteem Enhancement
samping radioterapi: kehilangan Coping, ineffective - Tunjukan rasa percaya
rambut Personal identity, disturbed diri terhadap
Definisi : Perkembangan persepsi
Health behavior, risk kemampuan pasien
negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini Self esteem situasional, low untuk mengatasi situasi
(sebutkan) Kriteria Hasil : - Dorong pasien
Batasan Karakteristik : Adaptasi terhadap mengidentifikasi
Evaluasi diri bahwa individu ketunadayaan fisik : respon kekuatan dirinya
tidak mampu menghadapi adaptif klien terhadap - Ajarkan keterampilan
peristiwa tantangan fungsional penting
perilaku yang positif
Evaluasi diri bahwa individu akibat ketunadayaan fisik
melalui bermain peran,
tidak mampu menghadapai Resolusi berduka :
penyesuaian dengan model peran, diskusi
situasi
Perilaku bimbang kehilangan aktual atau - Dukung peningkatan
Perilaku tidak asertif kehilangan yang akan terjadi tanggung jawab diri, jika
Secara verbal melaporkan Penyesuaian psikososial : diperlukan
tantangan situasional saat ini perubahan hidup : respon - Buat statement positif
tenhadap harga diri psikososial adaptiv individu
terhadap pasien
terhadap perubahan
Ekspresi ketidakberdayaan - Monitor frekuensi
bermakna dalam hidup
Ekspresi ketidakbergunaan komunikasi verbal
Menunjukkan Penilaian
Verbalisasi meniadakan diri
28
Faktor Yang Berhubungan pribadi tentang harga diri pasien yang negative
Perilaku tidak selaras dengan Mengungkapkan penerimaan - Dukung pasien untuk
nilai diri menerima tantangan
Perubahan perkembangan Komunikasi terbuka baru
Gangguan citra tubuh Mengatakan optimisme
- Kaji alasan-alasan untuk
Kegagalan tentang masa depan
mengkritik atau
Gangguan fungsional Menggunakan strategi koping
efektif menyalahkan diri sendiri
Kurang penghargaan
Kehilangan - Kolaborasi dengan
Penolakan sumber-sumber lain
Perubahan peran sosial (petugas dinas social,
perawat spesialis klinis,
dan layanan
keagamaan)
Counseling
- Menggunakan proses
pertolongan interakftif
yang berfokus pada
kebutuhan, masalah,
atau perasaan pasien
dan orang terdekat untuk
meningkatkan atau
mendukung koping
pemecahan masalah
Coping Enhancement Body
Image enhancement
Bab 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Supir
No.RM : 88.47.56
Agama : Islam
Satus : Menikah
Pekerjaan : Supir
29
30
Nama : Kartini
Pekerjaan : IRT
Umur : 28 tahun
a. Keluhan Utama
Pengkajian nyeri :
- S : Skala nyeri 6
pipi dan leher bagian kiri, serta mual dan nafsu makan menurun, leher
31
f. Riwayat penyakit
menggunkan bahas indonesia, gambaran diri dan citra diri pasien, pasien
semula.
1. Bernafas
sakit.
32
mengeluh tidak nafsu makan dan susah nelan disertai mual dan
muntah
3. Eliminasi
5. Istirahat tidur
6. Kebersihan diri
33
8. Rasa nyaman
serak.
11. Ibadah
3.1.5 Genogram
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
= Meninggal
= Serumah
1. Keadaan umum
Berat Badan : 55 Kg
2. Vital Sign
Nadi : 80 X Permenit
Suhu : 36.5 °C
HR : 30xmenit
TD : 130/80
3. Pemeriksaan fisik
kurang baik.
e. Thorax: simetris tidak ada nyeri, gerakan teratur dan tidak ada
benjolan.
5 Eo % 1.10 % -
6 Luc % 0.50 % 0.60 – 4.00
7 NE% 2.40 X10^3/ul 0.60 – 4.00
8 LY % 1.58 X10^3/ul 2.50 – 7.50
9 Mo % 0.25 X10^3/ul 1.00 – 4.00
10 EO % 0.07 X10^3/ul 0.10 – 1.20
11 BH % 0.02 X10^3/ul 0.00 – 1.10
12 LUC% 0.01 X10^3/ul 0.00 – 0.40
13 RBC 3.39 X10^6/ul 4.50 – 50.0 Rendah
14 HGB 13.00 9 / dl 13.50 –17.90 Rendah
15 MCT 30.50 % 41.00 -53.00 Rendah
16 MCH 89.80 FL 80.00 –100.00
17 MCHC 32.60 Pq 31.00 –36.00
38
2 DS : Pertumbuhan sel
tumor pada
Pasien mengatakan
nasofaring
nyeri pada
leher,seperti ditusuk- Nyeri Akut
tusuk Terbentuknya massa
Nyeri terasa terus tumor
menerus
Skala nyeri 6
Nyeri timbul saat Sel menekan jaringan
banyak bergerak sekitar
dibagian leher
Nyeri tidak
menganggu dan tidak Nyeri pada ujung
menyebar saraf
Nyeri
DO :
Wajah pasien tampak
meringis
Ttv
TD : 110/70 mmHg
39
HR : 80X/i
Suhu : 36
RR : 20X/i
3 DS : Pertumbuhan sel
abnormal
pasien mengeluh tidak
bisa makan
pasien mengeluh tidak Kanker nasofaring
ada nafsu makan
Ketidak seimbangan nutrisi
DO : Kemotrapi : Kurang darikebutuhan
tubuh
pasien tampak lemah
BB menurun dari 50 Pembengkakan
kelenjar limfe
kg, ke 40 kg
Porsi makan tidak di
habiskan Sakit untuk menelan
Porsi makan
berkurang
DO :
Obstruksi mekanik
- Pasien tampak gelisah
saluran pernapasan
- Dispneu
- Mukosa bibir sianosis
Penyumbatan jalan
nafas
40
Pemasangan
trakeostomi
dari ringan sampai intensitas nyeri pasien membantu memfokus kan kembali
berat yang dapat frekuensi dan Kaji kultur yang perhatian
diantisipasi tanda- tanda mempengaru hi
dengan akhir yang Nyeri adalah komplikasi sering dari
nyeri respon nyeri
kanker. Meskipun respon individual
Menyatakan Evaluasi
dapat diprediksi
dan dengan berbeda saat perubahan penyakit atau
rasa nyaman pengalaman
durasi kurang dari pengobata n terjadi penilaian dosis dan
setelah nyeri nyeri masa
6 bulan. pemberian akan diperlukan
berkurang lampau
Batasan Tanda vital Evaluasi
karakteristik: dalam bersama pasien
rentang dan tim
Lapor normal kesehatan lain
tentang
secara verbal ketidakefektif an
atau nonverbal kontrol nyeri
Fakta dari masa lampau
observasi Analgesik
Gerakan administratio n:
melindung Tentukan lokasi
Terfokus pada karakteristik
diri sendiri kualitas dan
Gangguan derajat nyeri
tidur (mata sebelum
sayu, sulit pemberian Obat
atau gerakan
kacau
menyeringai )
46
3. Ketidak Setelah dilakukan tidakan 1.Kaji adanya alergi 1. Untuk mengetahui adanya
seimbangan keperawatan 1X24 jam makanan alergi makanan
nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi
2.Anjurkan klien untuk 2. Untuk mengetahui asupan
kurang dari teratasi dengan kriteria
kebutuhan hasil: meningkatkan intake nutrisi
tubuh b/d 1 . Adanya peningkatan Fe
3. Untuk mengetahui peningkatan
mual muntah berat badan sesuai 3. Anjurkan klien untuk intake cairan
dengan tujuan. meningkatkan protein
2 . Berat badan ideal 4.Untuk mengetahui catatan hasil
dan vit c
sesuai dengan tinggi yang akurat dan jelas
badan 4. Berikan informasi
3 . Mampu tentang kebutuhan 5. Untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
mengidentifikasi nutrisi
dibutuhkan klien
kebutuhan nutrisi 5.Kolaborasi dengan
4. Tidak ada tanda-tanda ahli gizi untuk 6. Untuk pemeliharaan cairan
mal nutrisi menentukan jumlah tubuh dan mencegah naiknya
kalori dan nutrisi tekanan darah
5. Menunjukkan
peningkatan fungsi 6. Berikan makanan
pengecapan dari yang terpilih (sudah
menelan di konsultasi dengan
6. Tidak terjadi penurunan ahli gizi)
berat badan.
49
4. Monitor pola
nafas:
bradipena,takipe
nia,kussmaul,hip
erventilasi,cheyn
e stokes,biot
5. Catat lokasi
trakea
6. Monitor
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
7. Auskultasi suara
nafas catat area
penurunan/tidak
adanya ventilasi
dan suara
tambahan
8. Tentukan
kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan
ronkhi pada jalan
nafas utama
52
-
15.15 - Mengukur TTV
53
TD : 120/80 mmHg
T : 37 C
RR : 20x/i
Hr : 80x/i
TD : 110/70
T : 37 C
RR : 20x/i
HR : 80x/i
18 maret 2 08.00 - Memberikan injeksi ceterolac S:
2023 dan ranitidine Pasien mengatakan tidak
Mampu melakukan
09.00 - Membantu pasien memenuhi Aktifitas
personal hygine
54
O: Pasien bedres
09.30 - Mengajurkan pasien mengubah
posisi tidur
A: Masalah belum
- Mengkaji skala nyeri dan teratasi
11.00 memberikan posisi yang 1. Nyreri
nyaman untuk mengurangi rasa 2. Mobilitas fisik
nyeri 3. Defisit pengetahuan
15.00 - Mengukur
TTV TD : 120/80
55
mmHg T : 37 C
RR : 20x/I Hr : 80x/i
- Mengukur
TTV TD : 120/80
21.30 mmHg T : 37 C
RR : 20x/I Hr : 80x/i
PEMBAHASAN
tinjauan kasus teoritis dengan tinjauan kasus secara nyata sesuai dengan
yang di laksanakan selama tiga hari, yaitu mulai dari tanggal dan waktu
kasus.
57
58
radiasi kemoterapi
tinjauan teoritis dan tinjauan kasus oleh karna itu asuhan keperawatan
59
meskipun tetap diberikan terapi farmakologi yaitu kaji skala nyri secara
RSUP H. Adam Malik evaluasi dilakukan selama 2 hri berturut –turut yaitu
pasien menyatakn nyeri berkurang pada bagian antara leher dan pipinya
,nyeri hilang timbul dan rasa nyeri seperti di tusuk –tusuk .pasien tampak
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
nasofaring.
pengkajian.
60
61
5.2 Saran
dengan data dan masalah yang ada pada klien sehingga dapat membantu
gejala serta dapat merawat pasien jika terjadi kekambuhan lagi, keluarga
Medan, 2023
Mengetahui
Ka. Prodi DIII Keperawatan
63
64
DAFTAR PUSTAKA