Team Pengusul:
1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Efektivitas Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Pengobatan ARV Pada
ODHA di Kelompok Dukungan Sebaya Kartasura
1. Ketua Penelitian
a. Nama Lengkap : Martini Listrikawati, S.Kep., Ns.
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Jabatan Struktural :-
d. Jabatan fungsional : Dosen
e. Fakultas/jurusan : Ilmu Keperawatan
Pusat Penelitian : P3M STIKES AISYIYAH SURAKARTA
Alamat : Jln. Ki Hajar Dewantara 10 Kentingan, Jebres, Surakarta
Telpon/Faks : (0271) 631141/631142
Alamat rumah :Tegal Rejo B No 11 Rt 04 Rw 04, Kartasura, Sukoharjo.
Telpon/faks/e-mail : 085647544460
2. Anggota peneliti 1
a. Nama Lengkap : Hermawati, S.Kep.
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Jabatan Struktural : Pembantu Ketua 2
d. Jabatan fungsional : Dosen
e. Fakultas/jurusan : D3 Keperawatan
Pusat Penelitian : P3M STIKES AISYIYAH SURAKARTA
Alamat : Jln. Ki Hajar Dewantara 10 Kentingan, Jebres, Surakarta
Telpon/Faks : (0271) 631141/631142
Alamat rumah :
Telpon/faks/e-mail : 0816383171
3. Anggota peneliti 2
a. Nama Lengkap : Ika Silvitasari, S.Kep., Ns.
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Jabatan Struktural : Koordinator Profesi Ners
d. Jabatan fungsional :Dosen
e. Fakultas/jurusan : Ilmu Keperawatan
Pusat Penelitian : P3M STIKES AISYIYAH SURAKARTA
Alamat : Jln. Ki Hajar Dewantara 10 Kentingan, Jebres, Surakarta
Telpon/Faks : (0271) 631141/631142
Alamat rumah : Nglembu Rt 03 Rw 07, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Yk.
Telpon/faks/e-mail : 081328835536
4. Jangka waktu penelitian : 3 bulan
5. Pembiayaan
a. Jumlah biaya yang diajukan ke STIKES : Rp.2.462.000.00,-
b. Jumlah biaya dari luar : Rp. 462.000,-
2
RINGKASAN
Latar Belakang;. Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam minum obat secara
benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya. Terapi antiretroviral (ART)
merupakan obat yang bekerja langsung menghambat replikasi HIV (penggandaan
diri HIV). Cara untuk menekan perkembangan virus HIV yaitu dengan minum
antiretroviral secara rutin. Tujuan; Mengetahui keefektivitasan dukungan
keluarga terhadap kepatuhan pengobatan penderita HIV AIDS di komunitas
sebaya solo plus kartasura. Metode; Penelitian analitik dengan rancangan cross
sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik total sampling
dengan jumlah sampel 40 responden, sedangkan instrumen penelitian
menggunakan uji chi square. Hasil; Hasil uji bivariate dengan uji chi square
membuktikan bahwa ada hubungan antara efektivitas dukungan keluarga terhadap
kepatuhan pengobatan arv pada penderita HIV AIDS di buktikan dengan nilai
PRAKATA
Assalammualaikum Wr. Wb
3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaporkan kemajuan penelitian dosen
stikes aisyiyah surakarta yang berjudul Efektivitas dukungan keluarga terhadap
kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV-AIDS di komunitas sebaya solo
plus kartasura yang diajukan dalam memenuhi Tri Darma Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kemajuan ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat
membangun.
Penyusunan laporan ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak berupa saran, motivasi maupun bimbingan, oleh karena itu perkenankan
saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Mulyaningsih, S. Kep, Ns, M. Kep, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Aisyiyah Surakarta.
2. Ibu Tri Susilowati, S. Kep, Ns, M. Kep, selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanAisyiyah Surakarta.
3. Ibu Indarwati, SKM., M.Kes, selaku ketua P3M di Sekolah Tinggi Ilmu
KesehatanAisyiyah Surakarta.
4. Bpk. Agus yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan studi pendahuluan
dan penelitian di komunitas sebaya solo plus kartasura
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kemajuan
penelitian ini.
Semoga laporan kemajuan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surakarta,Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
4
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... 2
RINGKASAN ... 3
PRAKATA 4
DAFTAR ISI ................................................................................................ 5
DAFTAR TABEL ........................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 7
DAFTAR LAMPIRAN ..... 8
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .. 9
1.2 Rumusan Masalah . 10
1.3 Luaran Penelitian... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dukungan
keluarga.. 10
2.2 Rujukan HIV-AIDS....... 12
2.3 Kepatuhan. 16
2.3 Terapi Atiretoviral............................. 17
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENE;ITIAN
3.1 Tujuan Penelitian............................... 20
3.2 Manfaat Penelitian............................. 20
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jalanya Penelitian ............................. 21
4.2 Seleksi Lokasi dan Tehnik Pengambilan Sampel...................... 21
4.3 Rancangan Penelitian ............................ 22
4.4 Alat Pengumpul Data ............................ 22
4.5 Analisis Data ............................. 22
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN..................... 23
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ....................... 31
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ....................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
Loogbook Kegiatan Harian
Surat Ijin Penelitian
Surat Balasan Penelitian
Surat ijin uji validitas
Kuisioner
Hasil SPSS uji validitas
DAFTAR TABEL
5
Tabel 2.1 Obat, Dosis, Cara Pemberian, dan Efek Samping 16
DAFTAR GAMBAR
6
Diagram 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan usia 23
Diagram 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jenis kelamin 24
Diagram 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan 24
Diagram 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pekerjaan.. 25
Diagram 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan sisa obat.... 25
Diagram 5.6 Distribusi Frekuensi Responden efektivitas dukungan keluarga .
26
Diagram 5.7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kepatuhan ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
7
Lampiran 1 Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 4 Surat ijin uji validitas
Lampiran 5 Kuisioner
Lampiran 6 Hasil SPSS uji validitas
Lampiran 7 Hasil SPSS analisi data
Lampiran 8 Artikel Publikasi
Lampiran 9 Bahan Ajar
Lampiran 10 Loog Book
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
8
Penyakit HIV AIDS merupakan golongan penyakit yang
mematikan di dunia khususnya Indonesia. Penyakit ini merambah dari
kalangan kelas ningrat sampai dengan anak jalanan. Kasus HIV AIDS di
Indonesia yang dilaporkan oleh Direktorat Jendral Communicable Disease
(CDC) & Environmental Health (EH) Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia pada 1 januari 2012 sampai dengan 31 desember 2012
sebanyak 21.511 kasus untuk HIV dan AIDS 5.686 kasus serta kematian
akibat HIV AIDS tercatat dari 1 april 1987s/d 31 desember 2012 sebanyak
8.235 kasus (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012).
Pravelensi kasus HIV AIDS yang tinggi menjadi permasalah yang
pelik di masyarakat. Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai komponen
agar penularan HIV AIDS dapat diminimalisir. Masyarakat sendiri masih
menganggap penderita HIV AIDS harus dikucilkan dari lingkungan.
Beban fisik maupun psikologi berdampak terhadap kelangsungan hidup
penderita HIV AIDS.
9
yang membuat ODHA memiliki sistem kekebalan tubuh lemah dan mudah
terkena infeksi. Karenanya seseorang harus mengonsumsi obat ARV untuk
mempertahankan kekebalan tubuhnya. (www.detik.com)
10
Antiretroviu. Berdasarkan studi pendahuluan di komunitas sebaya atau
solo plus adalah penderita yang baru dengan pengobatan ARV
beranggotakan 50 orang sedang yang aktif hanya 40 orang.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka bisa dirumuskan
permasalahan: Bagaimana Efektivitas Dukungan Keluarga Terhadap
Kepatuhan Pengobatan ARV pada Penderita HIV AIDS
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Komunitas Sebaya
Memberikan informasi kepada komuniras sebaya solo plus kartasura
mengenai efektivitas dukungan keluarga terhadap kepatuhan
pengobatan ARV pada penderita HIV-AIDS di RSUD komunitas
sebaya
2. Manfaat bagi penderita HIV-AIDS
Sebagai masukan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam rangka
meningkatkan derajad kesehatan, mengetahui efektivitas dukungan
keluarga serta meningkatkan kepatuhan terapi pengobatan ARV
penderita HIV-AIDS.
3. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman langsung bagi penulis dalam melaksanakan penelitian
serta mengaplikasikan berbagai konsep dan teori dalam memberikan
perkuliahan kepada mahasiswa.
4. Manfaat bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dasar oleh
peneliti lain dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan efektivitas dukungan keluarga serta meningkatkan kepatuhan
terapi pengobatan ARV penderita HIV-AIDS.
11
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui keefektivitasan dukungan keluarga terhadap kepatuhan
pengobatan penderita HIV AIDS
1. Tujuan khusus
a.Mengetahui tingkat kepatuhan minum obat pada pasien HIV AIDS
b. Mengetahui keefektivan dukungan keluarga pada pasien HIV AIDS
c. Mengetahui jumlah penderita yang memliki sisa obat ARV sesuai
dengan seharusnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dukungan Keluarga
A. Definisi
Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1983) dalam
Zainudin (2002) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau
tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek
didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang
dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku
penerimaannya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan
12
sosial, secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau
kesan yang menyenangkan pada dirinya. Menurut Sarason (1983) dalam
Zainudin (2002). Dukungan keluarga adalah keberatan, kesedihan,
kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan
menyayangi kita, pandangan yang samajuga dikemukakan oleh Cobb
(2002) mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya kenyamanan,
perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima
kondinya, dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun
kelompok.
13
a. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
14
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain
dilingkungan sekitar keluarga.
15
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas anggota. Terjadi lewat ungkapan
hormat (penghargan) positif untuk penderita kusta, persetujuan
dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif
penderita kusta dengan penderita lainnya seperti orang-orang yang
kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga
diri) (Marlyn, 1998).
16
misalnya seseorang dengan dukungan keluarga tinggi dapat
memiliki harga diri yang lebih tinggi sehingga tidak mudah
terserang stres. Peran keluarga mempunyai pengaruh yang sangat
tinggi dalam harga diri, sebuah keluarga yang memiliki harga diri
yang rendah akan tidak mempunyai kemampuan dalam
membangun harga diri anggota keluarganya dengan baik, keluarga
akan memberikan umpan balik yang negatif dan berulang-ulang
akan merusak harga diri bagi penderita, harga dirinya akan
terganggu jika kemampuannya menyelesaikan masalahnya tidak
adekuat. Akhirnya penderita mempunyai pandangan negatif
terhadap penyakitnya dan kemampuan bersosialisasi dengan
lingkungannya (Anonimus, 2011).
17
2. HIV AIDS
A. Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah satu jenis virus yang
menyerang sel darah putih/ kekebalan (Sudoyo, Aru.w., dkk. 2009).
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala
penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang
disebut HIV (Djauzi dan Djoerban, 2003).
B. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV masuk dalam golongan
virus retro yang disebut human immunodeficiency virus. Virus ini
diketemukan oleh Montagner, seorang ilmuwan dari perancis (Institute
Pasteur Paris, 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita
dengan gejala limfadenopati, sehingga saat itu dinamakan (LAV) atau
Lymphadenophathy Associated Virus (Sudoyo, Aru.w., dkk. 2009).
C. Epidemiologi HIV/AIDS
jarum suntik pada pengguna narkoba, transfusi komponen darah dan dari
ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu
Djoerban, 2006)
18
pada awalnya, sebagian besar ODHA berasal dari kelompok homoseksual,
yang terbukti tertular HIV dari ibunya menunjukkan tahap yang lebih
Sejak 1985 sampai 1996 kasus AIDS masih sangat jarang ditemukan di
Indonesia. Sebagian besar ODHA pada periode itu berasal dari kelompok
homoseksual, kemudian jumlah kasus HIV/AIDS semakin meningkat dan
sejak pertengahan tahun 1999 mulai terlihat peningkatan tajam terutama
disebabkan karena penularan melalui narkoba suntik. Sampai dengan akhir
Maret 2005 tercatat 6789 kasus HIV/AIDS yang dilaporkan, jumlah itu
masih sangat jauh dari jumlah sebenarnya. Departemen Kesehatan RI pada
tahun 2002 memperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang terinfeksi
HIV adalah antara 90.000 sampai 130.000 orang. (Zubari Djoerban, 2006)
D. Patofisiologi
19
masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi
pasien AIDS sesudah 10 tahun, dan sesudah 13 tahun hampir semua orang
terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian meninggal.
Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan gambaran penyakit kronis,
sesuai dengan perusakan sistem tubuh yang juga bertahap. (Zubari
Djoerban, 2006)
E. Manifestasi Klinis
Menurut WHO tahun 2002 (Sudoyo, Aru.w., dkk. 2009), manifestasi klinis
penderita HIV dan AIDS dewasa dapat dibagi menjadi empat stadium :
1) Stadium I
a) Asimtomatis
b) Limfadenopati generalisata persisten
Dengan penampilan klinis derajad I : asimtomatis dan aktivitas
normal
2) Stadium II
a) Penurunan berat badan <10%
b) Manifestasi mukokutaneus MINOR (dermatitis seborreic, prurigo,
infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut berulang, cheilitis
angularis)
c) Herpes Zoster, dalam 5 tahun terakhir
d) Infeksi saluran nafas atas berulang (sinusitis bakterial)
Dengan atau penampilan klinis derajat 2 : simtomatis, aktivitas
normal
3) Stadium III
a) Penurunan berat badan > 10%
b) Diare kronis dengan penyebab yang tidak jelas > 1 bulan
c) Demam tanpa penyebab yang jelas (intermittent atau menetap) > 1
bulan
d) Kandidiasis oral
20
e) Tuberkulosis paru dalam 1 tahun terakhir
f) Terinfeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)
Dengan atau penampilan klinis derajad 3 : berbaring ditempat tidur,
<50% sehari dalam 1 bulan terakhir.
4) Stadium IV
a) HIV wasting sindrome
b) Pneumonia pneumokistik karinii
c) Infeksi toksoplasmosis di otak
d) Diare karena cryptosporidiosis > 1 bulan
e) Mengalami infeksi citomegalovirus
f) Infeksi herpes simpleks, maupun mukokutaneus > 1bulan
g) Infeksi mikosis (histoplasmosis, coccidioidomycosis)
h) Kandidiasis esofagus, trakhea, bronkus, maupun paru
i) Infeksi mikobakteriosis athypical
j) Sepsis
k) Tuberkulosis ektrapulmoner
l) Limfoma maligna
m)Sarkoma kaposi
n) Enselopati HIV
Dengan penampilan klinis derajad 4 : berada ditempat tidur, > 50%
setiap hari dalam bulan-bulan terakhir.
F. Pemeriksaan Hiv-Aids
2007 adalah :
1) Anamnesa
Riwayat medis yang perlu ditanyakan :
a) Kapan dan dimana diagnosis terinfeksi HIV ditegakkan
b) Siapa yang diperkirakan sebagai sumber penularan
c) Keluhan dan gejala yang dialami akhir-akhir ini
21
d) Riwayat medis di masa lalu, keluhan, diagnosis dan terapi yang
telah diberikan
e) Keluhan maupun terapi TB sebelumnya
f) Riwayat kemungkinan penyakit menular seksual
g) Riwayat kehamilan
h) Riwayat terapi ARV sebelumnya
i) Riwayat kontak seksual dan kebiasaan sosial
2) Pemeriksaan fisik
a) Pengkukuran berat badan
b) Pemeriksaan kulit : herpes zoster, sarkoma kaposis, dermatitis HIV
c) Mukosa Orofaring : kandidiasis, sarkoma kaposiss
d) Pemeriksaan jantung dan paru
e) Pemeriksaan abdomen, terutama kemungkinan adanya perbesaran
hati dan limpa
f) Pemeriksaan neurologis, psikiatrik dan muskuloskeletal : status
mental, defist motorik dan sensorik
g) Pemriksaan fundus optik : retinitis, papil edem
h) Pemeriksaan genitourinarius
3) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan esensial
b) Serologi HIV
c) Hitung limfosit CD4+, atau hitung limfosit total
d) Pemeriksaan darah lengkap dan profil kimia klinis
e) Tes kehamilan atas dugaan
f) HIV-RNA viral load
4) Pemeriksaan tambahan atas indikasi
a) Foto thoraks
b) Urin untuk pemeriksaan rutin dan mikroskopik
c) Pemriksaan serologi hepatitis virus B dan C
d) Toksoplasmosis, infeksi virus sitomegalo
e) Histoplasmosis, kandidiasis, kriptokokus
22
f) dan lain-lain yang diperlukan.
G. PENATALAKSANAAN
2) Penatalaksanaan Khusus
Karena penyebabnya adalah virus, maka pemberian antiretroviral therapy
(ART) perlu diberikan secara kombinasi. Terhadap infeksi oportunistik dan
malignasi, terapi disesuaikan dengan manifestasinya.
Prinsip Dasar Penatalaksanaan Penderita HIV dan AIDS
a) Menurunkan angka kesakitan akibat HIV, dan angka kematian akibat
AIDS
b) Meningkatkan kualitas hidup penderita
c) Mempertahankan serta memulihkan status imun penderita
d) Menekan serta menghambat replikasi HIV semaksimal mungkin (<50
kopi/ml) dan dipertahankan dalam kadar rendah tersebut selama
mungkin
Pada tahun 2003 WHO memberikan panduan ART, yaitu :
a) Kapan mulai terapi ART
b) Berapa lama pemberian dan kemudian muncul efek toksik ARV
c) Penyediaan obat rejiman lini pertama dan lini kedua
d) Pertimbangan penggantian akibat toksisitas atau switching terapi
akibat kegagalan
23
e) Strategi monitoring terapi
Pada perkembangan lebih lanjut panduan WHO 2005-2006 semakin
dilengkapi dengan beberapa pertimbangan :
a) Pilihan regimen lini ke dua
b) Beberapa pertimbangan pemberian ART pada situasi khusus seperti
koinfeksi (TB, hepatitis virus), pengguna narkotik intravena dan
kehamilan
c) Pertimbangan terhadap potensi efek samping ART dan kepatuhan
d) Strategi kepatuhan
3. Terapi Antiretroviral
A. Definisi
Terapi antiretroviral (ARV) berarti mengobati infeksi HIV dengan obat-
obatan. Obat tersebut (yang disebut ARV) tidak membunuh virus itu,
namun dapat memperlambat pertumbuhan virus, waktu pertumbuhan virus
diperlambat, begitu juga penyakit HIV. Karena HIV adalah retrovirus,
obat-obat ini biasa disebut sebgai terapi antiretroviral (ARV) (Spiritia,
2008).
Pemberian terapi antiretroviral tidak dapat diberikan begitu saja namun
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu : kemampuan, kesanggupan
pengobatan jangka panjang, resistensi obat, efek samping, jangkauan
memperoleh obat, saat yang tepat untuk memulai terapi.
Tersedianya obat antiretroviral (ARV) penatalaksanaan HIV di Indonesia
mengalami perubahan yang dramatis. Obat ARV bekerja langsung
menghambat replikasi HIV, bila diberikan secara kombinasi akan dapat
mengurangi jumlah virus berkisar 1000.000 kopi/ml. Terapi ARV
kombinasi secara teratur dan berkesinambungan diharapkan dapat
menurunkan jumlah virus menjadi 50 kopi/ml, bila terapi kombinasi
diteruskan 2 tahun dan seterusnya diharapkan jumlah virus akan semakin
turun menjadi sekitar 5 kopi/ml. Jumlah terendah tersebut harus tetap
24
dipertahankan melalui pemberian ARV berkesinambungan. Sisa virus
tersebut diharapkan dapat dieliminasi oleh sistem kekebalan tubuh, maka
upaya memperkokoh status imun melalui dukungan nutrisi berbasis
mikronutrien sangat diperlukan oleh tubuh ODHA dengan mengendalikan
asas eliminasi.
25
untuk memulai terapi. Pada pasien asimptomatik dengan jumlah lomfosit
CD4+ lebih dari 350 sel/mm3 dan viral load lebih dari 100.000 kopi/ml
terapi ARV dapat dimulai, namun dapat pula ditunda. Terapi ARV tidak
dianjurkan dimulai pada pasien dengan jumlah lomfosit CD4+ lebih dari
350 sel/mm3 dan viral load kurang dari 100.000 kopi/ml. (Zubari Djoerban,
2006)
Penggunaan ARV juga rawan resistensi. Bila hal itu terjadi, obat ARV
tidak akan lagi berpengaruh pada tubuh ODHA bersangkutan. Resiko
resisten tidak hanya bisa terjadi pada proses penghentian obat, tetapi juga
pada kesalahan pemakaian. Karenanya, Departemen Kesehatan
mengharuskan pemakaian minimal 3 kombinasi obat. Kombinasi yang
digunakan juga berbeda-beda untuk setiap ODHA, tergantung pada kondisi
tubuhnya. (Spiritia, 2007).
Tabel.1 Obat, Dosis, Cara Pemberian, dan Efek Samping menurut WHO
(2002) :
Nama Generik Dosis Efek Samping
Abacavir (ABC) 300mg 3 kali sehari, Reaksi hipersensitifitas
atau dalam bentuk (dapat fatal)
kombinasi dengan Demam, rash,
ZDV dan 3TC kelemahan umum
(Trizivir) 1 tablet, 2 Mual, muntah, nafsu
kali sehari makan menurun,
Di dalam Trizivir, gangguan saluran
terkandung 300 mg pernafasan (nyeri
ZDV, 150 mg 3TC, tenggorok, batuk),
dan 300 mg ABC Asidosis laktat dengan
dengan hepatic stenosis.
Didanosine (ddi) >60 kg :200 mg 2 kali Pankretitis, neuropati
26
sehari, atau 400 mg 1 perifer, mual, diare,
kali sehari asidosis lactat dengan
< 60 kg :125 mg 2 kali hepatic stenosis
sehari, atau 250 mg 1
kali sehari
Lamivudin (3TC) 150 mg 2 kali sehari, Tokisisitas minimal,
atau < 50 kg : 2 mg / asidosis laktat dengan
kg BB bid hepatic stenosis
Stavudine (d4T) >60 kg : 40 mg 2 kali Pankreatitis, neuropati
sehari perifer, asidosis laktat
<60 kg : 30 mg 2 kali dengan hepatic stenosis,
sehari lipoartrophy
Zidovudine 300 mg 2 kali sehari, Anemia, neutropeni,
(ZDV,AZT) atau dalam bentuk intoleransi
kombinasi ZDV/3TC gastrointestinal, sakit
300mg/150 mg 2 kali kepala, insomnia,
sehari miopati, asidosis laktat
dengan hepatic steatosis
Nevirapine (NVP) 200 mg 1 kali untuk Rash kulit, sindrom
14 hari, yang diikuti steven-johnson,
oleh 200 mg 2 kali peningkatan kadar
sehari serum transaminase,
hepatitis
600 mg 1 kali sehari, Keluhan mengenai CNS
diberikan malam hari : dizziness, somnolen,
insomnia, confusion,
halusinasi, agitasi
Peningkatan kadar
serum transaminase,
rash kulit
Nasronudin dan Maramis (2007).
27
Obat ARV perlu diminum sesuai petunjuk dokter baik dosis maupun
waktunya. Mengingat bahwa HIV adalah virus yang selalu bermutasi,
maka jika kita tidak mematuhi aturan pemakaian obat ARV, HIV yang
berada di dalam tubuh kita bisa menjadi resisten terhadap obat itu. Dengan
kata lain, obat yang kita konsumsi tidak bisa lagi memperlambat laju
penyakit HIV menuju ke tahap AIDS, sehingga perlu diganti dengan obat
lain yang mungkin lebih mahal atau lebih sulit diperoleh.
(www.mautau.com )
HIV juga dapat menjadi resisten terhadap sejenis obat bila tingkat darah
obat tersebut terlalu rendah untuk menghentikan reproduksi virus. Selagi
HIV terus bereproduksi, jenis-jenis virus yang mampu reproduksi tanpa
terpengaruh obat (jenis yang resisten terhadap obat) menjadi lebih unggul
dari pada jenis yang sensitive terhadap obat dan akan menjadi dasar bagi
populasi HIV yang baru di dalam tubuh. (Spiritia, 2006)
Resistensi HIV terjadi apabila terjadi mutasi atau perubahan pada struktur
genetic HIV, sehingga HIV menjadi kuat melawan obat antiretroviral
(ARV) tertentu. Dengan kata lain, terjadinya perubahan genetic yang
memungkinkan HIV terus melakukan replikasi walaupun pasien menjalani
terapi antiretroviral. Idealnya, setiap sel baru hasil proses replikasi yang
terjadi didalam tubuh sama persis seperti sel awal yang direplikasi. Tapi
kadang-kadang terjadi kesalahan kecil di dalam sebuah sel yang kemudian
terbawa pada sel baru. Sampai pada suatu saat, sel-sel yang mengandung
kesalahan-kesalahan kecil ini menjadi banyak. Perubahan kecil di dalam
komposisi genetic sel disebut mutasi. Mutasi sering terjadi pada HIV
karena cepatnya proses replikasi sel berlangsung dan ketidak hadirannya
mekanisme untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan ini. (Spiritia. 2007)
28
Misalnya stress akibat lingkungan, paparan terhadap toksin (racun di
dalam tubuh), paparan terhadap berbagai obat secara berulang-ulang. Tapi
seringkali, resistensi timbul akibat ketidak patuhan terhadap ARV atau
terputusnya terapi ARV. Terputusnya terapi ini bisa disebabkan karena
pasien merasa lebih fit sehingga beranggapan tidak perlu meneruskan
terapinya, atau bisa juga karena penyediaan obat terhenti. Walaupun
kebanyakan replikasi HIV dapat dicegah oleh obat ARV, beberapa virus
tetap mengalami mutasi sehingga mengakibatkan berlipat gandanya salah
satu lini (strain) yang resisten ini, maka obat ARV menjadi berkurang
efektifitasnya. (Spiritia, 2007)
Di Negara-negara maju, di mana banyak pilihan obat ARV, hal ini bisa
mengakibatkan sulitnya mencari kombinasi obat ARV yang tepat. Berkat
tersedianya obat ARV, banyak orang yang terkena HIV bisa hidup lebih
lama. Tapi dengan mereka hidup lebih lama dengan HIV. Kemungkinan
untuk virus bermutasi atau menjadi kuat melawan obat ARV juga menjadi
lebih besar. Resistensi HIV merupakan masalah yang sering terjadi, yang
banyak berpengaruh pada pasiennya yang menjalani terapi antiretroviral.
1) Genotypic Testing
29
Tes ini meneliti HIV yang ada di dalam darah pasien dan memeriksa
apakah telah terjadi mutasi. Jika dokter mengetahui bahwa mutasi
genetik tertentu telah terjadi, maka ia bisa mengetahui virus telah
menjadi resisten terhadap obat ARV yang mana atau jenis obat ARV
yang mana secara spesifik. Jenis tes ini cepat hasilnya dan terjangkau
harganya (di negara maju).
2) Pheonotypic Testing
Tes ini berbeda dengan Genotypic Testing karena tes ini mengambil
virus dan memaparkannya terhadap obat ARV dengan konsentrasi yang
berbeda-beda untuk memastikan obat ARV yang mana yang efektif.
Metode ini dipakai pada tahap dini pengembangan sebuah obat itu
dibolehkan dikonsumsi oleh manusia. Tes ini lambat prosesnya dan
mahal harganya sehingga hanya sedikit orang yang bisa
memanfaatkannya.
30
infeksi sangat mempengaruhi jalan penyakitnya atau prognosisnya.
(Spiritia, 2007).
4. Kepatuhan
A. Definisi
31
Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart
dan Brunner (2002) adalah :
32
c) Kesalahan dalam hal pembacaan etiket
Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham tentang
intruksi yang diberikan kepadanya.
2) Kualitas Interaksi
1) Penyakit pasien
2) Individu pasien
3) Sikap dokter
33
4) Obat yang diberikan
5) Lingkungan pengobatan
F. Akibat Ketidakpatuhan
2) Terjadinya resistensi
3) Keracunan
34
1) Metoda pengukuran langsung (pengukuran konsentrasi obat atau
metabolitnya dalam darah atau urin)
2) Dukungan sosial
3) Perilaku sehat
4) Pemberian informasi
35
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.
5. Kerangka Konsep
BENAR CARA
KEPATUHAN TIDAK TERJADI
DUKUNGAN BENAR OBAT PENGONATAN ARV REISTENSI ARV, TIDAK
KELUARGA ADA INFEKSI
OPORTUNISTIK,
BENAR CARA
BERAT BADAN
KETIDAKPATUHAN MENINGKAT, CD4+
BENAR WAKTU PENGONATAN ARV MENINGKAT
BENAR ORANG
36
Keterangan :
: Ada hubungan
6. Defenisi Operasional
37
Dukungan
Materi,
Dukungan
Informasi,
Hubungan
dukungan
keluarga
dengan harga
diri
7. Hipotesis
Adapun hipotesis dari efektivitas dukungan keluarga terhadap kepatuhan
pengobatan antiretroviral (ARV) pada pasien ODHA Kelompok Dukungan
Sebaya di Kartasura pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Ha = Ada efektivitas dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan
antiretroviral (ARV) pada pasien Kelompok Dukungan Sebaya di Kartasura
pada tahun 2013.
38
BAB III METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
variabel bebas (independen) dalam waktu yang bersamaan atau point time
hanya diobservasi sekali saja terhadap beberapa variabel dalam waktu yang
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya di Kartasura.
3. Populasi dan Sampel
A. Populasi
39
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota dan keluarga se-Solo
Raya yang berjumlah 50 orang yang aktif 40 anggota komunitas sebaya solo
plus.
B. Sampel
adalah dengan metode total sampling , dengan jumlah sampel yang aktif
C. Kriteria Sampel
A. Data primer
40
tujuan penelitian yang akan dilakukan. Bila responden setuju maka
B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti diperoleh dari
Kelompok Dukungan Sebaya di Kartasura untuk melengkapi data
penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari jumlah pasien
HIV/AIDS dan sudah atau sedang mendapatkan ARV dan yang aktif dalam
pertemuan Kelompok Dukungan Sebaya di Kartasura.
Analisa data dengan menggunakan uji regresi linier dengan SPSS versi 21,
melalui uji regresi linier ini maka dapat dipakai sebagai alat inferensi
statistik untuk menentukan pengaruh sebuah varibael bebas (independen)
terhadap variabel terikat (dependen).
41
validitas & realibilitas dan melakukan penelitian kepada responden
Kuisioner yang telah valid digunakan untuk pelaksanaan penelitian di
komunitas sebaya Solo Plus Kartasura sudah mendapatkan 40 sampel.
Jadwal penelitian yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada tabel. 2:
Tabel 3. Jadwal kegiatan penelitian
1 Persiapan
Penelusuran dan v
perjalanan
Studi v
Pendahuluan
Penyusunan v
Proposal
Pengiriman V
Proposal
Pembuatan v
kuesioner
Uji Validitas
Pengolahan Uji v
Validitas &
Realibilitas
2 Pelaksananan
Training v
Enumerator
42
Penyebaran v
Kuesiner
Pengolahan data v
Analisa Data v
Penarikan V
Kesimpulan
3 Finishing
Penyusunan v
laporan
Seminar Hasil v
Publikasi V
B. Biaya Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
43
A. HASIL PENELITIAN
1. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
Komunitas Sebaya Solo Plus adalah suatu komunitas dibawah yayasan
swadaya PT Mitra Alam Surakarta. Komunitas ini bergerak dalam bidang
sosial salah satunya adalah memfasilitasi komunitas ODHA. Komunitas
ini terletak di daerah desa Kranggan Kartasura, Sukoharjo.
2. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a. USIA RESPONDEN
Usia responden dapat dilihat pada diagram berikut :
44
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2013
Gambar. 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Responden ODHA di Komunitas Sebaya Solo Plus.
Berdasarkan Diagram 5.2 diatas menunjukkan sebagian besar responden
dengan jenis kelamin perembuan adalah 21 responden (52,50%) dan
sebagian kecil responden jenis kelamin laki-laki adalah 19 responden
(47,50%).
c. PENDIDIKAN
Pendidikan responden dapat dilihat pada diagram berikut :
45
Berdasarkan Diagram 5.3 diatas menunjukkan sebagian besar responden
dengan pendidikan SLTA adalah 20 responden (50%) dan sebagian kecil
responden berpendidkan SD adalah 4 responden (10%).
d. PEKERJAAN
Pekerjaan responden dapat dilihat pada diagram berikut :
e. SISA OBAT
Responden yang memiliki sisa obat dapat dilihat pada diagram berikut :
46
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2013
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober November 2013 dengan jumlah
sampel sebanyak 40 responden yang sudah sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dukungan keluarga
terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV-AIDS di Komunitas
Sebaya Kartasura.
47
Gambar. 6 Distribusi Frekuensi Responden efektivitas dukungan
keluarga pada Pasien HIV-AIDS di Komunitas Sebaya Katasura
Dukungan Tidak 2 4 6
Total 32 8 40
48
Sumber : Data Primer, Diolah Tahun 2013
49
Tabel 5.1 Efektivitas Dukungan keluarga terhadap Kepatuhan Pengobatan ARV
pada Penderita HIV-AIDS Komunitas Sebaya Kartasura
Efektifita Kepatuhan 95% CI
s
Asymp.
Dukunga Tidak Total P
Patuh Sig Lower Upper
n patuh
keluarga
Dukunga
30 4 34
n
Tidak
Dukunga 2 4 6 0,00 82,45
9,608 23,500 6,698
n 0 4
Total 32 8 40
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2013
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,20.
b. Computed only for a 2x2 table
chi square didapatkan 9.608 > 3,841 dan nilai
(0,000) < p tabel sebesar 5% (0,05)
Berdasarkan tabel 5.1 tersebut dapat diketahui responden yang
menyatakan dukungan keluarga efektif sebanyak 53 responden
didistribusikan dengan 47 responden patuh dan 6 responden tidak patuh.
Sedangkan 24 responden menyatakan dukungan keluarga tidak efektif
didistribusikan dengan 6 responden patuh dan 18 responden tidak patuh.
50
(31,224) lebih besar dari pada df (derajat kebebasan) 1
sebesar 3,841 dan nilai (0,000) lebih kecil dari p tabel sebesar
PEMBAHASAN
Efektivitas Dukungan keluarga pada penderita HIV-AIDS Komunitas
Sebaya Kartasura.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan dukungan keluarga efektif, hal ini disebabkan karena
konseling yang diberikan oleh dukungan keluarga perlu untuk
membantu pasien mencari jalan keluar dari kesulitan yang mungkin
timbul dari pemberian terapi dan mempengaruhi kepatuhan. Dukungan
keluarga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan, sejalan dengan
pendapat (Patih, 2009) bahwa dukungan keluarga adalah bentuk
kerelawanan seseorang, pada suatu kegiatan yang berorientasi pada
berdaya-nya seseorang dalam hidupnya, atau untuk menolong seseorang
agar dapat menolong dirinya sendiri. Nasronudin dan Maramis (2007)
bahwa adanya dukungan keluarga diharapkan kebutuhan informasi
yang akurat dan tepat dapat dicapai, sehingga proses pikir, perasaan dan
perilaku dapat diarahkan pada perilaku yang lebih sehat. Hal ini sejalan
dengan Rantucci (2007) bahwa konseling yang dilakukan oleh
51
dukungan keluarga bertujuan untuk mendidik pasien sehingga
pengetahuan pasien terhadap obat akan meningkat dan hal ini
mendorong pada perubahan perilaku. Ketidakefektifan dukungan
keluarga untuk memberikan konseling dikarenakan adanya beberapa
perilaku non verbal dan verbal yang tidak efektif yang dilakukan oleh
konselor (Sofyan S. Willis. 2004). Dukungan keluarga yang tidak
kompeten/mampu untuk memberikan informasi dan edukasi akan
mempengaruhi sikap dan perubahan perilaku pasien untuk
mengkonsusmsi obat ARV (Nasronudin dan Maramis, 2007).
Kepatuhan Penderita HIV-AIDS Komunitas Sebaya Kartasura.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden patuh
terhadap terapi antiretroviral. Perbedaan tingkat kepatuhan disebabkan
beberapa faktor, yaitu : pendidikan, akomodasi, modifikasi lingkungan
dan sosial, perubahan model terapi dan peningkatan interaksi
profesioanal antara pasien dengan profesional dapat berbentuk
konseling dengan dukungan keluarga (Niven, 2002). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Yuniar ( 2012 ) yang menyatakan
bahwa Meningkatkan keterlibatan keluarga, KDS, LSM dan tenaga
kesehatan untuk memotivasi pasien dengan HIV-AIDS agar hidup lebih
berkualitas dan minum ARV secara teratur.
Kepatuhan adalah perilaku pasien dalam minum obat secara benar
tentang dosis, frekuensi dan waktunya (Kozier et.al, 2010). Pendapat
Nursalam & Kurniawati (2007) bahwa kepatuhan sangat penting karena
bila tidak mencapai konsentrasi optimal dalam darah maka akan
memungkinkan berkembangnya resistensi, meminum dosis obat tepat
waktu dan meminumnya secara benar penting untuk mencegah
resistensi. Tidak semua penderita HIV-AIDS patuh untuk meminum
obat, hal ini dikerenakan lupa atau telat minum obat, penderita tidak
meminum sesuai dosis walaupun responden selalu minum tepat waktu,
namun dosis dan cara yang benar merupakan faktor penting
keberhasilan terapi antiretroviral. Keberhasilan terapi antiretroviral
52
dibutuhkan kepatuhan yang tinggi sehingga terapi yang dilakukan
berhasil sesuai dengan harapan dan membuat hidup penderita lebih
lama. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kesehatan penderita yang
semakin membaik dan jumlah CD4 yang meningkat.
Kepatuhan dapat mempengaruhi kesembuhan pasien. Hal ini didukung
oleh penelitian Aji, H (2010) bahwa faktor-faktor yang paling kuat
mempengaruhi kepatuhan adalah pengetahuan pasien mengenai terapi
antiretroviral, efek samping obat dan ketersediaan obat. Seorang
penderita HIV-AIDS beresiko meninggal dunia dan terkena penyakit
oportunistis apabila tidak meminum antiretroviral secara rutin.
53
KETERBATASAN
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut :
a. Peneliti mempunyai kesulitan dalam menyebarkan kuisioner yaitu
ada beberapa responden yang tidak kooperatif dan tidak mau mengisi
kuisioner yang telah diberikan. Untuk menyikapi hal tersebut,
peneliti dibantu perawat setempat supaya percaya. Namun peneliti
tidak memaksakan kehendak.
b. Tidak semua responden dapat memahami apa itu antiretroviral dan
CD4 sehingga responden harus didampingi ketika mengisi kuisioner.
c. Penderita HIV-AIDS ada yang tidak percaya diri dan malu untuk
diajak komunikasi dan ada rasa takut saat diminta mengisi kuisioner.
54
d. Pada analisa data korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan
efektivitas dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada
penderita HIV-AIDS Komunitas Sebaya Kartasura.
7.2 SARAN
a. Bagi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit diharapkan dengan mengetahui keefektivan dukungan
keluarga terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada penderita HIV-AIDS,
dapat meningkatkan kualitas dukungan keluarga untuk memberikan
konseling kepada penderita HIV-AIDS.
b. Bagi Penderita HIV-AIDS
Sebaiknya penderita HIV-AIDS patuh dalam menjalani terapi
antiretroviral dan melakukan konseling dengan dukungan keluarga
sehingga dapat memperpanjang usia dan mengurangi terjadinya
reaksioportunistik serta resistensi.
c. Bagi Peneliti Lain
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukanpenelitian dengan desain
dan variabel lebih banyak lagi sehingga mampu mengetahui faktor-fakto r
lain yang mempengaruhi kepatuhan terapi antiretroviral.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika.
Anonim. 2008. www.spiritia.co.id/efeksamping
Crandal, R. (1973). The measurement of self-esteem and related construk, Pp. 80-
82 in J.P. Robinson & P.R. Shaver (Eds), Measures of social psychological
attitudes. Revised edition. Ann Arbor: ISR
Depkes. 2003. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan
ODHA. Jakarta : Dirjen P2M Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. (2007). Buku Pedoman Nasional Pengendalian
Penyakit Penyakit Kusta.
Djoerban. 2012. Meningkatkan Tes HIV dan Terapi ART di Indonesia. File
Presentasi Disampaikan pada Acara Pokdisus Award 2012. Jakarta : UPT HIV
RSCM.
Djuanda A. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi kelima, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
55
Ditjen PPM dan PL Depkes RI. 2012. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia di
Laporkan Januari s/d Desember 2012. Available from .
www.spiritia.ro.id/start/statcurr.pdf.
Emmy S dkk. 2003. Kusta. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Friedman. 2002. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek,
Edisi kelima, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Gottlieb, B.H. 1983. Sosial Support Strategies (Guidelines for Mental Health
Practice), Sage Publications Inc., California.
Hawari, Dadang. 2009. Global effect HIV-AIDS Dimensi Psikoreligi. Jakarta:
FKUI
Mansjoer A dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Dua,
Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Nasronudin dan Maramis. 2007. Konseling, Dukungan, Perawatan, dan
Pengobatan ODHA. Surabaya : Airlangga University Press.
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Perry, Potter. 1999. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi keempat, Buku
Kedokteran EGC.
Risha. 2011. Jurnal Penelitian : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kepatuhan Pengobatan ARV pada ODHA di Rumah Sakit Umum Daerah Tugu
Rejo dan Rumah Sakit Umum Panti Wilasa Citarum Semarang.
Salbiah. 2003. Konsep diri
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/files/2008/12/konsep-diri.pdf. Diakses
tanggal o4 Januari 2012.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.
Sriati, A. 2008. Harga Diri Remaja. Http://resources.unpad.ac.id/unpad-
content/uploads/publikasi_dosen/HARGA%20DIRI.pdf. Di akses tanggal 04
Januari 2012.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psychiatric Nursing 5th
Edition, Year Book Mosby Inc., St. Louis-Missouri.
Sudoyo. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
56
Wadyawati. 2005. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Perubahan Respon
Sosial-Emosional. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya.
Yanuasti. 2001.DukunganKeluargaNaskahPublikasi: 25 mei 2008. rac.Uii.ac.id
(server) document/public/20080525 ALL.rff.Semarang. Fakultas psikologis
Universitas Katolik Soegi Japranata. Tanggal 15 Desember 2011. Jam 13.45
57
LAMPIRAN 1
58
LAMPIRAN 2
59
LAMPIRAN 3
60
LAMPIRAN 4
61
LAMPIRAN 5
62
KUISIONER
Dengan hormat,
Saya Ika Silvitasari, selaku ketua peneliti dan Dosen Pendidik dari STIKES
Aisyiayah Surakarta Program Studi Ilmu Keperawatan, bermaksud akan
mengadakan penelitian untuk memperoleh informasi tentang :
Sehubungan dengan hal tersebut di atas saya mohon kesedian saudara untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan sesuai petunjuk.
Keikutsertaan saudara dalam memberikan jawaban dan mengisi kuisioner ini
bersifat sukarela.
Saya dan tim peneliti akan menjamin kerahasian jawaban yang sudah saudara
berikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Data dalam kuisioner
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja dan akan kami musnahkan
setelah selesai penelitian. Atas kesedian dan bantuan saudara saya ucapkan
terimakasih.
Ika Silvitasari
63
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH SURAKARTA
Jl. Kapulogo 03 Pajang Laweyan, Surakarta
Telp. (0271) 711270
Kode :
*)diisi oleh peneliti
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Alamat :
(..................................)
64
EFEKTIVITAS DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN
PENGOBATAN ARV PADA PENDERITA HIV AIDS
KOMUNITAS SEBAYA KARTASURA
Kode :
A. Identitas Responden *)diisi oleh peneliti
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Tidak tamat SD SLTA
SD Akademi/ Sarjana
SLTP
Pekerjaan :
Tidak bekerja
Bekerja (..............................)
Status tinggal :
Sendiri Saudara
Keluarga Teman
.............
65
KUISIONER
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Saat konsultasi saya merasa nyaman dan kerahasiaan
saya dijaga oleh dokter/perawat/relawan
2 Saya mendapatkan konsultasi tentang penyakit
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perjalanan
penyakit, tingkatan penyakit, komplikasi, dan
penatalaksanaan) dari dokter/perawat/relawan
3 Saya mendapatkan informasi kapan waktu yang tepat
untuk mendapatkan obat ARV dari
dokter/perawat/relawan saat konsultasi
4 Setiap saya konsultasi obat saya selalu dipantau
jumlahnya oleh dokter/perawat/ relawan
5 Saya mendapatkan informasi dari dokter/perawat/
relawan tentang efek samping obat yang saya minum
6 Saya mendapatkan informasi tentang cara penggunaan
obat dari dokter/perawat/ relawan
7 Saya mendapatkan dukungan moril dari
dokter/perawat/relawan untuk teratur minum obat
8 Saya mendapatkan informasi dari
dokter/perawat/relawan saat konsultasi tentang akibat
jika saya tidak minum obat secara teratur
9 Saya diberikan penjelasan oleh dokter/perawat/relawan
tentang manfaat minum obat secara teratur
66
10 Saya mendapatkan saran dari dokter/perawat/relawan
untuk menggunakan jam dan menyalakan alarm
11 Saya mendapatkan saran dari dokter/perawat/relawan
untuk memantau CD4 setiap 6 bulan sekali
Total
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya merasa senang dapat melakukan pengobatan
antiretroviral
2 Saya selalu minum ARV sesuai dengan dosis yang
dianjurkan oleh dokter/perawat/relawan
3 Saya selalu minum ARV sesuai dengan frekuensi
yang dianjurkan oleh dokter/perawat/relawan
4 Saya selalu minum obat ARV pada waktu/jam
yang sama setiap hari/perawat/relawan
5 Meskipun banyak efek samping yang ditimbulkan,
namun saya tetap minum ARV sesuai dosis.
6 Saya paham resiko jika tidak patuh minum ARV
7 Saya selalu membawa obat kemanapun saya pergi
8 Walaupun banyak obat ARV yang harus saya
minum, saya tidak bosan dan tetap minum obat
sesuai dosis
9 Karena sudah terbiasa minum ARV, maka saya
sudah hafal frekuensi minum obat setiap hari
10 Saya biasanya memakai jam atau HP yang berisi
alarm yang bisa diatur agar berbunyi setiap
waktunya minum obat
11 Saya memeriksakan/test laboratorium CD4 secara
teratur setiap 6 bulan
Total
67
LAMPIRAN 6
Uji Validitas
Notes
Output Created 23-SEPT-2013 19:23:43
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
N of Rows in Working
30
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
Missing Value Handling missing.
Statistics are based on all
Cases Used
cases with valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=KEPATUHA
N EFEKTIF
Syntax
/STATISTICS=MINIMUM
MAXIMUM MEAN
MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:00.05
Resources
Elapsed Time 00:00:00.05
[DataSet0]
Statistics
KEPATUHA EFEKTIF
N
Valid 30 30
N
Missing 0 0
68
Mean 10.47 10.53
Median 11.00 11.00
Mode 11 11
Minimum 7 7
Maximum 11 11
Frequency Table
KEPATUHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
7 2 6.7 6.7 6.7
8 1 3.3 3.3 10.0
9 1 3.3 3.3 13.3
Valid
10 3 10.0 10.0 23.3
11 23 76.7 76.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
EFEKTIF
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
7 2 6.7 6.7 6.7
8 1 3.3 3.3 10.0
9 1 3.3 3.3 13.3
Valid
10 1 3.3 3.3 16.7
11 25 83.3 83.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
69
HASIL UJI VALIDITAS
INSTRUMEN VARIABEL DUKUNGAN KELUARGA
70
Correlations
skortotal
item1 Pearson Correlation .604**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item2 Pearson Correlation .420*
Sig. (2-tailed) .021
N 30
item3 Pearson Correlation .511**
Sig. (2-tailed) .004
N 30
item4 Pearson Correlation .612**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item5 Pearson Correlation .420*
Sig. (2-tailed) .021
N 30
item6 Pearson Correlation .598**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item7 Pearson Correlation .511**
Sig. (2-tailed) .004
N 30
item8 Pearson Correlation .604**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item9 Pearson Correlation .417*
Sig. (2-tailed) .022
N 30
item10 Pearson Correlation .420*
Sig. (2-tailed) .021
N 30
71
HASIL UJI RELIABILITAS
INSTRUMEN VARIABEL DUKUNGAN KELUARGA
72
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.722 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 .93 .254 30
item2 .97 .183 30
item3 .93 .254 30
item4 .87 .346 30
item5 .97 .183 30
item6 .90 .305 30
item7 .93 .254 30
item8 .93 .254 30
item9 .93 .254 30
item10 .97 .183 30
item11 .90 .305 30
73
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
item1 9.30 1.734 .475 .686
item2 9.27 1.926 .308 .711
item3 9.30 1.803 .364 .702
item4 9.37 1.620 .428 .694
item5 9.27 1.926 .308 .711
item6 9.33 1.678 .436 .691
item7 9.30 1.803 .364 .702
item8 9.30 1.734 .475 .686
item9 9.30 1.872 .258 .718
item10 9.27 1.926 .308 .711
item11 9.33 1.747 .342 .708
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
10.23 2.116 1.455 11
74
HASIL UJI VALIDITAS
INSTRUMEN VARIABEL KEPATUHAN
75
Correlations
skortotal
item1 Pearson Correlation .575**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
item2 Pearson Correlation .541**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
item3 Pearson Correlation .377*
Sig. (2-tailed) .040
N 30
item4 Pearson Correlation .677**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
item5 Pearson Correlation .541**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
item6 Pearson Correlation .461*
Sig. (2-tailed) .010
N 30
item7 Pearson Correlation .444*
Sig. (2-tailed) .014
N 30
item8 Pearson Correlation .541**
Sig. (2-tailed) .002
N 30
item9 Pearson Correlation .382*
Sig. (2-tailed) .037
N 30
item10 Pearson Correlation .443*
Sig. (2-tailed) .014
N 30
76
HASIL UJI RELIABILITAS
INSTRUMEN VARIABEL KEPATUHAN
77
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.721 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 .90 .305 30
item2 .93 .254 30
item3 .90 .305 30
item4 .87 .346 30
item5 .93 .254 30
item6 .93 .254 30
item7 .87 .346 30
item8 .93 .254 30
item9 .93 .254 30
item10 .90 .305 30
item11 .80 .407 30
78
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
item1 9.00 2.414 .436 .691
item2 8.97 2.516 .423 .695
item3 9.00 2.621 .209 .724
item4 9.03 2.240 .542 .672
item5 8.97 2.516 .423 .695
item6 8.97 2.585 .333 .706
item7 9.03 2.516 .260 .720
item8 8.97 2.516 .423 .695
item9 8.97 2.654 .245 .717
item10 9.00 2.552 .283 .714
item11 9.10 2.162 .496 .679
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.90 2.921 1.709 11
79
LAMPIRAN 8
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
DUKUNGAN 77 100.0% 0 .0% 77 100.0%
KELUARGA *
KEPATUHAN
80
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 31.224a 1 .000
Continuity 28.326 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 31.120 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 30.818 1 .000
Association
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for 23.500 6.698 82.454
DUKUNGAN
KELUARGA (EFEKTIF /
TIDAK EFEKTIF)
For cohort KEPATUHAN 3.547 1.762 7.140
= PATUH
For cohort KEPATUHAN .151 .069 .332
= TIDAK PATUH
N of Valid Cases 77
81